Analisis Faktor Untuk Peningkatan Mutu Madrasah Tsanawiyah Al-Washliyah Medan Krio

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 KUALITAS
Dalam situasi persaingan global yang semakin kompetitif, persoalan kualitas
produk menjadi isu sentral bagi setiap perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk
menyediakan produk berkualitas akan menjadi senjata untuk memenangkan
persaingan, karena dengan memberikan produk berkualitas, kepuasan konsumen
akan tercapai. Oleh karena itu perusahaan harus menentukan definisi yang tepat dan
pemahaman yang akurat tentang kualitas yang tepat. Begitu juga dengan halnya
kualitas pendidikan. Seperti yang telah kita ketahui, kualitas pendidikan di
Indonesia masih menjadi perhatian serius. Hal ini terlihat dari banyaknya kendala
yang mempengaruhi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Sehingga perlu
diteliti dan dicermati agar kelak bangsa Indonesia dapat meningkatkan kualitas
pendidikan dengan lancar dan dapat bersaing di Era Globalisasi.
Beberapa pendapat para ahli pendidikan tentang kendala peningkatan kualitas
pendidikan di Indonesia, yaitu:
1. Menurut Soedijarto (1991: 56), bahwa rendahnya mutu atau kualitas
pendidikan di samping disebabkan oleh karena pemberian peranan yang kurang
proporsional terhadap sekolah, kurang memadainya perencanaan, pelaksanaan,
dan pengelolaan sistem kurikulum, dan penggunaan prestasi hasil belajar

secara kognitif sebagai satu-satunya indikator keberhasilan pendidikan, juga
disebabkan karena sistem evaluasi tidak secara berencana didudukkan sebagai
alat pendidikan dan bagian terpadu dari system kurikulum.
2. Secara umum,
Education

Edward Sallis (1984) dalam Total Quality Management in

menyebutkan,

kondisi yang

menyebabkan

rendahnya

mutu

pendidikan dapat berasal dari berbagai macam sumber, yaitu miskinnya
perancangan kurikulum, ketidak cocokan pengelolaan gedung, lingkungan


9
Universitas Sumatera Utara

10

kerja yang tidak kondusif, ketidaksesuaian system dan prosedur (manajemen),
tidak cukupnya jam pelajaran, kurangnya sumber daya, dan pengadaan staf
(Syafaruddin, 2002: 14).
3. Sedangkan menurut laporan Bank Dunia dalam Mulyasa (2002: 12-13),
terdapat empat faktor yang diidentifikasi menjadi kendala mutu atau mutu
pendidikan di Indonesia, yaitu:
4. Kompleksitas pengorganisasian pendidikan antara Depdiknas (bertanggung
jawab dalam hal materi pendidikan, evaluasi buku teks dan kelayakan bahanbahan ajar) dan Depagri dalam bidang (ketenagaan, sumber daya material, dan
sumber daya lainnya). Di samping itu, Departemen Agama bertanggung jawab
dalam membina dan mengawasi sekolah-sekolah keagamaan negeri maupun
swasta. Dualisme ini berakibat fatal karena rancunya pembagian tanggung
jawab

dan


peranan manajerial,

keterlambatan dan

terpilahnya

system

pembiayaan, serta perebutan kewenangan atas guru.
5. Praktik manajemen yang sentralistik pada tingkat SLTP. Pembiayaan dan
perencanaan oleh pemerintah pusat yang melibatkan banyak departemen. Hal
ini menghambat pencapaiaan tujuan wajib belajar pendidikan dasar.
6. Praktik penganggaran yang terpecah dan kaku. Kompleksitas organisasi yang
menyiapkan

anggaran

pembangunan


menjadi

rumitnya

pengelolaan

pendidikan. Bappenas, Depdiknas, dan Depagri, termasuk Depag, dalam
menyiapkan anggaran pendidikan. Akibatnya, hal ini menimbulkan dampak
negatif, yaitu tidak adanya tanggung jawab yang jelas antar unit, tidak ada
evaluasi reguler terhadap kebutuhan riil, dan tidak ada jaminan dana yang
dialokasikan secara benar dan merata.
7. Manajemen sekolah yang tidak efektif. Sebagai pelaku utama, kepala sekolah
banyak yang kurang mampu melakukan peningkatan mutu sekolahnya karena
tidak dilengkapi dengan kemampuan kepemimpinan dan manajerial yang baik.
Pelatihan yang kurang dan rekruitmen kepala sekolah yang belum didasarkan
atas kemampuan memimpin dan profesionalitas.

Universitas Sumatera Utara

11


2.2 PENYEBAB RENDAHNYA KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA
Salah satu penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia, yaitu: rendahnya
kualitas guru, sarana dan prasarana. Keadaan guru di Indonesia masih menjadi
perhatian. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk
menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu
merencanakan
pembelajaran,

pembelajaran,
melakukan

melaksanakan

pembimbingan,

pembelajaran,

melakukan


menilai

pelatihan,

hasil

melakukan

penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.
Rendahnya kualitas guru disebabkan oleh guru atau pengajar yang mengajar tidak
pada kompetensinya. Misalnya saja, pengajar A mempunyai dasar pendidikan di
bidang bahasa, namun di mengajarkan keterampilan, yang sebenarnya bukan
kompetensinya. Hal tersebut benar-benar terjadi jika kita melihat kondisi
pendidikan di lapangan yang sebenarnya. Hal lain adalah pendidik yang kurang
inovasi

dan

kurang


mengomunikasikan

bahan

kreatif

dalam

pengajaran

pembelajaran

dengan

baik,

yang

tidak


dapat

sehingga

tidak

mudah

dimengerti dan membuat tertarik peserta didik
2.3 SOLUSI UNTUK MENINGKATKAN KULITAS PENDIDIKAN DI
INDONESIA
Masalah kualitas pendidikan, rupanya menjadi perhatian di dunia pendidikan
dewasa ini. Menurut Tilaar (1990: 187), bukan saja bagi para professional, juga
bagi masyarakat luas pun terdapat suatu gerakan yang menginginkan adanya
perubahan sekarang juga dalam hal usaha peningkatan mutu atau kualitas
pendidikan.

Dengan melihat keadaan mutu pendidikan yang rendah, maka telah diupayakan
usaha-usaha dalam meningkatkan mutu pendidikan dari berbagai aspek, seperti
kualitas guru, sarana dan prasana. Oleh karena itu, untuk meningkatkan mutu

pendidikan sasaran sentralnya yang dibenahi adalah mutu guru dan mutu
pendidikan guru (Zamroni, 2001:51)

Universitas Sumatera Utara

12

2.4 DESAIN PENELITIAN
Penelitian merupakan suatu proses penyelidikan secara sistematis yang
ditujukan pada

penyediaan

informasi untuk

menyelesaikan

masalah-masalah

(Zikmund, et.al, 2009). Penelitian juga didefenisikan sebagai usaha yang secara

sadar diarahkan untuk mengetahui atau mempelajari fakta-fakta baru dan juga
sebagai penyaluran hasrat ingin tahu manusia (Suparmoko, 1991).
Dalam setiap penyusunannya, penelitian dilakukan menggunakan metodemetode yang telah disesuaikan dengan tujuan dari penelitian yang ingin diperoleh.
Semua bergantung pada bidang penelitian, masalah yang diangkat, tujuan serta apa
yang menjadi parameter ukur dalam penelitian sosial yang menjadi konsep utama
dalam penelitian ini.

2.5 KONSEP PENELITIAN
Pada bagian ini dirancanglah kerangka untuk

melaksanakan penelitian.

Di

dalamnya memuat secara rinci prosedur untuk pengumpulan data, instrumen
penelitian, cara pengujian, kemungkinan jawaban terhadap research questions
sampai dengan model analisis yang dipergunakan.
Berdasarkan klarifikasi atau tujuannya terdapat dua jenis penelitian atau analisis
yang ingin diperoleh (Jollife, 2002), yaitu:
a. Exploratory Analysis, atau disebut juga Turkey Analysis dilakukan dengan

cara

melakukan

analisis

yang

memungkinkan

untuk

mamahami/menemukan suatu sifat tertentu pada data. Exploratory Analysis
cocok digunakan untuk penelitian yang tidak menguji hipotesis seperti Data
Driven Research.
b. Confirmatory Analysis, adalah analisis yang dilakukan untuk menguji
hipotesis yang telah dibuat berdasarkan teori tertentu (mengkonfirmasi
teori) seperti pada Theory Driven Research.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan konsep Exploratory Analysis, karena
seluruh data akan diambil dari mekanisme kuesioner sebagai data primer,sehigga

Universitas Sumatera Utara

13

teori-teori yang ada hanya akan menjadi pertimbangan, namun tidak menjadi tolak
ukur dari keseluruhan mekanisme penelitian.
Karena tujuan yang ingin diperoleh adalah untuk memperoleh faktor-faktor
dominan yang mempengaruhi peningkatan mutu sekolah. Dan dari sini, akan
teridentifikasi banyak variabel yang akan diolah sedemikian rupa menjadi faktorfaktor dominan yang dicari dan teknik multivariate dengan analisis faktor akan
dipakai menjadi acuan bagi peneliti untuk

mengidentifikasi data penelitian

selanjutnya.

2.6 SUMBER DAN DATA SAMPEL
Dalam penelitian, selalu dilakukan pengumpulan data yang merupakan alat
bantu utama dalam penelitian. Berdasarkancara memperolehnya, terdapat dua jenis
data, yaitu:

1. Data primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek-objek
penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Dalam penelitian
ini, data primer akan diperoleh dari pengujian kuesioner.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek
penelitian. Di penelitian ini data sekunder diambil dari fasilitas website
secara rangkuman artikel yang ada di internet dari produsen produk dan
pihak yang berkaitan
Dalam suatu penelitian diperlukan berbagai metode yang menunjang
terlaksananya penelitian secara baik sehingga hasil yang didapatkan benar-benar
akurat.Langkah awal dalam suatu penelitian adalah penetapan populasi sampel
untuk mendapatkan bahan penelitian.
Populasi adalah sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber
pengambian sampel atau sekumpulan yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang
berkaitan dengan masalah penelitian.Sampel adalah bagian dari populasi statistik

Universitas Sumatera Utara

14

yang cirinya dipelajari untuk memperoleh informasi tentang seluruhnya atau dapat
juga dikatakan sebagai suatubagian dari populasi atau semesta sebaga wakil
(representasi) populasi atau semesta itu.
Ada beberapa macam sampel yang didapat dipergunakan sesuai keperluan
dan jenis penelitian (Ary, Jacobs & Sorensen. 2010) antara lain:
1. Random sampling atau sampel acak adalah sampel yang terdiri dari unsurunsur yang dipilih dari populasi dianggap random/acak bila tiap unsur-unsur
yang dipilih dari populasi tersebut memiliki probabilitas atau kemungkinan
yang sama untuk dipilih.
2. Sampel representative ialah sampel yang kira-kira memiliki karakterisrikkarakteristik populasi yang relevan dengan penelitianyang bersangkutan.
3. Sampel sistematis adalah sebuah sampel yang proses pemilihannya
dilakukan secara sistematis dari populasinya. Sampel jenis ini banyak
digunakan dalam penelitian statistika.
4. Sampel luas atau sampel kelompok adalah sampel yang prosedur
pengambilan sampelnya menggunakan lokasi geografis sebagai dasarnya.
5. Sampel bertingkat. Bila populasinya ternyata terdiri dari bermacam-macam
jenis, maka populasi dapat dibagi kedalam beberapa stratum dansampelnya
dapat dipilih secara random dari tiap stratum.
6. Sampel kuota adalah sampel yang dipilih dari stratum-stratum

yang

tertentu yang dianggap cukup representative bagi populasinya.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel representative.
Sesuai dengan teori multivariate yang dikemukakan Hair bahwa standar ukuran
sampel yang diperlukan untuk analisis faktor ini minimal 5 variabel yang diteliti
(Sheskin, 2000).

