Bahasa Kedanauan (Kajian Ekolinguistik Tentang Pelestarian Ekosistem Kawasan Danau Toba)
224
Lampiran:
Data Situs-situs
Lingkungan
yang
Berkaitan
dengan
Pelestarian
Situs-situs sebagai tanda atau simbol bermakna atau dimaknai oleh masyarakat
sekitarnya mengandung mitos terdata peneliti adalah sebagai berikut:
1. Batu Parbiusan
ujudnya Batu berlapis sehingga membentuk altar
Lokasi: Aek Sipitudai
Kec.: Sianjur Mula-mula
2. Harbangan
Ujudnya: Tembok Batu
Lokasi: Aek Sipitudai
Kec.: Sianjur Mula-mula
3. Batu Palangka
Ujudnya: Batu Berbentuk Mangkuk
Lokasi: Aek Sipitudai
Kec.: Sianjur Mula-mula
4. Batu Anduhur
Ujudnya: Batu berbentuk burung perkutut
Lokasi: Aek Baringin, Sipitudai
Kec.: Sianjur Mula-mula
5. Batu Sopo
Ujud: Batu berbetuk rumah atau sopo
Lokasi: Lereng Gunung Buhit
Kec.: Sianju Mula-mula
Universitas Sumatera Utara
225
6. Batu Kursi
Ujud: Batu menyerupai kursi
Lokasi: Sianjur Mula-mula
7. Batu Lage/Tikar
Ujud: Batu mirip tikar
Lokasi: Sipitudai
Kec.: Sianjur Mula-mula
8. Batu Ijuk
Ujud: Batu yang ditumbuhi tanaman mirip ijuk
Lokasi: Aek Sipitudai
Kec.: Sianjur Mula-mula
9. Batu Tangga-tangga
Ujud: Batu mirip tangga menuju Pussuk Buhit
Lokasi: Sarimarihit
Kec.: Sianjur Mula-mula
10. Aek Baringin
Ujud: Mata air dari selah-selah batu
Lokasi: Aek Baringin/Sipitudai
Kec. Sianjur Mula-mula
11. Batu Gordang
Ujud: Batu yang ditopang akar-akar
Lokasi: Aek Baringin
Kec. Sianjur Mula-mula
Universitas Sumatera Utara
226
12. Batu Hoda
Ujud: Batu
Lokasi: Boho
Kec.: Sianjur Mula-mula
13. Batu Hobon
Ujud: Batu berlapis atau bertindih-tindih
Lokasi: Sari Marihit
Kec.: Sianjur Mula-mula
14. Batu Pangasean
Ujud: Batu dan lapangan di atas bukit, yang diyakini sebagai tempat pemujaan
dahulu
Lokasi: Boho
Kec.: Sianjur Mula-mula
15. Harangan Rura Onan Aek Sitio-tio
Ujud: Hutan, batu, mata air
Lokasi: Boho
Kec.: Sianjur Mula-mula
16. Sijambur
Ujud: Mata air dan perkampuangn
Lokasi: Sijambur; Kec.: Pangururan
17. Harangan Nabolak
Ujud: Hutan lebat, yang diyakini kalau masuk ke hutan ini akan sesat tidak bisa
pulang
Lokasi: Huta Ginjang
Universitas Sumatera Utara
227
Kec.: Sianjur Mula-mula
18. Harangan Etek-etek
Ujud: Hutan
Lokasi: Huta Ginjang
Kec.: Sianjur Mula-mula
19. Harangan Sihumonong (Pertapaan si Raja Batak)
Ujud: Hutan yang ditumbuhi dengan pohon-pohon tua dan langka serta berlumut
Lokasi: Huta Ginjang
Kec.: Sianjur Mula-mula
20. Tala-tala
Ujud: Rawa berair diperkirakan 5000 m persegi, yang diyakini tempat bidadari
nenek moyang orang Batak mandi/maarpangir
Lokasi: Huta Ginjang
Kec.: Sianjur Mula-mula
21. Batu Opputa Raja Isombaon
Ujud: Batu bulat, yang diyakini ujud Raja Isombaon
Lokasi: Sianjur Mula-mula
22. Batu ni Oppu Parimbulu Bosi
Ujud: Batu yang berujud unik, diyakini batu perubahan ujud Guru Parimbulu
Bosi
Lokasi: Huta Ginjang
Kec.: Sianjur Mula-mula
23. Aek Sitapangi
Universitas Sumatera Utara
228
Ujud: Rawa berair diperkirakan 5000 m persegi, diyakini sebagai tempat para
bidadari nenek moyang orang Batak
Lokasi: Huta Ginjang
Kec.: Sianjur Mula-mula
24. Batu Parpadanan
Ujud: Batu Bulat di tengahnya ada gua. Tempat Guru Tatea Bulan
menyembunyikan pakaian salah satu bidadari (Siboru Sakti). Mereka berjanji
menjadi suami istri
Lokasi: Sianjur Mula-mula
25. Batu Sopo
Ujud: Batu berbentuk rumah kecil, yang diyakini sebagai rumah pertama Guru
Tatea Bulan dengan Siboru Sakti.
Lokasi: Sianjur Mula-mula
26. Batu Naga
Ujud: Batu berujud mulut seekor naga, diyakini sebagai naga peliharaan Tatea
Bulan dan Siboru Sakti
Lokasi: Sianjur Mula-mula
27. Batu Gajah
Ujud: Batu menyerupai ujud gajah, diyakini gajah peliharaan Tatea Bulan
berubah menjadi Batu
Lokasi: Huta Ginjang
Kec.: Sianjur Mula-mula
28. Batu Parrapotan Siraja Batak
Universitas Sumatera Utara
229
Ujud: Batu seperti mimbar tempat berkumpul
Lokasi: Huta Ginjang
Kec.: Sianjur Mula-mula
29. Aek Malum
Ujud: Mata Air yang sangat jernih dan dikelilingi oleh pohon-pohon, diyakini
sebagai bekas tancapan tongkst Guru Tatea Bulan dan disakralkan dapat
menyembuhkan berbagai penyakit.
Lokasi: Huta Ginjang
Kec.: Sianjur Mula-mula
30. Simangarambang
Ujud: Bukit yang ditumbuhi jabi-jabi, diyakini lokasi dapat mendeteksi niat baik
dan niat jahat. Kalau ada niat jahat disimpannya akan mati dengan sendirinya.
Lokasi: Aek Sipitudai
Kec.: Sianjur Mula-mula
31. Batu Rumah Bolon
Ujud: Batu yang menyerupai rumah adat batak yang berukir. Lokasi ini diyakini
sebagai persinggahan Mula Jadi Nabolon menuju Pussuk Buhit ketika
menciptakan Raja Geleng Gumeleng
Lokasi: Simarrihit
Kec.: Sianjur Mula-mula
Universitas Sumatera Utara
230
32. Liang Sakti
Ujud: Gua Batu yang diyakini sebagai tempat penyempurnaan Raja Uti menjadi
manusia seutuhnya dan memiliki ilmu yang sangat sakti
Lokasi: Sarimarrihit
Kec.: Sianjut Mula-mula
33. Aek Bona-bona
Ujud: Air danau dan batu, diyakini sebagai tempat persinggahan si Raja Batak
sebelum menuju daerah Bonan Dolok, disakralkan, tumbuhannya jabi-jabi.
Lokasi: Tulas
Kec. Sianjur Mula-mula
34. Binanga Sitapigagan
Ujud: Air terjun dan Sungai berbatu, diyakini sebagai tempat berbasuh dan
manguras (mensucikan diri) Oppung Paribulu Bosi, disakralkan dan
dikeramatkan.
Lokasi: Bonan Dolok
Kec.: Sianjur Mula-mula
35. Binanga Sitapigagan/Aek Sibontar
Ujud: Air Terjun dan Suangai Berbatu, diyakini bisa berubah warnanya tujuh
kali dalam sehari.
Lokasi: Bonan Dolok
Kec. Sianjur Mula-mula
36. Pulau Tulas
Ujud: Pulau di tengah Danau Toba tidak berpenghuni, diyakini sebagai bagaian
dari Gunung Pussuk Buhit (Kepala Gunung Pussit Buhit) yang kalah perang
Universitas Sumatera Utara
231
dengan Gunung Dsianbung di Tanah Karo akhirnya jatuh ke tangah Danau
Toba.
Lokasi: Tulas, Siboro
Kec.: Sianjur Mula-mula
37. Sianjur Mula-mula
Ujud: Perkampungan dan gua, diyakini sebagai pemukiman pertama orang
Batak (Si Raja Batak). Si Raja Batak membangun rumah pertama sekali di
daerah ini, terbuat dari batu. Ada juga gua sebagai tempat berbasuh dan sumber
air minum.
Lokasi: Urat
Kec.: Sianjur Mula-mula
38. Inganan Partonggoan
Ujud: Batu berbentuk meja, diyakini sebagai wadah Si Raja Batak berdoa.
Lokasi: Urat
Kec.: Sianjur Mula-mula
39. Mual Siboru Pareme
Ujud: Sumur, diyakini sebagai tempat si Boru Pareme mengambil air
Lokasi: Sarimarrihit
Kec.: Sianjur Mula-mula
40. Batu Parhusipan
Ujud: Batu, diyakini situs pertemuan Sariburaja dengan Siboru Pareme dan
melakukan perjinahan
Lokasi: Sarri Marrihit
Kec.K Sianjur Mula-mula
Universitas Sumatera Utara
232
41. Dolok Sibagot-bagot
Ujud: Dua bukit berbentuk buah dada, diyakini sebagai karya kesaktian Gunung
Pussuk Buhit
Lokasi: Desa Siarsam
Kec.: Sianjur Mula-mula
42. Mual Sitonggi-tonggi
Ujud: Pancuran Air, diyakakini sebagai air persinggahan Siboru Pareme dan
Raja Lontung menuju ke Banua Raja. Rasanya segar untuk pelepas dahaga dan
bisa saja berubah rasanya apabila pengunjungnya tidak sopan atau berbohong
Lokasi: Huta Lumban Tonga-tonga
Kec.: Sitio-tio
43. Huta ni Oppu Mosa
Ujud: Lesung, diyakini sebagai wadah menumbuk ramuan obat berhasiat
berlipat ganda.
Lokasi: Sabulan; Kec.: Sitio-tio
44. Mual ni Siboru Pareme
Ujud: Mata Air, diyakini sebagai tempat permandian Siboru Pareme. Mata air
ini dihormati penduduk setempat terutama ketrunan Raja Lontung berkhasiat
dapat menyembuhkan penyakit dan dapat membuat awet muda. Pada umumnya
penduduk menghormatinya dan memberikan sesajen dan memohon ingin
mendapat rezeki, serta tidak boleh berbicara tidak sopan.
Lokasi: Sabulan
Kec.: Sitio-tio
Universitas Sumatera Utara
233
45. Mual ni Boru Saronding
Ujud: Mata Air, Monumen, diyakini sebagai tempat marpangir (mandi dengan
menggunakan jeruk purut). Sampai sekarang banyak orang mengunjungi untuk
tujuan menyucikan diri dan untuk meminta permohonan khusus.
Lokasi: Sabulan
Kec.: Sitio-sitio
46. Pantai Boru Sarunding
Ujud: Pantai, diyakini adalah lokasi tenggelamnya perahu Boru Sarinding karena
ingkar janji terhadap Raja Sudungdangon, suaminya. Daerah ini dianggap sakral,
para pendatang untum memujanya harus mengenakan kain sarung, sopan, tidak
boleh meludah
Lokasi: Rassang Bossi; Kec.: Sitio-tio
47. Mual Tamba Tua
Ujud: Mata Air, tempat pertemuan Tamba tua dengan Guru Sudungdangon
(Manusia Jadi-jadian) sebagai penguasa daerah Tamba. Mereka berjanji agar
Guru Sudungdangon pindah ke Bukit imbalannya Tamba Tua berkewajiban
memberikan sesajen setiap tahun. Perjanjian ini harus dilaksanakan kalau
terlupakan akan terjadi musim penyakit, tanaman tidak bagus.
Lokasi: Tamba Dolok
Kec.: Sitio-tio
48. Mual Datu Parmongongo
Ujud: Mata Air, diyakini tempat ini persembunyian Datu Parngongo ketika mau
dibunuh anak-anaknya. Khasiat air ini dapat menyembuhkan berbagai penyakit
Universitas Sumatera Utara
234
dan kecantikan. Pengunjung tidak diperbolehkan membuang sampah sembarang
dan berkata tidak sopan.
Lokasi: Tamba Nagodang
Kec.: Sitio-tio
49. Mual Si Sopak ni Musu
Ujud: Mata air yang sudah tidak terurus, diyakini sebagai penjaga
perkampungan Tamba sihingga tidak bisa dimasuki pencuri, pendengki.
Lokasi: Tamba
Kec.: Sitio-tio
50. Sampuran Bala
Ujud: Mata Air, diyakini Mual Bala iini dihuni seekor ular besar, ekornya berada
di bawah gunung dan kepalanya berada di atas gunung Nabolak dinamai dengan
Sibaganding Tua. Di area Sampuaran Bala ini tumbuh Pokki dan Jabi-jabi.
Dahan pohon ini tidak boleh ditebang lalu dibawa pulang. Jika ada orang yang
bersikeras maka ranting tadi akan berubah menjadi ular.
Lokasi: Dolok Raja
Kec. Harian
51. Mual Silimbat
Ujud: Mata Air, diyakini tempat pemberian pesugihan dengan sesajen.
Seandainya permohonan pengunjung
terkabulkan maka akan datang ikan
lele/limbat yang berasal dari rongga batu. Sebaliknya jika permohonan itu tidak
dikabulkan maka iakan limbat itu tidak akan timbul. Tempat ini sangat sakral
bersih.
Universitas Sumatera Utara
235
Lokasi: Sampuran Toba
Kec.: Harian
52. Makam Sipisisomalim
Ujud: Makam, diyakini tempat pemakaman Sipisosomalim setelah kalah adu
kesaktian.
Rumput dan pohonan yang tumbuh di sekitarnya tidak boleh
dimakan hewan. Siapa yang menentangnya akan mati.
Lokasi: Saomauli Hatoguan
Kec.: Palipi
53. Jabi-jabi Sihis?Sisangapan
Ujud: Pohon, diyakini pohon sebagai tanda persaudaraan Situmorang
Lokai: Urat
Kec.: Palipi
54. Batu Ratte
Ujud: Batu, diyakini dapat bergerak sehingga dirantai supaya tidak bergerak.
Lokasi: Mogang Pelabuhan
Kec.: Palipi
55. Hariara Siduatali (Hariara Maranak)
Ujud: Pohon Hariara, diyakini di bawah pohon ini adalah wadah rapat yang
menghasilkan keputusan penting dan damai.
Keturunan Lontung sangat
menghormatinya dan memiliharannya dengan baik. Situasi sekitarnya sangat
gersang.
Lokasi: Urat
Kec.: Palipi
Universitas Sumatera Utara
236
56. Namartua Limang
Ujud: Batu seperti cawan, diyakini sebagai tanda keturunan Pandiangan yang
mengeluh karena banyak rezeki panen yang tumpah ruah didapatnya sihingga
kewalahan mengangkatnya dan meyimpanya ke lumbung.
Lokasi: Urat
Kec.: Palipi
57. Binanga Bolon
Ujud: Sungai dengan Batu-batu kecil, diyakini sebagai tempat sakral.
Masyarakat sekitarnya mengakui pernah ada upaya untuk menimbun pertemuan
dua sungai dengan batu-batu besar, tetapi kenyataannya batu itu hancur
berkeping-keping. Serpihan batu tersebut tidak boleh dibawa pulang
58. Sampuran Pangaribuan
Ujud: Air terjun, diyakini sebagai tempat asal marga sinaga. Air terjun ini
dianggap sakral oleh keturunan marga sinaga sehingga mereka menjaga
kebersihan dan pohon-pohonnya.
Lokasi: Palipi
59. Parbatu Palhang
Ujud: Batu, sumur, pohon, diyakini sebagai makam salah satu marga siringoringo yang terbunuh oleh saudaranya sendiri.
Lokasi: Parsaoran
Kec. Nainggolan.
