Sinergi Antar Komunitas Dalam Melestarikan Sungai Deli Chapter III V

BAB III
KOMUNITAS-KOMUNITAS PEDULI SUNGAI DELI
3.1 Komunitas Go River
Foto 1
Logo Komunitas Go river

Sumber : Komunitas Go River
3.1.1. Sejarah Komunitas Go River
Kota Medan, sebagai kota Metropolitan memiliki 8 sungai dan Sungai
Deli merupakan salah satunya. Sungai Deli memiliki sejarah yang panjang baik
pada masa kejayaan Sultan Deli dan masa revolusi kemerdekaan RI. Pada masa
kerajaan Deli, sungai merupakan urat nadi perdagangan ke daerah lain dan
bermuara ke Selat Malaka. Pada saat itu, ekosistem Sungai Deli masih terjaga
sangat baik terbukti dengan kapal-kapal berukuran sedang masih dapat melintasi
Sungai Deli.

Universitas Sumatera Utara

Ketidakseimbangan ekosistem Sungai Deli sudah pada taraf yang
mengkhawatirkan. Pada saat ini saja, luas hutan di hulu Sungai Deli hanya tinggal
3.655 hektar atau tinggal 7,59% dari 48.162 ha DAS Deli. Padahal, dengan luas

48.162 hektar, panjang 71,91 km, dan lebar 5,58 km, daerah aliran sungai (DAS)
Deli seharusnya memiliki hutan alam yang berfungsi sebagai kawasan resapan air,
sedikitnya seluas 14.449 hektar, atau 30% dari luas DAS.
Permasalahan sosial dan lingkungan mulai bermunculan satu persatu.
Sungai Deli sudah tercemar dan ini bisa dirasakan melalui airnya yang
kecokelatan. Tebaran sampah yang menumpuk, dari bagian pinggir sampai ke
aliran sungai yang bisa diketahui dari pedangkalan yang terjadi di beberapa titik.
Jumlah penduduk kota medan yang begitu besar menghasilkan limbah domestik
padat atau sampah sebesar 1.235 ton per hari. Setidaknya, pencemaran Sungai
Deli sudah mencapai 70% diantaranya diakibatkan oleh limbah padat dan cair.
Kondisi masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Deli bisa dikatakan
memprihatinkan, karena sejumlah warga melakukan aktivitas seperti mencuci
pakaian, buang hajat dan mandi di sungai, padahal air sungai sudah tercemar.
Masyarakat yang tinggal di bantaran sungai memiliki pola hidup yang kurang
bersih dan sehat, dimana susunan dari pemukiman mereka sangat rapat dan lahan
di sekitarnya yang semakin sempit menjadikan mereka kekurangan sarana untuk
membuang sampah pada tempatnya, sehingga mereka lebih memilih untuk
membuangnya ke sungai.

Universitas Sumatera Utara


Dampak dari interaksi dan adanya masyarakat yang tinggal di bantaran
sungai diantaranya adalah penurunan kualitas air sungai disebabkan karena masih
banyaknya masyarakat yang membuang limbah domestik dan industri langsung ke
sungai. Sungai Deli perlu dilestarikan karena dengan penjelasan tersebut, kawasan
ini tidak saja menyumbang proposi besar sebagai sumber air minum penduduk
Kota Medan dan sekitarnya, namun juga berperan dalam menggerakan sendisendi perekonomian wilayah, terutama untuk Kabupaten Karo, Deli Serdang dan
Kota Medan.
Permasalahan yang terjadi dengan Sungai Deli saat ini banyak komunitas
yang ingin mengembalikan fungsi Sungai Deli seperti dulu salah satunya
Komunitas Go River. Komunitas Go River adalah sebuah lembaga non
pemerintah yang didirikan pada 25 Oktober 2014. Komunitas Go River didirikan
oleh M.Ahadi, Spd bersama rekan-rekannya yaitu Muhammad Azmi dan Darwis
Nasution. Fokus Go River yakni konsertasi pada perbaikan ekosistem dan sosio
kultur masyarakat daerah aliran sungai-sungai khususnya Sungai Deli Kota
Medan. Komunitas Go River terbentuk dikarenakan ingin mengembalikan fungsi
Sungai Deli seperti saat dulu.
Komunitas Go River memiliki visi, misi dan strategi untuk melestarikan
Sungai Deli, yaitu :
Visi Komunitas Go River :

Terwujudnya Sumber daya air, sungai dan kawasan yang berkualitas untuk
kesejahteraan masyarakat.
Misi Komunitas Go River :

Universitas Sumatera Utara

1. Membangun peran serta masyarakat, stake holder, dan pemerintah untuk
pelestarian ekosistem sumber daya air, sungai dan kawasan yang lebih
baik.
2. Meningkatkan daya dukung sumber daya air, sungai, dan kawasan sebagai
kekuatan ekonomi kreatif dan parawisata bagi kesejahteraan masyarakat.
Strategi yang dilakukan Komunitas Go River :
1. Membangun komitmen dan peran serta masyaraka, stake holder, dan
pemerintah.
2. Menciptakan kekuatan ekonomi kreatif dan parawisata berbasis kearifan
lokal.
3. Mengelola dan memanfaatkan potensi sumber daya air, sungai dan
kawasan.
4. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam tata kelola sumber daya air,
sungai dan kawasan.

Adanya visi, misi dan strategi yang dibuat oleh Komunitas Go River dapat
terlaksana dengan baik dan mampu membuat Sungai Deli menjadi lebih baik.
Pada 2 tahun terakhir ini Komunitas Go River masih berkonsertasi di daerah
Kampung Aur, Kecamatan Medan Maimun. Komunitas Go River selama hampir
2 tahun berdiri banyak melakukan kegiatan-kegiatan pengembangan masyarakat
di Kelurahan Aur.

Selama 2 tahun terakhir, perencanaan Go River tidak

semuanya berjalan dengan mulus. Ada beberapa kegiatan yang belum selesai
karena beberapa faktor.

Universitas Sumatera Utara

Faktor yang dirasakan oleh komunitas yaitu masyarakat wilayah Sungai
Deli tersebut yang masih apatis terhadap perubahan. Masyarakat Sungai Deli
mayoritas menengah ke bawah yang masih sulit untuk mendengar hal yang
terbaik untuk mereka seperti halnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar
mereka dan lingkungan sungai. Masyarakat sering beranggapan bahwa komunitas
ini melakukan sosialisasi untuk mengekploitasi masyarakat setempat atau untuk

menaikan pamor dari komunitas itu sendiri. Tetapi, komunitas ini tidak begitu saja
menyerah, mereka tetap mengajak masyarakat untuk lebih peduli dengan
lingkungan mereka dengan berulang-ulang. Bagi komunitas ini tidak hanya
tempatnya saja yang harus diperbaiki tetapi masyarakatnya dulu harus diubah
terlebih dahulu.
Banyaknya sampah juga menjadi penghalang dari Komunitas ini saat
melakukan susur sungai yaitu membersihkan sungai dikarenakan Komunitas Go
River beraktivitas dengan menggunakan perahu LSR. Perahu LSR merupakan
indektik dari Komunitas ini. Beberapa Komunitas Peduli Sungai Deli, Komunitas
Go River yang memiliki alat-alat yang lengkap mulai dari transportasi dan alatalat kebersihan. Saat ini, Komunitas Go River memiliki 2 alat transportasi yaitu
Perahu mesin jenis LSR dan Perahu Karet yang masih menggunakan dayung.
Perahu yang sering digunakan komunitas ini untuk susur sungai dan
membersihkan sungai yaitu Perahu mesin jenis LSR. Perahu yang dimiliki oleh
Komunitas Go River ini tidak diberi atau disumbangkan dari pihak-pihak tertentu
tetapi dari seorang relawan dan pembina di Komunitas Go River ini yaitu Pak
Azmi. Beliau membeli perahu-perahu tersebut untuk mempermudah komunitas ini

Universitas Sumatera Utara

atau komunitas lain yang ingin bergabung dengan mereka untuk membersihkan

sungai.
Foto 2
Perahu Karet LSR Go River

Sumber : Pribadi
Saat ini perubahan belum tampak dari keberadaan Sungai Deli
dikarenakan komunitas ini juga baru terbentuk kurang lebih 2 tahunan. Visi,misi
yang mereka buat sudah mereka laksanakan meskipun hasilnya belum
memuaskan. Sungai Deli belum kembali seperti sungai yang menjadi andalan kota
Medan dahulu tetapi sekitaran sungai mulai bersih dan mereka juga aktif dan
berusaha mengajak masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan sungai.
Komunitas ini selalu menekankan kepada masyarakat sekitar untuk menjadikan
sungai tidak sebagai tempat pembuangan sampah dan mereka harus beranggapan
bahwa halaman belakang rumah mereka sebagai halaman depan rumah mereka
yang harus tampak bersih setiap saat.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan
beberapa relawan di Go River salah satunya Bang Ivan, yaitu :
“Go River sudah terbentuk kurang lebih 2 tahun. Go river terbentuk
karena ingin mengembalikan fungsi Sungai Deli. Go river ingin
menjadikan Sungai Deli sebagai wisata bagi banyak orang. Tetapi untuk

menjadikan hal tersebut membutuhkan waktu yang tidak sedikit pula

Universitas Sumatera Utara

karena yang perlu kita perbaiki bukan hanya lingkungan saja tetapi orang
atau masyarakatnya juga perlu untuk kita mandirikan dengan memberikan
pelatihan-pelatihan dan kesadaran akan keberedaan lingkungan sekitar
mereka. Kami relawan-relawan disini sifatnya sukarela tugas kami disini
mengabdi untuk masyarakat dan ingin menyelamatkan Sungai Deli tanpa
ada maksud untuk menaikan nama Go River menjadi terkenal tetapi yang
kami butuhkan yaitu kerjasama dari pihak-pihak untuk membantu kami
dalam melestarikan Sungai Deli”
Hal yang sama juga disampaikan oleh bang wiwin yang merupakan
relawan dari Go River, yaitu :
“ Awalnya abang bisa bergabung di Komunitas ini saat itu abang sering
buat-buat panah untuk kegiatan panah di Taman Edukasi Avroos ini dan
kemudian bang Azmi ngajak-ngajak abang awalnya untuk bersih-bersihin
sungai. Abang dan pak azmi akhirnya mengajak abang untuk bergabung
di Go River dan kebetulan abang ngerti tentang mesin karena dulu SMK
bagian mesin jadi abang selain jadi relawan di Go River abang juga

teknisi yang bagusin perahu LSR kalau rusak. Komunitas Go River berdiri
untuk menyelamatkan Sungai Deli dan ingin menjadikan Sungai Deli
sebagai tempat wisata bukan tempat pembuangan sampah bagi
masyarakat. Komunitas Go River mengatakan kepada warga sekitar untuk
menjadikan halaman belakang mereka menjadi halaman depan rumah
mereka dengan menjadikan halaman belakang rumah menjadi halam
depan maka mereka akan tetap menjaga kebersihan. Komunitas Go River
juga aktif membersihkan wilayah dari Sungai Deli dengan turun langsung
ke sungai dengan memberihkan sungai dari sampah-sampah dan bambubambu yang bergantungan. Kegiatan bersih-bersih yang dilakukan oleh
Go River terbantu dengan adanya alat-alat dan transportasi yang
mendukung seperti adanya perahu yang kami miliki dan alat-alat
kebersihan yang kami miliki yang membuat dan memudahkan kami untuk
beraktivitas.”
Saat ini, Go River masih mengandalkan anggaran swadaya anggota Go
River yang bersifat kerelawanan yang menjadikan kelemahan dari komunitas ini.
Anggota yang paling banyak berpartisipasi dalam komunitas ini yaitu Pak Azmi
mulai dari membangun dermaga, perahu dan alat-alat kegiatan untuk
membersihkan sungai. Kelemahan lain dari Komunitas ini yaitu dari anggotanya
sendiri. Anggota atau relawan yang aktif di Komunitas Go River saat ini sangat


Universitas Sumatera Utara

sedikit. Waktu untuk berkumpul juga sangat jarang tetapi untuk bersosialisasi
melalui sosial media hampir setiap hari mereka lakukan tetapi lebih baik rasanya
kalau bertatap muka. Anggota bisa berkumpul palingan disaat weekend yaitu hari
sabtu atau minggu. Hal ini terjadi dikarenakan komunitas ini terkumpul dari
berbagai kalangan yang di hari-hari biasa mereka bekerja dan kuliah tetapi pada
saat melakukan event pasti anggota menghadirinya.
Relawan yang ada di Go River dari berbagai kalangan mulai dari
Mahasiswa sampai kalangan yang sudah bekerja. Perekutan anggota awalnya
mengajak antar teman yang ingin peduli terhadap keberadaan Sungai Deli. Tetapi
pada 23 November 2016, Komunitas Go River mengadakan perekutan anggota
dengan tujuan untuk memperluas jaringan dan juga menambah kekuatan untuk
pelestarian Sungai, Go River mengadakan perekutan relawan baru untuk
masyarakat yang tinggal di Kota Medan. Untuk menjadi relawan dari Komunitas
Go River dari semua kalangan dari kalangan mahasiswa sampai yang sudah
bekerja dengan memiliki tujuan ingin mengembalikan fungsi Sungai Deli.
Perekutan anggota langsung dilakukan di Dermaga Avros. Peserta awalnya
mendaftarkan diri mereka secara online kemudian mereka datang ke Dermaga
Avros untuk mempersentasikan tujuan mereka ingin bergabung menjadi relawan

Go River. Relawan yang terpilih mempunyai latar belakang yang beraneka. Mulai
dari dosen, mahasiswa, aktivis sosial, guru, dan lainnya.
Berdasarkan hal ini peneliti melakukan wawancara dengan relawan Go
River salah satunya Bang Wahyu, yaitu :
“Saya bergabung dengan Go River sudah satu tahunan. Saya bisa
dibilang relawan yang jarang berkumpul dengan relawan lainnya tetapi

Universitas Sumatera Utara

kalau ada kegiatan pasti saya ikut serta. Saya tidak dapat berkumpul
untuk setiap harinya sore-sore di Dermaga vros dikarenakan kesibukan
saya yang tidak bisa saya tinggalkan tetapi ada waktu saya pasti mainmain ke dermaga tetapi untuk kegiatan membersihkan sungai, melakukan
sosialisasi dengan masyarakat, kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Go
River pasti saya ikut serta. Saya akui sebagai relawan kekeurangan dari
kami itu memang dari relawan sendiri yang tidak banyak dan waktu untuk
berkumpul sangat sedikit dan kekurangan kami juga kurangnya respon
dari pemerintah kota Medan.”
Hal yang sama juga disampaikan oleh Pak De salah satu relawan Go River
yaitu :
“Pak De setiap harinya di Dermaga Go River ini. Pak De biasanya disini

tugasnya masak-masak karena Pak De hobi masak dan banyak yang
bilang masakan Pak De enak dan terkadang kalau bosan tidur di rumah
Pak De tidur disini sama relawan lainnya biasanya Pak De disini sama
bang wiwin. Pak De sebagai relawan dari Go River mempunyai harapan
yang besar terhadap Sungai Deli. Pak De bersama relawan lainnya samasama membersihkan sekitaran sungai untuk tetap bersih dengan
membersihkan sampah dan memotong ranting-rangting pohon. Relawanrelawan Go River dalam melestarikan Sungai Deli sangat aktif mereka
kalau ada kegiatan pasti ikut serta tetapi kami relawan Go river sangat
sedikit itu aja kelemahan dari dalam komunitas ini kekurangan dari
luarnya palingan respon dari pemerintah saja dan masih sulit untuk
mengarahkan masyarakat.”

