Pengaruh penambahan beberapa pupuk nitrogen dengan jarak tanam berbeda terhadap pertumbuhan dan produksi tembakau deli (Nicotiana Tabacum L.)

79
tanam yang diduga mampu meningkatkan produksi dan kualitas daun tembakau deli
(Nicotiana tabacum L.) tersebut.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan dan produksi tembakau deli
(Nicotiana tabacum L.) dengan penambahan beberapa pupuk nitrogen pada jarak tanam yang
berbeda.

Hipotesis Penelitian
Ada perbedaan pertumbuhan dan produksi tembakau deli

(Nicotiana tabacum

L.) pada berbagai jarak tanam dan pemberian beberapa pupuk N serta interaksi keduanya.

Kegunaan Penelitian
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan serta diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dalam budidaya tembakau deli.
TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman
Sistematika tanaman tembakauadalah sebagai berikut ini : Kingdom: Plantae; Divisio:
Spermatophyta; Subdivisio: Angiospermae;

Class: Dicotyledoneae; Ordo: Solanales;

Family: Solanaceae ; Sub Family: Nicotianae; Genus: Nicotiana; Species: Nicotiana tabacum
L.(Cahyono, 1998).
Tembakau memiliki akar tunggang jika tanaman tumbuh bebas pada tanah yang subur
dan bukan berasal dari bibit cabutan. Tanaman dari bibit cabutan terkadang mengalami
gangguan kerusakan akar. Jenis akar tunggang pada tanaman tembakau yang tumbuh subur,
terkadang dapat tumbuh sepanjang

0,75 m. Selain memiliki akar tunggang terdapat

Universitas Sumatera Utara

80
pula akar-akar serabut dan bulu-bulu akar. Pertumbuhan perakaran ada yang lurus, berlekuk,
baik pada akar tunggang maupun pada akar serabut (Abdullah dan Sudarmanto, 1992).

Tanaman tembakau umumnya memiliki batang yang tegak dengan tinggi sekitar 2,5
meter. Namun pada kondisi syarat tumbuhnya baik, tanaman ini bisa mencapai tinggi sekitar
4 meter. Sedangkan pada kondisi syarat tumbuh yang jelek biasanya lebih pendek, yaitu
sekitar 1 meter. Batang tanaman ini biasanya memiliki sedikit cabang, atau bahkan tidak
bercabang sama sekali. Batangnya berwarna hijau dan hampir keseluruhannya ditumbuhi
bulu-bulu halus berwarna putih. Di sekitar bulu-bulu tersebut terdapat kelenjar-kelenjar yang
mengeluarkan zat pekat dengan bau yang menyengat. Pada bagian bawah batang terdapat
akar tunggang yang panjangnya sekitar 50-75 cm dan mempunyai banyak akar serabut dan
bulu akar (Tim Penulis, 1993).
Abdullah dan Sudarmanto (1992)

menjelaskan bahwa daun-daun tersebut

mempunyai tangkai yang menempel langsung pada bagian batang. Jumlah daun yang dapat
dimanfaatkan dalam setiap batangnya dapat mencapai 32 helai daun.
Bunga tembakau termasuk bunga majemuk, tumbuh di ujung batang, kelopak bunga
berbulu, benang sari lima, kepala sari abu-abu, kepala putik satu, mahkota berbentuk
terompet dan berwarna merah muda (Budiman, 2011).
Bakal buah akan tumbuh menjadi buah setelah terjadi penyerbukan, buah tembakau
sudah masak. Buah tembakau berbentuk bulat lonjong dan berukuran kecil, di dalamnya

banyak yang berisi biji yang bobotnya ringan. Buah tembakau melalui bijinya mempunyai
fungsi generatif untuk perkembangbiakan tanaman (Cahyono, 1998).
Biji tembakau sangat kecil sehingga dalam 1cm3 dengan berat kurang lebih 0,5 gram
berisi sekitar 6000 butir biji. Setiap batang tembakau dapat menghasilkan rata-rata 25 gram
biji. Kira-kira 3 minggu setelah pembuahan, buah tembakau telah masak. Biji buah tembakau
yang baru dipanen belum dapat berkecambah bila disemaikan karena masih perlu mengalami

Universitas Sumatera Utara

81
masa istirahat (dormansi). Biji tembakau ini perlu waktu kurang lebih 2-3 minggu untuk
dapat berkecambah (Tim penulis, 1993).

Syarat Tumbuh
Iklim
Iklim merupakan karakteristik lahan yang sangat berperan dalam menentukan kualitas
daun tembakau. Ciri iklim yang penting pada areal-areal pengusahaan tembakau deli adalah
iklim humid, tanpa adanya periode bulan kering selama setahun dengan suhu malam hari
relatif hangat serta mempunyai kelembaban udara relatif pada malam hari mendekati 100%.
Hal ini berarti tembakau menyerap cukup banyak air dari udara pada malam hari (WTC,

2001).
Tanaman tembakau deli dapat diusahakan pada elevasi mulai dari dataran rendah
sampai dataran tinggi yang terbentang antara garis lintang 6o LU-4oLS. Di daerah Deli
tanaman tembakau diusahakan pada ketinggian 12-15 meter di atas permukaan laut (BPTD,
1997). Umumnya varietas tembakau tidak begitu peka terhadap lamanya penyinaran
matahari, atau disebut sebagai sebagai tanaman berhari netral. Lamanya periode penyinaran
tidak mempengaruhi besarnya keadaan struktur bahan tembakau.
Kebutuhan bersih curah hujan pada pertumbuhan tanaman tembakau deli selama
periode tanam sampai panen yaitu selama 77 hari adalah sebesar 435 mm (Puslittanak, 1993).
Curah hujan rata-rata bulanan di lokasi penelitian pada saat musim tanam (maret sampai
pertengahan bulan mei) selalu berada dibawah kebutuhan optimum untuk pertumbuhannya.
Oleh karena itu suplai air perlu sekali dilakukan. Intensitas hujan juga sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman tembakau. Curah hujan yang terlalu tinggi pada suatu saat
tertentu dapat mengganggu pertumbuhannya. Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan
tanaman tembakau berkisar antara 21-32,3oC (Abidin, 1999).
Tanah

Universitas Sumatera Utara

82

Faktor tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan tembakau deli. Tanaman tembakau
sangat menghendaki tanah dengan tingkat kesuburan yang cukup baik, menghendaki bahan
organik dan kelembaban tanah yang cukup tinggi. Jumlah unsur hara yang cukup dan
seimbang sangat menentukan terhadap produktifitas. Kelebihan salah satu hara seperti fosfat
akan menyebabkan pertumbuhan akar terganggu dan akhirnya mempengaruhi jumlah daun
dan tanaman menjadi cepat matang dan berbunga (Erwin, 1997).
Tembakau deli dibudayakan pada inseptisol yang berasal dari endapan tanah dasit tua
dan dasit muda. Tanah ini mengandung unsur hara K dan P yang lebih tinggi daripada bahan
asalnya. Derajat keasaman (pH) tanah rata-rata 6, tekstur tanah bervariasi dari lempung
berpasir sampai lempung berliat

(Druif, 2000). Budidaya tembakau sebenarnya

tidak selalu menghendaki tanah khusus, asalkan solum tanahnya memiliki sifat gembur dan
beraerasi cukup sampai kedalaman 50-60 cm. Pori aerasi tanah dapat ditingkatkan
persentasenya dengan pengolahan tanah dan pemberian bahan organik berupa pupuk
kandang, kompos, maupun limbah blotong dan sebagainya (Idjuddin, 1993).
Beberapa tahun terakhir ini kondisi lahan tembakau deli telah mengalami degradasi
yang cukup berat. Terjadi perubahan terhadap beberapa sifat dan ciri tanah yang cukup
memprihatinkan, terutama setelah rotasi dilakukan dengan tanaman tebu selama 3 tahun

berturut-turut. Degradasi tanah dapat menimbulkan kualitas lahan menurun dan produktifitas
tanaman tembakau cenderung merosot (Perangin-angin dan Erwin, 1999).

Jarak Tanam
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kompetisi tanaman adalah
dengan pengaturan jarak tanam. Tingkat kerapatan yang optimum akan diperoleh indeks luas
daun yang tinggi dengan pembentukan bahan kering yang maksimum. Jarak tanam yang
rapat akan meningkatkan daya saing tanaman terhadap gulma karena tajuk menghambat
pancaran cahaya ke permukaan lahan sehingga pertumbuhan gulma menjadi terhambat dan

Universitas Sumatera Utara

83
laju evaporasi juga dapat ditekan. Namun pada jarak tanam yang terlalu sempit mungkin
tanaman budidayaakan memberikan hasil yang relatif kurang karena adanya kompetisi antar
tanaman itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan jarak tanam yang optimum untuk
memperoleh hasil yang maksimum (Mayadewi, 2007).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada tanaman kacang hijau jarak tanam
terlalu rapat akan menyebabkan tinggi tanaman semakin tinggi dan secara nyata berpengaruh
padajumlahcabang dan luas daun kacang hijau . Hal tersebut mencerminkan bahwa pada

jarak tanam rapat terjadi kompetisi dalam penggunaan cahaya yang mempengaruhi
pulapengambilan unsur hara, air dan udara. Budidaya tanaman pada musim kering dengan
jarak tanam rapat akan berakibat pada pemanjangan ruas karena jumlah cahaya mengenai
bagian tanaman berkurang. Akibat lebih jauh terjadi peningkatan aktivitas auksin sehingga
sel-sel tumbuh

memanjang. Kompetisi cahaya terjadi apabila suatu tanaman menaungi

tanaman lain atau apabila suatu daun memberi naungan pada daun lain. Tanaman yang saling
menaungi akan berpengaruh pada proses fotosintesis. Dengan demikian tajuk-tajuk tumbuh
kecil dan kapasitas pengambilan unsur hara serta air menjadi berkurang (Syam, 1992).
Tujuan pengaturan kerapatan tanaman atau jarak tanam pada dasarnya adalah
memberikan kemungkinan tanaman untuk tumbuh dengan baik tanpa mengalami persaingan
dalam hal pengambilan air, unsur hara, cahaya matahari, dan memudahkan pemeliharaan
tanaman. pengaturan jarak tanam yang sesuai akan menghasilkan pertumbuhan dan
perkembangan yang baik. Penggunaan jarak tanam yang kurang tepat dapat merangsang
pertumbuhan gulma, sehingga dapat menurunkan hasil. Secara umum hasil tanaman per
satuan luas tertinggi diperoleh pada kerapatan tanaman tinggi, akan tetapi bobot masingmasing umbi secara individu menurun karena terjadinya persaingan antar tanaman
(Sumarni dan Hidayat, 2005).


Universitas Sumatera Utara

84
Tajuk tanaman, perakaran serta kondisi tanah menentukan jarak antar tanaman, hal
ini berkaitan dengan penyerapan sinar matahari dan penyerapan unsur hara oleh tanaman,
sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Pada umumnya, produksi
yang tinggi per satuan luas akan dicapai dengan populasi yang tinggi, akan tetapi, penampilan
masing-masing tanaman secara individu menurun karena persaingan terhadap cahaya dan
faktor faktor tumbuh lainnya (Setyati, 2002).
Jumlah populasi tanaman per hektar merupakan faktor penting untuk mendapatkan
hasil maksimal. Produksi maksimal dicapai bila menggunakan jarak
tanam yang sesuai. Semakin tinggi tingkat kerapatan suatu pertanaman mengakibatkan
semakin tinggi tingkat persaingan antar tanaman dalam hal mendapatkan unsur hara dan
cahaya. Liu (2004) menyatakan jika peningkatan populasi masih di bawah peningkatan
kompetisi maka peningkatan produksi akan
tercapai pada populasi yang lebih padat.
Menurut Harjadi (2009), jarak tanam akan mempengaruhi efisiensi penggunaan
cahaya, kompetisi antara tanaman dalam penggunaan air dan unsur hara yang dengan
demikian akan mempengaruhi hasil. Jarak tanam yang optimum dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti iklim, kesuburan tanah, dan varietas yang ditanam.

Lahan sebagai tempat tumbuh tanaman perlu diperhatikan kebutuhan unsur hara dan
pengaturan jarak tanamnya, agar tidak terjadi kompetisi antar tanaman yang bisa
menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu. Hal ini berkaitan dengan adanya persaingan
dalam penggunaan hara, air, cahaya dan ruang tumbuh. Menurut Sugito (1999), setiap
tanaman menghendaki tingkat kerapatan tanam yang berbeda-beda. Jarak tanam diatur
berdasarkan sifat tanaman dan disesuaikan dengan faktor lingkungan yang ada sehingga
diperoleh jumlah produksi yang semaksimal mungkin, pada umumnya produksi per satuan
luas dapat ditingkatkan dengan cara penambahan kepadatan tanam sampai batas optimum,

Universitas Sumatera Utara

85
sedangkan penambahan kepadatan tanam di atas optimum akan menurunkan produksi
tanaman.
Pengaturan populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengaturan jarak tanam yang
berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan hara, air dan cahaya matahari, sehingga
apabila tidak diatur dengan baik akan mempengaruhi hasil tanaman. Jarak tanam rapat
mengakibatkan terjadinya kompetisi intra spesies dan antar spesies. Kompetisi yang terjadi
utamanya adalah kompetisi dalam memperoleh


cahaya, unsur hara dan air. Beberapa

penelitian tentang jarak tanam menunjukkan bahwa semakin rapat jarak tanam, maka
semakin tinggi tanaman tersebut dan secara nyata berpengaruh pada jumlah cabang serta luas
daun. Tanaman yang diusahakan

pada musim kering dengan jarak tanam rapat akan

berakibat pada pemanjangan ruas, oleh karena jumlah cahaya yang dapat mengenai bagian
tanaman berkurang. Akibat lebih jauh terjadi peningkatan aktivitas auksin sehingga sel-sel
tumbuh memanjang (Budiastuti, 2000).
Jarak tanam yang lebih longgar dapat menghasilkan berat kering brangkasan yang
lebih besar dari pada jarak tanam yang lebih rapat. Hal tersebut mencerminkan bahwa pada
jarak tanamrapat, terjadi kompetisi dalam penggunaan cahaya dan ruang pertumbuhan yang
mempengaruhi pula pengambilan unsur hara, air dan udara. Kompetisi cahaya terjadi apabila
suatu tanaman menaungi tanaman lainnya atau suatu daun menaungi daun lainnya sehingga
berpengaruh pada proses fotosintesis (Mursito dan Kawiji, 2001). Dan Doloksaribu (2009)
dalam penelitiannya dengan beberapa perlakuan jarak tanam tembakau normal (100x50x45
cm) sampai yang dipersempit sampai


100x50x22,5 cm menujukkan jumlah daun pada 21

hari belum berpengaruh nyata, namun pengaruh nyata terlihat pada pengamatan 29 hari.

Pupuk Nitrogen
Nitrogen adalah salah satu unsur hara makro yang sangat penting dan dibutuhkan
tanaman

dalam

jumlah

yang

banyak

dan

diserap

tanaman

dalam

bentuk

ion

Universitas Sumatera Utara

86
NH 4 + (ammonium) dan ion NO 3 - (nitrat). Ditinjau dari berbagai hara, nitrogen merupakan
yang paling banyak mendapat perhatian. Hal ini disebabkan jumlah nitrogen yang terdapat di
dalam tanah sedikit sedangkan yang diangkut tanaman dalam bentuk panenan setiap musim
cukup banyak. Disamping itu senyawa nitrogen anorganik sangat larut dan mudah hilang
dalam air drainase, tercuci dan menguap ke atmosfir. Selanjutnya efek nitrogen terhadap
pertumbuhan tanaman sangat cepat dan nyata. Dengan demikian jelas bahwa unsur nitrogen
ini adalah unsur yang berdaya besar, tidak saja harus diawetkan, juga harus dikendalikan
pemakaiannya (Damanik, dkk, 2010).
Tanaman menyerap unsur ini terutama dalam bentuk NO 3 -, namun bentuk lain yang
juga dapat diserap adalah NH 4 + dan urea. Dalam keadaan aerasi baik senyawa-senyawa N
akan diubah ke dalam bentuk NO 3 -. Nitrogen yang tersedia bagi tanaman dapat
mempengaruhi pembentukan protein dan disamping itu unsur ini juga merupakan bagian
yang integral dari klorofil (Nyakpa, dkk, 1998).
Fungsi nitrogen bagi tanaman adalah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman,
dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman lebar dan warna yang lebih hijau,
meningkatkan kadar protein dalam tanaman, meningkatkan kualitas tanaman penghasil daundaunan, komponen utama berbagai
klorofil dan alkaloid

senyawa di dalam tanaman yaitu asam amino,
(Agustina, 1990 dan Sutejo, 1992).

Nitrogen merupakan unsur hara yang sangat sering membatasi hasil produksi Pada
umumnya nitrogen sangat diperlukan untuk pembentukan dan pertumbuhan bagian-bagian
vegetatif tanaman seperti daun, batang dan akar. Jika jumlah nitrogen dalam tanah terlalu
banyak akan menghambat pembungaan dan pembuahan tanaman. Pupuk nitrogen yang paling
umum digunakan adalah urea dan ZA (Amonium Sulfat) (Indranada, 1996). Hasil penelitian
Erwin (1993) dalam penelitian tembakau deli dengan beberapa pupuk N yang berbeda

Universitas Sumatera Utara

87
diketahui pada perlakuan kontrol (tanpa pupuk N) menghasilkan jumlah daun dan tinggi
tanaman terendah dibandingkan dengan penambahan pupuk N.
Pengaruh nitrogen meningkatkan bagian protoplasma menimbulkan beberapa akibat
antara lain terjadi peningkatan ukuran sel, menyebabkan daun dan batang tanaman menjadi
lebih sukulen dan kurang keras, juga meningkatkan bagian air sebagai akibat meningkatnya
kandungan air protoplasma dan mengurangi bagian kalsium. Hal ini disebabkan penambahan
kalsium

tidak

sebanding

lagi

dengan

penambahan

bagian

bahan

dinding

sel

(Damanik, dkk, 2010).
Mc Cants dan Woltz (2007) menyatakan bahwa adanya cukup nitrogen menjelang
daun muncul merupakan tahap kritis yang menentukan ukuran akhir daun. Hal tersebut
berkaitan dengan pembelahan dan atau pembesaran sel daun yang peka terhadap faktor
lingkungan. Nitrogen diperlukan tanaman tembakau untuk pertumbuhan dan perkembangan
serta memperbaiki kualitas daun tembakau Ditambahkan pula bahwa produksi dan komposisi
kimia dan tembakau dipengaruhi dosis pupuk nitrogen. Kadar nikotin daun tembakau
meningkat dengan peningkatan dosis nitrogen.
Nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk NH 4 + dan NO 3 - (Jones, 1999). Nitrogen
berbentuk NH 4 + mempunyai keuntungan dalam hal tidak mudah hilangnya dibandingkan
dengan bentuk NO 3 -. Namun NH 4 + membuat tanah asam yang berakibat memperlambat
pertumbuhan dan dapat meracun tembakau yang muda jika jumlahnya dalam tanah sangat
banyak dan juga dapat meningkatkan konsentrasi Al dan Mn tanah (Miner and Sims, 2003).
Hara N, P, K, Ca, Mg dan S merupakan bagian hara makro esensial yang sangat
diperlukan tanaman dan fungsinya sebagai unsur hara esensial yang tidak dapat digantikan
unsur lain, sehingga bila jumlahnya tidak cukup dalam tanah akan menyebabkan tanaman
tidak dapat tumbuh secara normal (Sarwono, 2002).
Amonium sulfat