Universitas Sumatera Utara
237
60. Batu Guru
Ujud: Pantai dan Batu yang ditumbuhi beringin kecil dan rumput-rumput,
diyakini sebagai tempat Datu Parulas dan Datu Parultop mengadu kesaktian
dalam mempertahankan struktur batu yang mau terguling.
Lokasi: Pangaloan
Kec.: Nainggolan
61. Mual ni Raja Sonang
Ujud: Lima Mata Air yang berdekatan, diyakini sebagai makan Raja Sonang,
disekitarnya ditumbuhi bambu, nira, dan jabi-jabi. Tempat ini dianggap sakral
sehingga orang tidak boleh sembarangan di daerah tersebut.
Lokasi: Rianiate
Kec.: Onan Runggu
62. Hariara Nabolon
Ujud: Pohon Hariara, diyakini sebagai pohon tambatan kerbau ketika adat
kematian Raja Ampangarandang.
Lokasi: Sosor Pea
Kec.: Onan Runggu
63. Batu Ugan
Ujud: Batu berbentuk Oval terdiri dari 4 buah batu yang tidak boleh dipindahpindahkan.
Batu ini diyakini sebagai peninggalan Raja Lontung ketika
membuka perkampungan di daerah tersebut. Masyarakat setempat menganggap
lokasi tersebut sakral dan tidak boleh dipindah-pindahkan.
Lokasi: Sosor Dame
Kec.: Simanindo
Universitas Sumatera Utara
238
64. Aek Natonang
Ujud: Waduk berawa, diyakini sebagai tempat permandian Raja Lontung,
dilanjutkan dengan Ompu Palti sebagai jelmaan dari Raja Uti. Tempat ini
disakralkan dan dipuja.
Lokasi: Sosor Dame
Kec.: Simanindo
65. Batu Marhosa
Ujud: Batu ditumbuhi Dapdap, Sampilpil, Tanggiang, diyakini sebagai tempat
persembunyian Si Boru Langgatan Situmorang karena tidak mau kawin paksa.
Masyarakat meletakkan sirih dan rokok sebagai syarat mengujunginya.
Lokasi: Sigarantung
Kec.: Simanindo
66. Mual Si Boru Langgatan
Ujud: Mata Air, diyakini sebagai tempat menyampaikan permohonan dan
biasanya terkabul. Bentuk sesajen biasanya sirih diletakkan di atas batu altar.
67. Batu Suga
Ujud: Batu berbentuk mahkota, diyakini sebagai jelmaan dari keluarga menjadi
batu.
Lokasi: Sigarantung
Kec.: Simanindo
68. Bulu Turak Nan Tinjo
Ujud: Bambu di bawahnya tumbuh sanggar atau pingping, diyakini sebagai alat
tenun Nan Tinjo yang karam di tengah danau. Kisahnya dimulai dari adanya
syarat lamaran yang tidak mungkin disanggupi manusia, yaitu tujuh perahu
Universitas Sumatera Utara
239
emas. Hal ini diajukan karena ayah dari Nan Tinjo dan Nan Tinjo sendiri
menyadari bahwa dia bukan wanita normal melainkan manuasia biseks (wanita,
yang kelaki-lakian). Raja Silalahi ternyata menyanggupi syarat itu sehingga
dengan terpaksa pihak Nan Tinjo menerimanya. Di Tengah Danau Nan Tinjo
bermohon kepada penguasa laut supaya dikutuk dan ditenggelamkan perahunya.
Oleh karena itu, penguasa mengabulakannya dan menenggelamkan perahu
Silalahi dan Nan Tinjo.
Lokasi: Huta Malau
Kec.: Simanindo
69. Na Martua Sioma
Ujud: Pantai, diyakini sebagai kisah dua orang bersaudara kembar, yang lama
kelamaan timbul rasa saling memiliki. Orang tua dan huta keberatan melihat
kenyataan ini sehingga mereka menancakan potongan bambu di sepanjang
pantai yang bertindak sebagai ranjau. Tujuannya adalah agar perilaku mandi
bersama kedua bersaudara tersebut berhenti sehingga tidak ada lagi rasa saling
mencintai. Namun, mereka tetap melompat ke danau untuk mandi sehingga
keduanya tertancap ranjau tadi. Daerah ini sangat disakralkan.
Lokasi: Silima Lombu; Kec.: Simanindo
70. Bontean
Ujud: Batu, diyakini sebagai tempat tambatan/kaitan perahu raja-raja kalau
berlabuh.
Lokasi: Pagar Batu
Kec.: Simanindo
Universitas Sumatera Utara
240
71. Parik Debata
Ujud:Benteng Batu, diyakini sebagai tempat permandian/paranggiran Si Boru
Nagojong.
Masyarakat setempat menghormatinya, tidak boleh bicara tidak
sopan dan harus menjaga kebersihannya.
Lokasi: Huta Pagar Batu
Kec.: Simanindo
72. Pagar Batu
Ujud: Benteng Perkampungan, diyakini sebagai tempat yang sangat mistis
Lokasi: Huta Pagar Batu
Kec.: Simanindo
73. Aek Siguti-guti
Ujud: Waduk, diyakini sebagai sisa air perebusan manusia yang dijadikan
menjadu suruhan gaib/magis.
Lokasi: Huta Salaon
Kec.: Ronggur ni Huta
74. Aek Porohan
Ujud: Waduk, diyakini masih berhubungan dengan Aek Sidihoni.
Hal ini
dibuktikan dengan jika Aek Sidihoni kering maka Aek Porohan penuh dan
sebaliknya.
Legendanya, waduk ini disahkan sebagai tempat tenggelamnya
seorang laki-laki yang menyukai saudara kembarnya.
Lokasi: Salaon
Kec.: Ronggur ni Huta
Universitas Sumatera Utara
241
75. Gua Simaliting
Ujud: Gua, diyakini sebagai istana seekor ular besar. Tempat ini disakralkan
masyarakat setempat.
Lokasi: Tanjungan
Kec.: Ronggur ni Huta
76. Aek Sihalisung
Ujud: Waduk, diyakini sebagai tempat tenggelamnya Mangait boru Simbolon
yang dipaksa menikah, tetapi lebih memilih mati tenggelam terbawa pusaran air.
Lokasi: Lumban Dugul
Kec.: Ronggur ni Huta
77. Sipaleonggang
Ujud: Liang, diyakini masyarakat sebagai tempat yang sakral
Lokasi: Huta Simanampang
Kec.: Ronggur ni Huta
78. Jeani Tano
Ujud: Lubang/Liang yang ditumbuhi Arsam, Pinus, sanggar. Tempat ini diyakini
sebagai penangkal niat jahat dan pemberi rejeki apabila diberi sesajen.
Lokasi: Huta Sitonggi-tonggi
Kec.: Ronggur ni Huta
79. Danau Sidihoni
Ujud: Danau, diyakini dapat memberikan tanda-tanda sosial di masyarakat
sekitarnya sehingga disakralkan.
Lokasi: Ronggur ni Huta
Kec.: Ronggur ni Huta
Universitas Sumatera Utara
242
80. Mula ni Si Boru Na Etang (Naibaho)
Ujud: Pantai dan Pohon Beringin, diyakini sebagai tempat ditenggelamkannya si
Boru Naitang karena kawin sedarah dengan saudara kembarnya.
Lokasi: Tajur
Kec.: Pangururan.
Universitas Sumatera Utara
243
Lampiran: Hasil Rekonstruksi Cerita Rakyat
Tabel 9: Hasil Rekonstruksi Cerita Rakyat
PARIK NI HUTA
Narasumber: Simanjorang
Umur: 66 Tahun
Alamat: Desa Hasinggahan Kec. Limbong Mulana Kab. Samosir
Definisi: Parik merupakan bangunan pagar yang terbuat dari timbunan tanah yang
tersusun dengan rapi.
Bahasa Batak Toba
Bahasa Indonesia
Parik manang lindung ni huta manang na Parik atau perlindungan perkampungan
di hauma dibahen sian batu manang sian atau di sawah terbuat dari batu atau
tano.
Di toru ni parik i suha ma timbunan batu. Di bawah parik ada irigasi
goarna.Unang dilatei,
unang dibaen namanya suha. Jangan dengki jangan
nasoadat na so uhum, dibaen naso aji, dilakukan di luar adat dan norma, jangan
unang dipaborhat begu ganjang ido on melakukan magis, jangan diberangkatkan
nambahen parik on. Unang ditahi di au “begu
ganjang”sehingga
didirikanlah
artana, pantang manolbak parik, parik ni Parik. Jangan menginginkan harta orang
juma naso boidiunsat on. Manang na ise lain,
pantang
namangolat parik ingkon hassit ngoluna. menghancurkan
meratakan
atau
perbatasan/pagar.
Batu sondi nasoboi gargaran on. Manang Parik/batas ladang/sawah jangan digeserna ise mangumpat parikna ingkon hansit geser. Barang siapa yang menggeserngoluna alana hona uhum ni Namulajadi geser/melewati Parik/batas dengan tujuan
Nabolon, ima poda ni natua-tua. Bolo menguasai
akan
susah
hidupnya
di
dituntun lomo na, di pudian ni ari kemudian hari. Kalau bersikukuh maka di
sungkun-sungkun ma rohana.
Tona tu kemudian hari akan terkutuk hidupnya.
pangaranto dang diboan tano alai marjabu Oleh karena itu, kadang-kadang setelah di
be do hamu. Idia do dosakku, burju do kemudian hari bertanya-tanya dalam hati.
Universitas Sumatera Utara
244
omppuku
happe
nunga
mardengkuki. Apa dosaku, ayah/ibu, kakekku baik
Sonari on dipasahat tu naposo,
padahal tanpa sepengetahuannya sudah
“Unang suda hosa alana ni tano tarlumobi melakukan
tu namarhahamaranggi.
kecurangan.
Parik balok dinasihatkan
kepada
Sekarang
generasi
muda,
“Jangan sampai meregang nyawa karena
nasotupa tolbakkon.”
Disuan bulu di atas ni parik asa las huta. persoalan tanah, khususnya kepada orang
Jala asa unang hona sitaban (martaban) yang berkakak adik
Parik batas jangan
manangko jolma. Laho digadis.Ahu ma sampai dirusak.”
raja di huta on martaban ma jo hamu
Bambu ditanam di atas Parik supaya
borngin on. Bolo Huta Dolok di ginjang di hangat
perkampungan.
Selain
itu,
parik ingkon suannon do bulu lao pagar ni terhindar dari penculikan manusia. Tetapi
huta . Ai najolo asa lao jolma tu dolok- bagi masyarakat Dolok tanaman bambu
dolok alana masa do sitaban jolma.
merupakan pagar perkampungan.
AEK SITAPIGAGAN
SIMANJORANG HELA NI RAJA SAGALA
Narasumber: Dapot Simanjorang
Umur: 56 Tahun
Alamat: Desa Hasinggahan Kec. Limbong Mulana Kab. Samosir
Simanjorang adalah salah satu Marga Batak dari Puak Marga Sinaga
Bahasa Batak Toba
Bahasa Indonesia
Hatiha i mandonghon ompung nami Cerita itu/alkisah mengatakan moyang kami
Simanjorang
sian
Pangaribuan. Simanjorang
bersal
dari
Pangaribuan.
Pangalahona jukat ido dibahen ma Kelakuannya jahat/bandal sehingga diberi
goarna Simanjurang. Pitu ma halahon nama Siamnjurang. Tujuh orang mereka ini
namarhaha maranggi, Simanjorang ma bersaudara, Simanjorang adalah anak yang
siampudan.
Leleng
diparlelengan paling
bungsu.
Lama
kelamaan
tolpusma tu son tu hasundutan manang menyeberanglah ke Hasinggahan atau arah
Sinaga Hasundutan. Si Manjorang si Barat
Pardandi
Parhasundutan.
Ro
maka
disebutlah
ma Parhasundutan. Si
dia
Sinaga
Manjorang yang manja
Universitas Sumatera Utara
245
marlange Simanjorang sahat tu Bonan suka merengek Parhasundutan. Simanjorang
Dolok
Aek
Sitapigagan
binanga menyeberang dari sebelah dengan berenang
nabolon ima binanga ni si Sagala. sampai di Bonan Dolok Sungai Sitapigagan,
Dungi jadi hatoban ni Raja Sagala ma yaitu Sungai Si Sagala.
Setelah itu Raja
ompu on sidegeon ma ompu on laho tu Simanjorang menjadi budak Raja Sagala,
ginjang dohot tu toru ni rumah. fungsinya sebagai pijakan kaki kalau naik
Partangisan manang na udean Raja turun rumah.
Sagala maruba-uba ukuranna olo balga Kuburan Raja Sagala dapat berubah-ubah
olo gelleng.
Ompungna ta najolo ukurannya kadang besar dan kadang kecil.
gelarna Ompu Bonan Dolok na hurang Raja Sagala gelarnya Ompu Bonan Dolok
alo on si Bolak mumbal-mumbal yang tidak bisa ditaklukkan .
omputa si unangbela ibana manampul mengatakan
terjadilah
Cerita itu
perang
antara
asu ibana i sulangi deba. Di hatiha i kekuasaan Sagala dengan negeri Seberang.
mandonghon jadi ma porang mangalo Peperangan bertujuan untuk menyandera
parbariba.
mambuat
Marporang
jolma
laho
manangko manusia/orang sebagai target perang, yang
mambahen akan dijadikan sebagai budak.
hatoban. Bolo Nadihasomalhon di Aek Kebiasaan
yang
diwariskan
di
Sungai
Sitapigagan batu dohot hau holan Sitapigagan batu dan kayu hanya marga
marga Sagala do naboi mambuat hau i Sagala yang bisa menebang/mengambilnya.
(hayu tualang), ipe ingkon marsantabe Hal itupun terjadi harus disertai etika/ permisi
ingkon
hohom
unang
margait-gait dan santun. Jangan menganggap remeh
pangalaho dohot pangkatai on.Bolo perbuatan maupun perkataan. Jika aturan
dituntun lomo na laho tusi
boi yang dipercaya ini dilanggar bisa saja kena
gadamom
gatal-gatal
on. gadam atau gatal-gatal yang kronis. Jangan
Unang dibuat hau laho parhau.
Di diambil kayu/pohon untuk dijadikan kayu
tingki
manang
Simanjorang
dibaen
jadi bakar.
hatobanna bolo borngin dang diboan tu Ketika Raja Simanjorang masih diberlakukan
jabu dibaen ma gabe sidege-dege on tu sebagai budak dan fungsinya sebagai anak
ginjang dohot tu toru ni jabu. Ditingki tangga ke atas rumah dan turun ke bawah,
sadari di bereng Simanjorang ma Ompu Ompu Bonan Dolok mengalami kekalahan
Bonan
Dolok
parporangan.
holan
natalu
Hape
di
di dalam perang. Sementara Raja Simanjorang
nalaho yang
ditinggalkan
di
kampung
juga
Universitas Sumatera Utara
246
marporang Ompu Raja Bonan Dolok tu membunuh para pria kampungnya.
huta
na
asing,
mamorangi
Raja
Suatu
Simanjorang ketika Raja Bonan Dolok pulang dari
(marbajo) angka jolma peperangan
membawa
kekalahan,
para
natinggal di huta. Ditingki sahali raja penduduk di kampung cerita tentang perilaku
Bonan Dolok mulak tu huta, angka Simanjorang kepada Raja Bonan Dolok
jolma nadi huta sarita tu Raja Bonan selama ditinggalkan. Oleh karenan itu, Raja
Dolok taringot tu pangalaho ni Raja Bonan
Dolok
berencana
membawa
Simanjorang bolo ditinggalhon di huta. Simajorang ke peperangan.
Alani
i
Raja
marsangkapma
Dolok “Oh
Bonan
Simanjorang
Raja peperangan?”
mamboan
maukah
Dijawab
si
Engkau
ke
Manjorang,
Simanjorang tu parporangan.
“Kenapa tidak mau Raja kami!”
“Oh Simanjorang olo do ho dohot tu
“Selama ini aku menunggu perintah, Raja!”
parporangan?” dialusi si Manjorang ma “Kalau begitu besok kita berangkat sama ke
“Boasa dang olo raja nami!
area
peperangan
besok.”
