Respon dan Intensitas Nyeri Pulpa pada Lansia di Panti Jompo Yayasan Guna Budi Bakti Medan

 1

 

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pulpa gigi merupakan jaringan ikat khusus yang tertutup oleh dentin dan enamel,
serta merupakan jaringan yang memiliki kandungan mineral yang paling tinggi dalam
tubuh.1 Pulpa berasal dari jaringan mesenkim yang mengisi kamar pulpa dan saluran
radiks gigi yang dibentuk dental papila selama perkembangan embrio.2 Pulpa gigi
adalah jaringan lunak heterogen yang terletak di pusat gigi, yang berisi berbagai jenis
sel dan molekul matriks ekstraselular.3 Fungsi utama dari pulpa adalah formatif; yaitu
membentuk odontoblas yang tidak hanya membentuk dentin tetapi juga berinteraksi
dengan jaringan epitelium untuk memulai pembentukan enamel di masa awal
perkembangan gigi. Setelah pembentukan gigi, pulpa mempunyai fungsi sekunder yang
berkaitan dengan sensitivitas gigi, hidrasi, dan pertahanan. Penghantar sensorik pulpa
terdiri dari ujung saraf bebas, respon pulpa terhadap berbagai rangsangan menimbulkan
rasa nyeri. Dokter gigi memiliki peran penting dalam mengontrol rasa nyeri pada
gangguan orofasial. Kesehatan pulpa merupakan hal yang penting bagi keberhasilan

prosedur perawatan gigi.3,4
Proses penuaan adalah satu proses multidimensional termasuk perubahan fisik
dan psikososial. Menurut WHO, manusia berusia 60 tahun ke atas adalah manusia lanjut
usia (manula) dan pertumbuhan lanjut usia di Indonesia sejak tahun 1995-2050
mengalami pertumbuhan terbesar di Asia sebesar 414%. Proses menua berlangsung
secara alamiah dalam tubuh yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan
selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis dan biokemis pada
jaringan tubuh yang akhirnya mempengaruhi kemampuan fisik secara keseluruhan.5,6
Pulpa seperti halnya jaringan ikat lain akan berubah sesuai dengan perjalanan
usianya. Perubahan tersebut ada yang bersifat alamiah (kronologik) ada pula yang
akibat cedera (patofisiologik). Apapun penyebabnya, perubahan tampilan pulpa
(perubahan morfologik) atau perubahan dalam fungsi pulpa (perubahan fisiologik)

 

Universitas Sumatera Utara

 2

 


memang benar terjadi. Antara usia 20 sampai 70 tahun, densitas sel berkurang sekitar
50%, hal ini mempengaruhi semua sel, dari odontoblas yang berdiferensiasi sampai
stem sel yang tidak berdiferensiasi.7 Penelitian mengenai prakiraan usia dengan analisis
histologis juga banyak dilakukan terhadap sel pulpa gigi, karena sel pulpa dapat
digunakan sebagai parameter untuk memprakirakan usia individu. Seiring dengan
bertambahnya usia, terjadinya penurunan densitas sel odontoblas dan sel subodontoblas,
sedangkan sel fibroblas menujukkan peningkatan yang tidak terlalu signifikan.8
Kamar pulpa akan terus menerus bertambah kecil dengan bertambahnya usia.
Jarak antara dasar pulpa dengan atap pulpa pada usia 10-19 tahun adalah 1,72 mm,
sedangkan pada usia 50-59 tahun adalah 0,72 mm, secara rata-rata menyempit sampai
50%. Di dalam pulpa terjadi pertambahan jaringan kolagen, pengurangan sel
odontoblas, pembentukan rangka jaringan ikat dan pengurangan sel pulpa.9 Pulpa
menjadi kurang vaskular, kurang seluler dan lebih fibrotik. Beberapa kasus, gigi pada
usia tua akan dihadapkan pada berbagai penyakit gigi seperti karies, penyakit
periodontal dan keausan gigi dengan etiologi yang patologis maupun fisiologis. Vitalitas
gigi menjadi terganggu oleh proses penuaan, dan nekrosis pulpa mungkin menjadi
konsekuensinya.10
Saat ini tes termal sensitivitas pulpa merupakan metode penting yang akan
membantu dalam mendiagnosis kondisi jaringan pulpa.11 Tes dingin memiliki akurasi

yang lebih besar (86-94%) dari tes elektrik (71-89%) dan tes panas (71-86%).
Umumnya bahan yang tersedia untuk tes dingin adalah CO2 snow, es, dan semprotan
pendingin

(misalnya,

tetrafluoroethane,

butana,

propana,

isobutana,

dicholorofluoromethane, dan ethyl chloride). Ethyl chloride merupakan bahan populer
yang digunakan.12,13 Penggunaan semprotan bahan pendingin telah terbukti sebagai
metode yang diprediksi untuk melakukan tes pulpa.13
Respon pulpa terhadap stimulus dingin sering digunakan dalam memandu
diagnosis pulpa dan rencana perawatan pada gigi responden lanjut usia. Selain itu juga
berguna untuk menilai pengaruh usia terhadap waktu respon pulpa dan intensitas nyeri.

Menurut penelitian Farac dkk (2012) di San Paulo, Brazil menyatakan bahwa waktu
respon pulpa meningkat ketika seorang semakin tua sementara intensitas nyeri

 

Universitas Sumatera Utara

 3

 

berkurang. Insiden pulpitis asimptomatis lebih tinggi pada responden diatas 53 tahun.
Pada responden lanjut usia banyak gigi dapat berkembang menjadi nekrosis pulpa tanpa
jangka waktu sakit.14
Kurangnya pengetahuan tentang perubahan-perubahan yang terjadi akibat
pertambahan usia dapat menyebabkan perawatan yang berlebihan atau tidak perlukan.
Salah dalam mengevaluasi penyakit sebagai perubahan proses penuaan yang normal
merupakan konsekuensi yang serius. Gigi berbeda dari sebagian besar bagian lain dari
tubuh yang kapasitas reparatif atau regeneratif dari unsur jaringannya yang sangat
terbatas.15 Menurut penelitian Daud dkk (2014) di Malaysia, kepadatan sel-sel pulpa

didaerah mahkota berkurang dan sel-sel ini mengalami perubahan secara morfologik
seiring dengan penuaan dari individu dan hal ini mempengaruhi kemampuan pulpa
untuk melawan penyakit gigi. Hasil penelitiannya menunjukkan pada kelompok usia 6080 tahun, kepadatan sel odontoblas dibagian mahkota berkurang 59%, kepadatan sel
subodontoblas berkurang sebanyak 59% di bagian mahkota dan 63% dibagian akar,
sedangkan kepadatan sel fibroblas berkurang sekitar 33% di bagian mahkota dan 39%
dibagian akar.16
Belum adanya penelitian mengenai pengaruh penuaan terhadap pulpa pada
lansia di kota Medan dan sekitarnya mendorong peneliti untuk melakukan penelitian
tentang pengaruh usia penuaan terhadap waktu respon dan intensitas nyeri pulpa yang
dilakukan pada sampel yang berusia 60 tahun keatas sehingga dapat dijadikan informasi
tambahan dalam membantu praktisi untuk menentukan rencana perawatan yang tepat.
1.2 Perumusan Masalah Penelitian
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat hubungan usia penuaan terhadap peningkatan waktu respon
pulpa gigi?
2. Apakah terdapat hubungan usia penuaan terhadap penurunan intensitas nyeri
pulpa gigi?

 


Universitas Sumatera Utara

 4

 

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui adanya hubungan usia penuaan terhadap peningkatan
waktu respon pulpa dalam tes sensibilitas pulpa.
2. Untuk mengetahui adanya hubungan usia penuaan terhadap penurunan
intensitas nyeri pulpa dalam tes sensibilitas pulpa.
1.4 Hipotesis Penelitian
1. Terdapat hubungan antara peningkatan waktu respon pulpa dengan
bertambahnya usia penuaan.
2. Terdapat hubungan antara penurunan intensitas nyeri pulpa dengan
bertambahnya usia penuaan.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Menambah pengetahuan dalam bidang kedokteran gigi mengenai perubahanperubahan jaringan gigi khususnya pulpa akibat penuaan.

2. Sebagai data tambahan untuk penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh
proses penuaan terhadap perubahan yang terjadi pada jaringan gigi.
1.5.2 Manfaat Praktis
Dapat menjadi pedoman pada dokter gigi atau tenaga medis dalam melakukan
diagnosa/ rencana perawatan gigi khususnya terhadap responden dengan usia lanjut.

 

Universitas Sumatera Utara