PENILAIAN TEKNOLOGI PADA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT RAWAT INAP DENGAN METODE TEKNOMETRIK DAN SMART DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER | Khafidhoh | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 40 122 1 PB

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.1, Maret 2014

PENILAIAN TEKNOLOGI PADA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
RUMAH SAKIT RAWAT INAP DENGAN METODE TEKNOMETRIK
DAN SMART DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER

1

, Nugroho Setyo2, Faiqatul Hikmah3
Program Studi Rekam Medik, Jurusan Kesehatan, Politeknik Negeri Jember
Jl. Mastrip PO. Box 164 Jember 68101
Telp: (0331)333352; email: mustika.sk@gmail.com

ABSTRAK
Rumah Sakit Paru Jember merupakan salah satu rumah sakit yang menerapkan billing system untuk membantu
dalam proses pembiayaan pasien rawat inap. Penilaian teknologi diperlukan untuk menilai seberapa besarkah
kontribusi teknologi yang dimiliki oleh suatu teknologi tertentu dalam suatu sistem pembiayaan pasien
rawat inap. Penilaian teknologi ini menggunakan metode Teknometrik dan Simple Multi Attribute Rating
Technique
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Paru Jember dengan Teknometrik dan SMART. Hasil penelitian ini
yaitu: Kemampuan dan Kandungan teknologi Sistem informasi manajemen rumah sakit (billing system) rawat

inap adalah : Komponen Technoware sebesar 0,632; Komponen Humanware sebesar 0.593; dan Komponen
Infoware sebesar 0,524 dan Orgaware sebesar 0,579. Kontribusi tersebut dapat diurutkan sebagai berikut:
T>H>O>
bahwa teknologi sistem informasi manajemen rumah sakit rawat inap di Rumah Sakit Paru Jember yang
<
diberikan pada pihak rumah sakit adalah meningkatkan kualitas aplikasi dari sistem informasi manajemen
rumah sakit rawat inap, khususnya pada komponen infoware (peragkat informasi) dengan memberikan menu
tambahan yang disesuaikan dengan rekam medik rawat inap secara manual.
Kata kunci: Penilaian Teknologi, Teknometrik, SMART, SIMRS Rawat Inap
ABSTRACT

the patient’s hospitalization. Technology assessment is required to assess how large will contribute technology
assessment using the method Technometric and Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART). The aim
Chest Hospital with Teknometrik and SMART. The results of this research are: the capability and technology
system of hospital management information (billing system) hospitalization is 0,632 Technoware: component
registration; Humanware component of 0.593; and Infoware Components of 0,524 and Orgaware of 0,579.
These contributions can be sorted as follows: T > H > O > I. whereas the content of the resulting technology

management information system of hospital inpatient care, especially in component infoware must be same
with manual medical records.

The key words: Assessment Technology, Technometric, SMART, Management Information System Of Hospital
Inpatient
74

74

Mustika, dkk. Penilaian Teknologi Pada Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Rawat Inap

PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya dapat terwujud (Sistem
Kesehatan Nasional, Depkes RI 2009). Dalam
mewujudkan pembangunan kesehatan di Indonesia,
para pemberi pelayanan kesehatan dituntut agar
mengikuti perkembangan jaman dan mengikuti
kemajuan teknologi. Teknologi dalam bidang

informasi dapat memberikan kemudahan untuk
mencapai kualitas pelayanan kesehatan yang
Informasi Manajemen Rumah Sakit” mampu
memberikan kontribusi untuk meningkatkan mutu
pelayanan dan mempercepat proses pelayanan serta
merupakan langkah strategis dalam manajemen
rumah sakit. Penggunaan SIMRS dapat memberikan
kemudahan pada proses pengambilan keputusan
atau kebijakan dalam mewujudkan pelayanan
yang lebih baik. Billing system mulai digunakan
oleh Rumah Sakit Paru Jember pada tahun 2005
hingga saat ini, mengalami dua kali pergantian
dan terus berkembang hingga pada versi 2.0.
Rawat inap merupakan salah satu instalasi yang
menggunakan billing system yang diterapkan pada
awal penggunaan billing system versi 1.0 tahun 2005
hingga saat ini. Penerapan billing system di Rumah
Sakit Paru Jember memiliki beberapa kendala.
Diantaranya banyaknya jumlah lembar dokumen
rekam medis yang harus diisi pada pasien rawat