Kemudian
“Holan Paimahon hata ni Raja i do Simanjorang menjawab Raja Bonan Dolok,
nasaleleng on.”
“Raja kami! Biarkan aku sendiri yang
“Bolo boti marsogot rap ma hita tu luat menghadapi musuh kita itu.”
parporangan.”.Dungi
dialusi
Raja “Bah...seperti sombong Kau sama aku!”
Simanjorang ma Raja Bonan Dolok,
“Tidak Raja kami bukan begitu maksudku,
“Raja nami! Unang pola dohot hamu, aku berharap Raja kami jangan kena celaka.”
holan au pe mangalo musuh ta i.”
Setelah
“Bah...songon na teal ma ho tu au!”
kemenangan dan mereka pulang. Raja Bonan
berperang,
mereka
membawa
“Daong songoni maksud hu Raja nami Dolok berunding dengan sang istri perihal
asa unang hona mara do raja i.” Dungi Simanjorang.
talu ma musu i jala monang ma sida. “Bagaimana kalau Simanjorang ini kita
Dung mulak manasida tu huta, marhata jadikan menjadi menantu kita biar ada
ma Raja Bonan Dolok mangkatai ma membantu kita melawan musuh?” “Baik
dohot inanta soripada, “Boha bolo hita Raja! biar ada yang membantu Raja melawan
baen Simanjorang on gabe helanta asa musuh.” jawab istrinya. Suatu ketika Raja
adong
dongan
mangalo Bonan Dolok memanggil Simanjorang lalu
musunta?”“Denggan mai asa adong ditanya,
mangurupi ho Rajanami!” alusni inanta
“Simanjorang! Maukah menjadi menantuku
Universitas Sumatera Utara
247
soripada.Disada
tingki
Raja di rumah ini?”
dijou
Bonan Dolok ma Simanjorang jala
disungkun
Simanjorang,
ma
“Mau Raja!” Kemudian Raja Bonan Dolok
“Si menunjukkan
ketujuh
anak
gadisnya.
Manjorang! Olo do ho jadi helakku “Pilihlah samamu?” Anak gadis Raja Bonan
dongan di jabu on?” “Olo Raja nami!” Dolok cantik-cantik, tetapi ada seorang yang
Dungi dipatudu Raja Bonan Dolok ma agak kurang rupanya.
napitu boruna on. “Pillit ma na dia do “Kalau Raja mempekenan aku memilih anak
diho?” Boru ni Raja Bonan Dolok on gadisnya, kalau bisa tolong disuruh anak
uli-uli do holan sada do na humurang.
gadisnya besok pagi berjalan di Sungai
“Bolo diloas Raja i do ahu mamilih Sitapigagan!”
boru ni Raja i, bolo boi suru raja i ma “Kenapa seperti itu bicaramu?”
angka boru ni raja i marsogot mardalan
tu
Aek
Sitapigagan
an!”
songoni hatam?”
“Tidak Raja, Ibuku telah menasihatkan
“Boasa seperti itu kepada kami.”
“Kalau begitu, mereka bersedia besok pagi.”
“Daong Raja nami, ingkon songoni Pada pagi hari Simanjorang melihat pintu
tona ni dainang.”
Raja Bonan Dolok.
Anak pertama, kedua,
“Bolo songoni, sogot pagi rade ma ketiga, keempat, dan kelima anak gadisnya
nasida.”Manogot
ni
ari
ditatap si keluar berjalan ke sungai Sitapigagan sambil
Manjorang ma na pitu boru ni Raja mengangkat kain sarungnya, tetapi
anak
Bonan Dolok i. Lima halak boru nai gadisnya yang kelima tidak mengangkat kain
mardalan di aek Sitapigagan i huhut sarungnya
ketika
berjalan,
yaitu
anak
manintak paheanna tu ginjang asa gadisnya yang tidak begitu cantik rupanya.
unang maraek, alai adong do sada boru Kemudian Simanjorang memilih anak gadis
na
i
dang
mardalan
di
mangangkat
aek
i
ima
paheanna yang kurang cantik itu karena walaupun
boruna kurang parasnya tapi perilakunya baik karena
nahumurang rupana ima boruna si hal itu terlihat dari cara berpakaiannya. Anak
nomor lima. Jala boru na humurang uli gadis Raja Sagala yang lain berwajah cantik
on do dipillit Simanjorang alana nangpe tetapi
hurang uli rupana alai rohana tung bajunya
ketika
melewati
supaya
mansai uli do alana tarida do sian merupakan
air
mengangkat
jangan basah. Hal
pantangan
pangalahona ima taringot tu marpahean masyarakat Batak.
bagi
ini
kebiasaan
Perilaku ini dapat
i na pantun. Alana dihasubanghon do mencerminkan tinggi hati.
“Bekerjalah
Universitas Sumatera Utara
248
manait
paheanna
di
tonga engkau menantuku!” kata Raja Bonan Dolok
mangajana.“Mangula ma hamu, Amang kepada Simanjorang.
Hela!” ninna Raja Bonan Dolok tu Si
“Ini kerbau, kuda, mas, ringgit!”
Manjorang.
“Aku tidak mau, Raja!” jawab Simanjorang.
“Nion horbo, hoda, mas, ringgit!”
“Tidak katanya, jadi apa yang bisa kami
“Dang olo ahu Raja nami!” alus ni kasih?”
Simanjorang.
“Kemungkinan Perkampungan yang perlu?”
“Jadi aha leanon tu ho Simanjorang?” kata Raja Bonan Dolok.
tanya Raja Sagala, lalu dia berpikir,
“Tano
“Ya Raja!” jawab Simanjorang. Raja Bonan
do haroha lehononhu tu ho” Dolok memberikan perkampungan mulai dari
ninna Raja Bonan Dolok.
Sijagar-jagar sampai ke Simargantuk-gantuk
“Ido Raja nami!” alus ni Simanjorang.
Silalahi. Demikianlah kisah Simanjorang
“Lehonon hu tu ho tano!” “Nauli Raja memiliki tanah ulayat perkampungan di
Nami!” jawab Simanjorang. Dilehon Hasinggahan.
ma tano mulai sianSijagar-jagar ma berketurunan
Singkat
dan
cerita
sudah
Raja
berregenerasi
huleon tu ho sahat tuSimargantuk- mendiami sepanjang Hasinggahan sampai ke
gantukSilalahi, ido turi-turian asa dapat Silalahi. Namun, Raja Simanjorang memilih
tano Simanjorang di Hasinggahan on. tinggal di Pegunungan agar dia tidak bisa
Jala ima pardapotna leleng ni lelengna sembarang
dilihat.
Kekuatan
ilmunya
dilean ma tanona. Pendek ceritana, membuat mata para musuhnya mejadi seperti
martubu-tubuan ma ibana manggora melihat lautan kalau ingin menyerangnya.
pamoro, dilehon ma tano on. Alai bolo Simanjorang
mendirikan
rumahnya
di
Simanjorang parhutaan na di Dolok, di perbukitan, kalau datang musuh jadi seperti
san pe ibana dang boi berengon ni lautan
sehingga
tidak
bisa
berhadapan
tidak
sembarang
jolma, alana na jolo maralo do angka langsung dengan dia.
jolma na humaliangsa. Bolo dang togu Dahulu
kala
manusia
hadatuonna ingkon talu ma ibana tu melewati perkampungan orang, harus sopan
musu na. Dibaen ibana di dolok an dan beretika datang bisa ditangkap tidak
inganan asa bolo rope jolma alonagabe diizinkan pulang. Dipenjarakan dan diberi
boi ma dibaen songon tao dibereng makan dan diberitahukan kepada pihak
ibana hutaon asa dang boi jolma taripar keluarganya supaya ditebus. Namun, kalau
hutaon, di si ma ibana.
tidak ditebus bisa-bisa dimakan karena pada
Universitas Sumatera Utara
249
Alana najolo dang boi sembarangan masa itu masih berlaku memakan daging
taripar jolma, ingkon pantun do jolma manusia yang dianggap musuh.
ro tu huta on, olo gabe ditangkup dison Pesan Raja Bonan Dolok kepada generasinya
dang boi mulak.Dihurung jala dilean dan kepada semua manusia sekitarnya yang
mangan, jadi memang disuru paboahon, berkunjung ke daerah itu.
bolo dang boi ditobus songon dia dang “Kalau ada orang mengambil air ini, harus
diboto dibaen be on, ala na na jolo masa permisi dengan marga Sagala tidak bisa
do dialang ni jolma.
Tona
ni
Raja
marga lain.”
Bonan
Dolok
tu “Kalau
pinomparna dohot tu jolma humalingsa.
mau
mengambil
airnya
harus
membawa sesajen.”
“Bolo adong do jolma mambuat aek on Persembahannya berupa makanan, bisa sirih,
ingkon marsantabitu
marga Sagala
dang boi marga na asing.”
ayam
dilepaskan,
kambing
dilepaskan
sebagian bisa dipotong.
“Molo naeng mambuat aekna ingkon Kalau meletakkan perangkap ikan di Sungai
boanon ma siluana .”
Sitapigagan berbeda dengan kebiasaan di
Siluana i lapatannasipanganon, boi do tempat lain. Contohnya
biasanya arah
napuran, manuk dipalua di si, hambing perangkap diletakkan sehadapan dengan hilir,
adong di palua deba adong di potong i tetapi di Sungai Sitapigagan harus diletakkan
si.
ke arah hulu. Namun, bisa saja diarahkan ke
Bolo manaon bubu marimbar do di si, hilir dan kemungkinan besar dapat ikan yang
contohnya ta taon bubu di si ingkon tu banyak, tetapi jangan sekali-sekali diulangi
taruoan sunggapana molo biasa, molo bisa saja dia mendapat ikan yang sudah
di
si
ingkon
tu
dolok.
Alai
boi dibakar sehabis itu jadi gilalah orangnya.
sunggapan dibahen tu toruan holan “Kalau
kamu
memancing
ke
sungai
sahali jala gok do annon isi ni bubu i. Sitapigagan bisa, tetapi kalau sudah dapat satu
Alai
unang
dipadua
hali,
bolo jangan diulangi lagi!”
diulangkon ingkon dapotna ma ihan “Kalau diulangi bisa jadi gila di situ.”
nahona tutungan dungi jolma nai gabe Kalau memuja/menyampaikan sesajen ke
gila ma annon i.
daerah itu dibawa kambing dilepas tapi ada
“Bolo manghail hamu tu aek i boi do, dipotong di situ, bisa juga ayam dilepas di situ
alai bolo nung dapot sada sotung kalau itu permintaan arwah yang datang,
diulahi!”
kalau potong katanya hurus dipotong. Ada
Universitas Sumatera Utara
250
“ Bolo diulahi ingkon tagamonna ma ikan batak yang besar-besar di sungai itu
rintik.”
tetapi tidak bisa sembarang ditangkap sampai
Bolo martonggo tu luat i diboan ma
sekarang. Hal ini disebabkan nasihat-nasihat
hambing laho dipalua alai adong diseat dan
pesan orang tua terus diturunkan.
di si, boi do manuk dipalua disi molo Menurut informasi dari kampung itu petaka
didonghon
naro
“Potong! akan terjadi kalau melanggar aturan yang
ai,
Ina.Ingkon potongna do. Palua! ina
sudah
diwariskan.
Kalau
niat
untuk
palua do.”Adong do ihan i aek i jala
menangkap sebanyak-banyaknya diteruskan,
balga alai dang boi itangkupon i. Bolo pada akhirnya akan dapat ikan bakar sebelah.
tu toruan annon sunggapan ni bubu olo Artinya akan terjadi malapetaka.
gok do anon bubu i isina ihan, alai so Tetapi bisa saja dapat ikan yang banyak
tung unang diulahi padualion gabe apabila terlebih dahulu minta izin dan
rintik be. Memang rodi sonari godang memberikan persembahan kepada roh-roh
na masa songoni di si. Jala molo i Ompu Bonan Dolok.
ulangkonpe imana ma mardabu-dabu Pesan Ompu Bonan Dolok satu lagi,
bolo adong namasa tu ibana.
Bolo “Kayu
manghail di si olo do dapot ihan na
tualang yang tumbu di
Sungai
Sitapigagan jangan ditebang atau dipotong
honatutungan, olo matutung sambola, rantingnya!
Karena
sebagai
tanda
sambola tata.
pekuburanku itu kepada generasiku.”
Boido godang dapot ihan bolo diantusi.
Sungai Sitapigagan mengalir dari Ronuan
“Ingkon lehononna parsantabian dohot sampai ke Bonan Dolok.
Ronuan adalah
mangido denggan tu sumangat ni Ompu daerah perpisahan sungai Sitapigagan dengan
i Bonan Dolok.”
Sungai Silalhi dan Sungai Si Ringo. Sungai
Tona ni Ompu adong sada nai,
Sitapigagan ke Bonan Dolok.
“Hau tualang na adong tubu di aek Ikan yang ada di sekitar Sunngai itu adalah
sotung ditaba manang dirantingi hamu! jenis ikan batak. Ukuran ikan tersebut sekitar
Alana tanda-tandaku tu pinompar hu.”
satu kilogram satu ekor atau lebih. Hal
Aek Sitapigagan mamolus mulai sian disebabkan jarang orang ke sana memancing
aek Ronuan torus taripar tu Bonan karena pesan warisan dari orang tua-orang
Dolok.Sian Ronuan marsirang ma aek tua. Dahulu kala masa penajajahan Belanda
Bonan
Dolok
aekSiringo
dohot
aek
Silalahi beberapa kali Belanda ingin mengeksplorasi
ke daerah tersebut tetapi tidak pernah sampai
Universitas Sumatera Utara
251
Holan ihan batak adong do disi dang ke sana. Hanya daerah ini yang keramat yang
adong ihan na lain. Ihan batak i sonari tidak bisa dikuasai Belanda.
Sedangkan
adong do sakilo sada manang lobi. Gunung Punsit Buhit sudah sampai ke
Alana dang piga jolma na olo mangkail puncaknya mereka jalani, tetapi kalau Sungai
tu tu si alani poda-poda ni natua-tua . Sitapigagan tidak bisa didatangi siapa pun.
Hatiha i masa ni penjajahan Bolanda Ada dua sungai itu, satu yang besar satu lagi
mandonghon
piga
hali
Bolanda
ronaeng mangarajai on alai dang hea
yang
kecil.
Cerita
sungai yang besar.
Sadangkon Banyak jadi orang gila di Bonan Dolok
pusuk buhit nunga lopus Bolanda tu karena
dolok nai, alai bolo
diwariskan
mengatakan sungai yang kecil lebih keramat
boi sahat. Holan on do keramat na so dibandinkan dengan
boi di taluhon Bolanda.
yang
menganggap
remeh
atau
tidak
tu binanga menghiraukan pesan leluhurnya.
Sitapigagan dang boi manang na ise pe
ro tusi. Adong do dua aek i, sada mai
aek na bidang jala sada nai aek na
memet.
Hatiha i mandonghon aek
namemet on do lebih sakti sian aek na
bolon i. Godang do rittik jolma di
Bonan
Dolok
alana
margait-gait
manang salpu di tona manang na poda
i.
BATU HOBOL
Narasumber : Apa Rusda Galingging
Umur: 56 Tahun
Alamat: Desa Parbaba Kec. Pangururan Kab. Samosir
Bahasa Batak Toba
Bahasa Indonesia
Batu Hobol on parjabuan ni si Raja Batak Batu Hobol ini merupakan perkampungan
Universitas Sumatera Utara
252
na jolo i. Ompu si Raja Batak Najolo mar Si Raja Batak pada masa lampau. Ompu
huta mamopar Raja Uti, limbong, sagala Si Raja Batak beranak Uti, Limbong,
raja saribu raja, malau. Saribu raja naung Sagala Raja, Sari Raja, Raja Malau. Saribu
marporhas tu si Boru pareme. Marjuma Raja sudah terlajur saling menyayangi
ma si boru pareme dohot si Saribu. Dungi walaupun masih sedarah (marporhas).
jumpa ma tingki mamuro di juma, lao ma Suatu ketika Saribu Raja sedang di ladang
si boru pareme manaruhon si panganon ni lalu
si
Boru
si Saribu Raja di Balian dohot ibotona si bekalnya
ke
Pareme
mengantarkan
ladang.
Saribu
Raja
Boru pareme pahimpu on angka batu- mengumpulkan batu-batu di ladang. Pada
batuma di balian. Ujungna maroha-roha akhirnya mereka kawin sedarah dengan
jala dos ma rohana dohot ibotona si Boru saudaranya Boru Pareme. Oleh karena itu,
Pareme.
Dungi muruk ma haha angina saudara-saudara Saribu Raja marah dan
ditahi nasida ma mambunuh Saribu Raja. mereka sepakat untuk membunuh Saribu
Marningot i si Saribu Raja lintun ma jala Raja.
Saribu Raja mendengar rencana
sude arta mas ni nasida ditanom ma di toru saudara-saudaranya
maka
ni batu i. Jala ditonahon do tu pinomparna Harta pusaka keluarga
so tung diumpat manang dihusor batu i.
larilah
dia.
Si Raja Batak
ditanam Saribu Raja di bawah batu. Dan
dipesankan
kepada
generasinysa
biar
jangan digeser-geser batu itu.
IKAN PORA-PORA (GUDALAP) SIPANGKAR
MARTUA PARLOMBUAN
Narasumber: Sihaloho
Umur: 65 tahun
Pekerjaan: Bertani
Alamat: Desa Parbaba Kec. Pangururan Kab. Samosir
BAHASA BATAK TOBA
Ihan
pora-pora
(Gudalap)
BAHASA INDONESIA
i
Martua Ihan pora-pora (Gudalap) i Martua
Parlombuan marga Sipangkar.
Rupana na Parlombuan
marga
Sipangkar.
nahona hunikan, hona tutung.
Inganan on Warnanya kuning, seperti kena bakar.
Universitas Sumatera Utara
253
marguru sarune na Martua Parlombuan. Tempat inidigunakan untuk bersemedi
Bolo mangkail dang boi pitu ari padodot. kalau
ingin
Bolo mangkail pitu ari padodot ingkon sarune/jenis
pintar
seruling
dapotna ma ihan si tolu rupa, ima. Bolo dung Parlombuan.
memainkan
Martua
Kalau memancing di
dapat i ingkon tagamon na ma ro namasa tu sungai itu tidak boleh tujuh hari
ibana alana sada tanda do i jala dang berturut-turut. Kalau memancing tujuh
tarambatan.
hari berturut-turut akan dapatnya ikan
Sombaon maringanan di luat i tubu do bulu tiga rupa. Kalau sudah dapat ikan jenis
bolon, jala aek dang hea marsik di si. Dang ini maka akan terjadi marabahaya
boi sembarang mambuat parhau di si. Jala kepada orang yang memancing tersebut
adong di si ihan batak alai dang boi dibuat hal ini tidak terelakan lagi.
on.
Penunggu daerah itu tinggal di rumpun
bambu dan pohon
yang tumbuh di
sekitar itu. Air sungai ini tidak pernah
kering.
Tidak
bisa
sembarang
mengambil kayu dari daerah itu. Ikan
Batak pun ada di situ tapi tidak bisa
diambil
Hau Jior Ni Situmorang
Nara Sumber: AP. Pardi Situmorang
Umur: 65 Tahun
Pekerjaan: Mantan Kepala Desa
Desa Parbaba
Bahasa Batak Toba
Bahasa Indonesia
Mulani jior tingki mamuka huta ingkon Asal mula pohon jior Situmorang di desa
suanon do sada hau boi da jabi-jabi, boi Parbaba, menurut cerita yang diwariskan
hariara boi jior asa adong pareat-eatan ketika merintis perkampungan di setiap
ni Situan gading habonaran, boru namora
desa harus menanam pohon bisa jabi-jabi,
panginganan ni huta . Jala ingkon boanon bisa beringin tujuan sebagai tempat ber-
do tusi itak nabontar, rondang, pusuk gelantungan para dewa yang tinggal di
Universitas Sumatera Utara
254
pandan, dohot bane-bane. Jala dohonon do perkampungan itu. Saat mananam pohon
di tinggki manuan hau i tu Situan Gading ini, para pengetua warga kampung harus
Boru Namora Huta i, “Dihamu Boru membawa itak (sagun putih), emping,
Namora dohot Habonaran ni Huta Situan pucuk pandan, dengan bane-bane.
Para
Gading Habonaran ni huta on, husuan ma tetuah mengatakan kepada Situan Gading
hau on asa adong pareat-eatan muna asa Boru Namoran Huta (Sebutan untuk para
adong inganan muna, alana hamu do Dewa yang mendiami perkampungan)’
jumolo sorang dohot jumolo tandang tu “Boru Namora bersama Habonaran ni
jaean tu juluan tu tampahan ni huta on asa Huta Situan Gading Habonaran ni huta,
gabe parorot hamu tu hami namangingani pohon ini kami tanam agar tersedia
huta on.”
tempat/rumah bergelantungan, karena para
Jala bolo sangap do binahen tu Boru dewa yang pertama lahir dan lebih dahulu
Namora dohot Habonaran ni Huta i ingkon menguasai perkampungan ini agar para
dang pola male jolma di huta i. Balikna dewa
yang
menjadi
pelindung
dan
bolo dikotori do hau i ingkon hansitma pertahanan kami di perkampungan ini.”
ngoluna.
Kalau kita hormat kepada Boru Namora
Rupani i na somal boru-boru do jala dan kepada Habonaran ni Huta biasanya
marbaju nabontar. Bolo peleon hau ingkon tidak pernah kelaparan atau menderita
hambing nabontar dohot pargonci manang kemiskinan
gondang.
perkampuangan.
Sebaliknya kalau tidak dihormati atau
Tona ni Ompu Sijolo-jolo tubu tu hami dirusak/dinistai
pinomparna,
warga
pohon
tersebut
pasti
hidupnya akan menderita.
“Tung naso jadi parhau on ranting na pe Wujud para dewa dewi perkampungan ini
bolo madabu.”
biasanya wanita yang mengenakan baju
Situmumorang jonok ni hau i nung sintua putih. Jika ingin memberikan sesajen
martahi ma manaba hau i alana nunga kepada para penghuni pohon Jior harus
maralo dohot haporsea onna. Dang sadia memotong kaming putih diiringi dengan
leleng pintor rumpakma dangkana ditipa musik, yaitu Gondang (Gonci).
ma bagasna sampai bola dua. Olat ni i Pesan (tona) nenek moyang Situmorang
dang olo be ibana mangunjuni i.
yang mendiami perkampuangan itu,
“Ranting dan pohonnya yang jatuh tidak
bisa dijadikan menjadi kayu bakar.”
Universitas Sumatera Utara
255
Marga Situmorang yang tinggal dekat
pohon
tersebut
setelah
penjadi
penatua/pengurus gereja ada berencana
menebang pohon tersebut karena dia
merasa
tidak
sejalan
kepercayaannya.
lgi
dengan
Namun, tidak berapa
lama pohon tersebut tumbang cabangnya
dan menimpa rumahnya sampai pecah.
Setelah itu dia tidak mau lagi mencobacobanya.
Jabi-Jabi
S. Siregar
Umur: 61 tahun
Alamat: Desa Muara Kab. Tapanuli Utara
Bahasa Batak Toba
Bahasa Indonesia
Najolo bolo pature huta ingkon suanon do Dahlu kala awal warga perkampuangan
pagar ni huta asa adong pareat-eatan ni membuka perkampuangan, mereka harus
namarhuta pangianginan ni huta.
menanam pagar perkampuangan sebagai
Tona ni Ompu i najolo sahat tu sonari,
wadah/hunian bergelantungan penghuni
“Dang boi dangkaan manang rantingan magic perkampungan.
manang ni ise mandangkaan ingkon ro do Pesan para leluhur dahulu kala sampai
mara tu ibana !”
sekarang,
Jala hea do dipelehon hambing putih “Pohon itu tidak bisa dirantingi atau
dohot lombu putih jala margondang. ditebang,
barang
siapa
yang
berani
Adong do hea manjangkit i hape madabu menebang akan dapat azab, petaka!”
jala pintor mate .
Pohon ini diberikan sesajen dengan seekor
Partanda naboi dilapatan i jolma na kambing putih dan lembu putih dan
humaliangsa adong soara boringinnai sian diiringi gondang/gonci.
hau i. Bolo marsoara panginganan gabe Pada suatu ketika ada warga pernah
sada tanda doi.
Bolo tio suara i tanda memanjat pohon tersebut lalu tiba-tiba
Universitas Sumatera Utara
256
pangulaan denggan doi. Alai bolo suarana jatuh dan meninggal.
hurang
denggan
manang
marporo, Tanda-tanda yang bisa dimaknai dari
paboahon naeng adong namasa nahurang pohon itu adalah suara yang berasal dari
denggan di huta.
Bolo mangkuling pintor pohon tersebut.
marpungu ma sude angka natua-tua laho pohon
Jika suara penghuni
tersebut
jernih
dimaknai
mambege dohot mangalapati suara ni penghasilan dari sawah, ladang, dan
pangingan ni jabi-jabi i. Bolo ditabai, bolo ternak akan membaik. Akan tetapi kalau
didangkai ingkon tagamonna nahurang suara tersebut tidak bagus atau agak serak
denggan.
pertanda
ada
bakal
kejadian
yang
Bolo pagar ni huta adong di suan ganup menyedihkan di perkampungan tersebut.
huta ima hau hariara manang na jabi-jabi.
Jika warga mendengar suara yang tidak
baik
ini,
para
tokoh-tokoh
warga
berkumpul dan memaknai suara yang
berasal dari jabi-jabi tersebut.
pohon
itu
ditabang
atau
Kalau
cabangnya
dipotong akan ditimpa celakalah dia.
Mual Singkoru
Pohon
yang
dianggap
pagar
Galungan
perkampungan jenisnya beringin atau jabi-
Di mual adong do sibahut nasa harpe jabi dan ditanam di setiap kampung.
manang nasa anduri dohot guria nasa balga
ni ulu ni hoda.
Mual Singkoru Galungan
Dang boi di si panangko, dang boi Di dalam air ini ada ikan lele sebesar
mambolongkon sembarang sampah. Jala tampi beras dan kepiting sebesar kepala
dang boi mambunuh sagala pinahan na kuda. Warga tidak bisa mencuri, tidak
adong di si.
Sarita
na
bisa sembarang membuang sampah. Dan
Simarmata
namarhahamaranggi.
Sigalingging Raja.
marbada
Anak
i tidak bisa membunuh segala jenis hewan
ni yang ada di situ.
Sahata ma nasida Ceritanya, Marga Simarmata berkakelahi
naeng mambunuh anggina si Balige raja. bersaudara atau kakak adik.
Putra
Jala diungsihon ma angginanon tu huta na Sigalingging sepakat ingin membunuh
lain. Ima tu parhutaan ini.
saudaranya Si Balige Raja sehingga
mengungsilah dia
ke
perkampuangan
Universitas Sumatera Utara
257
tersebut.
BORU SARODING
(diceritakan oleh: Suhunan Situmorang).
Bahasa Batak Toba
Bahasa Indonesia
Sada Tikki, di parnangkok ni mataniari,
laho do manussi pahean huhut naeng
maridi Boru Saroding tu tao Toba. Huta ni
natorasna di holang-holang ni PalipiMogang do, marbariba ma tu Rassang
Bosi dengan Dolok Martahan. Nauli do
rupani boru Saroding on. Imana ma inna
na umbagak sian boru Pandiangan uju i.
Tung mansai bahat do ro baoa manopot
ibana, sian huta na dao dohot bariba ni tao
pe ro do naeng patuduhon holong tu ibana.
Alai dang adong manang sada naboi
mambuat rohana; namora manang najogi,
mulak balging do sude.
Suatu masa, saat terbit matahari, Boru
Sarunding pergi ke Tao Toba untuk
mencuci pakaian. Perkampungan orang
tuanya di antara Palipi dan Mogang,
bersebelahan dengan Rassang Bosi dengan
Dolok Martahan. Boru Sarunding berparas
cantik. Dia, gadis boru Pandiangan yang
tercantik pada masa itu. Banyak pemuda
tampan dan kaya yang melamar dia yang
berasal dari berbagai daerah termasuk
daerah seberang Tao. Namun, tak satu
orang pun yang berkenan di hati Boru
Sarunding teradap para lelaki tampan dan
kaya tersebut. Oleh karena itu, semua para
lelaki yang mendekati Boru Sarunding
Alai dang adong lahi-lahi i namarhansit pulang tidak berhasil mempersuntingnya.
roha dibahen ibana, tungpe dang dioloi
ibana hata ni akka panopot i. Natorasna,
Guru Solandason, tung mansai longang do Namun, para lelaki itu tidak ada yang sakit
mamereng boruna nasasada on. Parsip do hati atas perlakukannya, walaupun tidak
boru saroding on, malo martonun, ringgas disepakati kehendak para lelaki yang
Orang tuanya, Guru
mangula ulaon, ba sandok tahe tung melamarnya.
mansai las do rohani natorasna mangida Solandason sangat heran melihat anak
pangalahona.
Naburju
do
ibana gadisnya yang satu ini. Boru Sarunding
marnaatoras songonni nang mardongan, memiliki sifat pendiam, pintar bertenun,
jala somba marhula-hula. Bah, tung si rajin bekerja sehingga orang tuanya
pilliton ma nian ibana gabe parsonduk senang melihat karakter anak gadisnya.
Dia sangat baik terhadap orang tua dan
bolon nang gabe parumaen.
terhadap sahabat, serta tunduk marhulaTikki martapian Boru Saroding huhut hula . Oleh karena itu, banyak orang
manganggiri obukna na ganjang jala berkehendak menjadikan menantunya.
mansai godang i di topi ni tao i, ro ma
sada solu manjonohi ibana. Pangisi ni solu Saat Boru Sarunding mandi sambil
on sahalak baoa, jongjong di solu na. Tung mencuci rambutnya yang panjang dan
mansai tongam, jogi, jala marpitonggam lebat di tepian Danau, datanglah sampan
Universitas Sumatera Utara
258
do rumangni baoa parsolu on. Mamereng
rumangna dohot paheanna ulos Batak
namansai bagak, hira na so partoba do
ulaonna; nasomal jala jotjot marhumaliang
di tao i. Lam jonok, lam mallobok ma
tarottok ni boru Saroding. Ai ise do
nuaeng baoa on, sukkun-sukkun ma
rohana. Solu i pe lam jonok ma attong tu
paridianna. Dipahatop boru Saroding
pasidungkon partapiananna, ala maila
ibana adong sada baoa naposo mamerengmereng ibana.
Hatopma boru Saroding mangalakka tu
jabuna, alai pintor dipangkulingi baoa par
solu i ma ibana: “Boru nirajanami, ai
boasa hamu humibu-hibu mulak?”.
Songgot ma rohani boru Saroding, dipaso
ibana ma lakkana, huhut ditailihon tu lahilahi namanjou i. Bah, tung mansai jogi jala
tongamma baoa on, inna rohana. Didok
ibana ma sidalianna nanaeng godang dope
siulaon na di jabu, ido umbahen hatop
ibana mulak. Marsitandaan ma nasida,
dipaboa lahi-lahi ima asalna sian dolok ni
Rassang Bosi-Sabulan namargoar “Ulu
Darat”. Disi do inna ibana maringanan.
Dipatorang baoa ima aha do sakkapna
mandapothon
boru
Saroding,
jala
dipangido ibana ma asa dipantadahon tu
natua-tuani boru Saroding. Ala pintor
lomo rohani boru Saroding marnida baoa
i, las ma tutu rohana; rap mardalan ma
halahi tu hutana. Hurang tibu nian didok
rohana sahat tu huta, asa pintor
dipatandahon baoa i tu natorasna.
Longang ma natoras dohot akka iboto
nang anggina ala ro sian tao boru Saroding
mardongan sada baoa. Sude do halahi
pintor tarhatotong mamereng bohi dohot
pangkataionni lahi-lahi i. Songon na hona
dorma do halahi mamereng bagak ni
rumang ni lahi-lahi i. Pamatang na pe
mansai togap. Jeppet ni hata, dihatahon
lahi-lahi
ima
sakkap
na, naeng
pangidoonna boru Saroding naeng gabe
medekat kepadanya.
Penumpangnya
seor
Lampiran:
Data Situs-situs
Lingkungan
yang
Berkaitan
dengan
Pelestarian
Situs-situs sebagai tanda atau simbol bermakna atau dimaknai oleh masyarakat
sekitarnya mengandung mitos terdata peneliti adalah sebagai berikut:
1. Batu Parbiusan
ujudnya Batu berlapis sehingga membentuk altar
Lokasi: Aek Sipitudai
Kec.: Sianjur Mula-mula
2. Harbangan
Ujudnya: Tembok Batu
Lokasi: Aek Sipitudai
Kec.: Sianjur Mula-mula
3. Batu Palangka
Ujudnya: Batu Berbentuk Mangkuk
Lokasi: Aek Sipitudai
Kec.: Sianjur Mula-mula
4. Batu Anduhur
Ujudnya: Batu berbentuk burung perkutut
Lokasi: Aek Baringin, Sipitudai
Kec.: Sianjur Mula-mula
5. Batu Sopo
Ujud: Batu berbetuk rumah atau sopo
Lokasi: Lereng Gunung Buhit
Kec.: Sianju Mula-mula
Universitas Sumatera Utara
225
6. Batu Kursi
Ujud: Batu menyerupai kursi
Lokasi: Sianjur Mula-mula
7. Batu Lage/Tikar
Ujud: Batu mirip tikar
Lokasi: Sipitudai
Kec.: Sianjur Mula-mula
8. Batu Ijuk
Ujud: Batu yang ditumbuhi tanaman mirip ijuk
Lokasi: Aek Sipitudai
Kec.: Sianjur Mula-mula
9. Batu Tangga-tangga
Ujud: Batu mirip tangga menuju Pussuk Buhit
Lokasi: Sarimarihit
Kec.: Sianjur Mula-mula
10. Aek Baringin
Ujud: Mata air dari selah-selah batu
Lokasi: Aek Baringin/Sipitudai
Kec. Sianjur Mula-mula
11. Batu Gordang
Ujud: Batu yang ditopang akar-akar
Lokasi: Aek Baringin
Kec. Sianjur Mula-mula
Universitas Sumatera Utara
226
12. Batu Hoda
Ujud: Batu
Lokasi: Boho
Kec.: Sianjur Mula-mula
13. Batu Hobon
Ujud: Batu berlapis atau bertindih-tindih
Lokasi: Sari Marihit
Kec.: Sianjur Mula-mula
14. Batu Pangasean
Ujud: Batu dan lapangan di atas bukit, yang diyakini sebagai tempat pemujaan
dahulu
Lokasi: Boho
Kec.: Sianjur Mula-mula
15. Harangan Rura Onan Aek Sitio-tio
Ujud: Hutan, batu, mata air
Lokasi: Boho
Kec.: Sianjur Mula-mula
16. Sijambur
Ujud: Mata air dan perkampuangn
Lokasi: Sijambur; Kec.: Pangururan
17. Harangan Nabolak
Ujud: Hutan lebat, yang diyakini kalau masuk ke hutan ini akan sesat tidak bisa
pulang
Lokasi: Huta Ginjang
Universitas Sumatera Utara
227
Kec.: Sianjur Mula-mula
18. Harangan Etek-etek
Ujud: Hutan
Lokasi: Huta Ginjang
Kec.: Sianjur Mula-mula
19. Harangan Sihumonong (Pertapaan si Raja Batak)
Ujud: Hutan yang ditumbuhi dengan pohon-pohon tua dan langka serta berlumut
Lokasi: Huta Ginjang
Kec.: Sianjur Mula-mula
20. Tala-tala
Ujud: Rawa berair diperkirakan 5000 m persegi, yang diyakini tempat bidadari
nenek moyang orang Batak mandi/maarpangir
Lokasi: Huta Ginjang
Kec.: Sianjur Mula-mula
21. Batu Opputa Raja Isombaon
Ujud: Batu bulat, yang diyakini ujud Raja Isombaon
Lokasi: Sianjur Mula-mula
22. Batu ni Oppu Parimbulu Bosi
Ujud: Batu yang berujud unik, diyakini batu perubahan ujud Guru Parimbulu
Bosi
Lokasi: Huta Ginjang
Kec.: Sianjur Mula-mula
23. Aek Sitapangi
Universitas Sumatera Utara
228
Ujud: Rawa berair diperkirakan 5000 m persegi, diyakini sebagai tempat para
bidadari nenek moyang orang Batak
Lokasi: Huta Ginjang
Kec.: Sianjur Mula-mula
24. Batu Parpadanan
Ujud: Batu Bulat di tengahnya ada gua. Tempat Guru Tatea Bulan
menyembunyikan pakaian salah satu bidadari (Siboru Sakti). Mereka berjanji
menjadi suami istri
Lokasi: Sianjur Mula-mula
25. Batu Sopo
Ujud: Batu berbentuk rumah kecil, yang diyakini sebagai rumah pertama Guru
Tatea Bulan dengan Siboru Sakti.
Lokasi: Sianjur Mula-mula
26. Batu Naga
Ujud: Batu berujud mulut seekor naga, diyakini sebagai naga peliharaan Tatea
Bulan dan Siboru Sakti
Lokasi: Sianjur Mula-mula
27. Batu Gajah
Ujud: Batu menyerupai ujud gajah, diyakini gajah peliharaan Tatea Bulan
berubah menjadi Batu
Lokasi: Huta Ginjang
Kec.: Sianjur Mula-mula
28. Batu Parrapotan Siraja Batak
Universitas Sumatera Utara
229
Ujud: Batu seperti mimbar tempat berkumpul
Lokasi: Huta Ginjang
Kec.: Sianjur Mula-mula
29. Aek Malum
Ujud: Mata Air yang sangat jernih dan dikelilingi oleh pohon-pohon, diyakini
sebagai bekas tancapan tongkst Guru Tatea Bulan dan disakralkan dapat
menyembuhkan berbagai penyakit.
Lokasi: Huta Ginjang
Kec.: Sianjur Mula-mula
30. Simangarambang
Ujud: Bukit yang ditumbuhi jabi-jabi, diyakini lokasi dapat mendeteksi niat baik
dan niat jahat. Kalau ada niat jahat disimpannya akan mati dengan sendirinya.
Lokasi: Aek Sipitudai
Kec.: Sianjur Mula-mula
31. Batu Rumah Bolon
Ujud: Batu yang menyerupai rumah adat batak yang berukir. Lokasi ini diyakini
sebagai persinggahan Mula Jadi Nabolon menuju Pussuk Buhit ketika
menciptakan Raja Geleng Gumeleng
Lokasi: Simarrihit
Kec.: Sianjur Mula-mula
Universitas Sumatera Utara
230
32. Liang Sakti
Ujud: Gua Batu yang diyakini sebagai tempat penyempurnaan Raja Uti menjadi
manusia seutuhnya dan memiliki ilmu yang sangat sakti
Lokasi: Sarimarrihit
Kec.: Sianjut Mula-mula
33. Aek Bona-bona
Ujud: Air danau dan batu, diyakini sebagai tempat persinggahan si Raja Batak
sebelum menuju daerah Bonan Dolok, disakralkan, tumbuhannya jabi-jabi.
Lokasi: Tulas
Kec. Sianjur Mula-mula
34. Binanga Sitapigagan
Ujud: Air terjun dan Sungai berbatu, diyakini sebagai tempat berbasuh dan
manguras (mensucikan diri) Oppung Paribulu Bosi, disakralkan dan
dikeramatkan.
Lokasi: Bonan Dolok
Kec.: Sianjur Mula-mula
35. Binanga Sitapigagan/Aek Sibontar
Ujud: Air Terjun dan Suangai Berbatu, diyakini bisa berubah warnanya tujuh
kali dalam sehari.
Lokasi: Bonan Dolok
Kec. Sianjur Mula-mula
36. Pulau Tulas
Ujud: Pulau di tengah Danau Toba tidak berpenghuni, diyakini sebagai bagaian
dari Gunung Pussuk Buhit (Kepala Gunung Pussit Buhit) yang kalah perang
Universitas Sumatera Utara
231
dengan Gunung Dsianbung di Tanah Karo akhirnya jatuh ke tangah Danau
Toba.
Lokasi: Tulas, Siboro
Kec.: Sianjur Mula-mula
37. Sianjur Mula-mula
Ujud: Perkampungan dan gua, diyakini sebagai pemukiman pertama orang
Batak (Si Raja Batak). Si Raja Batak membangun rumah pertama sekali di
daerah ini, terbuat dari batu. Ada juga gua sebagai tempat berbasuh dan sumber
air minum.
Lokasi: Urat
Kec.: Sianjur Mula-mula
38. Inganan Partonggoan
Ujud: Batu berbentuk meja, diyakini sebagai wadah Si Raja Batak berdoa.
Lokasi: Urat
Kec.: Sianjur Mula-mula
39. Mual Siboru Pareme
Ujud: Sumur, diyakini sebagai tempat si Boru Pareme mengambil air
Lokasi: Sarimarrihit
Kec.: Sianjur Mula-mula
40. Batu Parhusipan
Ujud: Batu, diyakini situs pertemuan Sariburaja dengan Siboru Pareme dan
melakukan perjinahan
Lokasi: Sarri Marrihit
Kec.K Sianjur Mula-mula
Universitas Sumatera Utara
232
41. Dolok Sibagot-bagot
Ujud: Dua bukit berbentuk buah dada, diyakini sebagai karya kesaktian Gunung
Pussuk Buhit
Lokasi: Desa Siarsam
Kec.: Sianjur Mula-mula
42. Mual Sitonggi-tonggi
Ujud: Pancuran Air, diyakakini sebagai air persinggahan Siboru Pareme dan
Raja Lontung menuju ke Banua Raja. Rasanya segar untuk pelepas dahaga dan
bisa saja berubah rasanya apabila pengunjungnya tidak sopan atau berbohong
Lokasi: Huta Lumban Tonga-tonga
Kec.: Sitio-tio
43. Huta ni Oppu Mosa
Ujud: Lesung, diyakini sebagai wadah menumbuk ramuan obat berhasiat
berlipat ganda.
Lokasi: Sabulan; Kec.: Sitio-tio
44. Mual ni Siboru Pareme
Ujud: Mata Air, diyakini sebagai tempat permandian Siboru Pareme. Mata air
ini dihormati penduduk setempat terutama ketrunan Raja Lontung berkhasiat
dapat menyembuhkan penyakit dan dapat membuat awet muda. Pada umumnya
penduduk menghormatinya dan memberikan sesajen dan memohon ingin
mendapat rezeki, serta tidak boleh berbicara tidak sopan.
Lokasi: Sabulan
Kec.: Sitio-tio
Universitas Sumatera Utara
233
45. Mual ni Boru Saronding
Ujud: Mata Air, Monumen, diyakini sebagai tempat marpangir (mandi dengan
menggunakan jeruk purut). Sampai sekarang banyak orang mengunjungi untuk
tujuan menyucikan diri dan untuk meminta permohonan khusus.
Lokasi: Sabulan
Kec.: Sitio-sitio
46. Pantai Boru Sarunding
Ujud: Pantai, diyakini adalah lokasi tenggelamnya perahu Boru Sarinding karena
ingkar janji terhadap Raja Sudungdangon, suaminya. Daerah ini dianggap sakral,
para pendatang untum memujanya harus mengenakan kain sarung, sopan, tidak
boleh meludah
Lokasi: Rassang Bossi; Kec.: Sitio-tio
47. Mual Tamba Tua
Ujud: Mata Air, tempat pertemuan Tamba tua dengan Guru Sudungdangon
(Manusia Jadi-jadian) sebagai penguasa daerah Tamba. Mereka berjanji agar
Guru Sudungdangon pindah ke Bukit imbalannya Tamba Tua berkewajiban
memberikan sesajen setiap tahun. Perjanjian ini harus dilaksanakan kalau
terlupakan akan terjadi musim penyakit, tanaman tidak bagus.
Lokasi: Tamba Dolok
Kec.: Sitio-tio
48. Mual Datu Parmongongo
Ujud: Mata Air, diyakini tempat ini persembunyian Datu Parngongo ketika mau
dibunuh anak-anaknya. Khasiat air ini dapat menyembuhkan berbagai penyakit
Universitas Sumatera Utara
234
dan kecantikan. Pengunjung tidak diperbolehkan membuang sampah sembarang
dan berkata tidak sopan.
Lokasi: Tamba Nagodang
Kec.: Sitio-tio
49. Mual Si Sopak ni Musu
Ujud: Mata air yang sudah tidak terurus, diyakini sebagai penjaga
perkampungan Tamba sihingga tidak bisa dimasuki pencuri, pendengki.
Lokasi: Tamba
Kec.: Sitio-tio
50. Sampuran Bala
Ujud: Mata Air, diyakini Mual Bala iini dihuni seekor ular besar, ekornya berada
di bawah gunung dan kepalanya berada di atas gunung Nabolak dinamai dengan
Sibaganding Tua. Di area Sampuaran Bala ini tumbuh Pokki dan Jabi-jabi.
Dahan pohon ini tidak boleh ditebang lalu dibawa pulang. Jika ada orang yang
bersikeras maka ranting tadi akan berubah menjadi ular.
Lokasi: Dolok Raja
Kec. Harian
51. Mual Silimbat
Ujud: Mata Air, diyakini tempat pemberian pesugihan dengan sesajen.
Seandainya permohonan pengunjung
terkabulkan maka akan datang ikan
lele/limbat yang berasal dari rongga batu. Sebaliknya jika permohonan itu tidak
dikabulkan maka iakan limbat itu tidak akan timbul. Tempat ini sangat sakral
bersih.
Universitas Sumatera Utara
235
Lokasi: Sampuran Toba
Kec.: Harian
52. Makam Sipisisomalim
Ujud: Makam, diyakini tempat pemakaman Sipisosomalim setelah kalah adu
kesaktian.
Rumput dan pohonan yang tumbuh di sekitarnya tidak boleh
dimakan hewan. Siapa yang menentangnya akan mati.
Lokasi: Saomauli Hatoguan
Kec.: Palipi
53. Jabi-jabi Sihis?Sisangapan
Ujud: Pohon, diyakini pohon sebagai tanda persaudaraan Situmorang
Lokai: Urat
Kec.: Palipi
54. Batu Ratte
Ujud: Batu, diyakini dapat bergerak sehingga dirantai supaya tidak bergerak.
Lokasi: Mogang Pelabuhan
Kec.: Palipi
55. Hariara Siduatali (Hariara Maranak)
Ujud: Pohon Hariara, diyakini di bawah pohon ini adalah wadah rapat yang
menghasilkan keputusan penting dan damai.
Keturunan Lontung sangat
menghormatinya dan memiliharannya dengan baik. Situasi sekitarnya sangat
gersang.
Lokasi: Urat
Kec.: Palipi
Universitas Sumatera Utara
236
56. Namartua Limang
Ujud: Batu seperti cawan, diyakini sebagai tanda keturunan Pandiangan yang
mengeluh karena banyak rezeki panen yang tumpah ruah didapatnya sihingga
kewalahan mengangkatnya dan meyimpanya ke lumbung.
Lokasi: Urat
Kec.: Palipi
57. Binanga Bolon
Ujud: Sungai dengan Batu-batu kecil, diyakini sebagai tempat sakral.
Masyarakat sekitarnya mengakui pernah ada upaya untuk menimbun pertemuan
dua sungai dengan batu-batu besar, tetapi kenyataannya batu itu hancur
berkeping-keping. Serpihan batu tersebut tidak boleh dibawa pulang
58. Sampuran Pangaribuan
Ujud: Air terjun, diyakini sebagai tempat asal marga sinaga. Air terjun ini
dianggap sakral oleh keturunan marga sinaga sehingga mereka menjaga
kebersihan dan pohon-pohonnya.
Lokasi: Palipi
59. Parbatu Palhang
Ujud: Batu, sumur, pohon, diyakini sebagai makam salah satu marga siringoringo yang terbunuh oleh saudaranya sendiri.
Lokasi: Parsaoran
Kec. Nainggolan.
Universitas Sumatera Utara
237
60. Batu Guru
Ujud: Pantai dan Batu yang ditumbuhi beringin kecil dan rumput-rumput,
diyakini sebagai tempat Datu Parulas dan Datu Parultop mengadu kesaktian
dalam mempertahankan struktur batu yang mau terguling.
Lokasi: Pangaloan
Kec.: Nainggolan
61. Mual ni Raja Sonang
Ujud: Lima Mata Air yang berdekatan, diyakini sebagai makan Raja Sonang,
disekitarnya ditumbuhi bambu, nira, dan jabi-jabi. Tempat ini dianggap sakral
sehingga orang tidak boleh sembarangan di daerah tersebut.
Lokasi: Rianiate
Kec.: Onan Runggu
62. Hariara Nabolon
Ujud: Pohon Hariara, diyakini sebagai pohon tambatan kerbau ketika adat
kematian Raja Ampangarandang.
Lokasi: Sosor Pea
Kec.: Onan Runggu
63. Batu Ugan
Ujud: Batu berbentuk Oval terdiri dari 4 buah batu yang tidak boleh dipindahpindahkan.
Batu ini diyakini sebagai peninggalan Raja Lontung ketika
membuka perkampungan di daerah tersebut. Masyarakat setempat menganggap
lokasi tersebut sakral dan tidak boleh dipindah-pindahkan.
Lokasi: Sosor Dame
Kec.: Simanindo
Universitas Sumatera Utara
238
64. Aek Natonang
Ujud: Waduk berawa, diyakini sebagai tempat permandian Raja Lontung,
dilanjutkan dengan Ompu Palti sebagai jelmaan dari Raja Uti. Tempat ini
disakralkan dan dipuja.
Lokasi: Sosor Dame
Kec.: Simanindo
65. Batu Marhosa
Ujud: Batu ditumbuhi Dapdap, Sampilpil, Tanggiang, diyakini sebagai tempat
persembunyian Si Boru Langgatan Situmorang karena tidak mau kawin paksa.
Masyarakat meletakkan sirih dan rokok sebagai syarat mengujunginya.
Lokasi: Sigarantung
Kec.: Simanindo
66. Mual Si Boru Langgatan
Ujud: Mata Air, diyakini sebagai tempat menyampaikan permohonan dan
biasanya terkabul. Bentuk sesajen biasanya sirih diletakkan di atas batu altar.
67. Batu Suga
Ujud: Batu berbentuk mahkota, diyakini sebagai jelmaan dari keluarga menjadi
batu.
Lokasi: Sigarantung
Kec.: Simanindo
68. Bulu Turak Nan Tinjo
Ujud: Bambu di bawahnya tumbuh sanggar atau pingping, diyakini sebagai alat
tenun Nan Tinjo yang karam di tengah danau. Kisahnya dimulai dari adanya
syarat lamaran yang tidak mungkin disanggupi manusia, yaitu tujuh perahu
Universitas Sumatera Utara
239
emas. Hal ini diajukan karena ayah dari Nan Tinjo dan Nan Tinjo sendiri
menyadari bahwa dia bukan wanita normal melainkan manuasia biseks (wanita,
yang kelaki-lakian). Raja Silalahi ternyata menyanggupi syarat itu sehingga
dengan terpaksa pihak Nan Tinjo menerimanya. Di Tengah Danau Nan Tinjo
bermohon kepada penguasa laut supaya dikutuk dan ditenggelamkan perahunya.
Oleh karena itu, penguasa mengabulakannya dan menenggelamkan perahu
Silalahi dan Nan Tinjo.
Lokasi: Huta Malau
Kec.: Simanindo
69. Na Martua Sioma
Ujud: Pantai, diyakini sebagai kisah dua orang bersaudara kembar, yang lama
kelamaan timbul rasa saling memiliki. Orang tua dan huta keberatan melihat
kenyataan ini sehingga mereka menancakan potongan bambu di sepanjang
pantai yang bertindak sebagai ranjau. Tujuannya adalah agar perilaku mandi
bersama kedua bersaudara tersebut berhenti sehingga tidak ada lagi rasa saling
mencintai. Namun, mereka tetap melompat ke danau untuk mandi sehingga
keduanya tertancap ranjau tadi. Daerah ini sangat disakralkan.
Lokasi: Silima Lombu; Kec.: Simanindo
70. Bontean
Ujud: Batu, diyakini sebagai tempat tambatan/kaitan perahu raja-raja kalau
berlabuh.
Lokasi: Pagar Batu
Kec.: Simanindo
Universitas Sumatera Utara
240
71. Parik Debata
Ujud:Benteng Batu, diyakini sebagai tempat permandian/paranggiran Si Boru
Nagojong.
Masyarakat setempat menghormatinya, tidak boleh bicara tidak
sopan dan harus menjaga kebersihannya.
Lokasi: Huta Pagar Batu
Kec.: Simanindo
72. Pagar Batu
Ujud: Benteng Perkampungan, diyakini sebagai tempat yang sangat mistis
Lokasi: Huta Pagar Batu
Kec.: Simanindo
73. Aek Siguti-guti
Ujud: Waduk, diyakini sebagai sisa air perebusan manusia yang dijadikan
menjadu suruhan gaib/magis.
Lokasi: Huta Salaon
Kec.: Ronggur ni Huta
74. Aek Porohan
Ujud: Waduk, diyakini masih berhubungan dengan Aek Sidihoni.
Hal ini
dibuktikan dengan jika Aek Sidihoni kering maka Aek Porohan penuh dan
sebaliknya.
Legendanya, waduk ini disahkan sebagai tempat tenggelamnya
seorang laki-laki yang menyukai saudara kembarnya.
Lokasi: Salaon
Kec.: Ronggur ni Huta
Universitas Sumatera Utara
241
75. Gua Simaliting
Ujud: Gua, diyakini sebagai istana seekor ular besar. Tempat ini disakralkan
masyarakat setempat.
Lokasi: Tanjungan
Kec.: Ronggur ni Huta
76. Aek Sihalisung
Ujud: Waduk, diyakini sebagai tempat tenggelamnya Mangait boru Simbolon
yang dipaksa menikah, tetapi lebih memilih mati tenggelam terbawa pusaran air.
Lokasi: Lumban Dugul
Kec.: Ronggur ni Huta
77. Sipaleonggang
Ujud: Liang, diyakini masyarakat sebagai tempat yang sakral
Lokasi: Huta Simanampang
Kec.: Ronggur ni Huta
78. Jeani Tano
Ujud: Lubang/Liang yang ditumbuhi Arsam, Pinus, sanggar. Tempat ini diyakini
sebagai penangkal niat jahat dan pemberi rejeki apabila diberi sesajen.
Lokasi: Huta Sitonggi-tonggi
Kec.: Ronggur ni Huta
79. Danau Sidihoni
Ujud: Danau, diyakini dapat memberikan tanda-tanda sosial di masyarakat
sekitarnya sehingga disakralkan.
Lokasi: Ronggur ni Huta
Kec.: Ronggur ni Huta
Universitas Sumatera Utara
242
80. Mula ni Si Boru Na Etang (Naibaho)
Ujud: Pantai dan Pohon Beringin, diyakini sebagai tempat ditenggelamkannya si
Boru Naitang karena kawin sedarah dengan saudara kembarnya.
Lokasi: Tajur
Kec.: Pangururan.
Universitas Sumatera Utara
243
Lampiran: Hasil Rekonstruksi Cerita Rakyat
Tabel 9: Hasil Rekonstruksi Cerita Rakyat
PARIK NI HUTA
Narasumber: Simanjorang
Umur: 66 Tahun
Alamat: Desa Hasinggahan Kec. Limbong Mulana Kab. Samosir
Definisi: Parik merupakan bangunan pagar yang terbuat dari timbunan tanah yang
tersusun dengan rapi.
Bahasa Batak Toba
Bahasa Indonesia
Parik manang lindung ni huta manang na Parik atau perlindungan perkampungan
di hauma dibahen sian batu manang sian atau di sawah terbuat dari batu atau
tano.
Di toru ni parik i suha ma timbunan batu. Di bawah parik ada irigasi
goarna.Unang dilatei,
unang dibaen namanya suha. Jangan dengki jangan
nasoadat na so uhum, dibaen naso aji, dilakukan di luar adat dan norma, jangan
unang dipaborhat begu ganjang ido on melakukan magis, jangan diberangkatkan
nambahen parik on. Unang ditahi di au “begu
ganjang”sehingga
didirikanlah
artana, pantang manolbak parik, parik ni Parik. Jangan menginginkan harta orang
juma naso boidiunsat on. Manang na ise lain,
pantang
namangolat parik ingkon hassit ngoluna. menghancurkan
meratakan
atau
perbatasan/pagar.
Batu sondi nasoboi gargaran on. Manang Parik/batas ladang/sawah jangan digeserna ise mangumpat parikna ingkon hansit geser. Barang siapa yang menggeserngoluna alana hona uhum ni Namulajadi geser/melewati Parik/batas dengan tujuan
Nabolon, ima poda ni natua-tua. Bolo menguasai
akan
susah
hidupnya
di
dituntun lomo na, di pudian ni ari kemudian hari. Kalau bersikukuh maka di
sungkun-sungkun ma rohana.
Tona tu kemudian hari akan terkutuk hidupnya.
pangaranto dang diboan tano alai marjabu Oleh karena itu, kadang-kadang setelah di
be do hamu. Idia do dosakku, burju do kemudian hari bertanya-tanya dalam hati.
Universitas Sumatera Utara
244
omppuku
happe
nunga
mardengkuki. Apa dosaku, ayah/ibu, kakekku baik
Sonari on dipasahat tu naposo,
padahal tanpa sepengetahuannya sudah
“Unang suda hosa alana ni tano tarlumobi melakukan
tu namarhahamaranggi.
kecurangan.
Parik balok dinasihatkan
kepada
Sekarang
generasi
muda,
“Jangan sampai meregang nyawa karena
nasotupa tolbakkon.”
Disuan bulu di atas ni parik asa las huta. persoalan tanah, khususnya kepada orang
Jala asa unang hona sitaban (martaban) yang berkakak adik
Parik batas jangan
manangko jolma. Laho digadis.Ahu ma sampai dirusak.”
raja di huta on martaban ma jo hamu
Bambu ditanam di atas Parik supaya
borngin on. Bolo Huta Dolok di ginjang di hangat
perkampungan.
Selain
itu,
parik ingkon suannon do bulu lao pagar ni terhindar dari penculikan manusia. Tetapi
huta . Ai najolo asa lao jolma tu dolok- bagi masyarakat Dolok tanaman bambu
dolok alana masa do sitaban jolma.
merupakan pagar perkampungan.
AEK SITAPIGAGAN
SIMANJORANG HELA NI RAJA SAGALA
Narasumber: Dapot Simanjorang
Umur: 56 Tahun
Alamat: Desa Hasinggahan Kec. Limbong Mulana Kab. Samosir
Simanjorang adalah salah satu Marga Batak dari Puak Marga Sinaga
Bahasa Batak Toba
Bahasa Indonesia
Hatiha i mandonghon ompung nami Cerita itu/alkisah mengatakan moyang kami
Simanjorang
sian
Pangaribuan. Simanjorang
bersal
dari
Pangaribuan.
Pangalahona jukat ido dibahen ma Kelakuannya jahat/bandal sehingga diberi
goarna Simanjurang. Pitu ma halahon nama Siamnjurang. Tujuh orang mereka ini
namarhaha maranggi, Simanjorang ma bersaudara, Simanjorang adalah anak yang
siampudan.
Leleng
diparlelengan paling
bungsu.
Lama
kelamaan
tolpusma tu son tu hasundutan manang menyeberanglah ke Hasinggahan atau arah
Sinaga Hasundutan. Si Manjorang si Barat
Pardandi
Parhasundutan.
Ro
maka
disebutlah
ma Parhasundutan. Si
dia
Sinaga
Manjorang yang manja
Universitas Sumatera Utara
245
marlange Simanjorang sahat tu Bonan suka merengek Parhasundutan. Simanjorang
Dolok
Aek
Sitapigagan
binanga menyeberang dari sebelah dengan berenang
nabolon ima binanga ni si Sagala. sampai di Bonan Dolok Sungai Sitapigagan,
Dungi jadi hatoban ni Raja Sagala ma yaitu Sungai Si Sagala.
Setelah itu Raja
ompu on sidegeon ma ompu on laho tu Simanjorang menjadi budak Raja Sagala,
ginjang dohot tu toru ni rumah. fungsinya sebagai pijakan kaki kalau naik
Partangisan manang na udean Raja turun rumah.
Sagala maruba-uba ukuranna olo balga Kuburan Raja Sagala dapat berubah-ubah
olo gelleng.
Ompungna ta najolo ukurannya kadang besar dan kadang kecil.
gelarna Ompu Bonan Dolok na hurang Raja Sagala gelarnya Ompu Bonan Dolok
alo on si Bolak mumbal-mumbal yang tidak bisa ditaklukkan .
omputa si unangbela ibana manampul mengatakan
terjadilah
Cerita itu
perang
antara
asu ibana i sulangi deba. Di hatiha i kekuasaan Sagala dengan negeri Seberang.
mandonghon jadi ma porang mangalo Peperangan bertujuan untuk menyandera
parbariba.
mambuat
Marporang
jolma
laho
manangko manusia/orang sebagai target perang, yang
mambahen akan dijadikan sebagai budak.
hatoban. Bolo Nadihasomalhon di Aek Kebiasaan
yang
diwariskan
di
Sungai
Sitapigagan batu dohot hau holan Sitapigagan batu dan kayu hanya marga
marga Sagala do naboi mambuat hau i Sagala yang bisa menebang/mengambilnya.
(hayu tualang), ipe ingkon marsantabe Hal itupun terjadi harus disertai etika/ permisi
ingkon
hohom
unang
margait-gait dan santun. Jangan menganggap remeh
pangalaho dohot pangkatai on.Bolo perbuatan maupun perkataan. Jika aturan
dituntun lomo na laho tusi
boi yang dipercaya ini dilanggar bisa saja kena
gadamom
gatal-gatal
on. gadam atau gatal-gatal yang kronis. Jangan
Unang dibuat hau laho parhau.
Di diambil kayu/pohon untuk dijadikan kayu
tingki
manang
Simanjorang
dibaen
jadi bakar.
hatobanna bolo borngin dang diboan tu Ketika Raja Simanjorang masih diberlakukan
jabu dibaen ma gabe sidege-dege on tu sebagai budak dan fungsinya sebagai anak
ginjang dohot tu toru ni jabu. Ditingki tangga ke atas rumah dan turun ke bawah,
sadari di bereng Simanjorang ma Ompu Ompu Bonan Dolok mengalami kekalahan
Bonan
Dolok
parporangan.
holan
natalu
Hape
di
di dalam perang. Sementara Raja Simanjorang
nalaho yang
ditinggalkan
di
kampung
juga
Universitas Sumatera Utara
246
marporang Ompu Raja Bonan Dolok tu membunuh para pria kampungnya.
huta
na
asing,
mamorangi
Raja
Suatu
Simanjorang ketika Raja Bonan Dolok pulang dari
(marbajo) angka jolma peperangan
membawa
kekalahan,
para
natinggal di huta. Ditingki sahali raja penduduk di kampung cerita tentang perilaku
Bonan Dolok mulak tu huta, angka Simanjorang kepada Raja Bonan Dolok
jolma nadi huta sarita tu Raja Bonan selama ditinggalkan. Oleh karenan itu, Raja
Dolok taringot tu pangalaho ni Raja Bonan
Dolok
berencana
membawa
Simanjorang bolo ditinggalhon di huta. Simajorang ke peperangan.
Alani
i
Raja
marsangkapma
Dolok “Oh
Bonan
Simanjorang
Raja peperangan?”
mamboan
maukah
Dijawab
si
Engkau
ke
Manjorang,
Simanjorang tu parporangan.
“Kenapa tidak mau Raja kami!”
“Oh Simanjorang olo do ho dohot tu
“Selama ini aku menunggu perintah, Raja!”
parporangan?” dialusi si Manjorang ma “Kalau begitu besok kita berangkat sama ke
“Boasa dang olo raja nami!
area
peperangan
besok.”
Kemudian
“Holan Paimahon hata ni Raja i do Simanjorang menjawab Raja Bonan Dolok,
nasaleleng on.”
“Raja kami! Biarkan aku sendiri yang
“Bolo boti marsogot rap ma hita tu luat menghadapi musuh kita itu.”
parporangan.”.Dungi
dialusi
Raja “Bah...seperti sombong Kau sama aku!”
Simanjorang ma Raja Bonan Dolok,
“Tidak Raja kami bukan begitu maksudku,
“Raja nami! Unang pola dohot hamu, aku berharap Raja kami jangan kena celaka.”
holan au pe mangalo musuh ta i.”
Setelah
“Bah...songon na teal ma ho tu au!”
kemenangan dan mereka pulang. Raja Bonan
berperang,
mereka
membawa
“Daong songoni maksud hu Raja nami Dolok berunding dengan sang istri perihal
asa unang hona mara do raja i.” Dungi Simanjorang.
talu ma musu i jala monang ma sida. “Bagaimana kalau Simanjorang ini kita
Dung mulak manasida tu huta, marhata jadikan menjadi menantu kita biar ada
ma Raja Bonan Dolok mangkatai ma membantu kita melawan musuh?” “Baik
dohot inanta soripada, “Boha bolo hita Raja! biar ada yang membantu Raja melawan
baen Simanjorang on gabe helanta asa musuh.” jawab istrinya. Suatu ketika Raja
adong
dongan
mangalo Bonan Dolok memanggil Simanjorang lalu
musunta?”“Denggan mai asa adong ditanya,
mangurupi ho Rajanami!” alusni inanta
“Simanjorang! Maukah menjadi menantuku
Universitas Sumatera Utara
247
soripada.Disada
tingki
Raja di rumah ini?”
dijou
Bonan Dolok ma Simanjorang jala
disungkun
Simanjorang,
ma
“Mau Raja!” Kemudian Raja Bonan Dolok
“Si menunjukkan
ketujuh
anak
gadisnya.
Manjorang! Olo do ho jadi helakku “Pilihlah samamu?” Anak gadis Raja Bonan
dongan di jabu on?” “Olo Raja nami!” Dolok cantik-cantik, tetapi ada seorang yang
Dungi dipatudu Raja Bonan Dolok ma agak kurang rupanya.
napitu boruna on. “Pillit ma na dia do “Kalau Raja mempekenan aku memilih anak
diho?” Boru ni Raja Bonan Dolok on gadisnya, kalau bisa tolong disuruh anak
uli-uli do holan sada do na humurang.
gadisnya besok pagi berjalan di Sungai
“Bolo diloas Raja i do ahu mamilih Sitapigagan!”
boru ni Raja i, bolo boi suru raja i ma “Kenapa seperti itu bicaramu?”
angka boru ni raja i marsogot mardalan
tu
Aek
Sitapigagan
an!”
songoni hatam?”
“Tidak Raja, Ibuku telah menasihatkan
“Boasa seperti itu kepada kami.”
“Kalau begitu, mereka bersedia besok pagi.”
“Daong Raja nami, ingkon songoni Pada pagi hari Simanjorang melihat pintu
tona ni dainang.”
Raja Bonan Dolok.
Anak pertama, kedua,
“Bolo songoni, sogot pagi rade ma ketiga, keempat, dan kelima anak gadisnya
nasida.”Manogot
ni
ari
ditatap si keluar berjalan ke sungai Sitapigagan sambil
Manjorang ma na pitu boru ni Raja mengangkat kain sarungnya, tetapi
anak
Bonan Dolok i. Lima halak boru nai gadisnya yang kelima tidak mengangkat kain
mardalan di aek Sitapigagan i huhut sarungnya
ketika
berjalan,
yaitu
anak
manintak paheanna tu ginjang asa gadisnya yang tidak begitu cantik rupanya.
unang maraek, alai adong do sada boru Kemudian Simanjorang memilih anak gadis
na
i
dang
mardalan
di
mangangkat
aek
i
ima
paheanna yang kurang cantik itu karena walaupun
boruna kurang parasnya tapi perilakunya baik karena
nahumurang rupana ima boruna si hal itu terlihat dari cara berpakaiannya. Anak
nomor lima. Jala boru na humurang uli gadis Raja Sagala yang lain berwajah cantik
on do dipillit Simanjorang alana nangpe tetapi
hurang uli rupana alai rohana tung bajunya
ketika
melewati
supaya
mansai uli do alana tarida do sian merupakan
air
mengangkat
jangan basah. Hal
pantangan
pangalahona ima taringot tu marpahean masyarakat Batak.
bagi
ini
kebiasaan
Perilaku ini dapat
i na pantun. Alana dihasubanghon do mencerminkan tinggi hati.
“Bekerjalah
Universitas Sumatera Utara
248
manait
paheanna
di
tonga engkau menantuku!” kata Raja Bonan Dolok
mangajana.“Mangula ma hamu, Amang kepada Simanjorang.
Hela!” ninna Raja Bonan Dolok tu Si
“Ini kerbau, kuda, mas, ringgit!”
Manjorang.
“Aku tidak mau, Raja!” jawab Simanjorang.
“Nion horbo, hoda, mas, ringgit!”
“Tidak katanya, jadi apa yang bisa kami
“Dang olo ahu Raja nami!” alus ni kasih?”
Simanjorang.
“Kemungkinan Perkampungan yang perlu?”
“Jadi aha leanon tu ho Simanjorang?” kata Raja Bonan Dolok.
tanya Raja Sagala, lalu dia berpikir,
“Tano
“Ya Raja!” jawab Simanjorang. Raja Bonan
do haroha lehononhu tu ho” Dolok memberikan perkampungan mulai dari
ninna Raja Bonan Dolok.
Sijagar-jagar sampai ke Simargantuk-gantuk
“Ido Raja nami!” alus ni Simanjorang.
Silalahi. Demikianlah kisah Simanjorang
“Lehonon hu tu ho tano!” “Nauli Raja memiliki tanah ulayat perkampungan di
Nami!” jawab Simanjorang. Dilehon Hasinggahan.
ma tano mulai sianSijagar-jagar ma berketurunan
Singkat
dan
cerita
sudah
Raja
berregenerasi
huleon tu ho sahat tuSimargantuk- mendiami sepanjang Hasinggahan sampai ke
gantukSilalahi, ido turi-turian asa dapat Silalahi. Namun, Raja Simanjorang memilih
tano Simanjorang di Hasinggahan on. tinggal di Pegunungan agar dia tidak bisa
Jala ima pardapotna leleng ni lelengna sembarang
dilihat.
Kekuatan
ilmunya
dilean ma tanona. Pendek ceritana, membuat mata para musuhnya mejadi seperti
martubu-tubuan ma ibana manggora melihat lautan kalau ingin menyerangnya.
pamoro, dilehon ma tano on. Alai bolo Simanjorang
mendirikan
rumahnya
di
Simanjorang parhutaan na di Dolok, di perbukitan, kalau datang musuh jadi seperti
san pe ibana dang boi berengon ni lautan
sehingga
tidak
bisa
berhadapan
tidak
sembarang
jolma, alana na jolo maralo do angka langsung dengan dia.
jolma na humaliangsa. Bolo dang togu Dahulu
kala
manusia
hadatuonna ingkon talu ma ibana tu melewati perkampungan orang, harus sopan
musu na. Dibaen ibana di dolok an dan beretika datang bisa ditangkap tidak
inganan asa bolo rope jolma alonagabe diizinkan pulang. Dipenjarakan dan diberi
boi ma dibaen songon tao dibereng makan dan diberitahukan kepada pihak
ibana hutaon asa dang boi jolma taripar keluarganya supaya ditebus. Namun, kalau
hutaon, di si ma ibana.
tidak ditebus bisa-bisa dimakan karena pada
Universitas Sumatera Utara
249
Alana najolo dang boi sembarangan masa itu masih berlaku memakan daging
taripar jolma, ingkon pantun do jolma manusia yang dianggap musuh.
ro tu huta on, olo gabe ditangkup dison Pesan Raja Bonan Dolok kepada generasinya
dang boi mulak.Dihurung jala dilean dan kepada semua manusia sekitarnya yang
mangan, jadi memang disuru paboahon, berkunjung ke daerah itu.
bolo dang boi ditobus songon dia dang “Kalau ada orang mengambil air ini, harus
diboto dibaen be on, ala na na jolo masa permisi dengan marga Sagala tidak bisa
do dialang ni jolma.
Tona
ni
Raja
marga lain.”
Bonan
Dolok
tu “Kalau
pinomparna dohot tu jolma humalingsa.
mau
mengambil
airnya
harus
membawa sesajen.”
“Bolo adong do jolma mambuat aek on Persembahannya berupa makanan, bisa sirih,
ingkon marsantabitu
marga Sagala
dang boi marga na asing.”
ayam
dilepaskan,
kambing
dilepaskan
sebagian bisa dipotong.
“Molo naeng mambuat aekna ingkon Kalau meletakkan perangkap ikan di Sungai
boanon ma siluana .”
Sitapigagan berbeda dengan kebiasaan di
Siluana i lapatannasipanganon, boi do tempat lain. Contohnya
biasanya arah
napuran, manuk dipalua di si, hambing perangkap diletakkan sehadapan dengan hilir,
adong di palua deba adong di potong i tetapi di Sungai Sitapigagan harus diletakkan
si.
ke arah hulu. Namun, bisa saja diarahkan ke
Bolo manaon bubu marimbar do di si, hilir dan kemungkinan besar dapat ikan yang
contohnya ta taon bubu di si ingkon tu banyak, tetapi jangan sekali-sekali diulangi
taruoan sunggapana molo biasa, molo bisa saja dia mendapat ikan yang sudah
di
si
ingkon
tu
dolok.
Alai
boi dibakar sehabis itu jadi gilalah orangnya.
sunggapan dibahen tu toruan holan “Kalau
kamu
memancing
ke
sungai
sahali jala gok do annon isi ni bubu i. Sitapigagan bisa, tetapi kalau sudah dapat satu
Alai
unang
dipadua
hali,
bolo jangan diulangi lagi!”
diulangkon ingkon dapotna ma ihan “Kalau diulangi bisa jadi gila di situ.”
nahona tutungan dungi jolma nai gabe Kalau memuja/menyampaikan sesajen ke
gila ma annon i.
daerah itu dibawa kambing dilepas tapi ada
“Bolo manghail hamu tu aek i boi do, dipotong di situ, bisa juga ayam dilepas di situ
alai bolo nung dapot sada sotung kalau itu permintaan arwah yang datang,
diulahi!”
kalau potong katanya hurus dipotong. Ada
Universitas Sumatera Utara
250
“ Bolo diulahi ingkon tagamonna ma ikan batak yang besar-besar di sungai itu
rintik.”
tetapi tidak bisa sembarang ditangkap sampai
Bolo martonggo tu luat i diboan ma
sekarang. Hal ini disebabkan nasihat-nasihat
hambing laho dipalua alai adong diseat dan
pesan orang tua terus diturunkan.
di si, boi do manuk dipalua disi molo Menurut informasi dari kampung itu petaka
didonghon
naro
“Potong! akan terjadi kalau melanggar aturan yang
ai,
Ina.Ingkon potongna do. Palua! ina
sudah
diwariskan.
Kalau
niat
untuk
palua do.”Adong do ihan i aek i jala
menangkap sebanyak-banyaknya diteruskan,
balga alai dang boi itangkupon i. Bolo pada akhirnya akan dapat ikan bakar sebelah.
tu toruan annon sunggapan ni bubu olo Artinya akan terjadi malapetaka.
gok do anon bubu i isina ihan, alai so Tetapi bisa saja dapat ikan yang banyak
tung unang diulahi padualion gabe apabila terlebih dahulu minta izin dan
rintik be. Memang rodi sonari godang memberikan persembahan kepada roh-roh
na masa songoni di si. Jala molo i Ompu Bonan Dolok.
ulangkonpe imana ma mardabu-dabu Pesan Ompu Bonan Dolok satu lagi,
bolo adong namasa tu ibana.
Bolo “Kayu
manghail di si olo do dapot ihan na
tualang yang tumbu di
Sungai
Sitapigagan jangan ditebang atau dipotong
honatutungan, olo matutung sambola, rantingnya!
Karena
sebagai
tanda
sambola tata.
pekuburanku itu kepada generasiku.”
Boido godang dapot ihan bolo diantusi.
Sungai Sitapigagan mengalir dari Ronuan
“Ingkon lehononna parsantabian dohot sampai ke Bonan Dolok.
Ronuan adalah
mangido denggan tu sumangat ni Ompu daerah perpisahan sungai Sitapigagan dengan
i Bonan Dolok.”
Sungai Silalhi dan Sungai Si Ringo. Sungai
Tona ni Ompu adong sada nai,
Sitapigagan ke Bonan Dolok.
“Hau tualang na adong tubu di aek Ikan yang ada di sekitar Sunngai itu adalah
sotung ditaba manang dirantingi hamu! jenis ikan batak. Ukuran ikan tersebut sekitar
Alana tanda-tandaku tu pinompar hu.”
satu kilogram satu ekor atau lebih. Hal
Aek Sitapigagan mamolus mulai sian disebabkan jarang orang ke sana memancing
aek Ronuan torus taripar tu Bonan karena pesan warisan dari orang tua-orang
Dolok.Sian Ronuan marsirang ma aek tua. Dahulu kala masa penajajahan Belanda
Bonan
Dolok
aekSiringo
dohot
aek
Silalahi beberapa kali Belanda ingin mengeksplorasi
ke daerah tersebut tetapi tidak pernah sampai
Universitas Sumatera Utara
251
Holan ihan batak adong do disi dang ke sana. Hanya daerah ini yang keramat yang
adong ihan na lain. Ihan batak i sonari tidak bisa dikuasai Belanda.
Sedangkan
adong do sakilo sada manang lobi. Gunung Punsit Buhit sudah sampai ke
Alana dang piga jolma na olo mangkail puncaknya mereka jalani, tetapi kalau Sungai
tu tu si alani poda-poda ni natua-tua . Sitapigagan tidak bisa didatangi siapa pun.
Hatiha i masa ni penjajahan Bolanda Ada dua sungai itu, satu yang besar satu lagi
mandonghon
piga
hali
Bolanda
ronaeng mangarajai on alai dang hea
yang
kecil.
Cerita
sungai yang besar.
Sadangkon Banyak jadi orang gila di Bonan Dolok
pusuk buhit nunga lopus Bolanda tu karena
dolok nai, alai bolo
diwariskan
mengatakan sungai yang kecil lebih keramat
boi sahat. Holan on do keramat na so dibandinkan dengan
boi di taluhon Bolanda.
yang
menganggap
remeh
atau
tidak
tu binanga menghiraukan pesan leluhurnya.
Sitapigagan dang boi manang na ise pe
ro tusi. Adong do dua aek i, sada mai
aek na bidang jala sada nai aek na
memet.
Hatiha i mandonghon aek
namemet on do lebih sakti sian aek na
bolon i. Godang do rittik jolma di
Bonan
Dolok
alana
margait-gait
manang salpu di tona manang na poda
i.
BATU HOBOL
Narasumber : Apa Rusda Galingging
Umur: 56 Tahun
Alamat: Desa Parbaba Kec. Pangururan Kab. Samosir
Bahasa Batak Toba
Bahasa Indonesia
Batu Hobol on parjabuan ni si Raja Batak Batu Hobol ini merupakan perkampungan
Universitas Sumatera Utara
252
na jolo i. Ompu si Raja Batak Najolo mar Si Raja Batak pada masa lampau. Ompu
huta mamopar Raja Uti, limbong, sagala Si Raja Batak beranak Uti, Limbong,
raja saribu raja, malau. Saribu raja naung Sagala Raja, Sari Raja, Raja Malau. Saribu
marporhas tu si Boru pareme. Marjuma Raja sudah terlajur saling menyayangi
ma si boru pareme dohot si Saribu. Dungi walaupun masih sedarah (marporhas).
jumpa ma tingki mamuro di juma, lao ma Suatu ketika Saribu Raja sedang di ladang
si boru pareme manaruhon si panganon ni lalu
si
Boru
si Saribu Raja di Balian dohot ibotona si bekalnya
ke
Pareme
mengantarkan
ladang.
