Kehidupan Sosial-Ekonomi Buruh Kebun Tanjung Kasau Tahun 1970-2005

BAB II
GAMBARAN UMUM KEBUN TANJUNG KASAU
Sebagai pengantar bab, di dalam Bab II ini akan menceritakan secara umum
Kebun Tanjung Kasau seperti letak geografis Kebun Tanjung Kasau, curah hujan,
suhu udara dan menguraikan bagaimana perkembangan Kebun Tanjung Kasau secara
umum dalam menghadapi penurunan produksi dan kemudian melakukan kebijakan
konversi tanaman dari

karet menjadi kelapa sawit. Peralihan komoditi itu juga

didukung oleh kondisi lingkungan yang tidak cocok untuk ditanami karet sehingga
banyak hama yang berkembang biak serta memerlukan banyak tenaga kerja.
2.1 Letak Geografis
Kebun Tanjung Kasau berada di Desa Tanjung Kasau Kec. Sei Suka Kab.
Batu Bara dan berada diluar kota Tebing Tinggi yang jaraknya ±17 km dari pusat
kota yang mengarah ke kota administrasi Batu Bara dan merupakan daerah yang
memiliki daerah terdekat dengan pesisir pantai ±17 km serta tinggi lokasi Kebun
Tanjung Kasau ±9 mdpl s/d ±12 mdpl. Kebun Tanjung Kasau terletak di Kabupaten
Batu Bara yang berbatasan dengan :
Barat : Berbatasan dengan PT Gotong Royong
Timur : Berbatasan dengan PT Moeis

Utara : Berbatasan dengan PTPN III Sei Semujur
Selatan : Berbatasan dengan Sungai Merah

16

Universitas Sumatera Utara

Suhu udara yang ada di Kebun Tanjung Kasau berbeda-beda karena wilayah
Kebun Tanjung Kasau tidak terletak disatu desa saja tetapi ada beberapa desa yang
berada dekat dengan sungai, ada juga yang berada didataran tinggi. Wilayah Kebun
Tanjung Kasau yang berada di Desa Tanjung Kasau memiliki suhu udara yang lebih
dingin dan sering terkena banjir karena berada dekat dengan aliran sungai besar yaitu
sungai seisuka. Sedangkan Kebun Tanjung Kasau yang berada di Desa Laut Tador
suhunya netral karena masih berada disekitaran lingkungan rumah penduduk
sehingga tidak hanya tanaman perkebunan yang ada melainkan banyak jenis
tanaman. Dan Kebun Tanjung Kasau yang berada di jalan lintas memiliki suhu cukup
panas karena tidak ada aliran air dan juga jauh dari pemukiman. Curah hujan yang
berada disekitar Kebun Tanjung Kasau tidak stabil dan mengakibatkan penurunan
produksi.


2.2 Kebun Tanjung Kasau Tahun 1970-2005
Perkebunan memang menjadi salah satu penyokong perekonomian Indonesia.
Namun, untuk tetap menstabilkan ekonomi dari perkebunan tidak semudah yang
dibayangkan. Ada kalanya hasil produksi perkebunan terus meningkat sehingga
muncul sikap percaya diri akan hasil beberapa tahun kedepan. Hal itu hanya sebuah
khayalan semata karena tidak selamanya terus terjadi peningkatan produksi. Ketika

17

Universitas Sumatera Utara

apa yang dikhayalkan berbanding terbalik dengan kenyataan, muncullah suatu
kecemasan dan mulai melakukan proses dari nol lagi.
Perkebunan yang pernah juga mengalami masa kejayaan dengan peningkatan
produksi dan kemudian juga mengalami masa krisis dengan menurunnya produksi
komoditi adalah Kebun Tanjung Kasau. Kebun Tanjung Kasau merupakan salah satu
anak cabang dari Perusahaan Perkebunan Daerah Sumatera Utara yang menghasilkan
komoditi andalan karet pada tahun 1967 s/d tahun 1992. Setelah Tembakau Deli
yang pernah menjadi primadona di pasaran dunia, karet juga pernah menjadi
primadona bagi pengusaha perkebunan baik pemerintah maupun swasta. Terlihat

bahwa penyebaran karet tidak hanya berada di Jawa tetapi di luar Pulau Jawa seperti
Aceh, Sumatera Utara, Tapanuli, Kalimantan dan daerah lainnya. Karet menjadi
primadona dipasaran dunia ketika diciptakannya ban pompa yang kemudian
berkembang menjadi ban mobil.
Pada tahun 1970 Kebun Tanjung Kasau mulai melakukan perekrutan buruh
secara besar-besaran karena pada tahun ini pihak perkebunan akan mulai
mengembangkan kembali kebun karet yang telah rusak akibat ulah penduduk.
Mulailah direkrut buruh dari Jawa khususnya dan juga buruh dari Sumatera. Pada
tahun ini areal kebun karet masih berada di Desa Tanjung Kasau belum meluas
hingga ke desa lain.

18

Universitas Sumatera Utara

Tanaman karet lebih banyak ditanam di luar Desa Tanjung Kasau karena
sebagian besar tekstur tanah yang ada di desa itu basah atau rawa-rawa sehingga
tidak cocok untuk ditanami karet.14 Apabila musim hujan terjadi maka mudah untuk
tergenang air bahkan bisa mengakibatkan banjir. Padahal peninggalan bangunan
yang sudah dibangun ketika masa penjajahan masih ada namun tidak semuanya

difungsikan.
Perkembangan produksi karet dari tahun ketahun mengalami kestabilan dan
juga peningkatan sebelum tahun 1990. Namun, pada tahun 1990 terjadi penurunan
produksi akibat curah hujan yang cukup tinggi dan karet terserang banyak hama
sehingga pihak perkebunan mengalami kerugian. Untuk mengatasi hal tersebut tidak
secepat membalikkan telapak tangan, membutuhkan waktu yang cukup lama dengan
perencanaan yang matang.
Secara spesifik tujuan pembangunan perkebunan antara lain untuk
meningkatkan produksi komoditas perkebunan baik dari segi kuantitas, kulalitas,
maupun kontinuitas penyediaannya dalam rangka mendorong peningkatan konsumsi
langsung oleh masyarakat, meningkatkan produktivitas lahan, tenaga kerja, dan
modal, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan buruh, karyawan dan pengusaha
perkebunan, meningkatkan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, ikut
membantu
14

program

transmigrasi,


membantu

pengembangan

wilayah

dan

Wawancara, Paidjin, ( Kantor Kebun Tanjung Kasau, Senin, 27 Februari 2017)

19

Universitas Sumatera Utara

memperkecil ketimpangan pertumbuhan ekonomi antar wilayah, meningkatkan
pemanfaatan sumber daya lahan, iklim, dan sumber daya manusia.15
Untuk mencapai tujuan pembangunan perkebunan tersebut perlu dilakukan
beberapa hal seperti pengembangan budidaya dengan memperhatikan potensi
wilayah dan keadaan pertanaman yang ada dalam upaya meningkatkan produktivitas
perkebunan, perbaikan sistem pengolahan dengan memperkecil kerusakan hasil

akibat sistem yang kurang memadai, pengembangan pemasaran yang berorientasi
pada ekspor dan pasar dalam negeri, serta perbaikan manajemen usaha.16
Hal itu ternyata yang akan dilakukan oleh Kebun Tanjung Kasau dalam
mengembangkan perkebunannya kembali. Mulai sering diadakannya rapat umum
bersama dewan direksi untuk mencari solusi dan tetap mempertahankan eksistensi
dari perkebunan itu sendiri.17 Pendanaan merupakan salah satu hal yang penting
dalam pembenahan situaasi tersebut.
Pada akhir tahun 1990 perencanaan demi perencanaan mulai dicanangkan.
Seharusnya, pengalihan tanaman karet ke tanaman baru mesti keseluruhan areal.
15

Pembangunan perkebunan pada hakekatnya merupakan upaya pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang diperlukan guna mendukung
kehidupan mansusia. Sumber daya alam berfungdi sebagai faktor produksi dan sumber kessejahteraan
bagi masyarakat. Konservasi sumber daya alam dan memeprtahankan kualitas lingkungan hidup
merupakan salah satu strategi pembangunan perkebunan. Syamsulbahri, Bercocok Tanam Tanaman
Perkebunan Tahunan, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1996. hlm. 11
16

Ibid., hlm. 12.


17

Wawancara, Paidjin, ( Kantor Kebun Tanjung Kasau, Senin, 27 Februari 2017).

20

Universitas Sumatera Utara

Namun, hal itu tidak bisa dilakukan karena mengingat butuh waktu lama untuk
mengembalikan kembali masa kejayaan dan bahkan memulai dari nol. Maka,
kebijakan yang diambil melakukan pengalihan tanaman sedikit demi sedikit terlebih
dahulu karena masih bisa karet mengeluarkan hasil produksinya (lump) meskipun
kualitasnya menurun. Hal itu lebih baik dipertahankan selagi menunggu hasil
produksi tanaman lain agar tidak adanya kebangkrutan. Seiring menunggunya
perencanaan yang matang, pihak perkebunan masih tetap mempekerjakan mereka
dengan mengurangi dana pembelanjaan perkebunan.
Pada tahun 1991 mulai dilakukan survei lahan dan tanaman karet yang sudah
terkena penyakit dan tidak mengeluarkan getah. Penelitian mulai dilakukan
dilapangan mengenai karet yang akan ditebang digantikan dengan tanaman lainnya

dan tercatat sekitar ±1000 pohon karet yang akan ditebang lalu lahannya dikelola
kembali untuk tanaman lain.18 Setiap tahunnya Kebun Tanjung Kasau mengalami
penurunan pendapatan dari hasil karet (lateks).
Pada pertengahan tahun 1992 perencanaan sudah matang dalam hal konversi
maka tanaman yang dipilih untuk menggantikan karet adalah kelapa sawit. Dapat
diketahui bahwa kelapa sawit dapat tumbuh didaerah yang lembab (rawa-rawa).

18

Wawancara, Paidjin, ( Kantor Kebun Tanjung Kasau, Senin, 27 Februari 2017 ).

21

Universitas Sumatera Utara

2.2.1 Peralihan Komoditi Perkebunan dari Karet Menjadi Kelapa Sawit
Tahun 1992
Pada budidaya perkebunan, sering ditemui beberapa hal dalam proses
produksi yang tidak bisa sepenuhnya dapat dikendalikan manusia. Hal itu disebabkan
dari sifat tanaman yang tergantung pada faktor alam, yaitu faktor cuaca dan iklim,

seperti curah hujan, angin, kelembapan, intensitas, dan lama penyinaran matahari.
Musim kering yang berkepanjangan akan menurunnkan produktivitas dan
meningkatnya serangan hama. Curah hujan yang terlalu tinggi juga dapat
mengakibatkan banjir yang mengganggu aktivitas perusahaan. Hal itu akan berakibat
fatal untuk perkembangan perkebunan.
Pihak perkebunan pasti tidak ingin mengalami kerugian yang besar karena
komoditi andalannya karet telah mengalami penurunan produksi. Berbagai macam
penyakit dan hama yang muncul di tanaman karet seperti :
1. Hama yang disebabkan oleh Insekta (Serangga)


Rayap (Coptetotermes curvignatus), hama rayap merusak tanaman karet
terutama bila pada tanaman tersebut terdapat bagian kayu yang terbuka dan
kemudian dimakannya serta dapat merusak perakaran, batang dengan cara
membuat lubang-lubang diluar atau didalam kulit batang. Selain rayap jenis
insekta lainnya seperti kumbang, belalang, kutu daun, dan lain sebagainya.

2. Penyakit Akar Putih (Rigidoporus lignosus)

22


Universitas Sumatera Utara

Pada tanaman karet hevea penyakit akar putih merupakan penyakit yang
paling merugikan diantara penyakit akar lainnya. Didaerah Jawa Timur dan
Sumatera Utara, penyakit akar putih merupakan penyakit karet yang dapat
merugikan rata-rata 4-7%. Gejala yang muncul mula-mulanya daun terlihat
kusam, kurang mengkilat, dan melengkung kebawah (daun yang sehat
berbentuk seperti perahu). Setelah daun-daun menguning kemudian rontok
serta pada pohon dewasa matinya ranting-ranting yang menyebabkan pohon
memiliki mahkota yang jarang.
3. Penyakit Akar Merah (Ganoderma philippi)
Penyakit akar merah timbul pada pohon-pohon dewasa atau tua. Gejala yang
terlihat seperti daun-daun menguning, layu, dan gugur sehingga pohon
menjadi gundul.
4. Kanker Garis (Phytiophtora palmivora)Kanker garis merupakan salah satu
penyakit bidang sadapan. Gejalanya berada pada bidang sadapan dekat diatas
irisan sadapan terjadi garis-garis vertikal yang halus, berwarna hitam.
5. Jamur Upas (Upasia salmonicolor) merugikan karet muda sehingga dapat
mematikan batang atau cabang dan tanaman lambat untuk disadap hasilnya

juga kurang.
Pada masa-masa dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan
harga komoditas tidak cukup baik, berikut ini hal-hal yang perlu dipertimbangkan
diantaranya adalah pengendalian hama dan penyakit tidak masuk dalam

23

Universitas Sumatera Utara

pertimbangan yang harus dihemat, manfaatkan tenaga kerja yang ada. Jika tenaga
berlebih maka gantikan bahan dengan tenaga ( misalnya penyiangan manual untuk
menggantikan penyiangan kimiawi), mensosialisasikan kondisi perusahaan kepada
para pekerja untuk meningkatkan efisiensi kerja dan tidak menimbulkan gejolak,
tunda pekerjaan yang tak berpengaruh langsung dengan proses produksi, fokuskan
aktivitas perusahaan untuk meningkatkan daya tahan terhadap krisis.
Dari berbagai macam penyakit yang ada pada tanaman karet sehingga
mengharuskan pihak perkebunan untuk melakukan konversi didukung juga dengan
tingkat kesuburan tanahnya yang kebanyakan lahan rawa-rawa. Disamping itu juga
faktor iklim dan cuaca yang tidak stabil menjadi pendukung hama untuk
berkembangbiak. Oleh karena itu, mulai terjadi penurunan produksi karet yang
memburuk pada tahun 1990, dan pihak perkebunan melakukan perencanaan konversi
lahan dan pada tahun 1992 dilaksanakanlah konversi lahan dengan menebas tanaman
karet yang sudah terlihat terkena hama kemudian pembersihan lahan agar hamahama tidak dapat berkembangbiak lagi dan mengganti tanaman menjadi kelapa sawit
serta lahan kosong yang arealnya rawa-rawa dibuka untuk ditanamai kelapa sawit.
Kelapa sawit atau bahasa globalnya oil palm atau yang disebut dengan elaeis
guinensis19 berasal dari Afrika dan masuk ke Indonesia pada tahun 1848 yang

19

Elaeis berasal dari Elaion yang dalam bahasa Yunani berarti minyak, guinensis berasal
dari kata Guinea yang berarti Pantai Barat Afrika. Jadi, Elaeis guinensis adalah minyak dari Pantai
Barat Afrika.

24

Universitas Sumatera Utara

ditanam di Kebun Raya Bogor sebagai koleksi. Kelapa sawit telah menjadi komoditi
unggulan Indonesia, maka pemerintah banyak mengeluarkan kebijakan dengan
tujuan merangsang investasi di perkebunan kelapa sawit yang diharapkan dapat
memberi manfaat bagi masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan serta tidak
merusak lingkungan hidup. Hal itu juga yang menjadi harapan pihak Kebun Tanjung
Kasau dalam menangani krisis dan meningkatkan perkembangan perkebunan serta
mewujudkan kesejahteraan untuk para buruhnya. Tanaman kelapa sawit memiliki
nilai yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari, hal ini teurutama terlihat pada
kebutuhan kita akan minyak nabati yang sebagian besar diperoleh dari minyak
sawit.20 Kelapa sawit merupakan tipikal tanaman tropik dengan suhu optimal untuk
pertumbuhannya sekitar 20° C, namun juga tumbuh pada kisaran suhu antara 24°27° C dengan kelembapan tinggi dan curah hujan tahunan sekitar 2.000 mm.21
Untuk membuka areal lahan baru dan memperbaiki lahan yanng sudah
ditanami membutuhkan penambahan tenaga kerja dan juga dana yang cukup. Oleh
karena itu, Kebun Tanjung Kasau mendapat dana bantuan dari induk PT.Perkebunan
Sumatera Utara berupa alat-alat yang diperlukan ( traktor, cangkul, mesin pemotong

20
Minyak sawit merupakan bahan baku untuk industri kimia, mentega, sabun, lemak-lemak,
dan lain sebagainya yang memiliki keunggulan tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu
melarutkan sebagian bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya
melapis tinggi sehingga menjadi pelindung yang kuat, mudah diserap oleh kulit sehingga tidak
menyebabkan iritasi. Lihat Syamsulbahri, Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan,
Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1996, hlm. 182.
21

Ibid.,hlm. 194.

25

Universitas Sumatera Utara

kayu, semprot, angkong, dan lainnya).22 Berikut ini pembukaan areal yang dilakukan
pihak Kebun Tanjung Kasau antara lain:
a. Pembukaan Areal Tanaman Konversi
Pada tanaman konversi, penanaman kelapa sawit dilakukan pada bekas areal
tanaman budidaya karet. Pengolahan tanah merupakan suatu usaha memperbaiki
struktur tanah, walaupun hanya bersifat sementara agar menjadi lebih gembur
sehingga jumlah serta perbandingan udara dan air yang dikandung akan menjadi
lebih baik. Alasan pengolahan tanah adalah mempertahankan tanah agar tetap
gembur, menekan pertumbuhan gulma, membantu perkembangan akar dan
membenamkan pupuk. Ada dua cara pegolahan tanah yang dilakukan Kebun
Tanjung Kasau yaitu :
1. Pengolahan tanah secara Khemis23 dilakukan pada areal-areal yang
miring yang tidak dapat dicapai oleh traktor untuk mengolah
tanahnya.
2.

Pengolahan tanah secara mekanis dilakukan pada daerah yang masih
ada sisa tanaman sebelumnya (karet) dengan menggunakan garpu
akar, traktor, dan garu.

22

Wawancara, Paidjin, ( Kantor Kebun Tanjung Kasau, Senin, 27 Februari 2017).

23

Khemis diartikan menyemprot lalang dan rumput-rumput atau gulma lainnya sehingga
areal bebas sama sekali sebelum ditanam tanaman kelapa sawit. Terlebih dahulu dibabat, dibakar,
kemudian dilakukan penyemprotan.

26

Universitas Sumatera Utara

Kerusakan tanah disebebkan oleh erosi yang dapat menimbulkan kerugian
yang sangat besar karena berakibat menurunnya produktivitas tanaman. Untuk
mencegah hal itu maka dilakukan pengawetan tanah secara mekanis dengan
pembuatan teras dengan kemiringan permukaan 10° terhadap dinding teras,
rorak/bentengan , parit dibuat untuk daerah yang selalu tergenang air agar mencegah
terjadi air tegenang, menurunkan permukaan air tanah sehingga akar tanaman tidak
terganggu dalam penyerapan unsur hara dan pernapasan, dan meningkatkan efisiensi
penggunaaan pupuk.
Pengawetan tanah secara biologis dilakukan dengan cara menanam tanaman
penutup tanah yang dimulai sebelum penanaman utama dengan tujuan untuk
melindungi tanah terhadap erosi, menekan pertumbuhan gulma, memperbaiki
kapasitas infiltrasi tanah, melindungi tanah terhadap penyinaran langsung sinar
matahari, dan menjaga kelembapan tanah. Selain pengolahan dan pengawetan tanah
maka ddilakukan pula pembuatan jalan dan jembatan untuk memperlancar
pengangkutan terutama bahan-bahan keperluan tanaman,pengumpulan/pengangkutan
hasil serta pengontrolan.
b. Pembukaan Areal Tanaman Baru (land clearing)
Sebelum dilakukan pembukaan lahan baru, lahan yang dicadangkan harus
dilaksanakan pengukuran secara keliling. Kemudian membuat desain perkebunan
seperti tanaman pokok, bibitan, jalan, pabrik, perumahan, bangunan sosial,

27

Universitas Sumatera Utara

puskesmas dan lainnya. Pembukaan areal ini dilakukan pada tanah yang rawa-rawa
sehingga memerlukan kewaspadaan dalam melakukan pekerjaan tersebut.
Pada tahun 1992 Kebun Tanjung Kasau mulai sibuk atas tanaman
konversinya. Mulai dari penyiapan lahan, pengawetan tanah, penyiapan bibit,
pemeliharaan tanaman hingga pemanenan memakai jasa tenaga buruh perkebunan
yang cukup banyak. Perekrutan buruh perkebunan khususnya buruh harian biasa
dilakukan langsung oleh mandor atau asisten lapangan. Kebanyakan dari buruh yang
masih baru merupakan saudara ataupun yang dikenal dari buruh lama yang
didatangkan dari Jawa. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pengerjaan tanaman
konversi tersebut.
Jarak persiapan lahan ke masa penanaman bibit kelapa sawit sekitar 7 bulan
dengan sistem kerja borongan.24 Disisi lain juga melakukan penyiapan bibit unggul
kelapa sawit yang siap untuk ditanam dan bibit tersebut awalnya didapatkan dari
pembudidaya kelapa sawit yang berada di Sei Semujur.
Pada tahun 1999 Kebun Tanjung Kasau menghasilkan komoditi baru yaitu
kelapa sawit. Pada tahun 2005 Kebun Tanjung Kasau membangun Pabrik Minyak
Kelapa Sawit (PMKS) di

dengan kapasitas 20 ton TBS/Jam.25 Dengan adanya

PMKS tersebut memudahkan Kebun Tanjung Kasau untuk mengolah kelapa sawit
menjadi bahan dasar minyak mentah (cpo). Terbukalah peluang kerja kembali untuk
24

25

Wawancara, Paidjin, (Kantor Kebun Tanjung Kasau, Senin, 27 Februari 2017).
Wawancara, Andriza Imra Kacaribu, (Kantor Kebun Tanjung Kasau, Kamis, 9 Maret

2017).

28

Universitas Sumatera Utara

buruh baru. Disisi lain apabila terjadi penurunan harga kelapa sawit maka pihak
perkebunan tidak merasa dirugikan karena dapat mengolah kelapa sawit sendiri
menjadi bahan dasar minyak mentah. Komposisi areal tahun 2005 dapat dilihat Tabel
2.1 dalam lampiran.
Dalam mengelola sebuah perusahaan pasti tersusun orang-orang yang mampu
dibidangnya, berikut ini struktur organisasi manajemen Kebun Tanjung Kasau yang
dapat dilihat dalam lampiran.
 Manajer

:

Memonitoring seluruh kegiatan kebun

dalam

pencapaian target, dan perkembangan kebun
 Kepala Tata Usaha

: Mengelola semua kegiatan administrasi dan keuangan

dalam lingkungan pabrik untuk mendaoatkan data yang benar.
 Asisten

: Merancang kinerja harian

 Mandor

: Membantu Asisten Lapangan dalam melaporkan hasil

panen dan membantu Asisten Lapangan dalam mengontrol BHL

29

Universitas Sumatera Utara