Tinjauan yuridis Terhadap Keabsahan Produk Makanan Tanpa Label Halal Bagi Konsumen Muslim (Studi Pada MUI Medan)

ABSTRAK
Dr. Rosnidar Sembiring, S.H., M.Hum 1
Prof. Dr. Hasim Purba, S.H., M.Hum 2
Arsyad Subhan Purba 3
Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen, perlindungan konsumen diartikan sebagai segala upaya yang
menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen.
Klausul dari Pasal 1 angka 1 Undang-undang Perlindungan Konsumen ini, telah memiliki
kejelasan. Klausul yang menyatakan “segala upaya yang menjamin adanya kepastian
hukum”, di harapkan sebagai benteng untuk meniadakan tindakan sewenang-wenang
yang merugikan pelaku usaha, hanya demi perlindungan konsumen.
Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah: 1. Bagaimana kajian yuridis tentang label halal pada Majelis Ulama Indonesia
(MUI) ? 2. Bagaimana kajian yuridis tentang perlindungan Konsumen? 3. Bagaimana
kebasahanan produk makanan tanpa label halal bagi konsumen muslim?
Metode pendekatan yuridis normatif ini digunakan dengan maksud untuk
mengadakanpendekatan terhadap masalah dengan cara melihat dari segi peraturan
perundang-undanganyang berlaku, dokumen-dokumen dan berbagai teori. Pendekatan
yuridisnormatif dan yuridis empiris dalam penelitian ini dilakukan dengan cara meneliti
sumber-sumber bacaanyang relevan dengan tema penelitian, yang meliputi penelitian
terhadap asas-asashukum, sumber-sumber hukum, peraturan perundang-undangan yang

bersifatteoritis ilmiah yang dapat menganalisa permasalahan yang akan dibahas.
Kesimpulan Label memiliki kegunaan untuk memberikan informasi yang benar,
jelas dan lengkap baik mengenai kuantitas, isi, kualitas maupun hal-hal lain yang
diperlukan mengenai barang yang diperdagangkan. Hukum perlindungan konsumen yang
mengatur mengenai pemberian perlindungan terhadap konsumen dalam rangka
pemenuhan kebutuhannya sebagai konsumen. Perlindungan konsumen juga mengatur hak
dan kewajiban dari konsumen, hak dan kewajiban dari pelaku usaha, serta hak dan
kewajiban mempertahankan hak dan kewajiban tersebut. Keabsahan dan labelisasi halal
sangatlah penting untuk menenteramkan umat Islam Indonesia pada khususnya dalam
memilih makanan dan minuman, karena dengan demikian umat muslim dapat dengan
mudah untuk memilih dan mengetahui mana produk yang boleh dan mana produk yang
tidak boleh dikonsumsi sesuai dengan ajaran agama Islam.
Saran Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan penggunaan label halal belum
ada Undang-undang khusus yang dapat digunakan sebagai pedoman tentang label halal.
Pemerintah Indonesia dalam penerapan beberapa Undang-undang, seperti Undangundang Perlindungan Konsumen belum cukup mengatur instrumen hukum perlindungan
konsumen tersebut. Pemerintah Indonesia dalam melakukan keabsahan suatu produk
makanan tanpa label hal bagi konsumen belum terlaksananya secara penuh.
Kata Kunci :

1

2

Tinjauan Yuridis, Keabsahan Produk, Makanan, Label Halal, Konsumen,
Muslim, MUI, Kota Medan

Dosen Pembimbing I, Depertemen Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Dosen Pembimbing II, Depertemen Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara
3

Mahasiswa Depertemen Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara