Perbandingan Adat Pernikahan Batak di In (1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS HUKUM

PERBANDINGAN ADAT PERNIKAHAN BATAK DI INDONESIA, ADAT PERNIKAHAN
THAILAND, DAN ADAT PERNIKAHAN ABORIGIN DI AUSTRALIA
Penulisan ini disusun untuk melengkapi nilai tugas paper mandiri Hukum Adat Kelas E

Oleh

Nama:

Cindy Rachel Jessica

NIM:

12/334378/HK/19232

YOGYAKARTA
2013


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………......1
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………..2
BAB II
TUJUAN PENULISAN……………………………………………………………………………….3
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN…………………………………………………………………...4
BAB IV
PENUTUP……………………………………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………..14

1

BAB I
PENDAHULUAN
Tuhan menciptakan dua jenis manusia, yaitu laki-laki dan perempuan.
Seorang manusia lahir, tumbuh, dan jadi dewasa. Kemudian, ia akan bertemu
dengan pasangannya, menikah, dan memiliki keturunan. Keturunan-keturunan

tersebut bertemu manusia lainnya, melalui proses yang sama, dan begitu
seterusnya. Siklus ini terjadi pada semua manusia dari berbagai suku, ras, budaya,
dan lain sebagainya. Dari semua tahapan dalam siklus tersebut, salah satu tahapan
yang menarik bagi Penulis adalah tahap pernikahan.
Tahap pernikahan memiliki keunikan tersendiri. Tahap ini merupakan salah
satu tahap paling sakral dalam hidup bagi sebagian besar umat manusia di dunia.
Tahap ini terjadi dengan berbagai cara di seluruh dunia, sesuai dengan latar
belakang budaya tempat pernikahan tersebut dilangsungkan.
Pernikahan dilangsungkan di berbagai daerah di seluruh dunia. Berbagai
latar belakang kedua mempelai akan mempengaruhi proses pernikahan yang akan
dilalui pasangan tersebut untuk membentuk suatu keluarga. Salah satu hal yang
paling berpengaruh adalah latar belakang adat.
Adat di suatu negara tentunya akan berbeda dengan adat di negara lainnya.
Begitu juga hukum adat mengenai pernikahan yang akan mempengaruhi suatu
pasangan di suatu negara tentu juga akan berbeda dengan hukum adat mengenai
pernikahan di negara lainnya. Adat mengenai pernikahan di suatu daerah belum
tentu dianggap baik di daerah lainnya. Perbedaan adat mengenai pernikahan di
suatu daerah dengan daerah lainnya dalam hal ini dengan cakupan negara menjadi
hal yang menarik untuk dibandingkan. Hal ini tentunya akan menambah wawasan
Penulis dan Pembaca, khususnya tentang hukum adat mengenai pernikahan.

Dalam kesempatan ini, Penulis ingin membandingkan Hukum Adat yang
berlaku di Indonesia dengan Hukum Adat di negara Australia dan Asia, khususnya
adat mengenai pernikahan.

2

BAB II
TUJUAN PENULISAN
Dalam penulisan ini, Penulis memiliki tujuan, yaitu untuk melakukan study
comparative mengenai Hukum Adat di Indonesia dengan Hukum Adat pada negara
Australia dan Asia, khususnya tentang hukum adat mengenai pernikahan. Hukum
adat mengenai pernikahan di Indonesia yang akan diamati oleh Penulis adalah adat
Batak. Adat Negara Asia yang akan diamati Penulis adalah adat Negara Thailand.
Adat mengenai pernikahan di Australia yang akan diamati Penulis adalah adat
Aborigin.
Selain itu, penulisan ini juga dilakukan untuk memenuhi nilai Tugas Paper
Mandiri Hukum Adat Kelas E Tahun Ajaran 2013.

