Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Kerjasama Jasa Pengelolaan Mobil Tangki Antara PT. Pertamina (Persero) Dengan PT. Pertamina Patra Niaga di TBBM Medan Group Chapter III V

60
BAB III
LEGALITAS KONTRAK BAKU PADA PERJANJIAN JASA
PENGELOLAAN MMOBIL TANGKI ANTARA PT. PERTAMINA
(PERSERO) DENGAN PT. PERTAMINA PATRA NIAGA DI TBBM
MEDAN GROUP

A. Perbandingan Perjanjian Baku dengan Perjanjian Akta Otentik
Perjanjian kerjasama jasa pengelolaan mobil tangki antara PT. Pertamina
(Persero) dengan PT. Pertamina Patra Niaga dapat dilihat yaitu:
1.

Segi Pengertian.
Perjanjian baku sangat banyak dipraktekkan dewasa ini dan dalam bahasa

Indonesia disebut kontrak standar yaitu suatu kontrak yang tertulis yang dibuat
hanya oleh satu pihak dalam kontrak tersebut.104 Perjanjian baku disebut juga
perjanjian standard, dalam bahasa Inggris disebut standart contract yang artinya
tolak ukur yang dipakai sebagai patokan atau pedoman bagi setiap konsumen yang
mengadakan hubungan hukum dengan pihak ekonomi kuat/pengusaha.
Perjanjian baku yang mempunyai pembuktian dibawah tangan berbeda

dengan akta otentik. Akta otentik adalah akta yang dibuat oleh atau dihadapi
Notaris menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalam Undang-Undang.105
Ada dua jenis golongan akta Notaris yaitu akta yang dibuat oleh (door) Notaris,
biasa disebut dengan istilah Akta Relaas atau Berita Acara, dan akta yang dibuat
dihadapan

(ten overstan) Notaris biasa disebut dengan akta pihak atau akta

partij.106 Artinya akta-akta tersebut dibuat oleh pejabat yang berwenang atas dasar
ketentuan Undang-Undang yang mana perjanjian tersebut dibuat berdasarkan

104

Munir Fuady, Loc. Cit, hal.76
Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia, (Surabaya : Aditama, 2007), hal. 45
106
Ibid, hal 45
105

60

Universitas Sumatera Utara

61
permintaan para pihak/penghadap tanpa permintaan para pihak akta tersebut tidak
akan dibuat oleh Notaris.
Akta relaas adalah akta yang dibuat oleh Notaris atas permintaan para
pihak agar Notaris mencatat dan menuliskan segala sesuatu hal yang dibicarakan
oleh pihak berkaitan dengan tindakan hukum atau tindakan lainnya yang
dilakukan oleh para pihak agar tindakan tersebut dibuat atau dituangkan dalam
suatu akta notaris. Didalam akta relaas, Notaris menulis dan mencatatkan segala
hal yang dilihat atau didengarkan sendiri secara langsung oleh Notaris yang
dilakukan oleh para pihak107 dan akta pihak adalah akta yang dibuat di hadapan
notaris atas permintaan para pihak, Notaris berkewajiban untuk mendengarkan
pernyataan para pihak yang dinyatakan atau diterangkan sendiri oleh para pihak
dihadapan Notaris, pernyataan atau keterangan para pihak tersebut di tuangkan
dalam akta Notaris.108
Dari pengertian kedua perjanjian tersebut terlihat perbedaannya bahwa
perjanjian baku hanya dibuat sepihak yakni perusahaan yang lebih kuat
ekonominya dan isi dari perjanjian dibuat berdasarkan kehendak dari perusahaan
yang membuatnya tersebut sedangkan akta otentik dibuat oleh Notaris sebagai

pejabat berwenang dan atas permintaan kedua belah pihak.
Perjanjian baku hanya ada dua pihak yakni yang membuat perjanjian baku
dan pihak yang menyetujui kesepakatan yang dibuat oleh pihak yang membuat
perjanjian, artinya pihak kedua hanya berhak menyetujui perjanjian baku yang di
buat oleh pihak pertama, jika pihak kedua sepakat dengan perjanjian baku tersebut
maka terjadilah kesepakatan perjanjian antar kedua belah pihak. Tetapi jika tidak
107
108

Lumban Tobing, Peraturan Jabatan Notaris, (Jakarta : Erlangga, 1983), hal. 51
Ibid, hal 51

Universitas Sumatera Utara

62
setuju dengan perjanjian baku tersebut maka tidak terjadilah hubungan hukum
perjanjian antar kedua belah pihak.
Jika menggunakan perjanjian otentik maka ada tiga pihak didalamnya
yakni notaris sebagai pihak yang membuat perjanjian dan kedua pihak lainnya
adalah pihak pertama dan pihak kedua yang ingin mengikatkan diri dalam suatu

perjanjian dimana kesepakatan yang mereka inginkan dituangkan notaris dalam
bentuk akta, dalam akta otentik kedua belah pihak yang membuat perjanjian
sama-sama berperan dalam menuangkan keinginannya masing- masing.109
2.

Dari Segi Bentuknya.
Perjanjian baku dibuat dalam bentuk sudah tercetak dalam bentuk

formulir-formulir oleh salah satu pihak yakni ketika kontrak di tanda tangani
umumnya para pihak hanya mengisikan data-data informatif tertentu saja dengan
sedikit tanpa perubahan klausula-klausulanya dimana pihak lain dalam kontrak
tersebut tidak memiliki kesempatan untuk menegosiasi atau mengubah klausula
yang sudah dibuat oleh salah satu pihak tersebut.
Betuk perjanjian baku yang dibakukan adalah model, rumusan dan
ukurannya tidak diatur dalam Undang-Undang dan tanpa perantara atau dihadapan
pejabat umum yang berwenang tetapi tidak boleh melanggar doktrin-doktrin
dalam perjanjian baku yaitu : 110
a.

Doktrin Kontrak Baku An Sich

Dengan adanya praktek kontrak baku an sich maka suatu kontrak baku yang
mengandung klausula yang berat sebelah tidak pantas untuk diperkenankan
oleh hukum, karena itu lewat perangkat perundang-undangan hukum harus
melanggar pembuatan kontrak baru yang berat sebelah, menurut doktrin ini
suatu kontrak yang dibuat oleh salah satu pihak dimana pihak lainnya tidak
mempunyai atau batas kesempatan untuk bernegosiasi terhadap klausula109

Wawancara dengan Agustina Kurniawati, Notaris Medan, pada tanggal 21 Desember
2016 pukul 11.00 WIB
110
Munir Fuady, Op Cit, hal 6

Universitas Sumatera Utara

63
klausulanya, jika kontrak tersebut berat sebelah maka kontrak tersebut atau
sebagian kontrak menjadi batal demi hukum atau dapat dibatalkan.
b.

Doktrin Kesepakatan Kehendak Para Pihak

Karena tidak adanya atau terbatas kesempatan lagi salah satu pihak untuk
menegosiasikan klausula- kalusula dan kontrak baku maka meskipun pihak
akhirnya menandatangani kontraknya masih disangsikan apakah isi kontrak
tersebut memang benar seperti yang diinginkan dan kata sepakat daripadanya
yang merupakan syarat Pasal 1320 KUHPerdata.

c.

Doktrin Kontrak Tidak Boleh Bertentangan Dengan Kesusilaan.
Jika terdapat klausula yang sangat berat sebelah dalam kontrak baku, dan
meyodorkan formulir kontrak baku dalam keadaan tidak berdaya maka
klausul tersebut dianggap telah melanggar prinsip-prinsip kesusilaan yang
merupakan salah satu syarat sahnya suatu kontrak seperti tercantum dalam
pasl 1337 KUHPerdata.

d.

