Morfometrik Akar Gigi Posterior Dengan Dinding Sinus Maksilaris Ditinjau Dari Radiografi Panoramik Pada Mahasiswa Suku India FKG USU Padausia 20 Hingga 25 Tahun

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
.

Perkembangan sinus maksilaris dimulai selama periode janin dan berlanjut

setelah lahir. Sinus maksilaris merupakan sinus paranasal yang pertama terbentuk dan
pertumbuhan berhenti di sekitar usia 20 tahun dengan erupsinya molar tiga. Dengan
selesainya fase erupsi gigi permanen, perkembangan sinus maksilaris menjadi
sempurna. 1,2
Secara anatomis, letaknya dinding inferior sinus maksilaris adalah
berdasarkan ukuran sinus maksilaris dan terdapat tiga gigi yang memiliki posisi dekat
dengan lantai sinus, yaitu premolar dua (P2)maksila, gigi molar satu (M1) maksila,
dan molar dua maksila (M2). Posisi akar molar satu maksila terletak sangat dekat
dengan dinding inferior sinus maksilaris. Apikal gigi molar dua (terutama akar mesiobukal), kemudian apikal molar satu (terutama akar bukal), molar tiga, premolar dua
dan premolar satu merupakan rangkaian urutan terdekatnya jarak apikal gigi yang
letaknya terdekat ke dinding sinus maksilaris.1
Menurut penelitian V.Nimigean (2008) dkkdilihat dari CT-scan, molar dua
(93.9%) memiliki posisi paling dekat dengan antral (titik terendah dari lantai sinus

tersebut), hal ini menunjukkan dekatnya hubungan erat dengan lantai sinus
maksilaris.3Menurut penelitian yang dilakukan oleh JuangYH (2012) yang
menggunakan cone beam computered tomography(CBCT) hubungan jarak antara
akar molar dan lantai sinus maksilaris berbeda antara akar bukal dan akar palatal.
Posisi akar yang paling sering menonjol ke dalam sinus maksilaris adalah akar bukal
gigi molar. Akar palatalM1yang paling sering terlihat terproyeksi secara lateral
sepanjang sinus maksilaris. Letak akar yang paling sering terlihat di posisi yang
terpisah dari dinding sinus maksilaris adalah akar dari palatal M2.4Hubungan lokasi
ini mempersulit tindakan pada area tersebut, sehingga pendekatan dilakukan dari arah
palatal. Walaupun akar bukal berada paling dekat dengan dinding sinus maksilaris,

xiii
Universitas Sumatera Utara

namun aksesnya lebih mudah dibandingkan dari akar palatal dan pada kebanyakan
kasus tidak menimbulkan perforasi pada sinus maksilaris.Menurut penelitian yang
telah dilakukan oleh Hussein ZA dkk (2013) jarak diantara dinding inferior sinus
maksilaris dengan akar gigi premolar1 menunjukkan jarak yang terpanjang sedangkan
yang terdekat adalah pada gigi molar 2 akar mesiobukal.5
Morfometrik merupakansuatu cara pengukuran panjang dari morfologi

anatomi, dalam penelitian ini pengukuran jarak dilakukan diantara morfologi anatomi
apikal akar gigi dan dinding inferior sinus maksilaris. Hubungan penetrasi dan jarak
apikal akar gigi dentosinusal adalah faktor yang sangat penting dalam operasi
implantasi yang diterapkan segera setelah prosedur ekstraksi, apabila prosedur
pencabutan gigi atau pembedahan endodontik dilakukan ada kemungkinan terjadi
pembentukan fistula oroantral atau perubahan posisi akar yang dapat menyebabkan
protrusi ke dalam sinus maksilaris.6
Hubungan dinding sinus dengan akar gigi geligi posterior dapat dilihat
dengan berbagai radiografi, CBCT dan CT-scan memberikan hasil radiografi 3
dimensi yang sangat bagus, namun biaya dan dosisnya lebih besar, oleh karena itu
peneliti ingin melakukan penelitian menggunakan radiografi panoramik yang
memiliki, dosis radiasi yang lebih kecil dan biayanya lebih murah.Hubungan, posisi,
dan jarak antara sinus maksilaris dan akar gigi adalah penting untuk dijadikan sebagai
acuan dalam melakukan perawataan gigi misalnya untuk menghindari terjadinya
sinusitis yang terjadi akibat dari infeksi periapikal atau periodontal ataupun terjadi
perforasi iotrogenik pada dinding inferior sinus maksilaris.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas peneliti tertarik untuk
mengetahui posisi dan jarak dinding inferior sinus maksilaris dengan gigi geligi
posterior pada mahasiswa suku India dari usia 20-25 tahun di FKG USU (Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas sumatera utara), ditinjau secara radiografi panoramik.


xiv
Universitas Sumatera Utara

1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian diatas, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut:
Berapakah jarak rata-rata serta bagaimana klasifikasi diantara apikalakar gigi
maksila premolar satu (P1), premolar dua (P2), molar satu (M1) dan molar dua (M2)
dengan dinding inferior sinus maksilarispada mahsiswa suku India usia 20-25 tahun
di FKG USU ditinjau dari radiografi panoramik.

1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jarak dan klasifikasi diantara apikal
gigi maksilapremolar satu (P1), premolar dua (P2), molar satu (M1) dan molar dua
(M2) dengan dinding sinus maksilaris pada mahasiswa suku India FKG USU pada
usia 20-25 tahun ditinjau dariradiografipanoramik.

1.4 Manfaat Penelitian
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai jarak dan kalsifikasi diantara apikal akar gigi premolar satu, premolar dua,

molar satu, molar dua maksila dengan dinding inferior sinus maksilaris.
Secara aplikatif diharapkan dengan mengetahui jarak dan klasifikasi gigi
geligi dengandinding sinus maksilaris, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
tuntunan bagidokter gigi sewaktu melakukan perawataan yang berkaitan dengan
endodontik, pencabutan dan pemasangan implant yang bermanfaat dalam mencegah
perforasi selama melakukan perawatan.

xv
Universitas Sumatera Utara