3


BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pernikahan merupakan salah satu tahapan penting dalam kebanyakan
adat yang ada di dunia ini. Berbagai latar belakang adat umumnya memiliki ciri
khas masing-masing dalam melaksanakan adat pernikahan suku tersebut.
Berikut ini, Penulis akan menganalisis perbedaan adat pernikahan di Indonesia
khususnya Adat Pernikahan Batak Toba, di Asia khususnya Adat Pernikahan di
Thailand, dan di Australia khususnya Adat Pernikahan Suku Aborigin, dalam hal
pra-pernikahan, pernikahan, dan pasca-pernikahan.
Adat Pernikahan Batak Toba di Indonesia
Indonesia memiliki penduduk yang beraneka ragam. Ragam agama,
kepercayaan, ras, suku, dan budaya mewarnai kehidupan masyarakat di
Indonesia. Keragaman tersebut juga disertai dengan keragaman adat yang
berlaku di tiap-tiap suku dan daerah di berbagai penjuru Indonesia. Salah
satunya adalah suku Batak di daerah Sumatera Utara.
Adat pernikahan Batak Toba memiliki proses yang bertahap. Tahapantahapan tersebut adalah Mangaririt, Mangalehon Tanda, Marhusip, Martumpol,
Marhata Sinamot, Martonggo Raja, Marunjuk, Paulak Une, dan Maningkir
Tangga.1
Mangaririt2
Mangaririt merupakan suatu tahapan di mana si pemuda mencari

pasangan untuk dijadikan istri. Proses ini dilakukan pemuda dengan berpergian
ke berbagai daerah, dari satu kampung ke kampung lainnya sampai si pemuda
menemukan pasangannya yang kemudian menjadi calon istrinya. Jika si pemuda
telah menemukan pasangannya, proses ini akan berlanjut ke tahapan
berikutnya.3
Mangalehon Tanda4

1

http://www.gobatak.com/9-proses-perkawinan-dalam-budaya-batak-toba/ 9 Proses Perkawinan Dalam
Budaya Batak Toba (diakses pada tanggal 25 September 2013)
2
Op. cit.
3
http://haposanbakara.blogspot.com/2012/05/mangaririt.html Mangaririt (diakses pada tanggal 25
September 2013)
4
Op. cit.

4


Mangalehon Tanda dilakukan setelah Mangaririt. Pada tahapan ini, si
pemuda telah menemukan pasangan yang cocok baginya untuk dijadikan istri. Si
pemuda akan melakukan mangalehon tanda yang secara harfiah artinya
memberikan tanda kepada pasangan yang telah dipilihnya dengan memberikan
sejumlah uang. Kemudian, si perempuan yang telah dipilih tersebut akan
memberikan kain kepada si pemuda. Dengan demikian, si pemuda dan si
perempuan telah terikat. 5
Marhusip6
Marhusip merupakan tahapan setelah Mangalehon Tanda. Secara
harfiah, marhusip berarti berbisik. Namun, tahapan ini tidak ada kaitannya
dengan berbisik. Marhusip merupakan suatu tahapan di mana keluarga pria
dalam jumlah besar mendatangi keluarga wanita untuk menyatakan keinginan si
pria melamar si wanita untuk dijadikan istrinya.

7

Dewasa ini, tahapan ini

seringkali disamakan dengan tahapan melamar pada prosesi pernikahan pada

umumnya.
Martumpol8
Martumpol merupakan suatu tahapan pra-nikah dalam adat Batak Toba
sebelum dilakukannya pemberkatan nikah. Acara ini dilakukan di Gereja sekitar
dua atau tiga minggu sebelum pemberkatan nikah dilaksanakan. Dalam acara ini
dilakukan janji akan melakukan pernikahan oleh kedua calon pengantin. Setelah
acara ini dilakukan, pernikahan tidak dapat dibatalkan dan harus dilaksanakan
karena sudah ada ikatan di antara kedua calon pengantin. Saat ini, tahapan ini
seringkali disamakan dengan suatu pertunangan.9
Marhata Sinamot10
Dalam tahap ini, keluarga pria (paranak) dan keluarga wanita (parboru)
bertemu di tempat yang telah disediakan oleh parboru untuk membicarakan

5

http://www.anneahira.com/adat-pernikahan-batak.htm Prosesi Adat Pernikahan Batak (diakses pada tanggal
25 September 2013)
6
Op. cit.
7

http://batakweddingservice.com/index.php/Seputar-Adat-Batak/patua-hata.html Patua Hata/Marhusip
(diakses pada tanggal 25 September 2013)
8
Op. cit.
9
http://nuansabatak.blogspot.com/2012/03/martumpol.html Martumpol (diakses pada tanggal 25 September
2013)
10
Op. cit.