Universitas Sumatera Utara

88
Pupuk

amonium

sulfat

dikenal

juga

dengan

nama

ZA

(Zwavelzure

Amonium)(Damanik, dkk, 2010).Pupuk ZA ((NH 4 ) 2 SO 4 ) merupakan pupuk anorganik yang
terdiri atas senyawa sulfur (24%) dalam sulfat dan nitrogen (21%) dalam bentuk ammonium
yang mudah larut dan diserap tanaman. Peran nitrogen (a) membuat bagian tanaman menjadi
lebih hijau segar karena banyak mengandung butir hijau daun yang penting dalam proses
fotosintesis. (b) mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lainlain), (c) menambah kandungan protein hasil panen. Peran belerang: (a) membantu
pembentukan butir hijau daun menjadi lebih hijau, (b) menambah kandungan protein dan
vitamin hasil panen, (c) meningkatkan jumlah anakan yang menghasilkan (pada tanaman
padi), (d) berperan penting pada proses pembulatan zat gula (Kiswondo, 2011).
Amonium sulfat adalah salah satu bentuk pupuk N yang paling baik. Pada
penggunaan pada tanaman padi, pupuk ini adalah bentuk pupuk N yang terbaik karena
nitrogen sebagai ion ammonium semuanya berpotensial tersedia bagi tanaman. Jika yang
digunakan adalah bentuk nitratnya dalam kondisi anaerobik, bentuk nitrat akan
didenitrifikasi. Ini berarti hanya kira-kira setengah dari N (hanya ion ammonium) dari
ammonium nitrat dapat digunakan, bila dibandingkan dengan semua nitrogen dalam bentuk
ammonium sulfat (Donahue et al, 1977).
Pupuk ZA (amonium sulfat) adalah pupuk N yang memiliki rumus kimia (NH 4 ) 2 SO 4 .
Biasa diperdagangkan dalam bentuk kristal, berwarna putih, abu-abu, kebiru-biruan dan
kuning (warna tergantung dari pembuatannya). Kebanyakan berwarna putih seperti gula.
Mengandung kadar N 20,5-21,0 %, tidak higroskopis, baru menyerap uap air bila kelembaban
nisbi udara 80% pada 300C. Reaksi fisiologis masam, ekivalen kemasaman 110, mudah larut
dalam air dan cepat bekerjanya (Hardjowigeno, 2010).
Senyawa NH 4 + merupakan kation tertukar, dapat dipegang oleh koloid tanah, bersifat
mobil dalam tanah pasiran tanah yang memiliki KTK rendah membuat suasana aerasi yang

Universitas Sumatera Utara

89
baik, karena yang aktif bakteri aerobik, sedangkan senyawa NO 3 - sangat mobil, sangat larut
air, tidak dapat dipegang oleh koloid tanah, sehingga dalam penggunaanya NH 4 + lebih tinggi
dibandingkan NO 3 - (Sarwono, 2002). Senyawa NH 4 + dalam penggunaannya memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan senyawa NO 3 - yaitu penyerapan NH 4 + lebih banyak
terjadi pada pH tanah netral, sedangkan NO 3 - pada pH rendah ( Indranada, 1996).
Pupuk ini termasuk ke dalam golongan pupuk yang larut di dalam air dan di dalam
tanah terionisasi menjadi ion ammonium (NH 4 +) dan ion sulfat (SO 4 2-) karena ammonium
adalah kation (bermuatan positif), ion ini akan dijerap pada komplek koloid tanah, sehingga
pencucian N dari pupuk ini semakin kecil (Damanik, dkk, 2010).
Kalsium amonium nitrat
Kalsium amonium nitrat sebenarnya adalah turunan dari ammonium nitrat. Kalsium
amonium nitrat (CAN) adalah pupuk nitrogen universal. Bisa untuk semua jenis tanah dan
semua tanaman. Hal ini juga banyak digunakan sebagai pupuk di seluruh dunia. Kalsium
amonium nitrat adalah kombinasi dari 70 hingga 80 persen dari ammonium nitrat dan 20
sampai 30 persen kalsium karbonat. Satu adalah hal yang baik tentang kalsium ammonium
nitrat sebagai pupuk adalah bahwa ia mengandung kalsium dan nitrogen. Nitrogen sangat
penting dalam pertumbuhan tanaman karena membantu dalam fotosintesis. Kalsium yang
ditambahkan ke ammonium nitrat, juga penting dalam pertumbuhan tanaman. Kalsium
sebenarnya membantu dalam pembentukan sel-sel baru. Selain itu, kalsium juga berperan
penting dalam metabolism nitrogen (Sitompul, 2000).
Kalsium ammonium nitrat sekarang popular dalam bisnis pertanian. Kalsium
ammonium nitrat sebenarnya larut dalam air sehingga tanaman dapat dengan mudah
menyerap nutrisi tanpa perlu dikonversi. Selain memasok nitrogen untuk tanaman, kalsium
ammonium nitrat juga menyediakan kalsium yang penting dalam pertumbuhan tanaman.
Kalsium ammonium nitrat sebenarnya netral dan dapat menetralkan keasaman dalam tanah.

Universitas Sumatera Utara

90
Ini adalah alasan mengapa kalsium ammonium nitrat cocok untuk setiap jenis tanah
(Novizan,1999).

Universitas Sumatera Utara