Posisi Foramen Mentalis pada Mahasiswa suku Batak Ditinjau dari Radiografi Panoramik di FKG USU
iv
POSISI FORAMEN MENTALIS PADA MAHASISWA
SUKU BATAK DITINJAU DARI RADIOGRAFI
PANORAMIK DI FKG USU
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh:
Malfi Tunruan Makkelo
NIM: 100600057
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Radiologi Kedokteran Gigi Tahun 2014
Malfi Tunruan Makkelo
Posisi Foramen Mentalis pada Mahasiswa suku Batak Ditinjau dari Radiografi Panoramik di FKG USU
x + 30 halaman
Posisi foramen mentalis sulit untuk ditentukan secara klinis, tetapi dapat dilihat secara radiografi. Posisi umumnya digambarkan terletak di bawah premolar kedua rahang bawah, namun posisi tersebut dapat bervariasi pada setiap individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi foramen mentalis pada mahasiswa suku Batak ditinjau dari radiografi panoramik di FKG USU.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan jumlah sampel 38 orang mahasiswa suku Batak di lingkungan FKG USU yang berusia 20 – 25 tahun. Metode pemilihan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Departemen Radiologi Kedokteran Gigi FKG USU.
Hasil penelitian ini adalah posisi foramen mentalis pada mahasiswa suku Batak di FKG USU bervariasi, berada di antara anterior premolar satu sampai segaris akar mesiobukal molar satu. Kesimpulan penelitian ini adalah posisi foramen mentalis pada mahasiswa suku Batak di FKG USU paling banyak berada segaris akar premolar kedua yaitu sebesar 42,1%.
(3)
PERNYATAAN PERSETUJUAN
skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi
Medan, Januari 2015
Pembimbing: Tanda tangan
Cek Dara Manja, drg., Sp RKG ………..
(4)
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal………..
TIM PENGUJI
KETUA : Cek Dara Manja, drg., Sp. RKG
ANGGOTA : 1. Dr. Trelia Boel, drg., M. Kes, Sp. RKG(K) 2. H. Amrin Tahir, drg.
(5)
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, sebagai ungkapan puji syukur atas karunia Allah SWT yang telah memberikan kesehatan serta rezeki-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada ibunda Hj. Sitti sufiati, S.Pd., M.Si atas segala kasih sayang, doa, dan dukungan serta segala bantuan baik berupa moril maupun materil yang tidak akan terbalas oleh penulis. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada kakak Sukma Jamalia Putri, S. Pd dan adik Atima Indo Lette, Amd. TW yang telah memberikan dukungan kepada penulis. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing Cek Dara Manja, drg., Sp. RKG. yang telah bersedia meluangkan waktunya, memberikan semangat, motivasi, dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Nazruddin, drg., Ph.D., C.Ort. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. Trelia Boel, drg., M. Kes., Sp. RKG. (K) selaku Ketua Departemen Radiologi
Kedokteran Gigi yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk dan dorongan kepada penulis.
3. H. Amrin Thahir, drg. selaku staf senior di Departemen Radiologi Kedokteran Gigi
(6)
v
4. Lidya Irani Nainggolan, drg., Sp. RKG., Dewi Kartika, drg., dan Maria Novita H. Sitanggang, drg. atas segala masukan dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
5. Wandania Farahanny, drg., MDSC selaku penasihat akademik yang telah memberikan
nasihat selama penulis menjalankan pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
6. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis selama menjalani masa pendidikan.
7. Ibu Maya selaku dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat Bidang Statistik yang telah banyak membantu dalam penyempurnaan hasil penelitian ini.
8. Pegawai Departemen Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara (Kak Rani, Kak Tetty dan Bang Ari).
9. Sahabat – sahabat terbaikku Dedi Sulaiman, SKG, Fandra Nasution,SKG, Ikhwan
Zulmi, SKG, Ridho Fernandes, SKG, Yosua AS, Ilwandy Kosasih, Siti Gemala Nelfi,SKG, Nurkamila Sari, SKG, Maylisa Karmina, SKG.
10. Teman-teman seperjuangan skripsi di Radiologi Kedokteran Gigi.
11. Semua teman-teman Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dalam pengantar ini.
Akhir kata dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat.
Medan, Januari 2015 Penulis,
(………...) Malfi Tunruan Makkelo 100600057
(7)
vi DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PERSETUJUAN ...
HALAMAN TIM PENGUJI ...
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 3
1.4.1 Manfaat Teoritis ... 3
1.4.2 Manfaat Aplikatif ... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Suku Batak ... 5
2.2 Foramen Mentalis ... 5
2.2.1 Anatomi Foramen Mentalis ... 6
2.2.2 Persarafan Foramen Mentalis ... 6
2.2.3 Posisi Foramen Mentalis ... 6
2.3 Radiografi Panoramik ... 9
2.3.1 Indikasi dan Kontraindikasi Radiografi Panoramik ... 10
2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Radiografi Panoramik ... 10
2.3.3 Foramen Mentalis pada Radiografi Panoramik ... 12
2.7 Kerangka Teori ... 14
(8)
vii
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 16
3.1 Jenis Rancangan Penelitian ... 16
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16
3.3 Populasi dan Sampel ... 16
3.3.1 Populasi ... 16
3.3.2 Sampel ... 16
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 17
3.4.1 Variabel Penelitian ... 17
3.4.2 Definisi Operasional ... 18
3.5 Prosedur Penelitian ... 19
3.6 Pengolahan dan Analisis Data ... 20
3.6.1 Pengolahan Data ... 20
3.6.2 Analisis Data ... 20
3.7 Etika penelitian ... 20
BAB 4 HASIL PENELITIAN... ... 22
4.1 Posisi Foramen Mentalis Regio Kanan Mandibula ... 22
4.2 Posisi Foramen Mentalis Regio Kiri Mandibula ... 22
4.3 Posisi Foramen Mentalis Secara Keseluruhan ... 23
BAyB 5 PEMBAHASAN ... 24
BAB 6 KESEMIPULAN DAN SARAN ... 27
6.1. Kesimpulan ... 27
6.2 Saran ... 27
DAFTAR PUSTAKA ... 28 LAMPIRAN ...
(9)
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Posisi foramen mentalis regio kanan mandibula ... 22 2. Posisi foramen mentalis regio kiri mandibula ... 23 3. Posisi foramen mentalis secara keseluruhan ... 23
(10)
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Foramen mentalis ... 6
2. Variasi anatomi posisi foramen mentalis ... 8
3. Radiograf panoramik ... 10
4. Radiograf panoramik posisi foramen mentalis ... 12
5. Radiograf panoramik posisi foramen mentalis ... 13
6. Klasifikasi foramen mentalis pada radiograf panoramik ... 13
7. Radiograf panoramik posisi foramen mentalis pada mahasiswa suku Batak di FKGUSU ... 20
(11)
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kuesioner penelitian
2. Hasil pengamatan posisi foramen mentalis 3. Hasil perhitungan SPSS
4. Surat persetujuan komisi etik (Ethical Clearance) 5. Lembar penjelasan kepada calon subjek penelitian 6. Lembar persetujuan subjek penelitian
7. Jadwal pelaksanaan kegiatan 8. Rincian biaya penelitian 9. Curriculum vitae
(12)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Foramen mentalis merupakan suatu foramen kecil berbentuk oval atau bulat yang terletak pada aspek anterolateral pada setiap sisi mandibula.1 Foramen mentalis terletak di bawah gigi premolar. Posisi foramen mentalis sulit untuk ditentukan secara klinis karena tidak dapat divisualisasi ataupun dipalpasi, tetapi dapat dilihat secara radiografi.2.3
Menurut penelitian Afkhami et al. (2013) pada populasi Iran di Tehran dengan menggunakan radiografi panoramik didapatkan sebesar 67% posisi foramen mentalis berada di bawah premolar kedua.2 Jamdade et al. (2013) di India menunjukkan bahwa posisi yang paling umum dari foramen mentalis ditinjau dari radiografi panoramik berada di antara premolar satu dan premolar kedua sebesar 46,1%.3
Al-Juboory et al. (2013) di Kuala Lumpur meneliti posisi foramen mentalis dengan menggunakan radiografi panoramik pada populasi Melayu, Chinese dan India. Posisi foramen mentalispada populasi Melayu terletak di antara premolar satu dan premolar kedua sebanyak 51,91% pada regio kanan dan sebanyak 57,1% pada regio kiri. Posisi foramen mentalis pada populasi Chinese terletak di antara premolar satu dan premolar kedua sebanyak 50,8% pada regio kanan dan sebanyak 56,2% pada regio kiri. Posisi foramen mentalis pada populasi India terletak di antara premolar satu dan premolar kedua sebanyak 45,1% pada regio kanan dan sebanyak 62,0% pada regio kiri.4
Bhandari d et al. (2013) mengamati posisi foramen mentalis pada mandibula kering di India dan mendapatkan sebesar 62% berada pada sumbu longitudinal premolar kedua regio kanan dan sebesar 48% berada pada sumbu longitudinal premolar kedua regio kiri.1 Yesilyurt et al. (2008) di Turki menunjukkan bahwa posisi dominan foramen mentalis pada mandibula kering regio kanan terletak segaris
(13)
premolar kedua sebanyak 55,7% dan sebesar 61,4% pada regio kiri.5 Gupta dan Soni (2012) melaporkan bahwa posisi foramen mentalis pada mandibula kering di India berada di bawah apeks premolar kedua sebesar 75,8%.6 Udhaya et al. (2013) melaporkan bahwa posisi foramen mentalis pada mandibula kering di India Selatan umumnya berada pada sumbu longitudinal premolar kedua sebesar 51,11% pada regio kanan dan sebesar 52,22% pada regio kiri.7 Amorim et al. (2008) di Brazil mengamati posisiforamen mentalis pada mandibula kering umumnya terletak segaris sumbu longitudinal premolar kedua sebesar 71,4% pada regio kanan dan sebesar 68,1% pada regio kiri.8
Roy et al. (2014) di India melaporkan bahwa 52% foramen mentalis pada mandibula kering terletak segaris dengan sumbu longitudinal premolar kedua.9 Agarwal dan Gupta (2011) menyimpulkan hasil penelitiannya di Gujarat Selatan bahwa posisi foramen mentalis terbanyak pada mandibula kering terletak segaris dengan premolar kedua sebesar 81,55% pada regio kanan dan 81,50% pada regio kiri.10 Olasoji et al. (2004) menyatakan bahwa posisi foramen mentalis penduduk Nigeria berada di antara premolar satu dan premolar kedua. Penelitian Apinhasmit et al. (2006) menunjukkan posisi dari foramen mentalis penduduk Thailand terletak di antara premolar satu dan premolar kedua.6
Penelitian Gungor et al. (2006) menunjukkan bahwa 71,5% dari posisi foramen mentalis ditinjau menggunakan radiografi panoramik pada penduduk Turki terletak di antara premolar satu dan premolar kedua.11Khairiyyah (2013) menyatakan bahwa prevalensi posisi foramen mentalis mandibula rahang kiri ditinjau secara radiografi panoramik pada masyarakat Medan Selayang memiliki posisi mayoritas segaris dengan akar premolar kedua (53,7% dari total sampel 41 orang).12 Penelitian Nesyia (2013) menunjukkan bahwa prevalensi posisi foramen mentalis regio kanan mandibula ditinjau secara radiografi panoramik pada masyarakat di Kecamatan Medan Selayang memiliki posisi yang mayoritas berada segaris dengan akar premolar kedua (56,1% dari total sampel yang berjumlah 41 orang).13 Penelitian Manja (2006) di Medan menggunakan radiografi pnoramik pada sampel sebanyak 44 orang
(14)
mendapatkan hasil yaitu sebesar 63,64% foramen mentalis berada pada apikal gigi premolar kedua.14
Radiografi panoramik dimanfaatkan karena mencakup area yang lebih luas dari jaringan keras dan lunak.15 Daerah divisualisasikan dalam kontinuitas yang memungkinkan untuk lokalisasi yang lebih akurat dari foramen mentalis dalam dimensi horizontal maupun vertikal. Selain itu, study comparative pada tengkorak kering telah menunjukkan korelasi yang erat dengan lokasi foramen mentalis pada radiografi panoramik.3 Berdasarkan hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa terdapat berbagai variasi dari posisi foramen mentalis. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui posisi foramen mentalis pada mahasiswa suku Batak di FKG USU.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dirumuskan masalah yaitu bagaimana posisi foramen mentalis pada mahasiswa suku Batak ditinjau dari radiografi panoramik di FKG USU.
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui posisi foramen mentalis pada mahasiswa suku Batak ditinjau menggunakan radiografi panoramik di FKG USU.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Dapat memberikan informasi mengenai variasi posisi foramen mentalis pada mahasiswa suku Batak di FKG USU.
(15)
1.4.2 Manfaat Aplikatif
Dapat memberikan data mengenai posisi foramen mentalis ditinjau dari radiografi panoramik yang bermanfaat bagi dokter gigi dalam hal pemberian anastesi pada saat pembedahan, perawatan endodontik, pemasangan implan serta menghindari cedera pada saraf mentalis.
(16)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada tinjauan pustaka akan diuraikan mengenai suku Batak, foramen mentalis, radiografi panoramik, kerangka teori dan kerangka konsep.
2.1 Suku Batak
Penduduk Indonesia termasuk ke dalam ras Melayu yang terdiri atas ras Proto Melayu dan ras Deutero Melayu. Ras Proto Melayu masuk ke Indonesia kira-kira pada tahun 1500 SM. Ras Proto Melayu memasuki Indonesia melalui 2 jalur/jalan yaitu jalan barat melalui Malaya ke Sumatera dan jalan timur melalui Philipina ke Sulawesi. Suku yang termasuk Proto Melayu adalah: Batak, Dayak dan Toraja. Ras Deutero Melayu memasuki Indonesia melalui satu jalan saja yaitu jalan barat melalui Malaya ke Sumatera. Yang termasuk keturunan Deutero Melayu adalah: Jawa, Melayu, Minang dan Bugis.16
Suku Batak terdiri dari beberapa subsuku yaitu Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Mandailing dan Batak Angkola. Masing-masing subsuku Batak tersebut mempunyai tingkat kesamaan yang tinggi, baik dari segi adat, budaya dan juga marga yang merupakan identitas dari suku Batak. Pada awalnya, setiap pembukaan perkampungan baru selalu diikuti penabalan (pengukuhan) marga baru bagi orang yang membuka perkampungan tersebut. Suku Batak menganut sistem kekerabatan patrilineal. Sistem patrilineal menentukan garis keturunan yang selalu dihubungkan dengan anak laki-laki atau garis keturunan yang didasarkan pada ayah.17
2.2 Foramen Mentalis
Foramen mentalis adalah lubang kecil pada bagian anterolateral mandibula yang pada umumnya terlihat bulat atau oval. Ukuran rata-rata foramen mentalis adalah 4,6 mm (horizontal) dan 3.4 mm (vertikal).18
(17)
Gambar 1. Foramen mentalis.19
2.2.1 Anatomi Foramen Mentalis
Foramen mentalis menandai berakhirnya kanal mandibula di rahang bawah. Foramen mentalis berjarak 28 mm dari midline mandibula, dan berjarak 14 - 15 mm dari batas inferior mandibula.20 Foramen mentalis merupakan tempat keluar saraf dan pembuluh darah mentalis.21, 22
2.2.2 Persarafan Foramen Mentalis
Saraf mentalis merupakan cabang dari saraf alveolaris inferior. Saraf alveolaris inferior adalah salah satu cabang dari divisi posterior mandibular. Saraf mandibular adalah divisi dari saraf trigeminus.15 Saraf mentalis mempersarafi gigi, bibir, gingiva pada rahang bawah dan jaringan lunak dagu.21,22 Saraf mentalis adalah saraf yang murni sensorik. Saraf mentalis akan terbagi menjadi empat cabang, yaitu: cabang angular yang akan mempersarafi sudut mulut, cabang medial dan lateralis yang mempersarafi kulit bibir bawah, mukosa mulut dan gingiva di wilayah premolar dan cabang mentalis yang mempersarafi kulit di wilayahmental.23
2.2.3 Posisi Foramen Mentalis
Melokalisir posisi klinis yang akurat dari foramen mentalis merupakan prosedur yang sulit. Posisi umumnya digambarkan terletak di bawah premolar kedua rahang bawah, namun posisi tersebut dapat bervariasi pada setiap individu.1,20
(18)
Posisi foramen mentalis yang bervariasi tergantung dari berbagai faktor seperti: simetri segitiga mental, morfologi mikroskopis dan makroskopik, kematangan mandibula manusia, aktivitas remodelling tulang dan fitur
paleoanthropologic dari kerangka wajah. Bentuk yang berbeda dari foramen mentalis juga menunjukkan variasi yang mengarah ke anterosuperior, anteroinferior dan posteroinferior. Jumlah bukaan di wilayah foramen mentalis juga bervariasi, yang biasanya foramen tunggal dapat menjadi dua atau tiga foramen, foramen tunggal dengan kelompok foramina aksesori di sekitarnya.21
foramen mentalis dapat berada pada enam posisi, yaitu:3 a. Posisi 1: di anterior akar premolar satu bawah.
b. Posisi 2: segaris akar premolar satu bawah.
c. Posisi 3: di antara akar premolar satu dan premolar kedua bawah. d. Posisi 4: segaris akar premolar kedua bawah.
e.Posisi 5: di antara akar premolar kedua dan akar mesiobukal molar satu bawah.
f. Posisi 6: segaris akar mesiobukal molar satu.
Lokasi foramen mentalis dapat berubah seiring dengan perubahan usia.2 Foramen mentalis biasanya ditemukan lebih dekat dengan alveolar ridge pada anak-anak yang giginya belum erupsi. Pada saat gigi sudah erupsi, foramen mentalis mulai turun ke tengah-tengah antara batas atas dan batas bawah. Pada orang dewasa dengan gigi permanen yang semuanya sudah erupsi, foramen mentalis bergerak agak lebih dekat ke arah inferior. Posisi foramen mentalis juga akan berubah karena faktor kehilangan gigi.21 Pada orang tua yang telah kehilangan gigi dan dan telah mengalami resorpsi tulang, foramen mentalis bergerak relatif ke arah alveolar ridge.24
Pada kasus resorpsi yang parah, foramen mentalis dan bagian yang berdekatan dengan kanal mandibula biasanya terbuka pada margin alveolar. Saraf mentalis dan bagian akhir dari saraf alveolaris inferior bahkan dapat ditemukan langsung di bawah mukosa oral pada kasus yang sudah sangat parah.21
(19)
Gambar 2. Variasi anatomi posisi foramen mentalis.25
1. jarak dari foramen mentalis ke garis tengah rahang bawah (perkiraan jarak 28 mm), 2.jarak dari foramen mentalis ke perbatasan inferior (14-15 mm), 3.lokasi foramen mentalis pada bidang horizontal dalam kaitannya dengan akar gigi, 4.bentuk foramen mentalis dapat bulat atau oval, 5.prevalensi lokasi foramen mentalis pada penduduk Kaukasia, 6.prevalensi lokasi foramen mentalis pada orang Mongoloid dan orang Afrika.
Pengetahuan terhadap posisi foramen mentalis sangat penting untuk beberapa tindakan klinis, yaitu:21
a. Dalam pemberian anastesi lokal untuk blok saraf mentalis arah jarum harus diarahkan ke antero-infero-medial dan di premolar satu dan premolar kedua. Variasi pada posisi dan jumlah foramen mentalis akan mempengaruhi keefektifan blok saraf mentalis.
b. Sebelum muncul dari foramen mentalis, saraf menuju ke mandibula bagian anterior dan kemudian muncul lagi dari foramen mentalis. Tingkat pengulangan anterior saraf maksimum 2 mm ke perbatasan anterior dari foramen mentalis.
c. Bedah orthognathik adalah salah satu prosedur yang penting dilakukan sebagai prosedur bedah estetik. Pemotongan osteotomy direncanakan sesuai dengan posisi foramen mentalis yang terlihat pada radiografi dan kadang-kadang osteotomy
(20)
d. Dalam kasus fraktur di daerah parasymphysis, posisi foramen mentalis dan keterlibatannya dengan daerah fraktur sangat penting. Fraktur parasymphysis
melewati foramen mentalis yang umumnya menunjukkan pembentukan hematoma dan kehilangan neurosensorik setelah trauma.
e. Dengan hilangnya gigi di daerah premolar, resorpsi alveolar ridge akan menyebabkan hilangnya tulang pada batas atas sehingga mengubah posisi relatif foramen mentalis dari tingkat pertengahan menuju batas atas dari mandibula terhadap alveolar ridge.
f. Apeks dari premolar ditemukan sangat dekat dengan foramen mentalis. Jadi ketika perawatan endodontik dapat menyebabkan kerusakan dan iritasi pada saraf mentalis.
2.3 Radiografi Panoramik
Radiografi panoramik disebut juga dental panoramic tomografi atau
pantomografi merupakan teknik radiografi yang populer dalam kedokteran gigi. Radiografi panoramik adalah teknik untuk menghasilkan gambar tomografi tunggal dari struktur wajah yang meliputi rahang atas maupun lengkung gigi rahang bawah dan struktur pendukungnya. Teknik Ini merupakan variasi lengkung tomografi konvensional dan juga didasarkan pada prinsip gerakan timbal balik dari sumber sinar-x dan reseptor gambar di sekitar poin sentral disebut image layer yang menjadi posisi objek berada. Objek di depan atau di belakang image layer tidak tertangkap dengan jelas karena gerakannya lebih tertuju pada pusat rotasi reseptor sinar-x.26
(21)
Gambar 3. Radiograf panoramik. 27
2.3.1 Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Radiografi Panoramik Indikasi penggunaan radiografi panoramik adalah: situasi klinis dimana radiografi panoramik berguna untuk mendeteksi area patologi yang luas, memvisualisasikan gigi impaksi, patah tulang rahang, pasien yang tidak dapat membuka mulutnya, evaluasi pola perkembangan dan pola erupsi gigi, masalah TMJ, benda asing dan evaluasi implan.28
Kontraindikasi penggunaan radiografi panoramik adalah: untuk melihat lesi karies yang kecil,melihat lesi periapikal dan melihat jaringan periodontal.26
2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Radiografi Panoramik
Radiografi panoramik memiliki kelebihan dan kekurangan bila dibandingkan dengan yang lain. Kelebihan dari radiografi panoramik adalah:28
a. Ukuran gambaran merupakan salah satu kelebihan utama. Radiografi intraoral tidak mencakup seluruh mulut tetapi hanya gigi, alveolar ridge, dan bagian dari tulang pendukung. Radiografi panoramik meliputi wilayah yang mencakup semua mandibula dari kondilus ke kondilus dan daerah rahang atas mencakup sinus maksilaris dan rongga hidung. Area di mandibula, seperti kondilus, inferior border, angle, ramus ascending dan prosesus koronoideus serta seluruh lengkung rahang atas.
(22)
Daerah yang tidak divisualisasikan pada radiografi intraoral, terlihat secara jelas pada radiografi panoramik.
b. Prosedur radiografi panoramik relatif sederhana untuk dilakukan. Dengan pelatihan yang minimal, operator dapat mahir dalam mengambil film ini.
c. Karena radiografi panoramik merupakan prosedur ekstraoral, membutuhkan kerjasama yang minimal dari pasien jika dibandingkan dengan radiografi intraoral.
d. Waktu yang diperlukan untuk pemeriksaan radiografi panoramik lebih singkat dari survei intraoral. Operator yang sangat terampil membutuhkan setidaknya 15 sampai 20 menit untuk melakukan survei intraoral, sedangkan radiografi panoramik dapat diambil dalam waktu kurang dari 5 menit.
e. Dosis radiasi kepada pasien kurang dari atau sama dengan dosis dalam radiografi intraoral. Radiografi panoramik memberikan sumsum tulang dosis yang 20% lebih kecil dari yang diterima pada serangkaian radiografi intraoral. Dosis radiografi panoramik setara dengan yang diterima dari empat film bitewing.
Kekurangan dari radiografi panoramik adalah:28
a. Secara inheren menunjukkan pembesaran, distorsi geometrik, dan definisi yang kurang. Dibandingkan dengan radiografi intraoral, radiografi panoramik tidak memberikan definisi yang sebanding. Selain proses, faktor lain yang cenderung menurunkan kualitas gambar dibandingkan dengan film-film intraoral adalah penempatan eksternal film dengan menghasilkan jarak peningkatan objek film, penggunaan mengintensifkan layar, dan film yang lebih cepat dengan ukuran butir besar.
b. Daerah yang berada di luar (baik di depan atau di belakang) focal trough
dapat terlihat buruk atau tidak terlihat sama sekali. Focal trough yang diterima tidak selebar mandibula atau maksila sehingga hanya struktur yang terletak di dalam
focal trough yang divisualisasikan dengan jelas.
c. Unit radiografi panoramik memiliki kecenderungan untuk menghasilkan gambar yang tumpang tindih, terutama di daerah premolar.
d. Superimposisi dari kolom tulang belakang muncul di bagian anterior radiografi panoramik. Jika pasien diposisikan dengan benar, itu tidak akan terjadi.
(23)
Namun tidak semua pasien memiliki kondisi yang sempurna, kadang ada beberapa orang yang memiliki masalah fisik yang berakibat pada sulitnya membuat posisi yang tepat. Gigi anterior dan tulang periapikal adalah yang paling sulit diinterpretasi pada radiografi panoramik.
2.3.3 Foramen Mentalis pada Radiografi Panoramik
Foramen mentalis terlihat sebagai daerah radiolusen berbentuk bulat atau oval dekat apeks gigi premolar. Foramen mentalis dapat ditemukan di antara, di bawah, atau bahkan superimposisi pada apeks gigi premolar. Dari palung foramen ini, saraf mentalis dan pembuluh darah muncul. Dalam beberapa kasus, kanal radiolusen mandibular dapat dilihat mengarah langsung ke foramen. Superimposisi foramen mentalis pada apeks premolar harus dibedakan dari kondisi patologis periapikal. Menelusuri lamina dura dan ruang ligamen periodontal akan membantu dalam membedakan antara anatomi normal dengan kondisi patologis.28
Gambar 4. Radiograf panoramik posisi foramen mentalis. 3
Posisi foramen mentalis (tanda panah putih) berada di antara premolar satu (tanda panah hijau) dan premolar kedua (tanda panah biru).
(24)
Gambar 5. Radiograf panoramik posisi foramen mentalis. 3
Posisi foramen mentalis (tanda panah putih) segaris dengan premolar kedua (tanda panah merah).
Foramen mentalis pada radiograf panoramik dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis yaitu: saluran mental yang kontinu dengan kanal mandibula, foramen yang jelas terpisah dari kanal mandibula, menyebar dan jenis tak teridentifikasi.25
A B
C D
Gambar 6. Klasifikasi foramen mentalis pada radiograf panoramik. 25
A. kontinu, B. terpisah, C. menyebar, D. tak teridentifikasi.
(25)
2.4 Kerangka Teori
foramen mentalis
Posisi
Pemeriksaan Radiografi Panoramik
Indikasi dan kontraindikasi
Kelebihan dan Kekurangan Persarafan
Anatomi
(26)
(27)
16 BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini di lakukan di Departemen Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Waktu penelitian adalah pada bulan Oktober 2014.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa suku Batak di lingkungan FKG USU.
3.3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa suku Batak di lingkungan FKG USU yang berusia 20 – 25 tahun. Metode pemilihan sampel dilakukan dengan cara
purposive sampling. Jumlah sampel diambil berdasarkan kebutuhan sampel. Sampel dikumpulkan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi sampel adalah suku Batak asli(dua keturunan di atas) yang telah menyetujui lembar informed consent,
masih memiliki gigi premolar satu, premolar kedua dan molar satu rahang bawah. Kriteria eksklusi sampel adalah sampel pernah mengalami trauma dengan keterlibatan mandibula.
(28)
Penentuan besar sampel dilakukan dengan rumus sebagai berikut: Rumus besar sampel:
n = ��2� (1−�) �2
dengan ketentuan : n : besar sampel
Zα : deviasi baku alfa=1,96
P : proporsi penelitian sebelumnya, Nesyia (2013) = 33%= 0,33 1 – P : 1 – 0,33=0,67
D : absolute precision = 15% = 0,15
Sehingga n = (1,96)2. 0,33 . 0,67
(0,15)2
n = 0,8493778 0,0225
n = 37,750124
Besar sampel minimal pada penelitian adalah 38 sampel. Pada penelitian ini digunakan sebanyak 38 sampel.
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.4.1 Variabel Penelitian
Adapun variabel-variabel pada penelitian ini adalah: 1. Foramen mentalis
2. Posisi foramen mentalis 3. Suku Batak
4. Usia
(29)
3.4.2 Definisi Operasional
Definisi operasional dari variabel tersebut adalah:
No Variabel Definisi Operasional Cara
pengukuran Hasil Pengukuran Skala 1 Foramen
mentalis
Suatu foramen kecil yang terletak pada sisi anterolateral mandibula
- - -
2 Posisi
foramen mentalis
Di daerah anterior premolar satu sampai ke molar satu
Observasi Visual
Penilaian posisi foramen mentalis:
Posisi 1: di anterior akar premolar satu bawah
Posisi 2: segaris akar premolar satu bawah Posisi 3: di antara akar premolar satu dan premolar kedua bawah Posisi 4: segaris akar premolar kedua bawah Posisi 5: di antara akar premolar kedua bawah dan akar mesio bukal molar satu bawah
Posisi 6: segaris akar mesiobukal molar satu bawah
Ordinal
3 Suku Batak
Suku yang dua keturunan di atasnya baik dari pihak ayah maupun ibu adalah suku Batak dan mempunyai marga
Kuesioner Suku Batak Ordinal
4 Usia Usia responden pada pengambilan foto panoramik yang dihitung sejak ulang tahun terakhir
Kuesioner 20 – 25 tahun Numerik
5 Radiografi panoramik digital
Salah satu radiografi ekstra oral untuk mendapatkan gambaran utuh dari keseluruhan maksilofasial secara
computerized
- - -
(30)
3.5 Prosedur Penelitian
a. Peneliti memberikan lembar kuisioner kepada subjek penelitian.
b. Peneliti mengumpulkan kuisioner yang telah diisi dan melakukan screening
untuk mendapatkan sampel yang sesuai kriteria.
c. Peneliti memberikan inform consent kepada subjek penelitian. Setelah subjek penelitian setuju, maka dilakukan pengambilan radiograf panoramik di Unit Radiologi kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
d. Melakukan pengamatan posisi foramen mentalis pada radiograf panoramik secara computerized dengan cara:
- Membuka software CliniView versi 10.1.2 dan tekan search untuk membuka radiograf panoramik yang akan diperiksa.
- Tekan image dan create copy untuk menghasilkan satu radiograf panoramik yang sama seperti foto aslinya.
- Tekan contrast brightness dan zoom untuk memperbesar radiograf supaya foto lebih jelas dan terang.
e. Mencatat posisi foramen mentalis berdasarkan kriteria dari Anshuman:3 - Posisi 1: di anterior premolar satu bawah.
- Posisi 2: segaris premolar satu bawah.
- Posisi 3: di antara premolar satu dan premolar kedua bawah. - Posisi 4: segaris premolar kedua bawah.
- Posisi 5: di antara premolar kedua bawah dengan akar mesiobukal molar satu bawah.
- Posisi 6: segaris akar mesiobukal molar satu bawah. f. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan radiologist.
(31)
Gambar 7. Gambaran radiografi panoramik posisi foramen mentalis pada mahasiswa suku Batak di FKG USU.
A. posisi 1, B. Posisi 2, C. Posisi 3, D. Posisi 4, E. Posisi 5, F. Posisi 6.
3.6 Pengolahan dan Analisis Data
3.6.1 Pengolahan Data
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program SPSS 17.
3.6.2 Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk persentase.
3.7 Etika Penelitian
Etika penelitian dalam penelitian ini mencakup: 1. Lembar Persetujuan (informed consent)
Peneliti melakukan pendekatan dan memberikan lembar persetujuan kepada responden kemudian menjelaskan terlebih dahulu tujuan penelitian, tindakan yang akan
(32)
dilakukan serta menjelaskan manfaat yang diperoleh dan hal-hal lain yang berkaitan dengan penelitian.
2. Ethical Clearance
Peneliti mengajukan lembar persetujuan pelaksanaan penelitian kepada Komisi Etik Penelitian Kesehatan berdasarkan ketentuan etika yang bersifat internasional maupun nasional. Komisi Etik Penelitian Kesehatan telah mengeluarkan surat persetujuan nomor: 464/KOMET/FK USU/2014.
(33)
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 38 orang yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 31 orang perempuan. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa suku Batak di lingkungan FKG USU yang berusia 20 – 25 tahun yang masih memiliki gigi premolar satu, premolar kedua dan molar satu rahang bawah. Penelitian dilakukan pada foto ronsen panoramik yang berpusat pada posisi foramen mentalis.
4.1 Posisi Foramen Mentalis Regio Kanan Mandibula
Posisi foramen mentalis regio kanan mandibula dapat dilihat pada tabel 1. Posisi foramen mentalis regio kanan mandibula yang paling banyak berada segaris akar premolar kedua sebesar 36,8% sedangkan yang paling sedikit berada di anterior premolar satu dan segaris akar mesiobukal molar satu sebesar 2,6%.
Tabel 1. Posisi foramen mentalis regio kanan mandibula
Posisi N %
1 1 2,6
2 5 13,2
3 12 31,6
4 14 36,8
5 5 13,2
6 1 2,6
Total 38 100
4.2 Posisi Foramen Mentalis Regio Kiri Mandibula
Posisi foramen mentalis regio kiri mandibula dapat dilihat pada tabel 2. Posisi foramen mentalis regio kiri mandibula yang paling banyak berada segaris premolar
(34)
kedua sebesar 47,4% sedangkan yang paling sedikit berada segaris akar mesiobukal molar satu sebesar 0%.
Tabel 2. Posisi foramen mentalis regio kiri mandibula
Posisi N %
1 0 0
2 2 5,3
3 12 31,6
4 18 47,4
5 6 15,8
6 0 0
Total 38 100
4.3 Posisi Foramen Mentalis Secara Keseluruhan
Posisi foramen mentalis regio kanan dan kiri mandibula dapat dilihat pada tabel 3. Posisi foramen secara keseluruhan yang paling banyak berada segaris premolar kedua sebesar 42,1% sedangkan yang paling sedikit berada di anterior premolar satu dan segaris akar mesiobukal molar satu sebesar 1,3%.
Tabel 3. Posisi foramen mentalis secara keseluruhan
Posisi N %
1 1 1,3
2 7 9,2
3 24 31,6
4 32 42,1
5 11 14,5
6 1 1,3
(35)
BAB 5 PEMBAHASAN
Posisi foramen mentalis pada mahasiswa suku Batak di FKG USU bervariasi, berada di antara anterior akar premolar satu sampai segaris akar mesiobukal molar satu. Pada penelitian ini, posisi foramen mentalis paling banyak berada segaris akar premolar kedua yaitu sebesar 42,1%. Hal ini sesuai dengan penelitian Afkhami et al. (2013) yang mendapatkan hasil posisi foramen mentalis pada populasi Iran di Tehran dengan menggunakan radiografi panoramik terbanyak berada segaris akar premolar kedua sebesar 67%.2 Penelitian Bhandari et al. (2013) di India mendapatkan hasil posisi foramen mentalis terbanyak berada pada sumbu longitudinal premolar kedua yaitu sebesar 62% pada regio kanan dan sebesar 48% pada regio kiri.1
Jamdade et al. (2013) mendapatkan posisi foramen mentalis terbanyak berada di antara akar premolar satu dan premolar kedua sebesar 46,1%.3 Gungor et al. (2006) juga mendapatkan hasil posisi foramen mentalis ditinjau menggunakan radiografi panoramik pada penduduk Turki terletak di antara premolar satu dan premolar kedua sebesar 71,5%.11 Pada penelitian ini, posisi foramen mentalis berada di antara premolar satu dan premolar kedua sebesar 31,6%. Hal ini kemungkinan disebabkan karena perbedaan pertumbuhan dan pembentukan mandibula pada masing-masing individu. Pertumbuhan mandibula biasanya didahului pertumbuhan cartilago Meckel. Pada tahap selanjutnya tulang di regio incisura yang berhubungan dengan saraf mentalis umumnya akan bertumbuh ke medial ke bawah saraf incisivus dan akan segera meluas ke atas di antara saraf incisivus dan cartilago Meckel. Dengan cara ini saraf incisivus akan terselubung di dalam tulang yang dibentuk oleh lamina lateralis dan lamina medialis bergabung di balik saraf tersebut. Pada tahap tersebut incisura yang mengandung saraf mentalis akan berubah menjadi foramen mentalis melalui perluasan tulang ke atas daerah saraf dari ujung anterior menuju ujung posterior incisura.29
(36)
Pada penelitian ini, posisi foramen mentalis yang berada di anterior akar premolar satu sebesar 1,3%, yang berada segaris akar premolar satu sebesar 9,2%, yang berada di antara akar premolar kedua dan akar mesiobukal molar satu sebesar 14,5%, dan yang berada segaris akar mesiobukal molar satu sebesar 1,3%. Posisi foramen mentalis yang bervariasi ini kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor seperti: simetri segitiga mentale, morfologi mikroskopis dan makroskopik, kematangan mandibula manusia, aktivitas remodelling tulang dan fitur paleoanthropologic dari kerangka wajah. 21
Variasi posisi foramen mentalis dapat disebabkan karena perbedaan ras. Foramen mentalis ditemukan lebih anterior pada ras Kaukasoid.19 Penelitian Neiva et al.(2004) mendapatkan hasil posisi foramen mentalis pada ras Kaukasoid terbanyak berada di antara premolar satu dan premolar kedua sebesar 58%.15 Posisi tersebut terletak lebih anterior jika dibandingkan dengan posisi foramen mentalis pada penelitian ini yang terbanyak berada segaris premolar kedua sebesar 42,1%.
Posisi foramen mentalis juga dipengaruhi oleh umur. Posisi foramen mentalis akan bergerak ke arah distal. Pada umur tiga tahun, foramen mentalis ditemukan lebih anterior, pada umumnya berada di antara akar kaninus desidui dan akar molar kedua desidui. Foramen mentalis bergerak mundur seiring dengan bertambahnya usia. Hal itu disebabkan karena pertumbuhan mandibula yang diikuti dengan terseretnya bundel saraf mentalis. Pergerakan mundur foramen mentalis lebih pesat pada umur 4 - 9 tahun. Arah dan laju pertumbuhan condylar mempengaruhi perubahan posisi mandibula. Tingkat pertumbuhan condylar meningkat pada masa pubertas, mencapai tingkat tertinggi antara 12 dan 14 tahun, dan berhenti di rentang usia 20 tahun.30 Sampel pada penelitian ini berumur 20 – 25 tahun. Pada penelitian ini, posisi foramen mentalis yang paling distal ditemukan berada segaris akar mesiobukal molar satu sebesar 1,3%.
Hal yang perlu diperhatikan dari segi klinis posisi foramen mentalis adalah dalam pemberian anastesi lokal pada saat melakukan blok saraf mentalis. Variasi posisi foramen mentalis akan mempengaruhi keefektifan blok saraf mentalis yang mungkin akan berkurang. Apeks dari premolar ditemukan sangat dekat dengan foramen mentalis. Jika terjadi overfilling pada saat melakukan perawatan endodontik, maka
(37)
dapat menyebabkan kerusakan dan iritasi pada saraf mentalis.21 Posisi foramen mentalis juga perlu diperhatikan pada saat pemasangan implan. Komplikasi yang dapat terjadi akibat pemasangan implan yang mengenai saraf mentalis adalah perubahan neurosensorik pada dagu dan bibir bawah.25
(38)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini adalah:
Posisi foramen mentalis pada mahasiswa suku Batak ditinjau dari radiografi panoramik di FKG USU bervariasi di antara anterior akar premolar satu sampai segaris akar mesiobukal molar satu, dimana posisi paling banyak berada segaris akar premolar kedua yaitu sebesar 42,1%, yang di ikuti posisi di antara akar premolar satu dan premolar kedua sebesar 31,6%, posisi di antara akar premolar kedua dan akar mesiobukal molar satu sebesar 14,5%, posisi segaris akar premolar satu sebesar 9,2%, posisi di anterior akar premolar satu sebesar 1,3%, posisi segaris akar mesiobukal molar satu sebesar 1,3%.
6.2 Saran
Saran penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut pada rentang umur sampel yang berbeda.
2. Diharapkan adanya penelitian yang sama pada suku yang berbeda dengan menggunakan radiografi yang berbeda.
(39)
DAFTAR PUSTAKA
1. Bandari K, Nimmagadda HK, Mukherji A. Morphology and morphometry of mental foramen in the region of maharashtra. Indian J of Applied Res 2013; 3: 1-2.
2. Afkhami F, Haraji A, Boostani HR. Radiographic localization of the mental foramen and mandibular canal. J of Dent, Tehran University of Med Sci 2013; 10: 436-42.
3. Jamdade AS, Yadaf S, Bhayana R, Khare V, Pardhe N, Mathur N. Radiographic of mental foramen in a selected indian population. Innovative J of Med and health Sci 2013; 3: 249-53.
4. Al-Juboory J, Al-wakeel HA, Yun CM, Wen FS. Location of mental foramen among malaysia populations: retrospective study by using orthopantomogram. World Sci Res J 2013; 1: 85-90.
5. Yesilyurt H et al. Local differences in the position of the mental foramen. Folia Morphol 2008; 67: 32-5.
6. Gupta S, soni S. Study of anatomical variations and incidence of mental foramen and accessory mental foramen in dry human mandibles. National of Med Res 2012; 2: 28-30.
7. Udhaya K, Sridhar J. The morphometric of the mental foramen in adult dry human mndibles: a study on th south indian population. J of Clinical and Diagnostic Res 2013; 7: 1547-51.
8. Amorim M et al. The mntal foramen position in dentate and edentulous brazilian’s mandible. Int J Morphol 2008; 26: 981-7.
9. Roy PP, Ambali MP, Doshi MA, Jadhav SD. Variation in the position shape and direction of mental foramen in dry mandible. Int J Anat Res 2014; 2: 418-20. 10.Agarwar DR, Gupta SB. Morphometric Analysis of mental foramen in Human
(40)
11.Gungor K, Ozturk M, Semiz M, brooks SL. A radiographic study of location of mental foramen in a selected turkish population on panoramic radiograph. Coll Antropol 2006; 4: 801-5.
12.Khairiyyah N. Posisi foramen mentale regio kiri mandibula ditinjau secara radiografi panoramik pada masyarakat di kecamatan medan selayang. Skripsi. Medan: Departemen Radiologi Dental FKG USU 2013: 19.
13.Nesyia WD. Posisi foramen mentale regio kanan mandibula ditinjau secara radiografi panoramik pada masyarakat di kecamatan medan selayang. Skripsi. Medan: Departemen Radiologi Dental FKG USU 2013: 14, 20.
14.Manja CD. Posisi foramen mentale berdasarkan jenis kelamin dilihat melalui radiografi. Dentika Dent J 2006; 11: 16-9.
15.Al-Juboory MJ, al-wakeel HA, Wen FS, Yun CM. Mental foramen and its implication in dental treatmen plan. World J Med Sci Res 2014; 2: 35-42.
16.Baru MB. Proto melayu dan deutro melayu indonesia.
http://modelbusanabaru.blogspot.com/2012/09/proto-melayu-dan-deutro-melayu-indonesia.html .(18 Agustus 2014).
17.Siregar MA. Variasi wajah suku batak. http:
/repositoryipb.ac.id/handle/123456789/55278. (31 Agustus 2014).
18.Ngeow WC, Yuzawati Y. The location of mental foramen in selected malay population. J of Oral Sci 2003; 45: 171-5.
19.Ukoha UU et al. Position, shape and direction of the mental foramen in mandibles in south-eastern nigeria. Int J of Biomedical Res 2013; 4: 500-3. 20.Al-Juboory MJ, Yuen KY. The importance of the mental foramen location
detection by using different radiographic technique: mini review. Int J of Med Imaging 2014; 2: 63-8.
21.Aher V et al. Anatomical position of mental foramen: a review. Global J of Med and Public Health 2012; 1: 61-4.
22.Hasan T, Fauzi M, Hassan D. Bilateral absence of mental foramen variation. Int j of Anat variations 2010; 3: 187-9.
(41)
23.Goregen M, miloglu O, Ersoy I, Bayrakdar IS, Akgul HM. The assesment of accessory mental foramina using cone-beam computed tomography. Turk J Med Sci 2013; 43: 479-83.
24.Prabodha LBL, Nayakkara. The positions and morphological variations of mental foramen in mandibles. Galle Med J 2006; 11: 13-5.
25.Joudzbalys G, Wang HL, Sabalys G. Anatomy of mandibular vital structures. Part II: mandibular incisive canal, mental foramen, and asociated neurovascular bundles in relation with dental implantology. J of Oral & Maxillofacial Res 2010; 1: 1-10.
26.White SC, Pharaoh MJ. Oral radiology: principles and interpretation 6th ed. Kanada. Elsavier 2009: 175.
27.Ramadhan A, Messo E, Hirsch M. Anatomical of mental foramen. Stomalogija, Baltic Dent and Maxillofacial J 2010; 12:93-6.
28.Frommer HH, Savage S. Radiology for the dental professional. Missouri. El sevier 2005: 277-9, 400.
29.Suhendriyah S. Perkembangan cranium dan rangka wajah. http: elisa.ugm.ac.id/user/archive/.../6fd56269218e4417947658026682aa975. (4 November 2014)
30.Balcioglu et al. Horizontal migration of pre- and postnatal mental foramen: an anatomic study, Int J of Pediatric of Pediatric Otorhinolaryngology 2011;75:1436-41.
(42)
Lampiran 1
POSISI FORAMEN MENTALISPADA MAHASISWA SUKU BATAK
DITINJAU DARI RADIOGRAFI PANORAMIK DI FKG USU
No. Kartu:
Tanggal Pemeriksaan : Nama Pemeriksa :
DATA RESPONDEN
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia : (tahun)
Suku :
No telp/HP :
Status Keturunan (suku)
Ayah :
Ayah dari Ayah :
Ibu dari Ayah :
Ibu :
Ayah dari Ibu :
Ibu dari Ibu :
A. Riwayat Trauma
1. apakah Anda pernah mengalami trauma/kecelakaan yang melibatkan tulang rahang bawah?
DEPARTEMEN RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
(43)
a. Tidak pernah. b. Pernah.
2. Apakah Anda pernah mengalami patah/retak tulang rahang bawah? a. Tidak pernah.
b. Pernah.
B. Riwayat Medis
5. Apakah Anda pernah menjalani operasi rahang bawah? a. Tidak pernah.
b. Pernah.
Jika pernah, melakukan operasi ...
C. Pemeriksaan Foto Ronsen Panoramik
Sampel Posisi Foramen Mentalis
Kanan Kiri
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Dst
(44)
Lampiran 2
HASIL PENGAMATAN POSISI FORAMEN MENTALIS
No Sampel Umur Jenis
kelamin
Posisi Foramen Mentalis
Kanan Kiri
1 Sampel 1 20 L 3 3
2 Sampel 2 20 P 3 4
3 Sampel 3 20 L 5 5
4 Sampel 4 20 L 4 4
5 Sampel 5 23 L 3 4
6 Sampel 6 20 P 4 4
7 Sampel 7 20 P 3 3
8 Sampel 8 20 P 3 3
9 Sampel 9 21 P 4 3
10 Sampel 10 20 P 4 4
11 Sampel 11 24 P 4 4
12 Sampel 12 20 P 3 3
13 Sampel 13 20 P 2 2
14 Sampel 14 20 P 5 5
15 Sampel 15 21 P 1 4
16 Sampel 16 20 P 5 4
17 Sampel 17 20 P 4 3
18 Sampel 18 24 P 3 3
19 Sampel 19 20 P 3 4
20 Sampel 20 20 P 4 5
21 Sampel 21 24 L 3 5
22 Sampel 22 20 P 6 4
23 Sampel 23 20 P 4 4
24 Sampel 24 21 P 4 4
25 Sampel 25 20 P 4 3
26 Sampel 26 20 P 4 5
27 Sampel 27 21 P 4 4
(45)
No Sampel Umur (tahun) Jenis kelamin
Posisi Foramen Mentalis
Kanan Kiri
29 Sampel 29 20 P 3 3
30 Sampel 30 22 P 2 4
31 Sampel 31 20 P 2 4
32 Sampel 32 20 P 2 4
33 Sampel 33 21 P 5 5
34 Sampel 34 20 P 3 3
35 Sampel 35 22 L 5 4
36 Sampel 36 25 P 4 4
37 Sampel 37 24 L 4 3
38 Sampel 38 21 P 2 3
Keterangan:
Posisi 1 : di anterior premolar satu bawah. Posisi 2 : segaris premolar satu bawah.
Posisi 3 : di antara premolar satu dan premolar kedua bawah. Posisi 4 : segaris premolar kedua bawah.
Posisi 5 : di antara premolar kedua dan akar mesiobukal molar satu bawah. Posisi 6 : segaris akar mesiobukal molar satu.
(46)
Lampiran 3
HASIL PERHITUNGAN SPSS
Frequency Table
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 20 24 63.2 63.2 63.2
21 6 15.8 15.8 78.9
22 2 5.3 5.3 84.2
23 1 2.6 2.6 86.8
24 4 10.5 10.5 97.4
25 1 2.6 2.6 100.0
Total 38 100.0 100.0
jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid laki-laki 7 18.4 18.4 18.4
Perempuan 31 81.6 81.6 100.0
Total 38 100.0 100.0
kanan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Di anterior premolar 1 dan 2
bawah
(47)
Segaris premolar 1 bawah 5 13.2 13.2 15.8 di antara premolar 1 dan 2
bawah
12 31.6 31.6 47.4
Segaris premolar kedua bawah
14 36.8 36.8 84.2
premolar 2 bawah, akar mesiobukal molar 1 bawah
5 13.2 13.2 97.4
segaris akar mesiobukal molar 1 bawah
1 2.6 2.6 100.0
Total 38 100.0 100.0
kiri
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Segaris premolar 1 bawah 2 5.3 5.3 5.3
di antara premolar 1 dan 2 bawah
12 31.6 31.6 36.8
Segaris premolar kedua bawah
18 47.4 47.4 84.2
premolar 2 bawah, akar mesiobukal molar 1 bawah
6 15.8 15.8 100.0
Total 38 100.0 100.0
keseluruhan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Di anterior premolar 1 dan 2
bawah
1 1.3 1.3 1.3
(48)
di antara premolar 1 dan 2 bawah
24 31.6 31.6 42.1
Segaris premolar kedua bawah
32 42.1 42.1 84.2
premolar 2 bawah, akar mesiobukal molar 1 bawah
11 14.5 14.5 98.7
segaris akar mesiobukal molar 1 bawah
1 1.3 1.3 100.0
Total 76 100.0 100.0
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Umur 38 20 25 20.89 1.485
(49)
Lampiran 4
(50)
Lampiran 5
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
Selamat pagi Saudara.
Perkenalkan nama saya Malfi Tunruan Makkelo. Saya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU dan saat ini saya sedang menjalani penelitian dengan judul “Posisi Foramen Mentalis pada Mahasiswa suku Batak Ditinjau dari Radiografi Panoramik di FKG USU”. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui posisi foramen mentalis (lubang kecil dibawah akar gigi belakang) pada mahasiswa suku Batak dari radiografi di FKG USU. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai variasi posisi foramen mentalis (lubang kecil di bawah akar gigi belakang rahang bawah) pada mahaiswa suku Batak yang dapat menjadi panduan apabila melakukan penyuntikan anastesi (obat bius) pada saat perawatan gigi rahang bawah.
Pada penelitian ini, prosedur yang akan saya lakukan adalah pengambilan foto ronsen panoramik di Unit Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Pengambilan foto ronsen ini hanya membutuhkan waktu kira-kira 3 – 4 menit. Dosis radiasi pada satu kali pengambilan foto panoramik adalah 0,004 – 0,003 mSv sehingga tidak akan memberikan efek samping ataupun risiko merugikan.
Jika Anda bersedia, surat pernyataan kesediaan menjadi subjek penelitian terlampir harap ditandatangani secara sadar dan tanpa paksaan dan dikembalikan kepada peneliti. Perlu diketahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan Anda dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian ini berlangsung.
(51)
Apabila terjadi sesuatu hal yang merugikan berkaitan dengan penelitian ini, dapat menghubungi alamat di bawah ini:
Malfi Tunruan Makkelo
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Jalan Alumni No. 2 kampus USU Medan 20155
Telp: 085242620760
Partisipasi Saudara dalam penelitian ini tidak dipungut biayat. Demikian penjelasan dari saya, mudah-mudahan dapat dimengerti. atas kesediaan waktu Saudara(i), saya ucapkan terima kasih.
Peneliti,
(52)
Lampiran 6
LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Alamat : Telepon/HP :
Setelah mendapat penjelasan mengenai apa yang akan dilakukan dan manfaat yang didapatkan pada penelitian yang berjudul:
“Posisi Foramen Mentalis pada Mahasiswa suku Batak Ditinjau dari Radiografi Panoramik di FKG USU”
secara sadar dan tanpa paksaan menyatakan setuju menjadi subjek pada penelitian ini.
Medan, ... Yang menyetujui, subjek Penelitian
(53)
Lampiran 7
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
No. Kegiatan Agustus September Oktober November 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Penyusunan
proposal 2 Pengumpulan
data
3
Pengolahan dan analisis
data 4 Penyusunan
(54)
Lampiran 8
RINCIAN BIAYA PENELITIAN
POSISI FORAMEN MENTALISPADA MAHASISWA SUKU BATAK
DITINJAU DARI RADIOGRAFI PANORAMIK DI FKG USU
Besar biaya yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebesar empat juta seratus dua puluh ribu rupiah dengan riincian sebagai berikut:
Biaya pengambilan foto panoramik 38 sampel : Rp 3.800.000,00 Biaya alat tulis, kertas dan tinta : Rp 200.000,00 Biaya penggandaan proposal dan hasil peneliitian : Rp 120.000,00
+
Jumlah Rp 4.120.000,00
(55)
Lampiran 9
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Malfi Tunruan Makkelo Tempat Tanggal Lahir : Sinjai, 4 April 1991 Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Anak ke : 2 (dua) dari 3 (tiga) bersaudara
Alamat : Jalan Djamin Ginting Gang Senina No. 30 Medan Telepon/Hp : 085242620760
Alamat e-mail : malfitunruanmakkelo@yahoo.co.id PENDIDIKAN
1997 – 2003 : Menjalani pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 28 Pakkita
2003 – 2006 : Menjalani pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Sinjai Timur
2006 – 2008 : Menjalani pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Sinjai Timur
2008 – 2009 : Menjalani pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 7 Makassar
2010 – sekarang : Menjalani Program Sarjana-1 Pendidikan Dokter Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
(1)
Lampiran 5
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
Selamat pagi Saudara.
Perkenalkan nama saya Malfi Tunruan Makkelo. Saya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU dan saat ini saya sedang menjalani penelitian dengan judul “Posisi Foramen Mentalis pada Mahasiswa suku Batak Ditinjau dari
Radiografi Panoramik di FKG USU”. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui posisi foramen mentalis (lubang kecil dibawah akar gigi belakang) pada mahasiswa suku Batak dari radiografi di FKG USU. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai variasi posisi foramen mentalis (lubang kecil di bawah akar gigi belakang rahang bawah) pada mahaiswa suku Batak yang dapat menjadi panduan apabila melakukan penyuntikan anastesi (obat bius) pada saat perawatan gigi rahang bawah.
Pada penelitian ini, prosedur yang akan saya lakukan adalah pengambilan foto ronsen panoramik di Unit Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Pengambilan foto ronsen ini hanya membutuhkan waktu kira-kira 3 – 4 menit. Dosis radiasi pada satu kali pengambilan foto panoramik adalah 0,004 – 0,003 mSv sehingga tidak akan memberikan efek samping ataupun risiko merugikan.
Jika Anda bersedia, surat pernyataan kesediaan menjadi subjek penelitian terlampir harap ditandatangani secara sadar dan tanpa paksaan dan dikembalikan kepada peneliti. Perlu diketahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan Anda dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian ini berlangsung.
(2)
Malfi Tunruan Makkelo
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Jalan Alumni No. 2 kampus USU Medan 20155
Telp: 085242620760
Partisipasi Saudara dalam penelitian ini tidak dipungut biayat. Demikian penjelasan dari saya, mudah-mudahan dapat dimengerti. atas kesediaan waktu Saudara(i), saya ucapkan terima kasih.
Peneliti,
(3)
Lampiran 6
LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :
Alamat : Telepon/HP :
Setelah mendapat penjelasan mengenai apa yang akan dilakukan dan manfaat yang didapatkan pada penelitian yang berjudul:
“Posisi Foramen Mentalis pada Mahasiswa suku Batak Ditinjau dari Radiografi Panoramik di FKG USU”
secara sadar dan tanpa paksaan menyatakan setuju menjadi subjek pada penelitian ini.
Medan, ... Yang menyetujui, subjek Penelitian
(4)
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
No. Kegiatan Agustus September Oktober November 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Penyusunan
proposal 2 Pengumpulan
data 3
Pengolahan dan analisis
data 4 Penyusunan
(5)
Lampiran 8
RINCIAN BIAYA PENELITIAN
POSISI FORAMEN MENTALISPADA MAHASISWA SUKU BATAK
DITINJAU DARI RADIOGRAFI PANORAMIK DI FKG USU
Besar biaya yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebesar empat juta
seratus dua puluh ribu rupiah dengan riincian sebagai berikut:
Biaya pengambilan foto panoramik 38 sampel : Rp 3.800.000,00 Biaya alat tulis, kertas dan tinta : Rp 200.000,00 Biaya penggandaan proposal dan hasil peneliitian : Rp 120.000,00
+
Jumlah Rp 4.120.000,00
(6)
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Malfi Tunruan Makkelo Tempat Tanggal Lahir : Sinjai, 4 April 1991 Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Anak ke : 2 (dua) dari 3 (tiga) bersaudara
Alamat : Jalan Djamin Ginting Gang Senina No. 30 Medan Telepon/Hp : 085242620760
Alamat e-mail : malfitunruanmakkelo@yahoo.co.id PENDIDIKAN
1997 – 2003 : Menjalani pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 28 Pakkita
2003 – 2006 : Menjalani pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Sinjai Timur
2006 – 2008 : Menjalani pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Sinjai Timur
2008 – 2009 : Menjalani pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 7 Makassar
2010 – sekarang : Menjalani Program Sarjana-1 Pendidikan Dokter Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara