BOOK Henny Sri Mulyani R Penggunaan Radio Mora

PENGGUNAAN RADIO MORA
OLEH KOMUNITAS PENDENGAR AMOR
DI KOTA BANDUNG
Henny Sri Mulyani R
Fakultas Ilmu Komunikasi –Universitas Padjadjaran
� henny.sri.mulyani@unpad.ac.id

Pendahuluan
Media massa mempunyai peran yang berkaitan dengan fungsi media
pada umumnya yag berada pada ranah komunikasi massa. Domminick
dalam Efendy (2001 :29) menyebutkan bahwa setidaknya ada lima
fungsi mendasar komunikasi massa, yakni pengawasan (surveillance),
penafsiran (interpretation), pertalian (linkage), penyebaran nilai-nilai
(transmission of value) dan hiburan (entertaintment).
Radio sebagai salahsatu bentuk media massa mendapat julukan
sebagai the ith estate (Ardianto, 2007:128). Julukan ini muncul
mengingat kekuatan radio sebagai teknologi baru dianggap punya
pengaruh kuat seperti pada Perang Dunia II, kekuatan radio tersebut
didasarkan pada daya langsung, daya tembus, dan daya tarik yang
dimiliki radio.
Daya langsung radio berkaitan dengan proses penyusunan

dan penyampaian pesan poada pendengarnya yang relatif cepat
dibandingkan media massa lainnya. Daya tembus radio berkaitan
dengan pendistribusian informasi yang lebih ringkas dan tidak terlalu
terbebani oleh lokasi khalayak. Sementara daya tarik radio terdapat
pada sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur yang ada padanya
yaitu musik, kata-kata dan efek suara.
Trend radio dimasa kini memiliki segmentasi yang spesiik atau
jenis format yang didasarkan pada pilihan konten tertentu. Pada
gilirannya menjadikan stasiun radio memiliki ciri khasnya masingmasing. Radio Mora adalah salah satu media radio yang memiliki

251

Kolase Komunikasi di Indonesia

konten spesiik yaitu bidang hukum sebagai menu utama siarannya
sementara pada umumnya radio siaran lain bidang hukum hanya
sebagian kecil dari konten keseluruhan.
Menurut General Manager Radio Mora, Mora Saragih, Radio
Mora memiliki visi untuk membangun komunikasi konstruktif
da dalam masyarakat yaitu dapat saling memberi manfaat tentang

kesadaran kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dalam
kerangka mengerti dan taat hukum demi menuju kehidupan yang
lebih baik. Hal tersebut diwujudkan dalam positioning Radio Mora
sebagai he law and justice station. Mora membidik tujuan untuk
mengembangkan pemahaman masyarakat dalam ranah hukum.
Keberadaan radio Mora menarik untuk diteliti sehubungan dengan
kondisi hukum yang ada dewasa ini. Banyak pihak menilai pelaksanaan
hukum di Indonesia belum maksimal. Hukum seperti pisau tajam
di bawah tetapi tumpul di atas1. Maksudnya ketika berhadapan
dengan masyarakat yang lemah, hukum seolah diterjemahkan seperti
tertulis sehingga para pelaku kejahatan sekecil apapun mendapat
ganjaran. Sementara kepada pelanggar dari kalangan kuat baik secara
inansial maupun akses terhadap kekuasaan hukum bisa diatur agar
menuntungkan mereka.
Padahal demi terciptanya kepastian hukum semua orang haruslah
memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum. Jadi setiap orang
bisa terjerat hukum dan setiap orang memiliki hak yang sama sewaktu
berhadapan dengan hukum. Hukum di Indonesia ada untuk mengatur
kehidupan tiap individu dalam negeri ini sehingga tercipta keteraturan
dann ketertiban di dalamnya.2

Menurut Mora Saragih, General Manager Radio Mora, disinilah
Radio Mora menampilkan perannya sebagai media mengemban misi
untuk menjadi media yang berguna bagi rakyat sebagai media advokasi
yang bersedia membantu masyaralkat menerima aspirasi, aduan, maupun
kluhan masyarakat seraya senantiasa berupaya untuk menigkatkan
kesadaran hukum masyarakat. Hal ini dilakukan dengan menyediakan
program-program yang menonjolkan diskusi interaktif yang membahas
realitas sosial dalam masyarakat dengan perspektif hukum.
1
2

Editorial Majalah Readers Digest Indonesia edisi September 2011, hal 5
Ibid, hal 8

252

Henny Sri Mulyani R, Penggunaan Radio Mora...

Program di Radio Mora diasuh oleh penyiar radio yang kebanyakan
merupakan praktisi di bidang hukum. Dari 14 program siaran yang ada

terdapat lima program siaran utama yang berkaitan dengan masalah
hukum. Dalam penelitian ini lima program itulah yang masuk kategori
program informasi hukum. Kelima program tersebut secara rutin
mengudara dari hari Senin hingga Sabtu sejak pukul 06.00 hingga pukul
21.00 atau mengudara selama 12 jam. Kelima program tersebut adalah :
1. Somasi (Sorotan Masalah dan Situasi) yang membahas berbagai
informasi dan permasalahan publik Kota Bandung dengan
perspektif hukum.
2. Saksi (Saran Komentar dan Informasi), membahas. Permasalahan
regional maupun nasional yang sedang hangat dengan perspektif
hukum.
3. Kasasi (Kasus dari Sana Sini) yang membahas kasus-kasus hukum
secara detail sekaligus menjadi ruang untuk berkonsultasi masalah
hukum.
4. Motif (Mora Interaktif) merupakan program interaktif dengan
topik mengenai kasus hukum yang spesiik.
5. Eksekusi (Ekstra Sekunder dan Informasi) merupaka program
interaktif dengan topik mengenai isu-isu yang sedang berkembang
di masyarakat. Sesekali menghadirkan narasumber terkait dengan
isu yang dibahas.

Segmentasi pendengar radio Mora adalah pendengar berusia 27
tahun ke atas yang terdapat pada rentang SES (status ekonomi sosial)
B1, B2 dan C. Dengan asumsi bahwa golongan masyarakat inilah yang
seringkali berhadapan dengan permasalahan hukum yang beragam
dan menyentuh banyak bidang kehidupan seperti masalah pertanahan,
perkawinan hingga perniagaan. selain itu Radio Mora memiliki wilayah
jangkauan siaran Kota Bandung dan sekitarnya.
Radio Mora memiliki komunitas pendengar yang bernama Anggota
Mora (Amor). Berdasarkan data terdapat 720 anggota Amor di Kota
Bandung. Keberadaan komunitas ini menunjukan bahwa mereka secara
sadar menggunakan media tersebut selain media lain untuk pemenuhan
kebutuhan informasi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melihat
bagaimana penggunaan media radio Mora oleh komunitas Amor untuk
pemenuhan kebutuhan informasi dalam bidang hukum.
253

Kolase Komunikasi di Indonesia

Tinjauan Pustaka
Komunikasi massa mengacu Domminick dalam Efendy (2001: 29)

memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Pengawasan (surveillance)
Pengawasan mengacu kepada yang dikenal sebagai peranan berita
dan informasi dari media massa. Fungsi pengawasan dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu :
a. Pengawasan peringatan : pengawasan jenis ini terjadi jika media
menyampaikan informasi kepada kita mengenai ancaman bencana
alam, kondisi ekonomi yang mengalami depresi atau serangan militer.
Peringatan ini dapat diinformasikan segera dan serentak, dapat pula
diinformasikan ancaman dalam jangka waktu lama atau ancaman
kronis (berita surat kabar mengenai polusi udara atau masalah
pengangguran), tapi dalam praktiknya banyak juga informasi yang
tidak merupakan ancaman yang perlu diketahui oleh rakyat.
b. Pengawasan instrumental : ini berkaitan dengan penyebaran informasi
yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Misalnya berita harga
barang kebutuhan sehari-hari dipasar, produk baru dll.
2. Interpretasi (interpretation)
Fungsi ini erat kaitannya dengan fungsi pengawasan, karena media
massa tidak hanya menyajikan fakta dan data tetapi juga informasi
beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Acap kali fungsi

ini mendapat perhatian utama para pejabat pemerintah, tokoh politik
dan pemuka masyarakat karena seringkali bersifat kritik terhadap
kebijakan pemerintah. Oleh karena itu lewat fungsi ini media massa
sering disebut sebagai anjig penjaga yang menggonggong apabila
pemerintah ingkar dari kewajibannya. Fungsi in I bisa berbentuk
kartun atau gambar lucu yang bersifat sindiran.
3. Hubungan (linkage)
Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat
di dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh
saluran perseorangan. Missal hubungan pemuka partai politik dengan
pengikutnya ketika membaca surat kabar ternyata partainya banyak
dikagumi dimasyarakat.

254

Henny Sri Mulyani R, Penggunaan Radio Mora...

Fungsi hubungan yang dimiliki oleh media akan berpengaruh
banyak pada masyarakat sehingga dijuluki sebagai “public making”
ability of the mass media atau kemampuan membuat sesuatu menjadi

umum dari media massa. Hal ini erat kaitannya dengan perilaku
seseorang (baik yang positih konstruktif atau negative destruktif)
yang apabila diberitakan oleh media massa maka akan segera seluruh
masyarakat mengetahuinya.
4. Sosialisasi
Sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai yang mengacu kepada caracara di mana seseorang mengadopsi prilaku dan nilai-nilai suatu kelompok.
Media massa menyajikan penggambaran masyarakat dan dengan membaca,
mendengarkan dan menonton maka seseorang mempelajari bagaimana
khalayak berprilaku dan nilai-nilai apa yang penting.
5. Hiburan (entertainment)
Hiburan sangatlah penting untuk melepaskan saraf-saraf setelah
berjam-jam membaca berita-berita berat juga sebagai sarana rekreasi
dan kesenangan. Komunikasi massa membantu khalayak untuk
mengisi waktu luangnya dengan menyajikan berbagai acara yang
dipenuhi oleh komedi, drama, tragedi, permainan dan lain-lain.
Penggunaan Media
Menurut McQuail (1996:217) Penyebab utama penggunaan media
terletak dalam lingkungan sosial dan psikologis yang dirasakan untuk
menanggulangi masalah sebagai pemuas kebutuhan. Penggunaan
media didorong oleh adanya kebutuhan dan tujuan yang ditentukan

oleh audien sendiri dan bahwasannya partisipasi aktif dalam proses
komunikasi dapat mempermudah dan mempengaruhi kepuasan dan
dapat menimbulkan berbagai efek yang terkait dengan terpaan media.
Rosengreen dalam Rahmat (2005 : 277) menjelaskan bahwa
penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan, jenis isi
media yang dikonsumsi dan hubungan individu dengan isi media atau
media secara keseluruhan.

Metode Penelitian
Sugiyono (2008:8) mendeinisikan metode penelitian kuantitatif
sebagai sebuah metode penelitian yang berdasarkan pada ilsafat
255

Kolase Komunikasi di Indonesia

positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data mengunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan.
Singarimbun dan Efendi (1989:42) menyebutkan penelitian

survei digunakan untuk maksud eksploratif, deskriptif, eksplanatif,
evaluasi, prediksi, operasional dan pengembangan indikator-indikator
sosial. Lebih jauh disebutkan penelitian survei dilakukan melalui
proses seperti pengumpulan data lapangan, menggambarkan dan
menganalisis data dengan bantuan analisis statistika yang relevan dan
selanjutnya dibuat kesimpulan tentang arti data tersebut. Penelitian
ini dimaksudkan untuk mengukur dengan cermat fenomena sosial
tertentu dengan mengembangkan konsep dan menghimpun fakta
tanpa melakukan pengujian hipotesis.
Populasi yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah seluruh
anggota komunitas pendengar radio Mora yang berada di Kota
Bandung. Jumlah anggota komunitas pendengar adalah sebanyak
720 orang. Ukuran sampel dalam penelitian ini dihitung dengan
menggunakan rumus Yamane (Rahmat , 2007 :82) diperoleh sebanyak
88 orang anggota.

Hasil Dan Pembahasan
Identitas responden
Tabel 1
Rentang usia responden

Rentang usia

Frekuensi

%

< 30 tahun

18

20,4

31 – 40 tahun

25

28,4

> 40 tahun

45

51,2

Jumlah

88

100

Pada umumnya komunitas pendengar Mora lebih dari 40 tahun
yaitu sebanyak 51,2 %, sementara usia yang paling sedikit adalah usia
kurang dari 30 tahun. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa radio
Mora memang sejalan dengan misinya yaitu membidik pasar yang
berusia diatas usia 27 tahun.

256

Henny Sri Mulyani R, Penggunaan Radio Mora...

Tabel 2
Jenis Kelamin Responden
Jenis kelamin

Frekuensi

%

Laki-laki

60

68,2

Perempuan

28

31,8

Jumlah

88

100

Perbandingan Komunitas pendengar radio Mora pada umumnya
adalah laki-laki 68,2 % dan perempuan 31,8 %. Sementara radio Mora
sendiri membidik target khalayak dengan rasio 60 % laki-laki dan 40
% perempuan.3
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan sering disetarakan dengan kemampuan intelek
seseorang. Menurut Maslow dalam Goble (2009:114) pendidikan
memainkan perana penting dalam pengembangan watak. Hal tersebut akan
berimbas pada perilaku seseorang terhadap sesuatu. Perbandingan tingkat
pendidikan komunitas pendengar radio Mora tampak pada tabel berikut
Tabel 3
Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan

frekuensi

%

SD

3

3,4

SMP

9

10,2

SMA

39

44,3

Diploma

19

21,5

Strata 1

16

18,2

S2

1

1,1

S3

1

1,1

Jumlah

88

100

Mayoritas komunitas pendengar Radio Mora adalah berlatar
belakang pendidikan SMA sebanyak 44,3 % sementara yang tidak
menamatkan pendidika SMA sebanyak 13,6 %. Proporsi tingkat
pendidikan di atas tidaj jaug berbeda dengan target segmentasi radio
Mora, yaitu 40% tamatan SMA, 30 % tamatan Diploma , 20 % tamatan
tingkat Diploma dan 10 % tamatan lainnya.4
3
4

Company proile Radio Mora 2011
Company proile Radio Mora, 2011

257

Kolase Komunikasi di Indonesia

Tabel 4
Masa Keanggotaan
Keanggotaan

Frekuensi

%

17

19,3

1 – 2 tahun

30

34,1

3 – 4 tahun

15

17

5 – 6 tahun

11

12,5

15

17

Jumlah

88

100

< 1 tahun

 6 tahun

Tabel 4 menunjukan bahwa mayoritas responden bergabung
dalam komunitas penggemar Mora selama 1 sd 2 tahun sebanyak 34,1
%. Dan yang baru bergabung kurang dari satu tahun sebanyak 19,3 %.
Analisis Deskriptif Penggunaan Media oleh Komunitas Pendengar
Radio Mora
Tabel 5
Frekuensi Penggunaan Per Minggu
Frekuensi/minggu
< 2 kali

Frekuensi

%

3

3,4

2 – 3 kali

8

9,2

4 – 5 kali

14

15,9

63

71,5

Jumlah

88

100

 5 kali

Tabel 5 menunjukan frekuensi penggunaan radio Mora dihitung
perminggu, dari tabel menunjukan bahwa 71,5 % menggunakan radio
Mora lebih dari 5 kali dalam seminggu sehingga hampir tiada hari yang
dilewatkan tanpa mendengar radio Mora dan penggunaan paling rendah
adalah frekuensi penggunaanya kurang dari 2 kali sebanyak 3,4 %.
Tabel 6
Durasi Penggunaan
Durasi

%

< 1 jam

3

3,4

1 – 2 jam

26

29,5

3 – 4 jam

30

34,1

5 – 6 jam

12

13,6

17

19,3

Jumlah

88

100

 7 jam

258

Frekuensi

Henny Sri Mulyani R, Penggunaan Radio Mora...

Radio Mora mengudara 24 jam sehari dan mayoritas responden
sebanyak 34,1 % mendengarkan antara 3 – 4 jam per harinya dan
sedikit sekali responden mendengarkan kurang dari 1 jam yaitu 3,4 %.
Tabel 7
Jumlah Program yang Dikonsumsi
Jumlah Program

Frekuensi

%

< 3 Program

6

6,8

3 – 6 program

45

59,2

7 - 10 program

 10 program

Jumlah

17

19,4

12

13,6

88

100

Radio Mora menyiarkan sebanyak 14 program acara secara rutin
dan ternyata pada umumnya responden mendengarkan 3 sd 6 program
yaitu sebanyak 59,2 % dan hanya 6,8 % responden mendengarkan
kurang dari 3 program.
Tabel 8
Program yang Dikonsumsi
Nama Program
Interupsi

Frekuensi

%

23

4,46

Tabur kasih

6

1,16

Somasi

69

13,37

Saksi

65

12,60

Kasasi

67

12,98

Konpensi

23

4,45

Motif

57

11,04

Penglipur kalbu

48

9,30

Eksekusi

21

4,07

Eksepsi

13

2,52

Sapa Mora

26

5,03

Amor Memories

30

5,81

Mora Peduli

31

6,00

Kiprah Kopjaskum

37

7,17

516

100

Jumlah

Pada penelitian ini pendengar diminta untuk memilih program apa
yang dikonsumsi dan pendengar boleh memilih lebih dari satu program
yang dikonsumsi. Program yang paling banyak dminati adalah program
259

Kolase Komunikasi di Indonesia

Somasi (Sorotan Masalah dan Situasi) merupakan program rutin yang
disiarkan setiap hari Senin hingga Sabtu pukul 06.00 sampai dengan
pukul 09.00. Dalam program ini biasanya penyiar mengulas berita yang
sedang hangat yang ada di surat kabar pagi yang berkaitan dengan masalah
hukum.. peringkat kedua program Kasasi (Kasus dari Sana sini) program
yang disiarkan setiap pukul 12.00 hingga 15.00 pada hari Senin hingga
Sabtu. Peringkat ketiga program Saksi ( saran, komentar dan Informasi)
yang disiarkan setiap pukul 09.00 hingga 12.00 pada hari Senin hingga
Sabtu merupakan program informasi.
Menurut McQuail (1996 : 54) Pada dasarnya media adalah pembawa
atau pengantar informasi dan pendapat artinya pendengar komunitas
Amor telah menggunakan radio Mora sebagai sarana pengantar informasi
tersebut.
Terdapat pengelompokan bidang hukum yang disiarkan melalui
program acara di Radio Mora diantaranya adalah (1) bidang hukum
pidana, kriminal dan korupsi (2) hukum agraria dan pertanahan (3) hukum
keluarga, perkawinan dan waris (4) hukum administrasi dan tata negara (5)
hukum dagang dan persaingan usaha (6) hukum perbankan dan pajak (7)
hukum kontrak dan perburuhan (8) hukum adat dan agama (9) hukum
internasional dan (10) hukum lingkungan.
Penggunaan media menurut Ruggiero (2000 :15) melibatkan
interaktivitas yang akan menunjukan kemampuan interaktif pengguna
dengan media. Ia mendeinisikan interaktivitas sebagai suatu derajat dimana
audiens berpartisipasi dalam proses komunikasi bahkan dalam beberapa
tingkat memiliki kemampuan untuk mengatur dan bertukar peran dengan
media dalam konteks tertentu.
Pada saat penelitian interaksi yang diamati adalah mengenai
penggunaan saluran telepon, SMS (Short Message service) yang terhubung
langsung dengan penyiar.
Tabel 9
Saluran Interaksi
Saluran interaksi

260

Frekuensi

%

Tidak pernah

21

23,9

Melalui SMS

18

20,5

Melalui telepon

21

23,9

Melalui SMS dan Telepon

28

31,7

Jumlah

88

100

Henny Sri Mulyani R, Penggunaan Radio Mora...

Saluran interaksi yang dilakukan pendengar komunitas Amor
untuk terlibat dalam siaran radio Mora umumnya menggunakan dua
saluran sekaligus yaitu SMS dan telepon tapi berdasarkan temuan
penelitian tidak semua komunitas berinteraksi dengan media terbukti
adanya pendengar yang tidak aktif dalam berinteraksi tetapi hanya
sebagai pendengar sebanyak 23,9 %.
Untuk lebih jelasnya gambaran interaktivitas komunitas dengan
media tampak pada gambar berikut :

Gambar 1

Gambar 1 menunjukan bahwa komunitas Amor untuk
berinteraksi dengan media yang menggunakan SMS sebanyak 46
orang dan menggunakan telepon sebanyak 49 orang sementara yang
menggunakan keduanya sebanyak 28 orang.
Tabel 10
Intensitas Penggunaan SMS
Intensitas/ minggu

Frekuensi

%

< 2 kali

10

21,7

2 – 4 kali

16

34,8

5 – 7 kali

 7 kali

Jumlah

8

17,4

12

26,1

46

100

Dari 46 orang yang menggunakan fasilitas SMS untuk ikut terlibat
dalam siaran radio umumnya 2 sd 4 kali dalam seminggu. Sementara
intensitas penggunaan telepon dari 49 pengguna dapat terlihat pada
tabel berikut :

261

Kolase Komunikasi di Indonesia

Tabel 11
Intensitas Penggunaan Telepon
Intensitas/ minggu

Frekuensi

%

< 2 kali

10

20,4

2 – 4 kali

15

30,6

5 – 7 kali

14

28,6

10

20,4

Jumlah

49

100

 7 kali

Interaksi tersebut berdasarkan pengamatan mempunyai tujuan yaitu
diantaranya untuk mengomentari topik, bertanya atau berkonsultasi,
menyampaikan informasi, request lagu dan berkirim salam.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rentang
antar kuartil untuk penggunaan media oleh komunitas pendengar
Amor di Kota Bandung dapat dikatagorikan sebagai berikut :
Tabel 12
Penggunaan Media Radio Mora
Penggunaan

Kategori

Intensitas penggunaan

Tinggi

Interaktivitas

Cukup

Intensitas penggunaan radio Mora oleh komunitas pendengar
Amor mempunyai kategori tinggi menunjukan bahwa radio Mora
telah menjadi bagian dari keseharian anggota komunitas pendengar
Amor. Salah satu pemicu tingginya intensitas adalah dengan adanya
beragam kebutuhan yang akan mereka penuhi melalui penggunaan
radio. Penggunaan media didorong oleh adanya kebutuhan dan tujuan
yang ditentukan oleh audiens sendiri.

Simpulan
Penggunaan media radio Mora umumnya untuk menanggulangi
kebutuhan audiens atas informasi yang dibutuhkan atau penggunaan
media didorong oleh adanya kebutuhan dan tujuan yang ditentukan
oleh komunitas pendengar Amor itu sendiri.
Perkembangan teknologi dewasa ini sedikit banyak telah mengubah
cara pandang mengenai komunikasi massa, misalnya Efendy (2003 :
262

Henny Sri Mulyani R, Penggunaan Radio Mora...

83) yang menganggap komunikasi massa berjalan satu arah. Pada radio
ternyata mengikuti perkembangan teknologi saat ini seperti kehadiran
telepon dan SMS yang sifatnya personal membuat proses komunikasi
tidak terpaku pada proses komunikasi satu arah. Dalam hal ini audiens
dapat memberikan informasi atau tanggapan melalui saluran tersebut
dan kini informasi tidak didominasi oleh media hal ini menunjukan
bahwa audiens merupakan pengguna media yang aktif.

263

Kolase Komunikasi di Indonesia

Datar Pustaka
Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala dan Siti Karlina. 2007. Kmunikasi
Massa : Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Bungin, Burhan. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Grup.
Efendy, Onong Uchyana. 1991. Radio Siaran : Teori dan Praktek.
Bandung : Penerbit Mandar Maju.
-------------.2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra
Aditya Bakti.
Gobble, Frank G. 2009. Mazhab Ketiga : Psikologi Humanistik Abraham
Maslow. Yogyakarta : Kanisius
Marzuki, Peter Mahmud. 2009. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta:
Kencana Prenada Media Grup.
Masduki. 2001. Jurnalistik Radio : Menata Profesionalisme Reporter dan
Penyiar. Yogyakarta: LKiS
McQuail, Dennis. 1996. Teori Komunikasi Massa : Suatu Pengantar.
Jakarta : Erlangga.
Morissan, Andy Corry Wardhani dan Farid Hamid. 2010.
Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia

Teori

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Rahmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
-------------------------. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung
: Remaja Rosda Karya
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung : Alfabeta

264