Peran Perceived Value dan Promosi Penjualan Terhadap Kepuasan Pelanggan dan Dampaknya Terhadap Intensi Membeli Ulang pada Pengguna Transportasi Online Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang hal-hal yang berhubungan dengan metode
penelitian yang meliputi identifikasi variabel penelitian, definisi operasional
variabel penelitian, subjek penelitian yang mencakup populasi dan sampel
penelitian, metode pengambilan data, uji validitas, uji reliabilitas, dan metode
analisa data.
Pada penelitian ini mengenai Pengaruh perceived value dan promosi
penjualan terhadap kepuasan pelanggan serta dampaknya terhadap intensi
membeli ulang pada pengguna transportasi online Go-Jek, yang akan
menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan analisis jalur (path analysis).
Analisis

ini bertujuan untuk

menjelaskan akibat langsung dan akibat tidak

langsung dari variabel perceived value dan promosi penjualan terhadap kepuasan
pelanggan serta dampaknya terhadap intensi

membeli ulang pengguna


transportasi Go-Jek.
A. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Variabel Endogeneous :
-

Intensi membeli ulang (Variabel tergantung)

-

Kepuasan Pelanggan (Variabel mediator)

2. Variabel Exogeneous :
-

Perceived Value (X1) dan

-


Promosi Penjualan (X2)

Universitas Sumatera Utara

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Intensi membeli ulang
Intensi membeli ulang adalah kecenderungan konsumendalam merespon
positif terhadap kualitas produk atau layanan suatu perusahaan dan berintensi
untuk mengkonsumsi kembali produk atau layanan dengan mempertimbangkan
situasi saat ini dan kemungkinan situasi dimasa mendatang. Intensi membeli
ulangini di ukur dengan menggunakan skala yang disusun berdasarkan dari tiga
indikator yang dikemukakan oleh Triastuti & Tae (2012) yaitu selalu menjadi
pilihan utama bagi konsumen untuk menikmati suatu barang atau jasa, bersedia
untuk melakukan kembali transaksi atau pembelian suatu barang atau jasa di
perusahaan yang sama, dan keinginan untuk menggunakan kembali dengan
mengajak serta teman-teman yang lain.
Skor total pada skala intensi membeli ulangmerupakan petunjuk bagi
tinggi rendahnya intensi membeli ulangpada pengguna Go-Jek. Semakin tinggi
skor yang dicapai maka semakin tinggi pula intensi membeli ulangpada pengguna
Go-Jek. Semakin rendah skor yang dicapai maka semakin rendah pula intensi

membeli ulangpada pengguna Go-Jek.
2. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah tanggapan yang diberikan oleh pelanggan
setelah membandingkan pelayanan yang telah di terima atau yang dirasakan
dengan pelayanan yang di harapkan. Kepuasan pelanggan ini di ukur dengan
menggunakan skala berdasarkan indikator kepuasan pelanggan oleh Syamsiah
(2009) yaitu adanya rasa senang, kepuasan terhadap pelayanan dan kepuasan

Universitas Sumatera Utara

terhadap sistem yang di dapatkan dari suatu perusahaan.
Skor total pada skala kepuasan pelanggan merupakan petunjuk bagi tinggi
rendahnya kepuasan pelanggan pada pengguna Go-Jek. Semakin tinggi skor yang
dicapai maka semakin tinggi pula kepuasan pelanggan pada pengguna Go-Jek.
Semakin rendah skor yang dicapai maka semakin rendah

pula kepuasan

pelanggan pada pengguna Go-Jek.
3. Perceived Value

Perceived value adalah penilaian pelanggan secara keseluruhan terhadap
kegunaan dari suatu produk atau jasa berdasarkan hasil persepsi dari manfaat
(benefits) yang diterima dan pengorbanan yang diberikan dalam keseluruhan
proses pembelian yang bersifat sangat personal, istimewa dan bervariasi. Dimensi
perceived value ini di ukur dengan menggunakan skala PERVAL yang disusun
oleh Sweeney dan Soutar (2001) yaitu Functional value (quality/performance
value), Functional value (price of money), Emotional value, dan Social Value.
Skor total pada skala perceived value merupakan petunjuk bagi positif atau
negatifnya perceived value yang dirasakan pada pengguna Go-Jek. Semakin tinggi
skor yang dicapai maka positif pula

perceived value yang dirasakan pada

pengguna Go-Jek. Semakin rendah skor yang dicapai maka semakin negatif
pulaperceived value yang dirasakan pada penggunaGo-Jek.
1. Promosi penjualan
Promosi penjualan adalah tindakan persuasif secara langsung yang
menawarkan

insentif


dan

hadiah-hadiah

untuk

mendorong

pelanggan

Universitas Sumatera Utara

menggunakan suatu produk atau jasa dan menciptakan penjualan yang segera.
Promosi penjualan ini di ukur dengan menggunakan indikator manfaatpromosi
penjualan dari Chendon et al (2000) yaitu savings, quality, convenience, value
expression, exploration dan entertainment.
Skor total pada skala promosi penjualan merupakan petunjuk bagi kuat
lemahnya promosi penjualan yang dirasakan pada pengguna Go-Jek. Semakin
tinggi skor yang dicapai maka semakin bermanfaat promosi penjualan yang

dirasakan pada pengguna Go-Jek. Semakin rendah skor yang dicapai maka
semakin kurang bermanfaat pula promosi penjualan yang dirasakan pada
pengguna Go-Jek.
C. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2010). Sedangkan
menurut Malhotra (2007) populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan
maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu
mengenai sekelompok obyek yang lengkap dan jelas. Populasi dari penelitian ini
adalah seluruh pengguna jasa transportasi onlineGo-Jek, baik pria maupun wanita.
Unit analisis adalah satuan unit atau elemen yang dianalisis atau dipelajari
yang ingin diketahui satu atau sejumlah hal. Subjek penelitian atau unit analisis
yang paling umum dipelajari dalam penelitian sosial adalah individu, keluarga,
kelompok, organisasi, struktur social informal dan struktur social formal (Silalahi,

Universitas Sumatera Utara

2009). Pada umumnya, yang merupakan unit analisis dalam penelitian survey

adalah individu (Silalahi, 2009). Pada penelitian ini unit analisisnya adalah
pengguna Go-Jek sebagai individu.
2. Metode Pengambilan Sampel
Rochaety, Tresnati, dan Madjid Latief (2007) menyatakan bahwa jika
jumlah populasi sangat besar maka penelitian dilakukan terhadap sebagian elemen-elemen populasi
atau yang disebut dengan penelitian sampel. Sugiyono (2010) menyatakan bahwa sampel
merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Bila jumlah populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
populasi, karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Apa yang dipelajari
dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Oleh
karena itu pengambilan sampel yang dapat merepresentasikan populasi tersebut.
Dengan menggunakan sampel, peneliti cukup meneliti anggota-anggota populasi
yang terpilih menjadi sampel dan tidak perlu meneliti seluruh anggota populasi
(Sugiono, 2010). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel berdasarkan
tabel Krejcie dan Morgan dengan jumlah populasi yang banyak dan tak diketahui
maka sampel yang akan digunakan yaitu sebanyak 384 orang (Sekaran, 2006).
Sedangkan karakteristik populasi yang akan diteliti adalah:
a. Pernah menggunakan jasa Go-Jek dengan layanan Go-Ride sebanyak 1 sampai 3 kali.
b. Menggunakan jasa Go-Ride untuk wilayah Medan.

Metode pengambilan sampel adalah proses memilih sejumlah elemen
secukupnya dari populasi sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman

Universitas Sumatera Utara

tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat kita dapat mengeneralisasikan
sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi (Sarjono & Julianita, 2013).
Metode pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling yaitu teknik pengambilan sampel nonprobabilitas yang sampelnya
dipilih berdasarkan pada karakteristik tertentu dianggap mempunyai sangkut paut
dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Umar, 2008).
Meliza dan Fachrudin (2014) juga menyatakan bahwa pemilihan purvosive
sampling dilakukan karena peneliti telah memahami bahwa informasi yang
dibutuhkan dapat diperoleh dari satu kelompok sasaran tertentu yang mampu
memberikan informasi yang dikehendaki karena mereka memang memiliki
informasi seperti itu dan mereka memenuhi kriteria yang ditentukan oleh peneliti.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah metode self report dan skala sebagai alat ukur. Skala adalah suatu prosedur
pengambilan data yang merupakan suatu alat ukur


aspek

afektif

yang

merupakan konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek
kepribadian individu (Azwar, 2012). Skala psikologi ini berupa pernyataan yang
tidak langsung mengungkap atribut yang hendak di ukur (Azwar, 2012). Skala
yang digunakan adalah skala psikologi yang berbentuk skala

likert

dengan

beberapa pilihan, yaitu dengan cara menyebarkan skala yang berisi daftar
pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga subjek
penelitian dapat mengisi dengan mudah (Azwar, 2012). Adapun karakteristik
skala sebagai alat ukur psikologi yaitu (Azwar, 2012):


Universitas Sumatera Utara

1. Stimulus atau aitem dalam skala psikologi berupa pernyataan atau pertanyaan
yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan
mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan. Meskipun
subjek dapat dengan mudah memahami isi aitemnya namun tidak mengetahui
arah jawaban yang dikehendaki oleh aitem yang diajukan sehingga jawaban
yang diberikan subjek akan banyak tergantung pada interpretasinya terhadap
isi aitem. Karena itu jawaban yang diberikan atau dipilih subjek lebih bersifat
proyeksi diri dan perasaannya.
2. Atribut psikologi diungkap secara tidak langsung, maka dari itu, skala
psikologi selalu berisi banyak aitem. Jawaban subjek terhadap satu aitem
baru merupakan sebagian dari banyak indikasi mengenai atribut yang diukur,
sedangkan kesimpulan akhir sebagai suatu diagnosis diperoleh berdasar
respon terhadap semua aitem.
3. Respon subjek tidak diklafisikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah”.
Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguhsungguh.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode self
reportdan skala. Skala penelitian ini terdiri dari tiga skala, yaitu: skala

repurchase, kepuasan pelanggan, intention, perceived value, dan promosi
penjualan.
a. Metode self report
Metode ini digunakan untuk memperoleh data identitas diri yaitu mengenai
nama, usia, jenis kelamin, jenis jasa Go-Jek yang digunakan, jumlah penggunaan,

Universitas Sumatera Utara

pekerjaan, alasan menggunakan Go-Jek serta lembar pernyataan kesedian mengisi
skala. Dalam hal ini subjek diminta untuk menuliskannya pada kolom yang telah
disediakan pada skala penelitian.
b. Metode Skala
1. Intensi membeli ulang
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala intensi membeli
ulangyang disusun berdasarkan dari tiga indikator yang dikemukakan oleh
Triastuti & Tae (2012) yaitu selalu menjadi pilihan utama bagi konsumen untuk
menikmati suatu barang atau jasa, bersedia untuk melakukan kembali transaksi
atau pembelian suatu barang atau jasa di perusahaan yang sama, dan Keinginan
untuk menggunakan kembali dengan mengajak serta teman-teman yang lain.
Skala ini dikembangkan dengan menggunakan model likert. Aitem-aitem
dalam skala ini menggunakan pernyataan dengan lima pilihan jawaban, yaitu :
Sangat setuju, Setuju, Netral, tidak setuju dan Sangat Tidak Setuju. Skala
disajikan dalam bentuk pernyataan mendukung (favorable) dan tidak mendukung
(unfavorable). Nilai yang diberikan bergerak dari 1 sampai 5. Bobot penilaian
untuk pernyataan yang mendukung (favorable), yaitu Sangat Setuju =5, Setuju =4,
Netral =3, Tidak Setuju = 2, SangatTidak Setuju = 1, sedangkan untuk pernyataan
yang tidak mendukung (unfavorable), yaitu Sangat Setuju = 1, Setuju =2, Netral
=3, Tidak Setuju =4, Sangat Tidak Setuju =5. Skor skala ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi skor jawaban maka semakin tinggi pula intensi

membeli

ulangyang dimiliki oleh subjek. Dan sebaliknya semakin rendah skor jawaban
maka semakin rendah pula intensi membeli ulang yang dimiliki oleh subjek.

Universitas Sumatera Utara

Berikut adalah blue print yang menyajikan distribusi aitem-aitem skala
Intensi membeli ulang:
Tabel 1
Blueprint Skala Intensi Membeli Ulang
Aitem
No

1.

2.

Indikator Intensi membeli ulang
Menjadi pilihan utama untuk menikmati
jasa transportasi online Go-Jek
Bersedia untuk melakukan transaksi
kembali di Go-Jek.

Favorable Unfavorable

Total

1,2,3

4,5

5

6,7,8

9,10

5

11,12,13

14,15

5

9

6

15

Keinginan untuk menggunakan kembali
3.

dengan mengajak serta teman-teman
yang lain untuk menggunakan jasa
transportasi Go-Jek.
Total

2. Kepuasan Pelanggan
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kepuasan
pelanggan yang disusun berdasarkan dari tiga indikator yang dikemukakan oleh
oleh Syamsiah (2009) yaitu adanya rasa senang, kepuasan terhadap pelayanan dan
kepuasan terhadap sistem yang di dapatkan dari suatu perusahaan.
Skala ini dikembangkan dengan menggunakan model likert. Aitem-aitem
dalam skala ini menggunakan pernyataan dengan lima pilihan jawaban, yaitu :
Sangat setuju, Setuju, Netral, tidak setuju dan Sangat Tidak Setuju. Skala
disajikan dalam bentuk pernyataan mendukung (favorable) dan tidak mendukung
(unfavorable). Nilai yang diberikan bergerak dari 1 sampai 5. Bobot penilaian

Universitas Sumatera Utara

untuk pernyataan yang mendukung (favorable), yaitu Sangat Setuju =5, Setuju =4,
Netral =3, Tidak Setuju= 2, Sangat Tidak Setuju = 1, sedangkan untuk pernyataan
yang tidak mendukung (unfavorable), yaitu Sangat Setuju =1, Setuju = 2, Netral
=3, Tidak Setuju = 4, Sangat Tidak Setuju = 5. Skor skala ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi skor jawaban maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan
pelangganyang dimiliki oleh subjek. Dan sebaliknyasemakin rendah skor jawaban
maka semakin rendah pula tingkat kepuasan pelanggan yang dimiliki oleh subjek.
Berikut adalah blue print yang menyajikan distribusi aitem-aitem skala
kepuasan pelanggan:
Tabel 2
Blueprint Skala Kepuasan Pelanggan
No

Indikator Kepuasan Pelanggan

Aitem
Favorable unfavorable

Total

1.

Adanya rasa senang

1,2,3

4,5

5

2.

Kepuasan terhadap pelayanan

6,7,8

9,10

5

3.

Kepuasan terhadap sistem.

11,12,13

14,15

5

9

6

15

Total

3. Skala Perceived Value
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala perceived value
(PERVAL) yang disusun menggunakan dimensi dari Sweeney dan Soutar (2001)
yaitu Functional value (quality/performance value), Functional value (price of
money), Emotional value, dan Social Value.
Skala ini dikembangkan dengan menggunakan model likert. Aitem-aitem
dalam skala ini menggunakan pernyataan dengan lima pilihan jawaban, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak
Sesuai (STS). Skala disajikan dalam bentuk pernyataan mendukung (favorable)
dan tidak mendukung (unfavorable) . Nilai setiap pilihan bergerak dari 1 sampai
5. Bobot penilaian untuk pernyataan mendukung yaitu SS= 5, S= 4, N=3, TS=2
dan STS=1. sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan tidak mendukung yaitu
SS=1, S=2, N=3, TS= 4 dan STS= 5. Skor skala ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi skor jawaban maka semakin positif perceived value yang dirasakan subjek.
Dan sebaliknya semakin rendah skor jawaban maka semakin negatif perceived
value yang dirasakan subjek.
Berikut adalah blue print yang menyajikan distribusi aitem-aitem skala
perceived value :
Tabel 3
Blueprint Skala Perceived Value
No

1.

Dimensi perceived value
Functional value
(quality/performance value)

Aitem

Total

Favorable

Unfavorable

1,2,3

4,5

5

6,7,8

9,10

5

2.

Functional value (price of money)

3.

Emotional value

11,12,13

14,15

5

4.

Social Value.