3.1.2. Deskripsi Basecamp Dari Go River
Go River berada di Taman Edukasi Avros, Jl.Avros No 60 B Kelurahan
Kampung Baru Medan. Taman Edukasi Avros dijadikan oleh Komunitas Go
River dikarenakan letaknya berdekatan di sekitar Sungai Deli. Taman Edukasi
Avrosnya dulunya dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah tetapi saat ini
taman ini menjadi areal terbuka hijau dimana tempat ini dibuka bagi semua orang
yang tidak dipungut biaya apapun. Pengurus dari Taman Edukasi ini yaitu Pak
Meeng. Taman Edukasi Avros ini sendiri berada pas di sekitar pinggiran sungai

Universitas Sumatera Utara

deli. Tempatnya yang asri, sejuk karena ditanamin pohon-pohon yang membuat
kita nyaman untuk berlama-lama disana. Taman Edukasi Avros menyediakan
eduksasi pelatihan yang tidak dimiliki oleh taman edukasi lainnya. Pasalnya,
Taman Edukasi ini memanfaatkan lokasi taman yang dekat dengan Sungai Deli
yang memiliki arus kuat dan cocok untuK arung jeram.
Foto 3
Pintu Masuk Taman Edukasi Avros

Sumber : Pribadi

Taman Edukasi Avros ini juga dijadikan sebagai tempat orang melakukan
outboand, tracking, memanah, paint ball, halang rintang yang dikelola oleh orang
Bumi Outdoor. Sebagai informasi, untuk permainan halang rintang biayanya Rp
35.000, flying fox Rp 25.000, panahan Rp 100.000 sedangkan outbound 200.000
perorang. Kegiatan camping juga sering di lakukan di Taman Edukasi karena
arealnya yang cukup luas biasanya anak-anak sekolah, kampus, kantor dari daerah

Universitas Sumatera Utara

medan sendiri bahkan luar kota sering melakukan camp di taman ini yang biasa
dilakukan pada hari sabtu dan minggu.
Taman Edukasi Avros tidak hanya menlenyapkan sampah saja, pinggiran
Sungai Deli tersebut kini menjadi tempat yang menyediakan kegiatan-kegiatan
berbasis kepedulian terhadap lingkungan. Salah satu pihak yang dipercaya oleh
PPKS dalam mewujudkan hal tersebut adalah komunitas Go River. Go River
ambil bagian dalam membantu membersihkan dan menjaga kelangsungan hidup
Sungai Deli.
Komunitas Go River sendiri mendirikan Basecamp di Taman Edukasi ini
untuk tempat mereka berkumpul dan berdiskusi antara relawan lainnya.
Komunitas ini menamai Basecamp mereka dengan sebutan Dermaga Avros.
Dermaga Avros sendiri langsung mengarah ke Sungai Deli. Bangunan dermaga
ini sendiri bertingkat yang terbuat dari kayu tetapi nampak elegan dan mewah
yang dicat dengan warna putih dan kesan mewahnya pintunya dari kaca. Di
dermaga ini kita bisa bersantai-santai sambil memandang Sungai Deli dan areal
dari Taman Edukasi dari Atas. Dermaga Avros ini bangunanya bertingkat.
Foto 4
Dermaga Arvos Tampak Dari Bagian Depan

Universitas Sumatera Utara

Sumber : Pribadi

Foto 5
Dermaga Avros Tampak dari Belakang

Sumber : Komunitas Go River
Pada bagian depan dermaga ini terdapat tempat duduk yang terbuat dari
kayu mahoni yang berwarna coklat. Bangunan dari dermaga ini bertingkat yang

Universitas Sumatera Utara

memiliki bagian bawah dan atas. Bagian bawah Dermaga avros ini selayaknya
ruang kerja dari mereka yang terdapat satu seat komputer, Tv dan terdapat bukubuku dan sertifikat-sertifikat yang pernah mereka peroleh yang dilengketkan di
dinding-dinding. Di ruangan tersebut terdapat hasil-hasil karya yang mereka buat
sendiri seperti aquarium mini yang mereka buat sendiri dari botol mineral bekas
yang mereka isi bunga dan air. Di bagian bawah juga terdapat kursi dan meja
yang dilengkapi dengan payung, kita bisa bersantai pada areal ini sambil melihat
anak-anak yang berenag di sungai, orang tua yang sedang memancing ikan sambil
menikmati teh dan kopi. Hal yang kita rasakan saat memasuki bagian bawah
dermaga ini sangat santai dan biasanya bagian bawah ini mereka jadikan tempat
diskusi dan tempat menerima tamu dan minum kopi dengan angin yang sepoisepoi.
Foto 6
Dermaga Avros Bagian Bawah

Sumber : Pribadi

Pada bagian atas bangunan dermaga ini terdapat kursi-kursi dan meja.
Pada bagian atas ini kita bisa lebih jelas melihat areal dari tempat ini. Kita bisa
melihat Taman Edukasi dari ujung ke ujung dan melihat Sungai Deli. Tempat ini

Universitas Sumatera Utara

dijadikan mereka sebagai tempat berdiskusi antar relawan kalau merasa bosan di
bawah. Tempatnya tidak terlalu luas tetapi sangat nyaman berada di atas. Konsep
dari dermaga ini hasil desain dari pembina Go River yaitu Pak Azmi. Pembuatan
dermaga ini sendiripun yang mengeluarkan biaya yang lebih besar adalah Pak
Azmi ini sendiri. Beliau tidak memperdulikan masalah biaya tetapi kenyamanan
jika berada di areal ini sendiri.
Foto 7
Dermaga Avros Bagian Atas

Sumber : Pribadi

3.1.3. Struktur Komunitas Go River
Pengurus
Ketua

: M. Ahadi, S.Pd

Sekretaris

: Siti Saharani Ritonga, S.Pd.I

Bendahara

: Ira Bulan Indah Lubis, SS

Universitas Sumatera Utara

Pembina:
Dr. Phil. Zainul Fuad, MA
Muhammad Azmi, SE
Muhammad Darwis Nasution, MAP
Bambang F. Wibowo, St
Pengawas:
Drs. Masrul Badri, M.Si
Prof. Dr. Sri Minda Murni, M.Si
Level Eksekutif
Direktur Eksekutif

: Ahmad Hakiki, S.Pd.I

Manager Admin & Finance : Ahari Ardiansyah, S.Pd.I
Divisi Pemberdayaan Masyarakat
Koordinator

: Issurya Nancy

Anggota

: Linda, Badriyah, Dedi, Siti Hazar

Divisi Lingkungan dan Kebencanaan
Koordinator

: Dedy Syahputra

Anggota

: M. Hafiz, Randy Prananda

Divisi Ekowisata & Kreatif
Koordinator

: Leli Sagita Siregar

Anggota

: Amri Bidin, M. Hisyam Wibowo, Diana Bhakti

Divisi Media, Informasi, Komunikasi & Jurnalistik
Koordinator

: Louayy Darussalam

Universitas Sumatera Utara

Anggota

: Mafa Yuli Ramadhani, Kartika Ayu Br. Ginting,
Ika Ramadhani Lubis

Divisi Advokasi
Koordinator

: Wicaksono Lugas Dwicahyo

Anggota

: Ivan Suaidi, Rizki Syahputra, SH.I, Zulfikar S.P

Divisi Penelitian dan Pengembangan
Koordinator

: Muhammad Jailani

Anggota

: Nurjannah Nasution, Indra Syahputra, Isnaini

Divisi Pengembangan Kapasitas Relawan
Koordinator

: Wahyu Anshor

Anggota

: Rizky Afriananda Saragih, Andry Rahmadani,
Purnama Arfah, Nursakinah Nasution

3.1.4. Arah Kebijakan dan Strategi Program Anggota.
a. Strategi Program Pemberdayaan Masyarakat.
Programnya :
1. Penguatan kapasitas masyarakat berbasis pendidikan luar sekolah
Sasaran :
a) Menigkatnya kualitas pengetahuan masyarakat tentang sungai.
b) Optimalisasi kegiatan dalamm bentuk kampanye untuk pelestarian sungai.
c) Optimalisasi pendidikan luar sekolah untuk siswa.

Universitas Sumatera Utara

d) Meningkatnya role mode KAP (Kognitif, Afektif, Psikomotorik)
masyarakat yang peduli terhadap alam dan lingkungan sungai.
Arah Kebijakan :
a) Mendorong peningkatan keterlibatan dan partisipasi aktif masyarakat
dalam pelestarian sungai.
b) Keterlibatan stake holder untuk pengelolaan ekosistem DAS.
Strategi :
a) Penigkatan efektivitas pengelolaan konservasi sungai berbasis sekolah
sungai.
b) Pemebentukan pusat kajian dan pendidikan sungai
c) Meningkatkan kapasitas stake holder yang peduli terhadap kelestarian
ekosistem sungai.
d) Meningkatkan sistem jaringan kerja (networking) dan koordinasi yang
saling menguntungkan antara masyarakat, lembaga adat, pemerintah dan
swasta.
2. Penguatan kapasitas kelompok masyarakat berbasis ekonomi kreatif.
Sasaran :
a) Meningkatnya pemahaman masyarakat akan potensi sungai.
b) Meningkatnya ekonomi masyarakat melalui potensi sungai sebagai tempat
wisata.
c) Optimalisasi pemberdayaan masyarakat mandiri melalui potensi sungai.
Arah Kebijakan :

Universitas Sumatera Utara

a) Mendorong peningkatan keterlibatan dan partisipasi aktif masyarakat
dampingan untuk menjadikan sungai sebagai potensi ekonomi kerakyatan.
Strategi :
a) Mewujudkan Kampung Aur sebagai kampung kreatif.
b) Melibatkan seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung program
Kampung Kreatif.
b. Strategi Program Lingkungan dan Kebecanaan.
Programnya :
1. Peningkatkan Konservasi dan tata kelola Daerah Aliran Sungai.
Sasaran :
a) Optimalisasi pengelolaan kawasan konservasi Daerah Sungai Deli (DAS).
b) Optimalisasi mitigasi bencana berbasiskan masyarakat.
c) Meningkatnya model KAP (Kognitif, Afektif, Psikomotorik) masyarakat
yang peduli terhadap alam dan lingkungan sungai.
Arah Kebijakan :
a) Meningkatnya kapasitas pengelola konservasi DAS
b) Mendorong peningkatan keterlibatan dan partisipasi aktif masyarakat
dalam pengelolaan DAS
Strategi :
a) Peningkatan efektivitas pengelolaan konservasi sungai berbasiskan
masyarakat.
b) Pembentukan pusat kajian dan pendidikan sungai.

Universitas Sumatera Utara

c) Meningkatkan kapasitas stake holder yang peduli terhadap kelesterian
ekosistem sungai.
d) Meningkatkan sistem jaringan kerja (nertworking) dan koordinasi yang
saling menguntungkan antara masyarakat, lembaga adat, pemerintah dan
swasta.
2. Peningkatan Pemahaman Kebencanaan sungai dan mitigasi bencana.
Sasaran :
a) Menigkatnya pemahaman masyarakat tentang PRB.
b) Meningkatnya pemahaman masyarakat melalui sungai bersih.

c. Strategi Program Bidang Ekowisata, Kreatif, Seni, Budaya.
Program :
1. Peningkatan kapasitas masyarakat dalam kegiatan ekonomi kreatif,
seni, dan budaya dalam kawasan sungai.
Sasaran :
a) Peningkatan kualitas masyarakat dalam kegiatan ekonomi kreatif, seni,
dan budaya.
Arah Kebijakan :
a) Mengembangkan potensi seni dan budaya masyarakat untuk kearifan lokal
kawasan sungai.
b) Mendorong peningkatan keterlibatan dan partisispasi aktif masyarakat
dalam melestarikan budaya kawasan sungai.
Strategi :
a) Pembentukan kelompok seni budaya masyarakat kawasan sungai.

Universitas Sumatera Utara

b) Mengembangkan kegiatan ekonomi, kreatif, seni, budaya dalam kawasan
sungai.
c) Meningkatkan kapasitas stake holder yang peduli terhadap kelestarian
budaya kawasan sungai.
d) Meningkatkan sistem jaringan kerja (networking) dan koordinasi yang
saling menguntungkan antara masyarakat, lembaga adat, pemerintah dan
swasta.
2. Pengembangan potensi sungai sebagai eksplorasi seni dan budaya
masyarakat.
Sasaran :
a) Meningkatnya aktivitas kebudayaan di kawasan sungai.
b) Meningkatnya aktivitas ekowisata kreatif di kawasan sungai.
Arah Kebijakan :
a) Mengembangkan potensi seni dan budaya masyarakat sebagai nilai wisata
sungai.
b) Mengembnagkan aktivitas ekokreatif sebagai nilai wisata sungai.
Strategi :
a) Peningkatan aktivitas seni budaya di kawasan sungai.
b) Peningkatan aktivitas ekokreatif di kawasan sungai.
d. Strategi Advokasi.
Program :
1. Advokasi sebagai alat pendukung program utama Go River
Sasarann :

Universitas Sumatera Utara

a) Peningkatan pemahaman masyarakat akan berlangsungnya program yang
dijalankan.
b) Menguatnya eksistensi kelompok masyarakat khususnya kawasan sungai
untuk bersama membangun pelestarian sungai.
c) Peningkatan komitmen stake holder melalui arah kebijakan yang
mendukung pelestarian sungai.
Arah Kebijakan :
a) Mendorong atake holder untuk berkomitmen menjalankan peraturan yang
ada.
b) Mendorong

peningkatan

keterlibatan

dan

partisipasi

aktif

untuk

berkomitmen atas pelestarian sungai.
Strategi :
a) Bersama stake holder menjalankan peraturan Negara untuk segera
direalisasikan oleh stake holder terkait.
b) Secara terus menerus melakukan pemahaman kepada masyarakat akan
pentingnya pelestarian sungai.
c) Secara terus menerus turut mensukseskan program Go River melalui
kegiatan advokasi.

e. Strategi Media, Komunikasi, Informasi, dan Jurnalistik.
Program :
1. Go River sebagai wadah media informasi sumber daya air, sungai,
dan kawasan

Universitas Sumatera Utara

Sasaran :
a) Peningkatan kualitas data dan informasi sungai.
b) Peningkatan

pengetahuan

masyarakat

melalui

pemberitaan

media

khususnya media jurnalistik seputar sungai.
c) Meningkatnya kesadaran masyarakat melalui karya jurnalistik atau media
warga tentang sungai dan kawasan.
Arah Kebijakan :
a) Pemberitaan tentang sungai sebagai pengetahuan yang diberitakan
perusahaan pers mainstream.
b) Adanya pusat kajian berbasis media sebagai wadah informasi seputar
sungai.
Strategi :
a) Pengadaan majalah sungai untuk pengetahuan masyarakat tentang sungai.
b) Pemberitaan secara pasif baik melalui media tentang sungai.
c) Pembuatan kajian data melalui sungai pedia untuk informasi terkait
sungai.
f. Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
Program :
a) Litbang Go River sebagai pusat kajian data sungai.

g. Pengembangan Kapasitas Relawan
Program :
a) Relawan sebagai personil pendukung pelastarian sungai.

Universitas Sumatera Utara

Sasaran :
a) Meningkatnya pemahaman relawan terhadap permasalahan dan juga
potensi sungai.
b) Relawan sebagai pendukung terlaksananya program.

3.1.5. Program Go River
Komunitas Go River memiliki 3 program utama yaitu :
3.1.5.1. Sekolah Sungai Go River.
Foto 8
Sekolah Sungai Go River

Sumber : Go River

Universitas Sumatera Utara

Sekolah sungai merupakan salah satu program utama dari Go River.
Sekolah sungai adalah program pendidikan luar sekolah untuk seluruh kalangan
dari tingkat sekolah, mahasiswa, organisasi yang ingin belajar tentang sumber
daya air, sungai dan kawasan. Biasanya sekolah sungai ini diikuti oleh anak-anak
tingkat SMA yang ada di kota Medan. Kegiatan ini pelaksanaannya tidak
terjadwal dilakukan oleh komunitas Go River ketika ada sekolah atau lembaga
yang ingin mendaftarkan diri maka mereka melakukan kegiatan ini. Kegiatan ini
bisa dilakukan dalam sebulan sampai dua kali dari sekolah atau instansi yang
berbeda tetapi untuk beberapa bulan yang akan datang kegiatan ini akan terjadwal
akan dilaksanakan sekali sebulan.
Sekolah atau instansi yang ingin mengikuti kegiatan sekolah sungai ini
langsung datang ke Taman Edukasi Avros dan langsung datang ke Base Camp
Go River yaitu Dermaga Arvos untuk mendaftarkan menjadi peserta sekolah
sungai. Komunitas Go River tidak melakukan sosialisasi atau mendatangi
sekolah-sekolah untuk mengikuti kegiatan dari program sekolah sungai yang
mereka bentuk. Biasanya sekolah-sekolah mengetahui adanya program ini saat
mengunjungi Taman Edukasi Avros. Jika sekolah berminat maka Komunitas Go
River bersedia untuk memberikan materi mengenai Sungai Deli dan disini lah
komunitas Go River memberi arahan untuk generasi muda membantu mereka
dalam mengembalikan Sungai Deli dengan menginformasikan dengan masyarakat
sekitar pentingnya sungai bagi kehidupan manusia.
Peserta yang mengikuti sekolah sungai dibatasi jumlahnya sebanyak 15-20
orang untuk satu grup . Mengenai biaya untuk sekolah sungai hanya dipungut

Universitas Sumatera Utara

untuk biaya makan siang saja. Materi yang akan disampaikan akan dilakukan oleh
relawan atau pembina Go River. Materi yang akan diberikan biasanya seperti
pengenal sungai dan bagiannya, pentingnya sungai bagi kehidupan manusia dan
cara menjaga kelestarian lingkungan. Dalam sekolah sungai, Go River mengajak
peserta untuk terlibat aktif mengkampayekan dan memperkenalkan ekosistem
wisata Sungai Deli kepada masyarakat luas dengan cara memberikan pelatihan
penulisan feature. Dalam penulisan feature ini peserta akan menuliskan hasil
observasi dan pandangan mereka mengenai Sungai Deli selama peserta tersebut
melihat Sungai Deli pada saat itu dan harapan-harapan peserta terhadap Sungai
Deli. Harapan-harapan yang disampaikan oleh peserta tersebut menjadi acuan
tersendiri bagi komunitas Go River untuk lebih bergiat dan kerja keras untuk
mengembalikan Sungai Deli. Kegiatan sekolah sungai tidak hanya pemberian
materi oleh relawan saja tetapi peserta diajak langsung untuk meninjau kondisi
Sungai Deli menggunakan perahu jenis LSR milik Go River.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan relawan Go
River mengenai sekolah sungai yang disampaikan oleh Pak Azmi yang
merupakan pembina Go River, yaitu
“kegiatan sekolah sungai merupakan program utama yang dilakukan oleh
komunitas Go River dalam upaya mengkampayekan dan memperkenalkan
Sungai Deli kepada masyarakat luas. Kegiatan ini terbuka untuk kalangan
umum tetapi kami hanya membatasi untuk peserta saja dikarenakan
keterbatasan armada. Pada kegiatan ini juga peserta akan terjun
langsung melihat kondisi Sungai Deli. Peserta akan mengelilingi Sungai
Deli secara bergantian dengan perahu jenis LSR milik Go River yang
akan dipandu relawan dari Go River. Kegiatan sekolah sungai ini tidak
hanya mendengarkan materi-materi yang kami sampaikan tetapi peserta
akan diajak membuat sebuah feature setelah dia mendengarkan materi
dan setelah melakukan observasi langsung. Feautere tersebut biasanya
berisi gambaran mereka setelah melihat keberadaan Sungai Deli dan

Universitas Sumatera Utara

harapan-harapan mereka terhadap Sungai Deli dan Komunitas Go River
kedepannya.”
Pendapat dari Pak Azmi juga disampaikan oleh Bang wiwin yang
merupakan relawan Go River, yaitu :
“Kegiatan sekolah sungai kebanyakan dari kalangan anak sekolah SMA
dan biasanya anak-anak pramuka dari sekolah-sekolah di Kota Medan
yang kebanyakan mengikuti. Sekolah Sungai yang digagas semoga dapat
membantu dari komunitas ini untuk melestarikan sungai deli. Semoga
setelah peserta-peserta yang sudah pernah mengikuti Sungai Deli dapat
mengetahui lebih dalam mengenai Sungai Deli dan mereka dapat
memberikan informasi kepada semua kalangan mengenai keberadaan dari
Sungai Deli saat ini. Dalam kegiatan Sungai Deli tidak hanya pembekalan
materi saja tetapi peserta diajak untuk turun langsung melihat Sungai Deli
dan menuliskan harapan Sungai Deli. Kalau kita membaca harapanharapan mereka seperti dari harapan kita juga untuk Sungai Deli yaitu
harus bersih, jangan ada sampah dan lain sebagainya.”
Kegiatan ini di lakukan di Dermaga Avros dengan sistem luar kelas.
Kegiatan ini dilakukan di samping Dermaga Avros. Terdapat tangga-tangga yang
mengahadap langsung ke Sungai Deli di tangga-tangga tersebut mereka disusun
secara rapi dan mendengarkan materi yang akan disampaikan. Kegiatan sekolah
sungai dilaksanakan setiap hari Sabtu. Kegiatan ini diharapkan dapat
mengampayekan dan memperkenalkan ekosistem wisata Sungai Deli kepada
masyarakat luas dengan cara memberikan pelatihan penulisan feature. Harapan
lainnya dengan adanya kegiatan ini semakin banyak orang yang peduli terhadap
keberadaan Sungai Deli sehingga bersama-sama melakukan kerjasama dengan
mengembalikan Sungai Deli dan memperhatikan keberadaan masyarakat yang
berada di sekitaran Sungai Deli.

3.1.5.2 Sungai Deli Membaca

Universitas Sumatera Utara

Foto 9
Sungai Deli Membaca

Sumber: Go River
Anak sebagai generasi penerus bangsa, perlu mendapat kepastian tumbuh
kembang yang optimal. Begitu juga anak-anak yang hidup di bantaran Sungai
Deli. Sungai Deli membaca merupakan program utama Go River sejak 14
November 2015. Sungai Deli membaca dilakukan setiap hari sabtu sore. Kegiatan
Sungai Deli membaca ini di lakukan di Kampung Aur bersama anak-anak di
Kampung Aur tentunya. Relawan-reawan Go River akan membawa buku-buku
yang mereka miliki dan biasanya mereka dapatkan dari orang-orang yang
menyumbangkan buku kepada mereka atau bukunya mereka beli sendiri. Mereka
membawa buku-buku tersebut dengan perahu LSR milik Go River.
Kegiatan Sungai Deli membaca yang dilakukan di Kampung Aur ini
membuat anak-anak yang berada di Kampung Aur menjadi senang dan merasa
antusias. Ketika mereka masih melihat dari jauh kedatangan perahu LSR milik Go
River mereka langsung merasa kesenangan dan buru-buru memanggil temanteman mereka untuk meyaksikan kedatangan tim Go River. Melihat kesenangan

Universitas Sumatera Utara

tersebut membuat kesenangan tersendiri bagi Go River karena kegiatan ini
memiliki manfaat sendiri dan kepuasaan sendiri bagi anak-anak disana. Biasanya
mereka diletakan di suatu tempat dan akan dijejerkan buku-buku mulai dari buku
pelajaran sampai buku-buku cerita dan anak-anak disana akan bebas memilih
buku yang mereka senangi. Biasanya relawan-relawan Go River akan mengarahi
mereka dan mengajari mereka cara membaca jika ada anak yang belum bisa
membaca atau menceritakan mereka cerita-cerita. Kegiatan ini dilakukan hanya
belangsung selama 2 jam saja dan dilakukan dalam sekali seminggu setiap sabtu
sore jika air sungai memungkinkan karena untuk membawa buku-buku
mengunkan perahu. Jika keadaan air sungai lagi naik dan arus kencang tidak
memungkinkan untuk tim melakukan kegiatan tersebut.
Pada beberapa bulan ini tepatnya saat bulan puasa kegiatan ini tidak
dilaksanakan akan diberhentikan untuk sementara waktu dikarenakan kesibukan
dari relawan itu sendiri karena untuk melakukan kegiatan ini perlu bantu beberapa
orang. Kegiatan sungai deli membaca ini tetap akan dilakukan tetapi belum tau
kapan dimulainya kemungkinan akan dimulai kembali di bulan Agustus. Lokasi
sungai deli membaca ini rencana akan dilakukan di Sukaraja pas di bawah
jembatan Delta Juanda.
Kegiatan Sungai Deli membaca tidak hanya terfokus di satu lokasi
pinggiran sungai tetapi komunitas ini akan bergantian melakukan kegiatan ini.
Kemungkinan kegiatan ini akan dilakukan di Sukaraja pas di bawah jembatan di
Delta, Juanda tetapi komunitas ini lagi membuat tempat yang lebih nyaman bagi
anak-anak tersebut saat melakukan proses membaca dikarenakan tempatnya

Universitas Sumatera Utara

tersebut lahan kosong yang sangat sayang sekali kalau tidak dimanfaatkan.
Sebagian dari lahan tersebut sudah dibersihkan dan ditanami bibit pohon dan
sebagian arealnya dibuat untuk-untuk anak-anak disana. Keberadaan anak-anak di
sana cukup banyak, mereka sering melakukan aktivitas di sana seperti berenang,
memancing setiap sorenya dengan adanya kegiatan membaca ini bisa menambah
aktivitas mereka dan mendapat pengetahuan sendiri bagi mereka. Kegiatan ini
pasti membuat mereka merasa senang dan pasti mereka sangat aktif terbukti
dengan beberapa kali saat melakukan aktivitas bersih-bersih anak-anak di sana
ikut terlibat dan mereka sangat senang dengan kebradaan dari perahu tersebut
juga.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan budaya literasi anak khusunya
literasi sungai. Hasil yang diharapkan adalah anak-anak mampu menjaga
kebersihan sungai dengan tidak membuang sampah ke sungai. Program ini juga
membantu mereka untuk mengenal ekosistem sungai. Program ini sangat
berdampak positif bagi anak-anak yang berada di pinggiran sungai dalam mengisi
waktu luang mereka setiap sorenya. Hal ini yang disampaikan oleh Bang Ivan,
yaitu :
“Kegiatan Sungai Deli membaca merupakan program unggulan sungai
deli yang mengajak anak-anak di pinggiran sungai deli untuk rajin
membaca buku karena dengan membaca banyak pengetahuan yang
diperoleh. Setiap sabtu sore dengan perahu, kami mendatangi anak-anak
di Kampung Aur kemudian mengajak mereka untuk membaca dengan
kami. Kami membebaskan anak-anak disana memilih buku-buku yang
ingin mereka baca. Bagi mereka yang belum bisa membaca kami akan
bercerita dengan mereka. Respon yang mereka rasakan dengan adanya
kegiatan ini sangat senang.”

Universitas Sumatera Utara

3.1.5.3 Kegiatan Membersihkan Sungai Deli
Foto 10
Kegiatan Membersihkan Sungai Deli

Sumber : Kopasude

Universitas Sumatera Utara

Kegiatan membersihkan Sungai Deli merupakan salah satu program yang
dilaksanakan komunitas ini untuk menjaga kelestarian Sungai Deli. Kegiatan
membersihkan Sungai Deli dilakukan setiap hari sabtu. Kegiatan membersihkan
Sungai Deli ini dilakukan dengan menyusuri Sungai Deli dengan Perahu LSR
yang dimiliki oleh Go River.
Komunitas ini menyusuri Sungai Deli dengan mengambil sampah-sampah
yang ada di sungai, kemudian sampah-sampah yang diambil kemudian
dikumpulkan didalam kantung plastik dan kemudian dibakar. Sampah-sampah
yang banyak menumpuk ini terkadang menganggu kegiatan menyusuri sungai
dengan perahu karena sampah ini bisa lengket di mesin perahu yang membuat
perahu susah untuk jalan. Mereka juga memotong bambu-bambu yang
bergantungan di sekitaran Sungai Deli yang terkadang membuat semak daerah
Sungai Deli tersebut.
Hal yang mereka lakukan untuk memperindah kawasan Sungai Deli
mereka menanam berbagai jenis tanaman seperti tanamanan jambu, kelengkeng,
mangga dan lainnya. Bibit tanaman biasanya mereka buat sendiri dari kegiatankegiatan yang dilakukan oleh Bumi Out Door yang ada di Taman Edukasi atau
ada instansi yang memberi bibit untuk ditanam oleh komunitas ini. Kegiatan ini
rutin dilakukan oleh komunitas ini agar memperindah kawasan Sungai Deli yang
saat ini terlihat hampir bisa dikatakan bersih dan masih ada juga masyarakat yang
masih tidak peduli dan masih membuang sampah.
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh oleh peneliti di lapangan
bahwa dari Pembina Go River, Pak Azmi, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

