Perancangan Galeri Paradise of North Sumatera di Kota Medan ( Tema : Asitektur Metafora ) Chapter III VI
62
BAB III
METODOLOGI
3.1.
Kerangka Perancangan
Menurut buku Metode Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan
Kualitatif karangan Dr. Elvinaro Ardianto mencirikan metode kualitatif deskripsi
sebagai berikut : Metode kualitatif deskriptif menitik beratkan pada observasi dan
suasana
alamiah
(natural
setting).
Penelitian
terjun
langsung
ke
lapangan,bertindak sebagai pengamat. Ia membuat kategori perilaku, mengamati
gejala, dan mencatatnya dalam buku observasi. Ia tidak berusaha untuk
memanipulasi variable. (Ardianto, 2014:6).
3.2 .
Kerangka Pendekatan
Dalam membuat analisis ini, dapat dilakukan beberapa pendekatan yang
berkaitan dengan tujuan perancangan. Pendekatan-pendekatan tersebut yaitu :
1. Pendekatan dengan studi ke lapangan
Ialah pendekatan dengan mengumpulan data-data yang ada dengan
dilakukannya perolehan data dari instansi terkait, observasi lapangan, dan
lingkungan sekitar, kegiatan atau aktivitas, fungsi eksisting serta menganalisa
potensi dan permasalahan yang ada dilingkungan sekitar serta memperoleh
gambaran maupun data dari survey studi lapangan.
2. Pendekatan dengan cara studi literatur/studi pustaka
Ialah
pendekatan
dengan
mengumpulan
data
untuk
mempelajari
permasalahan yang ditemukan serta pemecahkan masalah berdasarkan
referensi-referensi yang dianggap relevan dan mendukung dalam proses
perancangan seperti jurnal,buku panduan, standar bangunan maupun standar
keselamatan pada bangunan seusai dengan fungsi proyek dan kelayakannya.
3. Pendekatan dengan cara studi banding
Ialah pendekatan dengan melakukan studi banding terhadap bangunan yang
mempunyai fungsi dan tema sejenis serta melakukan pendekatan berupa
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
63
mencari data yang telah ada. Sumber-sumber dapat berupa survey langsung
maupun sumber tertulis seperti buku, media cetak, internet da sumber-sumber
lain yang dianggap dapat mendukung proses perancangan.
3.3.
Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Yaitu
pengumpulan
data
dengan
cara
survei
lapangan.
Mengamati
permasalahan yang ada pada tapak dan mencatat data-data tapak, potensi
tapak dan mengambil gambar yang dibutuhkan.
2. Metode Literatur
Dalam memperoleh data dan informasi yang diperlukan, digunakan studi
kepustakaan dan studi lapangan. Studi kepustakaan diperoleh dengan cara
mengkaji literatur dan beberapa hasil observasi langsung ke lapangan untuk
memperoleh data terkait dengan daya dukung jalan dan fungsi yang telah ada
disekitar wilayah Batang Kuis. Adapun data yang dibutuhkan terdiri dari :
3. Data Primer
Data primer berupa data yang berhubungan dengan data fisik kawasan. Data
primer merupakan data kualitatif dan kuantitatif yang dihasilkan melalui
wawancara dan observasi langsung. Data primer tersebut diantaranya adala :
a. Kondisi Lahan
b. Kondisi Bentuk dan Massa Bangunan
c. Kondisi Sirkulasi
d. Kondisi Ruang Terbuka
e. Kondisi Pedestrian
f. Kondisi Penanda
g. Kondisi Pendukung Kegiatan
h. Kondisi Preservasi
4. Data Sekunder
5. Data sekunder berupa peta, kebijakan-kebijakan yang terdapat pada kawasan
pengembangan serta asumsi-asumsi dan analisis. Data sekunder ini
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
64
merupakan data kualitatif dan kuantitatif yang didapatkan dari kajian literatur
yang diperoleh dari sumber-sumber terkait, seperti :
a. Data mengenai kondisi lokasi perancangan, pencapaian lokasi yang
diperoleh dari google earth dan google maps.
b. Data mengenai tata guna lahan, data ini dapat diperoleh dari Rencana
Umum Tata Ruang Kota Medan (RUTRK).
6. Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh
peneliti dengan menelaah teori-teori, pendapat-pendapat serta pokok-pokok
pikiran yang terdapat dalam media cetak, khususnya buku-buku yang
menunjang dan relevan dalam masalah yang dibahas dalam penelitian.
(Suarwono, 2010:34-35).
3.4.
Metode Diagnosis/Analisa
Metode analisis dilakukan berdasarkan aspek-aspek yang diperoleh dari
hasil kajian literatur yaitu dengan mengenali karakteristik kawasan studi,
permasalahan, potensi dan batasan, analisis kebutuhan fungsi, kemudian
melakukan tinjauan terhadap rencana kebijakan pengembangan kawasan,
kemudian melakukan analisis literatur melalui kajian teori dan studi kasus untuk
mendapatkan karakteristik dan prinsip-prinsip pengembangan dan perancangan
kawasan Galeri Paradise Of North Sumatera di Kota Medan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
75
BAB IV
DESKRIPSI PROYEK
Gambar 4.1. Peta Indonesia
Sumber: google.com
Letak geografis kota Medan berada pada 2o27’-2o47’ lintang utara
dan 98o35’- 98o44’ bujur timur. Berada 2.5-37.5 meter diatas permukaan laut.
Topografi site datar (tidak berkontur), iklim tropis dengan suhu minimum antara
23.3oC-24.4oC
dan
suhu
maksimum
antara
30.7oC-33.2oC.
Wilayah
Pengembangan Pembangunan Kota Medan terdiri dari 5 WPP, beserta wilayah
per WPP, seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1. Tata Guna Lahan Kota Medan
WPP
A
Cakupan Kecamatan
1.
2.
3.
B
C
Kec. Medan Belawan
Kec. Medan Marelan
Kec. Medan Labuhan
Kec. Medan Deli
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kec. Medan Timur
Kec. Medan perjuangan
Kec. Medan Tembung
Kec. Medan Area
Kec. Medan Denai
Kec. Medan Amplas
Pusat
Pengembangan
Belawan
Tanjung Mulia
Aksara
Sasaran Peruntukkan
Pelabuhan, industri, pemukiman,
rekreasi, maritim, usaha kegiatan
pembangunan jalan baru, jaringan
air minum, septic tank, sarana
pendidikan
Kawasan
perkantoran,
perdagangan,
rekreasi
indoor,
pemukiman, pembangunan jalan
baru,
jaringan
air
minum,
pembuangan sampah, dan sarana
pendidikan
Pemukiman, perdagangan, dan
rekreasi, pembangunan sambungan
air minum, septic tank, jalan baru,
rumah
permanen,
sarana
pendidikan dan kesehatan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
76
Tabel 4.1. Tata Guna Lahan Kota Medan (Lanjutan)
WPP
D
E
Cakupan Kecamatan
1.
2.
3.
4.
5.
Kec. Medan Johor
Kec. Medan Kota
Kec. Medan Baru
Kec. Medan Maimoon
Kec. Medan Polonia
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kec. Medan Barat
Kec. Medan Petisah
Kec. Medan Sunggal
Kec. Medan Helvetia
Kec. Medan Selayang
Kec. Medan Tuntungan
Pusat
Pengembangan
Inti Kota
Sei Sikambing
Sasaran Peruntukkan
Kawasan perdagangan, perkotaan,
rekreasi indoor dan pemukiman,
dengan
program
kegiatan
pembangunan
perumahan
permanen, penanganan sampah
dan sarana pendidikan
Kawasan
pemukiman,
perdagangan, dan rekreasi dengan
program kegiatan sambungan air
minum, septic tank, jalan baru,
rumah
permanen,
sarana
pendidikan dan kesehatan
Gambar 4.2. Lokasi Perancangan Proyek, Jalan Pattimura kec. Medan Baru,
Sumatera Utara
Sumber: Google Map
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
77
4.1.
Judul Proyek
Lokasi perancangan Galeri Paradise of North Sumatera berada di Jalan
Pattimura, Kecamatan Medan Baru, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara,
Indonesia. Lokasi perancangan ini merupakan kawasan
rekreasi indoor dan
pendidikan dengan tujuan menciptakan kondisi yang mudah
bagi
kalangan
pelajar untuk dapat mengakses fasilitas dan informasi.
Kondisi eksisting pada lokasi perancangan pada saat ini terdiri atas lahan
kosong berupa tanah, pasir dan rumput dengan kondisi kontur tanah yang agak
datar dan dikelilingi oleh vegetasi rawa dan pohon rindang. Secara umum dapat
diuraikan dekskripsi umum proyek Galeri Paradise of North Sumatera di Kota
Medan ini adalah sebagai berikut:
1. Nama Proyek : Galeri Paradise of North Sumatera di Kota Medan
2. Status Proyek : Fiktif
3. Lokasi : Jl. Pattimura, Kecamatan Medan Baru, Kotamadya Medan, Provinsi
Sumatera Utara, Indonesia.
Gambar 4.3. Peta Lokasi Site
Sumber: Google map
Luas Lahan
: + 1,8 Ha (+ 18.000 m2)
Kontur
: Datar
KDB
: 80 %
KLB
: 3-5 lantai
GSB
: 9,5 meter
Potensi Lahan
:
1. Terletak dipusat kota
2. Berada pada kawasan pendidikan, permukiman, dan perkantoran
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
78
3. Luas site mendukung + 1,8 Ha
4. Memiliki jalur utilitas yang baik
5. Lahan memiliki potensi alam yang tinggi, terdapat sungai dan pepohonan
yang tinggi.
6. Dilalui angkutan umum
4.2.
Luasan Site
Site untuk proyek ini berbentuk persegi panjang dengan luas keseluruhan
1,8 Ha. (multi massa). Dapat dilihat pada gambar.
Gambar 4.4. Ukuran Site
Sumber: Google map
Lebar Jln. Kapten Pattimura
GSB Jln. Kapten Pattimura
:
9,5 meter
GGS (Sungai Babura)
:
15 meter
Bangunan Eksisting
4.3.
Tata Guna Lahan
:
:
17 meter
tanah kosong
Di dalam RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kotamadya Medan),
lokasi site berada di daerah Jalan K. patimura, Kecamatan Medan Baru, yang
termasuk ke dalam WPP D (wilayah pengembangan Pembangunan D) dengan inti
kota sebagai pusat perdagangan, perkantoran, rekreasi indoor dan pemukiman,
dengan program kegiatan pembangunan perumahan permanen, penanganan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
79
sampah dan sarana pendidikan. Sebagai kawasan perkantoran, rekreasi indoor
dan pemukiman, lokasi ini sangat berpotensi untuk dibangunnya bangunan yang
bersifat edukatif dan rekreatif sebagai wadah pengembangan seni bagi
masyarakat Kota Medan.
Peta tata guna lahan dengan radius 500 meter:
U
Gambar 4.5. Peta Tata Guna Lahan
Sumber : Olahan Data dan RUTRK, 2017
Legenda
=
Permukiman Penduduk
=
Perkantoran
= Sarana Penginapan
= Taman
=
Fasilitas
Umum
(kesehatan,
peribadatan,
organisasi
baik
pemerintahan
maupun
swasta, SPBU)
= Sarana Pendidikan
= Sarana Komersil
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
80
= Sungai
4.4.
Sarana dan Prasarana
Prasarana yang mendukung site diantaranya:
1. Jalan yang cukup lebar pada Jalan K.Pattimura memungkinkan sirkulasi
kendaraan dan jalan Gang samping site yang akan menjadi jalur sirkulasi
alternative.
2. Fasilitas air bersih
3. Fasilitas roil kota
4. Fasilitas listrik
5. Fasilitas pedestrian
6. Fasilitas telepon
Gambar 4.6. Jalan Sudirman
Sumber: Data Survei, 2017
Gambar 4.7. Jalan K. Pattimura
Sumber: Data Survei, 2017
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
81
Gambar 4.8. Fasilitas Gas, Telepon dan Listrik
Gambar 4.9. Fasilitas Jalur Pedestrian
Gambar 4.10. Saluran Parit
Melihat dari keberadaan lokasi, terdapat beberapa sarana yang dapat menjadi
pendukung, diantaranya:
1. Sarana rekreasi
Gambar 4.11. Sarana Rekreasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
82
2. Sarana pendidikan
Gambar 4.12. Sarana Pendidikan
3. Sarana peribadatan
Gambar 4.13. Sarana Peribadatan
4. Sarana kesehatan
Gambar 4.14. Sarana Kesehatan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
83
5. Sarana perkantoran
Gambar 4.15. Perkantoran
Secara umum, kawasan sekitar site merupakan area yang berpotensi sebagai
area rekreasi dan pendidikan yang didukung dengan adanya permukiman
menengah ke atas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
84
4.7.
Bangunan Keksisting Sekitar
Gambar 4.16. Bangunan Sekitar
Lokasi site berada di sekitar bangunan pendidikan, dan rekreasi, sangat
mendukung fungsi proyek. Hal ini dikarenakan Galeri Seni ini memiliki tujuan
sebagai wadah edukasi dan rekreasi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
85
BAB V
ANANLISA PERANCANGAN
5.1.
Analisis Fungsional
5.1.1. Program Kegiatan
Berikut adalah tabel kelompok, jenis, karakteristik dan pemakai
ruangan dalam Galeri Paradise of North Sumatera di Medan.
Tabel 5.1. Analisa Kegiatan
Kelompok
kegiatan
Jenis kegiatan
Kegiatan yang terjadi
Kriteria
Pemakai
- Publik
Pengunjung
- Sirkulasi jelas Pengelola
Memamerkan objek koleksi
Pameran tetap
dengan jangka waktu
dan terarah
- Fleksibilitas
ruang tinggi
sedikitnya 3 tahun
- Tenang,
nyaman,
dan
dinamis
Pameran
- Publik
Pengunjung
- Sirkulasi jelas Pengelola
Pameran
temporer
Memamerkan objek koleksi
dengan jangka waktu 1
minggu sampai 1 bulan
dan terarah
- Fleksibilitas
ruang tinggi
- Tenang,
nyaman,
dan
dinamis
Menyelidiki,
- Semi publik
R.perawatan objek mengidentifikasi,
memelihara,
koleksi
- Nyaman
memperbaiki
Pengunjung
dan Pengelola
tenang
objek koleksi
Perawatan
Studio foto
Membuat foto, slide,
untuk
film
keperluan
dokumentasi
- Semi publik
- Orientasi
Pengunjung
ke Pengelola
dalam
Pendidikan
Menyelenggarakan
- semi publik
(sanggar)
pendidikan non-formal dan
- tenang
Pendidikan
-
R. foto
latihan bagi para pecinta seni
dan
-
R. sketsa
(yang
model
belajar
R. lukis
melukis)
pelatihan
-
Perpustakaan
Menyimpan dan
mengelola
nyaman
- publik
Seniman
dan Pengelola
Pengunjung
mau
Pengunjung
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
86
Kelompok
kegiatan
Jenis kegiatan
Kegiatan yang terjadi
Kriteria
buku yang berkaitan dengan
- fleksibilitas
seni lukis
Ruang seminar
Menyelenggarakan kegiatan-
- publik
Pengunjung
kegiatan
yang
- tenang,
Pengelola
seni
nyaman
seminar
berhubungan dengan
dan
lukis
Menampung
Workshop
pengelola
ruang tinggi
Pendidikan
pelatihan
Pemakai
dan seniman
fleksibel
kegiatan
seniman
- semi publik
Seniman
- mengundang
Pengunjung
(seniman)
kekreatifitasan
Cafe
Souvenir Shop
Pelengkap
Medical centre
Tempat istirahat,
makan/minum
Menjual cendera mata dan
benda seni yang berkaitan
dengan seni lukis
Menampung pengguna
bagunan yang mengalami
kecelakaan
Mengelola hal-hal
administrasi
Publik
nyaman
-
publik
mudah dicapai
dan menarik
semi publik
tenang, mudag
dicapai dan
bersih
-
Pengunjung
Pengelola
Staff kesehatan
Pengguna
bangunan
Menjaga keamanan dan
ketertiban
Tempat penyediaan dan
pengaturan sumber listrik, air
dan pengkoordinasian udara
Penerimaan dan
pengiriman
(loading dock)
Meneliti dan menganalisa
objek koleksi
-
servis
akses ke jalan
pengelola
Penyimpanan
sementara
Menyimpan objek koleksi
untuk dipamerkan atau
dikirimkan
-
servis
aman
pengelola
Pengelola
Keuangan
Gudang
Keamanan
ME
Menangani manajemen
keuangan
Menyimpan objek koleksi
-
Pengunjung
Pengelola
privat
Pengelola
formal
semi publik
formal dan
Pengelola
tenang
servis
servis
servis
mudah
servis
melayani semua
kegiatan
tidak
menggangu
servis
kegiatan lain
Administrasi
Servis
-
-
5.1.2. Pola Kegiatan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
87
- Pengunjung
Melihat Pameran
Mengikuti Lelang
Pulang
Istirahat
Mengikuti Pelatihan
Mengisi Buku Tamu
Datang
Menikmati Fasilitas Lainnya
Gambar 5.1. Pola Kegiatan Pengunjung
- Pengelola
Rapat
Absen
Datang
Kerja
Kerja
Pulang
Istirahat
Gambar 5.2. Pola Kegiatan Pengelola
-
Datang-absen-kerja-rapat-istirahat-kerja-pulang
-
Datang-absen-kerja-istirahat-kerja-pulang
-
Seniman
Rapat
Melukis/Mengajar
Datang
Istirahat
Pulang
Pameran
Gambar 5.3. Pola Kegiatan Seniman
-
Datang-melukis/mengajar-rapat-istirahat-pulang
-
Datang-melukis/mengajar-rapat- pulang
-
Datang-melukis/mengajar- istirahat-pulang
-
Datang-melukis/mengajar- istirahat-pameran-pulang
-
Datang-melukis/mengajar- pameran-pulang
5.2.
Analisis Ruang Luar
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
88
5.2.1.
Kondisi Eksisting
Kondisi eksisting pada lokasi perancangan merupakan lahan kosong yang
ditumbuhi pepohonan dan terdapat beberapa bangunan kosong yang sudah tidak
dihuni lagi. Pada bagian depan lokasi perancangan terdapat pedestrian yang
cukup lebar dan layak digunakan (Gambar 4.2). Pada bagian Utara lokasi
perancangan merupakan pemukiman yang sebagian beralih fungsi menjadi
restoran (Restoran Bhinnekha dan Restoran Babura).
Gambar 5.4. Kondisi Eksisting Lokasi Perancangan
Pada bagian Selatan lokasi merupakan pemukiman penduduk dengan
tingkat kepadatan sedang (Gambar 5.3) yang berada di Jl. Kampung Mandailing.
Pada
bagian
Barat
lokasi
perancangan
menghadap
ke
kantor
BPJS
Ketenagakerjaan (Gambar 5.4) dan RM. Garuda (Gambar 5.5). Pada bagian
Timur berbatasan langsung dengan Sungai Babura dimana terdapat kontur pada
bagian yang berdekatan dengan sungai. Selain itu lokasi perancangan yang
menghadap ke sungai, pada bagian depannya ditumbuhi pohon bambu sehingga
dari segi view ke luar tapak menjadi lebih baik, aman dan nyaman (Gambar 5.6).
Disekitar lokasi perancangan dan berdekatan dengan sungai terdapat musholla
(Gambar 5.7).
Gambar 5.5. Pemukiman di Jl. Kampung Mandailing
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
89
Gambar 5.6. Kantor BPJS Ketenagakerjaan
Gambar 5.7. Rumah Makan Garuda
Gambar 5.8. Kondisi Sungai Babura
Gambar 5.9. Musholla Berdekatan dengan Lokasi Perancangan
5.2.2.
Analisis Lingkungan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
90
Pada bagian Utara lokasi yang berbatasan dengan pemukiman terdapat
batas berupa tembok. Pada bagian Timur lokasi perancangan karena berbatasan
langsung dengan sungai sehingga terdapat kontur tanah. Pada bagian Selatan
merupakan pemukiman warga dengan tingkat kepadatan sedang. Sedangkan,
pada
bagian
Barat
lokasi
berbatasan
langsung
dengan
kantor
BPJS
Ketenagakerjaan dan RM. Garuda (Gambar 5.10).
Pada bagian yang menghadap ke tembok, harus dilakukan penyelesaian
dalam desain dengan merencanakan ruangan atau aktifitas yang cocok untuk
area tersebut. Selain itu pada bagian belakang yang berbatasan dengan sungai.
Dapat dimanfaatkan untuk kegiatan atau aktifitas yang membutuhkan ruang luar.
Pada Jl. Kampung Mandailing dapat dijadikan akses ke dalam lokasi
perancangan.
Gambar 5.10. Lingkungan Sekitar Site
Sumber: Olahan Data Pribadi, 2017
5.2.3.
Analisis Peraturan dan Batasan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
91
Berdasarkan Draft RDTR Tahun 2015, perancangan yang direncanakan
masuk dalam kategori Sarana Pelayanan Umum dengan persyaratan KDB max.
60%, KDH min. 20% dan Tinggi bangunan 51m (KKOP). Lokasi perancangan
memiliki Garis Sempadan Bangunan, sebagai berikut:
1. Jl. Patimura 15m.
2. Jln. Kamp. Mandailing 2,5m.
3. Berbatasan dengan lahan tetangga 2m.
4. Garis Sempadan Sungai Babura 15m.
Peruntukkan lahan untuk lokasi perancangan berdasarkan Draft RDTR
Tahun 2015, adalah perdagangan dan perumahan dengan kepadatan rendah.
Sehingga harus diubah peruntukan lahan untuk lokasi perancangan (Gambar
5.11).
Gambar 5.11. Peruntukan Lahan
Sumber: Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan
Area yang dapat digunakan untuk pembangunan adalah ±13.000 m 2
setelah dikurangai dengan garis sempadan. Luas bangunan pada lantai dasar
adalah tidak lebih dari ±10.200 m2 dengan asumsi KDB yang digunakan adalah
60% (Gambar 5.10).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
92
Gambar 5.12. Analisis Peraturan Dan Batasan
5.2.4.
Analisis Pejalan Kaki
Pada bagian depan lokasi perancangan sudah terdapat area pejalan kaki
(pedestrian) dengan lebar ±1,5 meter dan terdapat beberapa pohon didepan
lokasi (Gambar 5.13). Demi kenyamanan pengunjung yang berjalan kaki
dibutuhkan area perantara (penyambut) sebelum ke bangunan seperti piazza
ataupun yang lainnya.
Lokasi
Perancangan
Gambar 5.13. Analisa Pejalan Kaki
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
93
5.2.5.
Analisis Sirkulasi Kendaraan
Jalan Kapten Patimura merupakan salah satu jalan primer di Kota Medan
dan dapat dikategorikan jalan yang jarang terjadi kemacetan. Jalan Patimura
dapat dilalui masing-masing 2 kendaraan mobil pada 2 jalur yang berlawanan
(memiliki lebar ± 14m). Pada Jl. Kampung Mandailing lebar jalan ±4 m dapat
dilalui oleh satu kendaraan sehingga jalan ini harus diperlebar (menggunakan
lahan perancangan) agar dapat digunakan sebagai jalur kendaraan ke lokasi
perancangan (Gambar 5.14).
Gambar 5.14. Analisis Sirkulasi Kendaraan
Demi kenyamanan pengunjung direncanakan akan terdapat area drop off
untuk
pengunjung
yang
menggunakan
angkutan
umum
sehingga
tidak
menggangu arus lalu lintas Dan juga akan disediakan untuk parkir bus pariswisata
pada bagian depan lokasi lahan. Pembagian sirkulasi kendaraan terbagi menjadi
beberapa bagian yaitu :
1. Sirkulasi kendaraan pengunjung.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
94
2. Sirklulasi kendaraan servis.
Parkir kendaraan pengunjung berada di area depan site mengikuti cara
berparkir Galeri rahmatdyah yang menampung semua kendaraan pengunjung
berupa mobil, sepeda motor dan bus besar di depan sitenya.
5.2.6.
Analisis Kontur dan Drainase
Bentuk lokasi perancangan memanjang ke belakang dan juga pada
bagian belakang perancangan berbatasan langsung dengan sungai sehingga
semakin ke belakang semakin rendah. Kondisi lokasi perancangan pada bagian
belakang berpotensi untuk dijadikan area untuk panggung terbuka pada area yang
berkontur. Dari segi drainase, pada bagian depan lokasi terdapat selokan yang
memiliki lebar ±1.5m dengan kedalaman yang sekitar ±80-100 cm (Gambar 5.15).
Gambar 5.15. Kondisi Selokan Pada Jl. Patimura
Pada bagian belakang lokasi yang berdekatan dengan sungai, sebaiknya
lebih direncanakan sebagai daerah resapan dan minim pembangunan (akan
menghalangi aliran air ke daerah yang lebih rendah). Seperti taman dan lain-lain
(Gambar 5.16). Pada area depan lokasi juga sebaiknya dijadikan area untuk
resapan air sebelum mengalir ke selokan, seperti taman.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
95
Gambar 5.16. Analisis Kontur dan Drainase
5.2.7.
Analisis Lokasi Terhadap Sinar Matahari
Posisi site tidak tegak lurus dengan arah Utara. Bentuk dari lokasi site
miring dari arah utara sekitar 26º. Sehingga sinar matahri pada saat sore hari
akan menyinari pada bagian lokasi yang melebar (Gambar 5.17).
TIMUR
site
BARAT
Gambar 5.17. Arah Sinar Matahari
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
65
5.2.8.
Analisis Pemandangan dari Tapak
Berikut merupakan pemandangan dari tapak ke luar (Gambar 5.18).
Terdapat beberapa pemandangan yang kurang mendukung sehingga perlu ada
penyelesaian dalam perancangan.
Gambar 5.18. Analisa View dan Vegetasi
5.2.9.
Analisa Vegetasi
Dapat dilihat dari gambar 5.16 keadaan sekitar site terdapat banyak
vegetasi seperti dapat dilihat pada gambar 5.17
Gambar 5.19. Kondisi Vegetasi Eksisting
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
66
Tanggapan:
1. Vegetasi atau pepohonan yang berada di sekitar site sesuai sebagai peneduh,
mengurangi polusi udara akibat padatnya lalu lintas serta dapat mengurangi
teriknya sinar mathari
2. Vegetasi yang berada di Jalan Mandailing, kondisinya kurang yang
disebabkan jenis vegetasinya kurang sesuai dijadikan peneduh.
3. Vegetasi yang terdapat pada depan site yaitu yang berfungsi sebagai
buffer kebisingan pada bagian Jalan Kapten Pattimura, agar menghalangi
masuknya suara bising pada site.
5.3.
Analisa Ruang Dalam
5.3.1.
Bentuk Bangunan
Analisis bentuk bangunan adalah suatu penganalisisan terhadap
karakter maupun visualisasi yang akan ditampilkan pada bangunan. Bentuk
merupakan penghubung ruang dalam dengan lingkungan luar bangunan.
Bentuk terdiri atas elemen-elemen seperti ukuran, warna, tekstur, posisi, dan
massa. Semua elemen ini bertujuan untuk mewujudkan citra dan tampilan
bentuk bangunan.
Jenis bentuk yang dapat diterapkan dalam rancangan sebagai berikut:
1. Segitiga, bentuk yang dapat menunjukkan stabilitas. Apabila terletak pada
salah satu sisinya, segitiga merupakan bentuk yang sangat stabil. Jika
diletakkkan berdiri pada salah satu sudutnya, dapat menjadi seimbang bila
terletak dalam posisi yang tepat pada suatu keseimbangan, atau menjadi
tidak stabil dan cenderung jatuh ke salah satu sisinya.
2. Bujur sangkar, bentuk yang menunjukkan sesuatu yang murni dan
rasional. Bentuk ini merupakan bentuk yang statis dan netral serta tidak
memiliki arah tertentu. Bentuk-bentuk segi empat lainnya dapat dianggap
sebagai variasi dari bentuk bujur sangkar. Seperti segitiga, bujur sangkar
bila berdiri pada salah satu sisinya tampak stabil dan dinamis bila berdiri
pada salah satu sudutnya.
3. Lingkaran, bentuk yang terpusat. Berarah ke dalam dan pada umumnya
bersifat stabil dan dengan sendirinya menjadi pusat dari lingkungannya.
Penempatan sebuah lingkaran pada suatu bidang akan memperkuat sifat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
67
dasarnya sebagai poros. Menempatkan garis lurus atau bentuk-bentuk
bersudut lainnya atau unsur menurut arah kelilingnya, dapat menimbulkan
perasaan gerak putar yang kuat.
Kriteria tampilan bentuk bangunan sebagai berikut:
1.
Landmark, menciptakan tampilan baru dalam lingkungan tapak.
2.
Filosofi, massa yang mewakili prinsip Metafora.
3.
Tema, keindahan dilihat dari segi fungsi.
4.
Wujud karakter yang mengundang, mendidik, sederhana, jujur, kuat, dan
indah.
Tabel 5.2. Perbandingan Bentuk Dasar
Kesesuaian Bentk Site
Baik
Orientasi Bangunan
Baik, Orientasi Jelas
Efisiensi Ruang
Efisien
Kurang Efisien
Tidak Efisien
Lebih Mudah
Cukup Sulit
Mudah
Baik
Paling Baik
Kurang Baik
Efisiensi Struktur dan
Konstruksi Bangunan
Kesan yang Ingin
Baik
Kurang Baik
Baik, Orientasi ke
Segala Arah
Tidak Jelas
4. Keluaran: berdasarkan faktor-faktor di atas , bentuk yang paling baik yang
dijadikan sebagai pertimbangan kelebihan dan kekurangannya yang
digunakan untuk menyesuaikan dengan tema Arsitektur Metafora adalah
bentuk bulat dimana bentuk bulat mempertegas suatu bentuk metafora
yang dinginkan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
68
5.3.2.
Sirkulasi dan Penzoningan
Sirkulasi adalah suatu pencapaian yang dilakukan manusia untuk
mencapai fungsi-fungsi yang diinginkan di dalam bangunan. Ditinjau dari
sistem bangunan, sirkulasi dibedakan atas sirkulasi horizontal dan vertikal.
Sirkulasi horizontal dilakukan di dalam satu lantai sedangkan yang vertikal
dilakukan untuk mencapai dari lantai ke lantai lainnya. Pada sirkulasi pameran,
sirkulasi bergantung pada tata letak ruang dan objek pameran.
Tabel 5.3. Jenis Sirkulasi
Objek
HORIZONTAL
Linear
Gambar
Keterangan
Semua jalan pada dasarnya linear.
Jalan yang lurus dapat menjadi
unsur pengorganisir utama untuk
sederet ruang-ruang. Di samping
itu
jalan
dapat
berbentuk
lengkung atau berbelok arah,
memotong jalan lain bercabangcabang, berbentuk putaran (loop)
Radial
Konfigurasi radial memiliki jalan
yang lurus yang berkembang dari
atau berhenti pada sebuah pusat,
titik bersama.
Spiral
Sebuah konfigurasi spiral adalah
suatu jalan tunggal yang menerus,
yang berasal dari titik pusat ,
mengelilingi pusat dengan jarak
yang berubah.
Grid
Konfigurasi grid terdiri dari dua
pasang jalan sejajar yang saling
berpotongan pada jarak yang
sama dan menciptakan bujur
sangkar atau kawasan-kawasan
ruang segi empat.
Jaringan
Suatu konfigurasi jaringan terdiri
dari
jalan-jalan
yang
menghubugkan titik titik tertentu
dalam ruangan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
69
Objek
VERTIKAL
Elevator
Tabel 5.3. Jenis Sirkulasi (Lanjutan)
Gambar
Keterangan
1. Pencapaian langsung ke tiaptiap lantai
2. Waktu tempuh singkat
3. Dapat menempuh lebih dari
satu lantai sekaligus
4. Kapasitas orang bergantung
pada ukuran, jumlah, dan
kecepatan lift
Eskalator
1. Pencapaian mengalir dari satu
lantai ke lantai lain
2. Waktu tempuh relatif singkat
3. Orientasi jelas
Tangga
1. Pencapaian terbatas
2. Waktu tempuh relatif lama
3. Alternatif pencapaian pada
saat darurat
4. Memerlukan tenaga
Jenis Sirkulasi
Tabel 5.4. Jenis Sirkulasi Pameran
Gambar
Keterangan
Koridor antar
ruang
1. Sirkulasi satu arah
2. Sesuai dengan objek pameran
berukuran
besar
yang
dapat
memenuhi ruangan
3. Umumnya untuk pameran satu tema
Sepanjang sisi
antar ruang
tertutup
1. Sirkulasi tertutup
2. Penutupa
ruang
tidak
akan
menggangu sirkulasi
3. Umumnya untuk pameran beberapa
tema
Sepanjang sisi
antar ruang
bersekat tertutup
1.
2.
3.
4.
Sirkulasi tertutup
Menampung banyak objek pameran
Ruang dalam ruangan
Umumya untuk pameran beberapa
tema
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
70
Tabel 5.4. Jenis Sirkulasi Pameran (Lanjutan)
Gambar
Keterangan
Jenis Sirkulasi
Sepanjang sisi
satu ruang
1. Sirkulasi tertutup
2. Sesuai dengan arahan objek yang
berklimaks
3. Umumnya untuk pameran tetap
dengan tema terkait
Aliran bebas
satu ruang
1. Sirkulasi tertutup
2. Tanpa arahan atau bebas
3. Umumnya untuk pameran terbuka
atau temporer
Kriteria sirkulasi bangunan sebagai berikut :
-
Untuk pameran , sirkulasi diharapkan searah dari ruang ke ruang
-
Jelas dan mudah pencapaiannya
-
Aman dan nyaman untuk pengunjung
Penzoningan
Penzoningan dilakukan dengan pengelompokan kegiatan yang sama
terhadap kondisi tapak dan kriteria zona penzoningan . Zona Penzoningan
terbagi atas :
-
Publik , merupakan zona yang berhubungan secara langsung dengan
pengunjung .
-
Semi publik , merupakan peralihan antara zona pengelola dan pengunjung.
-
Privat , merupakan zona yang digunakan untuk kepentingan pengelola
-
Servis , merupakan zona yang berhubungan erat dengan kegiatan pelayanan.
Pada analisis penzoningan, zona-zona diatas dapat dibagi lagi menjadi
sub-zona berdasarkan kegiatan yang dilakukan pengguna bangunan.
Zona
Publik
Tabel 5.5. Pembagian Zona Bangunan
Sub-Zona
Fasilitas
Kriteria
Lobby , resepsionis dan Dekat dengan akses ,
publikasi
luas
Ekonomi
- Souvernir shop
Dekat dengan akses
- Ruang pamer temporer
Ruang khusus yang
Wisata
- Ruang pamer tetap
tenang dan terlindungi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
71
Zona
Semi
Publik
Privat
Service
Tabel 5.5. Pembagian Zona Bangunan (Lanjutan)
Sub-Zona
Fasilitas
Kriteria
- Audio visual
- Ruang seminar/serba guna
Menyampaikan
Ruang Khusus , dan
informasi
- Ruang pamer tetap
terlindungi
- Ruang pamer temporer
Tambahan
- Café, Amphitheatre
Menarik
- Sanggar
- R. Teori
Edukatif non formal
- R. Pahat
Ruang
khusus
,
- R. Fotografi
danterlindungi
Wadah
mengekspresikan
- Workshop seniman
kreatifitas seniman
- Ruang perawatan
Ruang khusus untuk
- Gudang alat
merawat objek koleksi
Perawatan
- Hall loading barang
untuk kalangan tertentu.
- Studio foto
Ruang untuk mencatat
- Ruang kurator
masuk-keluarnya, dan
Kuratorial
- Ruang registrasi
kelayakan
objek
koleksi.
- Hall ruang tamu
- Ruang pimpinan galeri
- Ruang wali pimpinan galeri
- Ruang tata usaha
Area perkantoran dan
Administrasi
- Ruang kepegawaian
administrasi (pengelola)
- Ruang rapat
- Ruang bagian keuangan
- Ruang bagian ilmiah dan
kependidikan
- Gudang
- R. Penyimpanan objek Mudah
dalam
Penyimpanan
koleksi
pelayanan
- Lift barang
- Ruang CCTV
- Ruang panel
- Ruang mesin AC
Mudah
dalam
- Ruang AHU
pelayanan dan tidak
Mekanikal elektrikal
- Ruang trafo
menggangu
kegiatan
- Ruang pompa
lain
- Ruang genset
- Ruang janitor
Dekat dengan akses
Keamanan
- Pos jaga
masuk dan keluar
- Pantry
Istirahan
- R. Locker karyawan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
72
5.4.
AnalisaStruktur
5.4.1.
Prinsip Struktur
1.Struktur atas, berfungsi menyalurkan beban atau gaya dari atas ke bawah
Tabel 5.6. Kelebihan dan Kelemahan Bahan Struktur
Objek
Kelemahan
Kelebihan
Fleksibilitas
ruang
tinggi,
Refleksi besar bila diterpa bentangan relatif besar (14 -22
Rangka batang
angin
meter), kuat dalam bentangan
horizontal.
Fleksibilitas ruang kurang, Tidak menggunakan kolom, waktu
Dinding pemikul
perlu keahlian khusus
pengerjaan cepat.
Balok Induk dan
Ruang platfon relatif kecil Bentang 9-18 meter, rangkapenguat
Pendukung
(1/20-1/24 bentang)
lantai
Bukan
sebagai
rangka
Daya tarik yang tinggi,bentangan
Kabel Baja
utama, ruang gaya tarik
100-300 meter,fleksibilitas tinggi.
yang besar
Praktis
dalam
pengerjaan,
Selisih ketinggian relatif
Plat lantai precast
bentangan 4-10 meter, ruang plafon
kecil
lebih tinggi.
2. Struktur bawah, berfungsi sebagai pemikul dan penerus beban ke tanah
secara merata
Tabel 5.7. Analisa Struktur Bagian Bawah
Objek
Keterangan
a. Cukup aman untuk menahan gaya, baik itu gaya
vertikalmaupun horizontal
b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (8-20 meter)
Pondasi Tiang Pancang
c. Pengerjaan cepat dan mudah
d. Bahan dari beton, baja, dan kayu
e. Menimbulkan getaran dan bunyi yang relatif besar
a.
Digunakan pada tanah rawa-rawa atau lunak
b.
Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (4-8
meter)
Pondasi Sumuran
c.
Mudah pengerjaan dalam perluasan bangunan
d.
Aman dan ekonomis untuk tipe bangunan tingkat
rendah
a.
Cukup aman untuk menahan gaya vertikal
b.
Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (>10
meter)
c.
Pengeboran untuk pengecoran pondasi
Pondasi Bore Pile
d.
Digunakan pada tanah yang tidak keras
e.
Tidak menimbulkan getaran dan bunyi yang besar
f.
Tidak memakan waktu yang lama
g.
Memerlukan keahlian khusus
h.
Tidak ekonomis
3.Bahan Struktur
Kriteria
Tabel 5.8. Analisa Bahan Struktur
Beton
Baja
Komposit
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
73
Agregat kasar/halus,
air dan semen
Mudah dibentuk,
praktis
Gaya tekan
100-450 oC/non
korosi
Unsur
Sifat
Kekuatan
Daya tahan
(api/cuaca)
Pengontrolan
kualitas
Keahlian
Pelaksanaan
Besi, karbon,
oksigen
Beton dan Baja
Kaku
Relatif fleksibel
Gaya tarik
250 oC/ korosi
Gaya tekan dan tarik
100-450
o
C/nonkorosi
Ketat
Relatif merata
Ketat
Menegah
Bertahap, di
lapangan
Ahli khusus
Ahli khusus
Singkat, pabrikan
atau lapangan
Jenis
Bertulang, praktekan
Contoh
Balok, kolom, lantai,
dinding core
Singkat, pabrikan
Variasi rangka dan
profil
Balok, kolom, kabel,
struktur
Variasi
Balok, kolom, lantai,
dinding core
4. Bahan Bangunan
Tabel 5.9. Analisa Bahan Bangunan
Objek
a.
Kayu
Aluminium
Gipsum
Kaca
b.
c.
d.
e.
f.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Keterangan
Digunakan untuk bangunan kecil dan
rendah
Sebagai struktur rangka dan balok
Jenis bahan pabrikan
Tidak tahan terhadap rayap
Perawatan intensif
Gaya sesuai arah serat
Sebagai struktur pendukung
Jenis bahan pabrikan
Perlu keahlian khusus
Tahan cuaca tropis
Penghantar panas
Ringan
Tingkat stabilitas tinggi
Daya tahan tinggi
Kedap suara
Anti serangga
Ringan & pemasangan praktis
Aplikasi pada plafon dan partisi
Sebagai sturktur pelingkup
Perlu keahlian khusus
Permukaan yang rentan terhadap cuaca
Tahan terhadap kelembaban
Ringan & Transparan
Kuat pada fungsi tertentu
Direncanakan struktur yang akan digunakan adalah sistem beton bertulang
terdapat beberapa pertimbangan, sebagai berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
74
1. Beton memiliki kuat tekan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
kebanyakan bahan lain.
2. Beton bertulang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap api dan air
3. Beton bertulang tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi
4. Kemampuannya untuk dicetak menjadi bentuk yang sangat beragam, mulai
dari pelat, balok, dan kolom yang sederhana sampai atap kubah dan
cangkang besar.
5. Keahlian buruh yang dibutuhkan untuk membangun konstruksi beton
bertulang lebih rendah bila dibandingkan dengan bahan lain seperti struktur
baja.
6. Bentang antar kolom atau modul kolom yang direncanakan adalah 8 – 10
meter. Pertimbangan terhadap basement bangunan dan parkir kendaraan
mobil (1 mobil 2,4 meter). Modul kolom disesuaikan dengan ukuran retail dari
UKM. Perhitungan dari tinggi balok adalah 1/12 atau 1/10 daribentang kolom.
Gambar 5.21. Konstruksi Beton Bertulang
Sumber: Google.com
5.5.
Analisa Utilitas Bangunan
5.5.1.
Analisis Sistem Elektrikal
Berdekatan dengan lokasi proyek terdapat tiang listrik. Kabel listrik akan
disambung/dialirkan ke trafo yang berada didalam lokasi proyek. Bangunan
Gallery Paradise of North Sumatera akan didukung dengan generator listrik.
5.5.2.
Analisis Sistem Telekomunikasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
75
Pada persimpangan Jl. Patimura dan Jl. Kampung Mandailing terdapat
tiang telepon. Dari tiang telepon akan disambung ke panel in and out yang
berada di dalam lokasi proyek.
5.5.3. Analisis Sistem Pengkondisian Udara
Pengkondisian udara menggunakan sistem VRV (Gambar 4.20). Terdapat
pertimbangan dalam pemilihan sistem pengkondisian udara, yaitu tidak memakan
banyak tempat seperti ruang AHU, cocok digunakan dibangunan komersil, hemat
listrik dan kapasitas yang cukup besar, dapat menggunakan sistem kontrol
terpusat dan jangkauan yang cukup jauh (pipa).
Gambar 5.22. Pengkondisian Udara VRV
Sumber: Google.com
5.5.4. Analisis Sistem CCTV
Pemasangan
CCTV
pada
bangunan
galeri
dirasa
perlu.
Hal
inidikarenakan,bangunanyangdirencanakanadalahbangunankomersilyangdikunjun
gi oleh banyak orang sehingga dari segi kenyamanan perlu diperhatikan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
76
Gambar 5.23. Contoh System CCTV
Sumber: Google.com
5.5.5.
Analisis Sistem Pendistribusian Air
Direncanakan sistem pendistribusian air pada proyek ini untuk pasokan
airbersih berada di belakang Halaman Kosong Bangunan. Penampungam air
bersih ini terdiri dari 2 buah reservoir air tank berurukuran besar. Hal ini
diasumsikan karna tidak terlalu banyaknya keperluan pasokan air dalam per hari
bangunan.
Gambar 5.24. Reservoir Air Tank
Sumber: Google.com
5.5.6. Analisa Sistem Air Kotor
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
77
Sumber air kotor dalam bangunan berasal dari :
1. Air hujan (Drainase)
Disalurkan dari atap bangunan ke pipa-pipa pembuangan air hujan secara
vertikal dan kemudian diteruskan ke saluran pembuangan kota
2. Air kotor cair
Disalurkan melalui pipa pembuangan secara vertikal dan kemudian diteruskan
ke saluran pembuangan kota. Khusus pembuangan dari dapur, air kotor
disaring dalam bak penampungan lemak.
3. Air kotor padat
Disalurkan melalui pipa pembuangan air kotor padat secara vertikal dan
dibuang ke bak septictank dan kemudian diresapkan ke dalam tanah melalui
bak resapan.
5.5.7. Analisa Elektrikal
Sumber listrik berasal dari :
1. PLN
Untuk kebutuhan sehari-hari dalam keadaan normal.
2. Generator Set (Genset)
Untuk kebutuhan listrik pada saat terjadi pemadaman listrik PLN seperti yang
terjadi akhir-akhir ini. Minimal genset ini dapat menyuplai listrik 50 % dari listrik
yang dibutuhkan yaitu mencakup tenaga listrik utama, seperti penerangan
umum, AC, pompa, dan lift.
3. UPS (Uninteruped Power Supply)
Merupakan baterai kering yang dapat menyuplai tenaga listrik sementara.
UPS digunakan pada saat pemadaman listirk PLN dan kebakaran. UPS ini
berguna untuk menyuplai listrik secara langsung pada bangunan khususnya
pada fungsi yang sangat membutuhkan, seperti : penerangan darurat, dan
fan-fan pada saat kebakaran.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
78
UPS
Sub panel
Penerangan
Genset
Panel Utama
AC
Sub panel
PLN
Pompa
Trafo
Gambar 5.25. Sistem Listrik
5.5.8. Anasilas Keselamatan
Pencegahan kebakaran berarti segala usaha yang dilakukan agar tidak
terjadi penyalaan api yang tidak terkendali, salah satunya adalah melalui sistem
deteksi
awal
untuk
mengaktifkan
alarm
peringatan.
Sedangkan
penanggulangannya adalah untuk memadamkan penyalaan api yang tidak
terkendali tersebut, yaitu sistem pemadaman yang diaktifkan alarm .
Sistem deteksi awal kebakaran, yaitu :
1. Alat deteksi asap (Smoke Detector)
Mempunyai kepekaan tinggi dan akan membe ikan alarm bila terjadi asap di
dalam ruang tempat alat itu dipasang.
2. Alat deteksi nyala api (Flame Detector)
Dapat mendeteksi adanya
nyala a pi yang tidak terkendali dengan cara
menangkap sinar ultra violet yang dipancarkan nyala api tersebut.
Penanggulangan pada saat kebak aran dapat dilakukan dengan cara :
1. Sprinkler
Untuk memadamkan api sedini mungkin secara otomatis. Setiap sprinkler
melayani area seluas 10-25 m2
2. Fire hydrant
Merupakan suatu sistem pipa air bertekanan tinggi atau tangki di bagian atas.
Pada
tiap
lantai
sistem
ini
mempunyai
penghubunga
yang
dapat
disambungkan dengan selang-selang hydrant di sampingnya.
Fire extinguisher Terdiri dari :
a. Padat, alat pemadam yang berisi bubuk kimia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
79
b. Gas, yang berisi gas asam arang (CO2)
c. Busa, lebih bersifat efektif untuk menanggulangi kebakaran yang
disebabkanbenda cair atau arus listrik.
4. Tangga darurat
Dengan persyaratan antara lain :
a. Mempunyai lebar yang cukup
b. Konstruksi harus tahan api
c. Perletakannya dalam bangunan jelas terlihat
d. Jarak pencapaiannya ke tangga maksimum 25 meter
Api
Detector
Panel Alarm
Aktif
Pemadaman
Gambar 5.26. Pendeteksi Kebakaran
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
80
BAB VI
KONSEP PERANCANGAN
Setelah melakukan analisis perancangan secara eksternal dan internal.
Tahap berikutnya adalah penyelesaian dari hasil analisis yang telah dilakukan
pada bab V.
6.1 Konsep Penerapan Tema
Terkait dengan tema metafora tangible yang diaplikasikan ke dalam
bentukan bangunan, maka bentukan dan gubahan massa harus menggambarkan
karakteristik dari persepsi lingkungan sekitar, maka dibuat dari gambaran umum
mengenai sebuah galeri seni, kata kunci di sini ialah sungai babura yang dimana
terdiri dari elemen air yang menggunakan penggambaran visual air di jatuhkan
objek kecil akan menimbulkan riak air.
Gambar 6.1 Lukisan Water ripple, R. Christian
(Sumber: Google)
Dalam perancangan bangunan ini dirancang sebagai representative
terhadap seni dan memberikan identitas seni itu sendiri, dan diharapkan galeri ini
dapat menjadi ikonik kota medan yang berawal dari satu objek yang
diterjemahkan menjadi abstrak dan menghasilkan wujud seni. Menurut Affandi,
seorang seniman ternama di Indonesia, Seni abstrak memberikan kesan yang
lebih dalam dibandingkan seni objek nyata. Menurut Malivich (1913), Aliran
Abstraksionime adalah aliran yg berusaha melepaskan diri dari sensasi-sensasi
atau asosiasis figuratif suatu obyek sebagai ungkapan perasaan seni.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
81
Menurut buku literatur seni, Dalam penciptaan karya seni, untuk
menekankan keseimbangan yang mendukung gerak (movement) atau arah
(direction) dengan menggunakan unsur-unsur seni. Irama dapat dihayati secara
visual atau auditif jika ada gerak seperti yang dapat kita hayati pula di alam,
misalnya irama gelombang laut, dan sebagainya.
Gambar 6.2 Riak air yang berirama
Sumber: Google
Terdapat dimensi- dimensi layer
air pada riak
Selalu meninggalkan void saat
jatuhnya objek
Gelombang riak selalu tak sempurna
atau selalu menimbulkan bentuk kaku
Gambar 6.3 Gambar karakteristik riak air
Sumber Google
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
82
6.2 Konsep Sistem Kegiatan/Program Ruang
Konsep system kegiatan mengikuti analisa kegiatan ruang pada umumnya
yaitu sebagai berikut:
Pengunjung memulai dari masuk site dan parker di basement atau
langsung jalan masuk ke galeri dan mendaftar melalui lobby dan masuk ke zona
splash water sebagai zona penyambutan. Setelah itu permulaian penelusuran di
bangunan dimulai apabila galeri sedang berlangsung pameran temporer atau tidak
dari bilik kiri bangunan atau langsung dari tengah seating memulai telusur
melengkung untuk member kesan riak air dan kesan ruang elegan.
Gambar 6.4 Denah Lantai Satu
Setelah naik pada lantai dua, perjalanan pada zona ini bertemakan giant
zone atau dikhususkan untuk benda patung besar dan keramik yang agak susah
di pindahkan ke lantai berikutnya. Pada Bagian ini terdapat banyak void dari lantai
dua ke lantai satu untuk memaksimalkan penampilan pajangan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
83
Gambar 6.5 Visualisasi Giant Zone dari Lantai 1
Setelah melewati zona tersebut penelusuran galeri ini berlanjut ke area
basah dan lembab karena dinding pada lantai ini menggunakan air terjun di
dinding dan dikacakan seperti gambar dibawah ini.
Gambar 6.6 Visualisasi dinding Berair dan berkaca
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
84
Berikut adalah gambar denah lantai dua secara keseluruhan:
Gambar 6.6 Denah Lantai 2
Dibagian belakang denah lantai 2 terdapat opisonal penelusuran yaitu
melanjutkan ke lantai tiga atau memilih menelusuri bagian oudoor lantai 2 yang
melanjut ke jalur rooftop garden yang disambungkan oleh jembatan ke café
outdoor dan dapat melanjut menggunakan ramp turun ke halaman pameran luar
dan bagian tepi air site.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
85
Apabila pengunjung memilih penulusuran berlanjut ke lantai tiga maka
pengunjung dapat merasakan pengalaman bawah air buatan dari bangunan. Pada
lantai tiga ini menggunakan atap sejenis skylight kaca sebagai alas dari kolam
yang diisi air dibagian atas, sehingga akan menampilkan visualisasi kesan bawah
air dikarenakan pembiasan cahaya ke air dan menghasilkan kesan bawah air.
Gambar 6.7 Visualisasi Skylight kolam Air
Gambar 6.8 Visualisasi Kolam diisi Air
Adapun fitur lain pada bangunan galeri adalah workshop, studio foto, café ,
Aula, Amphitheatre, dan Pameran Outdoor.
Gambar 6.9 Visualisasi Splash Water Zone
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
86
Gambar 6.10 Visualisasi Café
Gambar 6.11 Amphitheatre dan Pameran Outdoor Tepi sungai
Zona dan Pembagian Ruang
Adapun pembagian Zona dalam massa galeri adalah sebagai berikut:
Tabel 6.1 Zona Pembagian Ruang
Zona
Publik
Kelompok Ruang
Koleksi
`2D
Ruang
grafis,
(lukisan,
fotografis)
R. Pameran Utama
R. Pameran Temporer
R.
Kuliah
Umum
/
Seminar
`3D
(patung,
miniatur
arsitektur,
keramik,
rumah,
tekril,
R. Orientasi
Lavatory
griya
kayu)
Non-Koleksi
R. Informasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
87
Cafetaria
Lobby
Gift Shop
Lavatory
Parkir Pengunjung
Parkir
Kendaraan
Pengangkut
Non- Publik
Koleksi
Bengkel (Workshop)
Bongkar-Muat
(Loading Dock)
Lift Barang
R.
Penerimaan
Koleksi
Non-Koleksi
Pengamanan
R. Kepala Museum
R. General Manager
R. Manager
R. Staff
R. Rapat
Restroom
Studio Presentasi
Studio Foto
Laboratorium Foto
Kantor Retail
Pos Keamanan
R. Mekanikal
R. Elektrikal
R. AHU
Dapur
Gudang
Ruang Penyimpanan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
88
Koleksi
Ruang
Komputer
Pengawas (CCTV)
Ruang Perlengkapan
Keamanan
Perhitungan Besaran Ruang adalah sebagai berikut:
Tabel 6.2 Pembagian Kelompok Besaran ruangan
Nama Ruang & Perhitungan
Kelompok Ruang
PENERIMAAN
Luasan Ruang
Luas (m2)
Parkir Pengunjung dan Pengelola
Kapasitas 800 orang berdasarkan kendaraan
yang digunakan :
Motor (30%) 240 orang
@ motor 2 orang 120 unit motor
Mobil (35%) 280 orang
@ mobil 4 orang 70 unit mobil
Bus besar (35%) 280 orang
@ bus 40 orang 7 unit bus
Luas Parkir
Motor
= 120 (1 x 2,2) = 264 m2
Mobil
= 70 (2,4 x 5,5) = 972 m2
Bus besar = 7 (2,6 x 10) = 182 m2
Sirkulasi 60%
Total luas parkir
2269
Lobby
Kapastias 200 orang
Standar gerak (buffer sone area) = 0,65 m2
Kebutuhan ruang gerak = 200 x 0,65 = 130
m2
Sirkulasi 150% = 195 m2
Total luas lobby
325
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
89
Loket
Perhitungan kapasitas 1000 orang
Terbagi dalam 5 kelompok 200 orang
1 loket melayani 50 orang 4 loket
Standar 3 m2
Sirkulasi 20% 0,6 m2
14,4
Ruang Antrian
1 loket 1 barisan antrian 4 baris, 50
orang/baris
Standar
gerak
(touch
zone
area)
0,28
m2/orang
Luas ruang antrean = 50 x 0,28 x 4
56
Ruang Informasi
Kapasitas 2 orang
Standar 3,2 m2/orang
Sirkulasi 20% 0,64 m2
7,7
Pos Keamanan
Kapasitas 4 orang
Standar 3,2 m2/orang
Sirkulasi 20%
15,4
Lavatory
Perhitungan untuk 800 orang
Standar kebutuhan
Toilet 1 unit/100 orang 8 unit
Urinal 1 unit/50 orang 16 unit
Wastafel 1 unit/50 orang 16 unit
Luas lavatory
Toilet 8 x 1,5 x 1,9 = 22,8 m2
Urinal 16 x 0,5 x 0,4 = 3.2 m2
Wastafel 20 x 0,4 x 0,6 = 2.4 m2
Sirkulasi 20%
Total luas lavatory
PENGELOLA
44,8
R. Kurator / Kepala Museum
1 set meja kerja 2 m2
25,3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
90
1 meja diskusi 3,4 m2
4 kursi 0,6 x 0,8 x 4 = 1,92 m2
1 set meja-kursi tamu 3,4 x 2 = 6,8 m2
1 set almari 4 m2
Sirkulasi 40%
Luas total
R. General Manager
1 set meja kerja 2 m2
2 kursi tamu 0,96 m2
1 set meja-kursi tamu 3,4 x 2 = 6,8 m2
1 set almari 4 m2
Sirkulasi 40%
Luas total
19,3
R. Manager
1 set meja kerja 2 m2
2 kursi tamu 0,96 m2
1 set almari 4 m2
Sirkulasi 40%
Luas total
9,7
Ruang Staf Administratif
Kapasitas 20 orang
Standar 4,8 m2/orang
Sirkulasi 20%
Luas total
115,2
Ruang Staf Kurator
Kapasitas 5 orang
Standar 4,8 m2/orang
Sirkulasi 20%
Luas total
28,8
Ruang Rapat
Kapasitas 25 orang
50
Restroom
Kapasitas 25 orang
Standar kebutuhan 1,16 m2/orang
29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
91
Luas
Lavatory
Kapasitas 20 orang
5 toilet 5 x 1,5 x 1,9 = 14,25 m2
4 urinal 4 x 0,5 x 0,4 = 0,8 m2
2 wastafel 2 x 0,4 x 0,6 = 0,48 m2
Sirkulasi 10%
Total luas lavatory
DOKUMENTASI
17,1
Studio Presentasi
2 meja gambar 2 x 2,5 m2 5 m2
1 meja diskusi 1,7 x 2 m2 3,4 m2
6 kursi 0,6 x 0,8 m2 2,88 m2
1 meja kerja 0,76 x 1,7 m2 1,3 m2
1 almari 4 m2
Sirkulasi 40%
Luas total
23,2
Studio Foto
4 x 4 m2
16
Lab. Foto
1 almari 4 m2
1 meja kerja 0,76 x 1,7 m2 1,3 m2
3 kursi 0,6 x 0,8 m2 1,44 m2
Sirkulasi 20%
Luas total
8,1
Lavatory
Kapasitas 20 orang
5 toilet 5 x 1,5 x 1,9 = 14,25 m2
4 urinal 4 x 0,5 x 0,4 = 0,8 m2
2 wastafel 2 x 0,4 x 0,6 = 0,48 m2
Sirkulasi 10%
Total luas lavatory
PENUNJANG
17,1
Cafetaria
Kapasitas 50 orang
Standar ruang gerak 1,6 m2/orang
96
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
92
Sirkulasi 20%
Luas total
Gift Shop
Kapasitas 40 orang
Standar ruang gerak 1,6 m2/orang
Ruang administrasi 3 x 3 = 9 m2
Sirkulasi 20%
Luas total
106,8
Lavatory
Kapasitas 20 orang
5 toilet 5 x 1,5 x 1,9 = 14,25 m2
4 urinal 4 x 0,5 x 0,4 = 0,8 m2
2 wastafel 2 x 0,4 x 0,6 = 0,48 m2
Sirkulasi 10%
SUPER SECURE
Total luas lavatory
17,1
Ruang Penyimpanan Koleksi
150
Ruang Komputer Pengawas (CCTV)
Kapasitas 3 orang
Standar gerak 1,6 m2/orang
20 unit monitoring pengawas 20 x 0,2 x 0,4
= 1,6 m2
2 meja 4 m2
3 kursi 3 x 0,6 x 0,8 = 1,44 m2
Luas total
11,8
Ruang Peralatan Keamanan
3 rak 3 x 1 x 2 = 6 m2
1 lemari 2 m2
Sirkulasi 20%
Luas total
PEMELIHARAAN
KOLEKSI
9,6
Parkir Kendaraan Pengangkut
3 truk 3 x 8 x 3 = 72 m2
Sirkulasi 60%
Luas total
Bongkar-Muat (Loading Dock)
115,2
56
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
93
Kapasitas 10 orang
Ruang gerak 1,6 m2/orang
Muatan 24 m2
Sirkulasi 40%
Luas total
Laboratorium Konservasi
R. Penyimpanan Sementara 60 m2
Lab. Penelitian 60 m2
R. Konservasi 40 m2
R. Karantina 40 m2
Luas total
150
Bengkel Restorasi (Workshop)
Ruang restorasi 60 m2
Gudang alat 20 m2
80
Lavatory
Kapasitas 20 orang
5 toilet 5 x 1,5 x 1,9 = 14,25 m2
4 urinal 4 x 0,5 x 0,4 = 0,8 m2
2 wastafel 2 x 0,4 x 0,6 = 0,48 m2
Sirkulasi 10%
Total luas lavatory
SERVICE
17,1
Ruang ME
Ruang pompa 9 m2
Ruang trafo & genset 15 m2
Ruang kontrol 9 m2
Luas total
33
Ruang AHU
Kapasitas 20 unit AHU
1 unit 0,6 x 2 = 1,2 m2
Sirkulasi 20%
Luas total
28,8
Ruang Cleaning Service & OB
Kapasitas 20 orang
Gudang peralatan 9 m2
19,1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
94
Loker 20 x 0,4 x 0,4 = 3,2 m2
Kursi panjang 3 x 1,55 x 0,8 = 3,72 m2
Sirkulasi 20%
Luas total
Lavatory
Kapasitas 20 orang
5 toilet 5 x 1,5 x 1,9 = 14,25 m2
4 urinal 4 x 0,5 x 0,4 = 0,8 m2
2 wastafel 2 x 0,4 x 0,6 = 0,48 m2
Sirkulasi 10%
Total luas lavatory
17,1
Gudang
3 rak 3 x 1 x 2 = 6 m2
1 lemari 2 m2
Sirkulasi 200%
Luas total
Besaran Ruang
Pendukung Total
Bangunan
24
KELOMPOK :
Penerimaan
3.224,3
Pengelola
294,4
Dokumentasi
64,4
Penunjang
219,9
Super secure
171,4
Pemeliharaan
41
BAB III
METODOLOGI
3.1.
