Perancangan Galeri Paradise of North Sumatera di Kota Medan ( Tema : Asitektur Metafora ) Chapter III VI

62

BAB III
METODOLOGI
3.1.

Kerangka Perancangan
Menurut buku Metode Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan

Kualitatif karangan Dr. Elvinaro Ardianto mencirikan metode kualitatif deskripsi
sebagai berikut : Metode kualitatif deskriptif menitik beratkan pada observasi dan
suasana

alamiah

(natural

setting).

Penelitian


terjun

langsung

ke

lapangan,bertindak sebagai pengamat. Ia membuat kategori perilaku, mengamati
gejala, dan mencatatnya dalam buku observasi. Ia tidak berusaha untuk
memanipulasi variable. (Ardianto, 2014:6).
3.2 .

Kerangka Pendekatan
Dalam membuat analisis ini, dapat dilakukan beberapa pendekatan yang

berkaitan dengan tujuan perancangan. Pendekatan-pendekatan tersebut yaitu :
1. Pendekatan dengan studi ke lapangan
Ialah pendekatan dengan mengumpulan data-data yang ada dengan
dilakukannya perolehan data dari instansi terkait, observasi lapangan, dan
lingkungan sekitar, kegiatan atau aktivitas, fungsi eksisting serta menganalisa
potensi dan permasalahan yang ada dilingkungan sekitar serta memperoleh

gambaran maupun data dari survey studi lapangan.
2. Pendekatan dengan cara studi literatur/studi pustaka
Ialah

pendekatan

dengan

mengumpulan

data

untuk

mempelajari

permasalahan yang ditemukan serta pemecahkan masalah berdasarkan
referensi-referensi yang dianggap relevan dan mendukung dalam proses
perancangan seperti jurnal,buku panduan, standar bangunan maupun standar
keselamatan pada bangunan seusai dengan fungsi proyek dan kelayakannya.

3. Pendekatan dengan cara studi banding
Ialah pendekatan dengan melakukan studi banding terhadap bangunan yang
mempunyai fungsi dan tema sejenis serta melakukan pendekatan berupa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

63

mencari data yang telah ada. Sumber-sumber dapat berupa survey langsung
maupun sumber tertulis seperti buku, media cetak, internet da sumber-sumber
lain yang dianggap dapat mendukung proses perancangan.
3.3.

Metode Pengumpulan Data

1. Observasi
Yaitu

pengumpulan


data

dengan

cara

survei

lapangan.

Mengamati

permasalahan yang ada pada tapak dan mencatat data-data tapak, potensi
tapak dan mengambil gambar yang dibutuhkan.
2. Metode Literatur
Dalam memperoleh data dan informasi yang diperlukan, digunakan studi
kepustakaan dan studi lapangan. Studi kepustakaan diperoleh dengan cara
mengkaji literatur dan beberapa hasil observasi langsung ke lapangan untuk
memperoleh data terkait dengan daya dukung jalan dan fungsi yang telah ada
disekitar wilayah Batang Kuis. Adapun data yang dibutuhkan terdiri dari :

3. Data Primer
Data primer berupa data yang berhubungan dengan data fisik kawasan. Data
primer merupakan data kualitatif dan kuantitatif yang dihasilkan melalui
wawancara dan observasi langsung. Data primer tersebut diantaranya adala :
a. Kondisi Lahan
b. Kondisi Bentuk dan Massa Bangunan
c. Kondisi Sirkulasi
d. Kondisi Ruang Terbuka
e. Kondisi Pedestrian
f. Kondisi Penanda
g. Kondisi Pendukung Kegiatan
h. Kondisi Preservasi
4. Data Sekunder
5. Data sekunder berupa peta, kebijakan-kebijakan yang terdapat pada kawasan
pengembangan serta asumsi-asumsi dan analisis. Data sekunder ini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

64


merupakan data kualitatif dan kuantitatif yang didapatkan dari kajian literatur
yang diperoleh dari sumber-sumber terkait, seperti :
a. Data mengenai kondisi lokasi perancangan, pencapaian lokasi yang
diperoleh dari google earth dan google maps.
b. Data mengenai tata guna lahan, data ini dapat diperoleh dari Rencana
Umum Tata Ruang Kota Medan (RUTRK).

6. Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh
peneliti dengan menelaah teori-teori, pendapat-pendapat serta pokok-pokok
pikiran yang terdapat dalam media cetak, khususnya buku-buku yang
menunjang dan relevan dalam masalah yang dibahas dalam penelitian.
(Suarwono, 2010:34-35).
3.4.

Metode Diagnosis/Analisa
Metode analisis dilakukan berdasarkan aspek-aspek yang diperoleh dari

hasil kajian literatur yaitu dengan mengenali karakteristik kawasan studi,
permasalahan, potensi dan batasan, analisis kebutuhan fungsi, kemudian

melakukan tinjauan terhadap rencana kebijakan pengembangan kawasan,
kemudian melakukan analisis literatur melalui kajian teori dan studi kasus untuk
mendapatkan karakteristik dan prinsip-prinsip pengembangan dan perancangan
kawasan Galeri Paradise Of North Sumatera di Kota Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

75

BAB IV
DESKRIPSI PROYEK

Gambar 4.1. Peta Indonesia
Sumber: google.com

Letak geografis kota Medan berada pada 2o27’-2o47’ lintang utara
dan 98o35’- 98o44’ bujur timur. Berada 2.5-37.5 meter diatas permukaan laut.
Topografi site datar (tidak berkontur), iklim tropis dengan suhu minimum antara
23.3oC-24.4oC


dan

suhu

maksimum

antara

30.7oC-33.2oC.

Wilayah

Pengembangan Pembangunan Kota Medan terdiri dari 5 WPP, beserta wilayah
per WPP, seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1. Tata Guna Lahan Kota Medan
WPP

A

Cakupan Kecamatan

1.
2.
3.

B

C

Kec. Medan Belawan
Kec. Medan Marelan
Kec. Medan Labuhan

Kec. Medan Deli

1.
2.
3.
4.
5.
6.


Kec. Medan Timur
Kec. Medan perjuangan
Kec. Medan Tembung
Kec. Medan Area
Kec. Medan Denai
Kec. Medan Amplas

Pusat
Pengembangan

Belawan

Tanjung Mulia

Aksara

Sasaran Peruntukkan
Pelabuhan, industri, pemukiman,
rekreasi, maritim, usaha kegiatan

pembangunan jalan baru, jaringan
air minum, septic tank, sarana
pendidikan
Kawasan
perkantoran,
perdagangan,
rekreasi
indoor,
pemukiman, pembangunan jalan
baru,
jaringan
air
minum,
pembuangan sampah, dan sarana
pendidikan
Pemukiman, perdagangan, dan
rekreasi, pembangunan sambungan
air minum, septic tank, jalan baru,
rumah
permanen,
sarana
pendidikan dan kesehatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

76
Tabel 4.1. Tata Guna Lahan Kota Medan (Lanjutan)
WPP

D

E

Cakupan Kecamatan
1.
2.
3.
4.
5.

Kec. Medan Johor
Kec. Medan Kota
Kec. Medan Baru
Kec. Medan Maimoon
Kec. Medan Polonia

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kec. Medan Barat
Kec. Medan Petisah
Kec. Medan Sunggal
Kec. Medan Helvetia
Kec. Medan Selayang
Kec. Medan Tuntungan

Pusat
Pengembangan

Inti Kota

Sei Sikambing

Sasaran Peruntukkan
Kawasan perdagangan, perkotaan,
rekreasi indoor dan pemukiman,
dengan
program
kegiatan
pembangunan
perumahan
permanen, penanganan sampah
dan sarana pendidikan
Kawasan
pemukiman,
perdagangan, dan rekreasi dengan
program kegiatan sambungan air
minum, septic tank, jalan baru,
rumah
permanen,
sarana
pendidikan dan kesehatan

Gambar 4.2. Lokasi Perancangan Proyek, Jalan Pattimura kec. Medan Baru,
Sumatera Utara
Sumber: Google Map

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

77
4.1.

Judul Proyek
Lokasi perancangan Galeri Paradise of North Sumatera berada di Jalan

Pattimura, Kecamatan Medan Baru, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara,
Indonesia. Lokasi perancangan ini merupakan kawasan

rekreasi indoor dan

pendidikan dengan tujuan menciptakan kondisi yang mudah

bagi

kalangan

pelajar untuk dapat mengakses fasilitas dan informasi.
Kondisi eksisting pada lokasi perancangan pada saat ini terdiri atas lahan
kosong berupa tanah, pasir dan rumput dengan kondisi kontur tanah yang agak
datar dan dikelilingi oleh vegetasi rawa dan pohon rindang. Secara umum dapat
diuraikan dekskripsi umum proyek Galeri Paradise of North Sumatera di Kota
Medan ini adalah sebagai berikut:
1. Nama Proyek : Galeri Paradise of North Sumatera di Kota Medan
2. Status Proyek : Fiktif
3. Lokasi : Jl. Pattimura, Kecamatan Medan Baru, Kotamadya Medan, Provinsi
Sumatera Utara, Indonesia.

Gambar 4.3. Peta Lokasi Site
Sumber: Google map

Luas Lahan

: + 1,8 Ha (+ 18.000 m2)

Kontur

: Datar

KDB

: 80 %

KLB

: 3-5 lantai

GSB

: 9,5 meter

Potensi Lahan

:

1. Terletak dipusat kota
2. Berada pada kawasan pendidikan, permukiman, dan perkantoran
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

78
3. Luas site mendukung + 1,8 Ha
4. Memiliki jalur utilitas yang baik
5. Lahan memiliki potensi alam yang tinggi, terdapat sungai dan pepohonan
yang tinggi.
6. Dilalui angkutan umum

4.2.

Luasan Site
Site untuk proyek ini berbentuk persegi panjang dengan luas keseluruhan

1,8 Ha. (multi massa). Dapat dilihat pada gambar.

Gambar 4.4. Ukuran Site
Sumber: Google map



Lebar Jln. Kapten Pattimura



GSB Jln. Kapten Pattimura

:

9,5 meter



GGS (Sungai Babura)

:

15 meter



Bangunan Eksisting

4.3.

Tata Guna Lahan

:

:

17 meter

tanah kosong

Di dalam RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kotamadya Medan),
lokasi site berada di daerah Jalan K. patimura, Kecamatan Medan Baru, yang
termasuk ke dalam WPP D (wilayah pengembangan Pembangunan D) dengan inti
kota sebagai pusat perdagangan, perkantoran, rekreasi indoor dan pemukiman,
dengan program kegiatan pembangunan perumahan permanen, penanganan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

79
sampah dan sarana pendidikan. Sebagai kawasan perkantoran, rekreasi indoor
dan pemukiman, lokasi ini sangat berpotensi untuk dibangunnya bangunan yang
bersifat edukatif dan rekreatif sebagai wadah pengembangan seni bagi
masyarakat Kota Medan.
Peta tata guna lahan dengan radius 500 meter:

U
Gambar 4.5. Peta Tata Guna Lahan
Sumber : Olahan Data dan RUTRK, 2017

Legenda
=

Permukiman Penduduk

=

Perkantoran

= Sarana Penginapan
= Taman

=
Fasilitas
Umum
(kesehatan,
peribadatan,
organisasi
baik
pemerintahan
maupun
swasta, SPBU)
= Sarana Pendidikan
= Sarana Komersil
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

80

= Sungai

4.4.

Sarana dan Prasarana
Prasarana yang mendukung site diantaranya:

1. Jalan yang cukup lebar pada Jalan K.Pattimura memungkinkan sirkulasi
kendaraan dan jalan Gang samping site yang akan menjadi jalur sirkulasi
alternative.
2. Fasilitas air bersih
3. Fasilitas roil kota
4. Fasilitas listrik
5. Fasilitas pedestrian
6. Fasilitas telepon

Gambar 4.6. Jalan Sudirman
Sumber: Data Survei, 2017

Gambar 4.7. Jalan K. Pattimura
Sumber: Data Survei, 2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

81

Gambar 4.8. Fasilitas Gas, Telepon dan Listrik

Gambar 4.9. Fasilitas Jalur Pedestrian

Gambar 4.10. Saluran Parit

Melihat dari keberadaan lokasi, terdapat beberapa sarana yang dapat menjadi
pendukung, diantaranya:
1. Sarana rekreasi

Gambar 4.11. Sarana Rekreasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

82
2. Sarana pendidikan

Gambar 4.12. Sarana Pendidikan

3. Sarana peribadatan

Gambar 4.13. Sarana Peribadatan

4. Sarana kesehatan

Gambar 4.14. Sarana Kesehatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

83
5. Sarana perkantoran

Gambar 4.15. Perkantoran

Secara umum, kawasan sekitar site merupakan area yang berpotensi sebagai
area rekreasi dan pendidikan yang didukung dengan adanya permukiman
menengah ke atas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

84
4.7.

Bangunan Keksisting Sekitar

Gambar 4.16. Bangunan Sekitar
Lokasi site berada di sekitar bangunan pendidikan, dan rekreasi, sangat
mendukung fungsi proyek. Hal ini dikarenakan Galeri Seni ini memiliki tujuan
sebagai wadah edukasi dan rekreasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

85

BAB V
ANANLISA PERANCANGAN
5.1.

Analisis Fungsional

5.1.1. Program Kegiatan
Berikut adalah tabel kelompok, jenis, karakteristik dan pemakai
ruangan dalam Galeri Paradise of North Sumatera di Medan.
Tabel 5.1. Analisa Kegiatan
Kelompok
kegiatan

Jenis kegiatan

Kegiatan yang terjadi

Kriteria

Pemakai

- Publik

Pengunjung

- Sirkulasi jelas Pengelola
Memamerkan objek koleksi
Pameran tetap

dengan jangka waktu

dan terarah
- Fleksibilitas
ruang tinggi

sedikitnya 3 tahun

- Tenang,
nyaman,

dan

dinamis

Pameran

- Publik

Pengunjung

- Sirkulasi jelas Pengelola

Pameran
temporer

Memamerkan objek koleksi
dengan jangka waktu 1
minggu sampai 1 bulan

dan terarah
- Fleksibilitas
ruang tinggi
- Tenang,
nyaman,

dan

dinamis
Menyelidiki,

- Semi publik

R.perawatan objek mengidentifikasi,
memelihara,

koleksi

- Nyaman
memperbaiki

Pengunjung
dan Pengelola

tenang

objek koleksi

Perawatan
Studio foto

Membuat foto, slide,
untuk

film

keperluan

dokumentasi

- Semi publik
- Orientasi

Pengunjung
ke Pengelola

dalam

Pendidikan

Menyelenggarakan

- semi publik

(sanggar)

pendidikan non-formal dan

- tenang

Pendidikan

-

R. foto

latihan bagi para pecinta seni

dan

-

R. sketsa

(yang

model

belajar

R. lukis

melukis)

pelatihan
-

Perpustakaan

Menyimpan dan

mengelola

nyaman

- publik

Seniman
dan Pengelola
Pengunjung
mau

Pengunjung

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

86
Kelompok
kegiatan

Jenis kegiatan

Kegiatan yang terjadi

Kriteria

buku yang berkaitan dengan

- fleksibilitas

seni lukis

Ruang seminar

Menyelenggarakan kegiatan-

- publik

Pengunjung

kegiatan

yang

- tenang,

Pengelola

seni

nyaman

seminar

berhubungan dengan

dan

lukis
Menampung
Workshop

pengelola

ruang tinggi

Pendidikan

pelatihan

Pemakai

dan seniman

fleksibel
kegiatan

seniman

- semi publik

Seniman

- mengundang

Pengunjung

(seniman)
kekreatifitasan

Cafe
Souvenir Shop
Pelengkap
Medical centre

Tempat istirahat,
makan/minum
Menjual cendera mata dan
benda seni yang berkaitan
dengan seni lukis
Menampung pengguna
bagunan yang mengalami
kecelakaan
Mengelola hal-hal
administrasi

Publik
nyaman

-

publik
mudah dicapai
dan menarik
semi publik
tenang, mudag
dicapai dan
bersih

-

Pengunjung
Pengelola
Staff kesehatan
Pengguna
bangunan

Menjaga keamanan dan
ketertiban
Tempat penyediaan dan
pengaturan sumber listrik, air
dan pengkoordinasian udara

Penerimaan dan
pengiriman
(loading dock)

Meneliti dan menganalisa
objek koleksi

-

servis
akses ke jalan

pengelola

Penyimpanan
sementara

Menyimpan objek koleksi
untuk dipamerkan atau
dikirimkan

-

servis
aman

pengelola

Pengelola
Keuangan
Gudang
Keamanan

ME

Menangani manajemen
keuangan
Menyimpan objek koleksi

-

Pengunjung
Pengelola

privat
Pengelola
formal
semi publik
formal dan
Pengelola
tenang
servis
servis
servis
mudah
servis
melayani semua
kegiatan
tidak
menggangu
servis
kegiatan lain

Administrasi

Servis

-

-

5.1.2. Pola Kegiatan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

87
- Pengunjung
Melihat Pameran

Mengikuti Lelang
Pulang
Istirahat

Mengikuti Pelatihan

Mengisi Buku Tamu

Datang

Menikmati Fasilitas Lainnya

Gambar 5.1. Pola Kegiatan Pengunjung

- Pengelola

Rapat
Absen

Datang

Kerja

Kerja

Pulang

Istirahat

Gambar 5.2. Pola Kegiatan Pengelola

-

Datang-absen-kerja-rapat-istirahat-kerja-pulang

-

Datang-absen-kerja-istirahat-kerja-pulang

-

Seniman
Rapat
Melukis/Mengajar

Datang

Istirahat

Pulang

Pameran

Gambar 5.3. Pola Kegiatan Seniman
-

Datang-melukis/mengajar-rapat-istirahat-pulang

-

Datang-melukis/mengajar-rapat- pulang

-

Datang-melukis/mengajar- istirahat-pulang

-

Datang-melukis/mengajar- istirahat-pameran-pulang

-

Datang-melukis/mengajar- pameran-pulang

5.2.

Analisis Ruang Luar
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

88
5.2.1.

Kondisi Eksisting
Kondisi eksisting pada lokasi perancangan merupakan lahan kosong yang

ditumbuhi pepohonan dan terdapat beberapa bangunan kosong yang sudah tidak
dihuni lagi. Pada bagian depan lokasi perancangan terdapat pedestrian yang
cukup lebar dan layak digunakan (Gambar 4.2). Pada bagian Utara lokasi
perancangan merupakan pemukiman yang sebagian beralih fungsi menjadi
restoran (Restoran Bhinnekha dan Restoran Babura).

Gambar 5.4. Kondisi Eksisting Lokasi Perancangan

Pada bagian Selatan lokasi merupakan pemukiman penduduk dengan
tingkat kepadatan sedang (Gambar 5.3) yang berada di Jl. Kampung Mandailing.
Pada

bagian

Barat

lokasi

perancangan

menghadap

ke

kantor

BPJS

Ketenagakerjaan (Gambar 5.4) dan RM. Garuda (Gambar 5.5). Pada bagian
Timur berbatasan langsung dengan Sungai Babura dimana terdapat kontur pada
bagian yang berdekatan dengan sungai. Selain itu lokasi perancangan yang
menghadap ke sungai, pada bagian depannya ditumbuhi pohon bambu sehingga
dari segi view ke luar tapak menjadi lebih baik, aman dan nyaman (Gambar 5.6).
Disekitar lokasi perancangan dan berdekatan dengan sungai terdapat musholla
(Gambar 5.7).

Gambar 5.5. Pemukiman di Jl. Kampung Mandailing

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

89

Gambar 5.6. Kantor BPJS Ketenagakerjaan

Gambar 5.7. Rumah Makan Garuda

Gambar 5.8. Kondisi Sungai Babura

Gambar 5.9. Musholla Berdekatan dengan Lokasi Perancangan

5.2.2.

Analisis Lingkungan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

90
Pada bagian Utara lokasi yang berbatasan dengan pemukiman terdapat
batas berupa tembok. Pada bagian Timur lokasi perancangan karena berbatasan
langsung dengan sungai sehingga terdapat kontur tanah. Pada bagian Selatan
merupakan pemukiman warga dengan tingkat kepadatan sedang. Sedangkan,
pada

bagian

Barat

lokasi

berbatasan

langsung

dengan

kantor

BPJS

Ketenagakerjaan dan RM. Garuda (Gambar 5.10).
Pada bagian yang menghadap ke tembok, harus dilakukan penyelesaian
dalam desain dengan merencanakan ruangan atau aktifitas yang cocok untuk
area tersebut. Selain itu pada bagian belakang yang berbatasan dengan sungai.
Dapat dimanfaatkan untuk kegiatan atau aktifitas yang membutuhkan ruang luar.
Pada Jl. Kampung Mandailing dapat dijadikan akses ke dalam lokasi
perancangan.

Gambar 5.10. Lingkungan Sekitar Site
Sumber: Olahan Data Pribadi, 2017

5.2.3.

Analisis Peraturan dan Batasan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

91
Berdasarkan Draft RDTR Tahun 2015, perancangan yang direncanakan
masuk dalam kategori Sarana Pelayanan Umum dengan persyaratan KDB max.
60%, KDH min. 20% dan Tinggi bangunan 51m (KKOP). Lokasi perancangan
memiliki Garis Sempadan Bangunan, sebagai berikut:
1. Jl. Patimura 15m.
2. Jln. Kamp. Mandailing 2,5m.
3. Berbatasan dengan lahan tetangga 2m.
4. Garis Sempadan Sungai Babura 15m.
Peruntukkan lahan untuk lokasi perancangan berdasarkan Draft RDTR
Tahun 2015, adalah perdagangan dan perumahan dengan kepadatan rendah.
Sehingga harus diubah peruntukan lahan untuk lokasi perancangan (Gambar
5.11).

Gambar 5.11. Peruntukan Lahan
Sumber: Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan

Area yang dapat digunakan untuk pembangunan adalah ±13.000 m 2
setelah dikurangai dengan garis sempadan. Luas bangunan pada lantai dasar
adalah tidak lebih dari ±10.200 m2 dengan asumsi KDB yang digunakan adalah
60% (Gambar 5.10).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

92

Gambar 5.12. Analisis Peraturan Dan Batasan
5.2.4.

Analisis Pejalan Kaki
Pada bagian depan lokasi perancangan sudah terdapat area pejalan kaki

(pedestrian) dengan lebar ±1,5 meter dan terdapat beberapa pohon didepan
lokasi (Gambar 5.13). Demi kenyamanan pengunjung yang berjalan kaki
dibutuhkan area perantara (penyambut) sebelum ke bangunan seperti piazza
ataupun yang lainnya.

Lokasi
Perancangan

Gambar 5.13. Analisa Pejalan Kaki

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

93
5.2.5.

Analisis Sirkulasi Kendaraan
Jalan Kapten Patimura merupakan salah satu jalan primer di Kota Medan

dan dapat dikategorikan jalan yang jarang terjadi kemacetan. Jalan Patimura
dapat dilalui masing-masing 2 kendaraan mobil pada 2 jalur yang berlawanan
(memiliki lebar ± 14m). Pada Jl. Kampung Mandailing lebar jalan ±4 m dapat
dilalui oleh satu kendaraan sehingga jalan ini harus diperlebar (menggunakan
lahan perancangan) agar dapat digunakan sebagai jalur kendaraan ke lokasi
perancangan (Gambar 5.14).

Gambar 5.14. Analisis Sirkulasi Kendaraan

Demi kenyamanan pengunjung direncanakan akan terdapat area drop off
untuk

pengunjung

yang

menggunakan

angkutan

umum

sehingga

tidak

menggangu arus lalu lintas Dan juga akan disediakan untuk parkir bus pariswisata
pada bagian depan lokasi lahan. Pembagian sirkulasi kendaraan terbagi menjadi
beberapa bagian yaitu :
1. Sirkulasi kendaraan pengunjung.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

94
2. Sirklulasi kendaraan servis.
Parkir kendaraan pengunjung berada di area depan site mengikuti cara
berparkir Galeri rahmatdyah yang menampung semua kendaraan pengunjung
berupa mobil, sepeda motor dan bus besar di depan sitenya.

5.2.6.

Analisis Kontur dan Drainase
Bentuk lokasi perancangan memanjang ke belakang dan juga pada

bagian belakang perancangan berbatasan langsung dengan sungai sehingga
semakin ke belakang semakin rendah. Kondisi lokasi perancangan pada bagian
belakang berpotensi untuk dijadikan area untuk panggung terbuka pada area yang
berkontur. Dari segi drainase, pada bagian depan lokasi terdapat selokan yang
memiliki lebar ±1.5m dengan kedalaman yang sekitar ±80-100 cm (Gambar 5.15).

Gambar 5.15. Kondisi Selokan Pada Jl. Patimura

Pada bagian belakang lokasi yang berdekatan dengan sungai, sebaiknya
lebih direncanakan sebagai daerah resapan dan minim pembangunan (akan
menghalangi aliran air ke daerah yang lebih rendah). Seperti taman dan lain-lain
(Gambar 5.16). Pada area depan lokasi juga sebaiknya dijadikan area untuk
resapan air sebelum mengalir ke selokan, seperti taman.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

95

Gambar 5.16. Analisis Kontur dan Drainase
5.2.7.

Analisis Lokasi Terhadap Sinar Matahari
Posisi site tidak tegak lurus dengan arah Utara. Bentuk dari lokasi site

miring dari arah utara sekitar 26º. Sehingga sinar matahri pada saat sore hari
akan menyinari pada bagian lokasi yang melebar (Gambar 5.17).

TIMUR

site

BARAT

Gambar 5.17. Arah Sinar Matahari
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

65

5.2.8.

Analisis Pemandangan dari Tapak
Berikut merupakan pemandangan dari tapak ke luar (Gambar 5.18).

Terdapat beberapa pemandangan yang kurang mendukung sehingga perlu ada
penyelesaian dalam perancangan.

Gambar 5.18. Analisa View dan Vegetasi

5.2.9.

Analisa Vegetasi
Dapat dilihat dari gambar 5.16 keadaan sekitar site terdapat banyak

vegetasi seperti dapat dilihat pada gambar 5.17

Gambar 5.19. Kondisi Vegetasi Eksisting

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

66

Tanggapan:
1. Vegetasi atau pepohonan yang berada di sekitar site sesuai sebagai peneduh,
mengurangi polusi udara akibat padatnya lalu lintas serta dapat mengurangi
teriknya sinar mathari
2. Vegetasi yang berada di Jalan Mandailing, kondisinya kurang yang
disebabkan jenis vegetasinya kurang sesuai dijadikan peneduh.
3. Vegetasi yang terdapat pada depan site yaitu yang berfungsi sebagai
buffer kebisingan pada bagian Jalan Kapten Pattimura, agar menghalangi
masuknya suara bising pada site.

5.3.

Analisa Ruang Dalam

5.3.1.

Bentuk Bangunan
Analisis bentuk bangunan adalah suatu penganalisisan terhadap

karakter maupun visualisasi yang akan ditampilkan pada bangunan. Bentuk
merupakan penghubung ruang dalam dengan lingkungan luar bangunan.
Bentuk terdiri atas elemen-elemen seperti ukuran, warna, tekstur, posisi, dan
massa. Semua elemen ini bertujuan untuk mewujudkan citra dan tampilan
bentuk bangunan.
Jenis bentuk yang dapat diterapkan dalam rancangan sebagai berikut:
1. Segitiga, bentuk yang dapat menunjukkan stabilitas. Apabila terletak pada
salah satu sisinya, segitiga merupakan bentuk yang sangat stabil. Jika
diletakkkan berdiri pada salah satu sudutnya, dapat menjadi seimbang bila
terletak dalam posisi yang tepat pada suatu keseimbangan, atau menjadi
tidak stabil dan cenderung jatuh ke salah satu sisinya.
2. Bujur sangkar, bentuk yang menunjukkan sesuatu yang murni dan
rasional. Bentuk ini merupakan bentuk yang statis dan netral serta tidak
memiliki arah tertentu. Bentuk-bentuk segi empat lainnya dapat dianggap
sebagai variasi dari bentuk bujur sangkar. Seperti segitiga, bujur sangkar
bila berdiri pada salah satu sisinya tampak stabil dan dinamis bila berdiri
pada salah satu sudutnya.
3. Lingkaran, bentuk yang terpusat. Berarah ke dalam dan pada umumnya
bersifat stabil dan dengan sendirinya menjadi pusat dari lingkungannya.
Penempatan sebuah lingkaran pada suatu bidang akan memperkuat sifat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

67
dasarnya sebagai poros. Menempatkan garis lurus atau bentuk-bentuk
bersudut lainnya atau unsur menurut arah kelilingnya, dapat menimbulkan
perasaan gerak putar yang kuat.
Kriteria tampilan bentuk bangunan sebagai berikut:
1.

Landmark, menciptakan tampilan baru dalam lingkungan tapak.

2.

Filosofi, massa yang mewakili prinsip Metafora.

3.

Tema, keindahan dilihat dari segi fungsi.

4.

Wujud karakter yang mengundang, mendidik, sederhana, jujur, kuat, dan
indah.
Tabel 5.2. Perbandingan Bentuk Dasar

Kesesuaian Bentk Site

Baik

Orientasi Bangunan

Baik, Orientasi Jelas

Efisiensi Ruang

Efisien

Kurang Efisien

Tidak Efisien

Lebih Mudah

Cukup Sulit

Mudah

Baik

Paling Baik

Kurang Baik

Efisiensi Struktur dan
Konstruksi Bangunan

Kesan yang Ingin

Baik

Kurang Baik

Baik, Orientasi ke
Segala Arah

Tidak Jelas

4. Keluaran: berdasarkan faktor-faktor di atas , bentuk yang paling baik yang
dijadikan sebagai pertimbangan kelebihan dan kekurangannya yang
digunakan untuk menyesuaikan dengan tema Arsitektur Metafora adalah
bentuk bulat dimana bentuk bulat mempertegas suatu bentuk metafora
yang dinginkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

68
5.3.2.

Sirkulasi dan Penzoningan
Sirkulasi adalah suatu pencapaian yang dilakukan manusia untuk

mencapai fungsi-fungsi yang diinginkan di dalam bangunan. Ditinjau dari
sistem bangunan, sirkulasi dibedakan atas sirkulasi horizontal dan vertikal.
Sirkulasi horizontal dilakukan di dalam satu lantai sedangkan yang vertikal
dilakukan untuk mencapai dari lantai ke lantai lainnya. Pada sirkulasi pameran,
sirkulasi bergantung pada tata letak ruang dan objek pameran.
Tabel 5.3. Jenis Sirkulasi
Objek

HORIZONTAL

Linear

Gambar

Keterangan
Semua jalan pada dasarnya linear.
Jalan yang lurus dapat menjadi
unsur pengorganisir utama untuk
sederet ruang-ruang. Di samping
itu
jalan
dapat
berbentuk
lengkung atau berbelok arah,
memotong jalan lain bercabangcabang, berbentuk putaran (loop)

Radial

Konfigurasi radial memiliki jalan
yang lurus yang berkembang dari
atau berhenti pada sebuah pusat,
titik bersama.

Spiral

Sebuah konfigurasi spiral adalah
suatu jalan tunggal yang menerus,
yang berasal dari titik pusat ,
mengelilingi pusat dengan jarak
yang berubah.

Grid

Konfigurasi grid terdiri dari dua
pasang jalan sejajar yang saling
berpotongan pada jarak yang
sama dan menciptakan bujur
sangkar atau kawasan-kawasan
ruang segi empat.

Jaringan

Suatu konfigurasi jaringan terdiri
dari
jalan-jalan
yang
menghubugkan titik titik tertentu
dalam ruangan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

69

Objek

VERTIKAL

Elevator

Tabel 5.3. Jenis Sirkulasi (Lanjutan)
Gambar
Keterangan
1. Pencapaian langsung ke tiaptiap lantai
2. Waktu tempuh singkat
3. Dapat menempuh lebih dari
satu lantai sekaligus
4. Kapasitas orang bergantung
pada ukuran, jumlah, dan
kecepatan lift

Eskalator

1. Pencapaian mengalir dari satu
lantai ke lantai lain
2. Waktu tempuh relatif singkat
3. Orientasi jelas

Tangga

1. Pencapaian terbatas
2. Waktu tempuh relatif lama
3. Alternatif pencapaian pada
saat darurat
4. Memerlukan tenaga

Jenis Sirkulasi

Tabel 5.4. Jenis Sirkulasi Pameran
Gambar
Keterangan

Koridor antar
ruang

1. Sirkulasi satu arah
2. Sesuai dengan objek pameran
berukuran
besar
yang
dapat
memenuhi ruangan
3. Umumnya untuk pameran satu tema

Sepanjang sisi
antar ruang
tertutup

1. Sirkulasi tertutup
2. Penutupa
ruang
tidak
akan
menggangu sirkulasi
3. Umumnya untuk pameran beberapa
tema

Sepanjang sisi
antar ruang
bersekat tertutup

1.
2.
3.
4.

Sirkulasi tertutup
Menampung banyak objek pameran
Ruang dalam ruangan
Umumya untuk pameran beberapa
tema

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

70
Tabel 5.4. Jenis Sirkulasi Pameran (Lanjutan)
Gambar
Keterangan

Jenis Sirkulasi

Sepanjang sisi
satu ruang

1. Sirkulasi tertutup
2. Sesuai dengan arahan objek yang
berklimaks
3. Umumnya untuk pameran tetap
dengan tema terkait

Aliran bebas
satu ruang

1. Sirkulasi tertutup
2. Tanpa arahan atau bebas
3. Umumnya untuk pameran terbuka
atau temporer

Kriteria sirkulasi bangunan sebagai berikut :
-

Untuk pameran , sirkulasi diharapkan searah dari ruang ke ruang

-

Jelas dan mudah pencapaiannya

-

Aman dan nyaman untuk pengunjung

Penzoningan
Penzoningan dilakukan dengan pengelompokan kegiatan yang sama
terhadap kondisi tapak dan kriteria zona penzoningan . Zona Penzoningan
terbagi atas :
-

Publik , merupakan zona yang berhubungan secara langsung dengan
pengunjung .

-

Semi publik , merupakan peralihan antara zona pengelola dan pengunjung.

-

Privat , merupakan zona yang digunakan untuk kepentingan pengelola

-

Servis , merupakan zona yang berhubungan erat dengan kegiatan pelayanan.
Pada analisis penzoningan, zona-zona diatas dapat dibagi lagi menjadi

sub-zona berdasarkan kegiatan yang dilakukan pengguna bangunan.
Zona

Publik

Tabel 5.5. Pembagian Zona Bangunan
Sub-Zona
Fasilitas
Kriteria
Lobby , resepsionis dan Dekat dengan akses ,
publikasi
luas
Ekonomi
- Souvernir shop
Dekat dengan akses
- Ruang pamer temporer
Ruang khusus yang
Wisata
- Ruang pamer tetap
tenang dan terlindungi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

71

Zona

Semi
Publik

Privat

Service

Tabel 5.5. Pembagian Zona Bangunan (Lanjutan)
Sub-Zona
Fasilitas
Kriteria
- Audio visual
- Ruang seminar/serba guna
Menyampaikan
Ruang Khusus , dan
informasi
- Ruang pamer tetap
terlindungi
- Ruang pamer temporer
Tambahan
- Café, Amphitheatre
Menarik
- Sanggar
- R. Teori
Edukatif non formal
- R. Pahat
Ruang
khusus
,
- R. Fotografi
danterlindungi
Wadah
mengekspresikan
- Workshop seniman
kreatifitas seniman
- Ruang perawatan
Ruang khusus untuk
- Gudang alat
merawat objek koleksi
Perawatan
- Hall loading barang
untuk kalangan tertentu.
- Studio foto
Ruang untuk mencatat
- Ruang kurator
masuk-keluarnya, dan
Kuratorial
- Ruang registrasi
kelayakan
objek
koleksi.
- Hall ruang tamu
- Ruang pimpinan galeri
- Ruang wali pimpinan galeri
- Ruang tata usaha
Area perkantoran dan
Administrasi
- Ruang kepegawaian
administrasi (pengelola)
- Ruang rapat
- Ruang bagian keuangan
- Ruang bagian ilmiah dan
kependidikan
- Gudang
- R. Penyimpanan objek Mudah
dalam
Penyimpanan
koleksi
pelayanan
- Lift barang
- Ruang CCTV
- Ruang panel
- Ruang mesin AC
Mudah
dalam
- Ruang AHU
pelayanan dan tidak
Mekanikal elektrikal
- Ruang trafo
menggangu
kegiatan
- Ruang pompa
lain
- Ruang genset
- Ruang janitor
Dekat dengan akses
Keamanan
- Pos jaga
masuk dan keluar
- Pantry
Istirahan
- R. Locker karyawan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

72
5.4.

AnalisaStruktur

5.4.1.

Prinsip Struktur

1.Struktur atas, berfungsi menyalurkan beban atau gaya dari atas ke bawah
Tabel 5.6. Kelebihan dan Kelemahan Bahan Struktur
Objek
Kelemahan
Kelebihan
Fleksibilitas
ruang
tinggi,
Refleksi besar bila diterpa bentangan relatif besar (14 -22
Rangka batang
angin
meter), kuat dalam bentangan
horizontal.
Fleksibilitas ruang kurang, Tidak menggunakan kolom, waktu
Dinding pemikul
perlu keahlian khusus
pengerjaan cepat.
Balok Induk dan
Ruang platfon relatif kecil Bentang 9-18 meter, rangkapenguat
Pendukung
(1/20-1/24 bentang)
lantai
Bukan
sebagai
rangka
Daya tarik yang tinggi,bentangan
Kabel Baja
utama, ruang gaya tarik
100-300 meter,fleksibilitas tinggi.
yang besar
Praktis
dalam
pengerjaan,
Selisih ketinggian relatif
Plat lantai precast
bentangan 4-10 meter, ruang plafon
kecil
lebih tinggi.
2. Struktur bawah, berfungsi sebagai pemikul dan penerus beban ke tanah
secara merata
Tabel 5.7. Analisa Struktur Bagian Bawah
Objek
Keterangan
a. Cukup aman untuk menahan gaya, baik itu gaya
vertikalmaupun horizontal
b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (8-20 meter)
Pondasi Tiang Pancang
c. Pengerjaan cepat dan mudah
d. Bahan dari beton, baja, dan kayu
e. Menimbulkan getaran dan bunyi yang relatif besar
a.
Digunakan pada tanah rawa-rawa atau lunak
b.
Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (4-8
meter)
Pondasi Sumuran
c.
Mudah pengerjaan dalam perluasan bangunan
d.
Aman dan ekonomis untuk tipe bangunan tingkat
rendah
a.
Cukup aman untuk menahan gaya vertikal
b.
Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (>10
meter)
c.
Pengeboran untuk pengecoran pondasi
Pondasi Bore Pile
d.
Digunakan pada tanah yang tidak keras
e.
Tidak menimbulkan getaran dan bunyi yang besar
f.
Tidak memakan waktu yang lama
g.
Memerlukan keahlian khusus
h.
Tidak ekonomis
3.Bahan Struktur
Kriteria

Tabel 5.8. Analisa Bahan Struktur
Beton
Baja

Komposit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

73
Agregat kasar/halus,
air dan semen
Mudah dibentuk,
praktis
Gaya tekan
100-450 oC/non
korosi

Unsur
Sifat
Kekuatan
Daya tahan
(api/cuaca)
Pengontrolan
kualitas
Keahlian
Pelaksanaan

Besi, karbon,
oksigen

Beton dan Baja

Kaku

Relatif fleksibel

Gaya tarik
250 oC/ korosi

Gaya tekan dan tarik
100-450
o
C/nonkorosi

Ketat

Relatif merata

Ketat

Menegah
Bertahap, di
lapangan

Ahli khusus

Ahli khusus
Singkat, pabrikan
atau lapangan

Jenis

Bertulang, praktekan

Contoh

Balok, kolom, lantai,
dinding core

Singkat, pabrikan
Variasi rangka dan
profil
Balok, kolom, kabel,
struktur

Variasi
Balok, kolom, lantai,
dinding core

4. Bahan Bangunan
Tabel 5.9. Analisa Bahan Bangunan
Objek
a.

Kayu

Aluminium

Gipsum

Kaca

b.
c.
d.
e.
f.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Keterangan
Digunakan untuk bangunan kecil dan
rendah
Sebagai struktur rangka dan balok
Jenis bahan pabrikan
Tidak tahan terhadap rayap
Perawatan intensif
Gaya sesuai arah serat
Sebagai struktur pendukung
Jenis bahan pabrikan
Perlu keahlian khusus
Tahan cuaca tropis
Penghantar panas
Ringan
Tingkat stabilitas tinggi
Daya tahan tinggi
Kedap suara
Anti serangga
Ringan & pemasangan praktis
Aplikasi pada plafon dan partisi
Sebagai sturktur pelingkup
Perlu keahlian khusus
Permukaan yang rentan terhadap cuaca
Tahan terhadap kelembaban
Ringan & Transparan
Kuat pada fungsi tertentu

Direncanakan struktur yang akan digunakan adalah sistem beton bertulang
terdapat beberapa pertimbangan, sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

74
1. Beton memiliki kuat tekan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
kebanyakan bahan lain.
2. Beton bertulang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap api dan air
3. Beton bertulang tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi
4. Kemampuannya untuk dicetak menjadi bentuk yang sangat beragam, mulai
dari pelat, balok, dan kolom yang sederhana sampai atap kubah dan
cangkang besar.
5. Keahlian buruh yang dibutuhkan untuk membangun konstruksi beton
bertulang lebih rendah bila dibandingkan dengan bahan lain seperti struktur
baja.
6. Bentang antar kolom atau modul kolom yang direncanakan adalah 8 – 10
meter. Pertimbangan terhadap basement bangunan dan parkir kendaraan
mobil (1 mobil 2,4 meter). Modul kolom disesuaikan dengan ukuran retail dari
UKM. Perhitungan dari tinggi balok adalah 1/12 atau 1/10 daribentang kolom.

Gambar 5.21. Konstruksi Beton Bertulang
Sumber: Google.com

5.5.

Analisa Utilitas Bangunan

5.5.1.

Analisis Sistem Elektrikal
Berdekatan dengan lokasi proyek terdapat tiang listrik. Kabel listrik akan

disambung/dialirkan ke trafo yang berada didalam lokasi proyek. Bangunan
Gallery Paradise of North Sumatera akan didukung dengan generator listrik.
5.5.2.

Analisis Sistem Telekomunikasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

75
Pada persimpangan Jl. Patimura dan Jl. Kampung Mandailing terdapat
tiang telepon. Dari tiang telepon akan disambung ke panel in and out yang
berada di dalam lokasi proyek.

5.5.3. Analisis Sistem Pengkondisian Udara
Pengkondisian udara menggunakan sistem VRV (Gambar 4.20). Terdapat
pertimbangan dalam pemilihan sistem pengkondisian udara, yaitu tidak memakan
banyak tempat seperti ruang AHU, cocok digunakan dibangunan komersil, hemat
listrik dan kapasitas yang cukup besar, dapat menggunakan sistem kontrol
terpusat dan jangkauan yang cukup jauh (pipa).

Gambar 5.22. Pengkondisian Udara VRV
Sumber: Google.com

5.5.4. Analisis Sistem CCTV
Pemasangan

CCTV

pada

bangunan

galeri

dirasa

perlu.

Hal

inidikarenakan,bangunanyangdirencanakanadalahbangunankomersilyangdikunjun
gi oleh banyak orang sehingga dari segi kenyamanan perlu diperhatikan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

76

Gambar 5.23. Contoh System CCTV
Sumber: Google.com

5.5.5.

Analisis Sistem Pendistribusian Air
Direncanakan sistem pendistribusian air pada proyek ini untuk pasokan

airbersih berada di belakang Halaman Kosong Bangunan. Penampungam air
bersih ini terdiri dari 2 buah reservoir air tank berurukuran besar. Hal ini
diasumsikan karna tidak terlalu banyaknya keperluan pasokan air dalam per hari
bangunan.

Gambar 5.24. Reservoir Air Tank
Sumber: Google.com

5.5.6. Analisa Sistem Air Kotor
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

77
Sumber air kotor dalam bangunan berasal dari :
1. Air hujan (Drainase)
Disalurkan dari atap bangunan ke pipa-pipa pembuangan air hujan secara
vertikal dan kemudian diteruskan ke saluran pembuangan kota
2. Air kotor cair
Disalurkan melalui pipa pembuangan secara vertikal dan kemudian diteruskan
ke saluran pembuangan kota. Khusus pembuangan dari dapur, air kotor
disaring dalam bak penampungan lemak.
3. Air kotor padat
Disalurkan melalui pipa pembuangan air kotor padat secara vertikal dan
dibuang ke bak septictank dan kemudian diresapkan ke dalam tanah melalui
bak resapan.

5.5.7. Analisa Elektrikal
Sumber listrik berasal dari :
1. PLN
Untuk kebutuhan sehari-hari dalam keadaan normal.
2. Generator Set (Genset)
Untuk kebutuhan listrik pada saat terjadi pemadaman listrik PLN seperti yang
terjadi akhir-akhir ini. Minimal genset ini dapat menyuplai listrik 50 % dari listrik
yang dibutuhkan yaitu mencakup tenaga listrik utama, seperti penerangan
umum, AC, pompa, dan lift.
3. UPS (Uninteruped Power Supply)
Merupakan baterai kering yang dapat menyuplai tenaga listrik sementara.
UPS digunakan pada saat pemadaman listirk PLN dan kebakaran. UPS ini
berguna untuk menyuplai listrik secara langsung pada bangunan khususnya
pada fungsi yang sangat membutuhkan, seperti : penerangan darurat, dan
fan-fan pada saat kebakaran.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

78

UPS
Sub panel

Penerangan

Genset

Panel Utama

AC

Sub panel
PLN

Pompa

Trafo

Gambar 5.25. Sistem Listrik

5.5.8. Anasilas Keselamatan
Pencegahan kebakaran berarti segala usaha yang dilakukan agar tidak
terjadi penyalaan api yang tidak terkendali, salah satunya adalah melalui sistem
deteksi

awal

untuk

mengaktifkan

alarm

peringatan.

Sedangkan

penanggulangannya adalah untuk memadamkan penyalaan api yang tidak
terkendali tersebut, yaitu sistem pemadaman yang diaktifkan alarm .
Sistem deteksi awal kebakaran, yaitu :
1. Alat deteksi asap (Smoke Detector)
Mempunyai kepekaan tinggi dan akan membe ikan alarm bila terjadi asap di
dalam ruang tempat alat itu dipasang.
2. Alat deteksi nyala api (Flame Detector)
Dapat mendeteksi adanya

nyala a pi yang tidak terkendali dengan cara

menangkap sinar ultra violet yang dipancarkan nyala api tersebut.
Penanggulangan pada saat kebak aran dapat dilakukan dengan cara :
1. Sprinkler
Untuk memadamkan api sedini mungkin secara otomatis. Setiap sprinkler
melayani area seluas 10-25 m2
2. Fire hydrant
Merupakan suatu sistem pipa air bertekanan tinggi atau tangki di bagian atas.
Pada

tiap

lantai

sistem

ini

mempunyai

penghubunga

yang

dapat

disambungkan dengan selang-selang hydrant di sampingnya.
Fire extinguisher Terdiri dari :
a. Padat, alat pemadam yang berisi bubuk kimia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

79
b. Gas, yang berisi gas asam arang (CO2)
c. Busa, lebih bersifat efektif untuk menanggulangi kebakaran yang
disebabkanbenda cair atau arus listrik.
4. Tangga darurat
Dengan persyaratan antara lain :
a. Mempunyai lebar yang cukup
b. Konstruksi harus tahan api
c. Perletakannya dalam bangunan jelas terlihat
d. Jarak pencapaiannya ke tangga maksimum 25 meter

Api

Detector

Panel Alarm

Aktif
Pemadaman

Gambar 5.26. Pendeteksi Kebakaran

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

80
BAB VI
KONSEP PERANCANGAN

Setelah melakukan analisis perancangan secara eksternal dan internal.
Tahap berikutnya adalah penyelesaian dari hasil analisis yang telah dilakukan
pada bab V.
6.1 Konsep Penerapan Tema
Terkait dengan tema metafora tangible yang diaplikasikan ke dalam
bentukan bangunan, maka bentukan dan gubahan massa harus menggambarkan
karakteristik dari persepsi lingkungan sekitar, maka dibuat dari gambaran umum
mengenai sebuah galeri seni, kata kunci di sini ialah sungai babura yang dimana
terdiri dari elemen air yang menggunakan penggambaran visual air di jatuhkan
objek kecil akan menimbulkan riak air.

Gambar 6.1 Lukisan Water ripple, R. Christian
(Sumber: Google)

Dalam perancangan bangunan ini dirancang sebagai representative
terhadap seni dan memberikan identitas seni itu sendiri, dan diharapkan galeri ini
dapat menjadi ikonik kota medan yang berawal dari satu objek yang
diterjemahkan menjadi abstrak dan menghasilkan wujud seni. Menurut Affandi,
seorang seniman ternama di Indonesia, Seni abstrak memberikan kesan yang
lebih dalam dibandingkan seni objek nyata. Menurut Malivich (1913), Aliran
Abstraksionime adalah aliran yg berusaha melepaskan diri dari sensasi-sensasi
atau asosiasis figuratif suatu obyek sebagai ungkapan perasaan seni.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

81
Menurut buku literatur seni, Dalam penciptaan karya seni, untuk
menekankan keseimbangan yang mendukung gerak (movement) atau arah
(direction) dengan menggunakan unsur-unsur seni. Irama dapat dihayati secara
visual atau auditif jika ada gerak seperti yang dapat kita hayati pula di alam,
misalnya irama gelombang laut, dan sebagainya.

Gambar 6.2 Riak air yang berirama
Sumber: Google

Terdapat dimensi- dimensi layer
air pada riak

Selalu meninggalkan void saat
jatuhnya objek

Gelombang riak selalu tak sempurna
atau selalu menimbulkan bentuk kaku

Gambar 6.3 Gambar karakteristik riak air
Sumber Google

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

82
6.2 Konsep Sistem Kegiatan/Program Ruang
Konsep system kegiatan mengikuti analisa kegiatan ruang pada umumnya
yaitu sebagai berikut:

Pengunjung memulai dari masuk site dan parker di basement atau
langsung jalan masuk ke galeri dan mendaftar melalui lobby dan masuk ke zona
splash water sebagai zona penyambutan. Setelah itu permulaian penelusuran di
bangunan dimulai apabila galeri sedang berlangsung pameran temporer atau tidak
dari bilik kiri bangunan atau langsung dari tengah seating memulai telusur
melengkung untuk member kesan riak air dan kesan ruang elegan.

Gambar 6.4 Denah Lantai Satu
Setelah naik pada lantai dua, perjalanan pada zona ini bertemakan giant
zone atau dikhususkan untuk benda patung besar dan keramik yang agak susah
di pindahkan ke lantai berikutnya. Pada Bagian ini terdapat banyak void dari lantai
dua ke lantai satu untuk memaksimalkan penampilan pajangan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

83

Gambar 6.5 Visualisasi Giant Zone dari Lantai 1
Setelah melewati zona tersebut penelusuran galeri ini berlanjut ke area
basah dan lembab karena dinding pada lantai ini menggunakan air terjun di
dinding dan dikacakan seperti gambar dibawah ini.

Gambar 6.6 Visualisasi dinding Berair dan berkaca

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

84
Berikut adalah gambar denah lantai dua secara keseluruhan:

Gambar 6.6 Denah Lantai 2
Dibagian belakang denah lantai 2 terdapat opisonal penelusuran yaitu
melanjutkan ke lantai tiga atau memilih menelusuri bagian oudoor lantai 2 yang
melanjut ke jalur rooftop garden yang disambungkan oleh jembatan ke café
outdoor dan dapat melanjut menggunakan ramp turun ke halaman pameran luar
dan bagian tepi air site.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

85
Apabila pengunjung memilih penulusuran berlanjut ke lantai tiga maka
pengunjung dapat merasakan pengalaman bawah air buatan dari bangunan. Pada
lantai tiga ini menggunakan atap sejenis skylight kaca sebagai alas dari kolam
yang diisi air dibagian atas, sehingga akan menampilkan visualisasi kesan bawah
air dikarenakan pembiasan cahaya ke air dan menghasilkan kesan bawah air.

Gambar 6.7 Visualisasi Skylight kolam Air

Gambar 6.8 Visualisasi Kolam diisi Air
Adapun fitur lain pada bangunan galeri adalah workshop, studio foto, café ,
Aula, Amphitheatre, dan Pameran Outdoor.

Gambar 6.9 Visualisasi Splash Water Zone
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

86

Gambar 6.10 Visualisasi Café

Gambar 6.11 Amphitheatre dan Pameran Outdoor Tepi sungai

Zona dan Pembagian Ruang

Adapun pembagian Zona dalam massa galeri adalah sebagai berikut:
Tabel 6.1 Zona Pembagian Ruang
Zona
Publik

Kelompok Ruang


Koleksi
`2D

Ruang

grafis, 

(lukisan,



fotografis)

R. Pameran Utama
R. Pameran Temporer
R.

Kuliah

Umum

/

Seminar
`3D

(patung,

miniatur
arsitektur,

keramik, 
rumah, 

tekril,

R. Orientasi
Lavatory

griya

kayu)
Non-Koleksi



R. Informasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

87


Cafetaria



Lobby



Gift Shop



Lavatory



Parkir Pengunjung



Parkir

Kendaraan

Pengangkut
Non- Publik

Koleksi



Bengkel (Workshop)



Bongkar-Muat
(Loading Dock)



Lift Barang



R.

Penerimaan

Koleksi

Non-Koleksi

Pengamanan



R. Kepala Museum



R. General Manager



R. Manager



R. Staff



R. Rapat



Restroom



Studio Presentasi



Studio Foto



Laboratorium Foto



Kantor Retail



Pos Keamanan



R. Mekanikal



R. Elektrikal



R. AHU



Dapur



Gudang



Ruang Penyimpanan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

88
Koleksi


Ruang

Komputer

Pengawas (CCTV)


Ruang Perlengkapan
Keamanan

Perhitungan Besaran Ruang adalah sebagai berikut:
Tabel 6.2 Pembagian Kelompok Besaran ruangan
Nama Ruang & Perhitungan

Kelompok Ruang
PENERIMAAN

Luasan Ruang

Luas (m2)

Parkir Pengunjung dan Pengelola
Kapasitas 800 orang berdasarkan kendaraan
yang digunakan :
 Motor (30%)  240 orang
@ motor 2 orang  120 unit motor
 Mobil (35%)  280 orang
@ mobil 4 orang  70 unit mobil
 Bus besar (35%)  280 orang
@ bus 40 orang  7 unit bus
Luas Parkir
 Motor

= 120 (1 x 2,2) = 264 m2

 Mobil

= 70 (2,4 x 5,5) = 972 m2

 Bus besar = 7 (2,6 x 10) = 182 m2
Sirkulasi 60%
Total luas parkir

2269

Lobby
Kapastias 200 orang
Standar gerak (buffer sone area) = 0,65 m2
Kebutuhan ruang gerak = 200 x 0,65 = 130
m2
Sirkulasi 150% = 195 m2
Total luas lobby

325
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

89
Loket
Perhitungan kapasitas 1000 orang
Terbagi dalam 5 kelompok  200 orang
1 loket melayani 50 orang  4 loket
Standar 3 m2
Sirkulasi 20%  0,6 m2

14,4

Ruang Antrian
1 loket 1 barisan antrian  4 baris, 50
orang/baris
Standar

gerak

(touch

zone

area)

0,28

m2/orang
Luas ruang antrean = 50 x 0,28 x 4

56

Ruang Informasi
Kapasitas 2 orang
Standar 3,2 m2/orang
Sirkulasi 20%  0,64 m2

7,7

Pos Keamanan
Kapasitas 4 orang
Standar 3,2 m2/orang
Sirkulasi 20%

15,4

Lavatory
Perhitungan untuk 800 orang
Standar kebutuhan
 Toilet  1 unit/100 orang  8 unit
 Urinal  1 unit/50 orang  16 unit
 Wastafel  1 unit/50 orang  16 unit
Luas lavatory
Toilet  8 x 1,5 x 1,9 = 22,8 m2
Urinal  16 x 0,5 x 0,4 = 3.2 m2
Wastafel  20 x 0,4 x 0,6 = 2.4 m2
Sirkulasi 20%
Total luas lavatory
PENGELOLA

44,8

R. Kurator / Kepala Museum
1 set meja kerja 2 m2

25,3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

90
1 meja diskusi 3,4 m2
4 kursi  0,6 x 0,8 x 4 = 1,92 m2
1 set meja-kursi tamu  3,4 x 2 = 6,8 m2
1 set almari 4 m2
Sirkulasi 40%
Luas total
R. General Manager
1 set meja kerja 2 m2
2 kursi tamu  0,96 m2
1 set meja-kursi tamu  3,4 x 2 = 6,8 m2
1 set almari 4 m2
Sirkulasi 40%
Luas total

19,3

R. Manager
1 set meja kerja 2 m2
2 kursi tamu  0,96 m2
1 set almari 4 m2
Sirkulasi 40%
Luas total

9,7

Ruang Staf Administratif
Kapasitas 20 orang
Standar 4,8 m2/orang
Sirkulasi 20%
Luas total

115,2

Ruang Staf Kurator
Kapasitas 5 orang
Standar 4,8 m2/orang
Sirkulasi 20%
Luas total

28,8

Ruang Rapat
Kapasitas 25 orang

50

Restroom
Kapasitas 25 orang
Standar kebutuhan 1,16 m2/orang

29

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

91
Luas
Lavatory
Kapasitas 20 orang
5 toilet  5 x 1,5 x 1,9 = 14,25 m2
4 urinal  4 x 0,5 x 0,4 = 0,8 m2
2 wastafel  2 x 0,4 x 0,6 = 0,48 m2
Sirkulasi 10%
Total luas lavatory
DOKUMENTASI

17,1

Studio Presentasi
2 meja gambar 2 x 2,5 m2  5 m2
1 meja diskusi 1,7 x 2 m2  3,4 m2
6 kursi 0,6 x 0,8 m2  2,88 m2
1 meja kerja 0,76 x 1,7 m2  1,3 m2
1 almari 4 m2
Sirkulasi 40%
Luas total

23,2

Studio Foto
4 x 4 m2

16

Lab. Foto
1 almari 4 m2
1 meja kerja 0,76 x 1,7 m2  1,3 m2
3 kursi 0,6 x 0,8 m2  1,44 m2
Sirkulasi 20%
Luas total

8,1

Lavatory
Kapasitas 20 orang
5 toilet  5 x 1,5 x 1,9 = 14,25 m2
4 urinal  4 x 0,5 x 0,4 = 0,8 m2
2 wastafel  2 x 0,4 x 0,6 = 0,48 m2
Sirkulasi 10%
Total luas lavatory
PENUNJANG

17,1

Cafetaria
Kapasitas 50 orang
Standar ruang gerak 1,6 m2/orang

96

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

92
Sirkulasi 20%
Luas total
Gift Shop
Kapasitas 40 orang
Standar ruang gerak 1,6 m2/orang
Ruang administrasi 3 x 3 = 9 m2
Sirkulasi 20%
Luas total

106,8

Lavatory
Kapasitas 20 orang
5 toilet  5 x 1,5 x 1,9 = 14,25 m2
4 urinal  4 x 0,5 x 0,4 = 0,8 m2
2 wastafel  2 x 0,4 x 0,6 = 0,48 m2
Sirkulasi 10%

SUPER SECURE

Total luas lavatory

17,1

Ruang Penyimpanan Koleksi

150

Ruang Komputer Pengawas (CCTV)
Kapasitas 3 orang
Standar gerak 1,6 m2/orang
20 unit monitoring pengawas  20 x 0,2 x 0,4
= 1,6 m2
2 meja  4 m2
3 kursi  3 x 0,6 x 0,8 = 1,44 m2
Luas total

11,8

Ruang Peralatan Keamanan
3 rak  3 x 1 x 2 = 6 m2
1 lemari 2 m2
Sirkulasi 20%
Luas total
PEMELIHARAAN
KOLEKSI

9,6

Parkir Kendaraan Pengangkut
3 truk  3 x 8 x 3 = 72 m2
Sirkulasi 60%
Luas total
Bongkar-Muat (Loading Dock)

115,2
56
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

93
Kapasitas 10 orang
Ruang gerak 1,6 m2/orang
Muatan 24 m2
Sirkulasi 40%
Luas total
Laboratorium Konservasi
R. Penyimpanan Sementara 60 m2
Lab. Penelitian 60 m2
R. Konservasi 40 m2
R. Karantina 40 m2
Luas total

150

Bengkel Restorasi (Workshop)
Ruang restorasi 60 m2
Gudang alat 20 m2

80

Lavatory
Kapasitas 20 orang
5 toilet  5 x 1,5 x 1,9 = 14,25 m2
4 urinal  4 x 0,5 x 0,4 = 0,8 m2
2 wastafel  2 x 0,4 x 0,6 = 0,48 m2
Sirkulasi 10%
Total luas lavatory
SERVICE

17,1

Ruang ME
Ruang pompa 9 m2
Ruang trafo & genset 15 m2
Ruang kontrol 9 m2
Luas total

33

Ruang AHU
Kapasitas 20 unit AHU
1 unit  0,6 x 2 = 1,2 m2
Sirkulasi 20%
Luas total

28,8

Ruang Cleaning Service & OB
Kapasitas 20 orang
Gudang peralatan 9 m2

19,1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

94
Loker  20 x 0,4 x 0,4 = 3,2 m2
Kursi panjang  3 x 1,55 x 0,8 = 3,72 m2
Sirkulasi 20%
Luas total
Lavatory
Kapasitas 20 orang
5 toilet  5 x 1,5 x 1,9 = 14,25 m2
4 urinal  4 x 0,5 x 0,4 = 0,8 m2
2 wastafel  2 x 0,4 x 0,6 = 0,48 m2
Sirkulasi 10%
Total luas lavatory

17,1

Gudang
3 rak  3 x 1 x 2 = 6 m2
1 lemari 2 m2
Sirkulasi 200%
Luas total
Besaran Ruang
Pendukung Total
Bangunan

24

KELOMPOK :
 Penerimaan

3.224,3

 Pengelola

294,4

 Dokumentasi

64,4

 Penunjang

219,9

 Super secure

171,4

 Pemeliharaan

41