“Kegiatan membersihkan sungai deli dilakukan oleh kami setiap sabtu
saat sore hari. Saya dengan beberapa relawan akan turun ke sungai untuk
mebersihkan sungai. Kami akan memungut sampah-sampah yang
berserakan di sungai dan lewat dari perahu. Kami menyusuri sungai
dengan menggunakan perahu karena lebih mempermudah untuk
membawa sampah-sampah yang sudah dikumpulkan di kantong plastik.
Dalam satu hari kami bisa mengambil sampah sampai 10 kantong plastik
kebanyakan yang kami dapatkan sampah-sampah dari limbah masyarakat
dan hasil potongan-potongan bambu dan pohon-pohon yang sangat
menggangu. Kegiatan ini rutin kami lakukan dengan harapan Sungai Deli
bersih dari sampah dan masyarakat sekitar lebih sadar akan lingkungan
mereka. Biarpun hasil yang didaptkan masih jauh dari harapan, masih
banyak masyarakat yang tidak peduli dan masih saja membuang sampah.
Mereka sering mengatakan hal itu mereka lakukan karena mereka tidak
punya tempat yang khusus untuk membuang sampah seharusnya ada
tempat membuang sampah dibuat disetiap rumah dan setiap harinya ada
petugas yang mengambilnya tetapi dengan tidak memungut biaya lagi
karena mereka dari kalangan yang kurang mampu. Kami biasanya sambil
membersihkan, kami biasanya sambil menyampaikan kepada masyarakat
untuk tidak buang sampah lagi biar bersih. Kami biasanya menjumpai
ibu-ibu yang sedang mencuci, anak-anak yang berenag dan bapak-bapak
yang sedang memancing dan terkadang anak-anak dan bapak-bapak
disana juga mau membantu kami.

3.2.

Komunitas Peduli Anak dan Sungai Deli (KOPASUDE)

Foto 11
Logo KOPASUDE

Sumber : KOPASUDE

Universitas Sumatera Utara

3.2.1. Sejarah KOPASUDE
Komunitas Peduli Anak dan Sungai Deli (KOPASUDE) merupakan salah
satu komunitas yang ada di Kota Medan yang memiliki kepedulian terhadap anak
dan keberadaan dari Sungai Deli. Komunitas ini berdiri pada 22 Maret 2015 yang
diketuai oleh Adryan Dwi Pradipta, SH. Komunitas ini belum berbadan hukum.
Komunitas ini terdiri dari mahasiswa-mahasiswa yang berada di kota Medan.
Komunitas ini sendiri memiliki visi dan misi untuk melestarikan Sungai Deli yaitu
:
Visi

: Save anak dan Sungai Deli

Misi

:

-

Mewujudkan cita-cita dan membangun pola pikir anak-anak bantaran
sungai yang bermoral,

-

Mengembalikan fungsi Sungai Deli sebagai ikon wisata kota Medan,

-

Menjaga pelestarian hutan kota di kawasan Sungai Deli

-

Membangun Pola Mayarakat yang mempunyai Ekonomi kreatif
Komunitas ini berbasis masyarakat dan ingin melestarikan lingkungan.

Komunitas ini sudah berdiri selama 2 tahun yang tujuan utamanya ingin
mengembalikan fungsi Sungai Deli dan melakukan pemberdayaan terhadap
masyarakat yang ada di Kampung Badur. Komunitas ini sendiri bertempat di
Jln.Palang Merah yang merupakan Kesekaetaritan dari komunitas ini. Komunitas
ini mempunyai program atau kegiatan sendiri dalam melestarikan Sungai Deli dan
masyarakat pinggiran Sungai Deli. Kegiatan yang mereka lakukan seperti
kegiatan belajar mengajar dengan anak-anak yang ada di Kampung Badur dan di

Universitas Sumatera Utara

jalan Palang merah. Tetapi yang menjadi fokus penelitian ini kegiatan Kopasude
di Kampung Badur Lingkungan X.
Anggota atau relawan yang ada di Kopasude terdiri dari berbagai
mahasiswa yang ada di Kota Medan. Mereka yang tergabung di Kopasude
memiliki rasa peduli terhadap masyarakat yang ada di pinggiran Sungai Deli.
Berbagai cara mereka lakukan untuk menaikan taraf kehidupan masyarakat
Sungai Deli dan memberikan pengarahan, pendekatan kepada mereka untuk lebih
peduli terhadap lingkungan mereka. Komunitas ini terfokus terhadap anak-anak
yang ada di pinggiran sungai. Komunitas ini beranggapan bahwa anak-anak
merupakan penerus-penerus bangsa yang perlu didikan yang berguna dan positif
pula. Kita mengetahui keadaan moral ataupun etika masyarakat yang berada di
pinggiran sungai kurang baik. Banyak kejadian-kejadian sosial yang sering kita
dengar seperti maraknya narkoba, pencurian, sikap anarkis, anak-anak yang
bandal, kurang tata krama, anak yang putus sekolah dan lainnya. Komunitas ini
tidak ingin anak-anak yang berada di pinggiran sungai dipandang dengan image
yang seperti itu oleh kalangan masyarakat lainnya. Adanya hal tersebutlah
membuat komunitas ini terbentuk dengan lebih memfokuskan kegiatan mereka
untuk memperdaya anak-anak untuk tidak dan menjauhi mereka dari hal-hal
tersebut. Impian lain dari mereka selain menjadikan Sungai Deli sebagai wisata
tetapi ingin menjadikan anak-anak pinggiran sungai menjadi anak-anak yang
memiliki pendidikan tinggi dan cita-cita yang tinggi dimana anak-anak ini
nantinya yang membawa perubahan bagi lingkungan mereka. Hal ini disampaikan

Universitas Sumatera Utara

oleh Agung yang merupakan Mahasiswa Hukum-UMSU yang merupakan
relawan dari Kopasude, yaitu :
“Kopasude sudah berdiri selama 2 tahunan, saya sendiri sudah
berpartisipasi mulai dari awal komunitas ini terbentuk. Komunitas ini
terbentuk karena melihat keberadaan Sungai Deli yang saat ini banyak
sampah, air tercemar dan masyarakat yang kurang peduli terhadap
lingkunganngya. Kami juga memfokuskan kegiatan kami kepada anakanak yang ada di pinggiran sungai, kami ingin anak-anak di pinggiran
sungai tersebut anak-anak yang punya pendidikan yang tinggi, cita-cita
yang tinggi yang suatu saat nanti bisa merubah keberadaan dari keluarga
mereka untuk lebih baik lagi. Adanya hal-hal seperti itulah membuat kami
terbentuk dan harapan kami juga dapat membantu mereka dengan
kemampuan yang kami miliki mungkin kami tidak bisa memberikan
mereka dari segi materi tetapi kami bisa memberikan mereka ide-ide yang
dapat membangun mereka lebih baik. Sejauh ini keberadaan kami sangat
didukung oleh masyarakat, mereka sangat senang dengan keberadaan
kami yang awalnya memang kurang mendukung kami karena
beranggapan bahwa kami hanya mencari keuntungan dari mereka. Tetapi
kami berusaha untuk tetap mendekati mereka dan perlahan-perlahan
untuk menyuruh mereka untuk tidak membuang sampah, membersihkan
lingkungan dan kami menanmkan hal tersebut dengan anak-anak mereka
dan kami berharap anak-anak tersebut bisa mempraktekan di rumah
mereka sendiri bahkan kesekitar mereka.”
Komunitas Peduli Anak dan Sungai Deli (KOPASUDE), dalam hal
perekutan anggota tidak pernah mereka lakukan. Saat ini mereka untuk mencari
relawan dari teman ke teman. Sistem mereka dengan mengajak teman mereka
untuk bergabung dengan melakukan pengajaran secara sukarela dengan anak-anak
di pinggiran sungai. Relawan Go River kebanyakan mahasiswa-mahasiswa yang
ada di Kota Medan. Mereka bergabung dengan melakukan pengajaran dengan
anak-anak di pinggiran sungai. Mereka yang tergabung dalam komunitas ini
banyak yang tidak memiliki keahlihan dalam mengajar tetapi mereka berusaha
belajar untuk dapat memberi materi-materi kepada anak-anak yang berada di
pinggiran Sungai Deli.

Universitas Sumatera Utara

3.2.2. Deskripsi Basecamp Kopasude
Foto 12
Jalan Menuju Sanggar Pendidikan Silaturahmi

Sumber : Pribadi

Komunitas Peduli Anak dan Sungai Deli (Kopasude) memiliki Basecamp
di Jl.Palang Merah Gg. Jembatan Kel.Hamdan, Kec. Medan Maimun. Tempat ini
dijadikan oleh komunitas ini sebagai tempat berkumpulnya berbagai relawan-

Universitas Sumatera Utara

relawan Kopasude dan saat mereka mengadakan rapat anggota. Tetapi yang
menjadi fokus dari penelitan yang dilakukan penulis yaitu keberadaan Kopasude
di Kampung Badur, Lingkungan X Kel.Hamdan. Tempat dari Kopasude di
Kampung Badur yaitu Sanggar Pendidikan Sillaturahmi. Sanggar Pendidikan
Silatrurahmi dulunya bernama Sanggar Anugeraha tetapi sejak tanggal 11
November 2016 tempat ini dinamakan Sanggar Pendidikan Sillaturahmi.
Sanggar Silaturahmi Pendidikan dijadikan sebagai tempat anak-anak di
Kampung Badur untuk belajar. Kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh
Kopasude setiap malamnya dilakukan di Sanggar ini. Sanggar Pendidikan
Silaturahmi ini letaknya berada di belakang Sungai Deli. Sanggar Silaturahmi ini
terbuat dari kayu yang tempatnya bertingkat. Pembangunan sanggar ini atas
kerjasama antara masyarakat sekitar, PTPN IV dan Kopasude. Sanggar ini
dikelola oleh Bang Hendra yang merupakan masyarakat yang tinggal di Kampung
Badur.
Foto 13
Sanggar Pendidikan Silaturahmi

Universitas Sumatera Utara

Sumber : Pribadi

Dulunya sebelum dibangun sanggar tempat ini dulunya lahan kosong,
masayarakat sekitar dan Kopasude akhirnya mempunyai inisiatif untuk membuat
tempat ini menjadi tempat belajar anak-anak karena sebelumya anak-anak belajar
di pinggiran-pinggiran sungai. Menurut bang hendara kalau ada wadah yang
memungkinkan kenapa tidak dimanfaat karena kasihan melihat anak-anak sangat
aktif mengikuti belajar tetapi mereka

tidak memiliki tempat yang layak.

Tempatnya memang sangat sederhana cuman masih bisa digunakan sebagai
tempat anak-anak belajar. Saat proses belajar mengajar anak-anak dipisah untuk
belajar. Pada bagian atas biasanya anak-anak dari kelas 4,5,6 belajar dan anakanak mulai belum sekolah, TK, Kelas 1,2,3 akan belajar di bawah. Sanggar
Silaturahmi ini juga terdapat perpusatakaan mini yang dimiliki oleh Kopasude.
Pada tempat ini anak-anak tidak hanya belajar tetapi mereka bisa membaca bukubuku yang ada.

3.2.3

Struktur KOPASUDE

Pembina

Universitas Sumatera Utara

Romauli Silalahi, SST,MGBT,MRS
Wahyudinata Simangungsong, ST
Bobi Septian, S.Psi
M. Iqbal Iskandar, SH
Pengurus
Ketua Umum

: Adryan Dwi Pradipta, SH

Sekretaris Umum

: Denny Mahaputra, SE

Wakil Sekretaris Umum

: Andrian Abdi Syahputra

Bendahara Umum

: Astarina Ayuningtyas Sugiarto, SH

Bidang-Bidang
Keseketaritan

: Fatih Syahputra, M. Adjie Akbar, Ucha Widya

Relawan

: Aji Pranata, Olindo Sinaga, Zulfadi

Sosial dan Lingkungan

: Widia Hidayani, Miftahul Huda

Pendidikan

: Muhammad Soleh, Nurhamidah, Siti Suhaib,
Ribka Meilisna Ginting

Litbang dan Usaha

:

Desi

Haryanti

Sitepu,

Adelia

Syahfitri,

Fadlina,Yuna Febriana
Humas dan Dokumentasi

: Agung Rizky Prayogi, M.Iqbal Siregar

Hukum dan Ham

: Aras Firdaus, SH, MH

3.2.4. Bidang Kerja KOPASUDE
Program kerja merupakan kumpulan dari rencana kegiatan jangka panjang
yang disusun berdasarkan kebutuhan pada setiap bidang ataupun divisi.

Universitas Sumatera Utara

KOPASUDE terdiri dari berbagai bidang dan divisi yang berbeda fungsi, tetapi
dengan adanya program kerja akan menyatukan fungsi tersebut menjadi satu
kesatuan yang menciptakan keteraturan dan keseimbangan dalam pembagian
kerja.
Adapun berbagai macam program kerja kegiatan KOPASUDE adalah
sebagai berikut :
1. Bidang Keseketaritan
Bidang ini berfungsi dalam hal administrasi seperti surat-menyurat,
menyusun laporan kegiatan dan mencatat kegiatan-kegiatan yang dilakukan.
Keseketaritan juga bertugas memperbaharui manajamen kearsipan seperti
mengatur ulang kembali sistem kearsipan setiap periode hal ini dimaksudkan agar
lebih mempermudah dalam melakukan audit setiap pembuatan laporan.
2. Bendahara Umum
Bendahara umum memiliki fungsi menyimpan, mengeluarkan uang dan
mencari dana untuk kegiatan yang akan dilakukan oleh KOPASUDE. Pencarian
dana tidak hanya dilakukan oleh bendahara umum tetapi anggota lainnya bisa
saling bekerjasama dalam mencari dana.
3. Bidang Pendidikan
Bidang pendidikan memiliki fungsi untuk mengatur modul pelajaran yang
akan dilaksanakan untuk mengajar anak-anak yang berada di Kampung Badur.
Bidang pendidikan ini memiliki modul dan jadwal setiap harinya dalam hal
pengajaran. Setiap harinya bidang pendidikan akan memberikan pelajaran yang
berbeda-beda kepada anak-anak yang berada di Kampung Badur.

Universitas Sumatera Utara

4. Bidang Sosial dan Lingkungan
Bidang ini membawahi dua divisi, yaitu divisi lingkungan hidup dan divisi
konservasi. Bidang lingkungan hidup ini berfungsi mengkoordinir setiap kegiatan
divisi, melakukan sosialisasi pengetahuan dan pemahaman lingkungan hidup,
mengkoordinir kegiatan menyangkut lingkungan hidup.
5. Bidang Litbang dan Usaha
Bidang ini adalah bidang penelitian dan pengembangan suatu masyarakat.
pada bidang ini bekerja untuk mendekati masyarakat dan memberikan sosialisasi
kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan dengan memberikan solusi.
Pemeberian pelatihan bagi anak-anak seperti dibidang seni.
6. Bidang Humas dan Dokumentasi
Bidang humas bertanggung jawab dalam melakukan hubungan kooperatif
dengan eksternal. Bidang ini melakukan publikasi kegiatan yang dilakukan oleh
Kopasude agar orang luar dapat mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh
Kopasude. Bidang Dokumentasi yaitu meliput sega