Universitas Sumatera Utara

15

Daerah penelitian yang akan diteliti adalah Madrasah Tsanawiyah AlWashliyah Medan Krio dan kategori responden yang akan dijadikan sampel adalah:
-

Siswa-siswi usia 13-16 tahun

-

Berada di lingkungan sekolah

-

Aktif sebagai pelajar

2.7 METODE SURVEI
Dalam pengumpulan data ini dilakuan survei.Survei adalah penelitian yang
diadakan untuk memperoleh fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari
keterangan secara faktual.
Jenis-jenis survei:
1. Book Survey
Pada survei ini kita memepelajari buku-buku atau bahan-bahan bacaan yang
berhubungan dengan masalah atau topik permasalahan yang akan diteliti.
Dimana didalamnya meneliti dokumen-dokumen, membaca buku-buku,
karya ilmiah, majalah dan buku lainnya yang berhubungan dengan litaratur
ini.
2. Explanatory Survey
Survey bersifat menjelaskan suatu fenomena yang digambarkan.Teori yang
ada memerlukan pengujian dan perencanaan survei, sehingga data yang
dikumpulkan diperlukan penelitian mendapatkan penjelasan.
a. Content Survey
Di dalam survei terlebih dahulu kita harus mengumpulkan informasi
tentang suatu peristiwa kemudian menguraikannya. Sebagai contoh, jika
kita menguraikan peningkatan mutu sekolah maka yang dilihat adalah
hal apa digunakan untuk mengukur tingkat peningkatan mutu sekolah

Universitas Sumatera Utara

16

b. Survei Normatif
Survei ini bertujuan untuk mencari kesimpulan-kesimpulan mengenai
keadaan

masyarakat

tertentu.

Norma-norma

atau

kriteria-kriteria

tertentu yang berlaku pada masyarakat.
c. Survei Status
Survei yang bertujuan untuk mengetahui posisi atau status seseorang
dalam masyarakat.

2.8 INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.Kusioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh jawaban
atau infomasi dari responden dalam artilaporan tentang pribadinya, atau hal-hal
yang diketahuinya (Arikunto, 1998). Dengan kata lain kuesioner adalah salah satu
alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data. Kuesioner biasanya berupa
pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden untuk dijawab. Metode
kuesioner ini digunakan apabila:
1. Tanggapan dari pertanyaan diketahui dan dapat dikuantifikasi
2. Mengumpulkan data dari grup besar
3. Data tidak dibutuhkan cepat
4. Ketika kesalahan tanggapan dapat ditoleransi
5. Ketika sumber daya untuk mengumpulkan data terbatas.
Beberapa jenis kuesioner berdasarkan cara pengumpulan data adalah:
1. Mail questionnaire (melalui surat)
2. Self administered (responden mengisi sendiri kuesioner tersebut)
3. Interview
4. Group administered questionnaire