5

sinamot.11 Sinamot adalah harga atau uang beli yang diberikan paranak kepada
parboru jika ingin menikah dalam adat orang batak.12 Pada masyarakat
umumnya, sinamot dapat diartikan sebagai mas kawin dari pihak pria kepada
pihak wanita. Namun, mas kawin ini hanya dapat diberikan dalam bentuk uang
tunai.
Martonggo Raja13
Tahapan ini merupakan tahapan bagi kedua keluarga mempelai untuk
mengundang sanak-saudara untuk hadir di pesta adat pernikahan yang akan

segera dilaksanakan.14
Marunjuk15
Pada tahap ini terjadi proses inti dari pemberkatan pernikahan adat
Batak. Di sini, kedua mempelai melakukan berbagai prosesi adat yang
meresmikan keduanya menjadi pasangan suami-istri yang diakui oleh adat.
Setelah melalui tahapan ini, kedua mempelai memiliki hak dan kewajiban adat. 16
Paulak Une17
Acara ini dilakukan untuk membayar kekurangan-kekurangan yang ada
oleh pihak paranak kepada pihak parboru jika ada pada saat berlangsungnya
Marunjuk.18
Maningkir Tangga19
Maningkir Tangga merupakan tahapan akhir dari serangkaian proses adat
pernikahan Batak. Tahap ini dapat dikategorikan sebagai tahap pascapernikahan. Dalam tahap ini, keluarga wanita (parboru) mendatangi keluarga pria
untuk menjenguk anak mereka. Keluarga wanita datang dengan membawa

11

http://nuansabatak.blogspot.com/2012/02/marhata-sinamot.html Marhata Sinamot (diakses pada tanggal
25 September 2013)
12

http://bernardsirait.blogspot.com/2012/12/sinamot.html Sinamot (diakses pada tanggal 25 September
2013)
13
Op. cit.
14
http://rolandhutajulu.blogspot.com/2011/03/adat-perkawinan-batak-toba-bag-iii_12.html ADAT
PERKAWINAN BATAK TOBA (Bag. III) (diakses pada tanggal 25 September 2013)
15
Op. cit.
16
http://batakweddingservice.com/index.php/Seputar-Adat-Batak/marunjuk.html Marunjuk (diakses pada
tanggal 25 September 2013)
17
Op. cit.
18
http://tanobatak.wordpress.com/2008/06/06/menjamin-hak-perempuan-batak-setelah-menikah/
Menjamin Hak Perempuan Batak Setelah Menikah (diakses pada tanggal 25 September 2013)
19
Op. cit.


6

dengke (ikan) untuk disantap bersama keluarga pria. Jumlah keluarga yang hadir
dalam acara ini sedikit, terbatas pada keluarga dekat saja.20
Adat Pernikahan di Thailand
Sama halnya dengan adat pernikahan Batak di Indonesia, adat
pernikahan di Thailand memiliki tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh
sepasang kekasih untuk menjadi sepasang suami-istri. Ada berbagai macam tipe
adat pernikahan di Thailand sehingga terdapat berbagai tahapan yang berbedabeda. Namun, ada tahapan yang umumnya dilalui semua pasangan yang
menikah dengan adat pernikahan Thailand. Tahapan-tahapan tersebut adalah
choosing the date (memilih tanggal), wedding invitations (undangan pernikahan),
engagement ceremony (upacara pertunangan), paying homage to the bride’s
ancestors (memberikan penghormatan kepada leluhur pengantin), making merit,
Buddhist blessing and merit making, prosesi Khan Maak (Khan Maak
procession), doors ceremony/gate ceremony, Sai Monkhon, Shell Ceremony –
‘Rod Nam Sang’, White Thread Ceremony – ‘Phiti Bai Sri Su Kwan’, Sai Sin,
Evening Party, preparing the Bridal Bed, dan Sinsod.21
Choosing the Date22
Untuk memastikan terjadinya sebuah pernikahan yang bahagia dan
sejahtera, calon mempelai harus menikah pada saat yang tepat.23
Wedding Invitations24
Beberapa prosesi dari hari pernikahan, seperti pemberkatan oleh biksu
pada pagi hari, hanya akan dihadiri oleh sanak saudara dan kerabat dekat
pengantin. Wedding invitations mendaftarkan orang-orang yang akan hadir pada
prosesi-prosesi tersebut.25
Engagement Ceremony26

20

http://batakweddingservice.com/index.php/Seputar-Adat-Batak/maningkir-tangga.html Maningkir Tangga
(diakses pada tanggal 25 September 2013)
21
http://www.watdee.com/traditional-thai-wedding.html Traditional Thai Wedding (diakses pada tanggal 25
September 2013)
22
Op. cit.
23
Op. cit.
24
Op. cit.
25
Op. cit.
26
Op. cit.

7

Tidak mengherankan bahwa upacara pertunangan harus diadakan
sebelum upacara pernikahan.27
Paying Homage to the Bride’s Ancestors28
Tahap ini merupakan upacara Buddhist yang biasanya diadakan pada
malam sebelum hari pernikahan. Ini merupakan upacara yang sederhana yang
pada prinsipnya memberikan penghormatan kepada leluhur calon pengantin. 29
Making Merit30
Making merit sangatlah penting bagi pemeluk agama Buddha, khususnya
pada acara tertentu seperti pernikahan. Mengundang biksu-biksu ke upacara
dapat dilakukan untuk making merit. Making merit juga dapat dilakukan oleh
pengantin dengan cara melepaskan hewan, seperti melepaskan burung dari
kandangnya atau melepaskan penyu atau ikan ke air bebas. 31
Buddhist Blessing and Merit Making32
Prosesi ini tidak perlu dilakukan jika pasangan bukanlah pemeluk agama
Buddha. Namun, kenyataannya, banyak pasangan non-Buddha tetap melakukan
prosesi ini. Pernikahan Thailand pada dasarnya merupakan urusan non-religius
sehingga upacara pernikahan ini tidak serta-merta memberikan status hukum
kepada pengantin. Pernikahan tetap harus didaftarkan ke Amphur Office.33
Khan Maak Procession34
Sesuai tradisi Thailand, keluarga mempelai pria akan berdiskusi dengan
keluarga mempelai wanita mengenai Sinsod. Saat hal ini disepakati, pertunangan
akan dilakukan dengan melibatkan penawaran emas dan hadiah untuk mempelai
wanita dan keluarganya. Mempelai pria dan keluarganya akan membentuk
prosesi untuk membawa ‘khak maak man’ (barang-barang pertunangan) pada
kotak khusus untuk keluarga mempelai wanita. Prosesi ini dilakukan untuk
meninggalkan rumah mempelai pria menuju rumah mempelai wanita. Saat

27

Op. cit.
Op. cit.
29
Op. cit.
30
Op. cit.
31
Op. cit.
32
Op. cit.
33
Op. cit.
34
Op. cit.
28

8

keluarga mempelai pria mencapai rumah mempelai wanita, prosesi dihentikan
sebagai simbol tertutupnya pintu atau gerbang.35
Doors Ceremony/Gate Ceremony36
Pada prosesi ini, mempelai pria dan keluarganya berusaha membuka
pintu atau gerbang yang tertutup pada prosesi Khan Maak.37
Sai Monkhon38
Prosesi ini dilakukan oleh tetua keluarga pengantin atau orang yang
dihormati. Hal ini dilakukan untuk memberikan berkat bagi kedua mempelai.39
Shell Ceremony – ‘Rod Nam Sang’40
Pengantin mengenakan rangkaian kalung bunga disekitar leher dan tumit
dan wai memberikan petuah dan mengurapi dahi mereka. Sebuah kerang diisi
dengan air suci dan digunakan untuk menyiram pengantin baru. 41
White Thread Ceremony – ‘Phiti Bai Sri Su Kwan’42
Pengantin baru duduk bersebelahan mendengarkan petuah dari tetua.
Benang putih dikaitkan di pinggul mereka dan dibasahi dengan air suci. Benang
putih akan dirusak hingga putus dan yang mempunyai benang paling panjang
adalah yang cintanya paling dalam.43
Sai Sin44
Banyak kerabat, teman, dan orang-orang yang mendoakan kebaikan bagi
pengantin mengikatkan benang putih, ‘sai sin’, disekeliling pinggul pengantin
untuk mengharapkan keberuntungan. Benang ini dimaksudkan untuk disimpan
paling tidak selama tiga hari untuk mendapatkan keberuntungan yang
diharapkan.45

35

Op. cit.
Op. cit.
37
Op. cit.
38
Op.cit.
39
Op. cit.
40
Op. cit.
41
Op. cit.
42
Op. cit.
43
Op. cit.
44
Op. cit.
45
Op. cit.
36

