Laporan Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Dunia TW I 2017

KATA PENGANTAR
Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang
diterbitkan oleh Kedeputian Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, yang didasarkan
pada data dan informasi yang sudah dipublikasikan oleh Kementerian/Lembaga, dan instansi
internasional, maupun hasil dari Round Table Discussion yang dilakukan bersama dengan
beberapa Kementerian/Lembaga, pengamat, dan praktisi ekonomi.
Publikasi triwulan I tahun 2017 ini memberikan gambaran dan analisa mengenai
perkembangan ekonomi dunia dan Indonesia hingga triwulan I tahun 2017. Dari sisi
perekonomian dunia, publikasi ini memuat perkembangan ekonomi Amerika Serikat dan
negara-negara kawasan Eropa, serta kondisi ekonomi regional Asia. Dari sisi perekonomian
nasional, publikasi ini membahas pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I tahun 2017 dari
sisi moneter, fiskal, neraca perdagangan, perkembangan investasi dan kerja sama
internasional, industri dalam negeri, serta perekonomian daerah. Dalam publikasi ini juga
tersaji Policy Brief terkait kebijakan pemerintah dan kondisi ekonomi terkini.
Sangat disadari bahwa publikasi ini masih jauh dari sempurna dan memerlukan banyak
perbaikan dan penyempurnaan. Oleh sebab itu, masukan dan saran yang membangun dari
pembaca tetap sangat diharapkan, agar tujuan dari penyusunan dan penerbitan publikasi ini
dapat tercapai.
Jakarta, Juni 2017

Deputi Bidang Ekonomi BAPPENAS


Ringkasan Eksekutif
Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan mencapai 3,5 persen tahun 2017 seiring
dengan adanya peningkatan investasi, manufaktur, perdagangan dan perbaikan
harga komoditas. Perekonomian Amerika Serikat tumbuh 0,7 persen (YoY) pada
triwulan I tahun 2017, lebih rendah bila dibandingkan dengan triwulan I tahun 2016
maupun triwulan IV tahun 2016. Penurunan konsumsi individu menjadi 0,3 persen
(YoY), paling rendah sepanjang tahun dari tahun 2009. Permintaan barang dan jasa
yang menurun dan kondisi musim dingin yang tidak terlalu ekstrim mengurangi
permintaan terhadap alat penghangat. Pertumbuhan ekonomi Uni Eropa tetap
sebesar 1,7 persen (YoY) pada triwulan I tahun 2017 dibandingkan triwulan I tahun
2016 namun lebih rendah dari triwulan IV tahun 2016 mencapai 1,8 persen (YoY).
Pertumbuhan ekonomi Eropa yang cukup stabil didukung oleh pertumbuhan Jerman
yang menguat pada triwulan I tahun 2017.
Pertumbuhan ekonomi Tiongkok mencapai 6,9 persen (YoY) pada triwulan I tahun
2017 meningkat dari sebelumnya 6,7 persen (YoY) pada triwulan I tahun 2016 dan
6,8 persen (YoY) pada triwulan IV tahun 2016. Secara keseluruhan pertumbuhan
ekonomi Tiongkok pada triwulan I tahun 2017 didukung oleh penjualan properti dan
investasi. Selain itu, perubahan ekonomi yang mengubah fokus dari sektor industri
ke konsumsi telah meningkatkan kontribusi konsumsi menjadi 77,2 persen (YoY)

pada triwulan I tahun 2017.
Perekonomian Indonesia pada triwulan I tahun 2017 tumbuh sebesar 5,0 persen
(YoY), sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan IV tahun 2016 yang tumbuh sebesar
4,9 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh membaiknya kondisi
perekonomian global walaupun pertumbuhannya belum merata. Dari sisi domestik,
kinerja pertumbuhan ekonomi didorong oleh membaiknya ekspor dan terjaganya
permintaan domestik.
Ekspor Barang dan Jasa tumbuh sebesar 8,0 persen (YoY), paling tinggi sejak triwulan
I tahun 2014. Ekspor Barang tumbuh signifikan yaitu sebesar 8,0 persen (YoY) dan
Ekspor Jasa tumbuh sebesar 7,3 persen (YoY). Peningkatan ini didorong oleh ekspor
jasa yang meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara. Impor Barang dan Jasa tumbuh sebesar 5,0 persen (YoY), paling tinggi
sejak triwulan II tahun 2014 seiring dengan membaiknya ekspor barang dan jasa.
Pada triwulan I tahun 2017, seluruh pulau mengalami pertumbuhan positif dengan
rata-rata pertumbuhan ekonomi paling tinggi di Sulawesi dan Jawa. Kontribusi
daerah terhadap PDB pada triwulan I tahun 2017 mengalami perubahan meskipun
kontribusi terbesar terhadap PDB tetap didominasi Pulau Jawa. Kontribusi Jawa
meningkat sebesar 0,6 persen dari triwulan sebelumnya, namun lebih kecil
dibandingkan triwulan I tahun 2016 yang sebesar 58,8 persen.


ii

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I tahun 2017 mengalami suplus
sebesar USD4,5 miliar, meningkat signifikan dibandingkan triwulan I tahun 2016
yang mengalami defisit sebesar USD0,3 miliar, namun relatif tidak berubah dari
triwulan sebelumnya. Kinerja ini didukung oleh surplus neraca transaksi modal dan
finansial yang meningkat signifikan sehingga dapat menutup defisit neraca transaksi
berjalan yang juga meningkat.
Nilai total ekspor Indonesia pada triwulan I tahun 2017 sebesar USD40.607,0 juta,
mengalami kenaikan sebesar 20,8 persen jika dibandingkan dengan periode yang
sama triwulan I tahun 2016. Sementara itu kinerja ekspor nonmigas mengalami
kenaikan sebesar 21,6 persen pada triwulan I tahun 2017. Kinerja ekspor nonmigas
berdasarkan sektor pada triwulan I tahun 2017 ditopang oleh sektor produk industri
sebesar USD30.571,6 juta dengan proporsi 75,3 persen dari total nilai ekspor
nonmigas.
Realisasi penerimaan perpajakan per triwulan I 2017 mencapai Rp237,7 triliun atau
15,9 persen dari target APBN, lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2016 (13,2
persen). Hal tersebut terutama dipengaruhi oleh realisasi pajak pertambahan nilai
dan pajak penghasilan yang salah satunya adalah dari uang tebusan Tax Amnesty
periode terakhir (Januari-Maret 2017) yang mencapai Rp11,2 triliunRealisasi

