Analisis Faktor Untuk Peningkatan Mutu Madrasah Tsanawiyah Al-Washliyah Medan Krio

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Pengelolaan sumber daya manusia dimulai dari pendidikan. Indonesia sebagai
negara berkembang tentu harus mempersiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas untuk bersaing dengan negara lain di masa yang akan datang. Terlebih
persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Pendidikan di Indonesia dimulai dari sekolah-sekolah. Sekolah bukan hanya
memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas anak didik, sekolah juga
memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan sumber daya manusianya. Sebab
dengan pengelolaan sumber daya manusia secara tepat dan optimal maka akan
terbentuk satuan kerja yang efektif yang dapat meningkatkan kualitas dari sebuah
sekolah.
Ada banyak hal untuk meningkatkan mutu dari sebuah sekolah. Pengadaan
kurikulum yang baik, guru-guru yang kompeten di bidangnya masing, hingga
ketersediaan fasilitas seperti toilet, ruang belajar mengajar dan nyaman, kantin,
musholla, pelayanan pegawai kepada orangtua anak didik yang cekatan, dll.
Selain itu sistem transparansi pendidikan juga penting agar orangtua dapat
terus dapat memantau anak didiknya dengan menjaga komunikasi yang baik dengan
guru serta sebagai bentuk tanggung jawab sekolah terhadap orangtua siswa.

Selain faktor di atas, sebuah sekolah yang baik tentu menghasilkan
lingkungan yang bermaanfaat bagi sekitarnya,

untuk

memaksimalkan fungsi

sekolah, tentu setiap guru wajib memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja,
dan orangtua siswa. Sebab siswa tidak hanya belajar ketika ia berada sekolah,
melainkan ketika berada di dalam keluarga. Maka dari itu, diperlukan kerjasama
yang baik antara guru dan orangtua siswa. Hal ini cukup penting karena orangtua
harus terus mengawasi perkembangan anaknya, baik moral, kepribadian, tingkah

1
Universitas Sumatera Utara

2

laku, bakat sang anak, dan role model-nya. Untuk mencapai itu semua, maka
sekolah perlu memperhatikan beberapa faktor yang telah disebutkan.

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan mutu sekolah antara lain:
1. Kelengkapan alat selama proses belajar mengajar
2. Kebersihan dan kerapian ruangan
3. Kenyamanan ruangan
4. Kelengkapan
5. Kelayakan fasilitas
6. Penampilan guru dan pegawai yang rapi dan sopan,
7. Ketersediaan tempat sampah
8. Area bermain
9. Guru yang kompeten sesuai dengan keahliannya
10. Reward (penghargaan) bagi yang berprestasi
11. Proses belajar mengajar yang aktif dan kreatif
12. Respon yang baik dalam menerima kritik dan saran dari orangtua anak didik
13. Menjaga hubungan yang baik antar guru, pegawai dan orangtua anak didik
14. Keamanan siswa selama di lingkungan sekolah
15. Administrasi yang jelas dan transparan
16. Keramahan guru dan pegawai saat menerima/memberikan kritik dan saran
17. Guru dan pegawai yang siap membantu masalah anak didik
18. Memberikan bantuan kepada anak didik yang kurang mampu.
Sekolah harus memberi perhatian serius kepada peningkatan mutu sekolah, karena

kualitas sebuah pendidikan merupakan aspek kritis dari meningkatkankan sumber
daya manusia. Semakin banyak sekolah, guru dan pegawai yang berkuliatas maka
akan berdampak pada kualitas anak didik, pelayanan ke masyarakat, dan nama baik
sekolah.
Penulis tertarik melakukan riset tentang peningkatan mutu Madrasah
Tsanawiyah Al Washliyah Medan Krio agar sekolah ini dapat terus bersaing dengan
sekolah-sekolah baru yang belakangan muncul di lingkungan tempat tinggal
penulis. Penulis ingin mengetahui faktor yang paling perlu ditingkatkan sekolah ini

Universitas Sumatera Utara

3

untuk dapat digunakan oleh pihak sekolah dalam mengambil kebijakan mengelola
sekolahnya di masa yang akan datang.
Dari uraian diatas, maka penulis mengambil judul “ANALISIS FAKTOR
UNTUK

PENINGKATAN


MUTU

MADRASAH

TSANAWIYAH

AL-

WASHLIYAH MEDAN KRIO”.