Saribu
Raja
Boru pareme pahimpu on angka batu- mengumpulkan batu-batu di ladang. Pada
batuma di balian. Ujungna maroha-roha akhirnya mereka kawin sedarah dengan
jala dos ma rohana dohot ibotona si Boru saudaranya Boru Pareme. Oleh karena itu,
Pareme.
Dungi muruk ma haha angina saudara-saudara Saribu Raja marah dan
ditahi nasida ma mambunuh Saribu Raja. mereka sepakat untuk membunuh Saribu
Marningot i si Saribu Raja lintun ma jala Raja.
Saribu Raja mendengar rencana
sude arta mas ni nasida ditanom ma di toru saudara-saudaranya
maka
ni batu i. Jala ditonahon do tu pinomparna Harta pusaka keluarga
so tung diumpat manang dihusor batu i.
larilah
dia.
Si Raja Batak
ditanam Saribu Raja di bawah batu. Dan
dipesankan
kepada
generasinysa
biar
jangan digeser-geser batu itu.
IKAN PORA-PORA (GUDALAP) SIPANGKAR
MARTUA PARLOMBUAN
Narasumber: Sihaloho
Umur: 65 tahun
Pekerjaan: Bertani
Alamat: Desa Parbaba Kec. Pangururan Kab. Samosir
BAHASA BATAK TOBA
Ihan
pora-pora
(Gudalap)
BAHASA INDONESIA
i
Martua Ihan pora-pora (Gudalap) i Martua
Parlombuan marga Sipangkar.
Rupana na Parlombuan
marga
Sipangkar.
nahona hunikan, hona tutung.
Inganan on Warnanya kuning, seperti kena bakar.
Universitas Sumatera Utara
253
marguru sarune na Martua Parlombuan. Tempat inidigunakan untuk bersemedi
Bolo mangkail dang boi pitu ari padodot. kalau
ingin
Bolo mangkail pitu ari padodot ingkon sarune/jenis
pintar
seruling
dapotna ma ihan si tolu rupa, ima. Bolo dung Parlombuan.
memainkan
Martua
Kalau memancing di
dapat i ingkon tagamon na ma ro namasa tu sungai itu tidak boleh tujuh hari
ibana alana sada tanda do i jala dang berturut-turut. Kalau memancing tujuh
tarambatan.
hari berturut-turut akan dapatnya ikan
Sombaon maringanan di luat i tubu do bulu tiga rupa. Kalau sudah dapat ikan jenis
bolon, jala aek dang hea marsik di si. Dang ini maka akan terjadi marabahaya
boi sembarang mambuat parhau di si. Jala kepada orang yang memancing tersebut
adong di si ihan batak alai dang boi dibuat hal ini tidak terelakan lagi.
on.
Penunggu daerah itu tinggal di rumpun
bambu dan pohon
yang tumbuh di
sekitar itu. Air sungai ini tidak pernah
kering.
Tidak
bisa
sembarang
mengambil kayu dari daerah itu. Ikan
Batak pun ada di situ tapi tidak bisa
diambil
Hau Jior Ni Situmorang
Nara Sumber: AP. Pardi Situmorang
Umur: 65 Tahun
Pekerjaan: Mantan Kepala Desa
Desa Parbaba
Bahasa Batak Toba
Bahasa Indonesia
Mulani jior tingki mamuka huta ingkon Asal mula pohon jior Situmorang di desa
suanon do sada hau boi da jabi-jabi, boi Parbaba, menurut cerita yang diwariskan
hariara boi jior asa adong pareat-eatan ketika merintis perkampungan di setiap
ni Situan gading habonaran, boru namora
desa harus menanam pohon bisa jabi-jabi,
panginganan ni huta . Jala ingkon boanon bisa beringin tujuan sebagai tempat ber-
do tusi itak nabontar, rondang, pusuk gelantungan para dewa yang tinggal di
Universitas Sumatera Utara
254
pandan, dohot bane-bane. Jala dohonon do perkampungan itu. Saat mananam pohon
di tinggki manuan hau i tu Situan Gading ini, para pengetua warga kampung harus
Boru Namora Huta i, “Dihamu Boru membawa itak (sagun putih), emping,
Namora dohot Habonaran ni Huta Situan pucuk pandan, dengan bane-bane.
Para
Gading Habonaran ni huta on, husuan ma tetuah mengatakan kepada Situan Gading
hau on asa adong pareat-eatan muna asa Boru Namoran Huta (Sebutan untuk para
adong inganan muna, alana hamu do Dewa yang mendiami perkampungan)’
jumolo sorang dohot jumolo tandang tu “Boru Namora bersama Habonaran ni
jaean tu juluan tu tampahan ni huta on asa Huta Situan Gading Habonaran ni huta,
gabe parorot hamu tu hami namangingani pohon ini kami tanam agar tersedia
huta on.”
tempat/rumah bergelantungan, karena para
Jala bolo sangap do binahen tu Boru dewa yang pertama lahir dan lebih dahulu
Namora dohot Habonaran ni Huta i ingkon menguasai perkampungan ini agar para
dang pola male jolma di huta i. Balikna dewa
yang
menjadi
pelindung
dan
bolo dikotori do hau i ingkon hansitma pertahanan kami di perkampungan ini.”
ngoluna.
Kalau kita hormat kepada Boru Namora
Rupani i na somal boru-boru do jala dan kepada Habonaran ni Huta biasanya
marbaju nabontar. Bolo peleon hau ingkon tidak pernah kelaparan atau menderita
hambing nabontar dohot pargonci manang kemiskinan
gondang.
perkampuangan.
Sebaliknya kalau tidak dihormati atau
Tona ni Ompu Sijolo-jolo tubu tu hami dirusak/dinistai
pinomparna,
warga
pohon
tersebut
pasti
hidupnya akan menderita.
“Tung naso jadi parhau on ranting na pe Wujud para dewa dewi perkampungan ini
bolo madabu.”
biasanya wanita yang mengenakan baju
Situmumorang jonok ni hau i nung sintua putih. Jika ingin memberikan sesajen
martahi ma manaba hau i alana nunga kepada para penghuni pohon Jior harus
maralo dohot haporsea onna. Dang sadia memotong kaming putih diiringi dengan
leleng pintor rumpakma dangkana ditipa musik, yaitu Gondang (Gonci).
ma bagasna sampai bola dua. Olat ni i Pesan (tona) nenek moyang Situmorang
dang olo be ibana mangunjuni i.
yang mendiami perkampuangan itu,
“Ranting dan pohonnya yang jatuh tidak
bisa dijadikan menjadi kayu bakar.”
Universitas Sumatera Utara
255
Marga Situmorang yang tinggal dekat
pohon
tersebut
setelah
penjadi
penatua/pengurus gereja ada berencana
menebang pohon tersebut karena dia
merasa
tidak
sejalan
kepercayaannya.
lgi
dengan
Namun, tidak berapa
lama pohon tersebut tumbang cabangnya
dan menimpa rumahnya sampai pecah.
Setelah itu dia tidak mau lagi mencobacobanya.
Jabi-Jabi
S. Siregar
Umur: 61 tahun
Alamat: Desa Muara Kab. Tapanuli Utara
Bahasa Batak Toba
Bahasa Indonesia
Najolo bolo pature huta ingkon suanon do Dahlu kala awal warga perkampuangan
pagar ni huta asa adong pareat-eatan ni membuka perkampuangan, mereka harus
namarhuta pangianginan ni huta.
menanam pagar perkampuangan sebagai
Tona ni Ompu i najolo sahat tu sonari,
wadah/hunian bergelantungan penghuni
“Dang boi dangkaan manang rantingan magic perkampungan.
manang ni ise mandangkaan ingkon ro do Pesan para leluhur dahulu kala sampai
mara tu ibana !”
sekarang,
Jala hea do dipelehon hambing putih “Pohon itu tidak bisa dirantingi atau
dohot lombu putih jala margondang. ditebang,
barang
siapa
yang
berani
Adong do hea manjangkit i hape madabu menebang akan dapat azab, petaka!”
jala pintor mate .
Pohon ini diberikan sesajen dengan seekor
Partanda naboi dilapatan i jolma na kambing putih dan lembu putih dan
humaliangsa adong soara boringinnai sian diiringi gondang/gonci.
hau i. Bolo marsoara panginganan gabe Pada suatu ketika ada warga pernah
sada tanda doi.
Bolo tio suara i tanda memanjat pohon tersebut lalu tiba-tiba
Universitas Sumatera Utara
256
pangulaan denggan doi. Alai bolo suarana jatuh dan meninggal.
hurang
denggan
manang
marporo, Tanda-tanda yang bisa dimaknai dari
paboahon naeng adong namasa nahurang pohon itu adalah suara yang berasal dari
denggan di huta.
Bolo mangkuling pintor pohon tersebut.
marpungu ma sude angka natua-tua laho pohon
Jika suara penghuni
tersebut
jernih
dimaknai
mambege dohot mangalapati suara ni penghasilan dari sawah, ladang, dan
pangingan ni jabi-jabi i. Bolo ditabai, bolo ternak akan membaik. Akan tetapi kalau
didangkai ingkon tagamonna nahurang suara tersebut tidak bagus atau agak serak
denggan.
pertanda
ada
bakal
kejadian
yang
Bolo pagar ni huta adong di suan ganup menyedihkan di perkampungan tersebut.
huta ima hau hariara manang na jabi-jabi.
Jika warga mendengar suara yang tidak
baik
ini,
para
tokoh-tokoh
warga
berkumpul dan memaknai suara yang
berasal dari jabi-jabi tersebut.
pohon
itu
ditabang
atau
Kalau
cabangnya
dipotong akan ditimpa celakalah dia.
Mual Singkoru
Pohon
yang
dianggap
pagar
Galungan
perkampungan jenisnya beringin atau jabi-
Di mual adong do sibahut nasa harpe jabi dan ditanam di setiap kampung.
manang nasa anduri dohot guria nasa balga
ni ulu ni hoda.
Mual Singkoru Galungan
Dang boi di si panangko, dang boi Di dalam air ini ada ikan lele sebesar
mambolongkon sembarang sampah. Jala tampi beras dan kepiting sebesar kepala
dang boi mambunuh sagala pinahan na kuda. Warga tidak bisa mencuri, tidak
adong di si.
Sarita
na
bisa sembarang membuang sampah. Dan
Simarmata
namarhahamaranggi.
Sigalingging Raja.
marbada
Anak
i tidak bisa membunuh segala jenis hewan
ni yang ada di situ.
Sahata ma nasida Ceritanya, Marga Simarmata berkakelahi
naeng mambunuh anggina si Balige raja. bersaudara atau kakak adik.
Putra
Jala diungsihon ma angginanon tu huta na Sigalingging sepakat ingin membunuh
lain. Ima tu parhutaan ini.
saudaranya Si Balige Raja sehingga
mengungsilah dia
ke
perkampuangan
Universitas Sumatera Utara
257
tersebut.
BORU SARODING
(diceritakan oleh: Suhunan Situmorang).
Bahasa Batak Toba
Bahasa Indonesia
Sada Tikki, di parnangkok ni mataniari,
laho do manussi pahean huhut naeng
maridi Boru Saroding tu tao Toba. Huta ni
natorasna di holang-holang ni PalipiMogang do, marbariba ma tu Rassang
Bosi dengan Dolok Martahan. Nauli do
rupani boru Saroding on. Imana ma inna
na umbagak sian boru Pandiangan uju i.
Tung mansai bahat do ro baoa manopot
ibana, sian huta na dao dohot bariba ni tao
pe ro do naeng patuduhon holong tu ibana.
Alai dang adong manang sada naboi
mambuat rohana; namora manang najogi,
mulak balging do sude.
Suatu masa, saat terbit matahari, Boru
Sarunding pergi ke Tao Toba untuk
mencuci pakaian. Perkampungan orang
tuanya di antara Palipi dan Mogang,
bersebelahan dengan Rassang Bosi dengan
Dolok Martahan. Boru Sarunding berparas
cantik. Dia, gadis boru Pandiangan yang
tercantik pada masa itu. Banyak pemuda
tampan dan kaya yang melamar dia yang
berasal dari berbagai daerah termasuk
daerah seberang Tao. Namun, tak satu
orang pun yang berkenan di hati Boru
Sarunding teradap para lelaki tampan dan
kaya tersebut. Oleh karena itu, semua para
lelaki yang mendekati Boru Sarunding
Alai dang adong lahi-lahi i namarhansit pulang tidak berhasil mempersuntingnya.
roha dibahen ibana, tungpe dang dioloi
ibana hata ni akka panopot i. Natorasna,
Guru Solandason, tung mansai longang do Namun, para lelaki itu tidak ada yang sakit
mamereng boruna nasasada on. Parsip do hati atas perlakukannya, walaupun tidak
boru saroding on, malo martonun, ringgas disepakati kehendak para lelaki yang
Orang tuanya, Guru
mangula ulaon, ba sandok tahe tung melamarnya.
mansai las do rohani natorasna mangida Solandason sangat heran melihat anak
pangalahona.
Naburju
do
ibana gadisnya yang satu ini. Boru Sarunding
marnaatoras songonni nang mardongan, memiliki sifat pendiam, pintar bertenun,
jala somba marhula-hula. Bah, tung si rajin bekerja sehingga orang tuanya
pilliton ma nian ibana gabe parsonduk senang melihat karakter anak gadisnya.
Dia sangat baik terhadap orang tua dan
bolon nang gabe parumaen.
terhadap sahabat, serta tunduk marhulaTikki martapian Boru Saroding huhut hula . Oleh karena itu, banyak orang
manganggiri obukna na ganjang jala berkehendak menjadikan menantunya.
mansai godang i di topi ni tao i, ro ma
sada solu manjonohi ibana. Pangisi ni solu Saat Boru Sarunding mandi sambil
on sahalak baoa, jongjong di solu na. Tung mencuci rambutnya yang panjang dan
mansai tongam, jogi, jala marpitonggam lebat di tepian Danau, datanglah sampan
Universitas Sumatera Utara
258
do rumangni baoa parsolu on. Mamereng
rumangna dohot paheanna ulos Batak
namansai bagak, hira na so partoba do
ulaonna; nasomal jala jotjot marhumaliang
di tao i. Lam jonok, lam mallobok ma
tarottok ni boru Saroding. Ai ise do
nuaeng baoa on, sukkun-sukkun ma
rohana. Solu i pe lam jonok ma attong tu
paridianna. Dipahatop boru Saroding
pasidungkon partapiananna, ala maila
ibana adong sada baoa naposo mamerengmereng ibana.
Hatopma boru Saroding mangalakka tu
jabuna, alai pintor dipangkulingi baoa par
solu i ma ibana: “Boru nirajanami, ai
boasa hamu humibu-hibu mulak?”.
Songgot ma rohani boru Saroding, dipaso
ibana ma lakkana, huhut ditailihon tu lahilahi namanjou i. Bah, tung mansai jogi jala
tongamma baoa on, inna rohana. Didok
ibana ma sidalianna nanaeng godang dope
siulaon na di jabu, ido umbahen hatop
ibana mulak. Marsitandaan ma nasida,
dipaboa lahi-lahi ima asalna sian dolok ni
Rassang Bosi-Sabulan namargoar “Ulu
Darat”. Disi do inna ibana maringanan.
Dipatorang baoa ima aha do sakkapna
mandapothon
boru
Saroding,
jala
dipangido ibana ma asa dipantadahon tu
natua-tuani boru Saroding. Ala pintor
lomo rohani boru Saroding marnida baoa
i, las ma tutu rohana; rap mardalan ma
halahi tu hutana. Hurang tibu nian didok
rohana sahat tu huta, asa pintor
dipatandahon baoa i tu natorasna.
Longang ma natoras dohot akka iboto
nang anggina ala ro sian tao boru Saroding
mardongan sada baoa. Sude do halahi
pintor tarhatotong mamereng bohi dohot
pangkataionni lahi-lahi i. Songon na hona
dorma do halahi mamereng bagak ni
rumang ni lahi-lahi i. Pamatang na pe
mansai togap. Jeppet ni hata, dihatahon
lahi-lahi
ima
sakkap
na, naeng
pangidoonna boru Saroding naeng gabe
medekat kepadanya.
Penumpangnya
seor