Kerangka Perancangan
Menurut buku Metode Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan
Kualitatif karangan Dr. Elvinaro Ardianto mencirikan metode kualitatif deskripsi
sebagai berikut : Metode kualitatif deskriptif menitik beratkan pada observasi dan
suasana
alamiah
(natural
setting).
Penelitian
terjun
langsung
ke
lapangan,bertindak sebagai pengamat. Ia membuat kategori perilaku, mengamati
gejala, dan mencatatnya dalam buku observasi. Ia tidak berusaha untuk
memanipulasi variable. (Ardianto, 2014:6).
3.2 .
Kerangka Pendekatan
Dalam membuat analisis ini, dapat dilakukan beberapa pendekatan yang
berkaitan dengan tujuan perancangan. Pendekatan-pendekatan tersebut yaitu :
1. Pendekatan dengan studi ke lapangan
Ialah pendekatan dengan mengumpulan data-data yang ada dengan
dilakukannya perolehan data dari instansi terkait, observasi lapangan, dan
lingkungan sekitar, kegiatan atau aktivitas, fungsi eksisting serta menganalisa
potensi dan permasalahan yang ada dilingkungan sekitar serta memperoleh
gambaran maupun data dari survey studi lapangan.
2. Pendekatan dengan cara studi literatur/studi pustaka
Ialah
pendekatan
dengan
mengumpulan
data
untuk
mempelajari
permasalahan yang ditemukan serta pemecahkan masalah berdasarkan
referensi-referensi yang dianggap relevan dan mendukung dalam proses
perancangan seperti jurnal,buku panduan, standar bangunan maupun standar
keselamatan pada bangunan seusai dengan fungsi proyek dan kelayakannya.
3. Pendekatan dengan cara studi banding
Ialah pendekatan dengan melakukan studi banding terhadap bangunan yang
mempunyai fungsi dan tema sejenis serta melakukan pendekatan berupa
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
63
mencari data yang telah ada. Sumber-sumber dapat berupa survey langsung
maupun sumber tertulis seperti buku, media cetak, internet da sumber-sumber
lain yang dianggap dapat mendukung proses perancangan.
3.3.
Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Yaitu
pengumpulan
data
dengan
cara
survei
lapangan.
Mengamati
permasalahan yang ada pada tapak dan mencatat data-data tapak, potensi
tapak dan mengambil gambar yang dibutuhkan.
2. Metode Literatur
Dalam memperoleh data dan informasi yang diperlukan, digunakan studi
kepustakaan dan studi lapangan. Studi kepustakaan diperoleh dengan cara
mengkaji literatur dan beberapa hasil observasi langsung ke lapangan untuk
memperoleh data terkait dengan daya dukung jalan dan fungsi yang telah ada
disekitar wilayah Batang Kuis. Adapun data yang dibutuhkan terdiri dari :
3. Data Primer
Data primer berupa data yang berhubungan dengan data fisik kawasan. Data
primer merupakan data kualitatif dan kuantitatif yang dihasilkan melalui
wawancara dan observasi langsung. Data primer tersebut diantaranya adala :
a. Kondisi Lahan
b. Kondisi Bentuk dan Massa Bangunan
c. Kondisi Sirkulasi
d. Kondisi Ruang Terbuka
e. Kondisi Pedestrian
f. Kondisi Penanda
g. Kondisi Pendukung Kegiatan
h. Kondisi Preservasi
4. Data Sekunder
5. Data sekunder berupa peta, kebijakan-kebijakan yang terdapat pada kawasan
pengembangan serta asumsi-asumsi dan analisis. Data sekunder ini
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
64
merupakan data kualitatif dan kuantitatif yang didapatkan dari kajian literatur
yang diperoleh dari sumber-sumber terkait, seperti :
a. Data mengenai kondisi lokasi perancangan, pencapaian lokasi yang
diperoleh dari google earth dan google maps.
b. Data mengenai tata guna lahan, data ini dapat diperoleh dari Rencana
Umum Tata Ruang Kota Medan (RUTRK).
6. Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh
peneliti dengan menelaah teori-teori, pendapat-pendapat serta pokok-pokok
pikiran yang terdapat dalam media cetak, khususnya buku-buku yang
menunjang dan relevan dalam masalah yang dibahas dalam penelitian.
(Suarwono, 2010:34-35).
3.4.
Metode Diagnosis/Analisa
Metode analisis dilakukan berdasarkan aspek-aspek yang diperoleh dari
hasil kajian literatur yaitu dengan mengenali karakteristik kawasan studi,
permasalahan, potensi dan batasan, analisis kebutuhan fungsi, kemudian
melakukan tinjauan terhadap rencana kebijakan pengembangan kawasan,
kemudian melakukan analisis literatur melalui kajian teori dan studi kasus untuk
mendapatkan karakteristik dan prinsip-prinsip pengembangan dan perancangan
kawasan Galeri Paradise Of North Sumatera di Kota Medan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
75
BAB IV
DESKRIPSI PROYEK
Gambar 4.1. Peta Indonesia
Sumber: google.com
Letak geografis kota Medan berada pada 2o27’-2o47’ lintang utara
dan 98o35’- 98o44’ bujur timur. Berada 2.5-37.5 meter diatas permukaan laut.
Topografi site datar (tidak berkontur), iklim tropis dengan suhu minimum antara
23.3oC-24.4oC
dan
suhu
maksimum
antara
30.7oC-33.2oC.
Wilayah
Pengembangan Pembangunan Kota Medan terdiri dari 5 WPP, beserta wilayah
per WPP, seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1. Tata Guna Lahan Kota Medan
WPP
A
Cakupan Kecamatan
1.
2.
3.
B
C
Kec. Medan Belawan
Kec. Medan Marelan
Kec. Medan Labuhan
Kec. Medan Deli
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kec. Medan Timur
Kec. Medan perjuangan
Kec. Medan Tembung
Kec. Medan Area
Kec. Medan Denai
Kec. Medan Amplas
Pusat
Pengembangan
Belawan
Tanjung Mulia
Aksara
Sasaran Peruntukkan
Pelabuhan, industri, pemukiman,
rekreasi, maritim, usaha kegiatan
pembangunan jalan baru, jaringan
air minum, septic tank, sarana
pendidikan
Kawasan
perkantoran,
perdagangan,
rekreasi
indoor,
pemukiman, pembangunan jalan
baru,
jaringan
air
minum,
pembuangan sampah, dan sarana
pendidikan
Pemukiman, perdagangan, dan
rekreasi, pembangunan sambungan
air minum, septic tank, jalan baru,
rumah
permanen,
sarana
pendidikan dan kesehatan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
76
Tabel 4.1. Tata Guna Lahan Kota Medan (Lanjutan)
WPP
D
E
Cakupan Kecamatan
1.
2.
3.
4.
5.
Kec. Medan Johor
Kec. Medan Kota
Kec. Medan Baru
Kec. Medan Maimoon
Kec. Medan Polonia
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kec. Medan Barat
Kec. Medan Petisah
Kec. Medan Sunggal
Kec. Medan Helvetia
Kec. Medan Selayang
Kec. Medan Tuntungan
Pusat
Pengembangan
Inti Kota
Sei Sikambing
Sasaran Peruntukkan
Kawasan perdagangan, perkotaan,
rekreasi indoor dan pemukiman,
dengan
program
kegiatan
pembangunan
perumahan
permanen, penanganan sampah
dan sarana pendidikan
Kawasan
pemukiman,
perdagangan, dan rekreasi dengan
program kegiatan sambungan air
minum, septic tank, jalan baru,
rumah
permanen,
sarana
pendidikan dan kesehatan
Gambar 4.2. Lokasi Perancangan Proyek, Jalan Pattimura kec. Medan Baru,
Sumatera Utara
Sumber: Google Map
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
77
4.1.
Judul Proyek
Lokasi perancangan Galeri Paradise of North Sumatera berada di Jalan
Pattimura, Kecamatan Medan Baru, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara,
Indonesia. Lokasi perancangan ini merupakan kawasan
rekreasi indoor dan
pendidikan dengan tujuan menciptakan kondisi yang mudah
bagi
kalangan
pelajar untuk dapat mengakses fasilitas dan informasi.
Kondisi eksisting pada lokasi perancangan pada saat ini terdiri atas lahan
kosong berupa tanah, pasir dan rumput dengan kondisi kontur tanah yang agak
datar dan dikelilingi oleh vegetasi rawa dan pohon rindang. Secara umum dapat
diuraikan dekskripsi umum proyek Galeri Paradise of North Sumatera di Kota
Medan ini adalah sebagai berikut:
1. Nama Proyek : Galeri Paradise of North Sumatera di Kota Medan
2. Status Proyek : Fiktif
3. Lokasi : Jl. Pattimura, Kecamatan Medan Baru, Kotamadya Medan, Provinsi
Sumatera Utara, Indonesia.
Gambar 4.3. Peta Lokasi Site
Sumber: Google map
Luas Lahan
: + 1,8 Ha (+ 18.000 m2)
Kontur
: Datar
KDB
: 80 %
KLB
: 3-5 lantai
GSB
: 9,5 meter
Potensi Lahan
:
1. Terletak dipusat kota
2. Berada pada kawasan pendidikan, permukiman, dan perkantoran
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
78
3. Luas site mendukung + 1,8 Ha
4. Memiliki jalur utilitas yang baik
5. Lahan memiliki potensi alam yang tinggi, terdapat sungai dan pepohonan
yang tinggi.
6. Dilalui angkutan umum
4.2.
Luasan Site
Site untuk proyek ini berbentuk persegi panjang dengan luas keseluruhan
1,8 Ha. (multi massa). Dapat dilihat pada gambar.
Gambar 4.4. Ukuran Site
Sumber: Google map
Lebar Jln. Kapten Pattimura
GSB Jln. Kapten Pattimura
:
9,5 meter
GGS (Sungai Babura)
:
15 meter
Bangunan Eksisting
4.3.
Tata Guna Lahan
:
:
17 meter
tanah kosong
Di dalam RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kotamadya Medan),
lokasi site berada di daerah Jalan K. patimura, Kecamatan Medan Baru, yang
termasuk ke dalam WPP D (wilayah pengembangan Pembangunan D) dengan inti
kota sebagai pusat perdagangan, perkantoran, rekreasi indoor dan pemukiman,
dengan program kegiatan pembangunan perumahan permanen, penanganan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
79
sampah dan sarana pendidikan. Sebagai kawasan perkantoran, rekreasi indoor
dan pemukiman, lokasi ini sangat berpotensi untuk dibangunnya bangunan yang
bersifat edukatif dan rekreatif sebagai wadah pengembangan seni bagi
masyarakat Kota Medan.
Peta tata guna lahan dengan radius 500 meter:
U
Gambar 4.5. Peta Tata Guna Lahan
Sumber : Olahan Data dan RUTRK, 2017
Legenda
=
Permukiman Penduduk
=
Perkantoran
= Sarana Penginapan
= Taman
=
Fasilitas
Umum
(kesehatan,
peribadatan,
organisasi
baik
pemerintahan
maupun
swasta, SPBU)
= Sarana Pendidikan
= Sarana Komersil
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
80
= Sungai
4.4.
Sarana dan Prasarana
Prasarana yang mendukung site diantaranya:
1. Jalan yang cukup lebar pada Jalan K.Pattimura memungkinkan sirkulasi
kendaraan dan jalan Gang samping site yang akan menjadi jalur sirkulasi
alternative.
2. Fasilitas air bersih
3. Fasilitas roil kota
4. Fasilitas listrik
5. Fasilitas pedestrian
6. Fasilitas telepon
Gambar 4.6. Jalan Sudirman
Sumber: Data Survei, 2017
Gambar 4.7. Jalan K. Pattimura
Sumber: Data Survei, 2017
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
81
Gambar 4.8. Fasilitas Gas, Telepon dan Listrik
Gambar 4.9. Fasilitas Jalur Pedestrian
Gambar 4.10. Saluran Parit
Melihat dari keberadaan lokasi, terdapat beberapa sarana yang dapat menjadi
pendukung, diantaranya:
1. Sarana rekreasi
Gambar 4.11. Sarana Rekreasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
82
2. Sarana pendidikan
Gambar 4.12. Sarana Pendidikan
3. Sarana peribadatan
Gambar 4.13. Sarana Peribadatan
4. Sarana kesehatan
Gambar 4.14. Sarana Kesehatan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
83
5. Sarana perkantoran
Gambar 4.15. Perkantoran
Secara umum, kawasan sekitar site merupakan area yang berpotensi sebagai
area rekreasi dan pendidikan yang didukung dengan adanya permukiman
menengah ke atas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
84
4.7.
Bangunan Keksisting Sekitar
Gambar 4.16. Bangunan Sekitar
Lokasi site berada di sekitar bangunan pendidikan, dan rekreasi, sangat
mendukung fungsi proyek. Hal ini dikarenakan Galeri Seni ini memiliki tujuan
sebagai wadah edukasi dan rekreasi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
85
BAB V
ANANLISA PERANCANGAN
5.1.
Analisis Fungsional
5.1.1. Program Kegiatan
Berikut adalah tabel kelompok, jenis, karakteristik dan pemakai
ruangan dalam Galeri Paradise of North Sumatera di Medan.
Tabel 5.1. Analisa Kegiatan
Kelompok
kegiatan
Jenis kegiatan
Kegiatan yang terjadi
Kriteria
Pemakai
- Publik
Pengunjung
- Sirkulasi jelas Pengelola
Memamerkan objek koleksi
Pameran tetap
dengan jangka waktu
dan terarah
- Fleksibilitas
ruang tinggi
sedikitnya 3 tahun
- Tenang,
nyaman,
dan
dinamis
Pameran
- Publik
Pengunjung
- Sirkulasi jelas Pengelola
Pameran
temporer
Memamerkan objek koleksi
dengan jangka waktu 1
minggu sampai 1 bulan
dan terarah
- Fleksibilitas
ruang tinggi
- Tenang,
nyaman,
dan
dinamis
Menyelidiki,
- Semi publik
R.perawatan objek mengidentifikasi,
memelihara,
koleksi
- Nyaman
memperbaiki
Pengunjung
dan Pengelola
tenang
objek koleksi
Perawatan
Studio foto
Membuat foto, slide,
untuk
film
keperluan
dokumentasi
- Semi publik
- Orientasi
Pengunjung
ke Pengelola
dalam
Pendidikan
Menyelenggarakan
- semi publik
(sanggar)
pendidikan non-formal dan
- tenang
Pendidikan
-
R. foto
latihan bagi para pecinta seni
dan
-
R. sketsa
(yang
model
belajar
R. lukis
melukis)
pelatihan
-
Perpustakaan
Menyimpan dan
mengelola
nyaman
- publik
Seniman
dan Pengelola
Pengunjung
mau
Pengunjung
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
86
Kelompok
kegiatan
Jenis kegiatan
Kegiatan yang terjadi
Kriteria
buku yang berkaitan dengan
- fleksibilitas
seni lukis
Ruang seminar
Menyelenggarakan kegiatan-
- publik
Pengunjung
kegiatan
yang
- tenang,
Pengelola
seni
nyaman
seminar
berhubungan dengan
dan
lukis
Menampung
Workshop
pengelola
ruang tinggi
Pendidikan
pelatihan
Pemakai
dan seniman
fleksibel
kegiatan
seniman
- semi publik
Seniman
- mengundang
Pengunjung
(seniman)
kekreatifitasan
Cafe
Souvenir Shop
Pelengkap
Medical centre
Tempat istirahat,
makan/minum
Menjual cendera mata dan
benda seni yang berkaitan
dengan seni lukis
Menampung pengguna
bagunan yang mengalami
kecelakaan
Mengelola hal-hal
administrasi
Publik
nyaman
-
publik
mudah dicapai
dan menarik
semi publik
tenang, mudag
dicapai dan
bersih
-
Pengunjung
Pengelola
Staff kesehatan
Pengguna
bangunan
Menjaga keamanan dan
ketertiban
Tempat penyediaan dan
pengaturan sumber listrik, air
dan pengkoordinasian udara
Penerimaan dan
pengiriman
(loading dock)
Meneliti dan menganalisa
objek koleksi
-
servis
akses ke jalan
pengelola
Penyimpanan
sementara
Menyimpan objek koleksi
untuk dipamerkan atau
dikirimkan
-
servis
aman
pengelola
Pengelola
Keuangan
Gudang
Keamanan
ME
Menangani manajemen
keuangan
Menyimpan objek koleksi
-
Pengunjung
Pengelola
privat
Pengelola
formal
semi publik
formal dan
Pengelola
tenang
servis
servis
servis
mudah
servis
melayani semua
kegiatan
tidak
menggangu
servis
kegiatan lain
Administrasi
Servis
-
-
5.1.2. Pola Kegiatan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
87
- Pengunjung
Melihat Pameran
Mengikuti Lelang
Pulang
Istirahat
Mengikuti Pelatihan
Mengisi Buku Tamu
Datang
Menikmati Fasilitas Lainnya
Gambar 5.1. Pola Kegiatan Pengunjung
- Pengelola
Rapat
Absen
Datang
Kerja
Kerja
Pulang
Istirahat
Gambar 5.2. Pola Kegiatan Pengelola
-
Datang-absen-kerja-rapat-istirahat-kerja-pulang
-
Datang-absen-kerja-istirahat-kerja-pulang
-
Seniman
Rapat
Melukis/Mengajar
Datang
Istirahat
Pulang
Pameran
Gambar 5.3. Pola Kegiatan Seniman
-
Datang-melukis/mengajar-rapat-istirahat-pulang
-
Datang-melukis/mengajar-rapat- pulang
-
Datang-melukis/mengajar- istirahat-pulang
-
Datang-melukis/mengajar- istirahat-pameran-pulang
-
Datang-melukis/mengajar- pameran-pulang
5.2.
Analisis Ruang Luar
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
88
5.2.1.
Kondisi Eksisting
Kondisi eksisting pada lokasi perancangan merupakan lahan kosong yang
ditumbuhi pepohonan dan terdapat beberapa bangunan kosong yang sudah tidak
dihuni lagi. Pada bagian depan lokasi perancangan terdapat pedestrian yang
cukup lebar dan layak digunakan (Gambar 4.2). Pada bagian Utara lokasi
perancangan merupakan pemukiman yang sebagian beralih fungsi menjadi
restoran (Restoran Bhinnekha dan Restoran Babura).
Gambar 5.4. Kondisi Eksisting Lokasi Perancangan
Pada bagian Selatan lokasi merupakan pemukiman penduduk dengan
tingkat kepadatan sedang (Gambar 5.3) yang berada di Jl. Kampung Mandailing.
Pada
bagian
Barat
lokasi
perancangan
menghadap
ke
kantor
BPJS
Ketenagakerjaan (Gambar 5.4) dan RM. Garuda (Gambar 5.5). Pada bagian
Timur berbatasan langsung dengan Sungai Babura dimana terdapat kontur pada
bagian yang berdekatan dengan sungai. Selain itu lokasi perancangan yang
menghadap ke sungai, pada bagian depannya ditumbuhi pohon bambu sehingga
dari segi view ke luar tapak menjadi lebih baik, aman dan nyaman (Gambar 5.6).
Disekitar lokasi perancangan dan berdekatan dengan sungai terdapat musholla
(Gambar 5.7).
Gambar 5.5. Pemukiman di Jl. Kampung Mandailing
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
89
Gambar 5.6. Kantor BPJS Ketenagakerjaan
Gambar 5.7. Rumah Makan Garuda
Gambar 5.8. Kondisi Sungai Babura
Gambar 5.9. Musholla Berdekatan dengan Lokasi Perancangan
5.2.2.
Analisis Lingkungan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
90
Pada bagian Utara lokasi yang berbatasan dengan pemukiman terdapat
batas berupa tembok. Pada bagian Timur lokasi perancangan karena berbatasan
langsung dengan sungai sehingga terdapat kontur tanah. Pada bagian Selatan
merupakan pemukiman warga dengan tingkat kepadatan sedang. Sedangkan,
pada
bagian
Barat
lokasi
berbatasan
langsung
dengan
kantor
BPJS
Ketenagakerjaan dan RM. Garuda (Gambar 5.10).
Pada bagian yang menghadap ke tembok, harus dilakukan penyelesaian
dalam desain dengan merencanakan ruangan atau aktifitas yang cocok untuk
area tersebut. Selain itu pada bagian belakang yang berbatasan dengan sungai.
Dapat dimanfaatkan untuk kegiatan atau aktifitas yang membutuhkan ruang luar.
Pada Jl. Kampung Mandailing dapat dijadikan akses ke dalam lokasi
perancangan.
Gambar 5.10. Lingkungan Sekitar Site
Sumber: Olahan Data Pribadi, 2017
5.2.3.
Analisis Peraturan dan Batasan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
91
Berdasarkan Draft RDTR Tahun 2015, perancangan yang direncanakan
masuk dalam kategori Sarana Pelayanan Umum dengan persyaratan KDB max.
60%, KDH min. 20% dan Tinggi bangunan 51m (KKOP). Lokasi perancangan
memiliki Garis Sempadan Bangunan, sebagai berikut:
1. Jl. Patimura 15m.
2. Jln. Kamp. Mandailing 2,5m.
3. Berbatasan dengan lahan tetangga 2m.
4. Garis Sempadan Sungai Babura 15m.
Peruntukkan lahan untuk lokasi perancangan berdasarkan Draft RDTR
Tahun 2015, adalah perdagangan dan perumahan dengan kepadatan rendah.
Sehingga harus diubah peruntukan lahan untuk lokasi perancangan (Gambar
5.11).
Gambar 5.11. Peruntukan Lahan
Sumber: Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan
Area yang dapat digunakan untuk pembangunan adalah ±13.000 m 2
setelah dikurangai dengan garis sempadan. Luas bangunan pada lantai dasar
adalah tidak lebih dari ±10.200 m2 dengan asumsi KDB yang digunakan adalah
60% (Gambar 5.10).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
92
Gambar 5.12. Analisis Peraturan Dan Batasan
5.2.4.
Analisis Pejalan Kaki
Pada bagian depan lokasi perancangan sudah terdapat area pejalan kaki
(pedestrian) dengan lebar ±1,5 meter dan terdapat beberapa pohon didepan
lokasi (Gambar 5.13). Demi kenyamanan pengunjung yang berjalan kaki
dibutuhkan area perantara (penyambut) sebelum ke bangunan seperti piazza
ataupun yang lainnya.
Lokasi
Perancangan
Gambar 5.13. Analisa Pejalan Kaki
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
93
5.2.5.
Analisis Sirkulasi Kendaraan
Jalan Kapten Patimura merupakan salah satu jalan primer di Kota Medan
dan dapat dikategorikan jalan yang jarang terjadi kemacetan. Jalan Patimura
dapat dilalui masing-masing 2 kendaraan mobil pada 2 jalur yang berlawanan
(memiliki lebar ± 14m). Pada Jl. Kampung Mandailing lebar jalan ±4 m dapat
dilalui oleh satu kendaraan sehingga jalan ini harus diperlebar (menggunakan
lahan perancangan) agar dapat digunakan sebagai jalur kendaraan ke lokasi
perancangan (Gambar 5.14).
Gambar 5.14. Analisis Sirkulasi Kendaraan
Demi kenyamanan pengunjung direncanakan akan terdapat area drop off
untuk
pengunjung
yang
menggunakan
angkutan
umum
sehingga
tidak
menggangu arus lalu lintas Dan juga akan disediakan untuk parkir bus pariswisata
pada bagian depan lokasi lahan. Pembagian sirkulasi kendaraan terbagi menjadi
beberapa bagian yaitu :
1. Sirkulasi kendaraan pengunjung.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
94
2. Sirklulasi kendaraan servis.
Parkir kendaraan pengunjung berada di area depan site mengikuti cara
berparkir Galeri rahmatdyah yang menampung semua kendaraan pengunjung
berupa mobil, sepeda motor dan bus besar di depan sitenya.
5.2.6.
Analisis Kontur dan Drainase
Bentuk lokasi perancangan memanjang ke belakang dan juga pada
bagian belakang perancangan berbatasan langsung dengan sungai sehingga
semakin ke belakang semakin rendah. Kondisi lokasi perancangan pada bagian
belakang berpotensi untuk dijadikan area untuk panggung terbuka pada area yang
berkontur. Dari segi drainase, pada bagian depan lokasi terdapat selokan yang
memiliki lebar ±1.5m dengan kedalaman yang sekitar ±80-100 cm (Gambar 5.15).
Gambar 5.15. Kondisi Selokan Pada Jl. Patimura
Pada bagian belakang lokasi yang berdekatan dengan sungai, sebaiknya
lebih direncanakan sebagai daerah resapan dan minim pembangunan (akan
menghalangi aliran air ke daerah yang lebih rendah). Seperti taman dan lain-lain
(Gambar 5.16). Pada area depan lokasi juga sebaiknya dijadikan area untuk
resapan air sebelum mengalir ke selokan, seperti taman.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
95
Gambar 5.16. Analisis Kontur dan Drainase
5.2.7.
Analisis Lokasi Terhadap Sinar Matahari
Posisi site tidak tegak lurus dengan arah Utara. Bentuk dari lokasi site
miring dari arah utara sekitar 26º. Sehingga sinar matahri pada saat sore hari
akan menyinari pada bagian lokasi yang melebar (Gambar 5.17).
TIMUR
site
BARAT
Gambar 5.17. Arah Sinar Matahari
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
65
5.2.8.
Analisis Pemandangan dari Tapak
Berikut merupakan pemandangan dari tapak ke luar (Gambar 5.18).
Terdapat beberapa pemandangan yang kurang mendukung sehingga perlu ada
penyelesaian dalam perancangan.
Gambar 5.18. Analisa View dan Vegetasi
5.2.9.
Analisa Vegetasi
Dapat dilihat dari gambar 5.16 keadaan sekitar site terdapat banyak
vegetasi seperti dapat dilihat pada gambar 5.17
Gambar 5.19. Kondisi Vegetasi Eksisting
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
66
Tanggapan:
1. Vegetasi atau pepohonan yang berada di sekitar site sesuai sebagai peneduh,
mengurangi polusi udara akibat padatnya lalu lintas serta dapat mengurangi
teriknya sinar mathari
2. Vegetasi yang berada di Jalan Mandailing, kondisinya kurang yang
disebabkan jenis vegetasinya kurang sesuai dijadikan peneduh.
3. Vegetasi yang terdapat pada depan site yaitu yang berfungsi sebagai
buffer kebisingan pada bagian Jalan Kapten Pattimura, agar menghalangi
masuknya suara bising pada site.
5.3.
Analisa Ruang Dalam
5.3.1.
Bentuk Bangunan
Analisis bentuk bangunan adalah suatu penganalisisan terhadap
karakter maupun visualisasi yang akan ditampilkan pada bangunan. Bentuk
merupakan penghubung ruang dalam dengan lingkungan luar bangunan.
Bentuk terdiri atas elemen-elemen seperti ukuran, warna, tekstur, posisi, dan
massa. Semua elemen ini bertujuan untuk mewujudkan citra dan tampilan
bentuk bangunan.
Jenis bentuk yang dapat diterapkan dalam rancangan sebagai berikut:
1. Segitiga, bentuk yang dapat menunjukkan stabilitas. Apabila terletak pada
salah satu sisinya, segitiga merupakan bentuk yang sangat stabil. Jika
diletakkkan berdiri pada salah satu sudutnya, dapat menjadi seimbang bila
terletak dalam posisi yang tepat pada suatu keseimbangan, atau menjadi
tidak stabil dan cenderung jatuh ke salah satu sisinya.
2. Bujur sangkar, bentuk yang menunjukkan sesuatu yang murni dan
rasional. Bentuk ini merupakan bentuk yang statis dan netral serta tidak
memiliki arah tertentu. Bentuk-bentuk segi empat lainnya dapat dianggap
sebagai variasi dari bentuk bujur sangkar. Seperti segitiga, bujur sangkar
bila berdiri pada salah satu sisinya tampak stabil dan dinamis bila berdiri
pada salah satu sudutnya.
3. Lingkaran, bentuk yang terpusat. Berarah ke dalam dan pada umumnya
bersifat stabil dan dengan sendirinya menjadi pusat dari lingkungannya.
Penempatan sebuah lingkaran pada suatu bidang akan memperkuat sifat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
67
dasarnya sebagai poros. Menempatkan garis lurus atau bentuk-bentuk
bersudut lainnya atau unsur menurut arah kelilingnya, dapat menimbulkan
perasaan gerak putar yang kuat.
Kriteria tampilan bentuk bangunan sebagai berikut:
1.
Landmark, menciptakan tampilan baru dalam lingkungan tapak.
2.
Filosofi, massa yang mewakili prinsip Metafora.
3.
Tema, keindahan dilihat dari segi fungsi.
4.
Wujud karakter yang mengundang, mendidik, sederhana, jujur, kuat, dan
indah.
Tabel 5.2. Perbandingan Bentuk Dasar
Kesesuaian Bentk Site
Baik
Orientasi Bangunan
Baik, Orientasi Jelas
Efisiensi Ruang
Efisien
Kurang Efisien
Tidak Efisien
Lebih Mudah
Cukup Sulit
Mudah
Baik
Paling Baik
Kurang Baik
Efisiensi Struktur dan
Konstruksi Bangunan
Kesan yang Ingin
Baik
Kurang Baik
Baik, Orientasi ke
Segala Arah
Tidak Jelas
4. Keluaran: berdasarkan faktor-faktor di atas , bentuk yang paling baik yang
dijadikan sebagai pertimbangan kelebihan dan kekurangannya yang
digunakan untuk menyesuaikan dengan tema Arsitektur Metafora adalah
bentuk bulat dimana bentuk bulat mempertegas suatu bentuk metafora
yang dinginkan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
68
5.3.2.
Sirkulasi dan Penzoningan
Sirkulasi adalah suatu pencapaian yang dilakukan manusia untuk
mencapai fungsi-fungsi yang diinginkan di dalam bangunan. Ditinjau dari
sistem bangunan, sirkulasi dibedakan atas sirkulasi horizontal dan vertikal.
Sirkulasi horizontal dilakukan di dalam satu lantai sedangkan yang vertikal
dilakukan untuk mencapai dari lantai ke lantai lainnya. Pada sirkulasi pameran,
sirkulasi bergantung pada tata letak ruang dan objek pameran.
Tabel 5.3. Jenis Sirkulasi
Objek
HORIZONTAL
Linear
Gambar
Keterangan
Semua jalan pada dasarnya linear.
Jalan yang lurus dapat menjadi
unsur pengorganisir utama untuk
sederet ruang-ruang. Di samping
itu
jalan
dapat
berbentuk
lengkung atau berbelok arah,
memotong jalan lain bercabangcabang, berbentuk putaran (loop)
Radial
Konfigurasi radial memiliki jalan
yang lurus yang berkembang dari
atau berhenti pada sebuah pusat,
titik bersama.
Spiral
Sebuah konfigurasi spiral adalah
suatu jalan tunggal yang menerus,
yang berasal dari titik pusat ,
mengelilingi pusat dengan jarak
yang berubah.
Grid
Konfigurasi grid terdiri dari dua
pasang jalan sejajar yang saling
berpotongan pada jarak yang
sama dan menciptakan bujur
sangkar atau kawasan-kawasan
ruang segi empat.