inap yang belum masuk pada aplikasi merupakan
salah satu kendala dalam optimalisasi billing
system rawat inap. Dalam penelitian ini dilakukan
penilaian teknologi di billing system rumah sakit
paru Jember menggunakan metode teknometrik
dengan memperhatikan empat komponen yang
berkontribusi, antara lain: technoware, humanware,
infoware, dan orgaware. Pada analisis kepentingan
masalah dalam penerapan billing system rawat inap
digunakan metode SMART (Simple Multi Attribute
Rating Tecnique). Tujuan penelitian melakukan
Manajemen Rumah Sakit Paru Jember pada Instalasi
Rawat Inap dengan Teknometrik dan prioritas
masalah dengan SMART.
Teknometrik
Menurut United-Economic and Social Commision
for Asia and the Pasific (UNESCAP) dalam

Teknologi Atlas Project, teknologi dapat dipandang
dalam konteks produksi sebagai kombinasi dari

empat komponen dasar yang terintegrasi secara
dinamis dalam suatu proses transformasi. Keempat
komponen dasar tersebut akan dijelaskn berikut ini:
1.

Perangkat Keras (Technoware)
Perangkat keras adalah perangkat yang
berwujud fisik; seperti traktor, komputer,
mesin penggilingan padi, mesin pengering dan
sejenisnya.

2.

Perangkat Manusia (Humanware)
P era n g ka t ma n usia a da la h pe ra n gk a t
berwujud kemampuan manusia seperti keahlian,
pengetahuan, dan kreativitas, dalam mengolah
ketiga komponen yang lain.

3.


Informasi (Infoware)
Perangkat informasi adalah perangkat
berwujud perangkat dokumen atau fakta seperti
informasi, database, buku petunjuk, hasil-hasil
penelitian dan sejenisnya.

4.

Perangkat Organisasi (Orgaware)
Perangkat organisasi adalah perangkat yang
berwujud kerangka organisasi seperti perangkat
organisasi, fasilitas kerja, metode pendanaan,
jaringan kerja teknik negosiasi dan sejenisnya.
(Nazaruddin, 2008).

Berikut ini adalah prosedur, yang terbagi atas lima
langkah untuk menentukan koefisien kontribusi
teknologi.
1. Estimasi tingkat sopistikasi teknologi

2. Penilaian kecanggihan mutakhir
3. Menentukan kontribusi komponen teknologi
4. Penilaian intensitas kontribusi komponen
5. Perhitungan TCC
Simple Multi-Attribute Rating Technique (SMART)
SMART (Simple Multi–Attribute Rating Technique)
merupakan metode pengambilan keputusan multi
kriteria yang dikembangkan oleh Edward pada tahun
1997. Teknik pengambilan keputusan multi kriteria ini
didasarkan pada teori bahwa setiap alternatif terdiri
dari sejumlah kriteria yang memiliki nilai–nilai dan
setiap kriteria memiliki bobot yang menggambarkan
seberapa penting dibandingkan dengan kriteria
lain. Metode yang umum digunakan adalah Swing
Weights. Prosedur Swing Weight sebagai berikut :
1. Pilih atribut yang dianggap paling puas sebagai
level terbaik. Selanjutnya atribut lain yang
akan dipuaskan , dan seterusnya.
75


Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.1, Maret 2014

2.

3.

Untuk atribut yang dianggap paling puas
diberi bobot 100. Bobot atribut berikutnya
ditaksir dengan cara menanyakan bagaimana
perbandingan antara Swing dari visible terjelek
ke visible terbaik terhadap jarak terjauh ke jarak
terdekat.
Misal seorang Decision Making memutuskan
Swing pada visibility adalah 80% sama
pentingnya dengan swing closenes to customer,
berarti bobot visibility adalah 80.

Rumah Sakit Paru Jember. Adapun variabel- variabel
yang digunakan meliputi empat hal yaitu:
1. Komponen Technoware

a. Kompleksitas Operasi
b. Penanganan Bahan
c. Pengendalian Proses
d. Kontribusi Fasilitas
e. Presisi
2. Komponen Humanware
a. Kreativitas
b. Orientasi Berprestasi
c. Orientasi Bekerjasama

METODE PENELITIAN
Metode analisis yang digunakan adalah penilaian
billing system berdasarkan komponen-komponen
yang ada yaitu Technoware, Humanware, Infoware,
dan Orgaware dan Simple Multi Attribute Rating
Technique. Kriteria- kriteria yang termasuk dalam
technoware adalah komputer dan aplikasi billing
system rawat inap. Humanware adalah pengguna
billing system rawat inap yaitu perawat, dokter
umum dan dokter spesialis serta petuga SIMRS.

Kriteria infoware adalah inputan data sosial pasien,
inputah data klinis pasien, kecepatan informasi yang
dibutuhkan, dan hasil informasi billing system rawat
inap, serta yang terkahir adalah orgaware yaitu tata
kerja yang ada pada organisasi tempat teknologi
itu digunakan dimana dalam penelitian ini adalah

3.

4.

e. Kemampuan Menghadapi Resiko
f. Kedisplinan
Komponen Infoware
a. Kemudahan Pengulangan Informasi
b. Jumlah Keterkaitan dalam Sistem
Informasi
c. K e m u d a h a n M e n g k o m u n i k a s i k a n
Informasi
Komponen Orgaware

a. Efektivitas Kepemimpinan
b. Otonomi Kerja
c. Pengarahan Organisasi
d. Keterlibatan Organisai
e. Orientasi Terhadap Pihak Penting
f. Integrasi Operasi

HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum melakukan pengolahan data yang dikumpulkan melalui kuesioner dilakukan terlebih dahulu pengujian
validitas dan relaibilitas. Apabila data dari pertanyaan pada kuesioner telah valid dan reliabel, maka dapat
dilakukan langkah selanjutnya yaitu mengukur kandungan teknologi yang ada. Pengujian validitas dilakukan
dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan pengujian reliabilitas menggunakan software SPSS 16.0.
1.

Estimasi tingkat sopistikasi teknologi
Tabel 1. Tingkat Sopistikasi Komponen Technoware
Penilaian
Komponen
Technoware

Software billing
system

76

Batas Bawah

Batas Atas

TS

Nilai

TS

Nilai

4

6

5

6

Alasan Penilaian

Batas bawah:
aplikasi sistem informasi manajemen rumah sakit (billing
system) melakukan operasi khusus, operator melakukan
kendali sepenuhnya.
Batas atas:
aplikasi sistem informasi manajemen rumah sakit (billing
system) melakukan operasi dengan kendali minimum
dari operator, namun operator tetap melakukan tindakan
koreksi.

Mustika, dkk. Penilaian Teknologi Pada Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Rawat Inap

Penilaian
Komponen
Technoware

Komputer

Batas Bawah

Batas Atas

TS

Nilai

TS

Nilai

4

5

5

7

Alasan Penilaian

Batas bawah:
Komputer melakukan operasi khusus, operator melakukan
kendali sepenuhnya.
Batas atas:
Komputer digunakan untuk mengendalikan aplikasi sistem
informasi manajemen rumah sakit (billing system) dengan
kegiatan koreksi oleh operator.

Tabel 2. Tingkat Sopistikasi Komponen Humanware
Penilaian
Komponen
Humanware

Manusia

Batas Bawah

Batas Atas

TS

Nilai

TS

Nilai

4

5

5

7

Alasan Penilaian

Batas bawah:
Perawat, Dokter, dan staf SIMRS mempunyai kemampuan
untuk mengoperasikan aplikasi sistem informasi
manajemen rumah sakit (billing system) dengan usaha
pendidikan tinggi.
Batas atas:
Perawat, Dokter, dan staf SIMRS mempunyai kemampuan
untuk beradaptasi dengan usaha mental yang tinggi.

Tabel 3. Tingkat Sopistikasi Komponen Infoware
Penilaian
Komponen
Infoware

Informasi

Batas Bawah

Batas Atas

TS

Nilai

TS

Nilai

2

4

6

8

Alasan Penilaian

Batas bawah:
Rumah sakit memanfaatkan informasi yang ada dengan
standar-standar prosedur kerja yang telah ditetapkan.
Batas atas:
Informasi memungkinkan tindakan perbaikan rancangan
dan penggunaan fasilitas.

Tabel 4. Tingkat Sopistikasi Komponen Orgaware
Penilaian
Komponen
Orgaware

Organisasi

Batas Bawah

Batas Atas

TS

Nilai

TS

Nilai

4

5

5

6

Alasan Penilaian

Batas bawah:
Deskripsi dalam pembagian pekerjaan dan kewajiban tidak
memperhatikan bidang keahlian yang dimiliki.
Batas atas:
Deskripsi dalam pembagian pekerjaan dan kewajiban
sesuai dengan bidang.

77

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.1, Maret 2014

2.

Penilaian kecanggihan mutakhir
Tabel 5. Penilaian Tingkat Kecanggihan Teknologi
Komponen
Teknologi

State-of-TheArt

Nilai Rating

ST1

0,152

ST2

0,199

Humanware

SH

0,172

Infoware

SI

1,88

Orgaware

SO

0,212

Technoware

3.

Menentukan kontribusi komponen teknologi
Tabel 6. Perhitungan Kontribusi Komponen Teknologi
Komponen
Teknologi
Technoware

Batas Atas

Batas Bawah

Kecanggihan

Kontribusi
Komponen

Uti

Lti

Sti

Ti

Bobot

Kontribusi

-

Software

6

6

0,15

0,667

0,5

0,333

-

Komputer

7

5

0,19

0,598

0,5

0,299
0,632

Humanware

Infoware

Orgaware

4.

Uti

Lti

Sti

Ti

7

5

0,17

0,593

Uti

Lti

Sti

Ti

6

5

0,18

0,524

Uti

Lti

Sti

Ti

6

5

0,21

0,579

Penilaian intensitas kontribusi komponen
Intensitas kontribusi komponen teknologi
adalah penilaian pada setiap komponen
teknologi dengan melakukan pembobotan
masing komponen. Pada estimasi intensitas
kontribusi komponen dapat dilakukan dengan
manggunakan metode pengambilan keputusan
multi kriteria yaitu Simple Multi Attribute
Rating Technique untuk mendapatkan nilai
bobot setiap komponen.
Tabel 7. Perhitunga n bobo t variabe l
komponen teknologi berdasarkan
metode SMART
Variabel
Technoware

78

Bobot Awal

Bobot
Normalisasi

80

0,235

5.

0,593

0,524

0,579

Humanware

80

0,235

Infoware

100

0,294

Orgaware

80

0,235

Jumlah

340

1

Perhitungan TCC
Setelah diketahui nilai kontibusi dan nilai
intensitas kontribusi komponen THIO maka
technology
, TCC) dapat dihitung
dengan manggunakan persamaan sebagai
berikut :
TCC
= Tbt Hbh Ibi Obo
= 0,6320,235 0,5930,235
= 0,577

0,5240,294

0,5790,235

Mustika, dkk. Penilaian Teknologi Pada Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Rawat Inap

Dari hasil perhitungan diperoleh diagram radar
sebagai berikut :

Keterangan:
: Nilai Intensitas Kontribusi
Komponen Teknologi
: Nilai Kontribusi Komponen
Gambar 1. Diagram Radar THIO Billing
System Rawat Inap Rumah Sakit Paru Jember
Kontribusi komponen teknologi yang digambarkan pada diagram radar THIO, menunjukkan
bahwa kontribusi tertinggi adalah technoware,
kemudian berturut-turut humanware, orgaware
dan infoware.
Nilai kontribusi pada komponen technoware
yaitu 0,632 yang menunjukkan bahwa perangkat
keras dan perangkat lunak memiliki kontribusi
besar terhadap pengoperasian sistem informasi
manajemen rumah sakit dibandingkan dengan
ketiga komponen yang lain. Kedua perangkat
tersebut merupakan komponen utama yang
sangat dibutuhkan dalam pengoperasian sistem
informasi manajemen rumah sakit. Namun
berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat
diketahui bahwa terdapat beberapa komputer
memiliki kondisi yang kurang mendukung
jika digunakan untuk mengoperasikan sistem
informasi manajemen rumah sakit.
Humanware memiliki nilai kontribusi tinggi
yaitu sebesar 0,593. Hal ini menunjukkan
bahwa pengguna sistem informasi rumah
sakit rawat inap mampu dalam pengoperasian
billing system rawat inap sehingga dapat
melakukan pelayanan medis dengan baik.

Namun berdasarkan pengamatan terdapat salah
satu pengguna yaitu dokter yang memberikan
hak aksesnya pada perawat untuk memasukkan
data ke dalam aplikasi sistem informasi
manajemenen rumah sakit. Hal ini sangat
berbahaya karena jika terdapat data yang salah
dimasukkan ke dalam billing system maka
akan sangat berpengaruh pada pengambilan
keputusan mengenai tindakan medis maupun
tindakan perawatan maka yang dilakukan oleh
tim medis.
Orgaware merupakan komponen yang memiliki
fungsi sebagai pengendali pada proses
pengoperasian sistem informasi manajemen
rumah sakit. Berdasarkan pengamatan yang
telah dilakukan pusat koordinasi pengoperasian
SIMRS berada pada instalasi SIMRS yang
dipimpin oleh kepala instalasi SIMRS. Kepala
instalasi SIMRS memiliki tanggung jawab penuh
terhadap apa yang terjadi pada pengoperasian
SIMRS termasuk jika terjadi kesalahan
pemasukkan data dan berhak menentukan
kebijakan ketika terdapat pengaduan terhadap
gangguan pada pengoperasian SIMRS. Namun
keadaan di lapangan menunjukkan bahwa
jabatan fungsional yang diberikan belum sesuai
dengan kompetensi yang dimiliki. Sehingga hal
ini dapat menyebabkan kurang efektifnya dalam
menyelesaikan suatu permasalahan.
Infoware (Perangkat Informasi) merupakan
perangkat yang berfungsi sebagai bahan atau
data yang akan diolah. Komponen infoware
memiliki nilai kontribusi paling rendah yaitu
0,524. Hal ini dikarenakan informasi tentang
data pasien rawat inap tidak seluruhnya
dapat ditemukan di dalam sistem informasi
manajemen rumah sakit dan masih banyaknya
informasi yang tidak lengkap pada aplikasi
billing system.
Dari hasil perhitungan kontribusi dan intensitas
kontribusi masing – masing komponen
sebesar 0,577. Bedasarkan Skala Tingkat
Teknologi TCC menurut Wiraatmaja dan
Ma’ruf (2004) dalam Fauzan (2009)4 termasuk
Komponen Technoware memiliki nilai bobot 0,235.
Hal ini berarti komponen Technoware memiliki
pengaruh yang sama dengan komponen humanware
dan orgaware. Komponen Infowrae memeiliki
nilai intensitas sebesar 0,294 dan merupakan nilai
teringgi. Upaya yang dilakukan pada komponen
79

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.1, Maret 2014

Infoware dengan untuk meminimalkan risiko dari
kemungkinan masalah yang dapat terjadi seperti
melakukan pengecekkan kelengkapan data yang
akan diinputkan dalam billing system rawat inap
dan diharapkan pihak manajemen memberikan
pelatihan secara berkala dan berkesinambungan
untuk melakukan perawatan pada komponen
teknologi kepada seluruh pengguna sistem informasi
manajemen rumah sakit rawat inap.

SIMPULAN
1.

2.

3.

4.

5.

Kemampuan dan Kandungan teknologi sistem
informasi manajemen rumah sakit rawat inap
inap (billing system rawat inap) yang dihasilkan
pada Komponen Technoware sebesar 0,632.
Kemampuan dan Kandungan teknologi sistem
informasi manajemen rumah sakit rawat inap
inap(billing system rawat inap) yang dihasilkan
pada Komponen Humanware sebesar 0,593.
Kemampuan dan Kandungan teknologi sistem
informasi manajemen rumah sakit rawat inap
inap (billing system rawat inap) yang dihasilkan
pada Komponen Infoware sebesar 0,524.
Kemampuan dan Kandungan teknologi sistem
informasi manajemen rumah sakit rawat inap
inap(billing system rawat inap) yang dihasilkan
pada Komponen Orgaware sebesar 0,579.
Nilai Pembobotan sistem informasi manajemen
rumah sakit rawat inap yang dihasilkan dengan
nilai terbesar adalah komponen Infoware sebesar
0,294 dan tiga komponen lain (Technoware,
Humanware dan Orgaware) memiliki nilai yang
sama besar yaitu 0,235.
dihasilkan sebesar 0.577 dan masuk ke dalam

DAFTAR PUSTAKA
Pendekatan Teknometrik Dan AHP Di Instalasi
Radiodiagnostik Rsu Haji Surabaya Sebagai
Dasar Strategi Kebijakan Manajemen Rumah
Sakit. http://digilib.its.ac.id [12 November
2008]
Amatayakul. 1999. Electronic Health Records.
American : AHIMA
Departemen Kesehatan RI, 1987. Tentang Rawat
Inap. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

80

Departemen Kesehatan RI, 2009. Sistem Kesehatan
Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Fauzan Achmad. 2009. Penilaian Tingkat Teknologi
Dok Pembinaan UPT BTPI Muar Angke
Jakarta.http://repository.ipb.ac.id diakses
pada tanggal 25 Juli 2013
Hatta, G.R. 2008. Pedoman Manajemen Informasi
Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan.
Edisi Revisi. Jakarta: Universitas Indonesia
Press
Jogiyanto, HM. 2009. Sistem Teknologi Informasi.
Yogyakarta: Andi
Kumorotomo, W. & Margono, S. A. 1998. Sistem
Informasi Manajemen. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press
Kusumadewi, Fauzijah, Khoiruddin, Wahid,
Setiawan, Rahayu, Hidayat, dan Prayudi.
2009. Informatika Kesehatan. Yogyakarta:
Graha Ilmu dan Rumah Produksi Informatika
Maulina Fresty C. 2013. Penilaian Teknologi Sistem
Informasi Pembiayaan Indonesian Case Basd
Group (INA-CBG’s) dengan Metode THIO
dan AHP di Rumah Sakit Daerah Kalisat
Jember. Jember
Muninjaya, A. A. Gede. 2004. Manajemen Kesehatan.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Nazaruddin. 2008. Manajemen Teknologi.
Yogyakarta:Graha Ilmu
Ningsih Novita. 2012. Penilaian Kualitas Layanan
Pendaftaran Rawat Jalan Rumah Sakit
Waluyo Jati Kraksaan dengan Menggunakan
Servqual. Jember: Politeknik Negeri Jember
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo,S.2003. Ilmu Kesehatan Masyaraka,
Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoensia
Nomor 1171 Tahun 2011. Tentang Sistem
Informasi Rumah Sakit. Jakarta : Menteri
Kesehatan RI

Mustika, dkk. Penilaian Teknologi Pada Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Rawat Inap

Peraturan Menteri Kesehatan Republik
IndonesiaNomor 269 Tahun 2008. Tentang
Rekam Medis. Jakarta: Menteri Kesehatan RI
Pohan, I.S. 2006. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan.
Jakarta: EGC.
Rochaety, Eti., Rahayuningsih, P., dan Yanti P. G.
2008. Siste Informasi Manajemen Pendidikan.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Soejitno, S., Alkatiri, A., dan Ibrahim, E. 2002.
Reformasi Perumahsakitan Indonesisa.
Jakarta: PT. Grasindo.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitati dan R & D. Bandung: Alfabeta
Bandung
Suhisono W. 2012. Penilaian Teknologi untuk
Menentukan Posisi Industri Saing. ejournal.
undip.ac.id[Mei 2012]

Theorema, H.P. 2011. Sistem Pendukung Keputusan
Pemilihan Mobil Menggunakan Metode
SimpleMulti Atribute Rating Technique
(SMART). http://repository.usu.ac.id [3
September 2012].
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2008. Tentang Keterbukaan Informasi
Publik. Jakarta:Presiden Republik Indonesia
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
tahun 2009. Tentang Rumah Sakit. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29
tahun 2004. Praktik Kedokteran. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
11 tahun 2009. Informasi dan Transaksi
Elektronik. Jakarta: Departemen Komunikasi
dan Informatika RI

Sutarman. 2009. Pengantar Teknologi Informasi.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.

81