16,17,18

19,20

5

12

8

20

Total

3. Skala Promosi Penjualan
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Promosi
penjualan, yang di ukur dengan menggunakan alat promosi penjualan dari
Chandon, et al (2000) yaitu savings, quality, convenience, value expression,

Universitas Sumatera Utara

exploration dan entertainment.
Skala ini dikembangkan dengan menggunakan model likert. Aitem-aitem
dalam skala ini menggunakan pernyataan dengan lima pilihan jawaban, yaitu :
Sangat setuju, Setuju, Netral, tidak setuju dan Sangat Tidak Setuju. Skala
disajikan dalam bentuk pernyataan mendukung (favorable) dan tidak mendukung
(unfavorable). Nilai yang diberikan bergerak dari 1 sampai 5. Bobot penilaian
untuk pernyataan yang mendukung (favorable), yaitu Sangat Setuju =5, Setuju =4,
Netral =3, Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju = 1, sedangkan untukpernyataan
yang tidak mendukung (unfavorable), yaitu Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Netral
=3, Tidak Setuju = 4, Sangat Tidak Setuju= 5. Skor skala ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi skor jawaban maka semakin bermanfaat promosi penjualanyang
ditawarkan. Sebaliknya semakin rendah skor jawabannya maka semakin kurang
bermanfaat promosi penjualanyang ditawarkan ke subjek.
Berikut adalah blue print yang menyajikan distribusi aitem-aitem skala
Promosi penjualan yaitu:
Tabel 4
Blueprint Skala Promosi Penjualan
Aitem
No

Indikator

Favorable

Unfavorable

Total

1.

Savings

1,2,3

4,5

5

2.

Quality

6,7,8

9,10

5

3.

Convinience

11,12,13

14,15

5

4

Value expression

16,17,18

19,20

5

5

Exploration

21,22,23

24,25

5

6

Entertainment.

26,27,28

29,30

5

18

12

30

Total

Universitas Sumatera Utara

E. Uji Coba Alat Ukur
Salah satu masalah utama dalam kegiatan penelitian sosial khususnya
Psikologi adalah cara memperoleh data yang akurat dan objektif. Hal ini menjadi
sangat penting, artinya kesimpulan penelitian hanya akan dapat dipercaya apabila
didasarkan pada info yang juga dapat dipercaya (Azwar, 2012). Dengan
memperhatikan kondisi ini, tampak bahwa alat pengumpulan data memiliki
peranan penting. Baik atau tidaknya suatu alat pengumpulan data dalam
mengungkap kondisi yang ingin diukur tergantung pada validitas dan reliabilitas
alat ukur yang akan digunakan (Azwar, 2012).
1. Reliablitas Alat Ukur
Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan
hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Hasil pengukuran
dapat dipercaya jika dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap
subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Dalam aplikasinya,
reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam
rentang dari 0-1,00, jika koefisien reliabilitas mendekati angka 1 berarti semakin
tinggi reliabilitas dan jika koefisien mendekati angka 0 berarti semakin rendah
reliabilitasnya (Azwar, 2012).
Uji reliabilitas alat ukur menggunakan pendekatan konsistensi internal
yang prosedurnya hanya memerlukan satu kali penggunaan sebuah tes kepada
sekelompok individu sebagai subjek (single trial administration). Pendekatan ini
dipandang memiliki nilai praktis dan memiliki efisiensi tinggi (Azwar, 2012).
Dalam penelitian ini, teknik reliabilitas yang digunakan adalah AlphaCronbach’s

Universitas Sumatera Utara

dengan bantuan SPSSversi 20.0 for windows.
2. Uji Validitas
Menurut Azwar (2012) validitas diperlukan untuk mengetahui apakah
skala psikologi mampu menghasilkan data yang akurat dengan tujuan ukurnya.
Suatu alat ukur dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat ukur tersebut
menjalankan fungsi ukurnya atau data yang dihasilkan relevan dengan tujuan
pengukurannya. Suatu alat ukur yang tinggi validitasnya akan menghasilkan eror
pengukuran yang kecil, artinya skor setiap subjek yang diperoleh alat ukur
tersebut tidak jauh berbeda dari skor sesungguhnya
Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi dan
konstruk. Validitas isi merupakan relevansi aitem dengan indikator keperilakuan
dan dengan tujuan ukur yang sebenarnya sudah dapat dievaluasi lewat nalar dan
akal sehat yang mampu menilai apakah isi skala memang sudah mendukung
konstrak teoritis yang diukur. Keputusan mengenai keselarasan atau relevansi
aitem dengan tujuan skala memerlukan kesepakatan penilaian dari beberapa
penilai yang kompeten (expert judgment) (Azwar, 2012). Dalam hal ini bertindak
sebagai expert judgement adalah dosen pembimbing. Expert judgment akan
menilai aspek-aspek yangdigunakan oleh peneliti yaitu indikator intensi membeli
ulang, kepuasan pelanggan, dimensi perceived value, dan alat promosi penjualan.
Sugiyono (2010) menyatakan bahwa setelah pengujian dari ahli selesai,
maka dilakukan pengujian validitas konstruksi dengan analisis faktor, yaitu
dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor, dan
mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Dasar pikiran penerapan analisis

Universitas Sumatera Utara

faktor untuk menegakkan construct validity yaitu karena perilaku individu adalah
sangat beragam, tetapi perilaku yang sangat beragam itu diteorikan didasari oleh
sejumlah kecil faktor saja. Faktor-faktor ini yang sering disebut dimensi atau
komponen itu sudah tercermin dalam spesifikasi instrumen yang disusun pada
tahap awal pengembangan instrumen. Melalui analisis faktor diperiksa ulang atau
dikonfirmasikan apakah data yang diambil memang mengandung faktor-faktor
atau dimensi-dimensi yang diteorikan itu (karena itu analisis faktor yang
dilakukan adalah analisis faktor konfirmatori) (Suryabrata, 2014).
Validitas konstrak penelitian ini menggunakan confimatory factor
analysis. Dari analisis faktor dapat diketahui indikator-indikator mana saja yang
relevan dengan variable penelitian. Kemudian dilakukan pengukuran validitas dan
reabilitas terhadap indikator-indikator pada setiap konstruk variabel.
3. Uji Daya Beda Aitem
Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu
membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atau yang
tidak memiliki atribut yang diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisa
aitem ini adalah dengan memilih aitem -aitem fungsi ukurnya selaras atau sesuai
dengan fungsi ukur tersebut, dengan kata lain memilih aitem yang mengukur hal
yang sama dengan yang diukur oleh tes secara keseluruhan (Azwar, 2012).
Pengujian daya diskriminasi aitem menghendaki dilakukannya komputasi
korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu
distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien
korelasi aitem total ( ��� ) yang dikenal dengan sebutan parameter daya beda aitem.

Universitas Sumatera Utara

Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem menggunakan batasan ��� ≥
0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30, daya

pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki harga ��� Teknik

statistika

yang

digunakan

adalah

koefisiensi

Product

Moment

oleh

PearsonFormulasi koefisien korelasi Product Moment dari Pearson digunakan
0,05 maka sebarannya dinyatakan normal
dan sebaliknya jika p < 0,05 maka sebarannya dinyatakan tidak normal (Field,
2009). Selain itu peneliti juga melakukan normalitas dengan grafik P-P Plot.
2. Uji Linearitas
Uji linieritas hubungan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan
antara variabel bebas dan variabel tergantung serta untuk mengetahui signifikansi
penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut. Apabila penyimpangan tersebut
tidak signifikan maka hubungan antara kedua variabel bebas dengan variabel

Universitas Sumatera Utara

tergantung dinyatakan linier (Field, 2009).
Kaidah yang digunakan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan
antara variabel bebas dengan variabel tergantung adalah jika p < 0,05 maka
hubungannya antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan linier,
sebaliknya jika p > 0,05 berarti hubungan antara variabel bebas dengan variabel
tergantung dinyatakan tidak linier (Field, 2009). Uji linieritas ini dilakukan
dengan menggunakan analisis statistik test for linearity dengan bantuan program
komputer SPSS versi 20.0 for windows.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara
residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.
Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model
regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi perlu dikemukakan hipotesis
dalam bentuk hipotesis nol yaitu tidak terjadi adanya autokorelasi diantara data
pengamatan dan hipotesis alternative yaitu terjadi adanya autokorelasi diantara
data pengamatan. Data yang dikatakan bebas autokorelasi jika nilai statistik dari
uji Durbin-Watson 1 > D > 3 yang berarti lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 3
(Field, 2009).

Universitas Sumatera Utara

4. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
mempunyai korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2009).
Suatu model regresi dikatakan bebas multikolinieritas apabila nilai VIF
berada di antara 1 dan 5 atau nilai tolerance lebih besar dari 0.1. Jika VIF lebih
kecil dari 5 dan lebih besar dari 1, maka tidak terdapat korelasi antar variabel
bebas dan dalam model regresi tidak terjadi multikolinearitas. Namun, jika nilai
VIF kurang dari 1 dan lebih besar dari 5 dan atau nilai tolerance lebih kecil dari
0.1, maka dalam model regresi terjadi multikolinearitas (Priyatno, 2009).
5. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
(Ghozali, 2009). Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah
varians dari error variabel-variabel bebas tetap atau disebut homoskedastisitas.
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi terjadinya gejala heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan pendekatan analisis grafik dari residual. Dimana sumbu
horizontal menyatakan nilai estimasi dari variabel tak bebas, sedangkan sumbu
vertikal menyatakan nilai residual. Jika sebaran titik-titik dalam grafik menyebar
secara acak (no systematic pattern) di sekitar 0, maka diindikasi tidak terjadi
heteroskedastisitas. Jika titik-titik dalam grafik tidak menyebar secara acak
(membentuk suatu pola) di sekitar 0, maka diindikasi tejadi heteroskedastisitas
(Ugi & Rosmaini, 2015).

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil dan interpretasi hasil sesuai dengan data
yang diperoleh. Pembahasan akan diawali dengan memberikan gambaran umum
subjek penelitian, hasil utama dan pembahasan.
A. Gambaran Subjek Penelitian
Dari subjek penelitian dengan jumlah total sebanyak 355 orang pengguna
Go-Jek, telah diperoleh gambaran pengguna Go-Jek berdasarkan usia, jenis
kelamin, Pekerjaan, dan Pendidikan.
1. Gambaran subjek penelitian Berdasarkan Usia Pengguna
Berdasarkan usia subjek penelitian ini, maka penyebaran subjek penelitian
dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel. 9
Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Pengguna
Usia

Kategori

Frekwensi

Presentase (%)

13-17 Tahun

Remaja Awal

47 orang

13,23%

18-21 tahun

Remaja akhir

109 orang

30,70%

22-40 tahun

Dewasa awal

199 orang

56,07%

355 orang

100%

Total

Berdasarkan teori perkembangan yang dikemukakan oleh Hurlock (2004),
maka rentang usia 13-17 tahun dinamakan remaja awal, usia 18-21 tahun

Universitas Sumatera Utara

dinamakan periode remaja akhir, 22 – 40 tahun dinamakan periode masa dewasa
awal, sedangkan rentang usia 41 – 60 tahun dinamakan periode masa dewasa
paruh baya dan 60 tahun ke atas dinamakan masa tua. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa subjek yang paling banyak adalah berusia 22-40 tahun
(dewasa awal) sebanyak 199 orang (56,07%), sedangkan paling sedikit subjek
berusia 13 – 17 tahun (remaja awal) yaitu sebanyak 47 orang (13,23%).
2. Gambaran subjek penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Pengguna
Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian ini, maka penyebaran subjek
penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel. 10
Subjek Penelitian Berdasarkan jenis Kelamin Pengguna
Jenis Kelamin

Frekwensi

Presentase
(%)

Laki-laki

126 orang

35,5%

Perempuan

229 orang

64,5%

Total

355 orang

100%

Berdasarkan pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian
pengguna Go-Jek berjenis kelamin perempuan paling banyak yaitu 229 orang
(64,5%), sedangkan yang paling sedikit adalah pengguna Go-Jek berjenis kelamin
laki-laki yaitu sebanyak 126 orang (64,5%).

Universitas Sumatera Utara

3. Gambaran subjek penelitian Berdasarkan Kegiatan Pengguna
Berdasarkan kegiatan subjek penelitian ini, maka penyebaran subjek
penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel. 11
Subjek Penelitian Berdasarkan Kegiatan Pengguna
Kegiatan

Frekwensi

Presentase (%)

Bekerja

114 orang

32,1%

Mahasiswa/i

171 orang

48,2%

48 orang

13,5%

6 orang

1,7%

16 orang

4,5%

Pelajar
IRT
Jobseeker
Total

355 orang

100%

Berdasarkan pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian
pengguna Go-Jek paling banyak berasal dari mahasiswa/i yaitu 171 orang
(48,2%), sedangkan yang paling sedikit adalah pengguna Go-Jek berasal dari ibu
rumah tanggayaitu sebanyak 6 orang (1,7%).

4. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Pendidikan Pengguna
Berdasarkan pendidikan subjek penelitian ini, maka penyebaran subjek
penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Tabel. 12
Subjek Penelitian Berdasarkan pendidikan Pengguna
Pendidikan

Frekwensi

Presentase (%)

SMP

2 orang

0,6

SMA

65 orang

18,3

Diploma

35 orang

9,9

S1

219 orang

61,7

S2

34 orang

9,6

Total

355 orang

100%

Berdasarkan pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian
pengguna Go-Jek paling banyak memiliki pendidikan dari sarjana yaitu 219
orang (61,7,2%), sedangkan yang paling sedikit adalah pengguna Go-Jek
memiliki pendidikan tingkat SMP yaitu sebanyak 2 orang (0,6%).

B. Hasil Uji Asumsi Penelitian
1. Hasil Uji Normalitas
Hasil uji normalitas untuk mengetahui apakah data tersebar secara normal.
Kaidah normal yang digunakan adalah jika taraf signifikan (p) > 0,05 maka
sebarannya dinyatakan normal dan sebaliknya jika p < 0,05 maka sebarannya
dinyatakan tidak normal (Field, 2009). Hasil uji normalitas dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:

Universitas Sumatera Utara

Tabel. 13
Hasil Uji Normalitas
Variabel

P

Keterangan

Intensi Membeli Ulang

0,060

Normal

Kepuasan Pelanggan

0,108

Normal

Perceived Value

0,069

Normal

Promosi Penjualan

0,191

Normal

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan menggunakan one sample
kolmogorov smirnov test yang dilakukan pada variabel intensi membeli ulang,
kepuasan pelanggan, perceived value, dan promosi penjualan. Analisis data
kolmogorov smirnov menunjukkan bahwa variabel intensi membeli ulang
menunjukkan sebaran normal dengan nilai signifikansi (P) =0,60 > 0,05.Pada
variabel kepuasan pelanggan menunjukkan sebaran normal dengan nilai
signifikansi (P)=1,08> 0,05. Pada variabel perceived value juga menunjukkan
sebaran normal dengan nilai P=0,69> 0,05. Sedangkan pada variabel promosi
penjualan menunjukkan sebaran normal dengan nilai signifikansi (P)= 1,91> 0,05.
Berdasarkan analisis tersebut, maka variabel intensi membeli ulang,
kepuasan pelanggan, perceived value, dan promosi penjualan mengikuti sebaran
normal. Selain dengan uji statistik, uji normalitas dapat juga diketahui dengan
analisis grafik yaitu P-P plot. Hasil analisis grafik dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.1. Grafik Normalitas Intensi Membeli Ulang

Gambar 4.2. Grafik Normalitas Kepuasan Pelanggan

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.3. Grafik Normalitas Perceived Value

Gambar 4.4. Grafik Normalitas Promosi Penjualan

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa data terdistribusi secara
normal, karena kebanyakan titik-titik tersebut berada sangat dekat dengan garis
bahkan ada yang menempel pada garis. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
data dalam penelitian ini mengikuti distribusi normal.
2. Hasil Uji Linearitas
Uji linieritas hubungan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan
antara variabel bebas dan variabel tergantung serta untuk mengetahui signifikansi
penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut. Adapun hasil uji linearitas yaitu:
Tabel. 14
Hasil Uji Linearitas
Variabel

Deviation

P

Keterangan

0,553

0,000

Linier

0,818

0,000

Linier

0,084

0,000

Linier

0,625

0,000

Linier

0,746

0,000

Linier

from linearity
Kepuasan Pelanggan*
perceived Value
Kepuasan Pelanggan* Promosi
penjualan
Intensi Membeli Ulang*
Kepuasan Pelanggan
Intensi Membeli Ulang*
Perceived Value
Intensi Membeli Ulang*
Promosi Penjualan

Uji linearitas ini dilakukan dengan menggunakan analisis statistik test for
linearity.Kaidah yang digunakan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan
antara variabel bebas dengan variabel tergantung adalah jika p < 0,05 maka
hubungannya antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan linier,

Universitas Sumatera Utara

sebaliknya jika p > 0,05 berarti hubungan antara variabel bebas dengan variabel
tergantung dinyatakan tidak linier (Field, 2009).
Analisis dataini menghasilkan variabel kepuasan pelanggan dengan
perceived value memilliki taraf signifikansi P= 0,0