Penentuan Kadar Nitrogen, Fosfor dan Kalium Pada Pupuk NPK

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pupuk
Pupuk telah senantiasa menjadi lina depan dalam usaha untuk meningkatkan produksi
pangan dunia dan mungkin, lebih daripada jenis input yang lain, secara luas bertanggung jawab bagi
keberhasilan yang telah dicapai. Hanya tanah-tanah yang subur yang merupakan tanah
produktif.Apabila hara tanaman kahat, produktivitas tanah dan hasil tanaman rendah.Jadi, dengan
memasok hara tanaman yang esensial bagi produksi tanaman yang tinggi, pupuk telah menjadi vital
untuk produksi tanaman. (Engelstad,1997)
Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah atau tajuk tanaman dengan
tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara.Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah
kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman dan arang aktif. Pemakaian pupuk kimia kemudian
berkembang seiring dengan ditemukannya deposit garam kalsium di Jerman pada tahun 1839.
Pengetahuan awal tentang unsur hara kimia dalam pertanian modern ditemukan pada tahun 1840
oleh Justus Von Leibig seorang ahli kimia berkebangsaan Jerman.Ia memberi bukti yang membantah
teori humus sebagai unsur hara. Menurut Leibig, tanaman memperoleh zat karbon dari udara dan
beberapa unsur mineral (kalium,kalsium,sulfur, dan fosfor) dari dalam tanah. Setelah penemuan
Leibig, studi mengenai unsur hara mengalami kemajuan pesat di akhir abad ke-19, yang diikuti
dengan perkembangan industri pupuk.Tanah 1842 dimulai pembuatan pupuk
superphosphate.Kemudian tahun 1884 berkembang teori-teori dasar untuk membuat pupuk
ammonia melalui penggabungan hidrogen dan nitrogen dari udara.( Novizan, 2002)

Dengan munculnya kemajuan-kemajuan baru yang berasal dari lembaga penelitian umum
dan swasta dalam bidang produksi tanaman, terdapat alasan untuk meyakini bahwa target produksi
tertinggi akan terus dipecahkan dan persediaan pangan akan terus dapat memenuhi kebutuhan
populasi dunia. Oleh karena prospek untuk mengembangakan lahan tanaman secara nyata sangat
terbatas, bagian terbesar peningkatan produksi pangan akan dilakukan melalui peningkatan hasil
yang dimungkinkan oleh perbaikan di bidang nutrisi tanaman.
Dengan meningkatnya pertumbuhan populasi, kebutuhan terhadap sumber lahan dan pupuk
komersial juga meningkat.Pupuk pada pokoknya merupakan pengganti lahan yang merupakan faktor
makin penting dengan semakin langkanya lahan yang tersedia untuk produksi pangan. Jika peranan
pupuk dalam produksi pertanian dunia selama ini cukup besar, pupuk akan memainkan peranan
yang lebih besar lagi jika luas lahan kita yang terbatas dituntut untuk dapat menyediakan produksi
panganyang dibutuhkan. (Engelstad, 1997)
Unsur-unsur hara yang diserap tanaman berbeda-beda tergantung pada jenis
tanaman.Unsur yang telah diserap tanaman ini idealnya harus dipulihkan kembali ke tanah.Cara
untuk mengembalikan unsur hara ini adalah pemupukan. Kuantitas dan jenis pupuk yang diperlukan
untuk mengembalikan unsur hara yang diserap tanaman ini tergantung pada kesuburan tanah itu
sendiri, keasaman, kelembapan, kadar bahan organik, kemampuan tanaman menyerap pupuk, iklim
dan nilai ekonomi tanaman.

