Evaluasi Terhadap Adopsi Teknologi Sistem Tanam Padi Jajar Legowo (Kasus: Desa Balai Kasih Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat)

14

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pembangunan pertanian adalah kegiatan yang memiliki tiga dimensi yaitu
pertumbuhan pertanian, pengentasan kemiskinan, dan keberlanjutan lingkungan
hidup. Aspek-aspek dalam pembangunan pertanian adalah sumberdaya pertanian
secara optimal untuk memenuhi kebutuhan manusia dan usaha tersebut mencakup
pertanian dalam arti luas yaitu tanaman, ternak maupun ikan dalam rangka
meningkatkan taraf hidup petani, meningkatkan pertumbuhan pertanian secara
berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan hidup (Kartasapoetra,1994).
Prioritas utama pembangunan pertanian adalah menyediakan pangan bagi seluruh
penduduk yang meningkat. Bila dikaitkan dengan keterjaminaan pangan, ini
menyiratkan pula perlunya pertumbuhan ekonomi disertai dengan pemerataan
sehingga daya beli masyarakat meningkat dan distribusi pangan lebih merata.
Permintaan komoditas pangan akan terus meningkat sesuai dengan pertambahan
jumlah penduduk serta perkembangan industri dan pakan. Disisi lain, upaya
meningkatkan pendapatan petani terus dilakukan agar mereka tetap bergairah
dalam meningkatkan hasil usaha taninya (Arianda,2010).

Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal
di pedesaan, mata pencarian mereka adalah usaha pertanian. Umumnya mereka
berniat meningkatkan produksi padi semaksimal mungkin, menuju swasembada
pangan. Tetapi tantangan untuk menuju cita-cita tersebut sangat besar, terutama
karena faktor luas lahan yang semakin sempit (Purwasasmita, 2012).

Universitas Sumatera Utara

15

Usaha meningkatkan produksi dengan menerapkan berbagai teknologi telah
dilakukan dengan berbagai cara, seperti: memberikan bimbingan kepada petani
mengenai panca usaha, intensifikasi khusus dan lain sebagainya. Semua itu
bermaksud meningkatkan produksi, guna mengimbangi laju permintaan pangan.
Bahkan dewasa ini dikenal lagi teknologi baru, yakni

supra-insus yang

menerapkan 10 teknologi untuk melestarikan swasembada pangan. Masalah
masalah ini masih harus dihadapi dalam jangka waktu 5-10 tahun mendatang.

Menurut Taher (2000) dalam upaya peningkatan hasil pertanian juga dilakukan
penelitian dan pengkajian teknik penataan populasi tanaman dalam satu luas lahan
tertentu. Teknik ini banyak diterapkan oleh petani di Jawa yang disebut juga
dengan sistem jajar legowo. Legowo berasal dari bahasa Jawa, lego: lega/luas dan
dowo: memanjang, artinya sistem tanam jajar dimana antar barisan tanaman padi
terdapat lorong yang luas.
Pertanian dan penyuluhan pertanian sedang menghadapi persoalan serius yang
tidak mudah dipecahkan. Produksi pangan perkapita mengalami penurunan
disejumlah negara di Afrika dan banyak dari negara-negara itu yang tidak
memiliki cukup devisa untuk mengimpor barang-barang lebih banyak lagi. Pada
masa lampau peningkatan produksi pangan lebih banyak dipengaruhi oleh
peningkatan areal pertanian. Akan tetapi, hal ini tidak mungkin lagi terjadi,
sebagian karena banyak lahan yang mengalami penurunan produktivitas akibat
erosi. Di banyak negaraAsia dan Amerika Latin, produksi pangan meningkat lebih
cepat dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk setelah diperkenalkannya
revolusi hijau (Sastraadmadja,1993).

