S PAUD 1009760 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan
pesat masa sekarang ini memerlukan sumber daya manusia yang tangguh.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang tidak diimbangi
oleh penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas, maka akan sia-sia. Oleh
karena itu, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan
pesat dewasa ini harus disertai dengan peningkatan sumber daya manusia yang
utuh, yaitu manusia yang cerdas dan mandiri. Adapun salah satu wahana dan alat
yang dipergunakan dalam menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas
adalah melalui pendidikan.
Pendidikan sebagai satu-satunya wadah yang berfungsi sebagai sarana untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
luhur, memiliki ilmu pengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani,
memiliki kepribadian yang baik dan mandiri serta memiliki tanggungjawab
terhadap kemajuan pembangunan masyarakat, bangsa dan negaranya. Dengan
demikian pendidikan memiliki fungsi yang sangat strategis dalam menciptakan
sumber daya manusia yang seutuhnya yang dapat menghadapi tantangan era

globalisasi yang berkembang semakin pesat.
UUD

1945

mengamanahkan

agar

pemerintah

mengusahakan

dan

menyelenggarakan suatu system pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dalam Undang-Undang.
No.2003
Daftar:tentang

08/PGPAUD/XI/2014
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan anak adalah tanggung

Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan
tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

jawab bersama pemerintah, orang tua dan masyarakat. Pendidikan dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu : Pendidikan Formal, Pendidikan Non Formal, dan Pendidikan
Informal. Pendidikan Non Formal sebagai pelengkap pendidikan Formal
menyajikan berbagai kegiatan belajar mengajar yang belum termuat dalam
kurikulum pendidikan formal.
Anak usia dini adalah anak yang berada dalam usia rentan dikarenakan pada
usia 0-6 tahun adalah masa keemasan (golden ege). Dimana pada usia ini adalah
waktu yang yang sangat tepat untuk memberikan stimulasi-stimulasi yang akan

membantu anak dalam perkembangannya. Hal ini sejalan dengan pendapat
Comenius (Jamaris,2003:1) bahwa “ Pendidikan harus dimulai sejak dini karena
usia dini merupakan usia emas (golden age) di mana seluruh aspek perkembangan
anak berkembang dengan capat”. Sehingga pada masa inilah waktu yang sangat
tepat

untuk

menstimulasi

perkembangannya

agar

sesuai

dengan

kematangannyadan tercapai dengan optimal.
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

yang menegaskan bahwa, “Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (pasal 1, butir 14)”.
Berdasarkan bunyi undang-undang tersebut maka kita selaku guru sangatlah
diharapkan agar sensitif dalam memahami permasalahan anak didik khususnya
anak usia dini.
Disebutkan lebih lanjut dalam pasal 28 Undang-undang tersebut antara lain
bahwa PAUD diselenggarakan dalam jalur pendidikan formal, pendidikan non
formal dan pendidikan informal. Pendidikan anak usia dini merupakan
fondasi bagi dasar perkembangan dan kepribadian anak. Anak yang
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014
mendapatkan pembinaan sejak usia dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan fisik serta mental pada akhirnya anak akan lebih mampu untuk
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan
tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


3

mandiri dan mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya yang meliputi
pengembangan moral dan nilai-nilai agama, fisik, sosial emosional, bahasa, seni,
pengatahuan dan ketrampilan.
Bersamaan dengan adanya pasal tersebut dan semakin modern nya globalisasi
salah satunya dalam bidang pendidikan, hal ini menjadikan masyarakat dan orang
tua dapat merasakan dan sadar tentang pentingnya pendidikan anak usia dini,
sehingga saat ini PAUD menjadi populer. Orang tua semakin merasakan
pentingnya memberikan pendidikan kepada anak sejak dini dan berlomba-lomba
memasukkan anaknya ke TK/PAUD yang dinilai oleh orang tua memiliki
akreditasi yang baik.
Dikarenakan

usia

ini

fase


yang

fundamental

dalm

mempengaruhi

perkembangan anak maka pendidikan anak usia dini seharusnya diselenggarakan
dengan bertujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak
secara menyeluruh. Seperti yang diungkapkan oleh (Sujiono,2004) yakni
karakteristik anak usia dini yang aktif, rasa ingin tahunya yang tinggi, banyak
bertanya, dan senang bereksplorasi dengan lingkungannya, yang tercermin dalam
kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak.
Untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki anak maka diperlukan
pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran pada PAUD hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut :
1. Berorientasi pada kebutuhan anak
2. Belajar melalui bermain
3. Kreatif dan inovatif

4. Lingkungan yang kondusif
5. Menggunakan pembelajaran terpadu
6. Mengembangkan ketrampilan hidup
7. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014
Dewasa ini beberapa lembaga pendidikan di Kabupaten Karawang mulai
merintis penyelenggaraan PAUD sejenis, salah satunya adalah Taman KanakPeni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan
tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

kanak Kartika IX-8, Asrama Yonif Linud 305 Kecamatan Telukjambe Timur
Kabupaten Karawang, di mana salah satu program bimbingan anaknya adalah
bertujuan untuk meningkatkan matematika anak dalam konsep berhitung melalui
permainan tradisional “Gepuk Pole”.
Metode bermain merupakan suatu cara untuk meningkatkan kemampuan
matematika anak yang berisi kegiatan yang terjadi secara alamiah, tanpa ada
paksaan. Metode bermain bertujuan membantu anak-anak memahami dan

mengungkapkan dunianya baik dalam taraf berpikir maupun perasaan untuk
berkreasi.
Sebagai cara penyelenggaraan pembelajaran metode bermain pada program
pendidikan anak usia dini mempunyai fungsi memudahkan tercapainya tujuan
pembelajaran secara alamiah untuk meningkatkan kemampuan matematika anak
sesuai dengan tingkat usianya.
Melalui program pendidikan anak usia dini yang menggunakan metode
bermain itu diharapkan kemampuan matematika anak dapat meningkat.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa guru sangat berperan dalam
membantu anak untuk meningkatkan kemampuan matematikanya, sehingga guru
harus memberikan motivasi pada setiap kegiatan positif yang dilakukan anak
sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Guru harus bijak dalam menghargai
kemampuan anak dalam bentuk apapun sehingga anak akan merasa bangga atas
kemampuan dirinya.
Melalui metode bermain, seperti yang dilakukan oleh guru TK Kartika IX-8,
asrama Yonif linud 305, matematika anak dapat meningkat secara alami sesuai
perkembangan anak usia dini, karena melalui bermain dapat dikembangkan
berbagai

aspek


pendidikan,

seperti

penanaman

nilai-nilai

kemanusiaan,

menumbuhkan kreatifitas, melatih berbagai ketrampilan, meningkatkan kepekaan
rasa, melatih ketangkasan gerak, serta menumbuhkan rasa persahabatan
No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014
Bertitik tolak dari latar belakang di atas penulis mengadakan penelitian yang
berkaitan dengan “Meningkatkan Kemampuan Matematika Dalam Konsep
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan
tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


5

Berhitung Melalui Permainan Tradisional “Gepuk Pole”. Pada TK Kartika
IX-8, Asrama Yonif Linud 305 Kecamatan Telukjambe Timur Kabupaten
Karawang.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat menghasilkan
beberapa rumusan masalah antara lain :
1. Bagaimana kemampuan matematika dalam konsep berhitung pada anak
kelompok B di TK Kartika IX-8 ?
2. Bagaimana penerapan permainan tradisional “Gepuk Pole” dalam upaya
meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung pada anak
kelompok B di TK Kartika IX-8?
3. Bagaiman peningkatan kemampuan matematika dalam konsep berhitung
setelah melakukan permainan tradisional “Gepuk pole” pada anak
kelompok B di TK Kartika IX-8 ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. Mengetahui penguasaan kemampuan matematika dalam konsep berhitung
pada anak kelompok B di TK Kartika IX-8.
2. Mengetahui bagaimana penerapan permainan tradisional “Gepuk Pole”
dalam meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung
pada anak kelompok B di TK Kartika IX-8.
3. Mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan matematika dalam
konsep berhitung setelah dilakukan permainan tradisional “Gepuk
Pole”pada anak kelompok B di TK Kartika IX-8.No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014
D. Manfaat Penelitian
Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan
tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh suatu informasi tentang
peningkatan kemampuan matematika anak dalam konsep berhitung melalui
permainan tradisional “Gepuk Pole”.
2. Secara Praktis
a. Bagi Anak
1) Agar sejak dini mampu berpikir logis dan sistematis dalam berhitung
dengan menggunakan peralatan sederhana dari bahan alam sekitar.
2) Dapat mengikuti kegiatan pembelajaran menyenangkan dan penuh
semangat.
3) Menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat
dalam keseharian memerlukan keterampilan berhitung.
4) Mengenal permainan tradisional yang merupakan budaya daerah yang
harus dilestarikan.
b. Bagi Guru
1) Dapat lebih banyak menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan
anak dengan menggunakan media sederhana alam sekitar.
2) Memahami penggunaan media permainan tradisional juga bisa
menarik anak sehingga dapat merubah suasana belajar yang lebih
menyenangkan.
c. Lembaga Taman kanak-Kanak
1) Agar sekolah mempunyai kegiatan dan media yang menyenangkan
dalam mengajarkan matematika di taman kanak-kanak.
2) Agar sekolah bisa mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan proses belajar mengajar denganmetode bermain tradisional
salah satunya melalui permainan tradisional “Gepuk Pole”.
d. Bagi Peneliti

No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014

Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan
tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

1) Manfaat bagi peneliti sendiri yaitu memberikan pengalaman atau
sumber informasi mengenai pengaruh permainan tradisional pada
kemampuan matematika anak dalam konsep berhitung.
2) Untuk menjadi referensi berharga dari permasalahan yang sama bagi
para pebeliti berikutnya.
E. Struktur Penulisan
Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini dibagi dalam lima BAB yang
rangkuman pembahasannya sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan pada bab ini berisikan : latar belakang penulisan
penelitian yang berjudulkan “Meningkatkan kemampuan matematika dalam
konsep berhitung melalui permainan tradisional “Gepuk Pole” , rumusan
masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian dan struktur
penulisan penelitian.
Bab II Kajian Teori pada bab ini membahas kajian pustaka antara lain
argumen dan opini penelliti mengenai matematika, berhitung dan permainan
tradisional “Gepuk Pole” yang didukung oleh teori dasar dari para ahli.
Bab III Metode Penelitian pada bab ini membahas tentang metode penelitian
yang digunakan untuk melakukan penelitian, yaitu metode penelitian tindakan
kelas (PTK).
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan bab ini berisi tentang hasil
penellitian dan pembahasan.
Bab V Kesimpulan dan rekomendasi bab ini membahas tentang kesimpulan
dari hasil penelitian yang dilakukan dan rekomendasi peneliti lebih lanjut.

No. Daftar: 08/PGPAUD/XI/2014

Peni Widayati, 2014
Meningkatkan kemampuan matematika dalam konsep berhitung melalui permainan
tradisional “gepuk pole“
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu