Faktor Pemilihan Persalinan Sectio Caesarea Tanpa Indikasi Medis di Rsu Bunda Thamrin Medan

FAKTOR PEMILIHAN PERSALINAN SECTIO
CAESAREA TANPA INDIKASI MEDIS DI RSU BUNDA
THAMRIN MEDAN
Intan Salfariani M*, Siti Saidah Nasution**
*Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
**Dosen Departemen Keperawatan Maternitas dan Keperawatan Anak
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Phone: 081370703469
E-mail: inz_nazwa@yahoo.com
Abstrak
Sectio caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen
dan uterus. Dalam perkembangannya, selain untuk menolong kegawatan persalinan, sectio caesarea
kadang dilakukan untuk alasan yang irasional. Di Indonesia angka kejadian sectio caesarea terus
meningkat baik di rumah sakit pendidikan maupun rumah sakit swasta. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik ibu memilih persalinan sectio
caesarea tanpa indikasi medis dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ibu memilih
persalinan sectio caesarea tanpa indikasi medis dan di RSU Bunda Thamrin Medan. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin dengan tindakan sectio caesarea tanpa indikasi medis.
Sampel penelitian berjumlah 22 orang ibu bersalin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas
responden adalah ibu dengan rentang usia 25-30 tahun, perguruan tinggi, ibu bekerja, primigravida
dan tidak memiliki pengalaman persalinan sebelumnya. Dan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu

memilih persalinan sectio caesarea tanpa indikasi medis yaitu kesepakatan suami istri (86,4%),
pengetahuan (81,8%), faktor sosial (72,7%), kecemasan persalinan normal (59,1%), kepercayaan
(54,5%), faktor ekonomi (36,4%), dan pekerjaan (18,2%). Disarankan perlu adanya penyuluhan dan
konseling sebelum persalinan agar menentukan pilihan secara matang dalam mengambil suatu
tindakan persalinan.

Kata kunci: sectio caesarea, faktor yang mempengaruhi
PENDAHULUAN
Setiap
wanita
menginginkan
persalinannya berjalan lancar dan dapat
melahirkan bayi dengan sempurna.
Persalinan bisa saja berjalan secara
normal, namun tidak jarang proses
persalinan mengalami hambatan dan
harus dilakukan dengan operasi (Kasdu,
2003).
Pada masa lalu melahirkan dengan
cara operasi merupakan hal yang

menakutkan karena dapat menyebabkan
kematian. Namun dengan berkembangnya
kecanggihan bidang ilmu kedokteran
kebidanan pandangan tersebut mulai
bergeser. Kini sectio caesarea kadang
menjadi alternatif pilihan persalinan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Pusat Studi Obstetri dan Ginekologi di
Washington
DC
tahun
1994
menunjukkan bahwa setengah dari
jumlah kelahiran sectio caesarea yang

tercatat, secara medis sebenarnya tidak
diperlukan. Di Indonesia angka kejadian
sectio caesarea juga terus meningkat baik
di rumah sakit pendidikan maupun di
rumah

sakit
swasta.
Berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Basalamah dan Galuardi tahun 1993,
terhadap 64 rumah sakit di Jakarta
tercatat 17.665 kelahiran, dari angka
kelahiran tersebut sebanyak 35,7- 55,3%
melahirkan dengan sectio caesarea .
Sementara data lain dari RSUPN Cipto
Mangunkusumo Jakarta menyebutkan
bahwa dari persalinan sebanyak 404
perbulan didapati 30% persalinan
dengan sectio caesarea. Dan dari
persalinan sectio caesarea tersebut
sekitar 13,9% merupakan permintaan
sectio caesarea yang dilakukan tanpa

pertimbangan medis (Kasdu 2003).
Sectio
caesarea
adalah
suatu
pembedahan guna melahirkan anak lewat
insisi pada dinding abdomen dan uterus
7

(Oxorn, 2010). Pertolongan operasi
persalinan dengan sectio caesarea
mempunyai sejarah yang panjang. Bahaya
infeksi merupakan ancaman serius
sehingga banyak terjadi kematian.
Perkembangan teknologi sectio caesarea
demikian majunya sehingga bahayanya
makin dapat ditekan. Oleh karenanya
pertolongan persalinan sectio caesarea
makin banyak dilakukan (Ayu, 2009).
Penelitian Basalamah dan Galuardi

tahun 1993 beberapa alasan yang
mendasari permintaan sectio caesarea
adalah karena para ibu yang bekerja
sangat terikat dengan waktu dan sudah
memiliki jadwal tertentu. Alasan lainnya
adalah masalah kepercayaan yang
mengaitkan waktu kelahiran dengan
peruntungan nasib dengan harapan apabila
anak dilahirkan pada tanggal atau jam
sekian maka rezeki dan kehidupannya
kelak lebih baik, keyakinan bayi yang
dilahirkan dengan sectio caesarea akan
lebih terjamin kesehatannya. Namun
alasan yang paling banyak adalah
anggapan yang salah bahwa dengan
operasi, ibu tidak akan mengalami rasa
sakit seperti halnya pada persalinan alami.
Hal ini terjadi karena kekhawatir dan
kecemasan menghadapi rasa sakit yang
akan terjadi pada persalinan alami (Kasdu,

2003).
Berdasarkan uraian di atas maka
penulis tertarik untuk meneliti faktor
pemilihan persalinan sectio caesarea
tanpa indikasi medis, dengan tujuan untuk
mengidentifikasi
faktor
pemilihan
persalinan sectio caesarea tanpa indikasi
medis di RSU Bunda Thamrin Medan.
METODE
Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif
dengan tujuan menggambarkan faktorfaktor yang mempengaruhi pemilihan
persalinan sectio caesarea tanpa
indikasi medis di RSU Bunda Thamrin
Medan. Populasi pada penelitian ini
adalah ibu yang memilih persalinan sectio
caesarea tanpa indikasi medis pada bulan
Maret-Juni 2012 di RSU Bunda Thamrin

Medan yaitu berjumlah 22 orang. Dan

sampel pada penelitian ini berjumlah 22
orang responden. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah total
sampling. Analisa data dilakukan melalui
beberapa tahap dimulai dengan editing,
coding , dan processing. Selanjutnya data
disajikan
dalam bentuk distribusi
frekuensi dan persentase.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Data Demografi
Tabel 1. Distribusi Responden
Berdasarkan Karakteristik
Responden (n=22)
Karakteristik
F
Umur

30
6
Agama
Islam
16
Protestan
5
Katolik
0
Budha
0
Hindu
1
Suku
Batak
12
Aceh
1
Minang
1

Jawa
6
Melayu
1
Lainnya
1
Pendidikan
Tinggi
16
Rendah
6
Pekerjaan
Bekerja
17
Tidak bekerja
5
Penghasilan perbulan
Rp 10.000.000
3
Kehamilan ke

Primigravida
13
Multigravida
9
Pengalaman persalinan
sebelumnya
Normal
4
Caesar
5
Tidak Ada
13

%
9,1
63,6
27,3
72,7
22,7
0

0
4,5
54,5
4,5
4,5
27,3
4,5
4,5
72,7
27,3
77,3
22,7
54,5
31,8
13,6
59,1
40,9

18,2
22,7
59,1

8

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa
mayoritas responden dalam rentang umur
25-30 tahun, tingkat pendidikan tinggi,
ibu
bekerja,
berpenghasilan