Universitas Sumatera Utara

16


Kenyataan bahwa dengan telah dilaksanakannya “ Pembangunan Lima Tahun”
(PELITA) I, II, III, dan sebagian dari rencana PELITA IV, Indonesia kini telah
berhasil mencapai swasembada sebagian besar kebutuhan akan bahan pangannya,
bahkan beberapa produk pertanian telah berhasil dieksport dan mendatangkan
devisa yang cukup besar guna meneruskan pelaksanaan pembangunan bidang
lainnya di tanah air kita (Kartasapoera,1994).
Penyuluhan pertanian membutuhkan perencanaan yang sistematis, perencanaan
program penyuluhan melibatkan pengambilan keputusan mengenai tugas
organisasi penyuluhan. Suatu program diperlukan untuk kegiatan jangka pendek,
jangka menengah ataupun jangka panjang. Program jangka pendek misalnya
informasi mengenai varietas padi yang baru dilepas yang diberikan pada petani
dalam jangka panjang seperti usaha peningkatan hasil melaluli teknologi produksi
modern (Van Den Ban dan Hawkins, 2003).
Penyuluh pertanian lapangan merupakan ujung tombak dalam pembangunan
pertanian di Indonesia, kerena penyuluh pertanian lapangan merupakan barisan
terdepan dalam kegiatan penyuluhan pertanian yang selalu berkomunikasi secara
langsung

dengan petani di pedesaan. Komunikasi antara penyuluh pertanian


dengan para petani diharapkan mampu memberikan hasil berupa pengetahuan,
sikap dan tingkah laku petani dalam hal cara-cara bercocok tanam.
Penyuluhan pertanian memiliki kegiatan tertentu agar tujuan-tujuan yang
diinginkan (perbaikan-perbaikan teknologi, cara kerja tingkat kehidupan para
petani di pedesaan) dapat tercapai. Kegiatan itu harus dilaksanakan secara teratur
dan terarah, tidak mungkin dilaksanakan begitu saja, oleh karena itu memerlukan

Universitas Sumatera Utara

17

metode atau cara-cara yang dapat digunakan, harus bersifat mendidik,
membimbing dan menerapkan, sehingga para petani dapat “menolong dirinya
sendiri”, mengubah dan memperbaiki tingkat pemikiran, tingkat kerja dan tingkat
kesejahteraan hidupnya (Kartasapoetra,1994).
Sastraadmadja (1993) mengemukakan adanya 3 matra (dimensi) kegunaan
evaluasi, yang terdiri atas :
1. Kegunaan operasional, yaitu :
a. Melalui evaluasi, kita dapat mengetahui cara yang tepat untuk

mencapai

tujuan

mengidentifikasi

yang

dikehendaki,

faktor-faktor

kritis

dan

yang

sekaligus
sangat


dapat

menentukan

keberhasilankegiatan penyuluhan yang dilakukan.
b. Melalui evaluasi, dapat kita lakukan perubahan, modifikasi dan
supervisi terhadap kegiatan yang dilaksanakan.
c. Melalui evaluasi, akan dapat dikembangkan tujuan-tujuan serta analisis
informasi yang bermanfaat bagi pelaporan kegiatan.
2. Kegunaan analisis bagi pengembangan program, yang mencakup:
a. Untuk mengembangkan dan mempertajam tujuan program dan
perumusannya.
b. Untuk menguji asumsi-asumsi yang digunakan, dan untuk lebih
menegaskan lagi secara eksplisit.
c. Untuk membantu dalam mengkaji ulang proses kegiatan demi
tercapainya tujuan yang dikehendaki.