Universitas Sumatera Utara

17

2.9 SKALA PENGUKURAN
Teknik pengukuran datayang digunakan adalah attitude scales, yaitu suatu
kumpulan alat pengukuran yang mengukur tanggapan individu terhadap suatu objek
atau fenomena.
Skala pengukuran dari data yang diperoleh adalah berupa skala ordinal dengan
menggunakan skala likert, dengan bobot nilai 5,4,3,2,1.
Berdasarkan skala pengukurannya data dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:
1. Skala Nominal
Misalnya: jenis kelamin, agama dan sebagainya. Sering juga data nominal
diberi symbol bilangan saja. Misalnya: laki-laki diberi nilai 1 dan
perempuan diberi nilai 2.
2. Skala Ordinal
Data yang diukur menggunakan ordinal selain mempunyai ciri nominal,
juga mempunyai cirri berbentuk peringkat atau jenjang.Misalnya tingkat
pendidikan nilai ujian (dalam huruf).
3. Skala Interval
Data yang diukur menggunakan skala interval selain mempunyai ciri
nominal dan ordinal, juga mempunyai cirri interval yang sama.
4. Skala Rasio
Skala rasio ini selain mempunyai ketiga ciri dan skala pengukuran diatas,
juga mempunyai nilai nol yang bersifat mutlak. Misalnya: umur, berat
sesuatu, pendapatan dan sebagainya

2.10 TEKNIK SAMPLING
Teknik sampling adalah suatu cara untuk menentukan banyaknya sampel dan
pemilihan calon anggota sampel, sehingga setiap sampel yang terpilih dalam
penelitian dapat mewakili populasinya (representatif) baik dari aspek jumlah
maupun dari aspek karakteristik yang dimiliki populasi. Sampling adalah proses
pemilihan sejumlah elemen dari populasi sehingga dengan meneliti dan memahami
karakteristik sampel dapat digeneralisir untuk karakteristik populasi. Jarang sekali

Universitas Sumatera Utara

18

suatu penelitian dilakukan dengan cara memeriksa semua objek yang diteliti, tetapi
sering digunakan sampling. Alasannya adalah:
1. Biaya, waktu dan tenaga untuk menyelidiki sensus.
2. Populasi yang berukuran besar selain sulit untuk dikumpulkan, dicatat dan
dianalisis juga biasanya akan menghasilkan informasi yang kurang teliti.
Dengan carasampling jumlah objek yang harus diteliti menjadi lebih kecil,
sehingga lebih terpusat perhatiannya.
3. Percobaan-percobaan yang berbahaya atau bersifat merusak hanya cocok
dilakukan dengan sampling.
Keuntungan dengan

menggunakan

teknik

sampling

antara

lain

adalah

mengurangi ongkos, mempercepat waktu penelitian dan dapat memperbesar ruang
ruang lingkup penelitian (Teken, 1965). Metode pengambilan sampel yang ideal
memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi
yang diteliti.
2. Dapat

menentukan

ketepatan

hasil

penelitian

dengan

menentukan

penyimpangan baku dari taksiran yang diperoleh.
3. Sederhana dan mudah diperoleh
4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah
mungkin.

Dalam menentukan besarnya sampel dalam suatu penelitian, ada empat
faktor yang harus dipertimbangkan yaitu :

1. Derajat keseragaman populasi.
2. Ketetapan yang dikehendaki dari penelitian.
3. Rencana analisis.
4. Tenaga, biaya dan waktu.

Universitas Sumatera Utara

19

Teknik sampling dapat dikelompokkan jadi dua yaitu:
1. Probability sampling, meliputi :
a. Simple random sampling (populasi homogen) yaitu pengambilan
sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada.
Teknik ini hanya dilakukan jika populasinya homogen.
b. Proportionale

stratifiled

random

sampling

(populasi

tidak

homogen) yaitu pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan
memperhatikan stara yang ada. Artinya setiap strata terwakili sesuai
proporsinya.
c. Disproportionate stratifiled random sampling yaitu teknik ini
digunakan untuk

menentukan jumlah sampel dengan populasi

berstrata tetapi kurang proporsional, artinya ada beberapa kelompok
strata yang ukurannya kecil sekali.
d. Cluster sampling

(sampling daerah) yaitu teknik ini digunakan

untuk menentukan jumlah sampel jika sumber data sangat luas.
Pengambilan sampel didasarkan di daerah populasi yang ditetapkan.
2. Non Probability Sampling, meliputi: sampling sistematis, sampling kuota,
sampling incidental, purposive sampling, sampling jenuh dan snowball
sampling.

