Hubungan Interleukin 6 dengan Serum Feritin pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik yang Anemia dan Menjalani Hemodialisis Reguler

8
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Penyakit GinjalKronik
2.1.1. Definisi

Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan diseluruh
dunia.Angka kejadiannya terus meningkat mempunyai prognosis yang
buruk,dan memerlukan biaya perawatan yang lebih mahal.Di Amerika
Serikat dijumpai prevalensi yang tinggi dari penyakit ginjal kronis tahap
awal danjuga terjadi peningkatan insidens dan prevalensi gagal ginjal
(National Kidney Foundation,2002)
Penyakit ginjal kronik (PGK) meliputi beberapa proses patofisiologi
yang dikaitkan dengan kelainan fungsi ginjal dan penurunan progresif dari laju
filtrasi glomerulus. Berdasarkan pedoman Kidney Dialysis Outcomes
Quality Initiative (KDOQI), penyakit ginjal kronik dapat dikIasifikasikan
dalam 5 tingkat (1-5). Gagal ginjal kronik (GGK) adalah proses ireversibel
dengan penurunan nefron berlanjut yaitu pada penyakit ginjal kronik tingkat
3-5. Definisi gagal ginjal kronik (GGK) adalah kerusakan ginjal atau laju
filtrasi glomerulus (LFG) dibawah 60 ml/menit/1.73 m2 selama 3 bulan

atau lebih, apapunpenyebabnya.
Prevalensi penyakit ginjal tahap akhir (end stage renal disease,
ESRD) meningkat secara dramatis. Di Amerika Serikat terjadi peningkatan
prevalensi dari 196.000 pada tahun 1991 menjadi 382.000 pada tahun

2000

Universitas Sumatera Utara

9
dengan peningkatan 53.000-93.000 per tahun. Dengan data epidemiologi
ini, penyakit ginjal kronik perlu mendapat perhatian besar.
Pada tahun 2002, National Kidney Foundation (NKF) Kidney Disease
Outcome Quality Initiative (K/DOQI) telah menyusun pedoman praktis
penatalaksanaan klinik tentang evaluasi, klasifikasi, dan stratifikasi
penyakit ginjal kronik.

Kriteria Penyakit Ginjal Kronik menurut NKF-K/DOQI :
1.


Kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan
struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi
glomerulus (LFG), denganmanifestasi:
- Kelainanpatologis
- Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi
darah atau urin, atau kelainan dalam tes pencitraan (imaging tests
Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi
darah atau urin, atau kelainan dalam tes pencitraan (imagingtests)

2.

Laju filtrasi glomerulus < 60 ml/menit/1,73m2 selama 3 bulan, dengan
atau tanpa kerusakan ginjal (National KidneyFoundation,2002)

Universitas Sumatera Utara

10

2.1.2. Klasifikasi penyakit ginjal kronik
Tabel 2.1.StagePGK

LFG
Stage

Penjelasan
(ml/menit/1.73
m2)

1

Kerusakan ginjal dengan LFG normalatau↑

≥90

2

Kerusakan ginjal dengan LFG↓ringan

60 -89

3


Kerusakan ginjal dengan LFG↓sedang

30 -59

4

Kerusakan ginjal dengan LFG↓berat

15 -29

5

Gagalginjal

< 15 ataudialisis
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ,Ed.VI,2014)

Dalam hal untuk klasifikasi stage penyakit ginjal kronik maka
penting untuk menaksir laju filtrasi glomerulus (LFG/GFR). Ada 2

persamaan (equation) yang sering dipakai pada orang dewasa, yaitu
Modification of Diet in Renal Disease Study (MDRD) dan Cockcroft-Gault,
yang menggabungkan pengukuran konsentrasi kreatinin plasma, umur,
jenis kelamin, ras dan berat badan (Tabel2.2)

Universitas Sumatera Utara

11

Tabel 2.2. Persamaan untuk menaksir LFG

Pada tahun 2012 definisi PGK ditinjau ulang oleh Kidney Disease:
Improving Global Outcomes (KDIGO). Menurut KDIGO, Penyakit Ginjal
Kronik didefinisikan sebagai kelainan struktural atau fungsional ginjal yang
terjadi lebih dari 3 bulan dengan implikasi pada kesehatan. Adapun kriteria
penyakit ginjal kronik menurut KDIGO berdasarkan pemeriksaan albumin
urin, sedimen urin, elektrolit, histologi, pencitraan dan riwayat transplantasi
ginjal (Tabel 2.3).

