Strategi Pemasaran Buah Lokal (Studi Pada Toko Bolang Buah Binjai)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Indonesia adalah negara kepulauan yang telah dikenal di mancanegara
sebagai negara yang memiliki sumber daya hayati yang beragam terutama
tumbuhan. Keberagaman tumbuhan ini didukung oleh iklim tropis dan juga
kesuburan tanah yang dimiliki Indonesia. Tak heran jika Indonesia juga dikenal
sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermatapencaharian
disektor pertanian atau perkebunan. Salah satu komoditas yang dihasilkan oleh
Indonesia dari sektor ini adalah buah-buahan.
Kita dapat melihat produksi buah di Indonesia yang tak pernah habis,
selalu ada produksi yang dihasilkan meskipun tanpa pemeliharaan menggunakan
pupuk dan pestisida sekalipun. Pada dasarnya, buah-buahan seperti durian, duku,
langsat, manggis, dan sebagainya, tumbuh liar tanpa banyak campur tangan
manusia. Demikian pula halnya dengan berbagai jenis pohon-pohonan, baik yang
berfungsi sebagai peneduh (sawo kecik), ataupun penghasil buah (rambutan,
kelengkeng, jeruk). (Zulkarnain,2009)
Buah-buahan sangatlah dibutuhkan oleh manusia dalam memenuhi
kebutuhan akan gizi seimbang. Hal ini dikarenakan, sebagian dari zat-zat yang
dibutuhkan oleh tubuh hanya terdapat di dalam buah seperti vitamin dan mineral.

Sebagai pangan sumber vitamin dan mineral, buah-buahan mensuplai
energi sebesar 193,39 kkal/kapita/hari (5,92 persen dari total ketersediaan) di
tahun 2010. Kontribusi yang cukup besar berasal dari dua komoditas, yaitu jeruk
sebesar 78,12 kkal/kapita/hari dengan volume 54,99 kg/kapita/tahun dan pisang

1

Universitas Sumatera Utara

2

sebesar 35,99 kkal/kapita/hari dengan volume 25,34 kg/kapita/tahun. Pada tahun
2011 mengalami peningkatan yang mana kontribusi energi dari buah pada tahun
2011 menjadi 215 kkal/kapita/hari (5,63 persen terhadap total ketersediaan).
Ketersediaan tersebut didominasi oleh salak dan pisang yang masing-masingnya
memberi sumbangan sebesar 97,90 kkal/kapita/hari (22,13 kg/kapita/tahun) dan
48,96 kkal/kapita/hari (27,75 kg/kapita/tahun). (NBM Prov. Sumut,2010)
Kandungan zat-zat tersebut sangatlah dibutuhkan oleh tubuh. Oleh sebab
itu, buah-buahan sangatlah diperlukan sebagai salah satu jenis pangan yang
digunakan sebagai pelengkap dari menu makanan sehari-hari.

Seiring dengan semakin banyaknya jumlah pertumbuhan penduduk di
Indonesia, kebutuhan akan pangan juga semakin meningkat begitu juga dengan
kebutuhan akan buah-buahan. Hal inilah yang akhirnya memaksa para penjual
buah-buahan di Indonesia untuk melakukan impor buah demi memenuhi
kebutuhan akan buah-buahan. Begitu juga yang terjadi pada Kota Binjai.
Kota Binjai merupakan salah satu kota di daerah Provinsi Sumatera Utara
yang memproduksi berbagai tanaman jenis buah. Hal ini dikarenakan Kota Binjai
memiliki tanah yang subur akan unsur hara dan mineral yang mencukupi bagi
pertumbuhan tanaman komoditas buah-buahan. Meskipun Kota Binjai merupakan
kota yang memproduksi buah-buahan, tetapi tetap saja besarnya kebutuhan akan
buah-buahan mengharuskan penjual untuk menjual buah-buahan impor sebagai
alternatif lain demi memenuhi kebutuhan tersebut.
Menurut Setyabudi, dkk (2008), yang melakukan penelitian buah impor di
Bogor dan sekitarnya mengungkapkan bahwa buah-buahan impor teridentifikasi
mengandung formalin dan pestisida yang dilarang dalam penggunaannya.