Universitas Sumatera Utara


Tidak heran kalau tanah yang selalu ditanami terus-menerus, akan memundurkan kesuburan
tanah. Hal ini disebabkan oleh: unsur hara terserap tanaman dan tidak dikembalikan karena hasil
panennya dibawa ke tempat lain: perubahan unsur hara dalam tanah karena persenyawaan dengan
zat lain sehingga sukar untuk diserap tanaman, misalnya zat fosfat dan kalsium. Begitu juga dengan
unsur hara dalam tanah yang tersangkut dan larut oleh air hujan atau aliran air irigasi, termasuk
unsur hara terlarut air dan masuk pada tanah lapisan yang lebih bawah.( Isnaini, 2006)
Saat ini dikenal 16 macam unsur yang diserap oleh tanaman untuk menunjang
kehidupannya.Tiga diantaranya diserap ari udara, yakni karbon (C), oksigen (O2), dan hidrogen (H).
Sementara itu, tiga belas unsur mineral lainnya diserap tanaman di dalam tanah, yakni nitrogen (N),
fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), sulfur (S), besi (Fe), mangan (Mn), boron, (B),
seng (Zn), tembaga (Cu), molibdedenum (Mo), dan khlor (Cl). Ketiga belas unsur mineral tersebut
sering disebut dengan unsur hara.Saat ini unsur hara dapat disediakan oleh berbagai macam pupuk
yang tersedia di pasaran. (Novizan,2002)
2.2 Klasifikasi Pupuk
a. Berdasarkan asalnya
- Pupuk Alam
Yaitu pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam tanpa proses yang berarti.

- Pupuk Buatan

Yaitu pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya TSP, urea, rustika dan nitrophoska.
b. Berdasarkan senyawanya
- Pupuk Organik
Yaitu pupuk yang berupa senyawa organik.Misalnya pupuk kandang, kompos, dan guano.
- Pupuk Anorganik
Yaitu pupuk dari senyawa anorganik.Hampir semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.
c. Berdasarkan fasa-nya
- Pupuk padat
Yaitu pupuk yang umumnya mempunyai kelarutan beragam mulai dari ynag mudah larut air
sampai yang sukar larut air.
- Pupuk cair
Yaitu pupuk berupa cairan yang penggunaanya dilarutkan terlebih dahulu dengan air.
d. Berdasarkan cara penggunaanya
- Pupuk Daun:

Universitas Sumatera Utara

Yaitu pupuk yang pemupukannya dilarutkan terlebih dahulu dalam air, kemudian disemptrotkan
pada permukaan daun.
- Pupuk Akar:

Yaitu pupuk yang diberikan kedalam tanah disekitar akar agar diserap oleh akar tanaman
e. Berdasarkan reaksi fisiologisnya
- Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis asam:
Yaitu pupuk yang bila diberikan kedalam tanah ada kecenderungan tanah menjadi lebih asam.
Misalnya: ZA dan Urea.
- Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologisnya basis:
Yaitu pupuk yang bila diberikan kedalam tanah menyebabkan pH cenderung naik.Misalnya pupuk
chili saltpeter dan kalsium sianida.
f. Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya
- Pupuk yang mengandung hanya satu hara tanaman, misalnya pupuk urea yang hanya
mengandung hara N dan TSP yang dipentingkan P saja.
- Pupuk majemuk: Yaitu pupuk yang mengandung dua atau lebih hara tanaman. Misalnya, NPK dan
rustika.
g. Berdasarkan macam hara tanaman
- Pupuk Makro: Yaitu pupuk yang mengandung hara makro saja, misalnya pupuk NPK dan gandasil
- Pupuk Mikro: Yaitu pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja, misalnya metalik.
- Campuran makro dan mikro: misalnya pupuk gandasil dan rustika ( Rosmarkam, 2002)

2.3 Jenis-jenis Pupuk
a. Pupuk Sumber Nitrogen

-

Ammonium Nitrat

-

Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok untuk daerah dingin dan daerah
panas.Ammonium nitrat bersifat higroskopis sehingga tidak dapat disimpan terlalu lama.
Ammonium Sulfat (NH4)2SO4

-

Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZA. Mengandung 21% nitrogen (N) dan 26% sulfur (S),
berbentuk Kristal dan bersifat kurang higroskopis.
Urea (CO(NH2)2)

Universitas Sumatera Utara

b.


Pupuk ini mengandung 46% nitrogen (N).Karena kandungan N yang tinggi menyebabkan pupuk
ini menjadi sangat higroskopis.
Pupuk Sumber Fosfor

-

Superphosphat 36 (SP36)

-

Mengandung 36% fosfor dalam bentuk P2O3.Pupuk ini terbuat dari fosfat alam dan
sulfat.Berbentuk butiran dan berwarna abu-abu.
Ammonium Phosphat

c.

Pupuk ini umumnya digunakan untuk merangsang pertumbuhan awal tanaman. Bentuknya
berupa butiran berwarna coklat kekuningan.
Pupuk Sumber Kalium


-

Kalium Sulfat (K2SO4)
Bentuknya berupa tepung putih yang larut di dalam air, sifatnya agak mengasamkan tanah.

d.

Pupuk Sumber Unsur Hara Makro Sekunder

-

Kapur Dolomit
Berbentuk bubuk berwarna putih kekuningan

-

Kapur Kalsit
Warnanya putih dan butirannya halus

2.4 Manfaat Pupuk

Secara umun dapat dikatakan bahwa manfaat pupuk adalah menyediakan unsur hara yang
kurang atau bahkan tidak tersedia di tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman.Namun,
secara lebih terinci manfaat pupuk itu dapat dibagi dalam dua macam, yaitu yang berkaitan
dengan sifat fisika dan kimia tanah.
1. Manfaat berkaitan dengan sifat fisika tanah
Manfaat utama dari pupuk yang berkaitan dengan sifat fisika tanah, yaitu memperbaiki struktur
tanah dari padat menjadi gembur.Pemberian pupuk organik, terutama dapat memperbaiki
struktur tanah dengan menyediakan ruang pada tanah untuk udara dan air. Ruangan dalam yang
berisi udara akan mendukung pertumbuhan bakteri aerob yang berada diakar. Sementara air
yang tersimpan di dalam ruangan tanah menjadi persediaan yang menjadi sangat berharga bagi
tanaman. Tanah dengan struktur yang lemah juga memudahkan dalam pengolahan sehingga
akan mengurangi biaya pengolahan.
Struktur tanah yang amat lepas, seperti tanah berpasir, juga dapat diperbaiki dengan
penambahan pupuk, terutama pupuk organik. Bahan organik akan mengikat butiran-butiran
tanah sehingga lebih padat dan tidak cepat hancur. Kondisi tanah yang demikian akan menunjang
pertumbuhan tanaman.
Manfaat lain pemberian pupuk adalah mengurangi erosi pada permukaan tanah. Dalam hal ini
pupuk berfungsi sebagai penutup tanah dan memperkuat struktur tanah dibagian permukaan.

Universitas Sumatera Utara


Dengan demikian, tanah tidak mudah tergerus oleh aliran air, tetapi masih cukup gembur untuk
dapat ditembus perakaran dan masih mudah diolah.
2. Manfaat yang berkaitan dengan sifat kimia tanah
Ada beberapa manfaat pupuk yang berkaitan dengan sifat kimia tanah.Manfaat pupuk yang
paling banyak dirasakan penggunaanya adalah menyediakan unsur hara yang diperlukan bagi
tanaman. Pada awalnya unsur hara makro (N,P dan K) yang diutamakan dalam penambahan
pupuk, tetapi kemudian disadari bahwa unsur mikro ternyata juga mulai berkurang dan
dimulailah penambahan unsur mikro dalam bentuk pupuk.
Selain menyediakan unsur hara, pemupukan juga membantu mencegah kehilangan unsur hara
yang cepat hilang, seperti N,P dan K yang mudah hilang oleh penguapan atau oleh air perkolasi.
Bahan organik dalam pupuk dapat mengikat unsur-unsur hara yang mudah hilang dan
menyediakannya bagi tanaman.Efesiensi pemupukan menjadi lebih tinggi dan pada tanah yang
miskin hara kehilangan unsur akibat pengolahan dapat ditekan.
Pemberian pupuk juga membantu penyerapan unsur hara.Pupuk kimia yang ditambahkan perlu
dipecah terlebih dahulu sebelum dapat digunakan tanaman.Pemecahaan unsur kimia pupuk
dapat dibantu dengan mengusahakan pH yang optimum dan pemberian pupuk, terutama pupuk
organik.Unsur hara makro dapat menjadi tidak tersedia bila tanah memiliki pH yang rendah dan
penggunaan kapur dapat memperbaiki keadaan tersebut.
Manfaat lain dari pupuk, yaitu memperbaiki keasaman tanah. Tanah yang asam dapat