Jaringan
Suatu konfigurasi jaringan terdiri
dari
jalan-jalan
yang
menghubugkan titik titik tertentu
dalam ruangan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
69
Objek
VERTIKAL
Elevator
Tabel 5.3. Jenis Sirkulasi (Lanjutan)
Gambar
Keterangan
1. Pencapaian langsung ke tiaptiap lantai
2. Waktu tempuh singkat
3. Dapat menempuh lebih dari
satu lantai sekaligus
4. Kapasitas orang bergantung
pada ukuran, jumlah, dan
kecepatan lift
Eskalator
1. Pencapaian mengalir dari satu
lantai ke lantai lain
2. Waktu tempuh relatif singkat
3. Orientasi jelas
Tangga
1. Pencapaian terbatas
2. Waktu tempuh relatif lama
3. Alternatif pencapaian pada
saat darurat
4. Memerlukan tenaga
Jenis Sirkulasi
Tabel 5.4. Jenis Sirkulasi Pameran
Gambar
Keterangan
Koridor antar
ruang
1. Sirkulasi satu arah
2. Sesuai dengan objek pameran
berukuran
besar
yang
dapat
memenuhi ruangan
3. Umumnya untuk pameran satu tema
Sepanjang sisi
antar ruang
tertutup
1. Sirkulasi tertutup
2. Penutupa
ruang
tidak
akan
menggangu sirkulasi
3. Umumnya untuk pameran beberapa
tema
Sepanjang sisi
antar ruang
bersekat tertutup
1.
2.
3.
4.
Sirkulasi tertutup
Menampung banyak objek pameran
Ruang dalam ruangan
Umumya untuk pameran beberapa
tema
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
70
Tabel 5.4. Jenis Sirkulasi Pameran (Lanjutan)
Gambar
Keterangan
Jenis Sirkulasi
Sepanjang sisi
satu ruang
1. Sirkulasi tertutup
2. Sesuai dengan arahan objek yang
berklimaks
3. Umumnya untuk pameran tetap
dengan tema terkait
Aliran bebas
satu ruang
1. Sirkulasi tertutup
2. Tanpa arahan atau bebas
3. Umumnya untuk pameran terbuka
atau temporer
Kriteria sirkulasi bangunan sebagai berikut :
-
Untuk pameran , sirkulasi diharapkan searah dari ruang ke ruang
-
Jelas dan mudah pencapaiannya
-
Aman dan nyaman untuk pengunjung
Penzoningan
Penzoningan dilakukan dengan pengelompokan kegiatan yang sama
terhadap kondisi tapak dan kriteria zona penzoningan . Zona Penzoningan
terbagi atas :
-
Publik , merupakan zona yang berhubungan secara langsung dengan
pengunjung .
-
Semi publik , merupakan peralihan antara zona pengelola dan pengunjung.
-
Privat , merupakan zona yang digunakan untuk kepentingan pengelola
-
Servis , merupakan zona yang berhubungan erat dengan kegiatan pelayanan.
Pada analisis penzoningan, zona-zona diatas dapat dibagi lagi menjadi
sub-zona berdasarkan kegiatan yang dilakukan pengguna bangunan.
Zona
Publik
Tabel 5.5. Pembagian Zona Bangunan
Sub-Zona
Fasilitas
Kriteria
Lobby , resepsionis dan Dekat dengan akses ,
publikasi
luas
Ekonomi
- Souvernir shop
Dekat dengan akses
- Ruang pamer temporer
Ruang khusus yang
Wisata
- Ruang pamer tetap
tenang dan terlindungi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
71
Zona
Semi
Publik
Privat
Service
Tabel 5.5. Pembagian Zona Bangunan (Lanjutan)
Sub-Zona
Fasilitas
Kriteria
- Audio visual
- Ruang seminar/serba guna
Menyampaikan
Ruang Khusus , dan
informasi
- Ruang pamer tetap
terlindungi
- Ruang pamer temporer
Tambahan
- Café, Amphitheatre
Menarik
- Sanggar
- R. Teori
Edukatif non formal
- R. Pahat
Ruang
khusus
,
- R. Fotografi
danterlindungi
Wadah
mengekspresikan
- Workshop seniman
kreatifitas seniman
- Ruang perawatan
Ruang khusus untuk
- Gudang alat
merawat objek koleksi
Perawatan
- Hall loading barang
untuk kalangan tertentu.
- Studio foto
Ruang untuk mencatat
- Ruang kurator
masuk-keluarnya, dan
Kuratorial
- Ruang registrasi
kelayakan
objek
koleksi.
- Hall ruang tamu
- Ruang pimpinan galeri
- Ruang wali pimpinan galeri
- Ruang tata usaha
Area perkantoran dan
Administrasi
- Ruang kepegawaian
administrasi (pengelola)
- Ruang rapat
- Ruang bagian keuangan
- Ruang bagian ilmiah dan
kependidikan
- Gudang
- R. Penyimpanan objek Mudah
dalam
Penyimpanan
koleksi
pelayanan
- Lift barang
- Ruang CCTV
- Ruang panel
- Ruang mesin AC
Mudah
dalam
- Ruang AHU
pelayanan dan tidak
Mekanikal elektrikal
- Ruang trafo
menggangu
kegiatan
- Ruang pompa
lain
- Ruang genset
- Ruang janitor
Dekat dengan akses
Keamanan
- Pos jaga
masuk dan keluar
- Pantry
Istirahan
- R. Locker karyawan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
72
5.4.
AnalisaStruktur
5.4.1.
Prinsip Struktur
1.Struktur atas, berfungsi menyalurkan beban atau gaya dari atas ke bawah
Tabel 5.6. Kelebihan dan Kelemahan Bahan Struktur
Objek
Kelemahan
Kelebihan
Fleksibilitas
ruang
tinggi,
Refleksi besar bila diterpa bentangan relatif besar (14 -22
Rangka batang
angin
meter), kuat dalam bentangan
horizontal.
Fleksibilitas ruang kurang, Tidak menggunakan kolom, waktu
Dinding pemikul
perlu keahlian khusus
pengerjaan cepat.
Balok Induk dan
Ruang platfon relatif kecil Bentang 9-18 meter, rangkapenguat
Pendukung
(1/20-1/24 bentang)
lantai
Bukan
sebagai
rangka
Daya tarik yang tinggi,bentangan
Kabel Baja
utama, ruang gaya tarik
100-300 meter,fleksibilitas tinggi.
yang besar
Praktis
dalam
pengerjaan,
Selisih ketinggian relatif
Plat lantai precast
bentangan 4-10 meter, ruang plafon
kecil
lebih tinggi.
2. Struktur bawah, berfungsi sebagai pemikul dan penerus beban ke tanah
secara merata
Tabel 5.7. Analisa Struktur Bagian Bawah
Objek
Keterangan
a. Cukup aman untuk menahan gaya, baik itu gaya
vertikalmaupun horizontal
b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (8-20 meter)
Pondasi Tiang Pancang
c. Pengerjaan cepat dan mudah
d. Bahan dari beton, baja, dan kayu
e. Menimbulkan getaran dan bunyi yang relatif besar
a.
Digunakan pada tanah rawa-rawa atau lunak
b.
Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (4-8
meter)
Pondasi Sumuran
c.
Mudah pengerjaan dalam perluasan bangunan
d.
Aman dan ekonomis untuk tipe bangunan tingkat
rendah
a.
Cukup aman untuk menahan gaya vertikal
b.
Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (>10
meter)
c.
Pengeboran untuk pengecoran pondasi
Pondasi Bore Pile
d.
Digunakan pada tanah yang tidak keras
e.
Tidak menimbulkan getaran dan bunyi yang besar
f.
Tidak memakan waktu yang lama
g.
Memerlukan keahlian khusus
h.
Tidak ekonomis
3.Bahan Struktur
Kriteria
Tabel 5.8. Analisa Bahan Struktur
Beton
Baja
Komposit
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
73
Agregat kasar/halus,
air dan semen
Mudah dibentuk,
praktis
Gaya tekan
100-450 oC/non
korosi
Unsur
Sifat
Kekuatan
Daya tahan
(api/cuaca)
Pengontrolan
kualitas
Keahlian
Pelaksanaan
Besi, karbon,
oksigen
Beton dan Baja
Kaku
Relatif fleksibel
Gaya tarik
250 oC/ korosi
Gaya tekan dan tarik
100-450
o
C/nonkorosi
Ketat
Relatif merata
Ketat
Menegah
Bertahap, di
lapangan
Ahli khusus
Ahli khusus
Singkat, pabrikan
atau lapangan
Jenis
Bertulang, praktekan
Contoh
Balok, kolom, lantai,
dinding core
Singkat, pabrikan
Variasi rangka dan
profil
Balok, kolom, kabel,
struktur
Variasi
Balok, kolom, lantai,
dinding core
4. Bahan Bangunan
Tabel 5.9. Analisa Bahan Bangunan
Objek
a.
Kayu
Aluminium
Gipsum
Kaca
b.
c.
d.
e.
f.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Keterangan
Digunakan untuk bangunan kecil dan
rendah
Sebagai struktur rangka dan balok
Jenis bahan pabrikan
Tidak tahan terhadap rayap
Perawatan intensif
Gaya sesuai arah serat
Sebagai struktur pendukung
Jenis bahan pabrikan
Perlu keahlian khusus
Tahan cuaca tropis
Penghantar panas
Ringan
Tingkat stabilitas tinggi
Daya tahan tinggi
Kedap suara
Anti serangga
Ringan & pemasangan praktis
Aplikasi pada plafon dan partisi
Sebagai sturktur pelingkup
Perlu keahlian khusus
Permukaan yang rentan terhadap cuaca
Tahan terhadap kelembaban
Ringan & Transparan
Kuat pada fungsi tertentu
Direncanakan struktur yang akan digunakan adalah sistem beton bertulang
terdapat beberapa pertimbangan, sebagai berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
74
1. Beton memiliki kuat tekan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
kebanyakan bahan lain.
2. Beton bertulang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap api dan air
3. Beton bertulang tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi
4. Kemampuannya untuk dicetak menjadi bentuk yang sangat beragam, mulai
dari pelat, balok, dan kolom yang sederhana sampai atap kubah dan
cangkang besar.
5. Keahlian buruh yang dibutuhkan untuk membangun konstruksi beton
bertulang lebih rendah bila dibandingkan dengan bahan lain seperti struktur
baja.
6. Bentang antar kolom atau modul kolom yang direncanakan adalah 8 – 10
meter. Pertimbangan terhadap basement bangunan dan parkir kendaraan
mobil (1 mobil 2,4 meter). Modul kolom disesuaikan dengan ukuran retail dari
UKM. Perhitungan dari tinggi balok adalah 1/12 atau 1/10 daribentang kolom.
Gambar 5.21. Konstruksi Beton Bertulang
Sumber: Google.com
5.5.
Analisa Utilitas Bangunan
5.5.1.
Analisis Sistem Elektrikal
Berdekatan dengan lokasi proyek terdapat tiang listrik. Kabel listrik akan
disambung/dialirkan ke trafo yang berada didalam lokasi proyek. Bangunan
Gallery Paradise of North Sumatera akan didukung dengan generator listrik.
5.5.2.
Analisis Sistem Telekomunikasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
75
Pada persimpangan Jl. Patimura dan Jl. Kampung Mandailing terdapat
tiang telepon. Dari tiang telepon akan disambung ke panel in and out yang
berada di dalam lokasi proyek.
5.5.3. Analisis Sistem Pengkondisian Udara
Pengkondisian udara menggunakan sistem VRV (Gambar 4.20). Terdapat
pertimbangan dalam pemilihan sistem pengkondisian udara, yaitu tidak memakan
banyak tempat seperti ruang AHU, cocok digunakan dibangunan komersil, hemat
listrik dan kapasitas yang cukup besar, dapat menggunakan sistem kontrol
terpusat dan jangkauan yang cukup jauh (pipa).
Gambar 5.22. Pengkondisian Udara VRV
Sumber: Google.com
5.5.4. Analisis Sistem CCTV
Pemasangan
CCTV
pada
bangunan
galeri
dirasa
perlu.
Hal
inidikarenakan,bangunanyangdirencanakanadalahbangunankomersilyangdikunjun
gi oleh banyak orang sehingga dari segi kenyamanan perlu diperhatikan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
76
Gambar 5.23. Contoh System CCTV
Sumber: Google.com
5.5.5.
Analisis Sistem Pendistribusian Air
Direncanakan sistem pendistribusian air pada proyek ini untuk pasokan
airbersih berada di belakang Halaman Kosong Bangunan. Penampungam air
bersih ini terdiri dari 2 buah reservoir air tank berurukuran besar. Hal ini
diasumsikan karna tidak terlalu banyaknya keperluan pasokan air dalam per hari
bangunan.
Gambar 5.24. Reservoir Air Tank
Sumber: Google.com
5.5.6. Analisa Sistem Air Kotor
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
77
Sumber air kotor dalam bangunan berasal dari :
1. Air hujan (Drainase)
Disalurkan dari atap bangunan ke pipa-pipa pembuangan air hujan secara
vertikal dan kemudian diteruskan ke saluran pembuangan kota
2. Air kotor cair
Disalurkan melalui pipa pembuangan secara vertikal dan kemudian diteruskan
ke saluran pembuangan kota. Khusus pembuangan dari dapur, air kotor
disaring dalam bak penampungan lemak.
3. Air kotor padat
Disalurkan melalui pipa pembuangan air kotor padat secara vertikal dan
dibuang ke bak septictank dan kemudian diresapkan ke dalam tanah melalui
bak resapan.
5.5.7. Analisa Elektrikal
Sumber listrik berasal dari :
1. PLN
Untuk kebutuhan sehari-hari dalam keadaan normal.
2. Generator Set (Genset)
Untuk kebutuhan listrik pada saat terjadi pemadaman listrik PLN seperti yang
terjadi akhir-akhir ini. Minimal genset ini dapat menyuplai listrik 50 % dari listrik
yang dibutuhkan yaitu mencakup tenaga listrik utama, seperti penerangan
umum, AC, pompa, dan lift.
3. UPS (Uninteruped Power Supply)
Merupakan baterai kering yang dapat menyuplai tenaga listrik sementara.
UPS digunakan pada saat pemadaman listirk PLN dan kebakaran. UPS ini
berguna untuk menyuplai listrik secara langsung pada bangunan khususnya
pada fungsi yang sangat membutuhkan, seperti : penerangan darurat, dan
fan-fan pada saat kebakaran.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
78
UPS
Sub panel
Penerangan
Genset
Panel Utama
AC
Sub panel
PLN
Pompa
Trafo
Gambar 5.25. Sistem Listrik
5.5.8. Anasilas Keselamatan
Pencegahan kebakaran berarti segala usaha yang dilakukan agar tidak
terjadi penyalaan api yang tidak terkendali, salah satunya adalah melalui sistem
deteksi
awal
untuk
mengaktifkan
alarm
peringatan.
Sedangkan
penanggulangannya adalah untuk memadamkan penyalaan api yang tidak
terkendali tersebut, yaitu sistem pemadaman yang diaktifkan alarm .
Sistem deteksi awal kebakaran, yaitu :
1. Alat deteksi asap (Smoke Detector)
Mempunyai kepekaan tinggi dan akan membe ikan alarm bila terjadi asap di
dalam ruang tempat alat itu dipasang.
2. Alat deteksi nyala api (Flame Detector)
Dapat mendeteksi adanya
nyala a pi yang tidak terkendali dengan cara
menangkap sinar ultra violet yang dipancarkan nyala api tersebut.
Penanggulangan pada saat kebak aran dapat dilakukan dengan cara :
1. Sprinkler
Untuk memadamkan api sedini mungkin secara otomatis. Setiap sprinkler
melayani area seluas 10-25 m2
2. Fire hydrant
Merupakan suatu sistem pipa air bertekanan tinggi atau tangki di bagian atas.
Pada
tiap
lantai
sistem
ini
mempunyai
penghubunga
yang
dapat
disambungkan dengan selang-selang hydrant di sampingnya.
Fire extinguisher Terdiri dari :
a. Padat, alat pemadam yang berisi bubuk kimia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
79
b. Gas, yang berisi gas asam arang (CO2)
c. Busa, lebih bersifat efektif untuk menanggulangi kebakaran yang
disebabkanbenda cair atau arus listrik.
4. Tangga darurat
Dengan persyaratan antara lain :
a. Mempunyai lebar yang cukup
b. Konstruksi harus tahan api
c. Perletakannya dalam bangunan jelas terlihat
d. Jarak pencapaiannya ke tangga maksimum 25 meter
Api
Detector
Panel Alarm
Aktif
Pemadaman
Gambar 5.26. Pendeteksi Kebakaran
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
80
BAB VI
KONSEP PERANCANGAN
Setelah melakukan analisis perancangan secara eksternal dan internal.
Tahap berikutnya adalah penyelesaian dari hasil analisis yang telah dilakukan
pada bab V.
6.1 Konsep Penerapan Tema
Terkait dengan tema metafora tangible yang diaplikasikan ke dalam
bentukan bangunan, maka bentukan dan gubahan massa harus menggambarkan
karakteristik dari persepsi lingkungan sekitar, maka dibuat dari gambaran umum
mengenai sebuah galeri seni, kata kunci di sini ialah sungai babura yang dimana
terdiri dari elemen air yang menggunakan penggambaran visual air di jatuhkan
objek kecil akan menimbulkan riak air.
Gambar 6.1 Lukisan Water ripple, R. Christian
(Sumber: Google)
Dalam perancangan bangunan ini dirancang sebagai representative
terhadap seni dan memberikan identitas seni itu sendiri, dan diharapkan galeri ini
dapat menjadi ikonik kota medan yang berawal dari satu objek yang
diterjemahkan menjadi abstrak dan menghasilkan wujud seni. Menurut Affandi,
seorang seniman ternama di Indonesia, Seni abstrak memberikan kesan yang
lebih dalam dibandingkan seni objek nyata. Menurut Malivich (1913), Aliran
Abstraksionime adalah aliran yg berusaha melepaskan diri dari sensasi-sensasi
atau asosiasis figuratif suatu obyek sebagai ungkapan perasaan seni.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
81
Menurut buku literatur seni, Dalam penciptaan karya seni, untuk
menekankan keseimbangan yang mendukung gerak (movement) atau arah
(direction) dengan menggunakan unsur-unsur seni. Irama dapat dihayati secara
visual atau auditif jika ada gerak seperti yang dapat kita hayati pula di alam,
misalnya irama gelombang laut, dan sebagainya.
Gambar 6.2 Riak air yang berirama
Sumber: Google
Terdapat dimensi- dimensi layer
air pada riak
Selalu meninggalkan void saat
jatuhnya objek
Gelombang riak selalu tak sempurna
atau selalu menimbulkan bentuk kaku
Gambar 6.3 Gambar karakteristik riak air
Sumber Google
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
82
6.2 Konsep Sistem Kegiatan/Program Ruang
Konsep system kegiatan mengikuti analisa kegiatan ruang pada umumnya
yaitu sebagai berikut:
Pengunjung memulai dari masuk site dan parker di basement atau
langsung jalan masuk ke galeri dan mendaftar melalui lobby dan masuk ke zona
splash water sebagai zona penyambutan. Setelah itu permulaian penelusuran di
bangunan dimulai apabila galeri sedang berlangsung pameran temporer atau tidak
dari bilik kiri bangunan atau langsung dari tengah seating memulai telusur
melengkung untuk member kesan riak air dan kesan ruang elegan.
Gambar 6.4 Denah Lantai Satu
Setelah naik pada lantai dua, perjalanan pada zona ini bertemakan giant
zone atau dikhususkan untuk benda patung besar dan keramik yang agak susah
di pindahkan ke lantai berikutnya. Pada Bagian ini terdapat banyak void dari lantai
dua ke lantai satu untuk memaksimalkan penampilan pajangan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
83
Gambar 6.5 Visualisasi Giant Zone dari Lantai 1
Setelah melewati zona tersebut penelusuran galeri ini berlanjut ke area
basah dan lembab karena dinding pada lantai ini menggunakan air terjun di
dinding dan dikacakan seperti gambar dibawah ini.
Gambar 6.6 Visualisasi dinding Berair dan berkaca
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
84
Berikut adalah gambar denah lantai dua secara keseluruhan:
Gambar 6.6 Denah Lantai 2
Dibagian belakang denah lantai 2 terdapat opisonal penelusuran yaitu
melanjutkan ke lantai tiga atau memilih menelusuri bagian oudoor lantai 2 yang
melanjut ke jalur rooftop garden yang disambungkan oleh jembatan ke café
outdoor dan dapat melanjut menggunakan ramp turun ke halaman pameran luar
dan bagian tepi air site.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
85
Apabila pengunjung memilih penulusuran berlanjut ke lantai tiga maka
pengunjung dapat merasakan pengalaman bawah air buatan dari bangunan. Pada
lantai tiga ini menggunakan atap sejenis skylight kaca sebagai alas dari kolam
yang diisi air dibagian atas, sehingga akan menampilkan visualisasi kesan bawah
air dikarenakan pembiasan cahaya ke air dan menghasilkan kesan bawah air.
Gambar 6.7 Visualisasi Skylight kolam Air
Gambar 6.8 Visualisasi Kolam diisi Air
Adapun fitur lain pada bangunan galeri adalah workshop, studio foto, café ,
Aula, Amphitheatre, dan Pameran Outdoor.
Gambar 6.9 Visualisasi Splash Water Zone
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
86
Gambar 6.10 Visualisasi Café
Gambar 6.11 Amphitheatre dan Pameran Outdoor Tepi sungai
Zona dan Pembagian Ruang
Adapun pembagian Zona dalam massa galeri adalah sebagai berikut:
Tabel 6.1 Zona Pembagian Ruang
Zona
Publik
Kelompok Ruang
Koleksi
`2D
Ruang
grafis,
(lukisan,
fotografis)
R. Pameran Utama
R. Pameran Temporer
R.
Kuliah
Umum
/
Seminar
`3D
(patung,
miniatur
arsitektur,
keramik,
rumah,
tekril,
R. Orientasi
Lavatory
griya
kayu)
Non-Koleksi
R. Informasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
87
Cafetaria
Lobby
Gift Shop
Lavatory
Parkir Pengunjung
Parkir
Kendaraan
Pengangkut
Non- Publik
Koleksi
Bengkel (Workshop)
Bongkar-Muat
(Loading Dock)
Lift Barang
R.
Penerimaan
Koleksi
Non-Koleksi
Pengamanan
R. Kepala Museum
R. General Manager
R. Manager
R. Staff
R. Rapat
Restroom
Studio Presentasi
Studio Foto
Laboratorium Foto
Kantor Retail
Pos Keamanan
R. Mekanikal
R. Elektrikal
R. AHU
Dapur
Gudang
Ruang Penyimpanan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
88
Koleksi
Ruang
Komputer
Pengawas (CCTV)
Ruang Perlengkapan
Keamanan
Perhitungan Besaran Ruang adalah sebagai berikut:
Tabel 6.2 Pembagian Kelompok Besaran ruangan
Nama Ruang & Perhitungan
Kelompok Ruang
PENERIMAAN
Luasan Ruang
Luas (m2)
Parkir Pengunjung dan Pengelola
Kapasitas 800 orang berdasarkan kendaraan
yang digunakan :
Motor (30%) 240 orang
@ motor 2 orang 120 unit motor
Mobil (35%) 280 orang
@ mobil 4 orang 70 unit mobil
Bus besar (35%) 280 orang
@ bus 40 orang 7 unit bus
Luas Parkir
Motor
= 120 (1 x 2,2) = 264 m2
Mobil
= 70 (2,4 x 5,5) = 972 m2
Bus besar = 7 (2,6 x 10) = 182 m2
Sirkulasi 60%
Total luas parkir
2269
Lobby
Kapastias 200 orang
Standar gerak (buffer sone area) = 0,65 m2
Kebutuhan ruang gerak = 200 x 0,65 = 130
m2
Sirkulasi 150% = 195 m2
Total luas lobby
325
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
89
Loket
Perhitungan kapasitas 1000 orang
Terbagi dalam 5 kelompok 200 orang
1 loket melayani 50 orang 4 loket
Standar 3 m2
Sirkulasi 20% 0,6 m2
14,4
Ruang Antrian
1 loket 1 barisan antrian 4 baris, 50
orang/baris
Standar
gerak
(touch
zone
area)
0,28
m2/orang
Luas ruang antrean = 50 x 0,28 x 4
56
Ruang Informasi
Kapasitas 2 orang
Standar 3,2 m2/orang
Sirkulasi 20% 0,64 m2
7,7
Pos Keamanan
Kapasitas 4 orang
Standar 3,2 m2/orang
Sirkulasi 20%
15,4
Lavatory
Perhitungan untuk 800 orang
Standar kebutuhan
Toilet 1 unit/100 orang 8 unit
Urinal 1 unit/50 orang 16 unit
Wastafel 1 unit/50 orang 16 unit
Luas lavatory
Toilet 8 x 1,5 x 1,9 = 22,8 m2
Urinal 16 x 0,5 x 0,4 = 3.2 m2
Wastafel 20 x 0,4 x 0,6 = 2.4 m2
Sirkulasi 20%
Total luas lavatory
PENGELOLA
44,8
R. Kurator / Kepala Museum
1 set meja kerja 2 m2
25,3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
90
1 meja diskusi 3,4 m2
4 kursi 0,6 x 0,8 x 4 = 1,92 m2
1 set meja-kursi tamu 3,4 x 2 = 6,8 m2
1 set almari 4 m2
Sirkulasi 40%
Luas total
R. General Manager
1 set meja kerja 2 m2
2 kursi tamu 0,96 m2
1 set meja-kursi tamu 3,4 x 2 = 6,8 m2
1 set almari 4 m2
Sirkulasi 40%
Luas total
19,3
R. Manager
1 set meja kerja 2 m2
2 kursi tamu 0,96 m2
1 set almari 4 m2
Sirkulasi 40%
Luas total
9,7
Ruang Staf Administratif
Kapasitas 20 orang
Standar 4,8 m2/orang
Sirkulasi 20%
Luas total
115,2
Ruang Staf Kurator
Kapasitas 5 orang
Standar 4,8 m2/orang
Sirkulasi 20%
Luas total
28,8
Ruang Rapat
Kapasitas 25 orang
50
Restroom
Kapasitas 25 orang
Standar kebutuhan 1,16 m2/orang
29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
91
Luas
Lavatory
Kapasitas 20 orang
5 toilet 5 x 1,5 x 1,9 = 14,25 m2
4 urinal 4 x 0,5 x 0,4 = 0,8 m2
2 wastafel 2 x 0,4 x 0,6 = 0,48 m2
Sirkulasi 10%
Total luas lavatory
DOKUMENTASI
17,1
Studio Presentasi
2 meja gambar 2 x 2,5 m2 5 m2
1 meja diskusi 1,7 x 2 m2 3,4 m2
6 kursi 0,6 x 0,8 m2 2,88 m2
1 meja kerja 0,76 x 1,7 m2 1,3 m2
1 almari 4 m2
Sirkulasi 40%
Luas total
23,2
Studio Foto
4 x 4 m2
16
Lab. Foto
1 almari 4 m2
1 meja kerja 0,76 x 1,7 m2 1,3 m2
3 kursi 0,6 x 0,8 m2 1,44 m2
Sirkulasi 20%
Luas total
8,1
Lavatory
Kapasitas 20 orang
5 toilet 5 x 1,5 x 1,9 = 14,25 m2
4 urinal 4 x 0,5 x 0,4 = 0,8 m2
2 wastafel 2 x 0,4 x 0,6 = 0,48 m2
Sirkulasi 10%
Total luas lavatory
PENUNJANG
17,1
Cafetaria
Kapasitas 50 orang
Standar ruang gerak 1,6 m2/orang
96
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
92
Sirkulasi 20%
Luas total
Gift Shop
Kapasitas 40 orang
Standar ruang gerak 1,6 m2/orang
Ruang administrasi 3 x 3 = 9 m2
Sirkulasi 20%
Luas total
106,8
Lavatory
Kapasitas 20 orang
5 toilet 5 x 1,5 x 1,9 = 14,25 m2
4 urinal 4 x 0,5 x 0,4 = 0,8 m2
2 wastafel 2 x 0,4 x 0,6 = 0,48 m2
Sirkulasi 10%
SUPER SECURE
Total luas lavatory
17,1
Ruang Penyimpanan Koleksi
150
Ruang Komputer Pengawas (CCTV)
Kapasitas 3 orang
Standar gerak 1,6 m2/orang
20 unit monitoring pengawas 20 x 0,2 x 0,4
= 1,6 m2
2 meja 4 m2
3 kursi 3 x 0,6 x 0,8 = 1,44 m2
Luas total
11,8
Ruang Peralatan Keamanan
3 rak 3 x 1 x 2 = 6 m2
1 lemari 2 m2
Sirkulasi 20%
Luas total
PEMELIHARAAN
KOLEKSI
9,6
Parkir Kendaraan Pengangkut
3 truk 3 x 8 x 3 = 72 m2
Sirkulasi 60%
Luas total
Bongkar-Muat (Loading Dock)
115,2
56
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
93
Kapasitas 10 orang
Ruang gerak 1,6 m2/orang
Muatan 24 m2
Sirkulasi 40%
Luas total
Laboratorium Konservasi
R. Penyimpanan Sementara 60 m2
Lab. Penelitian 60 m2
R. Konservasi 40 m2
R. Karantina 40 m2
Luas total
150
Bengkel Restorasi (Workshop)
Ruang restorasi 60 m2
Gudang alat 20 m2
80
Lavatory
Kapasitas 20 orang
5 toilet 5 x 1,5 x 1,9 = 14,25 m2
4 urinal 4 x 0,5 x 0,4 = 0,8 m2
2 wastafel 2 x 0,4 x 0,6 = 0,48 m2
Sirkulasi 10%
Total luas lavatory
SERVICE
17,1
Ruang ME
Ruang pompa 9 m2
Ruang trafo & genset 15 m2
Ruang kontrol 9 m2
Luas total
33
Ruang AHU
Kapasitas 20 unit AHU
1 unit 0,6 x 2 = 1,2 m2
Sirkulasi 20%
Luas total
28,8
Ruang Cleaning Service & OB
Kapasitas 20 orang
Gudang peralatan 9 m2
19,1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
94
Loker 20 x 0,4 x 0,4 = 3,2 m2
Kursi panjang 3 x 1,55 x 0,8 = 3,72 m2
Sirkulasi 20%
Luas total
Lavatory
Kapasitas 20 orang
5 toilet 5 x 1,5 x 1,9 = 14,25 m2
4 urinal 4 x 0,5 x 0,4 = 0,8 m2
2 wastafel 2 x 0,4 x 0,6 = 0,48 m2
Sirkulasi 10%
Total luas lavatory
17,1
Gudang
3 rak 3 x 1 x 2 = 6 m2
1 lemari 2 m2
Sirkulasi 200%
Luas total
Besaran Ruang
Pendukung Total
Bangunan
24
KELOMPOK :
Penerimaan
3.224,3
Pengelola
294,4
Dokumentasi
64,4
Penunjang
219,9
Super secure
171,4
Pemeliharaan
41