1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian pada bab pendahuluan, penulis merumuskan masalah dalam
penelitian ini adalah belum adanya dialog dua arah antara sekolah dan siswa dalam
rencana peningkatan mutu sekolah, maka penulis merumuskan masalah dalam
penelitian yaitu dengan mengurutkan variabel yang perlu ditingkatkan di Madrasah
Tsanawiyah Al-Washliyah Medan Krio menurut siswa-siswinya.

1.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup permasalahan sebagai
berikut agar penelitian yang dilakukan lebih terarah pada sasaran yang diharapkan,

maka diperlukan adanya batasan masalah yang akan dibahas meliputi:
1. Responden yang diamati yaitu siswa-siswi di Madrasah Tsanawiyah Al
Washliyah Medan Krio dengan pengambilan sampel menggunakan
rumus Slovin.
2. Penelitian dilakukan pada masa aktif sekolah dan dilakukan dengan
menyebar kuesioner yang terdiri dari 18 variabel yang disusun
berdasarkan 5 dimensi Service Quality yaitu Tangibles, Reliability,
Assurances, Emphaty dan Responsiveness.

3. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan
softwa re SPSS

Universitas Sumatera Utara

4

1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan faktor-faktor dominan yang
mempengaruhi peningkatan kualitas di Madrasah Tsanawiyah Al Washliyah
Medan Krio.


1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah penelitian ini dapat dijadikan kajian
atau bahan dalam menentukan kebijaksanaan di Madrasah Tsanawiyah AlWashliyah Medan Krio dan sekolah lainnya di masa yang akan datang.

1.6 Tinjauan Pustaka
1. Pengambilan Sampel
Ada beberapa cara pengambilan sampel penelitian yang dapat digunakan untuk
menentukan

jumlah

sampel penelitian.

Pengambilan

jumlah

sampel


dalam

penelitian ini menggunakan teknik Slovin sebagai berikut:
�=

Keterangan:
n


+ ��

= Sampel

N = Populasi
e

= Perkiraan tingkat kesalahan
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampelnya adalah
dengan Proportionale Stratified random sampling yaitu pengambilan sampel
dilakukan secara acak dengan memperhatikan strata yang ada. Artinya setiap

strata terwakili sesuai proporsinya. Rumusnya sebagai berikut:

keterangan :

� =



: Populasi



: Jumlah sampel stratum ke-i









: Besarnya Populasi tiap strata

Universitas Sumatera Utara

5

2. Skala LIKERT
Imam ghozali (2006) menyatakan skala yang sering dipakai dalam penyusunan
kuesinoer adalah skala ordinal atau sering disebut skala LIKERT, yaitu skala yang
berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan pilihan jawaban sebagai berikut:
1 = Sangat Tidak Penting
2 = Tidak Penting
3 = Cukup Penting
4 = Penting
5 = Sangat Penting

3. Uji validitas
Validitas merupakan alat ukur untuk melihat atau mengetahui apakah kuesioner
dapat digunakan untuk mengukur keadaan responden sebenarnya. Untuk menguji

validitas keadaan responden digunakan rumus korelasi Product Moment Pearsons,
yaitu:

dimana:

�=

n ∑ XY − ∑X∑Y

√[n∑x − ∑x ][n∑y − ∑y ]

r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah Responden
X = Nilai pertanyaan dari variabel
Y = Jumlah Total dari nilai X

4. Analisis faktor
Analisis faktor merupakan nama umum yang menunjukkan suatu kelas
prosedur, utamanya dipergunakan untuk meringkas data-data dari variabel yang
banyak diubah menjadi sedikit variabel.


Universitas Sumatera Utara

6

Pada awalnya teknik analisi faktor dikembangkan pada awal abad ke-20.
Teknik analisis ini dikembangkan dalam bidang psikometrik atas usaha ahli
statistika Karl Pearson, Charles Spearman, dan lainnya untuk mendefinisikan dan
mengukur intelegensi seseorang.
Analisis faktor merupakan alat pereduksi, mengekstraksi sejumlah faktor
bersama (Common Faktor) dari gugusan asal X1 ,X2 , …,XP sehingga:
1. Banyaknya faktor lebih sedikit dari variabel asal X
2. Sebagian besar informasi variabel X tersimpan dalam faktor