Universitas Sumatera Utara


12

Tabel 2.3. Kriteria Penyakit Ginjal Kronik

(KDIGO 2012)
Menurut KDIGO 2012, klasifikasi penyakit ginjal kronik didasarkan
atas penyebab, laju filtrasi glomerulus (Tabel 2.4) dan kategori albuminuria
(Tabel 2.5).
Tabel2.4.Laju Filtrasi Glomerulus pada PGK

(KDIGO 2012)

Universitas Sumatera Utara

13

2.1.3. Epidemiologi
Di Amerika Serikat, data tahun 1995-1999 menyatakan insidens penyakit
ginjal kronik diperkirakan 100 kasus perjuta penduduk pertahun, dan

angka ini meningkat sekitar 8% setiap tahunnya. Di Malaysia dengan
populasi 18 juta, diperkirakan terdapat 1800 kasus baru gagal ginjal
pertahunnya.Di

Negara-negara

diperkirakan

sekitar

40-60

berkembang

lainnya,

kasus

insidens


perjuta

ini

penduduk

pertahun(Suwitra.K,Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,Ed.VI,2014)
Menurut data the National Health and Nutrition Education Survey
(NHANES) prevalensi penyakit ginjal kronis atau disebut juga Chronic
Kidney Disease (CKD) pada orang dewasa usia 20 tahun keatas di
Amerika Serikat diperkirakan 11% dari populasi, dimana 6.3% dari
populasi merupakan kombinasi stage 1 dan 2, 4.3% stage 3, dan 0.2%
merupakan stage 4 dan 5.(Mcciellan et al.,2009)
Di Amerika Serikat, terjadi kenaikan insiden dan prevalensi gagal
ginjal, yang menyebabkan hasil yang buruk dan biaya yang

tinggi.

Penyakit ginjal kronis (PGK) mempengaruhi sekitar 11% dari Populasi
orang dewasa Spanyol.(Marrow.,et al D.A 2006 ).Selanjutnya, PGK terkait

dengan serangkaian komplikasi, termasuk anemia (yaswir et al., 2012)
yang telah dikaitkan dengan morbiditas yang lebih tinggi dan mortalitas
dan perkembangan PGK. Penyakit ginjal kronik saat ini merupakan
masalah kesehatan yang penting mengingat insidennya yang meningkat.
Di Indonesia, diperkirakan jumlahnya 100 penderita per satu
penduduk

dalam setahun

(PERNEFRI,2003).

Hingga

juta

tahun 2015

Universitas Sumatera Utara

14


diperkirakan sebanyak 36 juta orang warga meninggal akibat gagal
ginjal.Penyakit gagal ginjal kronik merupakan penyakit yang diderita oleh 1
dari 10 orang dewasa.Menurut Pernefri 2010 diperkirakan ada 70 ribu
penderita gagal ginjal di Indonesia. Hasil rekam medik RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten menunjukkan bahwa perbandingan jumlah pasien
gagal ginjal kronik dengan hemodialisis antara tahun 2010 dan 2011
terdapat peningkatan jumlah pasien yang cukup signifikan, yaitu sebesar
25 % (Rekam Medik,2010/2011).
Berdasarkan hasil penelitian Ginting (2008) terjadi peningkatan
penderita penyakit ginjal kronik di RSUP H.Adam Malik Medan,dimana
selama periode 2004-2007 terdapat 934 penderita penyakit ginjal kronik
yang sangat drastiss mencapai 633 penderita padatahun 2011(Siregar
BY,2012)
2.1.4. Etiologi
Penyebab dari gagal ginjal kronis antara lain :
1. Infeksi saluran kemih ( pielonefritiskronis)
2. Penyakit peradangan(glomerulonefritis)
3. Penyakit vaskuler hipertensi (nefrosklerosis,stenosis arterirenalis)
4. Gangguan jaringan penyambung(SLE,Poliarteritisnodusa,sklerosis)

5. Penyakit kongenital dan herediter(Penyakit ginjalpolikistik)
6. Penyakit metabolik (DM, gout,hiperparatiroidism)
7. Nefropatitoksik
8. Nefropatiobstruktif

Universitas Sumatera Utara

15

Penyakit ginjal kronik merupakan suatu keadaan yang dapat menjadi
tahapan End Stage Renal Disease (ESRD) dan membutuhkan terapi
dialisa atau transplantasi ginjal. Penyakit ginjal kronik dapat terjadi pada
dewasa maupun anak-anak,dan penyebab penyakit ini adalah berbedabeda. (Sudoyo et al., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi IV,2006)

2.1.5. Patofisiologi gagal ginjalkronik
Patofisiologi penyakit ginjal kronik pada awalnya tergantung pada
penyakit yang mendasarinya,tapi dalam perkembangan selanjutnya
proses yang terjadi kurang lebih sama.Pengurangan massa ginjal
menyebabkan hipertropi sisa nefron secara struktural dan fungsional
sebagai upaya kompensasi.Hipertropi kompensatori ini akibat hiperfiltrasi
adaptif yang diperantarai oleh penambahan tekanan kapiler dan aliran
glomerulus.
Proses adaptasi ini berlangsung singkat akhirnya diikuti oleh proses
maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa.Proses ini
akhirnya diikuti dengan penurunan fungsi nefron yang progresif walaupun
penyakit dasarnya sudah tidak aktif lagi.Adanya peningkatan aktifitas
aksis renin-angiotensin-aldosteron intrarenal ikut memberikan kontribusi
terhadap terjadinya hiperfiltrasi, sklerosis dan progresifitas tersebut.
Aktifitas jangka panjang aksis renin - angiotensin - aldosteron, sebagian
diperantarai oleh growth factor β.Beberapa hal yang juga dianggap
berperan terhadap terjadinya progresifitas penyakit ginjal kronis adalah
albuminuri, hipertensi, hiperglikemi,dislipidemi.

Universitas Sumatera Utara

16

Pada stadium yang paling dini penyakit ginjal kronik terjadi
kehilangan daya cadang ginjal (renal reserve), pada keadaan mana basal
LFG masih normal atau malah meningkat. Kemudian secara perlahan tapi
pasti akan terjadi penurunan fungsi neuron yang progresif,yang ditandai
dengan peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG
sebesar 60 %, pasien masih belum merasakan keluhan. (asimtomatik),
tapi sudah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin serum.Sampai
pada LFG sebesar 30 %, mulai terjadi keluhan pada pasien seperti
nokturia,badan lemah,mual,nafsu makan kurang dan penurunan berat
badan.Sampai pada LFG dibawah 30 %, pasien memperlihatkan gejala
dan tanda uremia yang nyata seperti anemia,peningkatan tekanan darah,
gangguan metabolisme fosfor dan kalsium,pruritus,mual,muntah dan lain
sebagainya.Pasien juga mudah terkena infeksi seperti infeksi saluran
kemih,infeksi saluran nafas,maupun infeksi saluran cerna.Juga akan
terjadi gangguan keseimbangan air seperti hipo atau hipervolemia,
gangguan keseimbangan elektrolit antara lain natrium dan kalium.Pada
LFG dibawah 15 % akan terjadi gejala dan komplikasi (renal replacement
therapy) antara lain dialisis atau transplantasi ginjal. Pada keadan ini
pasien dikatakan sampai pada stadium gagalginjal.

2.1.5. Hemodialisis
Hemodialisis merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien
dalam keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek
(beberapa harihingga beberapaminggu)atau pasiendenganpenyakit

Universitas Sumatera Utara

17

ginjal stadium akhir atau end stage renal disease (ESRD) yang
memerlukan terapi jangka panjang atau permanen.Tujuan hemodialisa
adalah untuk mengeluarkan zat-zat nitrogen yang toksik dari dalam darah
dan mengeluarkan air yang berlebihan. (R.Roesli et al 2006).
Hemodialisis adalah proses pembersihan darah oleh akumulasi
sampah buangan.Hemodialisis digunakan bagi pasien dengan gagal ginjal
tahap akhir atau pasien berpenyakit akut yang membutuhkan dialisis
waktu singkat.Pada hemodialisis aliran darah yang penuh dengan toksin
dan limbah nitrogen dialihkan dari tubuh pasien ke dializer tempat darah
tersebut dibersihkan dan kemudian dikembalikan lagi ketubuh pasien.
Sebagian besar dializer merupakan lempengan rata atau serat artifisial
ginjal berongga yang berisi ribuan tubulus selofan yang halus dan bekerja
sebagai membran semi permiabel. Aliran darah akan melewati tubulus
tersebut sementara cairan dialisat bersirkulasi disekelilingnya. Pertukaran
limbah dari darah ke dalam cairan dialisat akan terjadi melalui membran
tubulus.
Terdapat tiga prinsip yang mendasari kerja hemodialisis, yaitu difusi,
osmosis, ultrafiltrasi. Toksin dan zat limbah di dalam darah dikeluarkan
melalui proses difusi dengan cara bergerak dari darah yang memiliki
konsentrasi tinggi ke cairan dialisat dengan konsentrasi yang lebih rendah.
Cairan dialisat tersusun dari semua elektrolit yang penting dengan
konsentrasi ekstrasel yang ideal. Kelebihan cairan dikeluarkan dari dalam
tubuh melalui proses osmosis. Pengeluaran air dapat dikendalikan dengan
menciptakan gradien tekanan, dimana air bergerak dari daerah dengan

Universitas Sumatera Utara

18

tekanan yang lebih tinggi (tubuh pasien) ke tekanan yang lebih rendah
(cairan dialisat). Gradien ini dapat ditingkatkan melalui penambahan
tekanan negative yang dikenal sebagai ultrafiltrasi pada mesin dialisis.
Tekanan negative diterapkan Pada alat ini sebagai kekuatan penghisap
pada membran dan memfasilitasi pengeluaran air. (Raharjo et al., Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam .2011).

(National Kidney Foundation,2001)

Universitas Sumatera Utara

19

2.1.6 Anemia pada penyakitkronik
2.1.6.1. Defenisianemia
Kriteria Kidney Disease Outcome Quality Initiative (KDOQI) dan
national Kidney Foundation (NKF) (2006) mengenai anemia pada penyakit
ginjal kronis, apabila kadar Hb