Universitas Sumatera Utara

3


Penggunaan formalin dan pestisida pada buah-buahan impor dapat terjadi di
negara produsennya maupun setelah sampai di negara pengimpor. Oleh karena itu
perlu standar mutu yang lebih luas terhadap buah impor guna melindungi
konsumen terhadap dampak negatif dari penggunaan bahan kimia terlarang.
Kemunculan buah-buahan impor ini memaksa para produsen buah-buahan
lokal untuk dapat terus meningkatkan produksinya demi menyaingi buah-buahan
impor yang ada di Indonesia terutama di Kota Binjai. Baru-baru ini juga media
kerap meliput mengenai masuknya buah jeruk dari Cina yang menyebabkan Jeruk
di Sumatera Utara khususnya Kota Binjai menjadi kalah pamor. Harga jeruk
yang ditawarkan oleh negara Cina lebih murah dibandingkan harga jeruk dari
tanah karo sehingga petani Tanah Karo terpaksa menurunkan harga jualnya agar
dapat bersaing dengan produksi jeruk impor tersebut.
Jika dilihat dari harga yang ditawarkan petani Tanah Karo untuk
mengimbangi harga jeruk impor, tidak menghasilkan keuntungan yang relevan.
Apabila mendapat keuntungan, keuntungan yang didapat tidak sesuai dengan
recana usaha tani yang biasanya mereka lakukan. Bila hal ini selalu terjadi,
keadaan jeruk Tanah Karo akan semakin sulit baik bagi petaninya maupun
eksistensinya di pasar lokal.
Menteri Pertanian pada tahun 2011 mengeluarkan peraturan Menteri
Pertanian nomor 89/Permentan/OT.140/12/2011 tentang perubahan atas peraturan

Menteri Pertanian nomor 37/Kpts/HK.060/1/2006 tentang persyaratan teknis dan
tindakan karantina tumbuhan untuk pemasukan buah-buahan dan/atau sayuran
buah segar ke dalam wilayah negara Repulik Indonesia. Peraturan tersebut pada
intinya membatasi pintu masuknya impor buah ke Indonesia, yaitu awalnya

Universitas Sumatera Utara

4

terdapat 7 (tujuh) pintu masuk impor buah dipersempit menjadi 4 (empat).
Keempat pintu masuk impor buah yang baru yaitu hanya melalui: Pelabuahn Laut
Tanjung Perak (Surabaya), Pelabuhan Laut Belawan (Medan), Bandara SoekarnoHatta (Jakarta) dan Pelabuhan Laut Soekarno - Hatta (Makassar).
Melihat pelabuhan Belawan di Medan menjadi salah satu pintu masuk
impor, kemungkinan besar jumlah buah-buahan impor semakin besar jumlahnya.
Namun buah-buahan impor tidak selalu memiliki keuntungan meskipun
jumlahnya yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi Sumatera Utara serta harga
yang biasanya lebih murah daripada produk lokal tidak menjamin keunggulan
keamanan konsumsi bagi konsumen. Keberadaan buah-buahan impor yang
ketergantungan akan dapat melemahkan petani Sumatera Utara baik dari segi
produktivitas maupun dari segi pendapatan, yang lambat laun akan menyurutkan

semangat petani lokal untuk berproduksi. Untuk itu perlu dianalisis apa saja yang
dapat meningkatkan pemasaran buah lokal oleh petani lokal dalam menanggapi
keberadaan buah-buah impor.
Strategi untuk menghadapi lingkungan eksternal dapat ditetapkan dengan
mengetahui apa yang menjadi ancaman (threats) dan apa yang menjadi peluang
(opportunities) bagi pelaku usaha. Setelah mengetahui lingkungan eksternal yang
dihadapi, maka analisis lingkungan internal perlu dilakukan guna mengetahui apa
yang menjadi kekuatan (strengths) dan apa yang menjadi kelemahan
(weaknesseses) dari pelaku usaha. Dengan demikian pedagang usaha selalu dapat
beradaptasi dengan lingkungannya sehingga upaya untuk mencapai tujuan
senantiasa akan dapat dicapai. Penggunaan analisis SWOT (Strength, Weakness,
Opportunities, Threats) sebenarnya telah muncul sejak ribuan tahun yang lalu dari

Universitas Sumatera Utara

5

bentuk yang paling sederhana, yaitu dalam rangka menyusun strategi untuk
mengalahkan musuh dalam setiap pertempuran, sampai menyusun strategi untuk
memenangkan persaingan bisnis dengan konsep cooperation dan competition.

SWOT merupakan salah satu alat yang dapat dipakai untuk mengetahui
keunggulan dan kelemahan suatu pedagang usaha. Analisis SWOT adalah analisis
terhadap kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesseses), peluang/kesempatan
(opportunitiess) dan ancaman (threats) yang dimiliki dan dihadapi oleh pelaku
usaha maupun pedagang usaha.
Melihat perkembangan impor dan jumlah konsumsi terhadap buahbuahan yang terus berubah-ubah, maka dapat disimpulkan pengaruh konsumsi
masyarakat terhadap buah lokal juga dipengaruhi oleh harga buah lokal itu sendiri,
tawaran terhadap buah impor, dan harga buah impor itu sendiri.

Perbedaan

kesenjangan antara kualitas dan harga buah impor mempengaruhi pemasaran buah
lokal di pasar Kota Binjai, terlebih pada toko Bolang Buah Binjai dimana toko
tersebut menjual berbagai macam buah lokal. Hal ini yang menyebabkan adanya
dampak masuknya buah impor ke pasar buah khususnya Kota Binjai.
Melihat adanya permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk
menganalisis Strategi pemasaran buah lokal di Kota Binjai. Dengan dilakukannya
kajian dampak keberadaan buah impor yang masuk ke Kota Binjai maka
diharapkan dapat disusun strategi pemasaran yang dapat meningkatkan daya jual
buah lokal sehingga mampu bertahan di wilayah Sumatera Utara khususnya daerah

Kota Binjai. Judul penelitian ini adalah “Strategi Pemasaran Buah Lokal (Studi
Pada Toko Bolang Buah Binjai)”.

Universitas Sumatera Utara

6

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
“Bagaimana strategi pemasaran buah lokal di Toko Bolang Buah Binjai?”
1.3 TujuanPenelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi
pemasaran buah lokal di Toko Bolang Buah Binjai.
1.4 Manfaat Penelitian
Setiap penelitian guna memperoleh manfaat yang berguna bagi seluruh
pihak-pihak yang bersangkutan. Manfaat yang diharapkan oleh penulis dalam
melakukan penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Penelitian


ini

diharapkan

bermanfaat

untuk

melatih,

menerapkan,

meningkatkan dan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta lebih
mengerti dan memahami teori-teori yang didapat selama proses perkuliahan.
Penulis juga ingin menambah pengetahuan di bidang penerapan strategi
pemasaran khususnya metode analisis SWOT.
2. Bagi Pemilik Usaha
Penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada pedagang buah khususnya di
Kota Binjai baik dalam sektor penjualan maupun pemasaran terhadap buah

impor yang dampaknya akan berpengaruh kepada eksistensi buah lokal. Oleh
sebab itu, dengan dilakukannya penelitian ini dapat pula memberikan
kontribusi bagi para pedagang buah maupun bagi para petani yang nantinya
akan dapat membuat strategi pemasaran untuk menangani setiap permasalahan

Universitas Sumatera Utara

7

yang timbul serta memberikan tunjangan bagi para pedagang dan petani
sehingga dapat hidup makmur.
3. Bagi Program Studi Administrasi Bisnis
Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi program studi dan memberikan
informasi tambahan yang berguna bagi mahasiswa/i dalam melakukan
penelitian dengan objek maupun masalah yang sama dan mengembangkan di
masa yang akan datang atau ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.

Universitas Sumatera Utara