investasi untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) triwulan I tahun 2017
sebesar Rp 68,8 triliun, lebih besar dari realisasi triwulan I tahun 2016, atau tumbuh
sebesar 36,6 persen. Sementara itu, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA)
triwulan I tahun 2017 sebesar USD7.293,7 juta juga mengalami peningkatan
dibandingkan triwulan I tahun 2016, atau mengalami pertumbuhan sebesar 5,4
persen.
Penjualan mobil pada triwulan I tahun 2017 mencapai 283.245 unit atau tumbuh
sebesar 6,0 persen dibandingkan triwulan I tahun 2016. Pertumbuhan positif ini
disebabkan oleh daya beli masyarakat kelas menengah atas yang kembali stabil.
Selain itu, peluncuran tipe kendaraan baru membuat masyarakat tertarik untuk
melakukan pembelian mobil.
Penjualan motor pada awal tahun 2017 masih mengalami pertumbuhan negatif.
Secara absolut, penjualan motor pada triwulan I tahun 2017 mencapai 1,4 juta unit,
menurun 6,8 persen dibandingkan dengan penjualan pada triwulan I tahun 2016 lalu
yang mencapai 1,5 juta unit. Selama 11 triwulan berturut-turut penjualan sepeda
motor mengalami penurunan, antara lain disebabkan oleh stagnasi dari daya beli
masyarakat berpenghasilan menengah. Penurunan penjualan sepeda motor
menunjukkan tren yang mengkhawatirkan apabila tren ini berlanjut secara
berkelanjutan.


iii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
POLICY BRIEF .................................................................................................... 3
PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA ..................................................................12
Pertumbuhan Ekonomi........................................................................ 12
Tingkat Pengangguran ......................................................................... 14
Perkiraan Ekonomi Dunia .................................................................... 15
PERKEMBANGAN KEUANGAN INTERNASIONAL ............................................ 20
Nilai Tukar Mata Uang terhadap USD ................................................. 20
Inflasi ................................................................................................... 21
Suku Bunga Kebijakan ......................................................................... 23
Cadangan Devisa ................................................................................. 25
PERKEMBANGAN HARGA KOMODITAS INTERNASIONAL .............................. 26
Perkembangan Harga Internasional .................................................... 26
Harga Minyak Dunia dan Gas Alam ..................................................... 28

Harga Komoditas Utama Pangan......................................................... 30
ISU TERKINI KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL ................................... 31
Amerika Serikat dan Tiongkok Menandatangani
Perjanjian Perdagangan....................................................................... 31
KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL ....................................................... 32
Perkembangan Perjanjian Ekonomi Internasional Indonesia ............. 32
Perkembangan Perjanjian Ekspor Berdasarkan Surat
Keterangan Asal (SKA) ......................................................................... 33
Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia dengan
Negara-Negara Mitra FTA.................................................................... 34
PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA ...........................................................46
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA......................................................... 46
PERKEMBANGAN EKONOMI DAERAH ........................................................... 52
PERKEMBANGAN HARGA KEBUTUHAN POKOK............................................. 56
Perkembangan Harga Domestik .......................................................... 56
iv

Indeks Harga Bahan Pokok Nasional ................................................... 58
INDEKS TENDENSI KONSUMEN...................................................................... 59
INDEKS KEYAKINAN KONSUMEN ................................................................... 60

PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI ............................................................. 61
Kondisi Bisnis Indonesia ...................................................................... 61
Pertumbuhan Industri Pengolahan ..................................................... 63
Data Penjualan Komoditas Industri Utama ......................................... 68
Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja Industri ................................ 71
Manufacturing Purchasing Manager Index ......................................... 72
KEUANGAN NEGARA ........................................................................................75
PENDAPATAN NEGARA .................................................................................. 75
BELANJA PEMERINTAH .................................................................................. 76
PEMBIAYAAN PEMERINTAH .......................................................................... 78
Posisi Utang Pemerintah ..................................................................... 79
Surat Berharga Negara (SBN) .............................................................. 80
Pinjaman Luar Negeri .......................................................................... 81
PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN .........................................................85
TRANSAKSI BERJALAN .................................................................................... 87
Perkembangan Ekspor ......................................................................... 87
Perkembangan Impor .......................................................................... 91
Perkembangan Neraca Perdagangan .................................................. 94
NERACA MODAL DAN FINANSIAL ................................................................ 100
CADANGAN DEVISA ..................................................................................... 102

PERKEMBANGAN INVESTASI .......................................................................... 105
ISU TERKINI PERKEMBANGAN INVESTASI .................................................... 105
PERKEMBANGAN INVESTASI........................................................................ 106
REALISASI INVESTASI.................................................................................... 106
Realisasi Per Sektor ........................................................................... 107
Realisasi Per Lokasi ............................................................................ 109
Realisasi per Negara .......................................................................... 111
PERKEMBANGAN MONETER DAN KEUANGAN ................................................ 115
PERKEMBANGAN INDIKATOR MONETER..................................................... 115
Tingkat Inflasi..................................................................................... 115
Nilai Tukar Rupiah ............................................................................. 117
Jumlah Uang Beredar ........................................................................ 119

v

Respon Kebijakan Moneter ............................................................... 120
SEKTOR PERBANKAN.................................................................................... 122
Kredit Usaha Rakyat (KUR) ................................................................ 125
Sektor Perbankan Syariah ................................................................. 126
Lampiran 1: Inflasi Domestik (Bagian 1) .......................................................... 129

Lampiran 2: Inflasi Domestik (Bagian 2) .......................................................... 130
Lampiran 3 : Nilai Tukar Mata Uang per USD................................................... 131
Lampiran 4: Harga Komoditas Internasional.................................................... 132
Lampiran 5: Harga Bahan Pokok Nasional ....................................................... 133

vi

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Dunia Menurut IMF ............................................ 16
Tabel 2. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Menurut ADB (YoY) ...................... 18
Tabel 3. Tingkat Inflasi Global Triwulan I-2017 (% YoY) ......................................... 22
Tabel 4. Suku Bunga Kebijakan Beberapa Negara (persen) ................................... 24
Tabel 5. Posisi Cadangan Devisa Beberapa Bank Sentral (miliar USD) .................. 26
Tabel 6. Perkembangan Harga untuk Komoditas Terpilih ..................................... 27
Tabel 7. Perkembangan Harga Minyak dan Gas Dunia .......................................... 29
Tabel 8. Status Perjanjian Ekonomi Internasional (per Maret 2017) ..................... 32
Tabel 9. Presentase Penggunaan SKA terhadap Total Ekspor Indonesia ............... 33
Tabel 10. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara
Mitra FTA di Kawasan Oseania (juta USD) ................................................ 34
Tabel 11. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara

Mitra FTA di Kawasan Asia Selatan (juta USD) ......................................... 35
Tabel 12. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara
Mitra FTA di Kawasan Asia Tenggara (juta USD) ...................................... 36
Tabel 13. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara
Mitra FTA di Kawasan Timur Tengah (juta USD) ...................................... 39
Tabel 14. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara
Mitra FTA di Kawasan Asia Timur (juta USD)............................................ 40
Tabel 15. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara
Mitra FTA di Kawasan Afrika (juta USD) ................................................... 41
Tabel 16. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara
Mitra FTA di Kawasan Eropa (juta USD) ................................................... 41
Tabel 17. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2014 –
Triwulan I Tahun 2017 Menurut Lapangan Usaha (YoY) .......................... 49
Tabel 18. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan III Tahun 2014 –
Triwulan I Tahun 2017 (Persen) Menurut Jenis Pengeluaran (YoY) ......... 51
Tabel 19. Koefisien Variasi Harga Antar Waktu Periode Bulan
Januari-Maret Tahun 2017 ....................................................................... 57
Tabel 20. Koefisien Variasi Harga Antar Wilayah Bulan Januari-Maret
Tahun 2017 ............................................................................................... 58
Tabel 21. Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I Tahun 2015 –

Triwulan I Tahun 2017 Menurut Sektor dan Variabel Pembentuknya .... 59
vii

Tabel 22. Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia Agustus 2016 –
April 2017 ................................................................................................. 60
Tabel 23. Indeks Tendensi Bisnis Menurut Sektor Triwulan IV
Tahun 2016 ............................................................................................... 62
Tabel 24. Perkembangan Komposisi Realisasi Pendapatan Negara dan
Hibah Tahun 2011 – 2017 (triliun rupiah) ................................................ 75
Tabel 25. Komposisi Transfer ke Daerah dan Dana Desa,
Tahun 2011-2016 (triliun rupiah) ............................................................. 78
Tabel 26. Perkembangan Realisasi Komposisi Pembiayaan APBN
Triwulan I 2016 dan 2017 (Rp triliun) ...................................................... 79
Tabel 27. Perkembangan Realisasi Pembayaran Pokok dan
Bunga Utang Pemerintah Pusat ............................................................... 80
Tabel 28. Posisi Kepemilikan SBN Rupiah yang Diperdagangkan,
Tahun 2011 – 2016 (triliun Rupiah) .......................................................... 80
Tabel 29. Posisi Pinjaman Luar Negeri berdasarkan
Kreditur (Rp Triliun) .................................................................................. 81
Tabel 30. Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan I Tahun 2015 –
Triwulan I Tahun 2017 (Miliar USD) ......................................................... 86
Tabel 31. Perkembangan Ekspor Triwulan I Tahun 2017 ......................................... 88
Tabel 32. Perkembangan 10 Golongan Barang dengan Nilai
Ekspor Nonmigas Terbesar Triwulan I Tahun 2017 .................................. 89
Tabel 33. Golongan Barang dengan Volume Ekspor Nonmigas
Terbesar Triwulan I Tahun 2017 ............................................................... 90
Tabel 34. Perkembangan Ekspor Nonmigas ke Negara Tujuan Utama
Triwulan I Tahun 2017 .............................................................................. 91
Tabel 35. Perkembangan Impor Triwulan I Tahun 2017 .......................................... 92
Tabel 36. Perkembangan Impor Nonmigas Menurut Golongan
Barang Terpilih Triwulan I Tahun 2017..................................................... 93
Tabel 37. Negara Utama Asal Impor Nonmigas Triwulan I Tahun 2017 .................. 94
Tabel 38. Neraca Perdagangan Indonesia Triwulan I Tahun 2017........................... 95
Tabel 39. Neraca Perdagangan Indonesia-Tiongkok Triwulan I Tahun 2017 ........... 95
Tabel 40. Neraca Perdagangan Indonesia-Jepang Triwulan I Tahun 2017 .............. 96
Tabel 41. Neraca Perdagangan Indonesia-Amerika Triwulan I Tahun 2017 ............ 96
Tabel 42. Neraca Perdagangan Indonesia-India Triwulan I Tahun 2017 ................. 97
Tabel 43. Neraca Perdagangan Indonesia-Singapura Triwulan I Tahun 2017 ......... 97
viii

Tabel 44. Pertumbuhan dan Share PMTB Triwulan I Tahun 2017 (persen) .......... 106
Tabel 45. Realisasi PMA dan PMDN Tahun 2010- Triwulan I Tahun 2017 ............. 106
Tabel 46. Pertumbuhan dan Share Realisasi Investasi PMDN dan
PMA Triwulan I Tahun 2017 Berdasar Sektor......................................... 108
Tabel 47. Lima Besar Sektor Realisasi Investasi Triwulan I Tahun 2017 ................ 108
Tabel 48. Pertumbuhan dan Share Realisasi Investasi PMDN Triwulan I
Tahun 2017 Berdasarkan Lokasi (Rp Triliun) .......................................... 109
Tabel 49. Pertumbuhan dan Share Realisasi Investasi PMA Triwulan I
Tahun 2017 Berdasarkan Lokasi (USD Juta) ........................................... 110
Tabel 50. Lima Besar Lokasi Realisasi Investasi Triwulan I Tahun 2017................. 111
Tabel 51. Lima Besar Negara Asal Realisasi Investasi PMA Triwulan I
Tahun 2017 ............................................................................................. 111
Tabel 52. Tingkat Inflasi Domestik Triwulan I Tahun 2017 .................................... 115
Tabel 53. Tingkat Inflasi Domestik berdasarkan Komponen ................................. 116
Tabel 54. Share Inflasi Kelompok Pengeluaran terhadap Pembentukan
Inflasi Bulanan ........................................................................................ 116
Tabel 55. Struktur Suku Bunga Operasi Moneter Reverse Repo ........................... 121

ix

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pergerakan Suku Bunga Kebijakan (%) Tahun 2010-2017..................... 4
Gambar 2. Perkembangan Inflasi (%)Tahun 2004-2016......................................... 5
Gambar 3. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV Tahun 2016 di Beberapa
Negara (YoY) ........................................................................................ 12
Gambar 4. Tingkat Pengangguran di Beberapa Negara ......................................... 14
Gambar 5. Apresiasi dan Depresiasi Nilai Tukar Mata Uang terhadap USD
per akhir Januari-Maret 2017 (% YtD) ................................................. 21
Gambar 6. Perkembangan Indeks Harga Komoditas Pangan Global .................... 30
Gambar 7. Persentase Penggunaan SKA Preferensi terhadap Total
SKA Preferensi ..................................................................................... 33
Gambar 8. Persentase Penggunaan SKA Nonpreferensi terhadap Total SKA
Nonpreferensi...................................................................................... 34
Gambar 9. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2014 –
Triwulan I Tahun 2017 (Persen)........................................................... 46
Gambar 10. Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi di Enam Pulau Besar
di Indonesia pada Triwulan I Tahun 2015 - Triwulan I Tahun 2017
(Persen) ............................................................................................... 53
Gambar 11. Kontribusi di Enam Pulau Besar Indonesia terhadap PDB
Pada Triwulan I Tahun 2013 - Triwulan I Tahun 2017 ......................... 54
Gambar 12. Perkembangan Indeks Harga Komoditas Bahan Makanan ................. 58
Gambar 13. Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I
Tahun 2014 – Triwulan I Tahun 2017 .................................................. 60
Gambar 14. Indeks Tendensi Bisnis Indonesia Triwulan I Tahun 2012 –
Triwulan I Tahun 2017 ......................................................................... 62
Gambar 15. Pertumbuhan Industri Pengolahan Non-Migas (YoY, persen) ............ 63
Gambar 16. Pertumbuhan Subsektor Industri Pengolahan Non Migas
Triwulan I Tahun 2017 (YoY, persen)................................................... 64
Gambar 17. Komposisi Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan
Non-Migas pada Triwulan I Tahun 2017 ............................................. 65
Gambar 18. Ekspor Produk Industri ......................................................................... 67
Gambar 19. Tenaga Kerja Sektor Industri ................................................................ 67
Gambar 20. Upah Tenaga Kerja Sektor Industri ...................................................... 68
Gambar 21. Penjualan Mobil Triwulan I Tahun 2017 .............................................. 69
x

Gambar 22. Penjualan Motor Triwulan Tahun I 2017 ............................................. 69
Gambar 23. Penjualan Semen Triwulan I Tahun 2017 (Ton) ................................... 70
Gambar 24. Kredit Modal Kerja Dan Investasi Triwulan I 2017 ............................... 71
Gambar 25. Prompt Manufacturing Index Indonesia .............................................. 72
Gambar 26. Penerimaan Perpajakan dan Uang Tebusan,
2016 – 2017 (Kumulatif) ...................................................................... 75
Gambar 27. Perkembangan Komposisi Realisasi Belanja Negara,
2016-2017 (Kumulatif) ........................................................................ 76
Gambar 28. Perkembangan Komposisi Realisasi Belanja Pemerintah
Pusat 2017 ........................................................................................... 77
Gambar 29. Proporsi Belanja Modal dan Subsidi, Maret 2016
dan Maret 2017 (% APBN) ................................................................... 77
Gambar 30. Perkembangan Realisasi Defisit APBN, Maret 2016
dan Maret 2017 ................................................................................... 78
Gambar 31. Posisi Utang Pemerintah Pusat 2011-2017 (Rp triliun) ........................ 79
Gambar 32. Komposisi Kepemilikan SBN oleh Asing berdasarkan
Tenor (% Total SBN)............................................................................. 81
Gambar 33. Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan I Tahun 2014 – Triwulan I
Tahun 2017 (Miliar USD) ..................................................................... 85
Gambar 34. Nilai dan Volume Ekspor Hingga Maret 2017 ...................................... 87
Gambar 35. Nilai dan Volume Impor Hingga Maret 2017 ....................................... 91
Gambar 36. Neraca Perdagangan Jasa Triwulan I Tahun 2015Triwulan I Tahun 2017 (Miliar USD) .................................................... 98
Gambar 37. Neraca Perdagangan Jasa Perjalanan dan Transportasi
Triwulan I Tahun 2015-Triwulan I Tahun 2017.................................... 99
Gambar 38. Neraca Pendapatan Primer Triwulan I Tahun 2014Triwulan I Tahun 2017 (USD Miliar) .................................................... 99
Gambar 39. Pendapatan Sekunder Triwulan I Tahun 2014Triwulan I Tahun 2017 (Miliar USD) .................................................. 100
Gambar 40. Neraca Transaksi Finansial Indonesia Triwulan I Tahun 2014 –
Triwulan I Tahun 2017 (Miliar USD) .................................................. 101
Gambar 41. Nilai Tukar Rupiah terhadap USD (Rp/USD) ....................................... 118
Gambar 42. Real Effective Exchange Rate ASEAN-5 (2010=100).......................... 118
Gambar 43. Nominal Effective Exchange Rate ASEAN-5 (2010=100) ................... 119
Gambar 44. Perkembangan Uang Beredar Triwulan I Tahun 2017 ....................... 120
xi

Gambar 45. Perkembangan Kinerja Bank Umum di Indonesia.............................. 122
Gambar 46. Perkembangan Dana Pihak Ketiga dan Kredit di Indonesia ............... 123
Gambar 47. Perkembangan Kredit Berdasarkan Tujuan Pemakaiannya .............. 124
Gambar 48. Penyaluran KUR berdasarkan Sektor Ekonomi .................................. 125
Gambar 49. Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia ................... 126
Gambar 50. Perkembangan Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan
di Indonesia ....................................................................................... 127
Gambar 51. Perkembangan Pembiayaan Berdasarkan
Tujuan Pemakaiannya ....................................................................... 128

xii

1

2

POLICY BRIEF
Satu Tahun Implementasi BI 7 Day Repo Rate
Oleh:
Tari Lestari,S.Si.,SE.,MS
Ratih Budhi Larasati, SE
Aropando Sibarani, SE
Keputusan Bank Indonesia untuk meluncurkan kebijakan baru terkait suku bunga
acuan, dari semula BI rate menjadi BI 7 Day (Reverse) Repo Rate/BI 7-DRR telah
mengundang perdebatan, terutama terkait efektivitasnya dalam mempengaruhi
suku bunga pinjaman dan transmisinya terhadap sektor riil. Analisis ini menunjukkan
bahwa BI 7-DRR memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap suku bunga pinjaman
dibandingkan dengan BI rate.
BI rate secara resmi
dilaksanakan efektif
pada 19 Agustus 2016.





1

Bank Indonesia secara resmi merubah suku
bunga acuan Bank Indonesia menjadi BI 7-DRR
pada tanggal 19 Agustus 2016.
Beberapa hal yang melatarbelakangi
kebijakan ini, antara lain: (i) kurang efektifnya
transmisi BI rate dalam mempengaruhi suku
bunga pasar uang, yang diindikasikan oleh
besarnya spread antara BI rate dan suku
bunga PUAB1 serta fakta bahwa penurunan BI
rate tidak disertai dengan penurunan lending
rate (Gambar 1); (ii) mempertimbangkan
kondisi makroekonomi yang dirasa cukup
mendukung seperti inflasi yang relatif stabil
dan terkendali (Gambar 2); dan (iii) BI rate
tidak mengacu kepada instrumen operasional
moneter yang lebih bersifat transaksional
antara Bank Indonesia dan perbankan setiap
hari, sehingga diperlukan kebijakan baru
untuk mengatasi permasalahan ini.

Pasar Uang Antar Bank (PUAB) adalah kegiatan pinjam meminjam dana dalam Rupiah antara satu
bank dengan bank lainnya dengan tenor sampai dengan satu tahun (PBI Bo. 18/11/PBI/2016)

3

Spread antara BI rate dan lending
rate cukup lebar (Gambar 1).
Gambar 1. Pergerakan Suku Bunga Kebijakan (%) Tahun 2010-2017
Pemberlakuan efektif BI 7
Day Reverse Repo Rate pada
19 Agustus 2016

Koridor suku
bunga yang
simetris

Sumber: Bank Indonesia







Pada kerangka operasi moneter dengan
menggunakan
BI
rate,
terdapat
ketidaksimetrisan koridor suku bunga kebijakan
dengan deposit facility rate/DF rate dan lending
facility rate/LF rate. Hal ini dapat dilihat pada
Gambar 1 dimana LF rate berjarak lebih dekat
dari suku bunga kebijakan (BI Rate)
dibandingkan DF rate.
Dengan penerapan BI 7-DRR, operasi moneter
dijalankan dengan menjaga koridor suku bunga
yang simetris dan lebih sempit antara BI-7DRR
dengan DF rate dan BI-7DRR dengan LF rate,
masing-masing 75 bps di bawah dan di atas BI7DRR.
Pilihan koridor suku bunga yang simetris
memberikan sinyal bahwa bank sentral memiliki
preferensi yang netral terhadap likuiditas
perbankan dan mendorong perbankan
melakukan manajemen likuiditas yang optimal
sesuai dengan dinamika ekonomi/kebutuhan.

4

Tingkat inflasi yang semakin menurun
dan terkendali memberi peluang untuk
menerapkan BI 7-DRR.
Gambar 2. Perkembangan Inflasi (%)Tahun 2004-2016

Sumber: Bank Indonesia

Beberapa negara
sebelumnya sudah
menerapkan kebijakan
yang sama.



Beberapa ekonom menyambut positif
rencana kebijakan ini. Ekonom Bank Mizuho,
Kalasopatan (2016) menyebutkan bahwa
langkah Bank Indonesia menerapkan
kebijakan ini sudah tepat mengingat selama
penurunan BI rate sebesar 100 bps sampai
April 2016 (menjadi 6,75 %) tidak
mempengaruhi penurunan suku bunga
pinjaman. Begitu juga dengan ekonom
Nomura Economics, Paracuelles (2016) yang
berpendapat bahwa BI rate belum mampu
mempengaruhi target operasional suku
bunga PUAB Overnight terutama setelah
tahun 2010.



Beberapa negara sebelumnya sudah
menerapkan kebijakan yang sama, yaitu:
India (2012), Republik Ceko (2014), Thailand
(2006), Selandia Baru (2006), Korea Selatan
(2008), dan Filipina (2015).
Dawra
(2012)
menunjukkan
bahwa
menurunnya reverse repo rate cenderung



5



Analisis Autoregressive
Distributed Lag (ARDL)
menunjukan bahwa BI 7
day repo rate memiliki
pengaruh yang lebih
besar terhadap suku
bunga pinjaman
dibandingkan BI rate.





meningkatkan kemampuan bank dalam
menyalurkan dana kepada masyarakat.
Kondisi yang dapat dilihat di India melalui
penerapan reverse repo rate yang rendah
adalah peningkatan kredit perumahan dan
individu.
Mandel dan Tomsik (2014) menunjukkan
bahwa Bank Sentral dapat menjaga tingkat
likuiditas bank dengan cara merubah tingkat
reverse repo rate. Jika bank sentral
meningkatkan reverse repo rate maka tingkat
suku bunga bank cenderung meningkat.
Sebaliknya, bank sentral dapat meningkatkan
aktifitas pasar riil dengan cara menurunkan
tingkat reverse repo rate yang selanjutnya
akan diikuti dengan penurunan tingkat suku
bunga pinjaman.
Tujuan utama dari analisis ini adalah untuk
memberikan informasi awal mengenai
efektivitas kebijakan moneter dalam
memengaruhi kegiatan ekonomi melalui
tingkat suku bunga pinjaman. Model ini
melihat apakah ekspektasi tingkat suku
bunga Bank Indonesia memiliki pengaruh
terhadap ekspektasi suku bunga pinjaman.
Hal ini penting untuk dilihat ketika ekspektasi
pembentukan suku bunga pinjaman
dipengaruhi oleh ekspektasi pembentukan
suku bunga Bank Indonesia maka dapat
dikatakan bahwa ekspektasi perubahan suku
bunga Bank Indonesia masih menjadi acuan
bagi
Perbankan
Indonesia
dalam
menentukan perubahan suku bunga
pinjaman. Dummy variabel disertakan ke
dalam model untuk dapat melihat perbedaan
antara BI rate dan BI-7DRR. Data yang
digunakan adalah suku bunga kebijakan (BI
6



Implementasi BI 7-DRR
masih harus
memperhatikan beberapa
hal.

rate dan BI-7DRR ) periode Mei 2010- Maret
2017.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif dan signifikan antar tingkat
suku bunga Bank Indonesia dan suku bunga
pinjaman. Hasil model juga menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara
BI rate dan BI-7DRR. Satu persen perubahan
ekspektasi suku bunga BI rate akan
meningkatkan ekspektasi suku bunga kredit
sebesar 0,41 persen. Disisi lain, besarnya
pengaruh BI 7-DRR terhadap suku bunga
pinjaman adalah sebesar 0,47 persen (lihat
persamaan).



BI 7 Day (Reverse) Repo Rate memiliki
peranan penting dalam mempengaruhi
tingkat suku bunga pinjaman bank.
Perubahan kebijakan moneter dari BI rate
menjadi suku bunga BI-7DRR diharapkan
dapat mempercepat dan meningkatkan
efektivitas transmisi kebijakan moneter
terhadap sektor riil.



Hasil
analisis
menunjukkan
bahwa
implementasi BI 7-DRR memberikan
pengaruh yang lebih besar terhadap suku
bunga pinjaman dibandingkan BI rate.
Namun demikian, terdapat beberapa hal ke
depan yang harus dilakukan, yaitu: (i)
memperkecil selisih antara suku bunga BI7DRR dengan suku bunga fasilitas Bank
Indonesia; (ii) menjaga tingkat suku bunga BI
7

7-DRR pada level yang relatif rendah; (iii)
memperkuat proyeksi target inflasi sehingga
penyesuaian tingkat suku bunga dapat
dilakukan dengan cepat; serta (iv)
menurunkan tingkat risiko pasar, operational
cost, dan meningkatkan kondisi persaingan
usaha di pasar keuangan.

8

9

10

Pertumbuhan ekonomi
global diperkirakan
mencapai 3,5 persen tahun
2017 seiring dengan adanya
peningkatan investasi,
manufaktur, perdagangan
dan perbaikan harga
komoditas

Harga komoditas energi
mengalami peningkatan
dengan perjanjian
pengurangan produksi
minyak mentah antara
negara OPEC dan Non OPEC
serta permintaan gas alam
yang meningkat.

Pertumbuhan perekonomian global diperkirakan akan
meningkat dari 3,1 persen pada tahun 2016 menjadi 3,5
persen tahun 2017 dan 3,6 persen tahun 2018.
Perekonomian global mulai mengalami perbaikan
seiring dengan adanya perbaikan pada investasi,
manufaktur dan perdagangan. Aktivitas yang lebih baik
pada permintaan global dan persetujuan pada
pembatasan produksi minyak telah mendorong
perbaikan harga komoditas. Peningkatan harga
komoditas mendorong peningkatan ekspor dan
mengurangi tekanan deflasi global.
Harga minyak mentah dunia rata-rata mengalami
peningkatan pada triwulan I tahun 2017 mencapai USD
52,9 per barel. Hal ini disebabkan adanya perjanjian
antara negara-negara OPEC dan sebagian negara
produsen non OPEC untuk mengurangi produksi pada
pertengahan tahun 2017.
Harga gas alam mengalami peningkatan karena
peningkatan permintaan yang disebabkan oleh suhu
udara yang lebih dingin di Amerika Serikat pada bulan
Maret sedangkan persediaan gas alam terus menurun.
Harga batu bara mengalami penurunan sebesar 13
persen setelah adanya peningkatan suplai, dimana
sebelumnya ada penurunan produksi batu bara dari
Tiongkok yang kini mulai melonggarkan pembatasan
produksi batu bara. Harga batu bara diprediksi rata-rata
sebesar USD 70 per ton pada tahun 2017 seiring dengan
adanya kelanjutan pembatasan produksi oleh Tiongkok.

11

PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA
Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian Amerika
Serikat tumbuh 0,7 persen
(YoY) pada triwulan I tahun
2017, lebih rendah dari
triwulan I tahun 2016
maupun triwulan
sebelumnya karena
pengeluaran konsumsi yang
menurun.

Perekonomian Amerika Serikat tumbuh 0,7 persen (YoY)
pada triwulan I tahun 2017, lebih rendah bila
dibandingkan dengan triwulan I tahun 2016 maupun
triwulan IV tahun 2016. Penurunan konsumsi individu
menjadi 0,3 persen (YoY), paling rendah sepanjang
tahun dari tahun 2009. Permintaan barang dan jasa yang
menurun dan kondisi musim dingin yang tidak terlalu
ekstrim mengurangi permintaan terhadap alat
penghangat. Selain itu, kebijakan pemerintah terkait
pajak penghasilan serta inflasi yang meningkat juga
menjadi pendorong perlambatan pada pengeluaran
konsumsi masyarakat.

Gambar 3. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV Tahun 2016 di Beberapa Negara (YoY)
8,0
7,0
7,0
6,0
5,0
4,0
3,0
2,0

7,0

6,9

Perekonomian Uni Eropa
tumbuh stabil mencapai
1,7 persen (YoY) pada
triwulan I tahun 2017
seiring dengan
2,8
peningkatan
volume ekspor
2,6
dan
ekonomi2,1
2,7 penguatan 2,4
2,0
2,0
Jerman. 1,6 1,8
1,8
1,7

1,3

1,6

1,0
0,0
-1,0

-0,1
I

II

III

6,8

6,7

6,7

6,9

6,8

3,5
2,9

2,5
2,1
2,0 2,1
1,9
1,9
1,9
1,6
1,8
1,8
1,7
1,7
1,7
1,8 1,7
1,6 1,4
1,7
1…
1,7
1,2
0,9 1,1
0,9
0,8
1,1
0,7 0,5
0,3
IV

I

II

2015
Amerika Serikat

6,7

III

IV

2016
Uni Eropa

Tiongkok

Jepang

Singapura

I

2017
Inggris

Sumber: Bloomberg (diolah)

Pertumbuhan ekonomi Uni Eropa tetap sebesar 1,7
persen (YoY) pada triwulan I tahun 2017 dibandingkan
triwulan I tahun 2016 namun lebih rendah dari triwulan
IV tahun 2016 mencapai 1,8 persen (YoY). Volume
ekspor memiliki tren yang meningkat, mencapai 3
12

persen pada bulan Januari 2017. Pertumbuhan ekonomi
Eropa yang cukup stabil didukung oleh pertumbuhan
Jerman yang menguat pada triwulan I tahun 2017. Laju
inflasi terkendali dibawah 2 persen, namun terdapat
peningkatan pada bulan April mencapai 1,2 persen dari
sebelumnya 0,7 persen pada bulan Maret. Pemilihan
umum di Perancis dan Belanda juga memengaruhi
pertumbuhan ekonomi moderat di Kawasan Eropa.
Pertumbuhan ekonomi
Tiongkok meningkat
mencapai 6,9 persen (YoY)
pada triwulan I tahun 2017
dibandingkan triwulan IV
tahun 2016 maupun
triwulan I tahun 2016
didukung oleh penjualan
properti dan investasi.

Perekonomian Jepang
tumbuh lebih tinggi diluar
ekspektasi mencapai 0,5
persen pada triwulan I
tahun 2017, didorong oleh
perbaikan kinerja ekspor
dan tingkat konsumsi.

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok mencapai 6,9 persen
(YoY) pada triwulan I tahun 2017 meningkat dari
sebelumnya 6,7 persen (YoY) pada triwulan I tahun 2016
dan 6,8 persen (YoY) pada triwulan IV tahun 2016.
Penjualan retail meningkat mencapai 10,9 persen (YoY),
output industri meningkat menjadi 7,6 persen (YoY).
Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi Tiongkok
pada triwulan I tahun 2017 didukung oleh penjualan
properti dan investasi. Selain itu, perubahan ekonomi
yang mengubah fokus dari sektor industri ke konsumsi
telah meningkatkan kontribusi konsumsi menjadi 77,2
persen (YoY) pada triwulan I tahun 2017 setelah
sebelumnya mencapai 64,6 persen secara keseluruhan
tahun 2016.
Pertumbuhan ekonomi Jepang meningkat pada triwulan
I tahun 2017 mencapai 0,5 persen (YoY), dari triwulan I
tahun sebelumnya yaitu 0,3 persen (YoY) namun lebih
rendah dari triwulan IV tahun 2016 sebesar 1,7 persen
(YoY). Pertumbuhan triwulan I tahun 2017 didukung
oleh pertumbuhan ekspor yang meningkat seiring
dengan peningkatan perdagangan peralatan ponsel ke
Tiongkok karena meningkatnya permintaan ponsel
global. Selain itu, pengeluaran rumah tangga juga
meningkat 1,4 persen (YoY) dimana rumah tangga
banyak menghabiskan konsumsinya untuk pakaian dan
ponsel.

13

Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran di
beberapa negara
mengalami sedikit
penurunan seperti di
Amerika Serikat, Kawasan
Eropa dan Jepang.

Tingkat pengangguran di Amerika Serikat mengalami
penurunan moderat menjadi 4,4 persen. Penurunan
tersebut disebabkan oleh peningkatan lapangan kerja
pada sektor perminyakan, jasa keuangan, jasa
kesehatan dan pariwisata. Sedangkan tingkat
pengangguran di Kawasan Eropa menurun namun tidak
terlalu besar yaitu mencapai 9,5 persen pada triwulan I
tahun 2017. Negara dengan tingkat pengangguran
terendah di Kawasan Eropa adalah Republik Ceko
sebesar 3,2 persen, Jerman sebesar 3,9 persen dan
Malta sebesar 4,1 persen. Sedangkan negara dengan
tingkat pengangguran tertinggi di Kawasan Eropa adalah
Yunani mencapai 23,5 persen dan Spanyol sebesar 18,2
persen pada bulan Maret 2017. Pengangguran di Inggris
mencapai 4,7 persen, sedikit menurun dari triwulan
sebelumnya 4,8 persen dan 5,1 persen dari triwulan
yang sama pada tahun sebelumnya. Namun demikian,
pertumbuhan tingkat upah di Inggris lebih rendah dari
pertumbuhan tingkat inflasi pada triwulan I tahun 2017.

Gambar 4. Tingkat Pengangguran di Beberapa Negara

14,0
13,2
Brazil

Percentage (%)

12,0
10,0

9,5

8,0

United Kingdom

Euro Area

6,0

5,9
4,7
4,4
3,0
2,8

4,0
2,0
0,0

2013

2014

2015

Sumber: Bloomberg (diolah)

14

2016

Australia
Singapore
United States

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2012

Japan

2017

Tingkat pengangguran
di Brazil meningkat
pada triwulan I tahun
2017.

Tingkat pengangguran di Brazil pada triwulan I tahun
2017 mengalami peningkatan mencapai 13,2 persen
dari triwulan IV tahun 2016 sebelumnya sebesar 12
persen sebagai dampak dari resesi di Brazil sejak 2013.
Jumlah orang yang menganggur di Brazil pada triwulan I
tahun 2017 mencapai 14 juta orang. Sedangkan Tingkat
pengangguran di Singapura meningkat dari triwulan
sebelumnya sebesar 2,2 persen, pada triwulan I tahun
2017 mencapai 3,0 persen, sebagai dampak dari
perubahan yang lebih struktural pada pasar tenaga kerja
sehingga beberapa sektor mengalami tekanan, dan
adanya ketidakcocokan antara kualifikasi yang
dibutuhkan oleh industri dengan apa yang dimiliki oleh
pencari kerja.

Perkiraan Ekonomi Dunia
Pertumbuhan ekonomi
negara maju maupun
negara berkembang
diperkirakan meningkat
pada tahun 2017 dan 2018
seiring dengan perbaikan
perekonomian global

IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan
meningkat pada tahun 2017 menjadi 3,5 persen dan
terus meningkat menjadi 3,6 persen pada tahun 2018.
Perubahan peningkatan ekonomi moderat diperkirakan
akan terjadi pada semua kelompok negara.
Perekonomian negara maju diperkirakan akan menguat
kembali dengan pertumbuhan diperkirakan sebesar 2,0
persen pada tahun 2017 dan 2018 seiring dengan
adanya perbaikan aktivitas manufaktur global. Namun
perkiraan ini masih berpotensial untuk berubah terkait
dengan kebijakan politik di Amerika Serikat dan
pengaruhnya terhadap global. Sedangkan pertumbuhan
di negara-negara berkembang diperkirakan akan
meningkat menjadi 4,5 persen tahun 2017 dan 4,8
persen tahun 2018. Perbaikan stabilitas ekspor
komoditas, peningkatan harga komoditas dan
penguatan ekonomi India menjadi faktor penentu
proyeksi pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

15

Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Dunia Menurut IMF
WEO-IMF
Kelompok Negara

Realisasi
2016
Dunia
3.1
Negara Maju
1.7
Amerika Serikat
1.6
Kawasan Eropa
1.7
Jerman
1.8
Inggris
1.8
Jepang
1.0
Negara Berkembang
4.1
Tiongkok
6.7
India
6.8
ASEAN-5
4.9
Amerika Latin dan Karibia
-1.0
Brazil
-3.6
Sub Sahara Afrika
1.4
Afrika Selatan
0.3
Sumber: World Economic Outlook, April 2017

Pertumbuhan ekonomi
Amerika Serikat
diperkirakan meningkat
pada tahun 2017 mencapai
2,3 persen.

Pertumbuhan ekonomi
Kawasan Eropa
diperkirakan akan tetap
sama seperti tahun 2016
mencapai 1,7 persen pada
tahun 2017 karena adanya
beberapa ketidakpastian
yang menahan
pertumbuhan ekonomi
Kawasan Eropa.

Perkiraan
2017
2018
3.5
3.6
2.0
2.0
2.3
2.5
1.7
1.6
1.6
1.5
2.0
1.5
1.2
0.6
4.5
4.8
6.6
6.2
7.2
7.7
5.0
5.2
1.1
2.0
0.2
1.7
2.6
3.5
0.8
1.6

Ekonomi Amerika Serikat diperkirakan akan tumbuh
lebih cepat tahun 2017 dan 2018, sebesar 2,3 persen
pada tahun 2017 dan 2,5 persen pada tahun 2018.
Perkiraan ini didasarkan atas perbaikan pada akumulasi
inventori, pertumbuhan konsumsi yang menguat, dan
asumsi pelonggaran kebijakan fiskal. Perubahan yang
diantisipasi pada gabungan kebijakan mendukung pasar
keuangan dan memperkuat keyakinan bisnis. Namun
dalam jangka panjang pertumbuhan potensial Amerika
Serikat diperkirakan sebesar 1,8 persen, akibat jumlah
populasi tua meningkat dan pelemahan pertumbuhan
total factor productivity.
Kawasan Eropa diperkirakan akan tumbuh tetap sama
seperti tahun 2016 yaitu sebesar 1,7 persen pada tahun
2017 dan 1,6 persen tahun 2018, yang akan didorong
oleh kebijakan fiskal yang sedikit ekspansif dan kondisi
keuangan yang akomodatif, pelemahan Euro, dan
dampak kebijakan fiskal Amerika Serikat. Sedangkan
ketidakpastian hasil pemilihan umum di negara-negara
Kawasan Eropa, ditambah ketidakpastian dampak Brexit
diperkirakan dapat menahan pertumbuhan.
16

Perekonomian Jepang
diperkirakan akan tumbuh
1,2 persen tahun 2017
karena berlanjutnya
dampak eskpor netto tahun
2016 yang mendorong
pertumbuhan.

Tiongkok diperkirakan akan
tumbuh secara moderat
tahun 2017 seiring dengan
adanya penyeimbangan
orientasi perekonomian
Tiongkok.

Pertumbuhan ekonomi Jepang diperkirakan mencapai
1,2 persen pada tahun 2017 setelah adanya revisi yang
komprehensif pada tahun 2016 menjadi 1,0 persen,
dimana proyeksi ini lebih tinggi dari prediksi pada bulan
Oktober 2016, yang disebabkan oleh adanya penguatan
ekspor netto. Hal tersebut diperkirakan akan berlanjut
pada tahun 2017. Namun demikian, perkiraan tahun
2017 sangat bergantung kepada ekspor netto Jepang,
sehingga ADB memprediksi perekonomian Jepang
tumbuh moderat tahun 2017 mencapai 1,0 persen,
sama dengan pertumbuhan tahun 2016 dan dibawah
prediksi IMF. Dalam jangka menengah, perekonomian
Jepang diperkirakan tertahan karena penurunan angka
partisipasi kerja seiring dengan penurunan jumlah
angkatan kerja di Jepang akibat populasi orang tua
meningkat.
Perekonomian Tiongkok diperkirakan akan tumbuh 6,6
persen tahun 2017 dan 6,2 persen tahun 2018.
Perkiraan ini direvisi dari bulan Oktober 0,4 persen lebih
tinggi dari prediksi bulan Oktober untuk tahun 2017 dan
0,2 persen lebih tinggi dari prediksi bulan Oktober untuk
tahun 2018. Hal ini karena pertumbuhan tahun 2016
yang diluar ekspektasi, antisipasi kebijakan pada
pertumbuhan kredit yang menguat dan pendekatan
investasi publik untuk mendukung pertumbuhan. ADB
juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok
tumbuh secara moderat mencapai 6,5 persen pada
tahun 2017 seiring keberlanjutan reformasi struktural
pengurangan impor, fokus sektor industri menjadi jasa
dan konsumsi, dan adanya penekanan pada stabilitas
keuangan.

17

Pertumbuhan ekonomi di
kawasan Amerika Latin
dan Karibia diperkirakan
membaik karena
perbaikan perekonomian
Brazil dan Argentina.

Perekonomian Negaranegara Sub Sahara Afrika
diperkirakan akan
meningkat didukung
dengan peningkatan
pertumbuhan Nigeria dan
Afrika Selatan.

Pertumbuhan ekonomi kawasan Amerika Latin dan
Karibia diperkirakan meningkat mencapai 1,1 persen
tahun 2017 dan menjadi 2,0 persen tahun 2018.
Aktivitas ekspor komoditas diperkirakan akan
meningkat seiring dengan perbaikan harga komoditas
dan akan mendukung perekonomian negara-negara
Kawasan Amerika Latin dan Karibia. Perkiraan
pertumbuhan ekonomi Meksiko sebagai negara dengan
perekonomian terbesar di kawasan ini diprediksi akan
tumbuh secara moderat. Perekonomian Brazil, sebagai
negara pengekspor komoditas, diprediksi akan
mengalami pertumbuhan ekonomi yang membaik
seiring dengan menurunnya ketidakpastian politik dan
kebijakan moneter longgar. Perekonomian Argentina
diperkirakan juga akan membaik dengan menguatnya
konsumsi dan investasi publik.
Negara-negara Sub Sahara Afrika diperkirakan akan
mengalami perbaikan yang moderat, dengan perkiraan
pertumbuhan ekonomi tahun 2017 mencapai 2,6 persen
dan 3,5 persen tahun 2018. Pertumbuhan tersebut
didukung oleh pertumbuhan ekonomi Nigeria yang
meningkat sebagai akibat dari produksi minyak yang
membaik, sektor pertanian yang terus tumbuh, dan
peningkatan investasi publik. Perbaikan di Afrika Selatan
juga diperkirakan terjadi seiring dengan perbaikan harga
komoditas, kondisi kekeringan yang berkurang, dan
kapasitas listrik yang meningkat.

Tabel 2. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Menurut ADB (YoY)

Asia
Asia Timur
Tiongkok
Jepang
Asia Selatan
India
ASEAN

Pertumbuhan PDB (%)
Perkiraan
2016
2017
2018
5.8
5.7
5.7
6.0
5.8
5.6
6.7
6.5
6.2
1.0
1.0
0.9
6.7
7.0
7.2
7.1
7.4
7.6
4.7
4.8
5.0

18

Pertumbuhan PDB (%)
Perkiraan
2016
2017
2018
Indonesia
5.0
5.1
5.3
Filipina
6.8
6.4
6.6
Thailand
3.2
3.5
3.6
Malaysia
4.2
4.4
4.6
Sumber: Asia Development Outlook Suplement Januari 2017

Pertumbuhan ekonomi di Asia
diperkirakan mencapai 5,7
persen tahun 2017 dan 2018,
lebih rendah dari tahun 2016
karena pertumbuhan
Tiongkok yang masih moderat
karena penyeimbangan
perekonomiannya.

Kawasan Asia Tenggara
diperkirakan akan tumbuh
4,8 persen tahun 2017
didukung oleh
pertumbuhan negaranegara ekonomi besar di
kawasan tersebut seiring
dengan perbaikan cuaca
dan peningkatan ekspor.

Kawasan Asia diprediksi tumbuh moderat 5,7 persen
pada tahun 2017 dan 2018, lebih rendah dari
pertumbuhan tahun 2016 karena pertumbuhan yang
moderat di Tiongkok yang menyeimbangkan
pertumbuhannya dari industri ke konsumsi dan jasa.
Pertumbuhan di Asia didukung oleh peningkatan
permintaan domestik yang signifikan di beberapa
negara seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, dan
Vietnam serta pengeluaran publik yang lebih tinggi di
Filipina. Selain itu, prospek pertumbuhan India yang
meningkat karena deregulasi pajak untuk barang dan
jasa dapat memperbaiki prospek bisnis dan investasi
juga mendorong pertumbuhan. Perbaikan ekspor di
hampir semua negara berkembang di Asia terutama
untuk barang manufaktur memberikan peluang
pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi di Asia.
Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara
diperkirakan meningkat mencapai 4,8 persen tahun
2017 dan 5,0 persen tahun 2018 (Tabel 4). Hal tersebut
seiring dengan pertumbuhan negara-negara ekonomi
besar di Asia Tenggara yang diperkirakan terus
meningkat. Musim yang mulai kembali normal
mendukung sektor pertanian dan perbaikan di sektor
industri mendorong peni