ditingkatkan pH-nya menjadi pH optimum dengan pemberian kapur dan pupuk
organik.Sebaliknya, tanah yang bersifat basa dapat diturunkan pH-ny dengan pupuk sulfat dan
pupuk organik.Keasaam telah merupakan faktor yang sangat penting dalam kebersihan
pemupukan dan pertumbuhan tanaman.
Kondisi biologis tanah dapat ditingkatkan dengan pemberiaan pupuk.Pemupukan juga dapat
menambah mikroorganisme tanah, seperti penggunaan pupuk hijau, dan mengusahakan kondisi
yang optimum bagi biologis tanah.Semakin baik kondisi biologis tanah maka semakin baik juga
kondisi tanaman yang tumbuh diatasnya. (Marsono,2005)
2.5 Pupuk Nitrogen, Fosfor, Kalium (NPK)
Pupuk NPK (nitrogen fosfor kalium) merupakan pupuk majemuk yang tersedia yang paling
dikenal saat ini.Bentuk pupuk NPK yang sekarang beredar di pasaran adalah pengembangan dari
bentuk-bentuk NPK lama yang kadarnya masih rendah.Kadar NPK yang banyak beredar adalah 1515-15, 16-16-16, dan 8-20-15, atau 20-20-20.Tiga tipe pupuk NPK yang pertama sangat umum
didapati.Tipe pupuk NPK tersebut juga sangat popular karena kadarnya cukup tinggi dan mamadai
untuk menunjang pertumbuhan tanaman.

Universitas Sumatera Utara

(https://www.google.com/search?q=pupuk+npk&client=firefox-b&source)
NPK yang beredar merupakan pupuk impor, terutama dari Norwegia, Swedia, Jerman,
Jepang, dan Amerika Serikat.Beberapa merek pupuk NPK dan unsur yang dikandungnya disajikan

pada table berikut.
Table 2.1 Beberapa Jenis Pupuk NPK dan Unsur Hara Yang Dikandungnya
Pupuk
N(%)
P(%)
K(%)
Amofoska I
12
24
12
Amafoska II
10
20
15
Amafoska III
10
30
10
Nitrofoska I
15
11
26
Nitrofoska II
16
16
21
Nitrofoska III
17
13
22
Rustica I
12
12
20
Rustica II
13
13
21
Rustica II
15
15
15
Compound fertilizer
14
12
19
Di beberapa daerah pupuk-pupuk tersebut sudah tidak tersedia lagi dipasaran tetapi diganti
dengan merek lain ( Marsono, 2005)
2.6 Nitrogen
Kadar Nitrogen diperlukan untuk pertumbuhan vegetative ( pertumbuhan daun dan batang),
meningkatkan kadar protein tanaman, juga untuk berkembangnya mikroorganisme dalam tanah.
Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk nitrat atau ammonium, yang berpengaruh mempercepat
sintesis karbohidrat diubah menjadi protein.Nitrogen memang banyak terdapat di udara yaitu
sekitar 78%, tetapi untuk dapat diserap tanaman harus dalam bentuk nitrat dan amoniak. Misalnya:
dari udara yang mengandung nitrogen bereaksi dengan sambaran petir yang kemudian larut dalam
air hujan; bahan organik yang diuraikan oleh bakteri atau dengan penambahan pupuk buatan.
Kekurangan nitrogen menyebabkan daun tanaman menjadi hijau muda dan mudah
menguning, terutama daun yang lebih tua.Dan dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini
dikarenakan menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil.Jika
kelebihan maka daun menjadi lebih besar, batang menjadi lunak dan berair sehingga mudah sakit,
juga menunda pembentukan bunga, termasuk pematangan buah menjadi terlambat.(Sutejo,M.M,
2002)