2.11 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
1. Uji validitas
Validitas

merupakan alat ukur untuk melihat atau mengetahui apakah

kuesioner dapat digunakan untuk mengukur keadaan responden sebenarnya.
Untuk menguji validitas keadaan responden digunakan rumus korelasi
Product Moment Pearsons, yaitu:

�=

n ∑ XY − ∑X∑Y

√[n∑x − ∑x ][n∑y − ∑y ]

Universitas Sumatera Utara

20

dimana:
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah Responden
X = Nilai pertanyaan dari variabel
Y = Jumlah Total dari nilai X
jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel maka kuesioner dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat
dipercaya atau diandalkan dan sejauh mana hasil pengukuran konsisten bila
dilakukan 2 kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan alat ukur yang
sama. Untuk mengukur reliabilitas alat ukur digunakan teknik Cronbach
Alpha.Rumus yang digunakan adalah:
r=
keterangan:





∑ ��
��

r

= nilai (koefisien) Alpa Cronbach

k

= banyaknya variabel penelitian

∑�

= jumlah varians variabel penelitian



= varians total

suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha >0,60.

2.12 Analisis Faktor
Pada awalnya teknik analisis faktor dikembangkan pada awal abad ke20.Teknik analisis ini dikembangkan dalam bidang psikometrik atas usaha ahli
statistika Karl Pearson, Charles Spearman, dan lainnya untuk mendefinisikan dan
mengukur intelegensi seseorang.
Analisis faktor merupakan alat pereduksi, mengekstraksi sejumlah faktor
bersama (common faktor) dari gugusan asal X1 , X2 ,...Xp , sehingga:
1. Banyaknya faktor lebih sedikit dari variabel asal X
2. Sebagian besar informasi variabel X, tersimpan dalam faktor.

Universitas Sumatera Utara

21

Kegunaan:
1. Mengekstrasi variabel laten dari indikator atau mereduksi variabel observasi
menjadi variabel baru yang jumlahnya lebih sedikit
2. Mempermudah interpretasi hasil analisis, sehingga diperoleh Informasi
yang lebih riil dan sangat berguna
3. Pemetaan dan pengelompokkan objek berdasarkan karakteristik faktor
tertentu
4. Mendapatkan data variabel konstruks (skor faktor ) sebagai data input
analisis lebih lanjut (analisis diskriminan, regresi, kluster, MANOVA, path,
model stuctural, MDS, dan lain sebagainya).

Menurut Johnson dan Wichern (1982), analisis faktor merupakan teknik
analisis multivariat yang bertujuan untuk meringkas sejumlah p variabel yang
diamati menjadi sejumlah m faktor penting, dengan m 0,5 sehingga
terbentuk satu atau lebih faktor. Metode yang digunakan untuk maksud ini adalah
Principal Component Analysis dan rotasi faktor dengan metode Varimax (bagian
dari orthogonal).
Setelah sejumlah variabel terpilih, maka dilakukan ekstrasi variabel tersebut
sehingga menjadi beberapa faktor. Setelah memproses variabel-variabel yang
layak, maka dengan program SPSS versi 20 akan diperoleh nilai hasil statistik yang
menjadi indikator utama yaitu tabel communalities, tabel Total Variance Explained,
Grafik Scree, tabel component matrix dan tabel rotated component matrix.
Tabel Communalities merupakan tabel yang menunjukkan persentase
variance dari tiap variabel yang dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.Nilai
yang dilihat adalah extraction yang terdapat pada tabel communalities. Makin kecil
nilainya, makin lemah hubungan antara variabel yang terbentuk. Perhitungan
communality setiap variabel dengan persamaan.
Communality adalah jumlah varian yang disumbangkan oleh suatu variabel
dengan seluruh variabel lainnya dalam analisis.Bisa juga disebut proporsi atau
bagian varian yang dijelaskan oleh common factor atau besarnya sumbangan suatu
faktor terhadap varian seluruh variabel.
Tabel Total Variance Explained, menunjukkan persentase variance yang
dapat dijelaskan oleh faktor secara keseluruhan. Nilai yang menjadi indikatornya
eigenvalues yang telah mengalami proses ekstrasi. Pada tabel akan tercantum nilai
extraction sum of square loading. Hal ini disebabkan nilai eigenvalues tidak lain
merupakan jumlah kuadrat dari faktor loading dari setiap variabel yang termasuk
ke dalam faktor. Factor Loading ini merupakan nilai yang menghubungkan faktorfaktor dengan variabel-variabel. Variabel yang masuk ke dalam faktor adalah yang

Universitas Sumatera Utara

25

nilainya lebih dari satu ( ≥ ). Dari sini akan terlihat pula jumlah faktor yang akan
terbentuk.

Perhitungan nilai karakteristik (eigen value) , dimana perhitungan ini
berdasarkan persamaan karakteristik:
det � − � =
Keterangan:



= matriks korelasi dengan orde n x n
= matriks identitas
= eigen value

Eigen value adalah jumlah varian yang dijelaskan oleh setiap faktor.
Penentuan vektor karakteristik (eigen vector) yang bersesuaian dengan nilai
karakteristik (eigen value). Matriks loading factor (� ) diperoleh dengan
mengalikan matriks eigen vector ( ) dengan akar dari matriks eigen value ( ).
Factor loading merupakan korelasi sederhana antara variabel dengan faktor.
Grafik Scree Plot menggambarkan tampilan grafik dari tabel Total Variance
Explained.Grafik ini sebenarnya menunjukkan peralihan dari satu faktor ke faktor
lainnya garis menurun disepanjang sumbu y. Sumbu x menunjukkan jumlah
komponen faktor yang terbentuk,

sedangkan sumbu y menunjukkan nilai

eigenvalues.
Tabel component matrix menunjukkan kategori variabel-variabel ke dalam
komponen faktor, atau dengan kata lain menunjukkan distribusi variabel-variabel
pada faktor yang terbentuk. Bila yang dijadikan acuan adalah nilai faktor loading
yang ada dalam tabel, dimana nilai lebih besar menunjukkan korelasi yang cukup
kuat antara variabel-variabel tersebut dengan komponen faktor. Jumlah jasa kuadrat
faktor loading dari tiap variabel tidak lain merupakan nilai extraction untuk tiap
variabel yang tercantum dalam tabel communalities.

2.13.4 Rotasi Faktor
Pada rotasi faktor, matrik faktor ditransformasikan ke dalam matrik yang lebih
sederhana, sehingga lebih mudah diinterpretasikan.Dalam analisis ini rotasi faktor

Universitas Sumatera Utara

26

dilakukan dengan metode rotasi varimax. Hasil dari rotasi ini terlihat pada tabel
Rotated Component Matrix, dimana dengan metode ini nilai total variance dari tiap
variabel yang ada di tabel component matrix tidak berubah. Yang berubah hanyalah
komposisi dari nilai faktor Loading dari tiap variabel. Interpretasi hasil dilakukan
dengan melihat Faktor Loading.
Faktor Loading adalah angka yang menunjukkan besarnya korelasi antara
suatu variabel dengan faktor satu, faktor dua, faktor tiga, faktor empat atau faktor
lima yang terbentuk. Proses penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang
mana, dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris
di dalam setiap tabel.
Dalam penelitian ini digunakan metode Varimax, karena bertujuan untuk
mengekstraksi sejumlah variabel menjadi beberapa faktor.Selain itu metode ini
menghasilkan struktur relatif lebih sederhana dan mudah diinterpretasikan.

2.13.5 Penamaan Faktor
Pada tahap ini akan diberikan nama-nama faktor yang telah terbentuk berdasarkan
factor loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya setelah tahapan
pemberian nama faktor terbentuk.

Universitas Sumatera Utara