Hubungan Interleukin 6 dengan Serum Feritin pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik yang Anemia dan Menjalani Hemodialisis Reguler

1
BAB I
PENDAHULUAN

18.1. Latar BelakangPenelitian
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan
etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang
progresif dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya
gagal ginjal merupakan keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan
fungsi ginjal yang irreversibel, pada suatu derajat yang memerlukan terapi
pengganti ginjal yang tetap berupa dialisis atau transplantasi ginjal
(Suwitro, K.Buku Ajar Penyakit Dalam.Ed.VI.2014).
Prevalensi PGK di Amerika Serikat sebanyak 300.000 orang dan
sebanyak 220.000 orang diantaranya harus menjalani Hemodialisis (HD)
reguler. Data rekam medik di Unit Hemodialisis Rumah Sakit umum Pusat
dr. Hasan Sadikin bandung pada tahun 2011 tercatat 1.296 orang
penderita PGK baru yang menjalani HD (rata-rata 108 penderita
baru/bulan) dan sekitar 144 penderita PGK yang menjalani HD Reguler,
sedangkan Tahun 2012 meningkat menjadi 2.004 orang penderita PGK
baru dan 167 yang menjalani HD reguler.Data rekam medik terbaru di Unit
Hemodialisa Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan tercatat

2.359 penderita PGK yang menjalani HD reguler dari 1 Januari - 31
Desember 2014 dan sebanyak 216 orang pasien sedang menjalani HD
reguler saat ini.(Rachmiwatie.,et al 2013)

Universitas Sumatera Utara

2

Anemia dijumpai pada sebagian besar pasien penyakit ginjal kronik
(PGK). Anemia yang tidak diatasi akan menimbulkan gangguan fisiologis
seperti suplai oksigen ke jaringan berkurang, peningkatan curah jantung,
hipertrofi ventrikel kiri, angina, gagal jantung kongestif, gangguan siklus
menstruasi, impotensi, dan gangguan respon imun. Anemia pada PGK
telah terbukti mempengaruhi kualitas hidup, meningkatkan morbiditas dan
mortalitas, oleh karena itu harus dikelola dengan optimal.(PERNEFRI
2001).
Anemia pada PGK terutama diakibatkan oleh berkurangnya produksi
eritropoetin. Penyebab lain adalah defisiensi besi oleh karena beberapa
hal seperti asupan atau absorpsi besi yang berkurang, berkurangnya besi
akibat inflamasi, kehilangan darah selama prosedur hemodialisis (HD),

tindakan phlebotomi berulang untuk pemeriksaan laboratorium, mainutrisi,
pendarahan gastrointerstinal, dan peningkatan penggunaan besi untuk
proses pembentukan eritrosit sebagai respon eritropoesis. Selain itu
anemia dapat juga disebabkan oleh keadaan hiperparatiroid, hipotiroid,
intoksikasi aluminium, defisiensi asam folat, defisiensi vitamin B12 dan lain
lain.(PERNEFRI2001).
Anemia terjadi pada awal perkembangan penyakit ginjal dan sejalan
dengan gangguan fungsi ginjal. Beberapa penelitian yang menunjukkan
hubungan antara kadar Hb dengan fungsi ginjal dan anemia mulai terjadi
bila laju filtrasi glomerulus (LFG)< 60 ml/menit/1,73 m². Salah satu
penilitian besar, The Third National Health and Nutrition Examination
Survey ( NHANES III 1988 - 1994), memeriksa lebih dari 15.000

orang

Universitas Sumatera Utara

3

pada populasi umum di AS, 38,3 % dari 3453 pasien PGK dengan LFG

antara 20-60 ml/menit/1,73m² memiliki saturasi transferin< 20 %.
Prevalensi anemia dengan LFG 30 30 -59 ml/menit/1,73m² sebesar 1%.
LFG 15-29 ml/menit/1,73m² (9%), dan LFG < 15 ml/menit/1,73m² masing
masing 33% pada laki-laki dan 67% perempuan. (Teddy et al.,2011)
Penderita PGK dengan HD reguler lebih banyak mengalami
defisiensi zat besi akibat kehilangan darah. Serum Feritin masih
diandalkan untuk menentukan cadangan besi pada penyakit ginjal kronis
(Zadeh et al 2006). Selain itu serum fentin juga merupakan suatu
proinflamasi. Faktor faktor yang tergabung dalam prosedur dialisa, seperti
Bioinkompatibilitas pada membran dialiser dan cairan dialisa dapat
menstimulus produksi IL-6 ( Filho etal.,2013)
Berbagai studi invitro dan invivo menunjukkan pelepasan sitokin
proinflamasi ke dalam darah akan berkontribusi dalam timbulnya anemia.
Mediator inflamasi terutama sitokin IL-6 diketahui berperan penting dalam
menginduksi anoreksia, mual, muntah, ketabolisme energi yang berat
pada pasien penyakit kronik.(Wibawa i putu et al.,2008)
Penyakit ginjal kronik merupakan suatu penyakit kronik dimana pada
anemia

penyakit


kronik

terjadi

gangguan

metabolisme

besi.IL-6

meningkatkan feritin dalam sel-sel makrofag dan menginduksi pelepasan
hepsidin yang dihasilkan hepatosit yang bekerja mengatur absorbsi besi
usus

halus,menghambat

eritropoiesis

pada


sumsum

tulang

dan

menurunkan feroportin 1 yaitu protein eksporter besi pada membran sel
makrofag .Interleukin 1,TNF α,interferon

ɣ bekerja secarasimultan

Universitas Sumatera Utara

4
meningkatkan feritin dalam sel makrofag,menghambat eritropoiesis dalam
sumsum

tulang


meningkatkan

kerja

Divalent

Metal

Transporter(DMT)1yaitu protein pada sel makrofag sebagai importer besi
dari sirkulasi kedalam sel makrofag.Gangguan hemostasis besi akan
menyebabkan hypoferemia tetapi cadangan besi tubuh akan normal atau
meningkat.(Wibawa i putu .,et al2008)
Sitokin inflamasi mengganggu eritropoiesis melalui efek supresi
produksi eritropoietin oleh IL-6 membuat suatu relative state defisive
eritropoietin

untuk menghasilkan

anemia


sitokin

inflamasi lainnya

berkontribusi untuk menekan produksi erithropoietin.(Anemias,Red cell
disorder 2007)
Dari penelitian sebelumnya ditemukan bahwa ada korelasi antara IL6 dan status besi pada sampel orang dewasa yang tinggal di daerah
urban helicobacter pylori di Jepang, penelitian secara cross sectional
dengan OR 7,88 (95% Cl) .(Nakagawa etal.,2014)
Pada penelitian anemia dan IL-6 dengan tingkat keparahan dari
penyakit ginjal kronik pada sampel penderita ginjal kronik stage 4 dan 5.
Pada tingkat yang rendah dari Laju Filtrasi Glomerulus, Hb, dan Albumin
dan IL-6 lebih tinggi dari penderita penyakit ginjal kronis yang mulai
dialysa (Pedro L. Neves et al.,2007) adanya korelasi antara inflamasi
dengan status besi dengan sampel penderita gagal ginjal kronik terminal
(Ewelin I et al.,2015).
IL-6 menunjukkan hubungan bermakna dengan serum ferritin pada
penderita Systemic Lupus Erythematosus (SLE) dimana r: 0,9480 dan

Universitas Sumatera Utara


5
p: