Penerapan Metode Discovery (penemuan terbimbing) untuk meningkatkan Pemahaman Konsep teorema pythagoras siswa kelas VIII diMTSN Pulosari Ngunut Tulungagung Tahun 2009 2010 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung
68
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A.
Deskripsi Lokasi Penelitian
1.
Sejarah Singkat Berdirinya MTs Negeri Pulosari Ngunut
Tempat penelitian ini adalah MTs Negeri Pulosari, yaitu suatu
lembaga pendidikan sekolah yang bercirikan islam yang berada di
Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung. Lembaga ini didirikan oleh
masyarakat setempat pada tahun 1967, dan tokoh yang memprakarsai
adalah Danramil Ngunut, Letnan Raswad.
Untuk mengawali kerjanya, maka dibentuklah kelompok yang terdiri
dari:
a.Letnan Raswad
b. Syariffudin
c.Muji Santoso
d. Suparlan
e.Junaidi BA.
f. Kandan
g. Atim
Pada awal berdirinya lembaga pendidikan tersebut diberi nama
“Pendidikan Guru Agama Lengkap” atau PGAL dan dikepalai oleh Bapak
Muji Santoso. Pada waktu itu PGAL masih menggunakan gedung SMP
68
69
Negeri 1 Ngunut selama 7 tahun. Pada tahun 1974 PGAL Ngunut pindah
tempat menggunakan gedung Madrasah Ibtidaiyah Kaliwungu dan
dikepalai oleh Djunaidi BA. Pada tahun itu juga nama PGAL dirubah
menjadi PGA 4 tahun.
Selanjutnya pada tahun 1974 PGA 4 tahun pindah gedung lagi
menggunakan gedung Madrasah Diniyah milik NU Ranting Pulosari.
Bertepatan tahun itu juga ada peraturan baru bahwa PGA 4 tahun
Tsanawiyah Walisongo Ngunut dengan kepala sekolah tetap dijabat oleh
Junaidi BA. Baru pada tahun 1979 sampai dengan tahun 1982 dijabat oleh
Rokhimi Alm.
Pada tahun 1980 MTs N Walisongo berubah status menjadi negeri
dengan terlebih dahulu menjadi Fillial MTs N Aryojeding Rejotangan.
Karena semakin berkembang dari tahun ke tahun, maka pada tanggal 15
November 1989 status Fillial dirubah menjadi negeri, dan sekarang
terkenal dengan nama MTsN Pulosari Ngunut.1
2.
Letak Geografis MTsN Pulosari Ngunut
Pada bagian ini penulis akan menjelaskan secara umum tentang
keadaan geografis MTsN Pulosari, sebagai tempat penelitian. MTsN
Pulosari merupakan Madrasah Tsanawiyah Negeri yang mempunyai letak
strategis, karena hanya berjarak kurang lebih 80 meter dari jalan raya
Pulosari Desa Pulosari Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung. Hal
1
Aman Zainudin (Kepala Tata Usaha),
70
ini
memudahkan
masyarakat
khususnya
seluruh
siswa
untuk
menjangkaunya, terlebih lagi lokasi MTsN Pulosari dekat dengan jalur
antar kota Blitar Tulungagung. Sekolah ini berada 11 km ke arah timur dai
kota Tulngagung dengan batas lokasi:
a.
Sebelah selatan adalah rumah penduduk
b.
Sebelah utara adalah rumah penduduk
c.
Sebelah timur adalah jalan Desa Pulosari
d.
Sebelah barat adalah tanah kosong
Madrasah tersebut menempati tanah seluas 3008 m2 yang telah
bersertifikat.
Meskipun dilihat dari tanah yang dimiliki MTsN Pulosari tidak
begitu luas, namun hal ini tidak menjadikan MTs Pulosari tertinggal dari
MTs-MTs Negeri yang lain. Karena masih banyak faktor yang
mempengaruhi maju tidaknya sebuah sekolah, diantaranya sarana dan
prasarana, keadaan guru, stuktur organisasi dan lain-lain.
3.
Visi dan Misi serta Tujuan MTsN Pulosari Ngunut
a.
Visi
Mencetak
siswa
MTsN
Polosari
menjadi
manusia
berpengetahuan luas, berbudi luhur yang berwawasan IPTEK dan
IMTAQ.
b.
Misi
71
Mencetak siswa yang berkualitas dalam
bidang ilmu pengetahuan.
Menceyak siswa yang menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi modern.
Mencetak siswa yang tertib beribadah
kepada Allah sesuai dengan ajaran islam.
c.
Tujuan
1.
Meningkatkan hasil preatasi belajar bagi siswa.
2.
Terampil mengerjakan sesuatu yang baik dan bermanfaat
berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3.
Meningkatkan tata karma yang baik dan tingkah laku dan
tutur kata sesuai dengan ajaran islam dalam hubungannya dengan
kholiq dan sesame manusia
4.
Peningkatan
keimanan
yang
lebih
sempurna
untuk
mencapai sifat taqwa yang lebih tinggi dan sempurna yang artinya
mencapai insane kamil.
4.
Sarana dan Prasarana MTsN Pulosari Ngunut
Sarana dan prasarana suatu lembaga mutlak sekali diperlukan
karena merupakan penunjang yang sangat penting dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar. Adapun sarana dan prasarana yang ada di
MTsN Pulosari dapat dilihat pada tabel berikut:
72
Tabel 4.1
Tabel Sarana dan Prasarana MTs N Pulasari
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Jenis Bangunan
Ruang Kelas
Ruang Kepala Madrasah
Ruang Guru
Ruang Tata Usaha
Perpustakaan
Ruang BK
Ruang UKS
Lab. Komputer
Kamar Mandi Guru
Kamar Mandi Siswa
Jumlah
10 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
4 Ruang
Ket.
Baik
Rusak Ringan
Rusak Ringan
Rusak Ringan
Rusak Ringan
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Sumber: Kantor MTs N 1 Pulosari Tahun Ajaran 2009/2010
Selain bangunan-bangunan yang disebutkan diatas, masih ada
bentuk sarana dan prasarana lain yang dapat mendukung berlangsungnya
proses belajar. Adapun keadaan sarana dan prasarana tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut:
a. Sarana pembelajaran yang sudah ada dapat digunakan sacara
maksimal.
b. Meja, kursi, papan tulis dan peralatan lain jumlahnya cukup
memadai.
c. Gedung
perpustakaan
sudah
memadai,
hanya
mengoptimalkan penggunaannya dan melengkapi sarananya.
tinggal
73
d. Buku-buku paket dari pemerintah baik dari Dinas Pendidikan
maupun dari Departemen Agama sudah dimanfaatkan secara
maksimal oleh siswa meskipun jumlahnya belum memadai.
e. Laboratorium komputer sudah dimanfaatkan secara maksimal oleh
siswa meskipun jumlahnya masih terbatas.
5.
Struktur Organisasi MTsN Pulosari Ngunut
Organisasi sekolah merupakan hal yang sangat berperan dalam
rangka proses pendidikan dan hal itu wujud dari kesiapan manajemen yang
diterapkan dalam organisasi berikut unsur-unsurnys. Untuk itu diperlukan
susunan organisasi sekolah mulai dari kepala sekolah sampai kepala stafstafnya. Adapun struktur organisasi MTs Negeri Pulosari sebagai berikut:
Struktur Organisasi Sekolah
Kepala
Drs. Mustakim
Koor. Kep. Sek.
(KKS)
Komite Sekolah
Kepala Tata Usaha
Aman, S. PI
Wakil Kepala
Juwito, S. PI
Waka Kurikulum
Dra. Lilik Rodiyah
W. Ksiswaan
Mahfud Efendi,
S. Pd., M.M.
Waka Sarpra
Sukahar, S. Pd.,M.M.
Waka Humas
Drs.Abdullah
74
Dewan guru
Siswa
Keterangan:
: baris komando
: baris koordinasi
Sumber: Kantor MTs N 1 Pulosari Tahun Ajaran 2009/2010
6.
Keadaan Guru dan Siswa
No
1
1.
2.
3
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18
19.
20
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
Tabel 4.2
Tabel Keadaan Guru dan Karyawan
Nama
2
Drs.Mustakim
Aman, S.Pd.
Juwito, S.Pd
Dra. Lilik Ridiyah
Sukahar, S.Pd, M.M
Drs. Abdullah
Mahfud Efendi,S.Pd.I,M.M,M.Pd
Dra. Sri Wahyu Hidayati
Drs. Laasirin
Dra. Dewi Ngaisah
Ani shofiyati, S.Pd
Ida Wijayanti, S.Pd
Dra. Siti Rokhana
Jarwo, S.Pd
Siti Mudawamah, S.Pd
Sri Widi Yuni Antari, S.Pd
Mawadatun Ni’mah, S.Pd
Endang Susilowati, S.Pd
Dra. Kartini
Endrawati, S.Pd
Ahmad Masduki, S.S, S.Pd
Khusnul Khotimah, S.Ag
Munti’in, S.Ag
Imam Bukhori alwi, S.Ag
Ahmad Jamzuri, S.Ag
Umi Fadilah, SE, S.Pd
Lila Zulaika
Aris Masrurin, S.Pd
Puput Dwi Maryani, A.Md
Elmi Puspita
Moch. Farid Rifa’i
Drs. Mustofa
Suleman
Ulul hikmah, S.TP
Jabatan
3
Kepala madrasah (GT)
Kepala tata usaha (PT)
Guru / Wakil Kepala Madrasah (GT)
Guru/ Waka Kurikulum (GT)
Guru/ Waka Sarana Prasarana(GT)
Guru/ Waka Humas (GT)
Guru/ waka kesiswaan (GT)
Guru / Bendahara (GT)
Guru / Kep. Laboratorium
Guru / Pembina Osis
Guru / Wali
Guru / Wali(GT)
Guru / wali(GT)
Guru /(GT)
Guru (GT)
Guru (GT)
Guru (GT)
Guru (gT)
Guru (GT)
Guru (GT)
Guru (GT)
Guru (GT)
Guru (GT)
Guru (GT)
Guru (GT)
Guru (GT)
Staf TU (PT)
Guru / wali (GT)
Staf TU (PT)
Staf TU (PT)
Staf TU (PT)
Guru / (GTT)
Guru / pembina pramuka (GTT)
Guru (GTT)
75
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
1
43.
44.
45.
46.
47.
Siswahyudianto, S.Pd I
Sri Astutik, S.Pd
Endang Rahmawati, SE
Ahmad Habibi Dahlan
Nanang Malik
Fadiyanny M.R, S.Pd
Aris Hernawan, S.T
Mandasari Murdiyah, s.Pd
2
Mujianto
Triyani
Syaifudin Zuhri
Ahmad Zaini
Mohammad Likman Hasan
Guru (GTT)
Guru (GTT)
Guru (GTT)
Guru (GTT)
Staf TU (PTT)
Staf TU (PTT)
Staf TU (PTT)
Staf TU (PTT)
3
Pnjaga (PTT)
Pesuruh (PTT)
Pembina PMR (GTT)
Pembina Drum Band (GTT)
Pembina Brum Band (GTT)
Secara lengkap dapat diperinci sebagai berikut:
Tabel 4.3
Tabel Keadaan Guru dan Pegawai Terinci
No.
1.
2.
3.
4.
Status
Guru Tetap
Guru Tidak Tetap
Pegawai Tetap
Pegawai Tidak Tetap
Jumlah
26 Orang
11 Orang
5 Orang
6 Orang
Sumber: Kantor MTs N 1 Pulosari Tahun Ajaran 2009/2010
Tabel 4.4
Tabel Keadaan Siswa
No.
1.
2.
3.
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
I
70 siswa
62 siswa
132 siswa
II
77 siswa
69 siswa
146 siswa
III
46 siswa
55 siswa
101 siswa
jumlah
194 siswa
186 siswa
380 siswa
Sumber: Kantor MTs N 1 Pulosari Tahun Ajaran 2009/2010
B. Paparan Data
1. Paparan Data Pra Tindakan
76
Sebelum penelitian dilakukan peneliti melakukan pertemuan
dengan Kepala Sekolah MTsN Pulosari yaitu Bapak Drs. Mustakim, pada
hari Senin tanggal 5 April 2010, tujuan pertemuan ini adalah meminta ijin
untuk melaksanakan penelitian di MTsN Pulosari guna menyelesaikan
tugas akhir Program Sarjana STAIN Tulungagung. Pada pertemuan ini
peneliti belum dapat menunjukkan surat permohonan ijin mengadakan
penelitian dari STAIN, dikarenakan surat permohonan ijin belum
diterbitkan. Kepala sekolah menyambut dengan baik keinginan peneliti
dan menyerahkan kegiatan selanjutnya untuk diatur bersama guru bidang
studi Matematika yang mengajar kelas VIII. Setelah mendapat izin dari
Kepala Sekolah, peneliti kemudian menginformasikan kepada Bapak
Juwita selaku guru bidang studi Matematika yang mengajar kelas VIII.
Bahwa peneliti akan melakukan penelitian di kelas VIII-B.
Pada pertemuan dengan guru bidang studi matematika tersebut,
peneliti memperoleh informasi bahwa kelas VIII-B nilainya msih tergolong
rendah. Selain itu siswa kelasVIII -B termasuk siswa yang ramai sendiri dan
kurang bersemangat bila diajar matematika. Sehingga dari pandangan
tersebut, perlu dibantu meningkatkan pemahaman terhadap materi tertentu,
dalam hal
menawarkan
ini adalah teorema phytagoras. Maka dari itu peneliti
pembelajaran
dengan
metode
discovery
(penemuan
terbimbing) untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai meteri
teorema Pythagoras..
77
Pada pertemuan tersebut peneliti juga berdiskusi dengan guru
bidang studi matematika mengenai kondisi siswa, jumlah siswa dan latar
belakang siswa. Berdasarkan data yang diperoleh jumlah siswa kelas VIII-B
adalah 36 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 18 siswa
perempuan. Sesuai kondisi kelas pada umumnya, yaitu kemampuan siswa
yang heterogen, latar belakang keluarga siswa bermacam-macam yaitu
keluarga petani, pedagang dan pegawai. Selain itu peneliti juga
menanyakan jadwal pelajaran matematika di kelas tersebut, kemudian
peneliti dan guru matematika menentukan kapan penelitian tersebut bisa
dilakukan, tentunya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
sebelumnya. Peneliti menyampaikan bahwa yang akan bertindak sebagai
pelaksanan tindakan adalah peneliti sendiri,dan guru matematika akan
bertindak sebagai pengamat. Dalam pengamatan itu guru matematika
ditemani oleh teman sejawat peneliti yang berasal dari STAIN
Tulungagung Jurusan Tarbiyah program studi Tadris Matematika. Peneliti
menjelaskan bahwa pengamat bertugas mengamati semua aktifitas peneliti
dan siswa, apakah sudah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
dengan menggunakan lembar observasi sebagaimana ditunjukkan dalam
lampiran. Pada akhir pertemuan, peneliti menanyakan bahwa sebelum
penelitian akan diaksanakan tes awal.
Pada hari Senin tanggal 12 April 2010 peneliti datang lagi ke MTsN
Pulosari untuk mengadakan pengamatan di kelas VIII-B yang akan
78
dijadikan
subyek
penelitian.
Pada
kesempatan
ini
peneliti
memperkenalkan diri kepada siswa dan menyampaikan rencana penelitian
yang akan dilaksanakan. Peneliti berharap siswa akan membantu
kelancaran kegiatan penelitian. Peneliti juga menyampaikan bahwa pada
hari Selasa tanggal 13 April 2010 akan dilaksanakan test awal, materi yang
akan diujikan adalah materi yang telah disampaikan oleh Bapak Juwito
pada materi teorema phytagoras.
Sesuai rencana pada hari Selasa 13 April 2010 peneliti melakukan
tes awal yang diikuti oleh semua siswa kelas VIII -. Tes awal dimaksudkan
untuk mengetahui pengetahuan dasar siswa terhadap teorema phytagoras.
Tes awal terdiri dari 5 butir soal dengan alokasi waktu ± 40 menit.
Hasil dari tes sebelum diberi tindakan terdapat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.5 Hasil Tes Awal Siswa
No
Kode
Siswa
Jenis
Kelamin
Skor
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
(2)
(3)
(4)
L
P
P
L
L
P
P
P
P
P
L
L
P
P
100
100
100
90
90
90
90
80
80
80
80
80
80
80
AR
AO
DM
MA
MF
SM
AM
DP
ER
IP
IS
IF
IL
LQ
Sangat
Baik
(5)
Taraf Keberhasilan
Baik Cukup Kurang
(6)
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
(7)
(8)
Sangat
Kurang
(9)
79
15
16
17
18
19
20
(1)
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
MO
RD
SN
GS
MM
MN
(2)
L
P
P
P
L
L
(3)
80
75
75
75
70
70
(4)
AF
BA
ES
KQ
LH
MB
NS
RA
SF
SP
AW
DA
DS
RK
MT
MD
P
L
P
P
L
L
L
L
L
P
L
L
P
P
L
L
70
70
70
70
65
65
65
60
60
60
55
50
40
40
15
10
2530
70, 23
66,67%
TOTAL
Rata-rata
Taraf Keberhasilan
(5)
√
√
√
√
√
√
(6)
(7)
(8)
(9)
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Dari tabel di atas dapat diperoleh bahwa sebanyak 2 siswa atau
5,56% yang taraf keberhasilannya sangat kurang, 4 siswa atau 11,11%
dikategorikan kurang, 6 siswa atau 16,67% dikategorikan cukup dan 17
siswa atau 47,22%
dikategorikan baik dan 7 siswa atau 19,44%
dikategorikan sangat baik.
Pada hari Rabu 14 April 2010 peneliti masuk kelas VIII -B
menyampaikan tes awal dan membahas soal-soal tes bersama-sama.
Setelah pembahasan soal tes awal selesai, peneliti mengumumkan sama-
80
sama kelompok telah terbentuk. Pembagian kelompok ditentukan
berdasarkan hasil tes awal siswa dan tidak memperhatikan perbedaan
social, ras, budaya dan jenis kelamin. Siswa kelas VIII terdiri dari 36 siswa
terbagi kedalam 6 kelompok beranggotakan 6 siswa.
Nama-nama siswa anggota kelompok secara rinci dapat dilihat dalam
tabel.
Tabel 4.6 Pembagian Anggota Kelompok.
1
Kelompok
A
B
C
D
E
2
Nama Siswa
1. AR
2. AM
3. IL
4. MM
5. LH
6. AW
1. AO
2. DP
3. LQ
4. MN
5. MB
6. DA
1. DM
2. ER
3. MO
4. AF
5. NS
6. DS
1. MA
2. IP
3. RD
4. BA
5. RA
6. RK
1. MF
2. IS
3
Jenis Kelamin
L
L
P
L
P
P
4
Skor Tes Awal
100
90
80
70
65
55
L
P
L
L
P
L
P
P
P
L
P
L
P
L
L
L
P
P
L
P
100
80
80
70
65
50
100
80
80
70
65
40
90
80
75
70
60
40
90
80
81
1
F
3.
4.
5.
6.
SN
ES
SF
MT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2
SM
IF
GS
KQ
SP
MD
P
L
L
P
3
P
P
P
L
L
L
75
70
60
15
4
90
80
75
70
60
10
Setelah pembagian kelompok selesai, peneliti membagikan
kembali nama-nama kelompok kepada siswa agar mereka mengetahui
secara jelas posisinya ada di kelompok berapa dan siapa saja teman
sekelompoknya untuk memperlancar dan mempermudah proses penelitian
ini. Peneliti membebaskan kepada masing-masing kelompok untuk
menunjuk dan menentukan sendiri ketua masing-masing kelompok dan
melaporkannya kepada peneliti. Namun para siswa mengusulkan
bagaimana kalau yang menjadi ketua kelompok adalah siswa yang berada
pada nomor urutan pertama dalam masing-masing kelompok. Dan peneliti
menyetujuinya.
Pada akhir pertemuan, peneliti menyampaikan bahwa pada
pertemuan berikutnya akan dilaksanakan pembelajaran metode discovery
(penemuan
terbimbing)
pada
teorema
phytagoras.
Peneliti
juga
menjelaskan apa dan bagaimana pembelajaran menggunakan metode
discovery (penemuan terbimbing).
82
2. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan I
Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Siklus pertama
dilakukan untuk menemukan teorama phytagoras. Menjelaskan teorema
phytagoras dan syarat berlakuanya, menuliskan teorema phytagoras untuk
sisi-sisi segitiga. Siklus kedua dilakukan untuk menghitung panjang sisi
segitiga siku-siku jika sisi dua yang lain diketahui, menentukan jenis
segitiga menggunakan teorema phytagoras. Sedangkan siklus ketiga
dilakukan untuk menggunakan teorema phytagoras pada bangun datar dan
bangun ruang dan menggunakan teorema phytagoras untuk menyelesaikan
soal-soal cerita. Dan diakhiri dengan tes formatif.
2.1. Paparan Data Siklus I
PTK ini dilaksanakan dengan selalu memperhatikan beberapa
komponen penting PTK, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan
dengan refleksinya yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan
dipandang sebagai satu siklus. Dari pengertian siklus di sini adalah
satu putaran kegiatan yang terdiri atas perencanaan, pemberian
tindakan, observasi, dan refleksi.
Untuk suklus I materi yang disampaikan adalah teorema
phytagoras dan syarat berlakunya (menemukan teorema phytagoras),
83
menjelaskan teorema phytagoras dan syarat berlakunya, menuliskan
teorema phytagoras untuk sisi-sisi segitiga.
Adapun proses secara rinci pada siklus I adalah sebagai
berikut:
a. Perencanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah:
1) Melakukan koordinasi dengan guru bidang studi matematika
kelas VIII-B mengenai pelaksanaan tindakan.
2) Menyiapkan Lembar Observasi, lembar kerja siswa dan catatan
lapangan.
3) Menyiapkan kerangka pembelajaran ddan daftar nama anggota
kelompok.
Pembelajaran untuk menemukan teorema phytagoras,
menjelaskan
teorema
phytagoras
dan
menuliskan
teorema
phytagoras
untuk
syarat
berlakunya,
sisi-sisi
segitiga
direncanakan (4 x 40 menit) atau 2 x pertemuan.
b. Pelaksanaan
Siklus ini dilaksanakan dalam waktu 4 x 40 menit untuk
rincian pelaksanaan adalah sebagai berikut:
Kegiatan awal (Pendahuluan ± 15 menit).
Sebelum memulai pembelajaran, peneliti mengatur bangku
siswa sesuai dengan jumlah kelompok. Setelah bangku bertata rapi
84
kemudian peneliti meminta siswa duduk diposisi masing-masing
sesuai dengan kelompoknya.
Setelah siswa berada dalam kelompoknya masing-masing,
barulah peneliti mengucap salam. Kemudian dilanjutkan dengan
membacakan materi, yaitu mencari rumus luas persegi dan segitiga
sebagai materi prasyarat untuk menemukan teorema phytagoras,
menjelaskan
teorema
phytagoras
dan
syarat
berlakunya,
menuliskan teorema phytagoras untuk sisi-sisi segitiga. Hal ini
dilakukan agar siswa berkonsentrasi pada materi tersebut. Setelah
itu dilanjutkan dengan menjelaskan kembali metode pembelajaran
yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran metode discovery serta
memberi motivasi siswa untuk aktif belajar agar berhasil baik bagi
individu maupun kelompok.
Pada kesempatan ini, peneliti melakukan tanya jawab
dengan siswa tentang pegetahuan prasyarat yang telah dimilikinya
untuk mempelajari materi teorema phytagoras. Berikut ini kutipan
tanya jawab antara peneliti (P) dan siswa (S):
P
: Anak-anak kalian masih ingat apa pengertian dari
kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan?
IF
: Saya bu…., akar kuadrat suatu bilangan adalah invers
dari kuadrat.
85
P
: Bagus dan tepat sekali. Sekarang coba siapa yang tahu
rumus persegi dan segitiga siku-siku?
RD
: Rumus luas persegi adalah sisi dikali sisi, kalau rumus
luas segitiga siku-siku adalah ½x sisi siku-siku segitiga.
P
: Bagus sekali. Apakah kalian sudah cukup untuk belajar
menemukan teorema phytagoras?
S
: Siap Bu!!!!!!!
Selanjutnya peneliti menjelaskan bahwa pada hari ini siswa akan
belajar secara kelompok, siswa diminta saling bekerja sama dalam
menyelesaikan tugas kelompok. Selanjutnya peneliti juga menjelaskan
kewajiban siswa sebagai anggota kelompok yaitu harus saling bekerja
sama dalam menyelesaikan tugas kelompok. Setelah semua siswa paham
akan
tugas
masing-masing
maka
dilanjutkan
dengan
memulai
pembelajaran kegiatan inti (± 60 menit).
Pada kegiatan inti, dimulai dengan menjelaskan materi teorema
phytagoras. Secara garis besarnya pada saat penyampaian materi siswa
mendengarkan penjelasan dari guru serta mencatat hal-hal yang mereka
anggap penting. Kemudian guru memberikan lembar kerja siswa untuk
difikirkan dan didiskusikan bersama anggota kelompoknya untuk
menemukan teorema Phytagoras.
Sebelum melaksanakan tugas kelompok, siswa diminta membaca
perintah yang ada dalam lembar secara seksama, kemudian tiap-tiap
86
kelompok dianjurakan untuk membagi tugas dan bekerja sama antar
anggota. Apabila ada yang kurang jelas, peneliti meminta siswa untuk
segera menanyakannya. Karena tidak ada siswa yang bertanya, maka
peneliti mempersilahkan siswa untuk memulai mengerjakan lembar kerja
kelompok, lembar kerja dikerjakan secara berurutan mulai dari nomor1
dan seterusnya. Hal ini dikarenakan langkah kerja dalam menemukan
teorema Phytagoras antara nomor satu dan nomor yang lain saling
berkaitan.
Siswa
mulai
melakukan
diskusi
dalam
kelompok
untuk
menyelesaikan lembar kerja. Suasana kelas mulai ramai oleh suasana
siswa yang berdiskusi mengenai permasalahan yang diberikan dalam
lembar kerja. Peneliti membiarkan suasana kelas yang mulai ramai.
Peneliti hanya sekedar melihat-lihat dan berkeliling mengamati kerja siswa
dalam kelompok. Jika menemui siswa yang kurang aktif dalam
kelompoknya, peneliti mencoba untuk memotivasi agar turut berperan
aktif dalam diskusi. Jika ada kelompok yang mengalami kesulitan, peneliti
memberikan
pancingan
yang
akan
membantu
siswa
menjawab
permasalahan. Bagi kelompok yang sudah aktif dan nampak lancar,
peneliti memotivasi dengan memberikan pujian dan menyuruh untuk
mengerjakan langkah selanjutnya.
Pada saat mengerjakan lembar kerja, tampak siswa begitu
bersemangat dan aktif dalam kelompok. Sebagian siswa ada yang sibuk
87
mengukur persegi, menggambarkan persegi pada setiap sisi-sisi segitiga
siku-siku. Siswa tampak senang bekerja dengan kelompok dan
menggunakan beberapa peralatan. Selanjutnya, terjadilah tanya jawab
berikut:
AM
: Bu, untuk persegi yang berada pada sisi miring bagaimana cara
menggambarkannya?
P
: Coba dilihat lagi contoh gambar I yang sudah dijelaskan
sebelumnya!.
S
: Semua melihat dan membaca contoh-contoh yang sudah
diberikan sebelum mengerjakan lembar kerja.
MA
: Berarti kita menggambar persegi pada setiap sisi segitiga.
P
: Ya, benar sekali kita harus menggambar persegi pada setiap sisi
segitiga siku-siku.
Berdasarkan potongan tanya jawab ini, terlihat bahwa siswa sudah
mulai memahami konsep teorema phytagoras. Selanjutnya peneliti melihat
satu persatu kinerja masing-masing kelompok. Peneliti membimbing
kelompok yang mengalami kesulitan. Sesuai pengamatan peneliti, masih
ada beberapa siswa yang hanya ikut-ikutan dan belum memahami terhadap
apa yang menjadi tugas kelompok, kemudian peneliti menghimbau kepada
seluruh siswa agar saling membantu dan bekerjasama.
Setelah siswa selesai mengerjakan proses penemuan teorema
phytagoras, siswa diminta segera menuliskan hasil kerja mereka pada
88
lembar yang sudah tersedia dan mendiskusikan kembali dengan teman
kelompok.
Selanjtnya
siswa
melakukan
diskusi
untuk
membuat
kesimpulan dari hasil kerja mereka dan menuliskannya. Pada tahap ini
kelompok 5 mengalami kesulitan dalam menuliskan hasil kerja. Kemudian
peneliti mencoba menanyakan mengapa kelompok 5 merasa sulit dalam
menuliskan hasil kerjanya. Perwakilan kelompok 5 menjelaskan kepada
peneliti bahwa peneliti bahwa persegi pada sisi miring atau hipotenusa
tidak berbentuk persegi. Peneliti memberi penjelasan kepada siswa bahwa
dalam mengerjakan lembar kerja untuk menemukan teorema persegi yang
dibuat harus sama dengan sisi segitiga.
Berdasarkan penjelasan tersebut, siswa berdiskusi dan mengecek
kembali gambar yang mereka buat dan hasil kerjanya. Dari kelompok 5
ternyata mereka dalam menggambarkan persegi pada sisi miring tidak
sama panjangnya dengan sisi miring pada segitiga. Kemudian siswa
melanjutkan tugasnya dan membuat kesimpulan. (kegiatan akhir ± 5
menit).
Kemudian peneliti mempersilahkan secara kelompok untuk
mengumpulkan lembar kerja kelompok yang telah dikerjakan. Setelah
semua kelompok mengumpulkan, peneliti meminta salah satu perwakilan
dari kelompok untuk membacakan kesimpulan. Ada beberapa siswa yang
merasa kesimpulan yang dibuat kelompoknya adalah benar dan ada pula
yang merasa salah. Setelah itu peneliti menyampaikan bahwa pada
89
pertemuan selanjutnya wakil dari kelompok akan membacakan hasil
kerjanya di depan kelas dan peneliti menutup pembelajaran dengan salam.
Pertemuan berikutnya dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 15
April 2010. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, peneliti telah mempelajari
dan mengoreksi hasil kerja kelompok. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
apakah hasil kerja kelompok mempunyai kesamaan atau berbeda secara
keseluruhan.
Mengawali pertemuan, peneliti menyampaikan bahwa hasil lembar
kerja kelompok semuanya bagus. Kemudian peneliti meminta wakil dari
kelompok A untuk membacakan laporan hasil kerjanya, sedangkan
kelompok yang lain memberikan komentar dan mengajukan pertanyaan.
Pada waktu menyampaikan laporan kelompok A diwakili oleh AR.
Berdasarkan hasil kerjasama kelompok A adalah yang paling bagus.
Ketika peneliti menanyakan apakah ada yang memberi komentar, siswa
hanya diam saja. Untuk menghidupkan suasana peneliti menggambarkan
sebuah segitiga siku-siku di papan tulis. Kemudian peneliti mengajak
siswa untuk membuat kesimpulan dalam menemukan teorema phytagoras
secara bersama-sama.
Selanjutnya pada tahap penilaian peneliti menyuruh siswa
menyiapkan diri untuk melakukan tes akhir. Peneliti meminta siswa untuk
mengerjakan tes secara sungguh-sungguh dan tidak saling mencontoh.
Peneliti kemudian memberikan soal tes akhir kepada siswa dibantu oleh
90
dua orang pengamat. Pelaksanaan tes ini berjalan normal, tertib dan lancar.
Setelah jam pelajaran selesai, peneliti meminta mengumpulkan hasil
pekerjaan tesnya, dan selanjutnya peneliti menyampaikan pentingnya
materi ini untuk materi-materi berikutnya dan untuk kehidupan sehari-hari.
Peneliti mengakhiri pelajaran dengan ucapan terima kasih dan salam.
C. Hasil Observasi
Pengamatan dilakukan oleh dua orang yaitu guru Matematika VIII-B
MTsN Pulosari Bapak Juwito dan Mahasiswi STAIN Dewi Rofiatin. Pengamat
bertugas mengamati semua aktivitas peneliti yang bertindak sebagai guru dan
aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan
dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disediakan oleh peneliti.
Jika ada hal-hal penting yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran dan tidak
ada dalam pedoman observasi, maka hal tersebut dimasukkan sebagai catatan
lapangan.
Adapun hasil pengamatan kedua pengamat terhadap aktivitas peneliti
dapat dilihat pada tabel 4.7 Berdasarkan pengamatan tersebut dapat
disimpulkan bahwa peneliti telah melaksanakan aktivitas sesuai yang
direncanakan meskipun masih ada hal-hal yang tidak dilakukan guru.
Tabel 4.7 Hasil pengamatan aktivitas peneliti pada siklus I.
1
2
Tahap
Indikator
3
4
Pengamat I
Skor
Deskripsi
5
6
Pengamat II
Skor
Deskripsi
91
Awal
1
Inti
Akhir
Melakukan aktivitas rutin
sehari-hari.
Menyampaikan tujuan.
Menentukan materi
2
pentingnya materi.
Memotivasi siswa.
Mengaitkan pengetahuan
prasyarat siswa.
Memebentuk kelompok.
Menjelaskan
tugas
kelompok.
Menyediakan sarana yang
dibutuhkan.
Meminta
siswa
memahami lembar kerja.
Meminta masing-masing
kelompok bekerja sesuai
LKS
Membimbing
dan
mengarahkan kelompok
dalam
menggunakan
teorema phytagoras.
Meminta
kelompok
melporkan hasil kerjanya.
Membantu
kelancaran
kegiatan diskusi.
Merespon
kegiatan
diskusi.
Melakukan evaluasi.
Mengakgiri pelajaran.
Jumlah
5
Semua
5
Semua
4
4
3
a, b, c
a, c, d
4
5
4
5
Semua
a, c, d
6
5
4
Semua
a, b, d
5
4
Semua
a, b, d
5
4
Semua
a, b, c
5
5
Semua
Semua
4
a, b, c
5
Semua
4
a, c, d
4
a, c, d
4
a, b, d
4
a, b, d
5
Semua
5
Semua
5
Semua
5
Semua
5
Semua
5
Semua
4
5
5
a, b, c
Semua
Semua
4
5
5
a, b, c
Semua
Semua
72
75
Berdasarkan tabel di atas, secara umum kegiatan yang dilakukan
peneliti sudah sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Skor yang diperoleh
pengamat 1 adalah 72 dan pengamat 2 adalah 75. Sedangkan skor maksimal
adalah 80, sehingga nilai rata-rata yang diperolah adalah
72 75
= 73,5. Jadi
2
92
nilai keberhasilan tindakan yang dicapai adalah =
73,5
x 100 % = 91,87 %.
80
Sesuai taraf keberhasilan yang ditetapkan, maka taraf keberhasilan aktivitas
peneliti berada pada kategori sangat baik. Dengan taraf keberhasilan 91,87 %
Sesuai taraf keberhasilan, yaitu:
90 % ≤ nilai ≤ 100% = sangat baik
80 % ≤ nilai ≤ 90 % = baik
70 % ≤ nilai ≤ 80 % = cukup
60 % ≤ nilai ≤ 70 % = kurang
0 % ≤ nilai ≤ 60 % = kurang sekali.2
Maka taraf keberhasilan tindakan peneliti berada pada kategori sangat
baik dengan keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan peneliti yaitu 75 %.
Hasil pengamatan yang dilakukan kedua pengamat terhadap aktivitas
siswa selama kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus I
1
Tahap
Awal
2
Indikator
2
Melakukan aktivitas
keseharian
Memperhatikan
tujuan.
Memperhatikan
penjelasan materi.
Ketertiban dalam
pengetahuan
prasyarat.
Keterlibatan dalam
pembentukan
kelompok.
3
4
Pengamat I
Skor Deskriptor
5
Semua
5
6
Pengamat II
Skor
Deskriptor
5
Semua
5
5
Semua
Semua
5
5
Semua
Semua
5
Semua
5
5
Semua
Semua
5
Semua
5
Semua
5
Semua
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2002), hal. 103
93
Inti
1
Akhir
Memahami tugas.
Memahami LKS.
Keterlibatan dalam
kelompok
untuk
menemukan
dan
menggunakan
teorema phytagoras.
Memanfaatkan
2
sarana
yang
tersedia. .
Menyiapkan
laporan
Melaporkan hasil
kerja kelompok
Menanggapi
laporan .
Menanggapi
evaluasi.
Mengakhiri
pembelajaran.
Jumlah
4
4
a, b, c
a, b, d
5
4
Semua
a, b, c
4
3
a, c, d
4
5
5
Semua
6
4
5
a, b, c
Semua
4
4
a, b, c
a, b, d
5
5
5
Semua
Semua
Semua
5
5
5
Semua
Semua
Semua
66
67
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat dilihat bahwa secara umum
kegiatan siswa sudah sesuai rencana, meskipun ada beberapa indicator yang
belum terlaksana. Nilai yang diperoleh dari pengamat I adalah 66 dan
pengamat 2 adalah 67, sedangkan skor maksimal 85, sehingga nilai rata-rata
yang diperoleh adalah
66 67
66,5 , jadi nilai keberhasilan tindakan yang
2
dicapai adalah =
Nilai =
66,5
x 100 % = 95 %.
70
94
Sesuai taraf keberhasilan yang ditetapkan, maka taraf keberhasilan
aktivitas siswa berada pada kategori baik. Dengan taraf keberhasilan 95 %
berarti sudah memenuhi taraf keberhasilan yang dipakai oleh peneliti yaitu
75%.
D. Hasil Catatan Lapangan
Beberapa hal yang sempat dicatat oleh peneliti dan dua pengamat
adalah sebagai berikut:
1) Suasana kelas agak ramai pada saat melakukan kerja kelompok.
2) Siswa sangat senang dan bersemangat bekerja untuk menemukan sendiri
teorema phytagoras. Mereka sangat antusias untuk menggambarkan
persegi pada sisi miring (hypotenuse).
3) Siswa masih ragu dalam memberi tanggapan dan mengajukan pertanyaan
kepada guru.
4) Siswa masih malu-malu saat menyajikan hasil diskusi kelompok.
Akibatnya, penjelasan yang diberikan sekedar membaca hasil lembar kerja
tidak memberikan penjelasan tambahan.
E. Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap subyek wawancara yang berjumlah 6
siswa untuk mengetahui kerjasama kelompok, respon terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang telah mereka ikuti dan pemahaman terhadap materi.
Adapun penggalan hasil wawancara dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.9 Hasil Wawancara Siklus I.
95
1
No
1.
2
3
Petanyaan Tentang
Jawaban Subyek Wawancara
Apakah siswa suka belajar dengan AR
:Suka sekali, karena bisa
model kelompok?
bekerjasama.
Apa alasannya?
AO
:Senang, karena
menyenangkan.
SM
:Suka, karena soal tertulis,
sehingga saya lebih faham.
DP&ER :Senang, karena tidak
membosankan.
1
2.
2
Bagaimana
pendapat
mengenai pembelajaran
metode discovery ini?
3.
Dengan pembelajaran
menggunakan metode discovery,
bagaimana pemahaman siswa
terhadap materi?
3
siswa AR
dengan
:Suka sekali, karena bisa
bekerjasama.
AO
:Senang, karena menyenangkan.
SM
:Suka, karena soal tertulis,
sehingga saya lebih faham.
DP&ER :Senang, karena tidak
membosankan.
ER
:Senang, karena bisa saling
membantu.
AO
:Menyanangkan, karena siswa
praktek langsung untuk
menemukan teorema
phytagoras.
BA
:Suka, karena siswa dapat
berkreasi sehingga tidak
membosankan.
ES&DP :Lebih menyenangkan dari pada
hanya mendengarkan penjelasan
guru. Karena dengan
pembelajaran ini siswa bisa
aktif.
ES&AF :Keduanya merasa lebih aktif dan
lebih semangat dengan
pembelajaran ini.
AR
:Dengan menmukan sendiri
materi ini saya semakin faham.
BA&DA :Pada mulanya bingung, tapi
lama-kelamaan semakin paham.
DP
:Teorema menjadi lebih jelas dan
mudah dimengerti.
LQ&IS :Sebetulnya belum faham, tapi
siswa bisa menanyakan kepada
teman dan kelompok.
96
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa subyek senang
belajar kelompok karena bisa saling membantu dan bekerjasama. Siswa juga
lebih aktif dalam pembelajaran degnan menggunakan metode discovery,
subyek menyatakan bahwa mereka lebih mudah memahami materi. Jika ada
kesulitan mereka bisa bertanya kepada yang lebih pintar tanpa merasa malu
karena mereka satu kelompok.
F. Hasil Tes Akhir
Berdasarkan skor tes akhir, dapat disimpulkan bahwa pemahaman
siswa terhadap materi sudah cukup baik. Rata-rata skor tes akhir siswa
terhadap materi sudah cukup baik. Rata-rata skor tes akhir siswa adalah 80
pada skor skala 100. Skor tes akhir siswa setelah diurutkan berdasarkan urutan
jumlah skor tertinggi ke skor terendah dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10 Hasil Tes Akhir Siswa Siklus I
No
Kode
Siswa
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
(2)
AR
AM
ER
SM
AO
BA
IP
LQ
MA
MF
RD
DA
DS
Jenis
Skor
Kelamin
(3)
L
P
P
P
P
L
P
P
L
L
P
L
P
(4)
100
100
100
100
100
95
95
95
90
90
90
90
80
Taraf Keberhasilan
Sangat
Baik Cukup Kurang
Baik
(5)
(6)
(7)
(8)
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Sangat
Kurang
(9)
97
14
15
16
17
18
19
20
21
22
(1)
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
IL
P
80
MN
L
80
RK
P
80
GS
P
80
LH
L
80
SN
P
75
DM
P
75
DP
P
75
IS
L
75
(2)
(3)
(4)
KQ
P
75
MM
L
70
MB
L
70
SF
L
70
SP
P
70
ES
P
70
MC
L
70
NS
L
70
RA
L
55
AW
L
50
AF
P
40
IF
L
40
MD
L
15
MT
L
10
TOTAL
2830
Rata-Rata
78, 61
Taraf Keberhasilan 83,33%
(5)
√
√
√
√
√
√
√
√
√
(6)
√
√
√
√
√
√
√
√
(7)
(8)
(9)
√
√
√
√
√
√
Hasil tes akhir ini semakin memperkuat pernyataan subyek wawancara
bahwa dengan metode discovery, pemahaman terhadap materi teorema
phytagoras lebih mudah. Perbedaan antara rata-rata skor tes awal yaitu 70,23
dan rata-rata skor tes akhir adalah 78,61 dengan taraf keberhasilan dari
66,67% menjadi 83,33%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
pemahaman materi siswa pada materi teorema pythagoras..
G. Refleksi
98
Refleksi dilakukan bersama dua pengamat, yaitu dengan melakukan
diskusi bersama terhadap hasil test, hasil pengamatan, hasil wawancara dan
hasil catatan laoangan. Berdasarkan hasil kegiatan refleksi tersebut dapat
diperoleh beberapa hal berikut:
1) Hasil belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan, namun berdasarkan
pengamatan, masih ada beberapa siswa yang kesulitan mengerjakan soal.
Oleh sebab itu perlu dilakukan pengulangan siklus untuk hasil belajar
siswa.
2) Aktivitas guru telah menunjukkan tingkat keberhasilan pada kriteria sangat
baik. Oleh sebab itu tidak perlu pengulangan siklus untuk aktivitas guru.
3) Aktivitas siswa telah menunjukkan tingkat keberhasilan pada kriteria baik,
tetapi pada waktu pembelajaran masih ada kelompok yang tidak bekerja
sesuai harapan. Hal ini bisa dilihat dari hasil kerja kelompok, yang masih
ada kesalahan dalam pengerjaanya.oleh sebab itu perlu pengulangan siklus
untuk aktivitas siswa.
4) Dalam kegiatan pembelajaran masih banyak siswa yang kurang aktif. Oleh
sebab itu dianggap perlu pengulangan siklus untuk meningkatkan
keaktifan siswa.
Secara umum, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ini sudah
mencapai kategori baik. Namun peneliti merasa, masih perlu pengulangan
siklus untuk dapat meningkatkan hasil tes, keberhasilan tindakan keaktifan
99
siswa. Hal ini berarti bahwa tahap peneliti selanjutnya adalah pelaksanaan
siklus 2.
Siklus 2.
Dalam siklus 2 ini tahap-tahap yang dilalui sama dengan siklus I, yaitu
tahap perencanaan, observasi dan refleksi, yaitu tahapan-tahapan siklus 2
adalah sebagai berikur:
a. Tahap perencanaan
Perencanaan pada siklus 2 ini meliputi:
1) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran.
2) Menyiapkan lembar observasi, lembar wawancara, lembar kerja siswa,
catatan lapangan dan tes akhir.
3) Menyiapkan materi pembelajaran.
4) Melaksanakan koordinasi dengan guru Matematika dan teman sejawat
mengenai pelaksanaan tindakan.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan tindakan pada siklus ini, pembelajaran
dilakukan melalui tahapan seperti pada siklus I. Pertemuan pada siklus 2
dilakukan pada tanggal 15 April 2010.
Untuk melaksanakan pembelajaran, siswa tetap pada posisi
kelompok masing-masing.
100
Tahap awal
Untuk memulai pembelajaran, peneliti membuka dengan ucapan
salam yang kemudian dijawab secara serempak oleh siswa. Kemudian
peneliti betanya kepada siswa apakah semua siap untuk memulai
pembelajaran ini? Mereka menjawab “siap Bu” dengan penuh antusias.
Selanjutnya peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu agar
siswa menghitung panjang sisi segitiga siku-siku jika dua sisi
diketahui
dan
menentukan
jenis
segitiga
menggunakan
lain
teorema
phytagoras. Kemudian peneliti mencoba membangkitkan ingatan siswa
mengenai teorema phytagoras yang sudah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya dengan mengajak siswa untuk menyabutkan bagaimana bunyi
teorema tersebut. Siswa secara serempak menyebutkan bahwa teorema
phytagoras adalah “sisi miring kuadrat sama dengan sisi tegak kuadrat
ditambah sisi tegak kuadrat”. Beberapa siswa menjawab dengan a 2 = b2 +
c2 dimana a adalah sisi miring, b adalah sisi tegak dan c adalah sisi
samping. Meskipun demikian maksudnya sama. Namun masih ada
beberapa siswa yang hanya diam.
Berdasarkan tanya jawab siswa di atas, dapat disimpulkan bahwa
perlu adanya penguatan terhadap materi yang sudah dimiliki siswa.
Sehingga peneliti menganggap perlu untuk menjelaskan bagaimana
mencari panjang sisi miring ataupun sisi yang lain pada segitiga siku-siku.
101
Tahap Inti.
Pada tahap ini peneliti memberi penjelelasan tentang bagaimana
mencari sisi miring. Peneliti menjelaskan bahwa sisi miring (hypotenusa)
diperoleh dari sisi tegak kuadrat ditambah sisi samping kuadrat yang
kemudian hasilnya diakar. Dalam penjelasannya peneliti menyertakan
sebuah contoh sebagai berikut.
Jika AB = 4 cm, AC = 3 cm. Maka tentukan panjang BC?
Jawab:
BC2 = AB2 + AC2
C
3
BC =
?
A
4
B
AB 2 AC 2
= 4 2 32
=
16 9
=
25
=5
Panjang BC adalah 5 cm.
Setelah peneliti menjelaskan contoh soal secara perlahan, peneliti
mempersilahkan siswa untuk bertanya apabila ada yang belum jelas.
Kemudian ada salah siswa yang bertanya.
AO
: Bu kalau mencari sisi tegak atau sisi sampingnya bagaimana Bu?
Apakah teorama jadi berubah?
102
P
: Pertanyaan yang bagus AO. Sebelum saya menjawab mungkin
ada yang tahu bagaimana cara mencarinya?
AR
: Tidak tahu, Bu!
P
: Baiklah. Pada kegiatan selanjutnya peneliti mengajak siswa untuk
menemukan jika yang diketahui sisi miring dan sisi sampingnya?
Untuk itu peneliti memberikan lembar kerja kelompok yang sudah
lengkap dengan prosedur kerjanya. Selain itu beberapa peralatan seperti
kertas warna, kertas berpetak, dan gunting yang sudah disediakan oleh
penelit. Sebelum melaksanakan tugas kelompok, siswa diminta membaca
perintah yang ada dalam lembar kerja dan
apabila ada yang kurang
jelas,peneliti meminta siswa untuk segera menanyakannya. Karena tidak
ada siswa yang bertanya maka peneliti mempersilahkan siswa untuk
memulai mengerjakan lembar kerja.
Siswa
mulai
melakukan
diskusi
dalam
kelompok
untuk
menyelesaikan lembar kerja. Pada saat mengerjakan lembar kerja, tampak
siswa ada yang sibuk mengukur persegi, ada yang menggunting kertas
berwarna dan ada yang masih menggambar. Siswa tampak senang bekerja
dengan kelompok dan menggunakan beberapa peralatan. Pada saat
mengerjakan,
siswa
bisa
berkreasi
dengan
kertas-kertas
Selanjutnya, terjadilah tanya jawab berikut:
ER : Bu, untuk persegi yang berada pada sisi miring warnanya apa?
P : Coba dibaca lagi perintahnya anak-anak?
warna.
103
S : Semua membaca kembali perintah yang ada pada lembar kerja, “Berarti
kita membuat 2 persegi dengan warna yang berbeda”.
AR : Bu, cara menempelkannya bagaimana?
P : Ada yang tahu, bagaimana cara menempelkannya?
DM: Dipotong kecil-kecil boleh bu?
P : Boleh, asalkan dua persegi itu dapat menutup persegi pada sisi miring.
Berdasarkan potongan tanya jawab ini, terlihat bahwa sudah mulai
memahami konsep teorema phytagoras. Selanjutnya peneliti melihat satu
persatu
kinerja
masing-masing
kelompok.
Peneliti
memberikan
pengarahan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Sesuai
pengamatan peneliti, masih ada beberapa siswa yang belum memahami
terhadap apa yang menjadi tugas kelompok.
Setelah siswa selesai mengerjakan proses penemuan teorema
phytagoras, siswa diminta segera menuliskan hasil kerja mereka pada
lembar yang sudah tersedia. Selanjutnya siswa melakukan diskusi untuk
membuat kesimpulan dari hasil kerja mereka dan menuliskannya.
Kegiatan Akhir.
Ketika waktu tinggal 5 menit. Peneliti mempersilahkan secara
kelompok untuk mengerjakan lembar kerja kelompok yang telah
dikerjakan. Setelah itu peneliti menyampaikan bahwa pada pertemuan
selanjutnya wkil dari kelompok akan membacakan hasil kerjanya di depan
104
kelas dan siswa yang lain dapat bertanya pada wakil pelapor. Peneliti
memberikan pujian pada siswa yang akhirnya menutup pembelajaran
dengan salam.
Pertemuan berikutnya dilaksanakan pada hari jum’at 16 April 2010,
sebalum pelaksanaan pembelajaran, peneliti telah mempelajari dan
mengoreksi hasil kerja kelompok. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
apakah hasil kerja kelompok mempunyai kesamaan atau berbeda secara
keseluruhan.
Tabel 4.11 Jawaban Hasil Kerja Kelompok.
Kelompok Nomor
A
1
2
3
4
5
6
B
1
2
3
4
5
6
C
1
2
3
4
5
6
D
1
2
3
4
5
6
Jawaban
8 x 8 = 64
15 x 15 = 225
64 + 225 = 289
17 x 17 = 289
Ya
172 = 82 + 152
64
225
289
289
Ya
172 = 82 + 152
64
225
289
289
Ya
2892 = 642 + 2252
64
225
289
289
-
Kesimpulan
Keterangan
Kuadrat sisi miring Benar semua.
sama
dengan
kuadrat sisi tegak
ditambah kuadrat
sisi samping.
AC2 = BC 2 + AB2
Benar semua.
AC2 = BC2 + AB2
Jawaban no.
6
kurang
tepat.
Kesimpuan
tidak
dituliskan
dan jawaban
105
no. 5 & 6
Lanjutan Tabel 4.11
E
F
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
8 x 8 = 64
15 x 15 = 225
64 + 225 = 289
17 x 17 = 289
Ya
(289)2 = (64)2 + (225)2
64
225
289
289
Ya
172 = 82 + 152
AC2 = BC2 + AB2
salah.
Jawaban no.
6
kurang
tepat.
Kuadrat sisi miring Benar semua.
sama
dengan
kuadrat sisi tegak
ditambah kuadrat
sisi samping.
Pertemuan Kedua
Mengawali pertemuan, peneliti menyampaikan bahwa hasil lembar
kerja kelompok semuanya bagus, dari pernyataan penelitian ini tampak
semua siswa senang dengan apa yang mereka hasilkan. Peneliti juga
menyapaikan bahwa pada pertemuan ini wakil dari kelompok B yang akan
membacakan laporan hasil kerjanya, sedangkan kelompok yagn lain boleh
memberikan komentar atau mengajukan pertanyaan.
Pada waktu menyampaikan laporan kelompok B diwakili oleh AR.
Berdasarkan hasil kerjanya, kelompok B adalah yang paling bagus.
Meskipun demikian AR menyampaikan laporannya dengan ragu-ragu,
namun hal ini bisa dimaklumi oleh peneliti, ketika peneliti menanyakan
apakah ada yang ingin memberi komentar, siswa hanya diam saja. Untuk
menghidupkan suasana peneliti menggambarkan sebuah segitiga siku-siku
106
di papan tulis dan panjang 2 sisinya diketahui. Kemudian peneliti
mengajak siswa untuk menemukan jawabannya bersama-sama.
Selanjutnya peneliti menyuruh siswa untuk menyiapkan diri
melakukan tes akhir. Peneliti kemudian memberikan soal tes akhir kepada
siswa dibantu oleh dua orang pengamat. Pelaksanaan tes ini berjalan tertib.
Setelah jam pelajaran selesai, peneliti meminta siswa mengumpulkan hasil
pelajarannya, dan peneliti mngakhiri pelajaran dengan salam.
c. Hasil Observasi
Pada tahap observasi, pengamatan dilakukan oleh dua orang
pengamat yang sama pada siklus pertama. Adapun hal-hal yang diamati
dalam siklus 2 ini hamper sama seperti siklus pertama. Perbedaanya hanya
pada tahap inti.
Dalam pengamatannya kedua pengamat dibekali dengan lembar
observasi yang telah disediakan peneliti. Jika ada hal-hal penting yang
terjadi dalam kegiatan pembelajaran dan tidak ada dalam poin pedoman
observasi, maka hal tersebut dimasukkan sebagai hasil catatan lapangan.
Adapun hasil pengamatan kedua pengamat terhadap aktivitas
peneliti pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.12 Berdasarkan
pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa peneliti telah melaksanakan
aktivitas dengan baik.
107
Tabel 4.12 Hasil pengamatan aktifitas peneliti pada siklus 2
Tahap
Awal
Inti
Pengamat I
Skor Deskripsi
Melakukan aktivitas rutin
5
Semua
sehari-hari.
5
Semua
Menyampaikan tujuan.
5
Semua
Menentukan materi
pentingnya materi.
5
Semua
Memotivasi siswa.
4
a, b, d
Mengaitkan pengetahuan
prasyarat siswa.
5
Semua
Memebentuk kelompok.
4
a, b, c
Menjelaskan
tugas
kelompok.
Menyediakan sarana yang
4
a, b, c
dibutuhkan.
Indikator
Meminta siswa memahami
lembar kerja.
Meminta masing-masing
kelompok bekerja sesuai
LKS
Membimbing
dan
mengarahkan
kelompok
dalam
menggunakan
teorema phytagoras.
Meminta
kelompok
melporkan hasil kerjanya.
Membantu
kelancaran
kegiatan diskusi.
Akhir Merespon kegiatan diskusi.
Melakukan evaluasi.
Mengakgiri pelajaran.
Jumlah
Pengamat II
Skor Deskripsi
5
Semua
5
5
Semua
Semua
5
5
Semua
Semua
5
5
Semua
Semua
5
Semua
4
a, b, c
4
a, c, d
4
a, b, d
5
Semua
5
Semua
4
a, b, d
5
Semua
5
Semua
5
Semua
5
Semua
5
5
5
75
Semua
Semua
Semua
5
5
5
77
Semua
Semua
Semua
108
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, beberapa hal tidak sempat dilakukan
oleh peneliti. Meskipun demikian, secara umum kegiatan peneliti sudah
sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Nilai dari pengamat 1 adalah 75
dan nilai dari pengamat 2 adalah77, sedangkan skor maksimal adalah 80.
Maka taraf keberhasilan tindakan peneliti berada pada kategori
Baik.sehingga nilai rata-rata yang di peroleh adalah
nilai keberhasilan tindakan yang dicapai adalah
75 77
76 . Jadi
2
76
x100% 95%
80
Dengan keberhasilan tindakan 95%, berarti sudah memenuhi
taraf keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan peneliti yaitu 75 %.
Hasil pengamatan yang dilakukan kedua pengamat terhadap
aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.13
berikut.
Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus 2.
Tahap
Awal
Indikator
Pengamat I
Skor Deskripsi
5
Semua
aktivitas
Melakukan
keseharian
Memperhatikan tujuan.
Memperhatikan
penjelasan
materi.
Ketertiban
dalam
pengetahuan prasyarat.
Keterlibatan
dalam
pembentukan kelompok.
Memahami tugas.
Pengamat II
Skor Deskripsi
5
Semua
5
5
Semua
Semua
5
5
Semua
Semua
5
Semua
5
4
Semua
a, b, c
5
Semua
5
Semua
5
Semua
109
Inti
Lanjutan tabel 4.13
Akhir
Memahami LKS.
Keterlibatan dalam kelompok
untuk
menemukan
dan
menggunakan
teorema
phytagoras.
Memanfaatkan sarana yang
tersedia. .
Menyiapkan laporan
Melaporkan
hasil
kerja
kelompok.
Menanggapi laporan .
Menanggapi evaluasi.
Mengakhiri pembelajaran.
Jumlah
5
5
Semua
Semua
5
5
Semua
Semua
4
a, c, d
4
a, b, c
4
5
a, b, c
Semua
5
5
Semua
Semua
5
4
5
Semua
a,b,c
Semua
5
5
5
Semua
Semua
Semua
67
68
Berdasarkan tabel 4.13 di atas, dapat dilihat bahwa secara umum
kegiatan siswa sudah sesuai rencana, meskipun ada beberapa indikator
yang belum terlaksana. Nilai yang diperoleh dari pengamat 1 adalah 67
dan pengamat 2 adalah 68, sedangkan skor maksimal adalah 85.
Sehingga nilai rata-rata yang diperoleh adalah
67 68
67,5
2
Jadi nilai keberhasilan tindakan yang dicapai adalah
nilai =
67,5
x100% = 96,42 %
70
Dengan taraf keberhasilan 96,48 % aktifitas siswa berada pada kategori
sangat baik.
d. Hasil Catatan Lapangan
Beberapa hal yang sempat dicatat oleh peneliti dan dua pengamata
adalah sebagia berikut:
110
1) Suasana kelas agak ramai pada saat melakukan kerja kelompok.
2) Siswa sangat senang bekerja untuk menemukan sendiri teorema
phytagoras. Mereka sangat antusias untuk berkreasi menempelkan
kertas warna-warni untuk membentuk persegi pada hypotenusa.
e. Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan dengan salah satu kelompok dalam situasi
santai supaya tidak menimbulkan kesan interogasi pada siswa dan mereka
tidak menjadi takut. Dari wawancara tersebut diperoleh bahwa subyek
senang belajar kelompok karena bisa saling membantu dan bekerja sama.
Untuk pemahaman subyek menyatakan bahwa mereka lebih mudah
memahami materi dengan belajar kelompok.
f. Hasil Tes Akhir
Tabel 4.14 Hasil Tes Akhir Siklus 2
Taraf Keberhasilan
No
Kode
Siswa
Jenis
Kelamin
Skor
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
(2)
AR
AO
IP
ER
SM
IS
MF
LH
RD
AM
DM
DA
DP
(3)
L
P
P
P
P
L
L
L
P
P
P
L
P
(4)
100
100
100
100
100
95
95
95
95
90
90
90
90
Sangat
Baik
(5)
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Baik Cukup Kurang
(6)
√
(7)
(8)
Sangat
Kurang
(9)
111
14
(1)
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
ES
P
(2)
(3)
LQ
P
MN
L
RK
P
SN
P
IL
P
NA
L
MC
L
NS
L
SF
L
BA
L
KQ
P
MD
L
MB
L
GS
P
AF
P
IF
L
AW
L
RA
L
SP
P
MT
L
MM
L
DS
P
TOTAL
Rata-rata
Taraf
Keberhasilan
85
(4)
85
85
80
80
80
80
80
75
75
75
75
70
70
70
70
70
70
65
65
60
60
60
2925
81,25
(5)
√
(6)
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
(7)
(8)
(9)
√
√
√
√
√
86,11%
Hasil tes akhir ini semakin memperkuat pernyataan subyek wawancara
bahwa pemahaman siswa terhadap materi semakin meningkat. Rata-rata skor
tes akhir siklus 1 adalah 78,61 dan siklus 2 adalah 81, 25.Dengan taraf
keberhasilan 83,33% menjadi 86,11%.
g.Refleksi
112
Berdasarkan hasil kegiatan refleksi tersebut dapat diperoleh beberapa
hal berikut:
1) Hasil belajar siswa berdasarkan perbandingan skor tes akhir siklus 1 dan
skor akhir siklus 2 manunjukkan adanya peningkatan, namun berdasarkan
pengamat
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A.
Deskripsi Lokasi Penelitian
1.
Sejarah Singkat Berdirinya MTs Negeri Pulosari Ngunut
Tempat penelitian ini adalah MTs Negeri Pulosari, yaitu suatu
lembaga pendidikan sekolah yang bercirikan islam yang berada di
Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung. Lembaga ini didirikan oleh
masyarakat setempat pada tahun 1967, dan tokoh yang memprakarsai
adalah Danramil Ngunut, Letnan Raswad.
Untuk mengawali kerjanya, maka dibentuklah kelompok yang terdiri
dari:
a.Letnan Raswad
b. Syariffudin
c.Muji Santoso
d. Suparlan
e.Junaidi BA.
f. Kandan
g. Atim
Pada awal berdirinya lembaga pendidikan tersebut diberi nama
“Pendidikan Guru Agama Lengkap” atau PGAL dan dikepalai oleh Bapak
Muji Santoso. Pada waktu itu PGAL masih menggunakan gedung SMP
68
69
Negeri 1 Ngunut selama 7 tahun. Pada tahun 1974 PGAL Ngunut pindah
tempat menggunakan gedung Madrasah Ibtidaiyah Kaliwungu dan
dikepalai oleh Djunaidi BA. Pada tahun itu juga nama PGAL dirubah
menjadi PGA 4 tahun.
Selanjutnya pada tahun 1974 PGA 4 tahun pindah gedung lagi
menggunakan gedung Madrasah Diniyah milik NU Ranting Pulosari.
Bertepatan tahun itu juga ada peraturan baru bahwa PGA 4 tahun
Tsanawiyah Walisongo Ngunut dengan kepala sekolah tetap dijabat oleh
Junaidi BA. Baru pada tahun 1979 sampai dengan tahun 1982 dijabat oleh
Rokhimi Alm.
Pada tahun 1980 MTs N Walisongo berubah status menjadi negeri
dengan terlebih dahulu menjadi Fillial MTs N Aryojeding Rejotangan.
Karena semakin berkembang dari tahun ke tahun, maka pada tanggal 15
November 1989 status Fillial dirubah menjadi negeri, dan sekarang
terkenal dengan nama MTsN Pulosari Ngunut.1
2.
Letak Geografis MTsN Pulosari Ngunut
Pada bagian ini penulis akan menjelaskan secara umum tentang
keadaan geografis MTsN Pulosari, sebagai tempat penelitian. MTsN
Pulosari merupakan Madrasah Tsanawiyah Negeri yang mempunyai letak
strategis, karena hanya berjarak kurang lebih 80 meter dari jalan raya
Pulosari Desa Pulosari Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung. Hal
1
Aman Zainudin (Kepala Tata Usaha),
70
ini
memudahkan
masyarakat
khususnya
seluruh
siswa
untuk
menjangkaunya, terlebih lagi lokasi MTsN Pulosari dekat dengan jalur
antar kota Blitar Tulungagung. Sekolah ini berada 11 km ke arah timur dai
kota Tulngagung dengan batas lokasi:
a.
Sebelah selatan adalah rumah penduduk
b.
Sebelah utara adalah rumah penduduk
c.
Sebelah timur adalah jalan Desa Pulosari
d.
Sebelah barat adalah tanah kosong
Madrasah tersebut menempati tanah seluas 3008 m2 yang telah
bersertifikat.
Meskipun dilihat dari tanah yang dimiliki MTsN Pulosari tidak
begitu luas, namun hal ini tidak menjadikan MTs Pulosari tertinggal dari
MTs-MTs Negeri yang lain. Karena masih banyak faktor yang
mempengaruhi maju tidaknya sebuah sekolah, diantaranya sarana dan
prasarana, keadaan guru, stuktur organisasi dan lain-lain.
3.
Visi dan Misi serta Tujuan MTsN Pulosari Ngunut
a.
Visi
Mencetak
siswa
MTsN
Polosari
menjadi
manusia
berpengetahuan luas, berbudi luhur yang berwawasan IPTEK dan
IMTAQ.
b.
Misi
71
Mencetak siswa yang berkualitas dalam
bidang ilmu pengetahuan.
Menceyak siswa yang menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi modern.
Mencetak siswa yang tertib beribadah
kepada Allah sesuai dengan ajaran islam.
c.
Tujuan
1.
Meningkatkan hasil preatasi belajar bagi siswa.
2.
Terampil mengerjakan sesuatu yang baik dan bermanfaat
berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3.
Meningkatkan tata karma yang baik dan tingkah laku dan
tutur kata sesuai dengan ajaran islam dalam hubungannya dengan
kholiq dan sesame manusia
4.
Peningkatan
keimanan
yang
lebih
sempurna
untuk
mencapai sifat taqwa yang lebih tinggi dan sempurna yang artinya
mencapai insane kamil.
4.
Sarana dan Prasarana MTsN Pulosari Ngunut
Sarana dan prasarana suatu lembaga mutlak sekali diperlukan
karena merupakan penunjang yang sangat penting dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar. Adapun sarana dan prasarana yang ada di
MTsN Pulosari dapat dilihat pada tabel berikut:
72
Tabel 4.1
Tabel Sarana dan Prasarana MTs N Pulasari
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Jenis Bangunan
Ruang Kelas
Ruang Kepala Madrasah
Ruang Guru
Ruang Tata Usaha
Perpustakaan
Ruang BK
Ruang UKS
Lab. Komputer
Kamar Mandi Guru
Kamar Mandi Siswa
Jumlah
10 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
4 Ruang
Ket.
Baik
Rusak Ringan
Rusak Ringan
Rusak Ringan
Rusak Ringan
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Sumber: Kantor MTs N 1 Pulosari Tahun Ajaran 2009/2010
Selain bangunan-bangunan yang disebutkan diatas, masih ada
bentuk sarana dan prasarana lain yang dapat mendukung berlangsungnya
proses belajar. Adapun keadaan sarana dan prasarana tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut:
a. Sarana pembelajaran yang sudah ada dapat digunakan sacara
maksimal.
b. Meja, kursi, papan tulis dan peralatan lain jumlahnya cukup
memadai.
c. Gedung
perpustakaan
sudah
memadai,
hanya
mengoptimalkan penggunaannya dan melengkapi sarananya.
tinggal
73
d. Buku-buku paket dari pemerintah baik dari Dinas Pendidikan
maupun dari Departemen Agama sudah dimanfaatkan secara
maksimal oleh siswa meskipun jumlahnya belum memadai.
e. Laboratorium komputer sudah dimanfaatkan secara maksimal oleh
siswa meskipun jumlahnya masih terbatas.
5.
Struktur Organisasi MTsN Pulosari Ngunut
Organisasi sekolah merupakan hal yang sangat berperan dalam
rangka proses pendidikan dan hal itu wujud dari kesiapan manajemen yang
diterapkan dalam organisasi berikut unsur-unsurnys. Untuk itu diperlukan
susunan organisasi sekolah mulai dari kepala sekolah sampai kepala stafstafnya. Adapun struktur organisasi MTs Negeri Pulosari sebagai berikut:
Struktur Organisasi Sekolah
Kepala
Drs. Mustakim
Koor. Kep. Sek.
(KKS)
Komite Sekolah
Kepala Tata Usaha
Aman, S. PI
Wakil Kepala
Juwito, S. PI
Waka Kurikulum
Dra. Lilik Rodiyah
W. Ksiswaan
Mahfud Efendi,
S. Pd., M.M.
Waka Sarpra
Sukahar, S. Pd.,M.M.
Waka Humas
Drs.Abdullah
74
Dewan guru
Siswa
Keterangan:
: baris komando
: baris koordinasi
Sumber: Kantor MTs N 1 Pulosari Tahun Ajaran 2009/2010
6.
Keadaan Guru dan Siswa
No
1
1.
2.
3
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18
19.
20
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
Tabel 4.2
Tabel Keadaan Guru dan Karyawan
Nama
2
Drs.Mustakim
Aman, S.Pd.
Juwito, S.Pd
Dra. Lilik Ridiyah
Sukahar, S.Pd, M.M
Drs. Abdullah
Mahfud Efendi,S.Pd.I,M.M,M.Pd
Dra. Sri Wahyu Hidayati
Drs. Laasirin
Dra. Dewi Ngaisah
Ani shofiyati, S.Pd
Ida Wijayanti, S.Pd
Dra. Siti Rokhana
Jarwo, S.Pd
Siti Mudawamah, S.Pd
Sri Widi Yuni Antari, S.Pd
Mawadatun Ni’mah, S.Pd
Endang Susilowati, S.Pd
Dra. Kartini
Endrawati, S.Pd
Ahmad Masduki, S.S, S.Pd
Khusnul Khotimah, S.Ag
Munti’in, S.Ag
Imam Bukhori alwi, S.Ag
Ahmad Jamzuri, S.Ag
Umi Fadilah, SE, S.Pd
Lila Zulaika
Aris Masrurin, S.Pd
Puput Dwi Maryani, A.Md
Elmi Puspita
Moch. Farid Rifa’i
Drs. Mustofa
Suleman
Ulul hikmah, S.TP
Jabatan
3
Kepala madrasah (GT)
Kepala tata usaha (PT)
Guru / Wakil Kepala Madrasah (GT)
Guru/ Waka Kurikulum (GT)
Guru/ Waka Sarana Prasarana(GT)
Guru/ Waka Humas (GT)
Guru/ waka kesiswaan (GT)
Guru / Bendahara (GT)
Guru / Kep. Laboratorium
Guru / Pembina Osis
Guru / Wali
Guru / Wali(GT)
Guru / wali(GT)
Guru /(GT)
Guru (GT)
Guru (GT)
Guru (GT)
Guru (gT)
Guru (GT)
Guru (GT)
Guru (GT)
Guru (GT)
Guru (GT)
Guru (GT)
Guru (GT)
Guru (GT)
Staf TU (PT)
Guru / wali (GT)
Staf TU (PT)
Staf TU (PT)
Staf TU (PT)
Guru / (GTT)
Guru / pembina pramuka (GTT)
Guru (GTT)
75
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
1
43.
44.
45.
46.
47.
Siswahyudianto, S.Pd I
Sri Astutik, S.Pd
Endang Rahmawati, SE
Ahmad Habibi Dahlan
Nanang Malik
Fadiyanny M.R, S.Pd
Aris Hernawan, S.T
Mandasari Murdiyah, s.Pd
2
Mujianto
Triyani
Syaifudin Zuhri
Ahmad Zaini
Mohammad Likman Hasan
Guru (GTT)
Guru (GTT)
Guru (GTT)
Guru (GTT)
Staf TU (PTT)
Staf TU (PTT)
Staf TU (PTT)
Staf TU (PTT)
3
Pnjaga (PTT)
Pesuruh (PTT)
Pembina PMR (GTT)
Pembina Drum Band (GTT)
Pembina Brum Band (GTT)
Secara lengkap dapat diperinci sebagai berikut:
Tabel 4.3
Tabel Keadaan Guru dan Pegawai Terinci
No.
1.
2.
3.
4.
Status
Guru Tetap
Guru Tidak Tetap
Pegawai Tetap
Pegawai Tidak Tetap
Jumlah
26 Orang
11 Orang
5 Orang
6 Orang
Sumber: Kantor MTs N 1 Pulosari Tahun Ajaran 2009/2010
Tabel 4.4
Tabel Keadaan Siswa
No.
1.
2.
3.
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
I
70 siswa
62 siswa
132 siswa
II
77 siswa
69 siswa
146 siswa
III
46 siswa
55 siswa
101 siswa
jumlah
194 siswa
186 siswa
380 siswa
Sumber: Kantor MTs N 1 Pulosari Tahun Ajaran 2009/2010
B. Paparan Data
1. Paparan Data Pra Tindakan
76
Sebelum penelitian dilakukan peneliti melakukan pertemuan
dengan Kepala Sekolah MTsN Pulosari yaitu Bapak Drs. Mustakim, pada
hari Senin tanggal 5 April 2010, tujuan pertemuan ini adalah meminta ijin
untuk melaksanakan penelitian di MTsN Pulosari guna menyelesaikan
tugas akhir Program Sarjana STAIN Tulungagung. Pada pertemuan ini
peneliti belum dapat menunjukkan surat permohonan ijin mengadakan
penelitian dari STAIN, dikarenakan surat permohonan ijin belum
diterbitkan. Kepala sekolah menyambut dengan baik keinginan peneliti
dan menyerahkan kegiatan selanjutnya untuk diatur bersama guru bidang
studi Matematika yang mengajar kelas VIII. Setelah mendapat izin dari
Kepala Sekolah, peneliti kemudian menginformasikan kepada Bapak
Juwita selaku guru bidang studi Matematika yang mengajar kelas VIII.
Bahwa peneliti akan melakukan penelitian di kelas VIII-B.
Pada pertemuan dengan guru bidang studi matematika tersebut,
peneliti memperoleh informasi bahwa kelas VIII-B nilainya msih tergolong
rendah. Selain itu siswa kelasVIII -B termasuk siswa yang ramai sendiri dan
kurang bersemangat bila diajar matematika. Sehingga dari pandangan
tersebut, perlu dibantu meningkatkan pemahaman terhadap materi tertentu,
dalam hal
menawarkan
ini adalah teorema phytagoras. Maka dari itu peneliti
pembelajaran
dengan
metode
discovery
(penemuan
terbimbing) untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai meteri
teorema Pythagoras..
77
Pada pertemuan tersebut peneliti juga berdiskusi dengan guru
bidang studi matematika mengenai kondisi siswa, jumlah siswa dan latar
belakang siswa. Berdasarkan data yang diperoleh jumlah siswa kelas VIII-B
adalah 36 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 18 siswa
perempuan. Sesuai kondisi kelas pada umumnya, yaitu kemampuan siswa
yang heterogen, latar belakang keluarga siswa bermacam-macam yaitu
keluarga petani, pedagang dan pegawai. Selain itu peneliti juga
menanyakan jadwal pelajaran matematika di kelas tersebut, kemudian
peneliti dan guru matematika menentukan kapan penelitian tersebut bisa
dilakukan, tentunya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
sebelumnya. Peneliti menyampaikan bahwa yang akan bertindak sebagai
pelaksanan tindakan adalah peneliti sendiri,dan guru matematika akan
bertindak sebagai pengamat. Dalam pengamatan itu guru matematika
ditemani oleh teman sejawat peneliti yang berasal dari STAIN
Tulungagung Jurusan Tarbiyah program studi Tadris Matematika. Peneliti
menjelaskan bahwa pengamat bertugas mengamati semua aktifitas peneliti
dan siswa, apakah sudah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
dengan menggunakan lembar observasi sebagaimana ditunjukkan dalam
lampiran. Pada akhir pertemuan, peneliti menanyakan bahwa sebelum
penelitian akan diaksanakan tes awal.
Pada hari Senin tanggal 12 April 2010 peneliti datang lagi ke MTsN
Pulosari untuk mengadakan pengamatan di kelas VIII-B yang akan
78
dijadikan
subyek
penelitian.
Pada
kesempatan
ini
peneliti
memperkenalkan diri kepada siswa dan menyampaikan rencana penelitian
yang akan dilaksanakan. Peneliti berharap siswa akan membantu
kelancaran kegiatan penelitian. Peneliti juga menyampaikan bahwa pada
hari Selasa tanggal 13 April 2010 akan dilaksanakan test awal, materi yang
akan diujikan adalah materi yang telah disampaikan oleh Bapak Juwito
pada materi teorema phytagoras.
Sesuai rencana pada hari Selasa 13 April 2010 peneliti melakukan
tes awal yang diikuti oleh semua siswa kelas VIII -. Tes awal dimaksudkan
untuk mengetahui pengetahuan dasar siswa terhadap teorema phytagoras.
Tes awal terdiri dari 5 butir soal dengan alokasi waktu ± 40 menit.
Hasil dari tes sebelum diberi tindakan terdapat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.5 Hasil Tes Awal Siswa
No
Kode
Siswa
Jenis
Kelamin
Skor
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
(2)
(3)
(4)
L
P
P
L
L
P
P
P
P
P
L
L
P
P
100
100
100
90
90
90
90
80
80
80
80
80
80
80
AR
AO
DM
MA
MF
SM
AM
DP
ER
IP
IS
IF
IL
LQ
Sangat
Baik
(5)
Taraf Keberhasilan
Baik Cukup Kurang
(6)
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
(7)
(8)
Sangat
Kurang
(9)
79
15
16
17
18
19
20
(1)
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
MO
RD
SN
GS
MM
MN
(2)
L
P
P
P
L
L
(3)
80
75
75
75
70
70
(4)
AF
BA
ES
KQ
LH
MB
NS
RA
SF
SP
AW
DA
DS
RK
MT
MD
P
L
P
P
L
L
L
L
L
P
L
L
P
P
L
L
70
70
70
70
65
65
65
60
60
60
55
50
40
40
15
10
2530
70, 23
66,67%
TOTAL
Rata-rata
Taraf Keberhasilan
(5)
√
√
√
√
√
√
(6)
(7)
(8)
(9)
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Dari tabel di atas dapat diperoleh bahwa sebanyak 2 siswa atau
5,56% yang taraf keberhasilannya sangat kurang, 4 siswa atau 11,11%
dikategorikan kurang, 6 siswa atau 16,67% dikategorikan cukup dan 17
siswa atau 47,22%
dikategorikan baik dan 7 siswa atau 19,44%
dikategorikan sangat baik.
Pada hari Rabu 14 April 2010 peneliti masuk kelas VIII -B
menyampaikan tes awal dan membahas soal-soal tes bersama-sama.
Setelah pembahasan soal tes awal selesai, peneliti mengumumkan sama-
80
sama kelompok telah terbentuk. Pembagian kelompok ditentukan
berdasarkan hasil tes awal siswa dan tidak memperhatikan perbedaan
social, ras, budaya dan jenis kelamin. Siswa kelas VIII terdiri dari 36 siswa
terbagi kedalam 6 kelompok beranggotakan 6 siswa.
Nama-nama siswa anggota kelompok secara rinci dapat dilihat dalam
tabel.
Tabel 4.6 Pembagian Anggota Kelompok.
1
Kelompok
A
B
C
D
E
2
Nama Siswa
1. AR
2. AM
3. IL
4. MM
5. LH
6. AW
1. AO
2. DP
3. LQ
4. MN
5. MB
6. DA
1. DM
2. ER
3. MO
4. AF
5. NS
6. DS
1. MA
2. IP
3. RD
4. BA
5. RA
6. RK
1. MF
2. IS
3
Jenis Kelamin
L
L
P
L
P
P
4
Skor Tes Awal
100
90
80
70
65
55
L
P
L
L
P
L
P
P
P
L
P
L
P
L
L
L
P
P
L
P
100
80
80
70
65
50
100
80
80
70
65
40
90
80
75
70
60
40
90
80
81
1
F
3.
4.
5.
6.
SN
ES
SF
MT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2
SM
IF
GS
KQ
SP
MD
P
L
L
P
3
P
P
P
L
L
L
75
70
60
15
4
90
80
75
70
60
10
Setelah pembagian kelompok selesai, peneliti membagikan
kembali nama-nama kelompok kepada siswa agar mereka mengetahui
secara jelas posisinya ada di kelompok berapa dan siapa saja teman
sekelompoknya untuk memperlancar dan mempermudah proses penelitian
ini. Peneliti membebaskan kepada masing-masing kelompok untuk
menunjuk dan menentukan sendiri ketua masing-masing kelompok dan
melaporkannya kepada peneliti. Namun para siswa mengusulkan
bagaimana kalau yang menjadi ketua kelompok adalah siswa yang berada
pada nomor urutan pertama dalam masing-masing kelompok. Dan peneliti
menyetujuinya.
Pada akhir pertemuan, peneliti menyampaikan bahwa pada
pertemuan berikutnya akan dilaksanakan pembelajaran metode discovery
(penemuan
terbimbing)
pada
teorema
phytagoras.
Peneliti
juga
menjelaskan apa dan bagaimana pembelajaran menggunakan metode
discovery (penemuan terbimbing).
82
2. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan I
Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Siklus pertama
dilakukan untuk menemukan teorama phytagoras. Menjelaskan teorema
phytagoras dan syarat berlakuanya, menuliskan teorema phytagoras untuk
sisi-sisi segitiga. Siklus kedua dilakukan untuk menghitung panjang sisi
segitiga siku-siku jika sisi dua yang lain diketahui, menentukan jenis
segitiga menggunakan teorema phytagoras. Sedangkan siklus ketiga
dilakukan untuk menggunakan teorema phytagoras pada bangun datar dan
bangun ruang dan menggunakan teorema phytagoras untuk menyelesaikan
soal-soal cerita. Dan diakhiri dengan tes formatif.
2.1. Paparan Data Siklus I
PTK ini dilaksanakan dengan selalu memperhatikan beberapa
komponen penting PTK, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan
dengan refleksinya yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan
dipandang sebagai satu siklus. Dari pengertian siklus di sini adalah
satu putaran kegiatan yang terdiri atas perencanaan, pemberian
tindakan, observasi, dan refleksi.
Untuk suklus I materi yang disampaikan adalah teorema
phytagoras dan syarat berlakunya (menemukan teorema phytagoras),
83
menjelaskan teorema phytagoras dan syarat berlakunya, menuliskan
teorema phytagoras untuk sisi-sisi segitiga.
Adapun proses secara rinci pada siklus I adalah sebagai
berikut:
a. Perencanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah:
1) Melakukan koordinasi dengan guru bidang studi matematika
kelas VIII-B mengenai pelaksanaan tindakan.
2) Menyiapkan Lembar Observasi, lembar kerja siswa dan catatan
lapangan.
3) Menyiapkan kerangka pembelajaran ddan daftar nama anggota
kelompok.
Pembelajaran untuk menemukan teorema phytagoras,
menjelaskan
teorema
phytagoras
dan
menuliskan
teorema
phytagoras
untuk
syarat
berlakunya,
sisi-sisi
segitiga
direncanakan (4 x 40 menit) atau 2 x pertemuan.
b. Pelaksanaan
Siklus ini dilaksanakan dalam waktu 4 x 40 menit untuk
rincian pelaksanaan adalah sebagai berikut:
Kegiatan awal (Pendahuluan ± 15 menit).
Sebelum memulai pembelajaran, peneliti mengatur bangku
siswa sesuai dengan jumlah kelompok. Setelah bangku bertata rapi
84
kemudian peneliti meminta siswa duduk diposisi masing-masing
sesuai dengan kelompoknya.
Setelah siswa berada dalam kelompoknya masing-masing,
barulah peneliti mengucap salam. Kemudian dilanjutkan dengan
membacakan materi, yaitu mencari rumus luas persegi dan segitiga
sebagai materi prasyarat untuk menemukan teorema phytagoras,
menjelaskan
teorema
phytagoras
dan
syarat
berlakunya,
menuliskan teorema phytagoras untuk sisi-sisi segitiga. Hal ini
dilakukan agar siswa berkonsentrasi pada materi tersebut. Setelah
itu dilanjutkan dengan menjelaskan kembali metode pembelajaran
yang akan dilaksanakan yaitu pembelajaran metode discovery serta
memberi motivasi siswa untuk aktif belajar agar berhasil baik bagi
individu maupun kelompok.
Pada kesempatan ini, peneliti melakukan tanya jawab
dengan siswa tentang pegetahuan prasyarat yang telah dimilikinya
untuk mempelajari materi teorema phytagoras. Berikut ini kutipan
tanya jawab antara peneliti (P) dan siswa (S):
P
: Anak-anak kalian masih ingat apa pengertian dari
kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan?
IF
: Saya bu…., akar kuadrat suatu bilangan adalah invers
dari kuadrat.
85
P
: Bagus dan tepat sekali. Sekarang coba siapa yang tahu
rumus persegi dan segitiga siku-siku?
RD
: Rumus luas persegi adalah sisi dikali sisi, kalau rumus
luas segitiga siku-siku adalah ½x sisi siku-siku segitiga.
P
: Bagus sekali. Apakah kalian sudah cukup untuk belajar
menemukan teorema phytagoras?
S
: Siap Bu!!!!!!!
Selanjutnya peneliti menjelaskan bahwa pada hari ini siswa akan
belajar secara kelompok, siswa diminta saling bekerja sama dalam
menyelesaikan tugas kelompok. Selanjutnya peneliti juga menjelaskan
kewajiban siswa sebagai anggota kelompok yaitu harus saling bekerja
sama dalam menyelesaikan tugas kelompok. Setelah semua siswa paham
akan
tugas
masing-masing
maka
dilanjutkan
dengan
memulai
pembelajaran kegiatan inti (± 60 menit).
Pada kegiatan inti, dimulai dengan menjelaskan materi teorema
phytagoras. Secara garis besarnya pada saat penyampaian materi siswa
mendengarkan penjelasan dari guru serta mencatat hal-hal yang mereka
anggap penting. Kemudian guru memberikan lembar kerja siswa untuk
difikirkan dan didiskusikan bersama anggota kelompoknya untuk
menemukan teorema Phytagoras.
Sebelum melaksanakan tugas kelompok, siswa diminta membaca
perintah yang ada dalam lembar secara seksama, kemudian tiap-tiap
86
kelompok dianjurakan untuk membagi tugas dan bekerja sama antar
anggota. Apabila ada yang kurang jelas, peneliti meminta siswa untuk
segera menanyakannya. Karena tidak ada siswa yang bertanya, maka
peneliti mempersilahkan siswa untuk memulai mengerjakan lembar kerja
kelompok, lembar kerja dikerjakan secara berurutan mulai dari nomor1
dan seterusnya. Hal ini dikarenakan langkah kerja dalam menemukan
teorema Phytagoras antara nomor satu dan nomor yang lain saling
berkaitan.
Siswa
mulai
melakukan
diskusi
dalam
kelompok
untuk
menyelesaikan lembar kerja. Suasana kelas mulai ramai oleh suasana
siswa yang berdiskusi mengenai permasalahan yang diberikan dalam
lembar kerja. Peneliti membiarkan suasana kelas yang mulai ramai.
Peneliti hanya sekedar melihat-lihat dan berkeliling mengamati kerja siswa
dalam kelompok. Jika menemui siswa yang kurang aktif dalam
kelompoknya, peneliti mencoba untuk memotivasi agar turut berperan
aktif dalam diskusi. Jika ada kelompok yang mengalami kesulitan, peneliti
memberikan
pancingan
yang
akan
membantu
siswa
menjawab
permasalahan. Bagi kelompok yang sudah aktif dan nampak lancar,
peneliti memotivasi dengan memberikan pujian dan menyuruh untuk
mengerjakan langkah selanjutnya.
Pada saat mengerjakan lembar kerja, tampak siswa begitu
bersemangat dan aktif dalam kelompok. Sebagian siswa ada yang sibuk
87
mengukur persegi, menggambarkan persegi pada setiap sisi-sisi segitiga
siku-siku. Siswa tampak senang bekerja dengan kelompok dan
menggunakan beberapa peralatan. Selanjutnya, terjadilah tanya jawab
berikut:
AM
: Bu, untuk persegi yang berada pada sisi miring bagaimana cara
menggambarkannya?
P
: Coba dilihat lagi contoh gambar I yang sudah dijelaskan
sebelumnya!.
S
: Semua melihat dan membaca contoh-contoh yang sudah
diberikan sebelum mengerjakan lembar kerja.
MA
: Berarti kita menggambar persegi pada setiap sisi segitiga.
P
: Ya, benar sekali kita harus menggambar persegi pada setiap sisi
segitiga siku-siku.
Berdasarkan potongan tanya jawab ini, terlihat bahwa siswa sudah
mulai memahami konsep teorema phytagoras. Selanjutnya peneliti melihat
satu persatu kinerja masing-masing kelompok. Peneliti membimbing
kelompok yang mengalami kesulitan. Sesuai pengamatan peneliti, masih
ada beberapa siswa yang hanya ikut-ikutan dan belum memahami terhadap
apa yang menjadi tugas kelompok, kemudian peneliti menghimbau kepada
seluruh siswa agar saling membantu dan bekerjasama.
Setelah siswa selesai mengerjakan proses penemuan teorema
phytagoras, siswa diminta segera menuliskan hasil kerja mereka pada
88
lembar yang sudah tersedia dan mendiskusikan kembali dengan teman
kelompok.
Selanjtnya
siswa
melakukan
diskusi
untuk
membuat
kesimpulan dari hasil kerja mereka dan menuliskannya. Pada tahap ini
kelompok 5 mengalami kesulitan dalam menuliskan hasil kerja. Kemudian
peneliti mencoba menanyakan mengapa kelompok 5 merasa sulit dalam
menuliskan hasil kerjanya. Perwakilan kelompok 5 menjelaskan kepada
peneliti bahwa peneliti bahwa persegi pada sisi miring atau hipotenusa
tidak berbentuk persegi. Peneliti memberi penjelasan kepada siswa bahwa
dalam mengerjakan lembar kerja untuk menemukan teorema persegi yang
dibuat harus sama dengan sisi segitiga.
Berdasarkan penjelasan tersebut, siswa berdiskusi dan mengecek
kembali gambar yang mereka buat dan hasil kerjanya. Dari kelompok 5
ternyata mereka dalam menggambarkan persegi pada sisi miring tidak
sama panjangnya dengan sisi miring pada segitiga. Kemudian siswa
melanjutkan tugasnya dan membuat kesimpulan. (kegiatan akhir ± 5
menit).
Kemudian peneliti mempersilahkan secara kelompok untuk
mengumpulkan lembar kerja kelompok yang telah dikerjakan. Setelah
semua kelompok mengumpulkan, peneliti meminta salah satu perwakilan
dari kelompok untuk membacakan kesimpulan. Ada beberapa siswa yang
merasa kesimpulan yang dibuat kelompoknya adalah benar dan ada pula
yang merasa salah. Setelah itu peneliti menyampaikan bahwa pada
89
pertemuan selanjutnya wakil dari kelompok akan membacakan hasil
kerjanya di depan kelas dan peneliti menutup pembelajaran dengan salam.
Pertemuan berikutnya dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 15
April 2010. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, peneliti telah mempelajari
dan mengoreksi hasil kerja kelompok. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
apakah hasil kerja kelompok mempunyai kesamaan atau berbeda secara
keseluruhan.
Mengawali pertemuan, peneliti menyampaikan bahwa hasil lembar
kerja kelompok semuanya bagus. Kemudian peneliti meminta wakil dari
kelompok A untuk membacakan laporan hasil kerjanya, sedangkan
kelompok yang lain memberikan komentar dan mengajukan pertanyaan.
Pada waktu menyampaikan laporan kelompok A diwakili oleh AR.
Berdasarkan hasil kerjasama kelompok A adalah yang paling bagus.
Ketika peneliti menanyakan apakah ada yang memberi komentar, siswa
hanya diam saja. Untuk menghidupkan suasana peneliti menggambarkan
sebuah segitiga siku-siku di papan tulis. Kemudian peneliti mengajak
siswa untuk membuat kesimpulan dalam menemukan teorema phytagoras
secara bersama-sama.
Selanjutnya pada tahap penilaian peneliti menyuruh siswa
menyiapkan diri untuk melakukan tes akhir. Peneliti meminta siswa untuk
mengerjakan tes secara sungguh-sungguh dan tidak saling mencontoh.
Peneliti kemudian memberikan soal tes akhir kepada siswa dibantu oleh
90
dua orang pengamat. Pelaksanaan tes ini berjalan normal, tertib dan lancar.
Setelah jam pelajaran selesai, peneliti meminta mengumpulkan hasil
pekerjaan tesnya, dan selanjutnya peneliti menyampaikan pentingnya
materi ini untuk materi-materi berikutnya dan untuk kehidupan sehari-hari.
Peneliti mengakhiri pelajaran dengan ucapan terima kasih dan salam.
C. Hasil Observasi
Pengamatan dilakukan oleh dua orang yaitu guru Matematika VIII-B
MTsN Pulosari Bapak Juwito dan Mahasiswi STAIN Dewi Rofiatin. Pengamat
bertugas mengamati semua aktivitas peneliti yang bertindak sebagai guru dan
aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan
dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disediakan oleh peneliti.
Jika ada hal-hal penting yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran dan tidak
ada dalam pedoman observasi, maka hal tersebut dimasukkan sebagai catatan
lapangan.
Adapun hasil pengamatan kedua pengamat terhadap aktivitas peneliti
dapat dilihat pada tabel 4.7 Berdasarkan pengamatan tersebut dapat
disimpulkan bahwa peneliti telah melaksanakan aktivitas sesuai yang
direncanakan meskipun masih ada hal-hal yang tidak dilakukan guru.
Tabel 4.7 Hasil pengamatan aktivitas peneliti pada siklus I.
1
2
Tahap
Indikator
3
4
Pengamat I
Skor
Deskripsi
5
6
Pengamat II
Skor
Deskripsi
91
Awal
1
Inti
Akhir
Melakukan aktivitas rutin
sehari-hari.
Menyampaikan tujuan.
Menentukan materi
2
pentingnya materi.
Memotivasi siswa.
Mengaitkan pengetahuan
prasyarat siswa.
Memebentuk kelompok.
Menjelaskan
tugas
kelompok.
Menyediakan sarana yang
dibutuhkan.
Meminta
siswa
memahami lembar kerja.
Meminta masing-masing
kelompok bekerja sesuai
LKS
Membimbing
dan
mengarahkan kelompok
dalam
menggunakan
teorema phytagoras.
Meminta
kelompok
melporkan hasil kerjanya.
Membantu
kelancaran
kegiatan diskusi.
Merespon
kegiatan
diskusi.
Melakukan evaluasi.
Mengakgiri pelajaran.
Jumlah
5
Semua
5
Semua
4
4
3
a, b, c
a, c, d
4
5
4
5
Semua
a, c, d
6
5
4
Semua
a, b, d
5
4
Semua
a, b, d
5
4
Semua
a, b, c
5
5
Semua
Semua
4
a, b, c
5
Semua
4
a, c, d
4
a, c, d
4
a, b, d
4
a, b, d
5
Semua
5
Semua
5
Semua
5
Semua
5
Semua
5
Semua
4
5
5
a, b, c
Semua
Semua
4
5
5
a, b, c
Semua
Semua
72
75
Berdasarkan tabel di atas, secara umum kegiatan yang dilakukan
peneliti sudah sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Skor yang diperoleh
pengamat 1 adalah 72 dan pengamat 2 adalah 75. Sedangkan skor maksimal
adalah 80, sehingga nilai rata-rata yang diperolah adalah
72 75
= 73,5. Jadi
2
92
nilai keberhasilan tindakan yang dicapai adalah =
73,5
x 100 % = 91,87 %.
80
Sesuai taraf keberhasilan yang ditetapkan, maka taraf keberhasilan aktivitas
peneliti berada pada kategori sangat baik. Dengan taraf keberhasilan 91,87 %
Sesuai taraf keberhasilan, yaitu:
90 % ≤ nilai ≤ 100% = sangat baik
80 % ≤ nilai ≤ 90 % = baik
70 % ≤ nilai ≤ 80 % = cukup
60 % ≤ nilai ≤ 70 % = kurang
0 % ≤ nilai ≤ 60 % = kurang sekali.2
Maka taraf keberhasilan tindakan peneliti berada pada kategori sangat
baik dengan keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan peneliti yaitu 75 %.
Hasil pengamatan yang dilakukan kedua pengamat terhadap aktivitas
siswa selama kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus I
1
Tahap
Awal
2
Indikator
2
Melakukan aktivitas
keseharian
Memperhatikan
tujuan.
Memperhatikan
penjelasan materi.
Ketertiban dalam
pengetahuan
prasyarat.
Keterlibatan dalam
pembentukan
kelompok.
3
4
Pengamat I
Skor Deskriptor
5
Semua
5
6
Pengamat II
Skor
Deskriptor
5
Semua
5
5
Semua
Semua
5
5
Semua
Semua
5
Semua
5
5
Semua
Semua
5
Semua
5
Semua
5
Semua
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2002), hal. 103
93
Inti
1
Akhir
Memahami tugas.
Memahami LKS.
Keterlibatan dalam
kelompok
untuk
menemukan
dan
menggunakan
teorema phytagoras.
Memanfaatkan
2
sarana
yang
tersedia. .
Menyiapkan
laporan
Melaporkan hasil
kerja kelompok
Menanggapi
laporan .
Menanggapi
evaluasi.
Mengakhiri
pembelajaran.
Jumlah
4
4
a, b, c
a, b, d
5
4
Semua
a, b, c
4
3
a, c, d
4
5
5
Semua
6
4
5
a, b, c
Semua
4
4
a, b, c
a, b, d
5
5
5
Semua
Semua
Semua
5
5
5
Semua
Semua
Semua
66
67
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat dilihat bahwa secara umum
kegiatan siswa sudah sesuai rencana, meskipun ada beberapa indicator yang
belum terlaksana. Nilai yang diperoleh dari pengamat I adalah 66 dan
pengamat 2 adalah 67, sedangkan skor maksimal 85, sehingga nilai rata-rata
yang diperoleh adalah
66 67
66,5 , jadi nilai keberhasilan tindakan yang
2
dicapai adalah =
Nilai =
66,5
x 100 % = 95 %.
70
94
Sesuai taraf keberhasilan yang ditetapkan, maka taraf keberhasilan
aktivitas siswa berada pada kategori baik. Dengan taraf keberhasilan 95 %
berarti sudah memenuhi taraf keberhasilan yang dipakai oleh peneliti yaitu
75%.
D. Hasil Catatan Lapangan
Beberapa hal yang sempat dicatat oleh peneliti dan dua pengamat
adalah sebagai berikut:
1) Suasana kelas agak ramai pada saat melakukan kerja kelompok.
2) Siswa sangat senang dan bersemangat bekerja untuk menemukan sendiri
teorema phytagoras. Mereka sangat antusias untuk menggambarkan
persegi pada sisi miring (hypotenuse).
3) Siswa masih ragu dalam memberi tanggapan dan mengajukan pertanyaan
kepada guru.
4) Siswa masih malu-malu saat menyajikan hasil diskusi kelompok.
Akibatnya, penjelasan yang diberikan sekedar membaca hasil lembar kerja
tidak memberikan penjelasan tambahan.
E. Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap subyek wawancara yang berjumlah 6
siswa untuk mengetahui kerjasama kelompok, respon terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang telah mereka ikuti dan pemahaman terhadap materi.
Adapun penggalan hasil wawancara dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.9 Hasil Wawancara Siklus I.
95
1
No
1.
2
3
Petanyaan Tentang
Jawaban Subyek Wawancara
Apakah siswa suka belajar dengan AR
:Suka sekali, karena bisa
model kelompok?
bekerjasama.
Apa alasannya?
AO
:Senang, karena
menyenangkan.
SM
:Suka, karena soal tertulis,
sehingga saya lebih faham.
DP&ER :Senang, karena tidak
membosankan.
1
2.
2
Bagaimana
pendapat
mengenai pembelajaran
metode discovery ini?
3.
Dengan pembelajaran
menggunakan metode discovery,
bagaimana pemahaman siswa
terhadap materi?
3
siswa AR
dengan
:Suka sekali, karena bisa
bekerjasama.
AO
:Senang, karena menyenangkan.
SM
:Suka, karena soal tertulis,
sehingga saya lebih faham.
DP&ER :Senang, karena tidak
membosankan.
ER
:Senang, karena bisa saling
membantu.
AO
:Menyanangkan, karena siswa
praktek langsung untuk
menemukan teorema
phytagoras.
BA
:Suka, karena siswa dapat
berkreasi sehingga tidak
membosankan.
ES&DP :Lebih menyenangkan dari pada
hanya mendengarkan penjelasan
guru. Karena dengan
pembelajaran ini siswa bisa
aktif.
ES&AF :Keduanya merasa lebih aktif dan
lebih semangat dengan
pembelajaran ini.
AR
:Dengan menmukan sendiri
materi ini saya semakin faham.
BA&DA :Pada mulanya bingung, tapi
lama-kelamaan semakin paham.
DP
:Teorema menjadi lebih jelas dan
mudah dimengerti.
LQ&IS :Sebetulnya belum faham, tapi
siswa bisa menanyakan kepada
teman dan kelompok.
96
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa subyek senang
belajar kelompok karena bisa saling membantu dan bekerjasama. Siswa juga
lebih aktif dalam pembelajaran degnan menggunakan metode discovery,
subyek menyatakan bahwa mereka lebih mudah memahami materi. Jika ada
kesulitan mereka bisa bertanya kepada yang lebih pintar tanpa merasa malu
karena mereka satu kelompok.
F. Hasil Tes Akhir
Berdasarkan skor tes akhir, dapat disimpulkan bahwa pemahaman
siswa terhadap materi sudah cukup baik. Rata-rata skor tes akhir siswa
terhadap materi sudah cukup baik. Rata-rata skor tes akhir siswa adalah 80
pada skor skala 100. Skor tes akhir siswa setelah diurutkan berdasarkan urutan
jumlah skor tertinggi ke skor terendah dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10 Hasil Tes Akhir Siswa Siklus I
No
Kode
Siswa
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
(2)
AR
AM
ER
SM
AO
BA
IP
LQ
MA
MF
RD
DA
DS
Jenis
Skor
Kelamin
(3)
L
P
P
P
P
L
P
P
L
L
P
L
P
(4)
100
100
100
100
100
95
95
95
90
90
90
90
80
Taraf Keberhasilan
Sangat
Baik Cukup Kurang
Baik
(5)
(6)
(7)
(8)
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Sangat
Kurang
(9)
97
14
15
16
17
18
19
20
21
22
(1)
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
IL
P
80
MN
L
80
RK
P
80
GS
P
80
LH
L
80
SN
P
75
DM
P
75
DP
P
75
IS
L
75
(2)
(3)
(4)
KQ
P
75
MM
L
70
MB
L
70
SF
L
70
SP
P
70
ES
P
70
MC
L
70
NS
L
70
RA
L
55
AW
L
50
AF
P
40
IF
L
40
MD
L
15
MT
L
10
TOTAL
2830
Rata-Rata
78, 61
Taraf Keberhasilan 83,33%
(5)
√
√
√
√
√
√
√
√
√
(6)
√
√
√
√
√
√
√
√
(7)
(8)
(9)
√
√
√
√
√
√
Hasil tes akhir ini semakin memperkuat pernyataan subyek wawancara
bahwa dengan metode discovery, pemahaman terhadap materi teorema
phytagoras lebih mudah. Perbedaan antara rata-rata skor tes awal yaitu 70,23
dan rata-rata skor tes akhir adalah 78,61 dengan taraf keberhasilan dari
66,67% menjadi 83,33%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
pemahaman materi siswa pada materi teorema pythagoras..
G. Refleksi
98
Refleksi dilakukan bersama dua pengamat, yaitu dengan melakukan
diskusi bersama terhadap hasil test, hasil pengamatan, hasil wawancara dan
hasil catatan laoangan. Berdasarkan hasil kegiatan refleksi tersebut dapat
diperoleh beberapa hal berikut:
1) Hasil belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan, namun berdasarkan
pengamatan, masih ada beberapa siswa yang kesulitan mengerjakan soal.
Oleh sebab itu perlu dilakukan pengulangan siklus untuk hasil belajar
siswa.
2) Aktivitas guru telah menunjukkan tingkat keberhasilan pada kriteria sangat
baik. Oleh sebab itu tidak perlu pengulangan siklus untuk aktivitas guru.
3) Aktivitas siswa telah menunjukkan tingkat keberhasilan pada kriteria baik,
tetapi pada waktu pembelajaran masih ada kelompok yang tidak bekerja
sesuai harapan. Hal ini bisa dilihat dari hasil kerja kelompok, yang masih
ada kesalahan dalam pengerjaanya.oleh sebab itu perlu pengulangan siklus
untuk aktivitas siswa.
4) Dalam kegiatan pembelajaran masih banyak siswa yang kurang aktif. Oleh
sebab itu dianggap perlu pengulangan siklus untuk meningkatkan
keaktifan siswa.
Secara umum, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ini sudah
mencapai kategori baik. Namun peneliti merasa, masih perlu pengulangan
siklus untuk dapat meningkatkan hasil tes, keberhasilan tindakan keaktifan
99
siswa. Hal ini berarti bahwa tahap peneliti selanjutnya adalah pelaksanaan
siklus 2.
Siklus 2.
Dalam siklus 2 ini tahap-tahap yang dilalui sama dengan siklus I, yaitu
tahap perencanaan, observasi dan refleksi, yaitu tahapan-tahapan siklus 2
adalah sebagai berikur:
a. Tahap perencanaan
Perencanaan pada siklus 2 ini meliputi:
1) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran.
2) Menyiapkan lembar observasi, lembar wawancara, lembar kerja siswa,
catatan lapangan dan tes akhir.
3) Menyiapkan materi pembelajaran.
4) Melaksanakan koordinasi dengan guru Matematika dan teman sejawat
mengenai pelaksanaan tindakan.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan tindakan pada siklus ini, pembelajaran
dilakukan melalui tahapan seperti pada siklus I. Pertemuan pada siklus 2
dilakukan pada tanggal 15 April 2010.
Untuk melaksanakan pembelajaran, siswa tetap pada posisi
kelompok masing-masing.
100
Tahap awal
Untuk memulai pembelajaran, peneliti membuka dengan ucapan
salam yang kemudian dijawab secara serempak oleh siswa. Kemudian
peneliti betanya kepada siswa apakah semua siap untuk memulai
pembelajaran ini? Mereka menjawab “siap Bu” dengan penuh antusias.
Selanjutnya peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu agar
siswa menghitung panjang sisi segitiga siku-siku jika dua sisi
diketahui
dan
menentukan
jenis
segitiga
menggunakan
lain
teorema
phytagoras. Kemudian peneliti mencoba membangkitkan ingatan siswa
mengenai teorema phytagoras yang sudah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya dengan mengajak siswa untuk menyabutkan bagaimana bunyi
teorema tersebut. Siswa secara serempak menyebutkan bahwa teorema
phytagoras adalah “sisi miring kuadrat sama dengan sisi tegak kuadrat
ditambah sisi tegak kuadrat”. Beberapa siswa menjawab dengan a 2 = b2 +
c2 dimana a adalah sisi miring, b adalah sisi tegak dan c adalah sisi
samping. Meskipun demikian maksudnya sama. Namun masih ada
beberapa siswa yang hanya diam.
Berdasarkan tanya jawab siswa di atas, dapat disimpulkan bahwa
perlu adanya penguatan terhadap materi yang sudah dimiliki siswa.
Sehingga peneliti menganggap perlu untuk menjelaskan bagaimana
mencari panjang sisi miring ataupun sisi yang lain pada segitiga siku-siku.
101
Tahap Inti.
Pada tahap ini peneliti memberi penjelelasan tentang bagaimana
mencari sisi miring. Peneliti menjelaskan bahwa sisi miring (hypotenusa)
diperoleh dari sisi tegak kuadrat ditambah sisi samping kuadrat yang
kemudian hasilnya diakar. Dalam penjelasannya peneliti menyertakan
sebuah contoh sebagai berikut.
Jika AB = 4 cm, AC = 3 cm. Maka tentukan panjang BC?
Jawab:
BC2 = AB2 + AC2
C
3
BC =
?
A
4
B
AB 2 AC 2
= 4 2 32
=
16 9
=
25
=5
Panjang BC adalah 5 cm.
Setelah peneliti menjelaskan contoh soal secara perlahan, peneliti
mempersilahkan siswa untuk bertanya apabila ada yang belum jelas.
Kemudian ada salah siswa yang bertanya.
AO
: Bu kalau mencari sisi tegak atau sisi sampingnya bagaimana Bu?
Apakah teorama jadi berubah?
102
P
: Pertanyaan yang bagus AO. Sebelum saya menjawab mungkin
ada yang tahu bagaimana cara mencarinya?
AR
: Tidak tahu, Bu!
P
: Baiklah. Pada kegiatan selanjutnya peneliti mengajak siswa untuk
menemukan jika yang diketahui sisi miring dan sisi sampingnya?
Untuk itu peneliti memberikan lembar kerja kelompok yang sudah
lengkap dengan prosedur kerjanya. Selain itu beberapa peralatan seperti
kertas warna, kertas berpetak, dan gunting yang sudah disediakan oleh
penelit. Sebelum melaksanakan tugas kelompok, siswa diminta membaca
perintah yang ada dalam lembar kerja dan
apabila ada yang kurang
jelas,peneliti meminta siswa untuk segera menanyakannya. Karena tidak
ada siswa yang bertanya maka peneliti mempersilahkan siswa untuk
memulai mengerjakan lembar kerja.
Siswa
mulai
melakukan
diskusi
dalam
kelompok
untuk
menyelesaikan lembar kerja. Pada saat mengerjakan lembar kerja, tampak
siswa ada yang sibuk mengukur persegi, ada yang menggunting kertas
berwarna dan ada yang masih menggambar. Siswa tampak senang bekerja
dengan kelompok dan menggunakan beberapa peralatan. Pada saat
mengerjakan,
siswa
bisa
berkreasi
dengan
kertas-kertas
Selanjutnya, terjadilah tanya jawab berikut:
ER : Bu, untuk persegi yang berada pada sisi miring warnanya apa?
P : Coba dibaca lagi perintahnya anak-anak?
warna.
103
S : Semua membaca kembali perintah yang ada pada lembar kerja, “Berarti
kita membuat 2 persegi dengan warna yang berbeda”.
AR : Bu, cara menempelkannya bagaimana?
P : Ada yang tahu, bagaimana cara menempelkannya?
DM: Dipotong kecil-kecil boleh bu?
P : Boleh, asalkan dua persegi itu dapat menutup persegi pada sisi miring.
Berdasarkan potongan tanya jawab ini, terlihat bahwa sudah mulai
memahami konsep teorema phytagoras. Selanjutnya peneliti melihat satu
persatu
kinerja
masing-masing
kelompok.
Peneliti
memberikan
pengarahan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Sesuai
pengamatan peneliti, masih ada beberapa siswa yang belum memahami
terhadap apa yang menjadi tugas kelompok.
Setelah siswa selesai mengerjakan proses penemuan teorema
phytagoras, siswa diminta segera menuliskan hasil kerja mereka pada
lembar yang sudah tersedia. Selanjutnya siswa melakukan diskusi untuk
membuat kesimpulan dari hasil kerja mereka dan menuliskannya.
Kegiatan Akhir.
Ketika waktu tinggal 5 menit. Peneliti mempersilahkan secara
kelompok untuk mengerjakan lembar kerja kelompok yang telah
dikerjakan. Setelah itu peneliti menyampaikan bahwa pada pertemuan
selanjutnya wkil dari kelompok akan membacakan hasil kerjanya di depan
104
kelas dan siswa yang lain dapat bertanya pada wakil pelapor. Peneliti
memberikan pujian pada siswa yang akhirnya menutup pembelajaran
dengan salam.
Pertemuan berikutnya dilaksanakan pada hari jum’at 16 April 2010,
sebalum pelaksanaan pembelajaran, peneliti telah mempelajari dan
mengoreksi hasil kerja kelompok. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
apakah hasil kerja kelompok mempunyai kesamaan atau berbeda secara
keseluruhan.
Tabel 4.11 Jawaban Hasil Kerja Kelompok.
Kelompok Nomor
A
1
2
3
4
5
6
B
1
2
3
4
5
6
C
1
2
3
4
5
6
D
1
2
3
4
5
6
Jawaban
8 x 8 = 64
15 x 15 = 225
64 + 225 = 289
17 x 17 = 289
Ya
172 = 82 + 152
64
225
289
289
Ya
172 = 82 + 152
64
225
289
289
Ya
2892 = 642 + 2252
64
225
289
289
-
Kesimpulan
Keterangan
Kuadrat sisi miring Benar semua.
sama
dengan
kuadrat sisi tegak
ditambah kuadrat
sisi samping.
AC2 = BC 2 + AB2
Benar semua.
AC2 = BC2 + AB2
Jawaban no.
6
kurang
tepat.
Kesimpuan
tidak
dituliskan
dan jawaban
105
no. 5 & 6
Lanjutan Tabel 4.11
E
F
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
8 x 8 = 64
15 x 15 = 225
64 + 225 = 289
17 x 17 = 289
Ya
(289)2 = (64)2 + (225)2
64
225
289
289
Ya
172 = 82 + 152
AC2 = BC2 + AB2
salah.
Jawaban no.
6
kurang
tepat.
Kuadrat sisi miring Benar semua.
sama
dengan
kuadrat sisi tegak
ditambah kuadrat
sisi samping.
Pertemuan Kedua
Mengawali pertemuan, peneliti menyampaikan bahwa hasil lembar
kerja kelompok semuanya bagus, dari pernyataan penelitian ini tampak
semua siswa senang dengan apa yang mereka hasilkan. Peneliti juga
menyapaikan bahwa pada pertemuan ini wakil dari kelompok B yang akan
membacakan laporan hasil kerjanya, sedangkan kelompok yagn lain boleh
memberikan komentar atau mengajukan pertanyaan.
Pada waktu menyampaikan laporan kelompok B diwakili oleh AR.
Berdasarkan hasil kerjanya, kelompok B adalah yang paling bagus.
Meskipun demikian AR menyampaikan laporannya dengan ragu-ragu,
namun hal ini bisa dimaklumi oleh peneliti, ketika peneliti menanyakan
apakah ada yang ingin memberi komentar, siswa hanya diam saja. Untuk
menghidupkan suasana peneliti menggambarkan sebuah segitiga siku-siku
106
di papan tulis dan panjang 2 sisinya diketahui. Kemudian peneliti
mengajak siswa untuk menemukan jawabannya bersama-sama.
Selanjutnya peneliti menyuruh siswa untuk menyiapkan diri
melakukan tes akhir. Peneliti kemudian memberikan soal tes akhir kepada
siswa dibantu oleh dua orang pengamat. Pelaksanaan tes ini berjalan tertib.
Setelah jam pelajaran selesai, peneliti meminta siswa mengumpulkan hasil
pelajarannya, dan peneliti mngakhiri pelajaran dengan salam.
c. Hasil Observasi
Pada tahap observasi, pengamatan dilakukan oleh dua orang
pengamat yang sama pada siklus pertama. Adapun hal-hal yang diamati
dalam siklus 2 ini hamper sama seperti siklus pertama. Perbedaanya hanya
pada tahap inti.
Dalam pengamatannya kedua pengamat dibekali dengan lembar
observasi yang telah disediakan peneliti. Jika ada hal-hal penting yang
terjadi dalam kegiatan pembelajaran dan tidak ada dalam poin pedoman
observasi, maka hal tersebut dimasukkan sebagai hasil catatan lapangan.
Adapun hasil pengamatan kedua pengamat terhadap aktivitas
peneliti pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.12 Berdasarkan
pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa peneliti telah melaksanakan
aktivitas dengan baik.
107
Tabel 4.12 Hasil pengamatan aktifitas peneliti pada siklus 2
Tahap
Awal
Inti
Pengamat I
Skor Deskripsi
Melakukan aktivitas rutin
5
Semua
sehari-hari.
5
Semua
Menyampaikan tujuan.
5
Semua
Menentukan materi
pentingnya materi.
5
Semua
Memotivasi siswa.
4
a, b, d
Mengaitkan pengetahuan
prasyarat siswa.
5
Semua
Memebentuk kelompok.
4
a, b, c
Menjelaskan
tugas
kelompok.
Menyediakan sarana yang
4
a, b, c
dibutuhkan.
Indikator
Meminta siswa memahami
lembar kerja.
Meminta masing-masing
kelompok bekerja sesuai
LKS
Membimbing
dan
mengarahkan
kelompok
dalam
menggunakan
teorema phytagoras.
Meminta
kelompok
melporkan hasil kerjanya.
Membantu
kelancaran
kegiatan diskusi.
Akhir Merespon kegiatan diskusi.
Melakukan evaluasi.
Mengakgiri pelajaran.
Jumlah
Pengamat II
Skor Deskripsi
5
Semua
5
5
Semua
Semua
5
5
Semua
Semua
5
5
Semua
Semua
5
Semua
4
a, b, c
4
a, c, d
4
a, b, d
5
Semua
5
Semua
4
a, b, d
5
Semua
5
Semua
5
Semua
5
Semua
5
5
5
75
Semua
Semua
Semua
5
5
5
77
Semua
Semua
Semua
108
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, beberapa hal tidak sempat dilakukan
oleh peneliti. Meskipun demikian, secara umum kegiatan peneliti sudah
sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Nilai dari pengamat 1 adalah 75
dan nilai dari pengamat 2 adalah77, sedangkan skor maksimal adalah 80.
Maka taraf keberhasilan tindakan peneliti berada pada kategori
Baik.sehingga nilai rata-rata yang di peroleh adalah
nilai keberhasilan tindakan yang dicapai adalah
75 77
76 . Jadi
2
76
x100% 95%
80
Dengan keberhasilan tindakan 95%, berarti sudah memenuhi
taraf keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan peneliti yaitu 75 %.
Hasil pengamatan yang dilakukan kedua pengamat terhadap
aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.13
berikut.
Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus 2.
Tahap
Awal
Indikator
Pengamat I
Skor Deskripsi
5
Semua
aktivitas
Melakukan
keseharian
Memperhatikan tujuan.
Memperhatikan
penjelasan
materi.
Ketertiban
dalam
pengetahuan prasyarat.
Keterlibatan
dalam
pembentukan kelompok.
Memahami tugas.
Pengamat II
Skor Deskripsi
5
Semua
5
5
Semua
Semua
5
5
Semua
Semua
5
Semua
5
4
Semua
a, b, c
5
Semua
5
Semua
5
Semua
109
Inti
Lanjutan tabel 4.13
Akhir
Memahami LKS.
Keterlibatan dalam kelompok
untuk
menemukan
dan
menggunakan
teorema
phytagoras.
Memanfaatkan sarana yang
tersedia. .
Menyiapkan laporan
Melaporkan
hasil
kerja
kelompok.
Menanggapi laporan .
Menanggapi evaluasi.
Mengakhiri pembelajaran.
Jumlah
5
5
Semua
Semua
5
5
Semua
Semua
4
a, c, d
4
a, b, c
4
5
a, b, c
Semua
5
5
Semua
Semua
5
4
5
Semua
a,b,c
Semua
5
5
5
Semua
Semua
Semua
67
68
Berdasarkan tabel 4.13 di atas, dapat dilihat bahwa secara umum
kegiatan siswa sudah sesuai rencana, meskipun ada beberapa indikator
yang belum terlaksana. Nilai yang diperoleh dari pengamat 1 adalah 67
dan pengamat 2 adalah 68, sedangkan skor maksimal adalah 85.
Sehingga nilai rata-rata yang diperoleh adalah
67 68
67,5
2
Jadi nilai keberhasilan tindakan yang dicapai adalah
nilai =
67,5
x100% = 96,42 %
70
Dengan taraf keberhasilan 96,48 % aktifitas siswa berada pada kategori
sangat baik.
d. Hasil Catatan Lapangan
Beberapa hal yang sempat dicatat oleh peneliti dan dua pengamata
adalah sebagia berikut:
110
1) Suasana kelas agak ramai pada saat melakukan kerja kelompok.
2) Siswa sangat senang bekerja untuk menemukan sendiri teorema
phytagoras. Mereka sangat antusias untuk berkreasi menempelkan
kertas warna-warni untuk membentuk persegi pada hypotenusa.
e. Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan dengan salah satu kelompok dalam situasi
santai supaya tidak menimbulkan kesan interogasi pada siswa dan mereka
tidak menjadi takut. Dari wawancara tersebut diperoleh bahwa subyek
senang belajar kelompok karena bisa saling membantu dan bekerja sama.
Untuk pemahaman subyek menyatakan bahwa mereka lebih mudah
memahami materi dengan belajar kelompok.
f. Hasil Tes Akhir
Tabel 4.14 Hasil Tes Akhir Siklus 2
Taraf Keberhasilan
No
Kode
Siswa
Jenis
Kelamin
Skor
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
(2)
AR
AO
IP
ER
SM
IS
MF
LH
RD
AM
DM
DA
DP
(3)
L
P
P
P
P
L
L
L
P
P
P
L
P
(4)
100
100
100
100
100
95
95
95
95
90
90
90
90
Sangat
Baik
(5)
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Baik Cukup Kurang
(6)
√
(7)
(8)
Sangat
Kurang
(9)
111
14
(1)
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
ES
P
(2)
(3)
LQ
P
MN
L
RK
P
SN
P
IL
P
NA
L
MC
L
NS
L
SF
L
BA
L
KQ
P
MD
L
MB
L
GS
P
AF
P
IF
L
AW
L
RA
L
SP
P
MT
L
MM
L
DS
P
TOTAL
Rata-rata
Taraf
Keberhasilan
85
(4)
85
85
80
80
80
80
80
75
75
75
75
70
70
70
70
70
70
65
65
60
60
60
2925
81,25
(5)
√
(6)
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
(7)
(8)
(9)
√
√
√
√
√
86,11%
Hasil tes akhir ini semakin memperkuat pernyataan subyek wawancara
bahwa pemahaman siswa terhadap materi semakin meningkat. Rata-rata skor
tes akhir siklus 1 adalah 78,61 dan siklus 2 adalah 81, 25.Dengan taraf
keberhasilan 83,33% menjadi 86,11%.
g.Refleksi
112
Berdasarkan hasil kegiatan refleksi tersebut dapat diperoleh beberapa
hal berikut:
1) Hasil belajar siswa berdasarkan perbandingan skor tes akhir siklus 1 dan
skor akhir siklus 2 manunjukkan adanya peningkatan, namun berdasarkan
pengamat