Penggunaan Istilah Bahasa Arab Dalam Alat Musik Arab Masyarakat Aceh di Museum Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Menurut Shabri A ( 2004: 4) Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) adalah

sebuah Daerah Istimewa yang terletak di Pulau Sumatra dan merupakan provinsi
paling barat di Indonesia, Ibukota Provinsi NAD adalah Banda Aceh. Provinsi
NAD yang terletak diantara Selat Malaka dan Samudera Hindia, sangat strategis
baik dari sudut ekonomi, politik, maupun geografis.sehingga menjadi jalur
perniagaan internasional yang paling sibuk di kawasan Asia Tenggara.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kebudayaan berasal dari kata
budaya. Budaya berasal dari kata budhayah. Jika diurai kata ini berasal dari kata
budi atau akal, kemudian diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan budi
atau akal manusia . Budaya berarti pikiran, atau akal budi, sedangkan kebudayaan
adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi ) manusia, seperti
kepercayaan, kesenian, adat, dan lain-lain. Dalam bahasa arab kata “kebudayaan”
itu disebut dengan‫ ﺍﻟﺜﻘﺎﻓﺔ‬/ aṡ-ṡaqāfatun/Selain kata‫ﺛﻘﺎﻓﺔ‬/ ṡaqafatun / dalam bahasa
arab yang diartikan dengan kebudayaan terdapat juga kata ‫ ﺍﻟﺘﻤﺪ‬/ at-tamaddun /

dan‫ﺍﻟﺤﻀﺎﺭﺓ‬/ al-ḥaḍāratun /kemudian dalam bahasa inggris disebut “culture”. (Tim
penyusun Kamus Pusat Bahasa,2008:243).
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta
kebiasaan-kebiasaan yang di dapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat
( E.B Taylor, 1871:1).

Menurut djojodiguno (1958) budaya adalah daya dari budi, yang berupa
cipta, rasa, dan karsa. Cipta : Ilmu pengetahuan, yang bersumber dari pengalaman

21
Universitas Sumatera Utara

lahir dan batin. Karsa: Norma– norma keagamaan/kepercayaan, yang bersumber
dari (lahir) dan (mati)”. Rasa: Norma keindahan yang menghasilkan kesenian,
yang bersumber dari keindahan dan menolak keburukan atau kejelekan. Jadi,
kebudayaan adalah hasil dari buah budi (gagasan) manusia yang berupa cipta, rasa
dan karsa baik yang kongkrit ataupun abstrak yang bertujuan untuk mencapai
kesempurnaan hidup. Yang dalam pengaplikasianya di lakukan dengan pola –
pola perilaku, bahasa, organisasi sosial, religi, seni, dan lainnya yang telah

menjadi kebiasaan yang turun temurun dari leluhur.
Banyak ahli yang telah memaparkan tentang definisi kebudayaan.Setiap
dari mereka cenderung mempunyai vesri masing-masing. Untuk itu, peneliti
hanya memaparkan sebagian pendapat dari para ahli, diantaranya:
Kata “ kebudayaan” berasal dari (bahasa
sasekerta) buddhayah yang merupakan bentuk
jamak kata”buddhi” yang berarti budi atau akal.
Kebudayaan

diartikan

sebagai

hal-hal

yang

bersangkutan dengan akal dan budi, adapun istilah
culture yang merupakan istilah bahasa asing yang
sama artinya dengan kebudayan, berasal dari kata

Latin colere ( mengolah atau mengajak) yaitu
sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk
mengolah

dan

mengubah

alam

( koentjaraningrat,1965:77-78).
A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn mengatakan bahwa kebudayaan adalah
manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti yang seluasluasnya.Malinowski juga menyebutkan bahwa kebudayaan pada prinsipnya
berdasarkan atas berbagai system kehidupan manusia. Tiap tingkat kebutuhan itu
menghadirkan corak budaya yang khas ( A.L.Kroeber-C. Kluckhohn, dan
Malinowski dalam Widyosiswoyo,2004:31).

22
Universitas Sumatera Utara


Menurut Antropolog C. Kluckhohn (1953:507-523) ada 7 unsur
kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universal dalam sebuah karya yang
berjudul Universal Categories of Culture yaitu:

1.

Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian,perumahan,alat-alat
rumah tangga,senjata,alat-alat produksi,transportasi,dan sebagainya).

2.

Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
(pertanian,peternakan,system produksi,system distribusi, dan sebagainya)

3.

Sistem kemasyarakatan (system kekerabatan,organisasi politik,sistem
hukum,sistem perkawinan).

4.


Bahasa ( lisan maupun tulisan)

5.

Religi

6.

Sistem pengetahuan.

7.

Kesenian ( seni rupa, seni suara, seni gerak, alat-alat musik dan sebagainya).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008 musik memiliki
pengertian sebagai berikut:

1. Ilmu atau seni penyusunan nada atau suara dalam urutan,kombinasi dan
hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi suara yang mempunyai

kesatuan dan kesinambungan

2. Nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung
irama,lagu dan keharmonisan(terutama yang menggunakan alat-alat yang
dapat menghasilkan bunyi-bunyian itu atau yang disebut dengan alat musik).
Koentjaraningrat

mengatakan

bahwa

kesenian merupakan salah satu bagian dari tujuh
unsur kebudayaan universal (1996:80-81), sebagai
bagian dari tujuh unsur kebudayaan, kesenian
memiliki peranan yang menentukan dalam suatu

23
Universitas Sumatera Utara

bentuk kebudayaan, salah satunya adalah upacara

keagamaan, dalam upacara keagamaan terdapat
unsur menyanyi nyanyian suci dan memainkan
drama (Koentjaraningrat,1980:393), dipandang dari
sudut cara kesenian sebagai ekspresi hasrat manusia
akan keindahan itu dinikmati, maka ada dua
lapangan besar,yaitu :

(1) seni rupa, atau kesenian yang dinikmati
oleh manusia dengan mata,
(2) seni suara, atau kesenian yang dinikmati
oleh manusia dengan telinga (Koentjaraningrat,
1980:395-396), dalam hal ini kesenian dimunculkan
salah satunya dalam bentuk alat musik.

Menurut Koentjaraningrat bagi masyarakat
Indonesia, pada umumnya kebudayaan adalah
“kesenian”, yang bila dirumuskan, bunyinya sebagai
berikut : Kebudayaan (dalam arti kesenian) adalah
ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia
yang fungsional, estetis, dan indah, sehingga ia

dapat dinikmati dengan pancainderanya (yaitu
penglihat,

pengecap,

perasa,

dan

pendengar)

(1999:19).Musik merupakan bagian dari kesenian.
Kesenian merupakan salah satuunsur kebudayaan
(Koentjaraningrat,1986:203-204).

24
Universitas Sumatera Utara

Peneliti memilih judul penggunaan istilah Bahasa Arab pada alat musik
masyarakat Aceh bahwasannya alat musik merupakan bagian dari salah satu

unsur kebudayaan yakni Kesenian. Kesenian terdiri dari seni rupa, seni relief, seni
lukis, seni rias, seni vokal, seni musik, seni bangunan, seni kesusatraan, dan seni
drama (Koentjaraningrat, 2009:298). Peneliti memilih salah satu unsur dari
kesenian yakni seni musik, bahwasannya seni musik memerlukan alat musik.
Dengan beberapa pertimbangan yang sesuai dengan uraian di atas, maka perlu
diadakan penelitian terhadap alat musik Arab yang merupakan bagian dari
kebudayaan, dan istilah kebudayaan perlu diketahui secara ilmiah. Adapun istilah
Bahasa Arab dalam alat musik Aceh di Museum Banda Aceh perlu diteliti secara
ilmiah sebagai usaha pelestarian budaya.

1.2

Perumusan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari pokok bahasan, maka

diperlukan adanya rumusan masalah yang meliputi:

1. Apa saja peninggalan alat musik Arab di Museum Banda Aceh nanggroe
Aceh Darussalam?
2. Apa saja istilah alat musik yang digunakan dalam alat musik Arab dalam

kesenian masyarakat Aceh di Museum Banda Aceh Nanggroe Aceh
Darussalam?
3. Bagaimanakah fungsi alat musik Arab pada masyarakat Aceh di Museum
Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam?

1.3

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa saja peninggalan alat musik Arab di Museum
Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam.

25
Universitas Sumatera Utara

2. Untuk mengetahui istilah alat musik dalam bahasa Arab yang di gunakan
kesenian masyarakat Aceh di Museum Banda Aceh Nanggroe Aceh
Darussalam.
3. Untuk mengetahui fungsi alat musik Arab pada masyarakat Aceh di
Museum Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam.


1.4

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
(Secara Teoritis) :

1. Menambah pengetahuan peneliti maupun pembaca mengenai alat-alat musik
Arab yang terdapat di Museum Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam .
2. Pengembangan ilmu bahasa Arab yang terdapat dalam istilah bahasa Arab
pada alat musik yang di gunakan oleh masyarakat Aceh.
3. Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi peneliti selanjutnya dan
dapat menjadi referensi pengetahuan khususnya di bidang kesenian Arab.
4. Turut menambah literature tentang wujud kebudayaan yang ada di Indonesia
khusunya dalam kesenian alat musik Arab yang terdapat di Museum Banda
Aceh bagi Departemen Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya USU.
(Secara praktis) :
1.

Mengembangkan kesenian dan pariwisata di Banda Aceh Nanggroe Aceh
Darussalam.

2.

Memelihara dan melestarikan alat musik Arab di dalam Museum Banda
Aceh Nanggroe Aceh Darussalam.

1.5

Metode Penelitian
Menurut Arikunto (2006:163) metode penelitian adalah cara yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Sedangkan
Sugiyono (2010: 2) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

26
Universitas Sumatera Utara

terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan,
dan kegunaan.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) . Dalam
penelitian ini , peneliti akan mengambil data yang akurat dari lokasi penelitian
melalui metode observasi (pengamatan), dimana observasi sebagai teknik
pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik. Observasi ini disebut
terstruktur,dimana observasi ini telah di rancang secara sistematis, tentang apa
yang akan di amati kapan dan dimana tempatnya. Interview (wawancara)
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus di teliti, dan
mendokumentasikan dari lokasi penelitian tersebut. Teknik yang dipakai peneliti
melalui wawancara secara tatap muka (face to face) (Sugiyono:2010:137-138).

Adapun tahap penelitian yang dilakukan peneliti sebagai berikut :

1. Mengumpulkan buku-buku referensi dari pembahasan penelitian
2. Mengadakan observasi (pengamatan) terhadap alat-alat musik yakni
dengan cara mendatangi dan meninjau lokasi objek penelitian di Museum
Banda Aceh.
3. Mengadakan interview (wawancara) dengan kepala Museum Banda Aceh
dilokasi penelitian.
4. Mengumpulkan data alat-alat musik yang terdapat didalam Museum
Banda Aceh.
5. Menganalisis apa saja alat musik yang menggunakan istilah Bahasa Arab.
6. Mengolah data dan menganalisis data.
7. Menyusun hasil penelitian secara sistematis yang akan disajikan dalam
bentuk skripsi.

27
Universitas Sumatera Utara

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data ( Sugiyono,
2010: 137-146 ) yaitu:
a. Observasi (pengamatan), melalui pengamatan peneliti yang berguna untuk
mengamati objek-objek penelitian seperti alat-alat musik yang terdapat
dalam Museum Banda Aceh tersebut. Observasi ini dimulai pada akhir
bulan januari tahun 2014 hingga pertengahan bulan februari 2014.
b. Interview (wawancara), yang berguna untuk mendapatkan informasi dan
data yang akurat dari para Narasumber penelitian.
Adapun wawancara yang dilakukan oleh peneliti yaitu bersama:
1. Kepala Museum Banda Aceh ( Edeh Warningsih )
2. Guide tourist Museum Banda Aceh
3. Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Banda Aceh
4. Tokoh Masyarakat Banda Aceh
5. Guru kesenian SMP dan SMA Iskandar Muda Lhokseumawe, Aceh Utara
( Abdul Fathah, dan Jamil )
c. Pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indera. Artinya pengobservasian dapat
dilakukan

melalui

penglihatan,penciuman,pendengaran,peraba

dan

pengecap ( Arikunto,1993:128).
d. Metode wawancara (interview) ini merupakan suatu teknik oengumpulan
data dengan menggunakan jawaban lisan atau diistilahkan dengan
wawancara lisan oleh penanya (pewawancara) dengan orang yang ditanya
(yang diwawancarai). Dalam metode wawancara ini peneliti menggunakan
interview bebas dan mendalam (indepth interview), artinya pewawancara
bebas menanyakan apa saja yang terkait dengan data yang diperlukan dan
dikumpulkan (Arikunto,1993:127).

28
Universitas Sumatera Utara