9

Evening Party46
Evening Party pada umumnya merupakan resepsi pernikahan yang
dilakukan dengan tradisi Thailand.47
Preparing the Bridal Bed48
Ritual ini masih dilakukan di beberapa daerah terpencil. Pengantin
diarahkan ke tempat tidur pengantin dan disambut oleh sepasang suami-istri
yang sudah tua. Pasangan yang sudah tua tersebut merupakan bukti dari
penikahan yang sukses.49
Sinsod50
Secara tradisi, Sinsod dapat juga disebut sebagai suatu mahar. Mahar
dibayarkan oleh pengantin pria kepada keluarga pengantin wanitia. 51
Adat Pernikahan Aborigin di Australia
Adat pernikahan Aborigin di Australia dapat dikatakan lebih sederhana.
Proses pernikahan yang dilakukan adalah tunangan, pernikahan pertama,
pernikahan kedua, dan seterusnya jika ada.52
Pertunangan dan Pernikahan
Dalam tradisi masyarakat Aborigin, pernikahan adalah signifikan untuk
membentuk suatu aliansi dan seringkali pengaturan pertunangan dilakukan saat
calon mempelai wanita masih sangat belia, bahkan mungkin saat ia belum
dilahirkan.53
Seorang pria tidak boleh menikah sampai ia telah melakukan bagian
signifikan proses inisiasi: maka, seorang pria akan menikah di usia dua puluh
atau tiga puluhan. Seringkali, istri pertama seorang pria adalah seorang janda
dari pria yang lebih tua, dan istri keduanya mungkin akan jauh lebih muda.
Pernikahan dapat ditandai dengan tindakan sederhana yaitu tinggal bersama dan
diterima sebagai pasangan yang telah menikah oleh sanak-saudara. Seorang

46

Op. cit.
Op. cit.
48
Op. cit.
49
Op. cit.
50
Op. cit.
51
Op. cit.
52
http://www.aija.org.au/online/ICABenchbook/BenchbookChapter2.pdf (diakses pada tanggal 26 September
2013)
53
Op. cit.
47

10

wanita yang masuk ke dalam suatu kamp untuk bergabung dengan seorang pria
dengan permintaan pria tersebut dapat menjadi dasar pernikahan. 54
Setelah dipaparkan di atas, dapat dilihat bahwa adat pernikahan di Indoensia,
Thailand, dan Australia memiliki beberapa persamaan dan perbedaan.
Secara umum, adat pernikahan di tiga lokasi tersebut memiliki persamaan
mengenai bahwa prosesi pernikahan melibatkan sepasang kekasih yang ingin
menjadi sepasang suami istri. Jika dibandingkan, adat pernikahan Batak di
Indonesia dengan adat pernikahan di Thailand memiliki kesamaan dalam hal
adanya berbagai prosesi yang harus dilalui. Sedangkan, adat pernikahan
Aborigin di Australia dapat dikatakan cenderung sederhana dan praktis.
Adat pernikahan Batak di Indonesia dan adat pernikahan Thailand dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga tahapan besar, yaitu tahapan pra-pernikahan,
tahapan pernikahan, dan tahapan pasca pernikahan. Sedangkan, adat
pernikahan Aborigin di Australia dapat diklasifikasikan hanya menjadi dua
tahapan saja, yaitu pra-pernikahan dan pernikahan.
Adat pernikahan Batak di Indonesia jika diklasifikasikan, pada tahapan
pra-pernikahan terdapat prosesi Mangaririt, Mangalehon Tanda, Marhusip,
Martumpol, Marhata Sinamot, sampai Martonggo Raja. Pada adat pernikahan
Thailand, yang masuk ke dalam kategori tahapan pra-pernikahan adalah prosesi
choosing the date (memilih tanggal), wedding invitations (undangan pernikahan),
engagement ceremony (upacara pertunangan), paying homage to the bride’s
ancestors (memberikan penghormatan kepada leluhur pengantin), sampai
making merit. Sedangkan, pada adat pernikahan Aborigin di Australia, tahapan
pra-pernikahan adalah tahapan pertunangan yang dilakukan saat calon
mempelai wanita masih sangat belia atau bahkan mungkin belum lahir.
Setelah tahapan pra-pernikahan, pengantin akan melakukan tahap
utama, yaitu tahapan pernikahan. Pada adat pernikahan Batak, yang dapat
masuk ke dalam kategori ini adalah prosesi Marunjuk. Pada adat pernikahan
Thailand, yang dapat masuk ke dalam kategori ini adalah prosesi Buddhist
Blessing and Merit Making. Sedangkan, pada adat pernikahan suku Aborigin di
Australia, yang masuk dalam kategori ini adalah pernikahan yang dilakukan
dengan tindakan sederhana seperti tinggal bersama yang kemudian diakui sanak
saudara dan kerabat atau tindakan seorang memasuki kamp seorang pria
dengan permintaan pria tersebut.
54

Op. cit.

11

Jika tahapan pernikahan sudah dilaksanakan, pengantin pada adat
pernikahan Batak di Indonesia dan pengantin pada adat pernikahan Thailand
akan memasuki tahapan terakhir sebagai rangkaian pernikahan mereka, yaitu
tahapan pasca-pernikahan. Pada adat pernikahan Batak di Indonesia, prosesi
yang dapat dikategorikan dalam tahapan ini adalah prosesi Paulak Une, dan
Maningkir Tangga. Pada adat pernikahan Thailand, prosesi yang dapat
dikategorikan dalam tahapan ini adalah prosesi Khan Maak (Khan Maak
procession), doors ceremony/gate ceremony, Sai Monkhon, Shell Ceremony –
‘Rod Nam Sang’, White Thread Ceremony – ‘Phiti Bai Sri Su Kwan’, Sai Sin,
Evening Party, preparing the Bridal Bed, dan Sinsod. Sedangkan, pada adat
pernikahan Aborigin di Australia, dapat dikatakan tidak ada prosesi setelah
pernikahan, sehingga tidak ada prosesi yang dapat dikategorikan ke dalam
tahapan ini.

12

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adat pernikahan Batak di Indonesia, adat pernikahan Thailand, dan adat
pernikahan Aborigin di Australia jika dibandingkan ternyata memiliki beberapa
persamaan dan perbedaan.
Jika diklasifikasikan, adat pernikahan di tiga negara tersebut dapat dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu tahap pra-pernikahan, tahap pernikahan, dan tahap
pasca-pernikahan. Namun, adat pernikahan Aborigin di Australia tidak memiliki
prosesi yang dapat dikategorikan pada tahap pasca-pernikahan.
B. Saran
Dari penulisan ini, Penulis menyarankan agar Pembaca dapat melakukan
penulisan yang lebih mendalam lagi mengenai adat pernikahan di tiga negara
tersebut karena topik yang diangkat dalam penulisan ini sungguh menarik dan
dapat memperluas wawasan.

13

DAFTAR PUSTAKA
http://www.gobatak.com/9-proses-perkawinan-dalam-budaya-batak-toba/

9

Proses

Perkawinan Dalam Budaya Batak Toba (diakses pada tanggal 25 September 2013)
http://haposanbakara.blogspot.com/2012/05/mangaririt.html

Mangaririt

(diakses

pada

Pernikahan

Batak

tanggal 25 September 2013)
http://www.anneahira.com/adat-pernikahan-batak.htm

Prosesi

Adat

(diakses pada tanggal 25 September 2013)
http://batakweddingservice.com/index.php/Seputar-Adat-Batak/patua-hata.html

Patua

Hata/Marhusip (diakses pada tanggal 25 September 2013)
http://nuansabatak.blogspot.com/2012/03/martumpol.html Martumpol (diakses pada tanggal
25 September 2013)
http://nuansabatak.blogspot.com/2012/02/marhata-sinamot.html Marhata Sinamot (diakses
pada tanggal 25 September 2013)
http://bernardsirait.blogspot.com/2012/12/sinamot.html Sinamot (diakses pada tanggal 25
September 2013)
http://rolandhutajulu.blogspot.com/2011/03/adat-perkawinan-batak-toba-bag-iii_12.html
ADAT PERKAWINAN BATAK TOBA (Bag. III) (diakses pada tanggal 25 September 2013)
http://batakweddingservice.com/index.php/Seputar-Adat-Batak/marunjuk.html

Marunjuk

(diakses pada tanggal 25 September 2013)
http://tanobatak.wordpress.com/2008/06/06/menjamin-hak-perempuan-batak-setelahmenikah/ Menjamin Hak Perempuan Batak Setelah Menikah (diakses pada tanggal 25
September 2013)
http://batakweddingservice.com/index.php/Seputar-Adat-Batak/maningkir-tangga.html
Maningkir Tangga (diakses pada tanggal 25 September 2013)

14

http://www.watdee.com/traditional-thai-wedding.html Traditional Thai Wedding (diakses pada
tanggal 25 September 2013)
http://www.aija.org.au/online/ICABenchbook/BenchbookChapter2.pdf (diakses pada tanggal
26 September 2013)

15