Universitas Sumatera Utara

2.7 Fosfor
Kadar Fosfor penting untuk mempercepat pertumbuhan akar, mempercepat pendewasaan
tanaman, dan mempercepat pembentukan buah dan biji serta meningkatkan produksi.Sumber fosfat
yang di dalam tanah sebagai fosfat mineral yaitu batu kapur fosfat, sisa-sisa tanaman dan bahan
organik lainnya (Isnaini,2006). Kekurangan fosfor mengakibatkan pertumbuhan akar terhambat,
pematangan buah terhambat biji menjadi tidak normal.Dengan kecukupan kalium maka fungsi N dan
P lebih efisien.Di daerah yang lahannya bertekstur berat, kadang pembebasan K terlalu lambat
sehingga walau banyak K ditanah tetapi kurang tersedia sehingga perlu pupuk K lebih
banyak.Dibandingkan N atau P sebenarnya jumlahnya di tanah lebih banyak tetapi ketersediannya
bagi tanaman juga sangat kecil.
Dan unsur hara ini akan menimbulkan hambatan pada pertumbuhan sistem perakaran,
daun, batang, seperti misalnya pada tanaman serealia ( padi-padian, rumput-rumputan penghasil biji
yang dapat dimakan, jewawut, gandum, jagung), daun-daunya berwarna hijau tua/keabu-abuan,
mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah pada bagian bawah, selanjutnya mati. Tangkaitangkai daun kelihatanya lancip-lancip.Pembentukan buah jelek, merugikan hasil biji.
Pada tanaman gandum, defenisi zat fosfat menimbulkan gejala pada jeraminya, berwarna
abu-abu, pertumbuhan tanaman sangat kerdil, hal ini dikarenakan pertumbuhan sistem parakaran
yang buruk dan kurang berfungsi (
Sutejo, 2002)
2.8 Kalium
Kadar Kalium meskipun bukan elemen pembentuk bahan organik tetapi peran kalium
penting untuk pembentukan karbohidrat protein, mengeraskan batang tanaman, meningkatkan
ketahanan tanaman dari penyakit. Dan gejala yang terdapat pada daun jika kekurangan Kalium yaitu
pada permulaanya tampak agak mengkerut dan kadang-kadang mengkilap, selanjutnya sejak ujung
dan tepi daun tampak menguning, warna seperti ini tampak pula diantara tulang-tulang daun, pada
akhirnya daun tampak bercak-cak kotor, berwarna coklat. Dan gejala yang terdapat pada batang
yaitu batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil, gejala yang terdapat
pada buah, misalnya buah kelapa dan jeruk banyak yang berjatuhan sebelum masak (Isnaini, 2006)
2.9 Metode Analisa
2.9.1 Metode Titrimetri
Titrimetri yaitu pemeriksaan jumlah zat yang didasarkan pada pengukuran volume larutan
pereaksi yang dibutuhkan untuk bereaksi secara stoikiometri dengan zat yang ditentukan.
Larutan pereaksi itu biasanya disebut pentiter atau larutan baku. Sedangkan proses
penambahan pentiter kedalam larutan zat yang akan ditentukan disebut titrasi. Dalam proses ini
bagian demi bagian pentiter ditambahkan ke dalam larutan zat yang akan ditentukan dengan
bantuan alat yang disebut buret sampai tercapai titik kesetaraan.Titik kesetaraan adalah titik pada
saat pereaksi dan zat yang ditentukan bereaksi sempurna secara stoikimetri.Titrasi harus dhentikan
pada atau dekat titik kesetaraan ini.Jumlah volume pentiter yang terpakai untuk mencapai titik
kesetaraan ini disebut volume kesetaraan. Dengan mengetahui volume kesetaraan, kadar pentiter
dan faktor stoikiometri, maka jumlah zat yang ditentukan dapat dihitung dengan mudah.

