Hestina AUDIT INTERNASIONAL AUDIT INTERN

NAMA

: HESTINA DWI SARI RUMAHORBO

NIM

: 2014017067

KELAS

: 4A3 (AKUNTANSI)

AUDIT INTERNASIONAL, AUDIT INTERNAL, DAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH

A. Audit Internasional
International Standards on Auditing adalah suatu standar kompetensi bagi profesional yang
bekerja di bidang auditing. ISA diterbitkan oleh International Auditing and Assurance Standards
Boards (IAASB) melalui International Federation of Accountant (IFAC) pada tahun 2009. Dalam
aktanya ditulis, “International Standards on Auditing (ISAs) are professional standards that
deal with the independent auditor's responsibilities when conducting an audit of financial

statements. ISAs contain objectives and requirements together with application and other
explanatory material. The auditor is required to have an understanding of the entire text of an
ISA, including its application and other explanatory material, to understand its objectives and to
apply its requirements properly”, lebih jelas lagi,auditor diharuskan untuk mengerti ISA,
termasuk penerapannya dan isi materinya, serta tujuannya. ISA memperbarui 20 standar lama
juga menambah 1 standar baru.
ISA dibuat dengan tujuan meningkatkan kualitas bukti-bukti audit yang pada akhirnya
meningkatkan kualitas hasil audit. Lebih lanjut tertera di dalamnya:
·

Quality of audit evidence;

·

Using the work of others, to ensure that auditors are satisfied that there is an appropriate

basis on which to rely on the work of others, and to rely on others only when it is appropriate to
do so; and

·


Auditor communications and reporting, to emphasize the importance of open and

constructive dialogue between auditors and those charged with governance/management, and to
help ensure that important matters are brought to users' attention in a clear and meaningful way.

International Standards on Auditing amat terkait dengan International Standard on Quality
Control. International Standards on Auditing ini mempunyai 5 bagian, yaitu Introduction
mencakup tujuan, ruang lingkup, dan subjek materi; Objective menjelaskan kepentingan auditor;
Definitions yang menjelaskan pengertian yang dibakukan ISA; Requirements dalah bagian yang
menjelaskan ‘bagaimana auditor seharusnya..’; dan Application and Other Explanatory Material
menjelaskan bagaimana pelaksanaan berikut prosedur serta penjelasan hal lain yang masih
terkait. Secara garis besar, ISA terdiri dari beberapa hal pokok, yaitu:
Tanggungjawab (responsibilities)


ISA 200 Overall Objectives of the Independent Auditor and the Conduct of an Audit in
Accordance with International Standards on Auditing




ISA 210 Agreeing the Terms of Audit Engagements



ISA 220 Quality Control for an Audit of Financial Statements



ISA 230 Audit Documentation



ISA 240 The Auditor's Responsibilities Relating to Fraud in an Audit of Financial
Statements



ISA 250 Consideration of Laws and Regulations in an Audit of Financial Statements




ISA 260 Communication with Those Charged with Governance



ISA 265 Communicating Deficiencies in Internal Control to Those Charged with
Governance and Management

Perencanaan Audit (Audit planning)


ISA 300 Planning an Audit of Financial Statements



ISA 315 Identifying and assessing the risks of material misstatement through
understanding the entity and its environment




ISA 320 Materiality in planning and performing an audit



ISA 330 The auditor's responses to assessed risks

Pengendalian Internal (Internal Control)


ISA 402 Audit Considerations Relating to an Entity Using a Service Organization



ISA 450 Evaluation of Misstatements Identified during the Audit

Bukti Audit (Audit evidence)


ISA 500 Audit Evidence




ISA 501 Audit Evidence – Additional Considerations for Specific Items



ISA 505 External Confirmations



ISA 510 Initial Engagements - Opening Balances



ISA 520 Analytical Procedures



ISA 530 Audit Sampling and Other Means of Testing




ISA 540 Auditing Accounting Estimates, Including Fair Value Accounting Estimates, and
Related Disclosures



ISA 550 Related Parties



ISA 560 Subsequent Events



ISA 570 Going Concern




ISA 580 Written Representations

Penggunaan oleh Ahli (Using work of other experts)


ISA 600 Special Considerations - Audits of Group Financial Statements (Including the
Work of Component Auditors)



ISA 610 Using the Work of Internal Auditors



ISA 620 Using the Work of an Auditor's Expert

Kesimpulan Audit dan Laporan Audit (Audit conclusions and Audit report)


ISA 700 Forming an Opinion and Reporting on Financial Statements




ISA 705 Modifications to the Opinion in the Independent Auditor's Report



ISA 706 Emphasis of Matter Paragraphs and Other Matter Paragraphs in the Independent
Auditor's Report



ISA 710 Comparative Information - Corresponding Figures and Comparative Financial
Statements



ISA 720 The Auditor's Responsibilities Relating to Other Information in Documents
Containing Audited Financial Statements


Bidang Khusus (Specialized Areas)


ISA 800 Special Considerations-Audits of Financial Statements Prepared in Accordance
with Special Purpose Frameworks



ISA 805 Special Considerations-Audits of Single Financial Statements and Specific
Elements, Accounts or Items of a Financial Statement



ISA 810 Engagements to Report on Summary Financial Statements



International Standard on Quality Control (ISQC) 1, Quality Controls for Firms that
Perform Audits and Reviews of Financial Statements, and Other Assurance and Related
Services Engagements


Terus diperbarui hingga 2013:
· IAPS 1000 Inter-bank confirmation procedures
· IAPS 1004 The relationship between banking supervisors and banks’ external auditors
· IAPS 1006 Audits of the financial statements of banks
· IAPS 1010 The consideration of environmental matters in the audit of financial statements
· IAPS 1012 Auditing derivative financial instruments
· IAPS 1013 Electronic commerce-Effect on the audit of financial statements
· IAPS 1014 Reporting by Auditors on Compliance with International Financial Reporting
Standards
· ISRE 2400 Engagements to review financial statements
· ISRE 2410 Review of interim financial information performed by the independent auditor of
the entity
· ISAE 3000 Assurance engagements other than audits or reviews of historical financial
information
· ISAE 3400 The examination of prospective financial information
· ISAE 3402 Assurance reports on controls at a service organization
· ISRS 4400 Engagements to perform agreed-upon procedures regarding financial information
· ISRS 4410 Engagements to compile financial statements
International Standards on Auditing (ISA) diharapkan dapat meningkatkan kualitas laporan hasil
audit melalui peningkatan individu auditor itu sendiri. Sebagai standar yang telah dibakukan, ISA
telah banyak diterapkan oleh negara negara di dunia terutama di Eropa.

B. Internal Audit

Hiro Tugiman [2006:11]
Internal audit merupakan suatu fungsi penilaian independen didalam entitas/organisasi guna
menguji serta mengevaluasi aktivitas yang dilaksanakan.
Mulyadi [2002:29]
Internal Audit adalah auditor yang bekerja didalam suatu entitas/perusahaan yang bertugas untuk
mengetahui apakah prosedur serta kebijakan yang sudah disusun dan ditetapkan oleh manajemen
telah diptuhi, menenttukan apakah penjagaan atas kekayaan entitas/organisasi sudah baik atau
tidak, menetukan tingkat efektivitas dan efisiensi prosedur aktivitas kegiatan organisasi, serta
menetukan kehandalan informasi yang telah dihasilkan oleh bagian bagian dari
entitas/organisasi.
IIA yang dikutip Sawyer [2005:8]
Internal Audit merupakan fungsi penilaian yang dibentuk oleh entitas guna memeriksan serta
mengevaluasi aktivitas entitas sbgai jasa yang telah diberikan kpd entitas perusahaan.
Tujuan Internal Audit
Hiro Tugiman [2006:11]
Internal audit bertujuan untuk membantu anggota entitas organisasi supaya bisa melaksanakan
tanggung jawab dengan efektif. Internal Audit akan menganalisis, mengajukan beberapa saran
dan penilaian. pemeriksaaan juga mencakup pengawasan efektif dgan biaya yg wajar.
Sukrisno Agoes [2004:222]
Audit Internal bertujuan untuk membantu manajemen dalam melaksanakan tanggung-jawabnya
dengan menganalisa, menilai dan memberiksaran serta komentar tentang aktivitas yang
diperiksa.
Guna mencapai tujuan internal audit, ini yang harus dilakukan oleh auditor internal:


Memastikan kebijakan, rencana serta prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
manajmen untuk ditaati



Menilai kebaikan, mengembangkan pengedalian secara efektif dengan biaya yang wajar,
juga mengetahui bagus tidaknya sistem pengendalian yang ada. baik pengendlian
internal, pengendalian manajemen maupun pengendalian oprasional yang lain.



Memastikan harta perusahaan dipertanggung-jawabkan serta dilindungi dari terjadinya
misal kehilangan, kecurangan, disalahgunakan, pencurian dan lain sebagainya



Memberi saran perbaikan operasional untuk lebih efektif dan efisien lagi.



Menilai mutu kualitas pekerjaan.oleh bagian bagian perusahaan yang telah dibebankan
oleh manajemen.



Memberi kepastian bahwa data data yang diolah dalam perusahaan bisa dipercaya

Fungsi serta Lingkup Internal Audit
Internal Audit berfungsi untuk alat bantu manajemen guna menilai tingkat efektif dan keefisienan
pengendalian internal perusahaan, memberi saran ataupun rekomendasi serta memberikan nilai
tambah untuk manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan atau tindakan berikutnya.
Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal
Penanggung jawab fungsi audit intern harusnya mengelola fugsi internal audit dengan efisien
serta efektip guna memastikan kegiatan tersebut memberi nilai lebih untuk entitas perusahaan.
Ruang lingkup Internal Audit menurut Guy [2002:410]
Meliputi pemeriksaan serta evaluasi memadai dan juga tingkat efektifitas pengendalian intern
perusahaan dan mutu pekerjaan dalam melakukan tanggung jawab yang ditugaskan.
Demikian tadi dasar tentang pengertian internal auditing, semoga tulisan ini dapat membantu
anda anda yang sedang belajar tentang pengertian internal audit.
Independensi Internal Audit
Salah satu hal yang harus diperhatikan agar suatu perusahaan dapat memiliki departemen audit
internal yang efektif adalah departemen audit internal tersebut harus mempunyai kedudukan
yang independen dalam organisasi perusahaan.
Sukrisno (2004:227), mengemukakan bahwa independensi internal auditor antara lain tergantung
pada:

1. Kedudukan Internal Audit Department (IAD) tersebut dalam organisasi perusahaan,
maksudnya kepada siapa IAD bertanggung jawab.
2. Apakah IAD dilibatkan dalam kegiatan operasional.

Jika ingin independen, departemen audit internal tidak boleh terlibat dalam kegiatan operasional
perusahaan. Misalnya tidak boleh ikut serta dalam kegiatan penjualan dan pemasaran,
penyusunan sistem akuntansi, proses pencatatan transaksi, dan penyusunan laporan keuangan
perusahaan.
Kedudukan departemen internal audit di dalam perusahaan akan menentukan tingkat
kebebasannya dalam menjalankan tugas sebagai auditor. Kedudukan ataupun status departemen
audit internal dalam suatu organisasi perusahaan mempunyai pengaruh terhadap luasnya kegiatan
serta tingkat independensinya didalam menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa. Jadi status
organisasi dari departemen audit internal harus cukup untuk dapat menyelesaikan tanggung
jawab audit.
Departemen audit internal hanyalah akan seefektif seperti yang diinginkan manajemennya jika ia
bebas dari aktivitas-aktivitas yang diauditnya. Hal ini hanya akan dapat tercapai bila
departemen audit internal mempunyai kedudukan yang memungkinkan baginya untuk
mengembangkan sikap independennya terhadap bagian-bagian lain yang harus diperiksanya.
Untuk mencapai keadaan seperti ini, maka auditor internal harus memperoleh dukungan dari
pihak manajemen dan dewan komisaris.
Terdapat alternatif kedudukan internal auditor dalam perusahaan yaitu sebagai berikut :
1. Internal auditor berada di bawah direktur keuangan.
2. Internal auditor berada di bawah direktur utama yang merupakan staf dari direktur utama.
3. Internal auditor merupakan staf dewan komisaris.

Kedudukan seorang internal auditor juga tidak memiliki wewenang langsung terhadap tingkatan
manajemen di dalam organisasi perusahaan, kecuali pihak yang memang berada di bawahnya
dalam satuan kerja internal audit itu sendiri.
Internal audit yang independen tidak dibolehkan untuk terlibat dalam kegiatan operasional
perusahaan apalagi kegiatan yang diperiksanya. Sulit bagi seorang auditor untuk memberikan
penilaian yang objektif dan independen apabila ternyata ia terlibat dalam kegiatan yang
diperiksanya.
Sebagai penilai independen tentang peranan sistem manajemen mutu perusahaan, internal audit
hanya menempatkan diri sebagai narasumber dalam pembuatan konsep sistem manajemen mutu.
Pihak yang bertanggung jawab penuh dalam perancangan dan implementasi sistem manajemen
mutu adalah manajemen dan direksi. Dengan demikian penilaian internal audit terhadap sistem
manajemen mutu tetap independen dan objektif, tanpa terlibat langsung dalam perencanaannya.
Laporan Internal Audit
Hasil akhir dari pelaksanaan audit internal dituangkan dalam suatu bentuk laporan tertulis
melalui proses penyusunan yang baik. Laporan hasil audit internal merupakan suatu alat penting
untuk menyampaikan pertanggungjawaban hasil kerja kepada manajemen yaitu sebagai media
informasi untuk menilai sejauh mana tugas-tugas yang dibebankan dapat dilaksanakan. Adapun
isi atau materi laporan audit internal menurut Boynton (2003:494) yaitu:
1. suatu laporan tertulis yang ditandatangani harus dikeluarkan setelah pemeriksaan audit
selesai. Laporan intern itu bisa dalam bentuk tertulis atau lisan dan dapat disampaikan
secara formal ataupun informal.
2. auditor internal harus membahas kesimpulan dan rekomendasi pada tingkatan manajemen
yang tepat sebelum mengeluarkan laporan tertulis yang final.
3. laporan haruslah objektif, jelas, ringkas, konstruktif dan tepat waktu.
4. laporan harus menyatakan tujuan, ruang lingkup, dan hasil audit, dan bila tepat, laporan
itu juga harus berisi suatu pernyataan pendapat auditor.
5. laporan dapat mencakup rekomendasi untuk perbaikan yang potensial dan mengakui
kinerja serta tindakan korektif yang memuaskan.

6. pandangan auditee tentang kesimpulan dan rekomendasi audit dapat disertakan dalam
laporan audit.
7. direktur auditing internal atau designee harus mereview dan menyetujui laporan audit
final sebelum diterbitkan serta harus memutuskan kepada siapa laporan itu akan
dibagikan.

Laporan dari bagian audit internal merupakan suatu alat komunikasi yang di dalamnya terdapat
tujuan yang dimulai dari penugasan, luas pemeriksaan, batasan yang dibuat dan juga saran atau
rekomendasi kepada pimpinan perusahaan. Tujuan dari laporan audit adalah sebagai berikut:
1. laporan auditor adalah merupakan kesimpulan dari hasil pemeriksaan
2. menyajikan temuan-temuan dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
3. sebagai dasar untuk kemudian diambil tindakan oleh manajemen terhadap penyimpangan
yang terjadi.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka laporan yang disampaikan haruslah memiliki unsur-unsur
berikut ini:
1. Objektif
Laporan yang disusun harus mengungkapkan fakta dengan teliti berdasarkan data yang
dapat diuji kebenarannya. Menyampaikan dengan jelas tentang pokok pemeriksaan yang
telah dilakukan sehingga dapat diyakini kebenarannya.
2. Clear (jelas)
Laporan disusun dengan menggunakan bahasa yang jelas, tidak menimbulkan
kesalahpahaman bagi penggunanya. Menerangkan dengan jelas dan lengkap agar dapat
dimengerti oleh pihak-pihak yang menggunakannya.

3. Ringkas
Struktur laporan yang baik melaporkan dengan ringkas pelaksanaan operasional,
pengendalian, dan hasil kerja. Laporan itu harus terhindar dari hal-hal yang tidak
relevan, tidak material seperti gagasan, temuan, kalimat dan sebagainya yang tidak
menunjang tema pokok laporan, namun tetap menjaga kualitas informasi yang
disampaikan melalui laporan tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan pemakainya.
4. Membangun (konstruktif)
Laporan yang bersifat membangun adalah laporan yang sedapat mungkin memaparkan
rekomendasi tindakan perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengupayakan peningkatan
operasi.
5. Tepat waktu
Laporan audit hanya dapat bermanfaat dengan maksimal bila laporan tersebut disajikan
pada saat dibutuhkan. Sehingga auditor harus mampu menyajikan laporan yang tepat
waktu.
Sebelum disampaikan pada pengguna laporan, peninjauan kembali atas laporan (review) adalah
tindakan bijak yang dapat dilakukan audit internal. Hal tersebut bertujuan untuk lebih
memastikan kebenaran dan kelengkapannya. Laporan audit akan efektif bila terdapat
pelaksanaan tindak lanjut agar proses audit yang berjalan benar-benar memberikan manfaat bagi
perusahaan. Untuk itu departemen audit internal bertugas untuk memantau pelaksanaan tindak
lanjut, menganalisis kecukupan tindak lanjut disertai identifikasi hambatan pelaksanaanya, dan
memberikan laporan atas tindak lanjut tersebut.
C. Audit Laporan Keuangan Pemerintah
Pemeriksaan keuangan negara diatur di dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Di dalam undang-undang ini
yang dimaksud dengan pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi
yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan
untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Pengertian tersebut pada intinya menjelaskan

empat hal yakni proses pemeriksaan, karakteristik pemeriksaan, tujuan pemeriksaan, dan objek
pemeriksaan. Pemeriksaan keuangan negara meliputi pemeriksaan atas pengelolaan keuangan
negara dan pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan negara. Lantas apa yang dimaksud
dengan pengelolaan dan tanggung jawab. Menurut undang-undang, pengelolaan keuangan
negara adalah keseluruhan kegiatan pejabat pengelola keuangan negara sesuai dengan kedudukan
dan kewenangannya, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan
pertanggungjawaban. Pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara ini diwujudkan dengan
penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsipprinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintah yang telah
diterima secara umum. Sedangkan yang dimaksud dengan tanggung jawab keuangan negara
adalah kewajiban pemerintah untuk melaksanakan pengelolaan keuangan negara secara tertib,
taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, dan transparan dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Jadi pengertian pengelolaan keuangan negara lebih
ke arah proses manajemen, mulai dari tahap perencanaan hingga tahap pertanggungjawaban.
Sedangkan tanggung jawab keuangan negara menitikberatkan pada kewajiban melaksanakan
sesuai dengan aturan dan rambu-rambu yang ada.
Jenis dan Karakteristik Pemeriksaan Keuangan Negara
1. Pemeriksaan keuangan
a. Pengertian pemeriksaan keuangan
Secara sederhana pemeriksaan keuangan diartikan sebagai pemeriksaan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan yang diperiksa adalah laporan keuangan pemerintah pusat dan laporan
keuangan pemerintah daerah. Pemeriksaan keuangan ini dilakukan oleh Badan Pengawas
Keuangan dalam rangka memberikan pernyataan opini tentang tingkat kewajaran informasi yang
disajikan di dalam laporan keuangan pemerintah. Opini tersebut dibuat oleh Badan Pemeriksa
Keuangan yang intinya menyimpulkan apakah laporan keuangan yang diperiksa telah disajikan
secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
2. Pemeriksaan kinerja
a. Pengertian pemeriksaan kinerja

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 pasal 4 ayat 3 menyatakan bahwa pemeriksaan kinerja
adalah pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang terdiri dari
pemeriksaan aspek ekonomi, aspek efisiensi, serta aspek efektivitas. Selain itu pengujian
terhadap ketentuan perundang-undangan dan pengendalian intern juga perlu dilaksanakan dalam
melaksanakan pemeriksaan kinerja. b.
Tujuan pemeriksaan kinerja Tujuan pemeriksaan kinerja adalah untuk menilai apakah entitas atau
organisasi menggunakan sumber daya secara ekonomis, efektif, dan efisien. Tujuan lebih lanjut
dari pemeriksaan kinerja ini adalah untuk mendorong ke arah perbaikan sesuai dengan
pernyataan yang dibuat oleh INTOSAI karena pemeriksaan jenis ini menghasilkan temuan,
simpulan, dan rekomendasi. Pemeriksaan kinerja menghasilkan informasi yang berguna untuk
meningkatkan kinerja suatu program dan memudahkan pengambilan keputusan bagi pihak yang
bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengambil tindakan koreksi serta meningkatkan
pertanggungjawaban publik.
3. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu
a. Pengertian pemeriksaan dengan tujuan tertentu
Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004, pemeriksaan dengan tujuan tertentu adalah
pemeriksaan di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Laporan hasil pemeriksaan
dengan tujuan tertentu memuat kesimpulan. Pemeriksaan ini dapat bersifat eksaminasi, reviu,
atau prosedur yang disepakati. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu ini antara lain meliputi
pemeriksaan atas hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan, pemeriksaan investigatif dan
pemeriksaan atas sistem pengendalian internal.
c. Pengertian dan Arti Pentingnya Standar Pemeriksaan
Standar audit yang diterbitkan oleh organisasi audit tersebut memiliki kekhasan masing-masing.
Namun demikian pada dasarnya standar audit yang diterbitkan oleh organisasi-organisasi audit
tersebut memuat tiga hal utama yang sama, yaitu :
1. Standar Umum, yang mengatur mengenai persyaratan profesional yang harus dipenuhi
oleh pemeriksa
2. Standar Pekerjaan Lapangan, yang mengatur mengenai bukti audit serta kegiatan audit di
lapangan.

3. Standar Pelaporan, yang mengatur mengenai pelaporan hasil pelaksanaan audit.
Pentingnya Standar Pemeriksaan Sebagai suatu pedoman atau panduan, maka standar
audit memiliki arti yang sangat penting, bukan saja bagi pemeriksa tetapi juga pihakpihak lainnya seperti manajemen entitas yang diaudit, para pengguna laporan audit dan
stakeholder lainnya.
a. Standar audit sebagai pedoman bagi pemeriksa Standar audit memuat persyaratan
kualifikasi pemeriksa serta standar mutu pelaksanaan dan pelaporan audit. Dengan
demikian standar audit berfungsi sebagai pedoman bagi pemeriksa mengenai persyaratan
apa saja yang harus dipenuhi oleh pemeriksa serta memberikan arah bagi pemeriksa
untuk dapat melaksanakan dan melaporkan hasil auditnya.
b. Standar audit sebagai alat ukur kinerja pemeriksa Pemeriksa yang memenuhi persyaratan
dalam standar audit serta audit yang dilaksanakan berdasarkan standar audit, akan
memberikan jaminan terhadap kualitas hasil audit itu sendiri. Sebaliknya apabila
pemeriksa tidak memenuhi persyaratan dalam standar audit dan audit tidak dilaksanakan
berdasarkan standar audit, maka hasil audit tidak dapat dijamin kualitasnya. Lebih dari
itu, audit yang dilaksanakan berdasarkan standar audit akan menjadi semakin efisien dan
efektif. Dengan demikian standar audit dapat berfungsi sebagai alat ukur kinerja bagi
pemeriksa.
c. Jaminan mutu bagi para pengguna laporan audit Standar audit mensyaratkan agar
pemeriksa dapat mempertahankan kompetensi, integritas, obyektivitas, dan independensi
dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan. Dengan demikian audit yang
dilaksanakan berdasarkan standar audit akan menghasilkan laporan audit yang dapat
diandalkan oleh para pengguna laporan audit. Para pengguna laporan audit akan
memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap laporan hasil audit karena audit
(dimaksud) dilakukan oleh pemeriksa yang kompeten dan independen serta dilaksanakan
sesuai dengan standar audit.