Doktrin Kontrak Tidak Boleh Bertentangan Dengan Ketertiban Umum.
Menurut KUHPerdata Indonesia, suatu kontrak tidak boleh bertentangan
dengan prinsip ketertiban umum, jika ada kontrak yang sangat berah sebelah

maka diaggap kontrak tersebut sangat bertentangan dengan ketertiban umum
sehingga harus dianggap batel demi hukum seperti dalam Pasal 1337
KUHPerdata.

e.

Doktrin Ketidakadilan
Doktrin ketidak adilan mengajarkan bahawa suatu kontrak atau klausul dalam
kontrak haruslah dinyatakan batal demi hukum jika klausul tersebut sangat
tidak adil bagi salah satu pihak sehingga apabila dibiarkan akan sangat
menyentuh rasa keadilan dan merugikan salah satu pihak dan jika terjadi
maka harus dinyatakan batal.

f.

Doktrin Kontrak Sesuai Dengan Itikad Baik.
Agar suatu kontrak sah maka hukum mempersyaratkan agar kontrak dibuat
dengan itikad baik, dalam KUHPerdata ketentuan ini didapati didalam Pasal
1338 KUHPerdata alenia ke-3, kontrak baku yang sengaja di desain untuk
memberatkan salah satu pihak potensial untuk melanggar prinsip itikad baik,

disamping itu suatu kontrak yang tidak dibuat dengan itikad baik akan
merupakan kontrak yang tidak mengandung klausa yang legal, yang dalam
hal ini dilarang dalam Pasal 1320 alenia ke satu KUHPerdata
Akta otentik bentuk perjanjiannya dibuat dalam minuta akta notaris yang

mana ketika notaris membacakan isi akta tersebut maka para pihak yang membuat
perjanjian masih memiliki kesempatan untuk menambah atau mengurangi isi dari
klausula perjanjian yang dibacakan notaris atas kesepakatan dua pihak sebelum

Universitas Sumatera Utara

64
akta tersebut dibubuhi cap jempol (ibu jari sebelah kanan) dan ditandatangani
serta diberi nama yang jelas oleh para pihak, notaris dan saksi-saksi. Artinya
walaupun perjanjian telah dibuat oleh notaris tetapi masih ada kesempattan untuk
benar-benar mencapai kesepakatan hasil bersama kedua belah pihak, dan ketika
para pihak telah menandatangani akta tersebut maka perjanjian dikeluarkan oleh
notaris kepada pihak dalam bentuk salinan.111
Bentuk dan sifat akta otentik yang dibuat oleh notaris112 telah ditentukan
Undang-Undang sesuai Pasal 38 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang

jabatan notaris yang bentuk dan sifat akta yaitu :
1) Setiap akta terdiri atas :
a) Awal akta atau kepala akta
b) Badan Akta
c) Akhir dan penutup akta
2) Awal akta atau kepala akta memuat :
a) Judul akta
b) Nomor akta
c) Jam, hari, bulan dan tahun
d) Nama lengkap dan tempat kedudukan notaris
3) Badan akta memuat :
a) Nama lengkap, tempat kedudukan, tanggal lahir, kewarganegaraan,
pekerjaan, jabatan, kedudukan, tempat tinggal para penghadap atau orang
yang mereka wakili.
111

Wawancara dengan Agustina Kurniawati, Notaris Medan, pada tanggal 21 Desember
2016 pukul 11.00 WIB
112
Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan

memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini atau berdasarkan
Undang-Undang lainnya dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Jabatan Notaris (UUJN)

Universitas Sumatera Utara

65
b) Keterangan mengenai pendudukan bertindak sebagai penghadap.
c) Isi akta yang merupakan keterangan dan kehendak dari pihak yang
berkepentingan, dan
d) Nama lengkap, tempat tanggal lahir, serta jabatan dan kedudukan dan
tempat tinggal dari tiap-tiap saksi pengenal.
4) Akhir atau penutup akta memuat :
a) Uraian tentang pembacaan akta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
ayat (1) huruf m atau Pasal 16 ayat (7)
b) Uraian

tentang

penandatangan


atau

tempat

penandatangan

atau

penerjemahan akta jika ada
c) Nama lengkap, tempat tanggal lahir, pekerjaan, jabatan, kedudukan, dan
tempat tinggal dari tiap-tiap saksi akta.
d) Uraian tentang tidak ada perubahan yang terjadi dalam pembuatan akta
atau uraian tentang adanya perubahan yang terjadi dalam pembuatan akta
atau uraian tentang adanya perubahan yang dapat berupa perubahan,
pencoretan, atau penggantian serta jumlah perubahannya.
3.

Dari Segi Pembuktian
Untuk segi pembuktian dalam perjanjian kerjasama jasa pengelolaan mobil

tangki antara PT. Pertamina (Persero) dengan PT. Pertamina Patra Niaga menjadi
perjanjian dibawah tangan dimana untuk pembuktian menjadi alat bukti yang
lemah. Perjanjian kerjasama jasa pengelolaan mobil tangki menggunakan
perjanjian baku.
Perjanjian baku memiliki kekuatan pembuktian sebagai perjanjian yang
dibuat dibawah tangan. Perjanjian baku tersebut mempunyai kekuatan pembuktian

Universitas Sumatera Utara

66
sepanjang para pihak mengakuinya atau tidak ada penyangkalan dari salah satu
pihak, dan jika ada salah satu pihak tidak mengakuinya maka beban pembuktian
diarahkan kepada salah satu pihak yang menyangkal perjanjian tersebut.
Demikian akta otentik merupakan pembuktian yang sempurna dan
kesempurnaan akta notaris sebagai alat bukti maka akta tersebut harus dilihat apa
adanya, tidak perlu dinilai atau ditafsirkan lain selain yang ditulis dalam akta
tersebut.113 Menurut Pasal 1869 KUHPerdata tentang akta otentik mempunyai
pembuktian dibawah tangan jika tidak memiliki ketentuan karena:
a.

tidak berwenang pejabat umum yang bersangkutan atau

b.

tidak mempunyai pejabat umum yang bersangkutan

c.

cacat dalam bentuknya
Kekuatan pembuktian akta notaris menjadi mempunyai kekuatan

pembuktian dibawah tangan apabila melanggar ketentual Pasal 16 ayat (1) huruf I
Undang-Undang Jabatan Notaris (UUJN) yaitu tidak membaca isi akta di hadap
para penghadap dan dihadiri oleh dua orang saksi, Pasal 41 dengan menunjuk
kepada Pasal 39 dan Pasal 40 yaitu :
1). Pasal 39 bahwa :
a) Penghadap paling sedikit berumur 18 tahun atau telah menikah
b) Penghadap harus dikenalm oleh Notaris atau diperkenalkan kepadanya
oleh dua orang saksi pengenal yang berumur paling sedikit 18 tahun atau
telah menikah dan cakap melakukan perbuatan hukum atau diperkenalkan
oleh penghadap lainnya.
2). Pasal 40 bahwa :
113

Habib Adjie, Sekilas Dunia Notaris dan PPAT di Indonesia, (Bandung : Mandar
Madju, 2000), hal. 34

Universitas Sumatera Utara

67
Setiap akta dibacakan oleh notaris yang dihadiri oleh dua orang saksi yang
berumur paling sedikit 18 tahun atau telah menikah, cakap melakukan
perbuatan hukum.
4.

Dari Segi Kesepakatan
Berdasarkan perjanjian kerjasama jasa pengelolaan mobil tangki dimana

terdapat kesepakatan antara PT. Pertamina (Persero) dengan PT. Pertamina Patra
Niaga yang dibuat dalam perjanjian baku yang menjadi kesepakatan untuk para
pihaknya.
Perjanjian baku yang klausula-klausulanya telah dibuat sepihak yang tidak
memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk bernegosiasi sehingga biasanya
perjanjian baku cenderung berat sebelah, karena pihak yang menerima perjanjian
hanya pada posisi, “take it or leave it”, dengan demikian diragukan oleh hukum
apakah benar-benar ada elemen kata sepakat yang merupakan syarat sahnya suatu
perjanjian dalam perjanjian baku tersebut.114
Akta otentik pada hakikatnya memuat kebenaran formal sesuai dengan apa
yang telah diberitakan kepada pihak notaris. Namun notaris mempunya kewajiban
untuk memasukkan bahwa apa yang terdapat dalam akta notaris sungguhsungguh telah dimengerti dan sesuai dengan kehendak para pihak, yaitu dengan
cara membacakannya sehingga menjadi jelas isi akta notaris, serta memberikan
akses terhadap informasi termasuk akses terhadap peraturan perundang- undangan
yang terkait bagi para pihak penandatangan akta. Dengan demikian, para pihak
dapat menentukan dengan bebas untuk menyetujui atau tidak menyetujui isi akta
notaris yang akan ditandatanganinya.90

114

Munir Fuady, Loc. Cit, hal. 76

Universitas Sumatera Utara

68
B. Legalitas Perjanjian Baku Didalam Perjanjian Kerja Sama Jasa
Pengelolaan Mobil Tangki
Perjanjian baku adalah wujud dari kebebasan individu pengusaha dalam
menyatakan kehendak dalam menjalankan perusahaan. Setiap individu bebas
berjuang untuk dapat mencapai tujuan ekonominya, walaupun mungkin akan
merugikan pihak lain, golongan ekonomi yang kuat akan selalu menang
menghadapi golongan ekonomi yang lemah yang umumnya adalah konsumen
biasa. Hubungan hukum antar sesama pengusaha, perjanjian baku hampir tidak
menimbulkan masalah apa-apa karena berpegang pada prinsip ekonomi yang
sama dengan menerapkan sistem bersaing secara sehat dalam melayani
konsumen.115
1.

Isi Perjanjian Kerja Sama Jasa Pengelolaan Mobil Tangki
Perjanjian kerjasama jasa pengelolaan mobil tangki antara pihak

PT. Pertamina (Persero) dilakukan dalam suatu perjanjian tertulis sehingga
mengikat para pihak sesuai hak dan kewajiban yang dituangkan dalam perjanjian.
Suatu perjanjian pada dasarnya harus memuat beberapa unsur-unsur
perjanjian yaitu :116
a.

Unsur essentialia, sebagai unsur pokok yang wajib ada dalam perjanjian.
Seperti identitas para pihak yang harus dicantumkan di dalam suatu
perjanjian.

b.

Unsur naturalia, merupakan unsur yang dianggap ada dalam perjanjian,
walaupun tidak dituangkan secara tegas dalam perjanjian, seperti itikad baik
dari masing-masing pihak dalam perjanjian.

115
116

Isi Paragraf V Penjelasan Undang-Undang Jabatan Notaris
R. Subekti, Loc.Cit, hal. 20

Universitas Sumatera Utara

69
c.

Unsur accidenticilia, yaitu unsur tambahan yang diberikan oleh para pihak
dalam perjanjian.
Substansi yang terdapat dalam perjanjian kerjasama jasa pengelolaan

mobil tangki antara PT. Pertamina (Persero) dengan PT. Pertamina Patra Niaga
sebanyak 29 (dua puluh sembilan)117 Pasal yang terdiri dari:
1) Ruang lingkup perjanjian

(Pasal 1)

2) Pemeliharaan dan perbaikan mobil tangki

(Pasal 2)

3) Pengoperasian mobil tangki

(Pasal 3)

4) Pengamanan kualitas (mutu) dan kuantitas produk yang diangkut (Pasal 4)
5) Kualitas (mutu) produk yang diangkut

(Pasal 5)

6) Kuantitas (mutu) produk yang diangkut

(Pasal 6)

7) Key performance individu/KPI, evaluasi dan penilaian

(Pasal 7)

8) Standard operation procedure/SOP

(Pasal 8)

9) Waktu operasi

(Pasal 9)

10) Fee jasa pengelolaan

(Pasal 10)

11) Tata cara pembayaran

(Pasal 11)

12) Jangka waktu perjanjian

(Pasal 12)

13) Laporan

(Pasal 13)

14) Pelanggaran dan sanksi

(Pasal 14)

15) Tenaga kerja bantu

(Pasal 15)

16) Undang-Undang, peraturan dan perijinan

(Pasal 16)

17) Tanggung jawab dan ganti rugi

(Pasal 17)

18) Perpajakan

(Pasal 18)

117

Isi perjanjian Jasa Pengelolaan Mobil Tangki Antara PT. Pertamina (Persero) Dengan
PT. Pertamina Patra Niaga Di Terminal BBM Medan Group No. 086/F11430/2014-S3 tanggal
31.12.2014

Universitas Sumatera Utara

70
19) Asuransi

(Pasal 19)

20) Perwakilan para pihak

(Pasal 20)

21) Keadaan kahar

(Pasal 21)

22) Pengakhiran perjanjian

(Pasal 22)

23) Kewajiban pihak kedua saat berakhirnya perjanjian

(Pasal 23)

24) Kerahasiaan
(Pasal 24)
25) Penyelesaian perselisihan

(Pasal 25)

26) Pengalihan perjanjian

(Pasal 26)

27) Perubahan dan penambahan

(Pasal 27)

28) Korespondensi

(Pasal 28)

29) Lain-lain

(Pasal 29)

Didalam kontrak baku yang terjadi antara PT. Pertamina (Persero) dan PT.
Pertamina Patra Niaga terdapat Pasal yang memberatkan bagi PT. Pertamina Patra
Niaga. Adapun isi Pasal didalam perjanjian jasa pengelolaan mobil tangki seperti:
a). Pasal 4 ayat 3 yang berbunyi, apabila sebelum pembongkaran produk ke
pelanggan ditemukan segel pada manhole serta pada kerangan dan books
penutup mobil tangki yang dikelola oleh PT. Pertamina Patra Niaga
mengalami kerusakan, maka PT. Pertamina Patra Niaga akan dikenakan
sanksi sesuai ketentuan Pasal 14 dalam perjanjian ini.
b). Pasal 5 ayat 3 yang berbunyi, pihak kedua yaitu PT. Pertamina Patra Niaga
bertanggung jawab atas kualitas (mutu) produk milik pihak pertama
yaitu PT. Pertamina (Persero) yang diangkut dari lokasi supply point dan
didistribusikan ke pelanggan pihak pertama dan menjamin bahwa kualitas
(mutu) yang diangkut dari lokasi supply point dan didistribusikan ke
pelanggan pihak pertama adalah sesuai mutu produk yang diterima
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Pasal ini.

Universitas Sumatera Utara

71
c). Pasal 6 ayat 1 yang berbunyi, pihak PT. Pertamina Patra Niaga bertanggung
jawab dari lokasi supply point yang ditentukan oleh PT. Pertamina (Persero)
dan pendistribusian ke pelanggan pihak pertama.
d). Pasal 6 ayat 5 yang berbunyi, PT. Pertamina Patra Niaga bertanggung jawab
untuk mengganti kehilangan sebagian atau seluruh volume produk yang
diangkut akibat kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan pihak kedua,
dengan tatacara perhitungan penggantian yaitu volume produk yang hilang
dikalikan dengan harga keekonomian per satuan volume pada saat tanggal
kejadian.
e). Pasal 14 ayat 1 yang berbunyi, “ Pihak kedua yaitu PT. Pertamina Patra Niaga
dapat dikenakan sanksi apabila melakukan satu atau lebih hal-hal sebagai
berikut:
1). Mengurangi volume produk yang diangkut baik sebagian maupun
seluruhnya.
2). Mengubah

dan/atau

menurunkan

mutu

produk

yang

diangkut

(pencampuran/pengoplosan).
3). Mengalihkan tujuan pengangkutan produk ke pelanggan tanpa mendapat
persetujuan dari PT. Pertamina (Persero).
4). Memutus dan/atau merusak segel yang telah dipasang oleh Dinas
Metrologi.
5). Memutus dan/atau merusak segel yang telah dipasang oleh PT. Pertamina
(Persero).
6). Pekerja dari PT. Pertamina Patra Niaga tidak menggunakan seragam
perusahaan dan tanda pengenalnya selama dalam melakukan kegiatan
pengangkutan produk.
7). Tidak melakukan optimasi utilisasi mobil tangki.
8). Terhentinya atau tertundanya perjalanan mobil tangki untuk pengiriman
produk kepada pelanggan yang disebabkan oleh awak mobil tangki
dan/atau tenaga kerja lainnya (terlambat, mangkir, dan sebagainya)
dan/atau menyimpang dari rute yang lazim dilalui tanpa alasan yang dapat
diterima pihak pertama.