Menurut Johnson dan Wichern (1982), analisis faktor merupakan teknik analisis
multivariate yang bertujuan untuk meringkas sejumlah p variabel yang diamati
menjadi sejumlah m faktor penting, dengan m < p. Misal X adalah vector random
teramati dengan yang memiliki p komponen pada pengamatan ke- i, dengan vector
rata-rata (µ) dan matriks kovariansi (∑). Vector X bergantung secara linier dengan
variabel F1 , F2 , …, Fm yang disebut faktor bersama dan sejumlah sumber variansi
dari є1 , є2 , …, єp yang disebut faktor spesifik.
Model analisi faktor menurut Johnson dan wichern adalah:
X1 - µ1 = l11 F1 + l12 F2 + … +l1mFm + ε1
X2 - µ2 = l21 F1 + l22 F2 + … +l2mFm + ε2
.
.
.

Xp - µp = lp1 F1 + lp2 F2 + … +lpmFm + εp
Dengan:
Xp : Variabel ke-p
µp : Rata-rata variabel ke-p
lpm : Bobot variabel (factor loading) ke-p pada factor ke-m
Fm : Faktor bersama (common factor) ke-m
εp : Faktor spesifik ke-p

Universitas Sumatera Utara

7

Faktor spesifik berkorelasi dengan yang lain dan dengan common factor.
Common factor dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel yang

diteliti. Dengan persamaan:
Fj = Wj1 X1 + Wj2 X2 + Wj3 X3 + … + Wjp Xp

Dimana:
Fj : Faktor ke-j yang diestimasikan
W : Bobot atau koefisien skor faktor
Xp : Banyaknya variabel X pada faktor ke- p
p = 1, 2, …, n ;

j = 1, 2, …, n

3. Langkah-langkah Analisis Faktor
a. Tabulasi Data
Data yang telah diperoleh dari penyebaran kuesioner di tempat-tempat yang
telah ditentukan kemudian dikumpulkan serta ditabulasikan pada kolom-kolom
agar mempermudah untuk kovariansi pada software yang akan digunakan.
b. Pembentukan Matriks Korelasi
Matriks ini digunakan untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antara
variabel penelitian. Dalam tahap ini, ada dua hal yang perlu dilakukan agar analisis
faktor dapat dilaksanakan yaitu:
1. Menentukan nilai Barlett Test of Sphericity, yang digunakan untuk mengetahuai
apakah ada korelasi signifikan antara variabel.
2. Penetuan Keiser-Meyer-Olkin (KMO), Measure of Sampling Adequacy, yang
digunakan untuk mengukur kecukupan sampel dengan cara membandingkan
besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan koefisien korelasi parsialnya.
c. Ekstraksi Faktor
Pada tahap ini, akan dilakukan proses inti dari analisis faktor, yaitu melakukan
ekstraksi sekumpulan variabel yang ada KMO>0.5, sehingga terbentuk satu atau
lebih faktor. Metode yang digunakan untuk maksud ini adalah Principal Componen
Analysisi (PCA) dan rotasi faktor dengan metode Varimax (bagian dari orthogonal).

Universitas Sumatera Utara

8

d. Rotasi Faktor
Pada rotasi faktor ditransformasikan ke dalam matriks yang lebih sederhana,
sehingga lebih mudah diinterpretasikan. Dalam analisis ini rotasi faktor dilakukan
dengan metode rotasi varimax. Hasil dari rotasi ini terlihat pada tabel Rotated
Component Matrix tidak berubah.

e. Penamaan Faktor
Pada tahap ini akan diberikan nama-nama faktor yang telah terbentuk
berdasarkan faktor Loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya-.

1.7 METODE PENELITIAN
Metode penelitian dalam tulisan adalah sebagai berikut:
1. Menentukan lokasi penelitian
2. Mengumpulkan bahan-bahan

yang

berkaitan

dengan

faktor-faktor

yang

mempengaruhi kinerja guru dan pegawai
3. Menentukan jumlah responden dengan menggunakan metode Slovin.
4. Menentukan variabel penelitian dengan membuat kuesioner untuk memilih
faktor-faktor.
5. Penyebaran kuesioner.
6. Mengumpulkan data primer (nilai tiap variabel penelitian) yang bersumber pada
hasil kuesioner terhadap responden.
7. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan software
statistika SPSS Microsoft Excel.
8. Menguji validitas data.
9. Menguji reliabitas data.
10. Menganalisis data dengan menggunakan teknik analisi faktor.
11. Menentukan ketepatan model.
12. Mengambil kesimpulan dan saran.

Universitas Sumatera Utara