sumber dana bank syariah

PENGELOLAAN SUMBER- SUMBER DANA BANK SYARIAH
DAN PENGELOLAAN PERUNTUKANNYA
Dosen Pengampu:
Dr. Ahmad Sarladi, M.A
Kelas/ Jur/ Semester

:F/PS/VI

Di Susun Oleh:
-

Anggri Anggraini H.

:1451020161

-

Apri Apriansyah

:1451020168


-

Deni Sanjaya

:1451020035

-

Jeli Makrifat

:1451020063

-

Meivia Indriani

:1451020238

-


Meri Diana Putri

:1451020084

-

Nimas Ayu Putri F.

:1451020091

-

Nur Khotimah

:1451020259

-

Ongki Riadi


:1451020259

-

Restiana Wahyuni

:1451020273

-

Silva Yunia

:1451020294

-

Sinung Andrian Adi P. :1451020119

-


Tri Yunita Sari

:1451010302

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
TP 2017

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis bisa menyusun dan menyajikan makalah
yang berisi tentang “Pengelolaan Sumber- Sumber Dana Bank Syariah dan Pengelolaan
Peruntukannya” . Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi-materi yang ada.
Materi ini bertujuan agar dapat menambah pengetahuandan wawasan belajar bagi yang
membacanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik

dan saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi
acuan dalam menyusun makalah atau tugas selanjutnya.
Kami juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
masalah pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam
memahami maksud penulis.
Walaikumsalam Wr,Wb

Bandar Lampung, Mei 2017

Penulis

1

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................i
DAFTAR ISI.................................................................ii
BAB I PENDAHULIAN
A. Latar belakang......................................................................1

B. Rumusan masalah................................................................1
C. Tujuan pembahasan..............................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sumber-sumber dana bank syariah......................................2
B. Pengelolaan peruntukan dana bank syariah.........................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................11
B. Saran`.................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................12

2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan usaha yang utama dari suatu bank adalah

penghimpunan dan


penyaluran dana. Penyaluran dana dengan tujuan untuk memperoleh penerimaan
akan dapat dilakukan apabila dana telah dihimpun.
Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi

oleh

perkembangan

kemampuannya dalam menghimpun dana masyarakat, baik dana berskala kecil
maupun besar, dengan masa pengendapan yang memadai. Sebagai lembaga
keuangan, masalah bank paling utama adalah dana. Tanpa dana yang cukup, bank
tidak dapat berbuat apa-apa. Dengan kata lain, Bank menjadi tidak berfungsi sama
sekali. Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam bentuk
tunai. Uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank tidak hanya berasal dari
para pemilik bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari titipan atau penyertaan dana
orang lain atau pihak lain yang sewaktu-waktu atau pada suatu saat tertentu akan
ditarik kembali, baik sekaligus ataupun secara berangsur-angsur.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaiaman pengelolaan sumber-sumber dana Bank Syariah?

2. Bagaimana pengeloaan peruntukan sumber dana Bank syariah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sumber-sumber dana dan pengeloaannya
2. Untuk mengetahui pengelolaan peruntukan sumber dana bank syariah.

1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sumber-Sumber Dana Bank Syariah
Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan
kemampuannya menghimpun dana masyarakat, baik berskala kecil maupun
berskala besar dengan masa pengendapan yang memadai, sebagai lembaga
keuangan, masalah bank yang paling utama adalah dana. Tanpa dana yang cukup,
bank tidak dapat berbuat apa-apa, atau dengan kata lain bank menjadi tidak
berfungsi sama sekali.1
Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam bentuk
tunai, atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai. Uang tunai
yang dimiliki atau dikuasai oleh bank tidak hanya berasal dari para pemilik bank itu
sendiri, tetapi juga berasal dari titipan atau penyertaan dana orang lain atau pihak

lain yang sewaktu-waktu atau pada suatu saat tertentu akan ditarik kembali, baik
sekaligus maupun secara berangsur-angsur. Berdasarkan data empiris selama ini,
dana yang berasal dari para pemilik bank itu sendiri, ditambah cadangan modal
yang berasal dari akumulasi keuntungan yang ditanam kembali pada bank, hanya
sebesar 7% samapai 8% dari total aktiva bank. Bahkan di Indonesia rata-rata
jumlah modal dan cadangan yang dimiliki oleh bank belum pernah melebihi 4%
dari total aktiva. Ini berarti sebagian besar modal kerja berasal dari masyarakat,
lembaga keuangan lain dan pinjaman likuiditas dari bank sentral.2
Berikut ini adalah sumber-sumber dana dari suatu bank:3
1. Dana dari modal sendiri (dana pihak ke-1)
a. Modal yang disetor
b. Cadangan-cadangan
c. Laba yang ditahan
2. Dana pinjaman dari pihak luar (dana pihak ke-2)
a. Pinjaman dari bank-bank Lain
b. Pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lain di luar negeri
1Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2013),
hlm. 90
2Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Azkia Publisher, 2009)
3Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen……..,hlm. 90


2

c. Pinjaman dari lembaga keuangan bukan bank
d. Pinjaman dari bank sentral (dalam hal ini adalah Bank Indonesia [BI])
3. Dana dari masyarakat (dana dari pihak ke-3)
a. Giro (demand deposit)
b. Deposito (time deposit)
c. Tabungan (saving)
Dalam pandangan syariah/syariat, uang bukanlah merupakan suatu komoditas,
melainkan hanya merupakan alat untuk mencapai pertambahan nilai ekonomis
(economic added value). Hal ini bertentangan dengan lembaga keuangan yang
berbasis bunga di mana “uang mengembangbiakkan uang”, tidak peduli apakah
uang itu dipakai dalam kegiatan produktif atau tidak. Untuk menghasilkan
keuntungan, uang harus dikaitkan dengan kegiatan ekonomi dasar (primary
economic activities), baik secara langsung (melalui transaksi, seperti perdagangan,
industri manufaktur, sewa-menyewa, dan lain-lain) maupun secara tidak langsung
(melalui penyertaan modal guna melakukan salah satu atau seluruh kegiatan usaha
tersebut).4
Berdasarkan prinsip tersebut bank syariah dapat menarik dana pihak ketiga atau

masyarakat dalam bentuk:5
1. Titipan (wadi’ah,) simpana yang dijamin keamanan dan penegmbaliannya
(huaranteed deposit) tetapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan;
2. Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi risiko (non guaranteed account)
untuk investasi umum (general investment account/ mudharabah mutlaqah) di
mana bank akan membbayar bagian keuntungan secara proporsional dengan
portofolio yang di dandani dnegan modal tersebut
3. Investasi khusus (special investment account/ mudharabah muqayadah) di
mana bank bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee; jadi
bank tidak ikut berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil risiko
atas investasi itu.

4Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen…….., hlm.57
5Ibid, hlm. 57-58

3

Dengan demikian sumber dana bank syariah terdiri dari; (1) modal inti; (2)
kuasi ekuitas (mudharabah account) dan; titipan (wadi’ah) atau simpana tanpa
imbalan (non remunerated deposit) yang akan diuraikan sebagai berikut:6
1. Modal Inti
Modal inti adalah dana modal sendiri yaitu dana yang berasal dari
pemegang saham bank, yakni pemilik bank. Pada umumnya dana modal inti
terdiri dari:7
a. Modal yang disetor oleh para pemegang saham. Sumber utama dari
modal perusahaan adalah saham. Sumber dana ini hanya akan timbul
apabila pemilik menyertakan dananya pada bank melalui pembelian
saham dan untuk penambahan dana berikutnya dapat dilakukan oleh bank
dengan mengeluarkan dan menjual tambahan saham.
b. Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang disisihkan
untuk menutupi timbulnya resiko kerugian dikemudian hari.
c. Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagi kepada para
pemegang saham, tetapi oleh para pemegang saham sendiri (melalui
rapat Umum Pemegang Saham) diputuskan untuk ditanam kembali dalam
bank. Laba ditahan ini juga merupakan cara untuk menambah dana
modal lebih lanjut.
2. Kuasi Ekuitas
Bank menghimpun dana berbagi hasil atas dasar mudhārabah, yaitu akad
kerjasama antara pemilik dana (shāhibal māl) dengan pengusaha (mudhārib)
untuk melakukan suatu usaha bersama, dan pemilik dana tidak boleh
mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari. Keuntungan yang diperoleh dibagi
antara keduanya dengan perbandingan (nisbah) yang telah disepakati
sebelumnya. Kerugian financial menjadi beban pemilik dana sedangkan
pengelola tidak memperoleh imbalan atas usaha yang dilakukan.
Berdasarkan prinsip ini, dalam kedudukanya sebagai mudharib, bank
menjadi jasa bagi para investor berupa:8
a. Rekening investasi umum, dimana bank menerima simpanan dari nasabah
yang mencari kesempatan investasi atas dana mereka dalam bentuk
6Ibid, hlm 58
7Nurma Sari, “Manajemen Dana Bank Syariah”, Jurnal IAIN Pontianak
8Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), hlm
117

4

investasi

berdasarkan

prinsip

mudharabah

mutlaqoh.

Simpanan

diperjanjikan untuk jangka waktu tertentu . Bank dapat menerima simpanan
tersebut untuk jangka waktu 1, 3 , 6, atau 12 bulan . Dalam hal ini , bank
bertindak sebagai mudharib dan nasabah sebagai shahibul maal. Kedua
belah pihak menyepakati pembagian laba yang dihasilkan dari investasi
dana tersebut dengan nisbah tertentu. Apabila terjadi kerugian, nasabah
menanggung kerugian tersebut dan bank kehilangan keuntungan.
b. Rekening investasi khusus, dimana bank bertindak sebagai manajer
investasi bagi nasabah institusi (pemerintah atau lembaga keuangan lain)
atau nasabah korporasi untuk menginvestasikan dana mereka pada unit-unit
usaha atau proyek yang mereka setujui, dan mereka kehendaki.
Mudharabah muqayyadah rekening ini dioperasikan berdasarkan prinsip
mudharabah mutlaqah. Bentuk investasi dan nisbah pembagian keuntungan
dinegoisasikan secara khusus kasus per kasus.
c. Rekening tabungan mudharabah, prinsip mudharabah juga bisa digunakan
untuk jasa pengelolaan rekening tabungan. Salah satu syarat mudharabah
adalah dananya harus dalam bentuk uang(monetary form), dalam jumlah
tertentu, dan diserahkan kepada mudharib. Oleh karena itu tabungan
mudharabah tidapa dapat ditarik sewaktu-waktu sebagaimana tabungan
wadi’ah. Dalam aplikasinya Bank syariah melayani tabungan mudharabah
dalam bentuk targeted saving, seperti tabungan qurban , tabungan haji , atau
tabungan lain yang dimaksudkan untuk suatu pencapaian target kebutuhan
dalam jumlah atau jangka waktu tertentu.
Berbeda dengan bank konvensional, bank syariah tidak menjamin
pembayaran kembali nilai nominal dari investasi mudharabah. Bank syariah
juga tidak menjamin keuntungan atas investasi mudharabah. Mekanisme
pengaturan realisasi pembagian keuntungan final atas investasi mudharabah
tergantung pada kinerja bank, berlainan dengan bank konvensional yang
menjamin keuntungan atas deposito berdasarkan tingkat bunga tertentu dengan
mengabaikan performance-nya.
3. Dana Titipan (wadi’ah/Non Remunerated Deposit)

5

Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank yang
umumnya berupa giro atau tabungan. Pada umumnya motivasi utama orang
menitipkan dana pada bank adalah untuk keamanan dana mereka dan
memperoleh keluasaan untuk menarik kembali dananya sewaktu-waktu.9
a. Rekening giro wadi’ah
Bank Islam dapat memberikan jasa simpanan giro dalam bentuk
rekening wadīah. Dalam hal ini bank Islam menggunakan prinsip wadīah
yad dhamanah. Dengan prinsip ini bank sebagai custodian harus menjamin
pembayaran kembali nominal simpanan wadīah. Dana tersebut dapat
digunakan oleh bank untuk kegiatan komersial dan bank berhak atas
pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan harta titipan tersebut dalam
kegiatan komersial. Pemilik simpanan dapat menarik kembali simpanannya
sewaktu-waktu, baik sebagian maupun seluruhnya.
Bank tidak boleh menjanjikan imbalan atau keuntungan apapun kepada
rekening wadīah, dan sebaliknya pemegang rekening juga tidak boleh
mengharapkan atau meminta imbalan atau keuntungan atas rekening
wadīah.

Namun

demikian

atas

kehendak

bank

sendiri,

dapat

memberikan imbalan berupa bonus (hibah) kepada pemilik dana.10
b. Rekening tabungan wadi’ah
Prinsip wadīah yaddhamanah juga dipergunakan oleh bank dalam
mengelola jasa tabungan yaitu simpanan dari nasabah yang memerlukan
jasa penitipan dana dengan tingkat keleluasaan tertentu untuk menarinya
kembali. Bank memperoleh izin dari nasabah untuk menggunakan dana
tersebut selama mengendap di bank. Nasabah dapat menarik sebagian atau
seluruh saldo simpanannya sewaktu-waktu atau sesuai dengan perjanjian
yang telah disepakati. Bank menjamin pembayaran kembali simpanan
mereka. Semua keuntungan atas pemanfaatan dana tersebut adalah milik
bank. Tetapi atas kehendaknya sendiri bank dapat memberikan imbalan
keuntungan yang berasal dari sebagian keuntungan.11
9Ibid, hlm. 119
10Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen…….., hlm. 61
11Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen…….., hlm 94

6

B. Pengelolaan Peruntukan Dana Bank syariah
Setelah dana pihak (DPK) ketiga telah dikumpulkan oleh bank, maka sesuai
dengan fungsinya sebagai

intermediary, bank berkewajiban menyalurkan dana

tersebut untuk pembiayaan. Dalam hal ini, bank harus mempersiapkan strategi
penggunaan dana-dana yang dihimpunnya

sesuai

dengan rencana alokasi

berdasarkan kebijakan yang telah digariskan. Alokasi ini mempunyai beberapa
tujuan yaitu:
1. Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dengan tingkat rasio yang rendah
2. Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi
likuiditas tetap aman
Untuk mencapai kedua keinginan tersebut maka alokasi dana-dana bank harus
diarahkan sedemikian rupa agar pada saat diperlukan semua kepentingan nasabah
dapat terpenuhi.
Alokasi penggunaan dana bank syariah pada dasarnya dapat dibagi dalam dua
bagian penting dari aktiva bank, yaitu:12
1. Earning asset (aktiva yang menghasilkan) dan
2. Non earning asset (aktiva yang tidak menghasilkan)
Aktiva yang dapat menghasilkan adalah asset bank yang digunakan untuk
menghasilkan pendapatan. Asset ini disalurkan dalam bentuk investasi yang
terdiri atas:13
1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudhārabah)
2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan (musyārakah)
3. Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli (al-bai‘)
4. Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa (ijārah dan ijārah wa iqtinā/ijārah
muntahiah bitamlīk)
5. Surat-surat berharga syariah dan investasi lainnya.
Fungsi penggunaan dana yang terpenting bagi bank komersial adalah fungsi
pembiayaan. Portofolio pembiayaan pada bank komersil menempati porsi terbesar,
pada umumnya sekitar 55% sampai 60% dari total aktiva. Tingkat penghasilan dari
pembiayaan (yield on financing) merupakan tingkat penghasilan tertinggi bagi
12Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen…….., hlm. 63
13Muhammad, Manajemen Dana…….., hlm. 123

7

bank. Sesuai dengan karakteristik dari sumber dananya, pada umumnya pembiayan
komersil memberikan pembiayaan berjangka pendek dan menengah, meskipun
beberapa jenis pembiayaan dapat diberikan dengan jangka waktu yang lebih
panjang. Tingkat penghasilan dari setiap jenis pembiayaan juga bervariasi,
tergantung pada prinsip pembiayaan yang digunakan dan sector usaha yang
dibiayai.
Porsi terbesar berikutnya dari fungsi penggunaan dana bank adalah berupa
investasi pada surat-surat berharga. Selain untuk tujuan memperoleh penghasilan
investasi pada surat berharga ini dilakukan sebagai salah satu media pengelolaan
likuiditas, di mana bank harus menginvestasikan dana yang ada seoptimal mungkin,
tetapi dapat dicairkan sewaktu-waktu bila bank membutuhkan tanpa, atau sedikt
sekali, mengurangi nilainya. Tingkat penghasilan dari invesatasi (yield on
investment) pada surat-surat bergarga itu umumnya lebih rendah daripada yield on
financing.14
Sedangkan aktiva yang tidak memberikan penghasilan adalah:
1. Aktiva dalam bentuk tunai (cash asset)
Cash asset terdiri dari uang tunai dalam vault, cadangan likuiditas (primary
reserve) yang harus dipelihara pada bank sentral, giro pada bank dan item-item
tunai lain yang masih dalam proses penagihan. Dari cash asset ini bank tidak
memperoleh penghasilan, dan kalaupun ada sangat kecil dan tidak berarti.
Namun demikian investasi pada cash asset ini penting guna mendukung fungsi
simpanan pada bank, dan dalam beberapa hal juga diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan layanan dari bank koresponden yang berkaitan dengan pembiayaan
dan investasi.
Bank harus memelihara uang tunai dalam valut yang terdiri dari uang kertas
dan uang logam. Bank harus dapat memenuhi kebutuhan para nasabah
penyimpan dana yang ingin menarik dananya dalam bentuk tunai, meskipun
bank juga harus membatasi jumlah investasi dalam bentuk uang tunai, karena
bila terlalu banyak dapat mengurangi tingkat penghasilan bank.
Bank juga harus memelihara cash asset sebagai cadangan (reserve) dalam
bentuk rekening pada bank sentral. Biasanya bank sentral menetapkan
14Ibid, hlm. 124

8

kewajiban ini berdasarkan jumlah dan tipe simpanan nasabah bank. Bank
menggunakan cadangan ini untuk memproses cek yang ditarik melalui kliring.
Bank juga memelihara saldo dalam julah tertentu pada bank koresponden
sebagai kompensasi atas servis yang diperoleh seperti cek kliring, layanan yang
berkaitan dengan proses pembiayaan, investasi dan partisipasi dalam sindikasi
pembiayaan. Saldo pada bank koresponden dapat juga digunakan untuk
memenuhu kebutuhan cadangan bagi bank yang tidak menjadi anggota lembaga
kliring.15
2. Pinjaman Qardh
Pinjaman qard al-hasan adalah salah satu kegiatan bank syariah dalam
meujudkan tanggung jab sosialnya sesuai dengan ajaran islam. Untuk kegiatan
ini bank tidak memperoleh penghasilan karena bank dilarang untuk meminta
imbalan apapun dari para penerima qard.
3. Penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris (premises and equipment)
Penanaman dana dalam bentuk ini juga tidak menghasilkan pendapatan
bagi bank, tetapi merupakan kebutuhan bank untuk memfasilitasi pelaksanaan
fungsi kegiatannya. Fasilitas ini terdiri dari bangunan gedung, kendaraan dan
peralatan lainnya yang dipakai oleh bank dalam rangka penyediaan layanan
kepada nasabah.16
Gambaran tentang pola penghimpunan dan dan pengalokasiannya dapat
dilakukan melalui (1) pendekatan pusat pengumpulan dana (pool of fund approach),
yaitu dengan memelihara sumber-sumber dana dan penempatannya ; dan (2) pendekatan
alokasi aktiva (assets allocation approach), yaitu penempatan masing-masing jenis dana
ke dalam aktiva bank.17

15Ibid, hlm. 125
16Ibid, hlm. 126
17Ibid, hlm. 127

9

Secara skematis sumber dan penggunaan dana berdasarkan pendekatan pusat
pengumpulan dan (pool of fund approach) dapat digambarkan seperti pada diagram 1.
Diagram sumber dan penggunaan dana berdasarkan pendekatan alokasi aktiva (assets
allocation approach) dapat digambarkan seperti pada diagram 2.18

18Ibid, hlm. 127

10

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam membiayai operasinya, bank memperoleh dana dari berbagai sumber.
Sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam memperoleh dana dalam
rangka membiaya kegiatan operasinya. Sumber dana bank dapat berasal dari dana
sendiri, dana dari masyarakat dan dana dari lembaga keuangan lainnya.
Yang penting bagi bank adalah bagaimana mengelola sumber dana yang
tersedia. Sumber dana dari masyarakat merupakan sumber dana terpenting bagi
kegiatan operasional bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu
membiayai operasi dari sumber ini. Untuk mencapai kedua kenginan tersebut maka
alokasi dana-dana bank harus diarahkan sedemikian rupa agar pada saat diperlukan
semua kepentingan nasabah dapat terpenuhi. Alokasi penggunaan dana bank
syariah pada dasarnya dapat dibagi dalam dua bagian penting dari aktiva bank,
yaitu Earning asset (aktiva yang menghasilkan) dan Non earning asset (aktiva yang
tidak menghasilkan).
Gambaran tentang pola penghimpunan dan dan pengalokasiannya dapat
dilakukan melalui (1) pendekatan pusat pengumpulan dana (pool of fund approach),
yaitu dengan memelihara sumber-sumber dana dan penempatannya ; dan (2)
pendekatan alokasi aktiva (assets allocation approach), yaitu penempatan masingmasing jenis dana ke dalam aktiva bank.
B. Saran
Sebagai seorang insan biasa pasti banyak kesalahan, baik dalam segi materi
maupun penulisan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun kepada dosen pengampu dan rekan-rekan mahasiswa, agar makalah
kami bisa menjadi lebih baik dan sempurna dan dapat bermanfaat bagi kita semua.

11

DAFTAR PUSTAKA
Arifin Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Azkia Publisher, 2009
Danupranata Gita, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah, Jakarta: Salemba Empat,
2013
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015
Nurma Sari, “Manajemen Dana Bank Syariah”, Jurnal IAIN Pontianak

12