Universitas Sumatera Utara

72
9).Melanggar ketentuan yang tercantum dalam buku saku service excellence
awak mobil tangki.
2.

Bentuk Perjanjian Baku Kerja Sama Transportasi Angkutan BBM
Moda Mobil Tangki
Persaingan pasar bebas yang terjadi saat ini dimana terdapat syarat-syarat

perjanjian dalam hubungan bisnis seperti perjanjian kerjasama jasa pengelolaan
mobil tangki merupakan mode yang tidak dapat dihindari, bagi para pengusaha
hal ini merupakan cara yang efesien, praktis dan cepat tidak bertele-tele tetapi
bagi

pihak

lain

terkadang

bukanlah

merupakan

pilihan

yang

sangat

menguntungkan karena hanya dihadapkan pada suatu pilihan yaitu menerima
walaupun dengan berat hati, tetapi pelaksanaan perjanjian baku di Indonesia tidak
semata-mata diserahkan kepada para pengusaha melainkan juga harus disesuaikan
dengan nilai-nilai Pancasila yang menjadi dasar negara dan pandangan hidup
bangsa Indonesia.118
Perjanjian kerja sama transportasi PT. Pertamina (Persero) dengan
PT. Pertamina Patra Niaga Persero dilakukan dalam perjanjian tertulis, agar
mempunyai bukti sah dan kuat bagi para pihak yang bersangkutan. Perjanjian
baku yaitu perjanjian tertulis tidak dibuat dihadapan pejabat yang berwenang
(notaris) melainkan dibuat berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak yang
mengadakan perjanjian kerja sama. 119
Perjanjian

kerjasama

jasa

pengelolaan

mobil

tangki

antara

PT. Pertamina (Persero) dengan PT. Pertamina Patra Niaga merupakan perjanjian

118

Ibid, hal. 2
Wawancara dengan Hasbi Ashmarkandi, Pengawas lapangan PT. Pertamina Patra
Niaga di TBBM Medan Group, pada tanggal 19 Desember 2016 pukul 09.30 WIB
119

Universitas Sumatera Utara

73
baku120 yang dimuat oleh PT. Pertamina (Persero) dan disetujui oleh
PT. Pertamina Patra Niaga, yang perjanjian tersebut telah di tetapkan oleh
PT. Pertamina (Persero) Region I Medan.121
Dari uraian di atas jelaslah bahwa hakikat perjanjian baku merupakan
perjanjian yang telah di standarisasi isinya oleh pihak ekonominya yang lebih
kuat, sedangkan pihak lainnya hanya diminta untuk menerima atau menolak isi
perjanjian. Berdasarkan uraian diatas jelaslah unsur-unsur dalam perjanjian baku
itu, yaitu122: (1) diatur oleh kreditur atau ekonomi kuat, (2) dalam bentuk formulir
(tertulis) , dan (3) adanya klausula-klausula exonerasi/pengecualian. Oleh karena
itu agar para pihak yang mengadakan perjanjian menjadi seimbang, perlu adanya
kebebasan berkontrak untuk para pihak, saling memberi kepercayaan, pernyataan
para pihak karena mempunyai keterkaitan yang sangat penting untuk hubungan
kontraktual.
3.

Alasan Perjanjian Kerjasama Jasa Pengelolaan Mobil Tangki Antara
PT. Pertamina (Persero) Dengan PT. Patra Niaga Menggunakan
Perjanjian Baku

Perjanjian baku dilakukan karena secara hukum ada asas kebebasan
berkontrak yang membuka kesempatan bagi setiap orang utnuk membuat
perjanjian tetapi harus dengan batasan-batasan yang tidak bertentangan dengan
kesusilaan, kepatutan, Undang-Undang, ketertiban hukum dan itikad baik, selain
itu perjanjian baku juga sudah menjadi kebiasaan dalam ruang lingkup hukum

120

Salim HS, Hukum Kontrak Teori Dan Teknik Penyusunan Kontrak, (Mataram : DirJen
Pendidikan Tinggi, 2002), hal. 40
121
Wawancara dengan Hasbi Ashmarkandi, Pengawas lapangan PT. Pertamina Patra
Niaga TBBM Medan Group, pada tanggal 19 Desember 2016 pukul 09.30 WIB
122
Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan, (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2001), hal. 1

Universitas Sumatera Utara

74
pada perjanjian kerjasama jasa pengelolaan mobil tangki, perjanjian yang di buat
secara baku dianggap lebih praktis, hemat waktu dan biaya.
PT.

Pertamina

(Persero)

menggunakan

perjanjian

baku

karena

PT. Pertamina (Persero) mempunyai beberapa anak perusahaan untuk mengelola
mobil tangki yang ada di setiap daerah, dan isi perjanjian tersebut sama di
gunakan terhadap

anak perusahaan yang lain untuk mengelola mobil tangki

dalam mendistribusikan BBK.123
Perjanjian kerja sama transportasi PT. Pertamina (Persero) dengan
PT. Pertamina Patra Niaga dibuat dalam bentuk baku secara sepihak oleh pihak
PT. Pertamina (Persero) namun disetujui dan ditanda tangani oleh PT. Pertamina
Patra Niaga sehingga mereka harus mematuhi hal-hal yang ditetapkan dalam
perjanjian tersebut.124
Perjanjian

kerjasama

jasa

pengelolaan

mobil

tangki

antara

PT. Pertamina (Persero) dengan PT. Pertamina Patra Niaga dibuat dalam bentuk
baku dikarenakan oleh 3 hal yaitu:
a.

Pihak PT. Pertamina (Persero) berusaha untuk mengefisienkan biaya
sedangkan jika menggunakan akta otentik maka perusahaan harus
mengeluarkan biaya pembuatan akta otentik tersebut.

b.

Aspek hukum perjanjian baku masih mempunyai kekuatan mengikat sama
dengan Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya berdasarkan Pasal
1338 ayat (1) KUHPerdata dan konsekuensinya pihak dalam perjanjian tidak
dapat membatalkan perjanjian secara sepihak karena keterikatan para pihak

123

Wawancara dengan Mariana Tetty Sihaloho, Supply & Distribution Region I
PT. Pertamina (Persero), pada tanggal 20 Desember 2016 pukul 13.00 WIB
124
Wawancara dengan Hasbi Ashmarkandi, Pengawas lapangan PT. Pertamina Patra
Niaga TBBM Medan Group, pada tanggal 19 Desember 2016 pukul 09.30 WIB

Universitas Sumatera Utara

75
telah dibuktikan dengan penandatanganan perjanjian dan penyerahan
dokumen. Bilamana salah satu pihak melanggar perjanjian maka pihak
tersebut akan melakukan wanprestasi.
c.

Pihak PT. Pertamina (Persero) berusaha untuk memanfaatkan waktu dan
tenaga, artinya bila menghadap pejabat yang berwenang yakni Notaris maka
membutuhkan waktu, serta secara bersamaan bagi para pihak untuk bisa
bertemu dan membuat perjanjian dihadapan Notaris dalam penandatanganan
akta tersebut secara bersamaan.

d.

Pihak PT. Pertamina (Persero) lebih menginginkan perjanjian dalam bentuk
yang praktis karena sudah tersedia naskah yang telah terkonsep dan siap diisi
dan tercetak serta di tanda tangani.

e.

Pihak PT. Pertamina (Persero) menginginkan perjanjian dengan penyelesaian
yang cepat yaitu, jika ingin bekerjasama dengannya maka hanya tinggal
menandatangani perjanjian yang di berikan kepada pihak yang ingin bekerja
sama dengannya seperti PT. Pertamina Patra Niaga.

f.

Pihak PT. Pertamina (Persero) lebih memilih dengan perjanjian baku karena
homogenitas perjanjian yang dibuat dalam jumlah yang tidak lebih dari satu,
sedangkan jika menggunakan akta otentik setiap kali penandatanganan
perjanjian harus dengan membuat perjanjian yang baru, dan itu semua
memerlukan biaya lagi.
Alasan lain penggunaan perjanjian baku dalam pengelolaan jasa mobil

tangki oleh PT. Pertamina (Persero) dikarenakan, pengunaan perjanjian baku yang
telah disepakati dan diperkenankan untuk digunakan dalam setiap perjanjian yang

Universitas Sumatera Utara

76
di buat karena isi/klausulnya tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, ketertiban umum, dan kesusilaan.125
Dari uraian di atas jelas terlihat bahwa hakikat perjanjian baku merupakan
perjanjian yang telah di standarisasi isinya oleh pihak PT. Pertamina (Persero),
sedangkan pihak PT. Pertamina Patra Niaga hanya diminta untuk menerima atau
menolak isi perjanjian tersebut. Jika dilihat perjanjian baku dari aspek pembuatan
kontraknya maka kedudukan dari pengusahanya dalam perjanjian baku yaitu,
PT. Pertamina (Persero) dalam hal ini seperti pembentuk Undang-Undang karena
syarat-syarat yang di tentukan oleh pihak PT. Pertamina (Persero) sebagai
pengusaha dalam perjanjian ini adalah Undang-Undang bagi pihak yang
menyepakatinya dalam hal ini PT. Pertamina Patra Niaga, dan perjanjian baku
memiliki substansi kontrak yang di buat sepihak oleh pengusaha bukanlah kontrak
tetapi Undang-Undang saja yang di berlakukan bagi pemberi kontrak.126
Posisi para pihak dalam perjanjian ini jika dilihat dari kesempatan untuk
mengadakan

posisi

tawar

sebenarnya/real

bargaining

position

maka

PT. Pertamina Patra Niaga tidak mempunyai kesempatan dalam hal mengutarakan
kehendaknya dan maksud didalam perjanjian ini, karena tidak ada tawar
menawar/bargaining position yang di berikan PT. Pertamina (Persero) perjanjian
ini karena itu elemen yang di harapkan dalam Pasal 1320 KUHPerdata tidak
terpenuhi secara sempurna, walaupun telah terpenuhi karena kesepakatan yang
ditandai dengan penandatanganan kontrak saja, dan jika dilihat dari Pasal 1338
KUHPerdata maka kebebasan itu tidak miliki oleh PT. Pertamina Patra Niaga

125

Wawancara dengan Mariana Tetty Sihaloho, Supply & Distribution Region I PT.
Pertamina (Persero), pada tanggal 20 Desember 2016 pukul 13.00 WIB
126
Mariam Darus Badrulzaman, Op Cit, hal. 173

Universitas Sumatera Utara

77
tetapi karena kebutuhan secara ekonomis maka perjanjian tersebut diterima oleh
PT. Pertamina Patra Niaga dalam memenuhi keberlangsungan usaha perusahaan.
Namun jika dilihat dari tujuan perjanjian antara PT. Pertamina (Persero)
dengan PT. Pertamina Patra Niaga adalah disebabkan suatu yang halal yaitu untuk
melancarkan pendistribusian Bahan Bakar Khusus (Pertamina Dex) maka
perjanjian tersebut dalam hal ini memenuhi syarat bahwa perjanjian itu
disebabkan suatu yang halal sesuai dengan isi Pasal 1320 KUHPerdata.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM
PERJANJIAN KERJASAMA JASA PENGELOLAAN MOBIL TANGKI
ANTARA PT. PERTAMINA (PERSERO) DENGAN PT. PERTAMINA
PATRA NIAGA DI TBBM MEDAN GROUP

Perjanjian yang akan dianalisis adalah perjanjian kerjasama jasa
pengelolaan mobil tangki yang dilakukan antara pihak PT. Pertamina (Persero)
dengan PT. Pertamina Patra Niaga. Analisis akan dilakukan melalui sudut
pandang hukum perjanjian yang berlaku secara umum maupun secara khusus di
Indonesia serta wawancara dari para sumber atau informan.
A. Subjek Hukum dari Perjanjian Kerjasama Jasa Pengelolaan Mobil
Tangki
Subjek hukum ialah pemegang hak dan kewajiban menurut hukum. Dalam
kehidupan sehari-hari, yang menjadi subyek hukum dalam sistem hukum
Indonesia, yang sudah barang tentu berdasarkan dari sistem hukum Belanda, ialah
individu (orang) dan badan hukum (perusahaan, organisasi, institusi). Dalam
dunia hukum, subyek hukum dapat diartikan sebagai pembawa hak, yakni
manusia dan badan hukum.127
Manusia (naturlife persoon) menurut hukum, tiap-tiap seorang manusia
sudah menjadi subjek hukum secara kodrati atau secara alami. Manusia sebagai
hak mulia saat ia dilahirkan sampai dengan meninggal dunia. Bahkan bayi yang
masih berada didalam kandungan pun bisa dianggap sebagai subyek hukum bila
terdapat urusan atau kepentingan yang menghendakinya.
Badan hukum (recht persoon) adalah suatu badan yang terdiri dari
perkumpulan orang yang diberi status “persoon” oleh hukum sehingga
127

https://id.wikipedia.org/wiki/subyek_hukum, diunduh tanggal 18 Desember 2016
pukul 20.00 WIB

78

Universitas Sumatera Utara

79
mempunyai hak dan kewajiban. Badan hukum dapat menjalankan perbuatan
hukum sebagai pembawa hak manusia. Seperti melakukan perjanjian kerjasama
jasa pengelolaan mobil tangki antara PT. Pertamina (Persero) dengan
PT. Pertamina Patra Niaga.
Subjek hukum dari perjanjian kerjasama jasa pengelolaan mobil tangki ini
adalah PT. Pertamina (Persero) sebagai pemberi kontrak dengan PT. Pertamina
Patra Niaga sebagai pihak penerima kontrak. PT. Pertamina (Persero) merupakan
subjek hukum berbentuk badan hukum dan PT. Pertamina Patra Niaga adalah
subyek hukum yang berbentuk badan hukum. Kedua subjek hukum ini memiliki
kewajiban dan hak yang harus dipenuhi antara satu dengan yang lainnya.
B. Obyek Hukum dari Perjanjian Kerjasama Jasa Pengelolaan Mobil
Tangki
Objek hukum dari perjanjian kerjasama jasa pengelolaan mobil tangki ini
adalah hak yang semata-mata diperuntukkan bagi pemegangnya sehingga tidak
ada pihak lain yang boleh memanfaatkan hak tersebut tanpa izin pemegangnya
(hak eksklusif) dari PT. Pertamina (Persero) dalam hal pengelolaan mobil tangki
kepada PT. Pertamina Patra Niaga untuk mendistribusikan dan melayani
permintaan pelanggan dari pihak pertama/pemberi kontrak.
1.

Periode dari Perjanjian Kerjasama Jasa Pengelolaan Mobil Tangki
Sesuai perjanjian jasa pengelolaan mobil tangki antara PT. Pertamina

(Persero) dengan PT. Pertamina Patra Niaga berlaku selama 1 tahun semenjak
kontrak ini ditandatangani oleh para pihak dan terbuka bagi para pihak untuk
memperpanjang jika para pihak sepakat.
2.

Terjadinya Perjanjian Kerjasama Jasa Pengelolaan Mobil Tangki

Universitas Sumatera Utara

80
Perjanjian menurut asas konsesualisme dinyatakan suatu perjanjian lahir
pada detik tercapainya kesepakatan antara kedua belah pihak mengenai hal-hal
pokok yang menjadi objek perjanjian. Kehendak kedua belah pihak dari pihak
PT. Pertamina (Persero) maupun dari PT. Pertamina Patra Niaga dinyatakan
secara tertulis dalam bentuk perjanjian. Sejak pada penandatanganan itu pula
maka perjanjian kerjasama jasa pengelolaan mobil tangki yang disepakati
menimbulkan akibat hukum bagi kedua belah pihak. Pernyataan secara tertulis ini
merupakan syarat formil yang harus dipenuhi dalam perjanjian kerjasama jasa
pengelolaan mobil tangki. Pemenuhan syarat materiil dalam 1320 Kitab UndangUndang Hukum Perdata. Hak dan kewajiban di bidang hukum harta kekayaan ini
bersifat relatif, dikatakan relatif karena hubungan hukum ini hanya bisa dituntut
dan dipertahankan terhadap pihak-pihak tertentu yang terikat dalam perjanjian.
Pihak-pihak tertentu ini adalah PT. Pertamina (Persero) dengan PT.
Pertamina Patra Niaga yang terikat baik karena ketentuan Undang-Undang
maupun karena perjanjian kerjasama jasa pengelolaan itu sendiri. Perjanjian
kerjasama jasa pengelolaan mobil tangki antara PT. Pertamina (Persero) ini
menurut Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata berlaku sebagai
Undang-Undang bagi pihak yang membuatnya dan menyebabkan akibat hukum
sesuai dengan Pasal 1315 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata hanya bagi
pihak PT. Pertamina (Persero) dengan PT. Pertamina Patra Niaga. Pada Pasal
1339 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menetapkan lebih lanjut lagi tentang
perjanjian ini yaitu apabila dikaitkan dengan perjanjian kerjasama jasa
pengelolaan mobil tangki antara PT. Pertamina (Persero) ini maka perjanjian ini
tidak saja mengikat pada apa yang dicantumkan semata-mata dalam perjanjian,

Universitas Sumatera Utara

81
tetapi juga pada apa yang menurut sifatnya perjanjian itu dikehendaki oleh
keadilan, kebiasaan atau Undang-Undang. Dalam Pasal 1347 Kitab UndangUndang Hukum Perdata bahkan ditetapkan bahwa hak-hak atas kewajibankewajiban yang sudah lazim diperjanjikan dalam suatu perjanjian, meskipun pada
suatu waktu tidak dimasukkan dalam perjanjian harus juga dianggap tercantum
dalam perjanjian.
Hal-hal

diluar

perjanjian

kerjasama

pengelolaan

mobil

tangki

PT. Pertamina (Persero) meskipun tidak mencantumkan hal itu akan tetapi apabila
suatu yang lazim dalam perjanjian maka tetap dianggap dicantumkan dalam
perjanjian.
Perjanjian menimbulkan perikatan yang harus dilaksanakan setelah para
pihak sepakat. Perjanjian kerjasama jasa pengelolaan mobil tangki antara
PT. Pertamina (Persero) dengan PT. Pertamina Patra Niaga yang menimbulkan
kewajiban dan tanggung jawab diantara kedua belah pihak yang berarti suatu
hubungan hukum antara dua orang. Perikatan ini memberi hak pada yang satu
untuk menuntut barang sesuatu dari yang lainnya, sedangkan orang yang lainnya
diwajibkan memenuhi tuntutan itu begitu pula sebaliknya.
3.

Penerapan Syarat Sahnya Perjanjian Dalam Perjanjian Kerjasama Jasa
Pengelolaan Mobil Tangki
Perjanjian kerjasama jasa pengelolaan mobil tangki yang dilakukan antara

PT. Pertamina (Persero) dengan PT. Pertamina Patra Niaga dituangkan dalam
surat perjanjian dengan judul “Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian
Kerjasama Jasa Pengelolaan Mobil Tangki Antara PT. Pertamina (Persero)
Dengan PT. Pertamina Patra Niaga Di TBBM Medan Group”. Suatu Perjanjian
harus memenuhi syarat sah sebuah perjanjian tertulis yang terdapat dalam Pasal

Universitas Sumatera Utara

82
1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Adapun syarat-syarat itu adalah
sebagai berikut :
1) Sepakat
Maksud dari sepakat adalah bahwa kedua subyek yang mengadakan
perjanjian itu harus setuju dengan hal-hal pokok dari perjanjian yang
dilangsungkan. Dalam hal ini terjadi kesepakatan antara PT. Pertamina (Persero)
dengan PT. Pertamina Patra Niaga. Kesepakatan secara tertulis ini terlihat dalam
perjanjian kerjasama jasa pengelolaan mobil tangki antara PT. Pertamina
(Persero) dengan PT. Pertamina Patra Niaga dimana dinyatakan kedua belah
pihak telah sepakat untuk dan dengan itu mengadakan perjanjian dengan syaratsyarat dan ketentuan-ketentuan yang ada dalam perjanjian.
2) Cakap
Orang yang membuat perjanjian harus cakap secara hukum. Pada asasnya,
setiap orang yang sudah dewasa dan akil balik dan sehat pikirannya adalah cakap
menurut hukum. Pasal 1329 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dinyatakan
setiap orang adalah cakap untuk membuat perikatan-perikatan, jika ia oleh
Undang-Undang tidak dinyatakan cakap. Perjanjian kerjasama jasa pengelolaan
mobil tangki antara PT. Pertamina (Persero) dengan PT. Pertamina Patra Niaga
kedua belah pihak yang bertanda tangan cakap dalam membuat perjanjian. Hal ini
dapat dilihat dari kedua belah pihak sebagai berikut:
a. Pihak PT. Pertamina (Persero)
PT. Pertamina (Persero) dalam hal ini diwakili oleh Mudji Pangestu selaku
Supply & Distribution Region Manager I berdasarkan Surat Keputusan
Direktur Utama PT. Pertamina (Persero) No. Kpts. P-0104/C00000/2013-

Universitas Sumatera Utara

83
S8 tanggal 12 Februari 2013. Sesuai dengan Pasal 92 ayat (1) UndangUndang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, direksi
menjalankan pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Ketentuan ini menugaskan
direksi untuk mengurus perseroan yang antara lain meliputi pengurusan
sehari-hari dari perseroan. Ketentuan lebih lanjut di dalam Pasal 92 ayat
(2) Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
Direksi berwenang menjalankan pengurusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sesuai dengan kebijakan yang dipandang tepat, dalam batas yang
ditentukan dalam undang-undang ini dan/ atau anggaran dasar. Menurut
Pasal 98 ayat (1) Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas bahwa Direksi mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar
pengadilan. Sehingga Muji Pangestu selaku Supply & Distribution Region
Manager I yang mewakili Direktur Utama merupakan subjek yang cakap
di dalam peraturan perundang-undangan untuk membuat suatu perjanjian
b. PT. Pertamina Patra Niaga
PT. Pertamina Patra Niaga dalam hal ini diwakili oleh Gema Iriandus
Pahalawan selaku Direktur Operasi. Sesuai dengan Pasal 92 ayat (1)
Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, direksi
menjalankan pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Ketentuan ini menugaskan
direksi untuk mengurus perseroan yang antara lain meliputi pengurusan
sehari-hari dari perseroan. Ketentuan lebih lanjut di dalam Pasal 92 ayat
(2) Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,

Universitas Sumatera Utara

84
Direksi berwenang menjalankan pengurusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sesuai dengan kebijakan yang dipandang tepat, dalam batas yang
ditentukan dalam undang-undang ini dan/atau anggaran dasar. Menurut
Pasal 98 ayat (1) Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas bahwa Direksi mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar
pengadilan. Sehingga Gema Iriandus Pahalawan selaku Direktur Operasi
merupakan subjek yang cakap di dalam peraturan perundang-undangan
untuk membuat suatu perjanjian
3) Hal tertentu
Perjanjian harus menentukan jenis objek yang diperjanjikan, jika tidak
maka perjanjian itu batal demi hukum. Pasal 1322 dan Pasal 1333 Kitab UndangUndang Hukum Perdata menyebutkan bahwa barang yang menjadi obyek
perjanjian harus:
a. Barang yang dapat diperdagangkan
b. Barang yang dapat ditentukan lain jenisnya
Dalam perjanjian ini yang menjadi pokok perjanjian adalah pengelolaan
mobil tangki dan system pengelolaan bisnis dari PT. Pertamina (Persero) kepada
PT. Pertamina Patra Niaga. Kemudian PT. Pertamina Patra Niaga menerima
prestasi (komisi) berupa sejumlah uang yang diberikan dari PT. Pertamina
(Persero). Kewajiban dari pihak penerima kontrak diatur dalam Pasal 2, 3, 4, 5, 6,
7 dan 8 dari perjanjian jasa pengelolaan mobil tangki. Pasal 2 berisi bahwa
penerima kontrak wajib melakukan pemeliharaan dan perbaikan mobil tangki.
Pasal 3 berisi bahwa penerima kontrak harus melakukan pengoperasian mobil
tangki untuk mendistribusikan produk yang dimiliki oleh pemberi kontrak/BBK.

Universitas Sumatera Utara

85
Pasal 4 berisi tentang pengamanan kualitas/mutu dan kuantitas produk yang
diangkut dengan melakukan pengadaan segel oleh pemberi kontrak untuk
dipasang di mobil tangki dan penerima kontrak wajib mendata/menginvetarisir
dalam penggunaan segel tersebut. Pasal 5 berisi bahwa kualitas/mutu produk yang
diangkut oleh penerima kontrak wajib memeriksa sertifikat kualitas/mutu produk
(certificate of quality) yang dikeluarkan oleh pemberi kontrak. Pasal 6 berisi
kuantitas produk yang diangkut oleh penerima kontrak dan wajib mengganti
kehilangan sebahagian atau seluruh volume produk akibat pencurian atau
kecelakaan yang dilakukan oleh penerima kontrak. Tata cara perhitungan
penggantian yaitu volume produk yang hilang dikalikan dengan harga
keekonomian per satuan volume pada saat tanggal kejadian. Pasal 7 berisi Key
Performance Individu/KPI, evaluasi dan penilaian menyatakan bahwa penerima
kontrak juga diatur dalam KPI yang akan dievaluasi oleh pemberi kontrak. Pasal 8
berisi standard operating prosedure/SOP berisi bahwa penerima kontrak dan
pemberi kontrak memiliki standar prosedur dalam melaksanakan perjanjian
kerjasama jasa pengelolaan mobil tangki serta kewajiban dari pemberi kontrak
dicantumkan dalam Pasal 10, yang menyatakan bahwa pihak pemberi kontrak
akan memberikan fee jasa pengelolaan kepada penerima kontrak sebesar yang
telah disepakati dan belum termasuk pajak pertambahan nilai/PPN sebesar 10 %
(sepuluh persen) untuk setiap produk yang didistribusikan oleh penerima kontrak.
4) Suatu sebab yang halal
Dalam Pasal 1335 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dinyatakan
bahwa suatu perjanjian tanpa sebab atau yang telah dibuat karena suatu sebab
yang palsu atau terlarang, tidak mempunyai kekuatan. Didalam perjanjian

Universitas Sumatera Utara

86
kerjasama jasa pengelolaan mobil tangki ini adalah melakukan pendistribusian
produk yang dimiliki oleh pemberi kontrak serta klausa dalam perjanjian ini tidak
terlarang dan tidak palsu sehingga tidak menyebabkan perjanjian ini batal demi
hukum (null or void). Dengan telah dipenuhinya empat syarat sahnya perjanjian
menurut Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, maka perjanjian
kerjasama jasa pengelolaan mobil tangki menjadi sah dan mengikat secara hukum
yang membuatnya.
4.

Penerapan Asas-Asas Perjanjian Dalam Perjanjian Kerjasama Jasa
Pengelolaan Mobil Tangki
Seperti perjanjian-perjanjian pada umumnya, perjanjian kerja sama jasa

pengelolaan mobil juga menganut asas-asas sebagai berikut:
a.

Asas Kebebasan Berkontrak
Arti dari asas ini adalah para pihak dapat membuat berbagai kesepakatan

asalkan tidak menyimpangi Undang-Undang dan sepanjang tidak bertentangan
dengan keadilan, kepatutan, dan kesusilaan. Dalam perjanjian antara PT.
Pertamina (Persero) dengan PT. Pertamina Patra Niaga para pihak bebas membuat
dan menentukan isi perjanjian selama tidak bertentangan dengan keadilan,
kepatutan, dan kesusilaan. Penerapan asas ini dapat terlihat dalam penentuan
bentuk kerja sama, jangka waktu perjanjian, hak dan kewajiban para pihak dan
hal-hal lain terkait pengelolaan mobil tangki.
b.

Asas Konsesualisme (Kesepakatan)
Menurut asas kosesualisme, suatu perjanjian telah lahir saat tercapainya

kesepakatan, walaupun kesepatakan tersebut hanya dilakukan secara lisan. Namun
dalam suatu perjanjian kerjasama jasa pengelolaan mobil tangki, sahnya
perjanjian kerjasama jasa pengelolaan mobil tangki tidak dapat tercapai hanya

Universitas Sumatera Utara

87
dengan kesepakatan lisan semata. Oleh karena itu perjanjian kerjasama jasa
pengelolaan mobil tangki tidak didasarkan oleh asas konsesualisme semata karena
perjanjian kerjasama jasa pengelolaan mobil tangki harus dibuat tertulis dan harus
didaftarkan
c.

Asas Pacta Sunt Servanda
Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang menyatakan

bahwa : “Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai UndangUndang bagi mereka yang membuatnya”. Adapun maksud dari asas ini tidak lain
untuk mendapatkan kepastian hukum bagi para pihak, maka sejak dipenuhinya
syarat sahnya perjanjian maka sejak saat itu juga perjanjian mengikat para pihak
yang membuatnya seperti Undang-Undang. Dengan demikian maka PT.
Pertamina (Persero) dan PT. Pertamina Patra Niaga terikat pada perjanjian yang
telah mereka sepakati dan perjanjian ini akan berlaku layaknya Undang-Undang
bagi mereka. Terikatnya para pihak pada perjanjian itu tidak semata-mata terbatas
pada apa yang diperjanjikan akan tetapi juga terhadap unsur lain sepanjang
dikehendaki oleh kebiasaan dan kepatutan serta moral. Demikianlah sehingga
asas-asas moral, kepatutan dan kebiasaan yang mengikatkan para pihak.
d.

Asas Itikad Baik
Pasal 1338 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyebutkan

“perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik”. Itikad baik dalam perjanjian
mengacu pada kepatutan dan keadilan, sehingga dalam pelaksanaan perjanjian
disyaratkan dilaksanakan dengan itikad baik. Itikad baik yang terdapat dalam
perjanjian antara PT. Pertamina (Persero) dengan PT. Pertamina Patra Niaga
adalah keinginan PT. Pertamina Patra Niaga untuk menjalankan pengelolaan

Universitas Sumatera Utara

88
mobil tangki yang dimiliki/disewa oleh PT. Pertamina (Persero) dengan
memberikan imbalan/pembayaran fee tertentu
e.

Asas Kepercayaan
Seseorang yang mengadakan perjanjian dengan pihak lain, menumbuhkan

kepercayaan diantara kedua pihak itu bahwa satu sama lain akan memegang
janjinya, dengan kata lain akan memenuhi prestasinya dibelakang hari. Tanpa
adanya kepercayaan itu tidak mungkin akan diadakan oleh para pihak. Asas
kepercayaan menjadi sangat penting dalam perjanjian kerjasama jasa pengelolaan
mobil tangki untuk menjaga rahasia-rahasia dagang. Asas ini sangat dibutuhkan
agar para pihak tidak mengungkapkan pada pihak lain dan atau memakai segala
infromasi yang diperoleh dari hubungan kerjasama yang diperjanjikan.
f.

Asas Kesetaraan
Asas ini menempatkan para pihak di dalam persamaan derajat, tidak ada

perbedaan, walaupun ada perbedaan kulit, bangsa, kekayaan, kekuasaan, jabatan
dan lain-lain. Asas kesetaraan dalam perjanjian kerjasama jasa pengelolaan mobil
tangki menjadi penting untuk menunjukkan bahwa hubungan yang timbul dari
perjanjian memiliki kedudukan yang setara.
g.

Asas Keuntungan Timbal Balik
Keuntungan timbal balik merupakan dasar untuk menjalin kemitraan yang

langgeng. Perjanjian antara PT. Pertamina (Persero) dengan PT. Pertamina Patra
Niaga bertujuan untuk saling memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak,
Pihak PT. Pertamina Patra Niaga mengelola mobil tangki yang dimiliki/disewa
oleh PT. Pertamina (Persero) yang mendapatkan pembayaran fee/komisi dan

Universitas Sumatera Utara

89
PT. Pertamina (Persero) mendapatkan imbalan berupa pengelolaan mobil tangki
yang dilakukan oleh PT. Pertamina Patra Niaga.
h.

Asas Kepribadian
Perjanjian yang dibuat hanya berlaku bagi pihak yang mengadakan

perjanjian itu sendiri (Pasal 1315 jo. Pasal 1340 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata), pengecualiannya menurut Pasal 1317 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata. Perjanjian antara PT. Pertamina (Persero) dengan PT. Pertamina Patra
Niaga hanya mengikat para pihak yang terdapat dalam perjanjian ini.
i.

Asas Desentralisasi
Pemerintah dalam hal ini memberikan wewenang dan kebebasan kepada

setiap usaha besar ataupun usaha menengah bersama mitra usahanya untuk
mendesain dan merancang sendiri pola kemitraan yang akan dilakukan sesuai
dengan kesepakatan antara masing-masing pihak yang bermitra.
5.

Perlindungan Hukum Terhadap Para
Kerjasama Jasa Pengelolaan Mobil Tangki

Pihak

Dalam Perjanjian

Perlindungan hukum dalam suatu perjanjian merupakan unsur yang sangat
penting yang harus ada. Perlindungan hukum disini terkait dengan masalah
perlindungan hak bagi para pihak dalam perjanjian tersebut. Apabila ada salah
satu pihak dalam perjanjian dirugikan oleh pihak lain dalam suatu perjanjian,
maka pihak yang dirugikan tersebut dapat menuntut haknya agar tetap dipenuhi.
1.

Perlindungan Hukum Bagi Pemberi Kontrak
Perlindungan hukum bagi pemberi kontrak di dalam perjanjian ini sudah

cukup baik mengingat pada dasarnya pemberi kontrak merupakan pihak yang
berada dalam posisi yang kuat. Pemberi kontrak juga memperoleh perlindungan
hukum yang sebagaimana terdapat di dalam Undang-Undang No 15 Tahun 2001

Universitas Sumatera Utara

90
Tentang Merek. Pasal 46 dinyatakan bahwa “penggunaan merek terdaftar di
Indonesia oleh penerima lisensi dianggap sama dengan penggunaan merek
tersebut di Indonesia oleh pemilik merek”. Dengan adanya ketentuan ini,
PT. Pertamina (Persero) sebagai pemberi kontrak merupakan perusahaan yang
kepemilikan saham dimiliki oleh negara, sehingga segala keuntungan yang
dihasilkan oleh perusahaan akan dikembalikan/dibagikan keuntungan berupa
deviden kepada negara.
2.

Perlindungan Hukum Bagi Penerima Kontrak
Di dalam Pasal 1 perjanjian kerjasama jasa pengelolaan mobil tangki

antara PT. Pertamina (Persero) dengan PT. Pertamina Patra Niaga disebutkan
“Pemberi kontrak menyerahkan mobil tangki beserta kelengkapan dokumen,
perlengkapan dan peralatan mobil tangki sebagaimana tercantum dalam berita
acara serah terima mobil tangki kepada penerima kontrak. Selain itu disebutkan
pula bahwa pemberi kontrak memberikan jaminan kepada penerima kontrak
perihal ketersediaan produk Bahan Bakar Khusus (Pertamina Dex) dan mutu dari
produk dengan dilampirkan sertificate quality”.
Klausula ini merupakan suatu jaminan yang dinyatakan secara tegas oleh
pemberi kontrak. Hal ini lain yang berkaitan dengan pendistribusian dalam hal
pemesanan produk dari pelanggan untuk penembusan/pembelian produk milik
pemberi kontrak tidak sesuai deng

Dokumen yang terkait

Kedudukan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Kerjasama Dagang Antara PT Frisian Flag Indonesia Dengan Distributor di Kota Medan (PT. Permata Niaga Sebagai Salah Satu Distributor di Kota Medan)

2 77 122

Aspek Hukum Perjanjian Kerjasama Antara Perusahaan Pengguna Jasa Tenaga Kerja Dengan Perusahan Penyedia Jasa Pekerja (Studi Penelitian Di PT. Gunung Garuda Group)

0 52 102

Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. Pertamina Patra Niaga

0 4 1

Evaluasi Sistem Penggajian Awak Mobil Tangki (Amt) Pada Pt Pertamina Patra Niaga Terminal Bahan Bakar Minyak (Tbbm) Boyolali cover

0 2 13

Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Kerjasama Jasa Pengelolaan Mobil Tangki Antara PT. Pertamina (Persero) Dengan PT. Pertamina Patra Niaga di TBBM Medan Group

0 0 14

Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Kerjasama Jasa Pengelolaan Mobil Tangki Antara PT. Pertamina (Persero) Dengan PT. Pertamina Patra Niaga di TBBM Medan Group

0 0 2

Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Kerjasama Jasa Pengelolaan Mobil Tangki Antara PT. Pertamina (Persero) Dengan PT. Pertamina Patra Niaga di TBBM Medan Group

0 0 29

Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Kerjasama Jasa Pengelolaan Mobil Tangki Antara PT. Pertamina (Persero) Dengan PT. Pertamina Patra Niaga di TBBM Medan Group

0 0 3

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENGGAJIAN AWAK MOBIL TANGKI DI PT PERTAMINA PATRA NIAGA TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK BOYOLALI

0 1 16

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSEDUR REKRUITMEN AWAK MOBIL TANGKI (AMT) PT PERTAMINA PATRA NIAGA TERMINAL BBM (TBBM) BOYOLALI

0 0 16