Universitas Sumatera Utara

Titik kesetaraan ini ditentukan dengan berbagai cara tergantung pada sifat reaksinya.
Biasanya , titik kesetaraan tidak disertai oleh perubahan sifat yang dapat dilihat. Karena ini
diperlukan zat tambahan yang dapat menunjukkan perubahan yang dapat dilihat pada atau dekat
titik kesetaraan.Zat tambahan itu disebut indikator.Indikator ini berubah warnanya di sekitar titik
kesetaraan.
Saat terjadinya perubahan warna indikator dalam proses titrasi disebut titik akhir titrasi.
Pada saat titik akhir ini tercapai, titrasi harus dihentikan. Agar proses titrasi dapat berjalan dengan
baik sehingga memberikan hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti( Rivai, 1994).
2.9.2 Metode Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spectrometer dan
fotometer.Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu
dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransisikan atau yang diabsorpsi.Jadi
spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relative jika energi tersebut
ditransisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.Kelebihan
spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih
terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun celah optis.
Suatu spektrofotometer tersusun dari :
1. Sumber spectrum tampak yang kontinu
Sumber yang biasa digunakan adalah pada spektroskopi absorpsi adalah lampu wolfram.Arus
cahaya tergantung pada tegangan lampu.Kebaikan lampu wolfram adalah energi radiasi yang
dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai panjang gelombang.
2. Monokromator
Digunakan untuk memperoleh sumber, sinar yang monokromatis. Untuk mengarahkan sinar
monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian ini dapat digunakan celah. Jika celah posisinya
tetap, maka prisma atau gratignya yang dirotasikan untuk mendapatkan lamda yang diinginkan.
3. Sel absorpsi
Pada pengukuran di daerah tampak kuvet kaca atau kuvet corex dapat digunakan, tetapi
untuk pengukuran pada daerah UV kita harus mengunakan kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya
pada daerah ini.
4. Detector
Peranan detector penerima adalah memberikan respons terhadap cahaya pada bagian
panjang gelombang.Pada spektrofotometer, tabung pengganda electron yang digunakan prinsip
kerjanya telah diuraikan.

Universitas Sumatera Utara

Cara Kerja Spektrofotometer
Cara Kerja Spektrofotometer secara singkat yaitu tempatkan larutan pembanding, misalnya
blanko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan dianlisa pada sel kedua. Kemudian pilih
fotosel ya g cocok.De ga rua g fotosel dala keadaa tertutup ‘ ol” galva o eter de ga
menggunakan tombol dark-current.Pilih yang diinginkan, buka fotosel dan lewatkan berkas cahaya
pada blanko dan nol galvanometer didapat dengan memutar tombol sensitivitas.Dengan
menggunakan tombol transmitansi, kemudian atur besarnya pada 100%. Lewatkan berkas cahaya
pada larutan sample yang akan dianalisis. Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel.
2.9.3 Metode Spektrofotometri Serapan Atom
Metode AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom.Atom-atom menyerap cahaya
tersebut pada panjang gelombang tertentu
, tergantung pada sifat unsurnya.Cahaya pada
panjang gelombang ini mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat elektronik suatu
atom.Dengan absorpsi energi, berarti memperoleh lebih banyak energi, suatu atom pada keadaan
dasar dinaikkan tingkat energinya ketingkat eksitasi.Kita dapat memilih di antara panjang gelombang
ini yang mengasilkan garis spectrum yang tajam dan dengan intensitas maksimum.Inilah yang
dikenal dengan garis resonansi. Keberhasilan analisis ini tergantung pada proses eksitasi dan cara
memperoleh garis resonansi yang tepat. Temperatur nyala harus sangat tinggi.
Setiap alat AAS terdiri dari tiga komponen yaitu, unit atomisasi, sumber radiasi, dan sistem
pengukur fotometrik.Atomisasi dapat dilakukan baik dengan nyala maupun dengan tungku.Untuk
mengubah unsur metalik menjadi uap atau hasil disosiasi diperlukan energi panas. Temperatur harus
benar-benar terkendali sangat hati-hati agar proses atomisasinya sempurna (Khopkar,2008)

Universitas Sumatera Utara