Universitas Sumatera Utara


18

3. Kegunaan kebijakan, yang mencakup:
a. Berlandaskan hasil evaluasi, dapat dirumuskan kembali: strategi
pembangunan, pendekatan yang digunakan serta asumsi-asumsi dan
hipotesis-hipotesis yang akan diuji.
b. Untuk menggali dan meningkatkan pengetahuan tentang hubungan
antar

kegiatan

pembangunan,

yang

sangat

bermanfaat

bagi


peningkatan efektivitas dan efesiensi kegiatan-kegiatan dimasa
mendatang.
Menurut Arianda (2010) Sistem perencanaan mengharuskan adanya evaluasi atau
adanya penilaian hasil pelaksanaanya, yang kemudian dapat digunakan sebagai
masukan guna memperbaiki atau merencanakan kembali. Dalam evaluasi atau
penilaian mencoba untuk mendapatkan informasi dan mencapai hasil suatu
program atau dampak dari suatu kegiatan, bagaimana keadaan sebelum dan
sesudah dilaksanaannya suatu program, disamping mencari informasi mengenai
apa, juga dicari jawaban mengapa atau sebab hal-hal positif maupun negatif yang
terjadi.
Sebagian besar masyarakat desa Balai Kasih bermata pencaharian sebagai petani.
Pada umumnya wilayah desa Balai Kasih didominasi oleh areal persawahan dan
areal perladangan yang ditanami tanaman keras oleh masyarakat seperti karet dan
kelapa sawit . Sistem persawahan di desa ini menggunakan sistem irigasi. dalam
satu tahun, terdapat tiga kali musim tanam, yakni dua kali menanam tanaman
pangan (padi), dan satu kali musim menanam tanaman palawija (jagung dan
kacang kacangan). Hal ini dilakukan karena adanya sistem air irigasi yang
bergilir, sehingga air yang tersedia di irigasi tidak mengalir sepanjang tahun.


Universitas Sumatera Utara

19

Oleh sebab itu petani tidak dapat menanam padi dan beralih untuk menanam
palawija. Selain faktor ketidaktersediaan air, petani juga beranggapan rotasi
tanaman yang dilakukan baik untuk daya dukung lahan agar semakin subur dan
memutus perkembangbiakan hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
evaluasi terhadap adopsi teknologi sistem tanam padi jajar legowo di Desa Balai
Kasih, Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat.
Tabel 1. Luas Areal Pertanian Menurut Desa di Kecamatan Kuala, 2014
No

Nama Desa

Luas Areal (Ha)

1


Raja Tengah

82

2

Balai Kasih

162

3

Dalan Naman

8

4

Bela Rakyat


110

5

Pekan Kuala

30

6

Sukamakmur

40

7

Parit Bindu

120

8

Bekiun

66

9

Namu Mbelin

142

10

Beruam

15

11

Besadi

13
Jumlah

766

Sumber: BPP Kecamatan Kuala, 2015

Daritabel diatas, terlihat bahwa Desa Balai Kasih merupakan desa yang paling
luas areal persawahannya di Kecamatan Kuala. Selain itu peneliti juga telah

Universitas Sumatera Utara

20

memperoleh informasi dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) setempat bahwa
mereka telah melakukan penyuluhan mengenai teknologi sistem tanam jajar
legowo di desa ini.

1.2 Identifiksi Masalah
Melihat latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Sejauh mana tingkat pengetahuan petani mengenai teknologi sistem tanam
padi jajar legowo di daerah penelitian?
2. Sejauh mana tingkat adopsi petani mengenai teknologi sistem tanam padi
jajar legowo di daerah penelitian?
3. Apakah ada perbedaan hasil sebelum dan sesudah diterapkannya teknologi
sistem tanam padi jajar legowo di daerah penelitian?

1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisistingkat pengetahuan petani mengenai teknologi sistem
tanam padi jajar legowo di daerah penelitian.
2. Untuk menganalisistingkat adopsi petani mengenai teknologi sistem tanam
padi jajar legowo di daerah penelitian.
3. Untuk menganalisiperbedaan hasil sebelum dan sesudah diterapkannya
teknologi sistem tanam padi jajar legowo di daerah penelitian.

Universitas Sumatera Utara

21

1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan bagi para pengambil
keputusan dan kebijaksanaan dalam pengembangan dan pelaksanaan
kegiatan penyuluhan serta petani di daerah penelitian.
2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti lainnya yang
berhubungan dengan penelitian ini.
3. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara