S PGSD 1104755 chapter3

(1)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Dalam bab ini membahas tentang metode penelitian, pendekatan penelitian, desain penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, dan analisis dan interpretasi data.

3.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode penelitian yan akan digunakan adalah Penelitian Tindkan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat kualitatif sehingga data yang dibutuhkan itu harus fakta secara menyeluruh. Penelitian tindakan ini dilakukan dengan harapan dapat memperbaiki kualitas pendidikan secara langsung yang melibatkan masalah yang timbul di lapangan. Khususnya masalah yang ada di dalam kelas.

PTK yaitu suatu upaya dari pihak terkait khususnya guru sebagai pengajar, untuk meningkatkan atau memperbaiki proses belajar mengajar ke arah tercapainya tujuan pendidikan atau pengajarnya itu sendiri. Menurut Ebbutt dalam (Wiraatmadja 2012 hlm. 12) PTK adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekolompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

3.2 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini adapun disain penelitian yang dikembangkan menurut Kemmis dan Mc Taggart yaitu model spiral. Tahapan-tahapan lazim yang digunakan yaitu perencanaan, tindakan, Observasi, dan reflektif. Berikut adalah skema atau alur PTK yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam (Sukardi, 2013 hlm. 5-8) :


(2)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1

Alur PTK Menurut Kemmis & Mc Taggart Sumber: Sukardi (2013)

Langkah-langkah pada model spiral menurut Kemmis dan Mc Taggart dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Merupakan serangkaian rancangan tindakan sistematis untuk meningkatkan apa yang hendk terjadi. Dalam penelitian tindakan, rencana tindakan tersebut harus berorientasi ke depan. Perencanaan yang dikembangkan harus fleksibel, untuk mengadopsi pengaruh yang tidak dapat dilihat dan rintagan tersembunyi yang mungkin timbul. Perencanaan dalam penelitian tindakan sebaiknya lebih menekankan pada sifat-sifat strategis yang


(3)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mampu menjawab tantangan yang muncul dalam perubahan sosial, dan mengenal rintangan yang sebenarnya.


(4)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Tindakan

Tindakan disini hatus terkontrol dan termonitor secara seksama. Tindakan dalam penelitian harus dilakukan dengan hati-hati, dan merupakan kegiatan praktis yang terencana. Tindakan yang baik adalah tindakan yang mengundang tiga unsur penting yaitu peningkatan praktik, peningkatan pemahaman individual dan kolaboratif, dan peningkatan situasi dimana kegiatan berlangsung.

c. Observasi

Observasi dalam penilitian tindakan kelas mempunyai arti pengamatan terhadp treatment yang diberikan pada kegiatan tindkan. Observasi mempunyai fungsi penting, yaitu melihat dan mendokumentasi implikasi tindakan yang diberikan kepada subjek yang diteliti. Oleh karena itu observasi harus mempunyai beberapa syarat, seperti memliki orientasi prospektif dan dasar-dasar reflektif masa sekarang dan yang akan datang. d. Reflektif

Merupakan langkah dimana tim peneliti menilai kembali situasi dan kondisi, setelah subjek/objek yang diteliti memperoleh treatment secara sistematis. Komponen ini merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian, dan telah dicatat dalam observasi. Pada kegiatan ini, peneliti berusaha mencari alur pemikiran yang logis dalam kerangka kerja, poses, problem, isu dan hambatan yang muncul dalam perencanaan dan treatment yang diberikan kepada subjek. Langkah ini juga dapat digunakan untuk menjawab variasi situasi sosial dan isu-isu yang muncul, sebagai konsekuensi adanya tindkan terencana yang dilakukan dalam penelitian tindakan.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian adalah salah satu SD Negeri yang ada di Kota Bandung Kecamatan Sukajadi Kelurahan Cipedes. Letaknya dekat dengan Hotel Karang Setra. Lokasi penelitian ini dalam satu bangunan terdapat dua sekolah tetapi di pimpin oleh satu kepala sekolah.


(5)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemilihan lokasi penelitian ini berkaitan dengan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilaksanakan peneliti di lokasi tersebut. Dalam pelaksanaannya, peneliti sudah dapat beradaptasi dengan siswa, guru, dan lingkungan sekolah sehingga cukup memudahkan dalam melakukan penelitian.

3.4 Subjek Penelitian

Subjek pada kegiatan penelitian ini adalah siswa kelas V (lima) semester genap di salah satu SD Negeri yang ada di kecamatan Sukajadi kota Bandung tahun akademik 2014/2015 yang terdiri dari tiga puluh tujuh (37) orang siswa, 16 orang terdiri dari siswa laki-laki dan 21 orang terdiri dari siswa perempuan. Siswa kelas V di SD tersebut memiliki latar belakang keluarga yang heterogen.

Pemilihan subjek penelitian ini dikarenakan peneliti menemukan masalah pada siswa kelas V di salah satu SD Negeri kecamatan Sukajadi kota Bandung bahwa rata-rata siswa senang berbicara dengan aktif, namun ketika pembelajaran berlangsung dan guru memberikan kesempatan untuk berbicara, hanya segelintir siswa yang berani mengungkapkan ide dan gagasannya. Hal ini dikarenakan siswa takut, malu atau tidak percaya diri yang disebabkan mereka berfikir masih ada teman yang lebih pintar darinya yang mampu mengungkapkan ide dan gagasannya dengan benar.

3.5 Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas mengenai penerapan metode brainstorming untuk meningkatkan keterampilan berbicara dilaksanakan sekitar dari minggu ke-4 bulan April 2015 sampai dengan minggu ke-2 bulan Mei 2015 dengan melakukan observasi langsung terhadap siswa kelas V. Tepatnya pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia. Di Sekolah tersebut dalam 1 minggu pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat 5 jam pelajaran. Yang setiap 1 jam pelajaran selama 35 menit.Siklus I dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 9 Mei 2015. Siklus II di laksanakan tanggal 29 Mei 2015.


(6)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.6 Instrumen Penelitian

3.6.1 Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran digunakan sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode pembelajaran brainstorming.

b. Bahan Ajar

Bahan ajar yang akan digunakan berupa artikel ataupun video yang berisikan tentang persoalan faktual.

3.6.2 Instrumen Pengungkap Data Penelitian a. Tes

Tes yang akan dilakukan berupa tes lisan. Dalam pembelajaran bahasa tes lisan dapat sekaligus dilakukan untuk mengukur kompetensi berbahasa lisan. Dalam konteks tersebut saya sebagai peneliti akan mengukur tes lisan dalam aspek berbicara untuk mengukur keterampilan seseorang siswa dalam berbicara dan mengungkapkan pendapat.

b. Non tes

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hopkins, David (2011 hlm. 181-210) peneliti mengambil beberapa instrumen pengumpulan data yaitu :

1. Catatan Lapangan

Instrumen ini digunakan oleh peneliti untuk melaporkan hasil observasi, refleksi dan reaksi terhadap masalah-masalah di kelas. Catatan ini ditulis saat awal pembelajaran hingga selesai pembelajaran. Catatan ini dapat berupa perilaku peserta didik di ruang kelas maupun kesan-kesan umum tentang ruang kelas.

2. Lembar Observasi

Instrumen ini merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati obyek penelitian baik secara langsung ataupun tidak langsung.


(7)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR


(8)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Rekaman

Instrumen ini sangat penting untuk penelitian tindakan kelas seperti ini, dimana guru dapat merekam pembelajaran dari awal sampai akhir secara spesifik dan akurat untuk meneliti aspek tertentu dalam pengajarannya atau interaksi tertentu, sehingga transkipnya bisa memberikan bukti detail tentang aspek-aspeknya.

3.7 Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I dirancang untuk dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan (3x35 menit), sedangkan siklus II dirancang untuk dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan (3x35 menit). Setiap siklus dijalankan dalam 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1) Membuat kesepakatan dengan guru (rekan sejawat) sebagai observer dan memberikan penjelasan kepada observer tentang hal-hal yang harus dilakukan observer.

2) Mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah dari sekolah yang akan di teliti.

3) Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu teks persoalan dengan isi permasalahan yang akan dipecahkan.

4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia Kelas V dengan menerapkan metode pembelajaran brainstorming.

5) Menyiapkan Instrumen pengumpulan data.

6) Menyiapkan instrumen tes lisan berupa penampilan.

7) Menyiapkan instrumen non tes berupa lembar pengamatan siswa dan guru

dalam pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan


(9)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V dengan

menerapkan metode pembelajaran brainstorming.

3) Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data mengenai kemampuan berbicara siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V dengan

menerapkan metode pembelajaran brainstorming.

4) Mencatat dan merekam aktivitas belajar yang terjadi pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi. 5) Diskusi dengan observer untuk mengklarifikasi hasil pengamatan pada

lembar observasi.

c. Tahap Pengamatan

1) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dalam

pembelajaran.

2) Observer mengisi lembar pengamatan. d. Tahap Refleksi

Peneliti melakukan analisis dari data yang dikumpulkan pada siklus I. Setelah hasil belajar siswa dan pengamatan observer dikaji, pada siklus II peneliti mengulang kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I. Temuan pada tahap refleksi siklus I digunakan untuk memperbaiki RPP dan pembelajaran siklus II.

Siklus II

a. Tahap Perencanaan

1) Melakukan perbaikan dari kelemahan pada siklus I untuk dijadikan perbaikan pada siklus II

2) Membuat RPP dengan memperhatikan refleksi pada siklus I. 3) Menyiapkan media, alat peraga, dan sumber pembelajaran. 4) Merancang kegiatan yang lebih variatif.

5) Menyiapkan instrumen siklus II.

6) Menyiapkan instrumen non tes berupa lembar pengamatan siswa dan guru

dalam pembelajaran b. Tahap Pelaksanaan


(10)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP yang telah disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaikan dari siklus I. Diharapkan pada siklus II siswa sudah lebih menguasai pembelajaran berbicara teks informasi dengan isi permasalahan yang akan dipecahkan. 2) Melakukan tes siklus II untuk mendapatkan data kemampuan berbicara 3) Mencatat dan merekan semua aktivitas belajar yang terjadi pada lembar

observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi. 4) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi data hasil pengamatan

pada lembar observasi.

c. Tahap Pengamatan

1) Observer mencatat dan merekam aktivitas belajar siswa.

2) Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini sudah sesuai dengan yang diharapkan.

d. Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti, untuk mendapatkan suatu simpulan. Diharapkan setelah akhir siklus II, kemampuan berbicara siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia meningkat.

3.8 Rencana Pengolahan dan Uji Keabsahan Data a. Kualitatif

Setelah melaksanakan penelitian, data-data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisi agar mendapatkan kesimpulan yang utuh dan menyeluruh. Dengan dilaporkan secara deskriptif atau laporan verbal. Menurut Bungin, Burhan (2001 hlm. 66) analisis kualitatif umumnya tidak digunakan untuk mencari data dalam arti frekuensi, tetapi digunakan untuk menganalisis makna dari data yang tampak di permukaan itu. Dengan demikian, analisis kualitatif digunakan untuk memaham sebuah fakta, bukan untuk menjelaskan fakta tersebut.


(11)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudut pandang guru sebagai peneliti melalui catatan anekdot dan lemmr pengamatan sikap, sudut pandang siswa melalui pedoman wawancara dan sudut pandang mitra peneliti melalu lembar observasi.


(12)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Kuantitatif

1. Pengolahan Data Keterampilan Berbicara

Tes berbicara dalam penelitian ini untuk mengukur kemampuan seseorang dalam keterampilan berbicara. Tes yang dilakukan berupa tes lisan dan penampilan. Tes lisan dan penampilan dilakukan pada setiap siklus, untuk mengetahui kemampuan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Berikut ini adalah rambu-rambu analisis proses pembelajaran berbicara dan menulis siswa yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.1

Format Penilaian Berbicara Siswa

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja Bobot

1 2 3 4 5

1. Keruntutan penyampaian isi gagasan 4

2. Pemahaman 4

3. Ketepatan kata 4

4. Tata Bahasa 4

5. Kelancaran 4

Jumlah skor:

Sumber diadaptasi dari Nurgiyantoro, Burhan (2013, hlm. 420) dengan modifikasi penulis sendiri.

Setiap penilaian aspek dikalikan dengan bobot yang telah ditentukan kemudian dijumlahkan keseluruhannya, maka didapatkan nilai untuk kemampuan berbicara siswa.

Tabel 3.2

Deskripsi Skala Nilai Berbicara

1. Keruntutan

penyampaian isi gagasan

5 Gagasan diungkapkan dengan jelas, tertata dengan

baik, urutan logis, relevan dengan persoalan yang diberikan.


(13)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

utama terlihat, relevan dengan persoalan yang diberikan.

3 Gagasan diungkapkan dengan kurang lancar, ide utama terlihat, relevan dengan persoalan yang diberikan.

2 Gagasan diungkapkan dengan tidak lancar,

gagasan kacau, urutan tidak logis.

1 Gagasan diungkapkan dengan tidak lancar, tidak terorganisir, ide utama tidak terlihat.

2. Pemahaman 5 Memahami segala sesuatu dalam persoalan yang

diberikan.

4 Memahami dengan baik persoalan yang diberikan,

tanpa pengulangan dan penjelasan.

3 Memahami dengan baik persoalan yang diberikan,

namun kadang-kadang perlu pengulangan dan penjelasan.

2 Memahami persoalan yang diberikan, namun

dengan pengulangan dan penjelasan.

1 Memahami sedikit persoalan yang diberikan.

3. Ketepatan kata 5 Penggunaan kosakata tepat dalam penyampaian

gagasan, kata yang digunakan selalu baku, sesuai dengan tema.

4 Penggunaan kosakata tepat dalam penyampaian

gagasan, tidak terdapat kata tak baku.

3 Penggunaan kosakata tepat dalam penyampaian

gagasan, terdapat sedikit kata tak baku.

2 Pemilihan kosakata sering tidak tepat dan

keterbatasan penguasaannya menghambat dalam penyampaian gagasan.


(14)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu penyampaian gagasan.

4. Tata bahasa 5 Tidak lebih dari dua kesalahan selama

penyampaian gagasan.

4 Sedikit terjadi kesalahan tetapi bukan dalam penggunaan pola.

3 Kadang-kadang terjadi kesalahan dalam

penggunaan pola, tetapi tidak mengganggu penyampaian gagasan.

2 Sering terjadi kesalahan dalam pola tertentu karena kurang cermat.

1 Penggunaan tata bahasa hampir selalu tidak tepat.

5. Kelancaran 5 Penyampaian gagasan lancar dan halus.

4 Penyampaian gagasan kadang-kadang masih ragu.

3 Penyampaian gagasan sering tampak ragu,

kalimat tidak lengkap.

2 Penyampaian gagasan sangat lambat.

1 Penyampaian gagasan selalu terhenti dan

terputus-putus.

Tabel 3.3

Arti Skala Nilai Berbicara

1 SK Sangat Kurang

2 K Kurang

3 C Cukup

4 B Baik

5 SB Sangat Baik

2. Pengolahan Data Presentase Keberhasilan Tabel 3.4


(15)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rentang Nilai Kategori

86≤ A ≤ 100 Sangat Baik

71 ≤ B ≤ 85 Baik

51 ≤ C ≤ 70 Cukup

31 ≤ D ≤ 50 Kurang

0 ≤ E ≤ 30 Sangat Kurang

Adapun rumus perhitungan persentase yang digunakan dan penganalisaan dilakukan dengan menggunakan rambu-rambu analisis berikut:

P = Keterangan:

P = persentase,

F = jumlah siswa yang memenuhi kategori,

N = jumlah keseluruhan siswa,

100 = bilangan konstanta

Menurut Mulyasa,E (2008 hlm. 105) Pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikelas dikatakan berhasil dan berkualitas apabila terjadi perubahan kompetensi dan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%).


(1)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP yang telah disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaikan dari siklus I. Diharapkan pada siklus II siswa sudah lebih menguasai pembelajaran berbicara teks informasi dengan isi permasalahan yang akan dipecahkan. 2) Melakukan tes siklus II untuk mendapatkan data kemampuan berbicara 3) Mencatat dan merekan semua aktivitas belajar yang terjadi pada lembar

observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi. 4) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi data hasil pengamatan

pada lembar observasi. c. Tahap Pengamatan

1) Observer mencatat dan merekam aktivitas belajar siswa.

2) Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini sudah sesuai dengan yang diharapkan.

d. Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti, untuk mendapatkan suatu simpulan. Diharapkan setelah akhir siklus II, kemampuan berbicara siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia meningkat.

3.8 Rencana Pengolahan dan Uji Keabsahan Data

a. Kualitatif

Setelah melaksanakan penelitian, data-data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisi agar mendapatkan kesimpulan yang utuh dan menyeluruh. Dengan dilaporkan secara deskriptif atau laporan verbal. Menurut Bungin, Burhan (2001 hlm. 66) analisis kualitatif umumnya tidak digunakan untuk mencari data dalam arti frekuensi, tetapi digunakan untuk menganalisis makna dari data yang tampak di permukaan itu. Dengan demikian, analisis kualitatif digunakan untuk memaham sebuah fakta, bukan untuk menjelaskan fakta tersebut.


(2)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudut pandang guru sebagai peneliti melalui catatan anekdot dan lemmr pengamatan sikap, sudut pandang siswa melalui pedoman wawancara dan sudut pandang mitra peneliti melalu lembar observasi.


(3)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Kuantitatif

1. Pengolahan Data Keterampilan Berbicara

Tes berbicara dalam penelitian ini untuk mengukur kemampuan seseorang dalam keterampilan berbicara. Tes yang dilakukan berupa tes lisan dan penampilan. Tes lisan dan penampilan dilakukan pada setiap siklus, untuk mengetahui kemampuan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Berikut ini adalah rambu-rambu analisis proses pembelajaran berbicara dan menulis siswa yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.1

Format Penilaian Berbicara Siswa

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja Bobot 1 2 3 4 5

1. Keruntutan penyampaian isi gagasan 4

2. Pemahaman 4

3. Ketepatan kata 4

4. Tata Bahasa 4

5. Kelancaran 4

Jumlah skor:

Sumber diadaptasi dari Nurgiyantoro, Burhan (2013, hlm. 420) dengan modifikasi penulis sendiri.

Setiap penilaian aspek dikalikan dengan bobot yang telah ditentukan kemudian dijumlahkan keseluruhannya, maka didapatkan nilai untuk kemampuan berbicara siswa.

Tabel 3.2

Deskripsi Skala Nilai Berbicara 1. Keruntutan

penyampaian isi gagasan

5 Gagasan diungkapkan dengan jelas, tertata dengan baik, urutan logis, relevan dengan persoalan yang diberikan.


(4)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

utama terlihat, relevan dengan persoalan yang diberikan.

3 Gagasan diungkapkan dengan kurang lancar, ide utama terlihat, relevan dengan persoalan yang diberikan.

2 Gagasan diungkapkan dengan tidak lancar, gagasan kacau, urutan tidak logis.

1 Gagasan diungkapkan dengan tidak lancar, tidak terorganisir, ide utama tidak terlihat.

2. Pemahaman 5 Memahami segala sesuatu dalam persoalan yang diberikan.

4 Memahami dengan baik persoalan yang diberikan, tanpa pengulangan dan penjelasan.

3 Memahami dengan baik persoalan yang diberikan, namun kadang-kadang perlu pengulangan dan penjelasan.

2 Memahami persoalan yang diberikan, namun dengan pengulangan dan penjelasan.

1 Memahami sedikit persoalan yang diberikan. 3. Ketepatan kata 5 Penggunaan kosakata tepat dalam penyampaian

gagasan, kata yang digunakan selalu baku, sesuai dengan tema.

4 Penggunaan kosakata tepat dalam penyampaian gagasan, tidak terdapat kata tak baku.

3 Penggunaan kosakata tepat dalam penyampaian gagasan, terdapat sedikit kata tak baku.

2 Pemilihan kosakata sering tidak tepat dan keterbatasan penguasaannya menghambat dalam penyampaian gagasan.


(5)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu penyampaian gagasan.

4. Tata bahasa 5 Tidak lebih dari dua kesalahan selama penyampaian gagasan.

4 Sedikit terjadi kesalahan tetapi bukan dalam penggunaan pola.

3 Kadang-kadang terjadi kesalahan dalam penggunaan pola, tetapi tidak mengganggu penyampaian gagasan.

2 Sering terjadi kesalahan dalam pola tertentu karena kurang cermat.

1 Penggunaan tata bahasa hampir selalu tidak tepat. 5. Kelancaran 5 Penyampaian gagasan lancar dan halus.

4 Penyampaian gagasan kadang-kadang masih ragu. 3 Penyampaian gagasan sering tampak ragu,

kalimat tidak lengkap.

2 Penyampaian gagasan sangat lambat.

1 Penyampaian gagasan selalu terhenti dan terputus-putus.

Tabel 3.3

Arti Skala Nilai Berbicara

1 SK Sangat Kurang

2 K Kurang

3 C Cukup

4 B Baik

5 SB Sangat Baik

2. Pengolahan Data Presentase Keberhasilan Tabel 3.4


(6)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rentang Nilai Kategori

86≤ A ≤ 100 Sangat Baik

71 ≤ B ≤ 85 Baik

51 ≤ C ≤ 70 Cukup

31 ≤ D ≤ 50 Kurang

0 ≤ E ≤ 30 Sangat Kurang

Adapun rumus perhitungan persentase yang digunakan dan penganalisaan dilakukan dengan menggunakan rambu-rambu analisis berikut:

P =

Keterangan:

P = persentase,

F = jumlah siswa yang memenuhi kategori, N = jumlah keseluruhan siswa,

100 = bilangan konstanta

Menurut Mulyasa,E (2008 hlm. 105) Pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikelas dikatakan berhasil dan berkualitas apabila terjadi perubahan kompetensi dan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%).