Penetapan Kadar Nitrogen Yang Terkandung Dalam Pupuk Nitrogen, Fosfor, Kalium (NPK) Di PT. Rispa Medan

(1)

PENETAPAN KADAR NITROGEN YANG TERKANDUNG

DALAM PUPUK NITROGEN, FOSFOR, KALIUM (NPK)

DI PT. RISPA MEDAN

KARYA ILMIAH

062401019

WIDIYANDARI

PROGRAM STUDI DIPLOMA-3 KIMIA ANALIS

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

PERSETUJUAN

Judul : PENETAPAN KADAR NITROGEN YANG

TERKANDUNG DALAM PUPUK NITROGEN, FOSFOR, KALIUM ( NPK) Di P.T. RISPA MEDAN

Kategori : Karya Ilmiah Nama : Widiyandari

NIM : 062401019

Program Studi : Kimia Analis Departemen : Kimia

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Disetujui di : Medan, Juni 2009

Diketahui/Disetujui Oleh

Departemen Kimia FMIPA USU Komisi Pembimbing

Ketua, Pembimbing,

Dr.Rumondang Bulan,M.S.

NIP. 131 459 466 NIP. 131 273 465


(3)

PERNYATAAN

PENETAPAN KADAR NITROGEN YANG TERKANDUNG DALAM PUPUK NITROGEN, FOSFOR, KALIUM ( NPK) Di P.T. RISPA MEDAN

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2009

062401019 WIDIYANDARI


(4)

PENGHARGAAN

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Ilmiah ini. Karya ilmiah yang penulis sajikan berjudul “ PENETAPAN KADAR NITROGEN YANG TERKANDUNG DALAM PUPUK NPK di P.T.RISPA MEDAN”.Karya ilmiah ini disusun untuk melengkapi dan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Diploma-3 Kimia Analis Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Selesainya Karya Ilmiah ini juga tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan dan ketulusan hati; penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Zul Alfian,M.Sc, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

2. Ibu Dr.Rumondang Bulan,M.S., selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA USU,Drs.Firman Sebayang,M.Sc, selaku Sekretaris Departemen Kimia FMIPA USU. 3. Ibu Dr.Marpongahtun, selaku Penasehat Akademik beserta seluruh Staff Dosen dan Staff Administrasi Departemen Kimia FMIPA USU Medan yang telah mendidik, membimbing dan membantu penulis selama menjalani masa perkuliahan di Departemen Kimia FMIPA USU.

4. Seluruh Manager dan Personel di Departemen Qaulity Qontrol (QC) P.T.RISPA Medan, yang telah membantu dan memberikan kesempata kepada penulis untuk menyelesaikan Karya Ilmiah ini.


(5)

5. Ayahanda Ir.Hidayat dan Ibunda Suriyani, serta abang yang telah memberikan bantuan moril dan materil serta do’a kepada penulis.

6. Kepada Kakanda Syaiful Bahri Napitupulu.Amd, yang telah memberi saran,motivasi serta doanya selama proses perkuliahan hingga selesainya tugas akhir ini.

7. Untuk teman-teman Nine Balls ( ayu, inggit, isma, kiki, lia, mazda, rina, sherly) serta semua teman-teman Kimia Analis yang telah memberikan semngat serta doa.

Atas bantuan dan dukungan tersebut penulis tidak dapat membalasnya, hanya memohon pada Allah SWT agar mereka memperoleh rahmat dan hidayah serta balasan yang lebih baik dari-Nya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Ilmiah ini belum sempurna, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis menerima segala saran dan kritiknya yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Ilmiah ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga Karya Ilmiah ini dapat bermnfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2009


(6)

THE VALUE DETERMINATION OF NITROGEN WHICH INCLUDE NITROGEN, PHOSPHOR,CALIUM ( NPK ) MANURE IN P.T.RISPA MEDAN

ABSTRACT

It has been done the analysis of Nitrogen contain in NPK. Where Nitrogen is importance for the growth of plant. Analysis Nitrogen contain in NPK is used by Kjeldahl method. From the result of analysis the Nitrogen contain in NPK is 17,05% to 16,44%. From analysis it good to used as base material to make manure NPK according with SNI 2-2803-2000.


(7)

ABSTRAK

Telah dilakukan pemeriksaan kadar nitrogen pada pupuk Nitrogen, fosfor, Kalium (NPK). Dimana Nitrogen sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman. Analisis Nitrogen pada pupuk NPK dapat dilakukan dengan metode Kjeldahl. Dari hasil analisis didapati kadar Nitrogen pada pupuk NPK sebesar 17,05% sampai 16,44% . Dari hasil analisis sangat baik digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk nitrogen,fosfor,kalium (NPK) sesuai dengan SNI 2-2803-2000.


(8)

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN ... i

PERNYATAAN ... ii

PERNGHARGAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang ... 2

1.2 Identifikasi Permasalahan ... 2

1.3 Tujuan ... 2

1.4 Manfaat ... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Pupuk ... 3

2.2 Penggolongan Pupuk ... 4

2.3 Jenis – Jenis Pupuk ... 5

2.4 Pupuk NPK ... 6

2.5 Nitrogen ... 8

2.6 Metode Analisa Kjedhal ... 8

BAB III. METODOLOGI PERCOBAAN ... 11

3.1 Penentuan Kadar Nitrogen Dari Pupuk NPK ... 11

3.2 Alat – Alat ... 11

3.3 Bahan-Bahan ... 11


(9)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 14

4.1 Data Analisis ... 14

4.2 Perhitungan ... 14

4.3 Pembahasan ... 16

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 18

5.1 Kesimpulan ... 18

5.2 Saran ... 18

DAFTAR PUSTAKA ... 19


(10)

THE VALUE DETERMINATION OF NITROGEN WHICH INCLUDE NITROGEN, PHOSPHOR,CALIUM ( NPK ) MANURE IN P.T.RISPA MEDAN

ABSTRACT

It has been done the analysis of Nitrogen contain in NPK. Where Nitrogen is importance for the growth of plant. Analysis Nitrogen contain in NPK is used by Kjeldahl method. From the result of analysis the Nitrogen contain in NPK is 17,05% to 16,44%. From analysis it good to used as base material to make manure NPK according with SNI 2-2803-2000.


(11)

ABSTRAK

Telah dilakukan pemeriksaan kadar nitrogen pada pupuk Nitrogen, fosfor, Kalium (NPK). Dimana Nitrogen sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman. Analisis Nitrogen pada pupuk NPK dapat dilakukan dengan metode Kjeldahl. Dari hasil analisis didapati kadar Nitrogen pada pupuk NPK sebesar 17,05% sampai 16,44% . Dari hasil analisis sangat baik digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk nitrogen,fosfor,kalium (NPK) sesuai dengan SNI 2-2803-2000.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah idealnya dapat menyediakan sejumlah unsur hara penting yang dibutuhkan oleh tanaman. Penyerapan unsur hara oleh tanaman semestinya dapat segera diperbaharui sehingga kandungan unsur hara di dalam tanah tetap seimbang. Hutan adalah contoh ekosistem yang seimbang, pengambilan unsur hara oleh ribuan jenis tumbuhan diimbangi dengan pelapukan bahan organik yang menyuplai hara bagi tanah. Proses inilah yang menyebabkan tanah yang di hutan tetap subur.

Berkembangnya usaha pertanian yang membuka areal hutan secara besar-besaran menyebabkan proses penghanyutan dan pencucian unsur hara semakin besar. Akibatnya, persediaan unsur hara di dalam tanah semakin lama emakin menipis. Apalagi banyak unsur hara yang hilang tidak dikembalikan lagi ke tanah karena tersangkut bersama bagian tanaman. Sebagai contoh, panen padi sebanyak 4 ton padi kering akan membawa 32 kg unsur nitrogen yang merupakan suatu unsur hara esensial dan hara pembatas utama pada sebagian tanah pertanian, 36 kg unsur phosfat dan 21 kg unsur kalium dari dalam tanah. Jika hal ini berlangsung terus-menerus, tanah akan semakin miskin unsur hara. Itulah sebabnya perlu dilakukan pemupukan sebelum dilakukan penanaman. Banyak sedikitnya jumlah dan jenis pupuk yang ditambahkan tergantung dari banyak sedikitnya jumlah dan jenis unsur yang terkandung dalam tanah tersebut. Kandungan unsur hara dapat diketaui secara akurat melalui tes laboratorium. Hasil laboratorium inilah yang nantinya menjadi pegangan rekomendasi untuk pemupukan.(1)


(13)

Mengingat pentingnya unsur hara nitrogen pada tanaman, maka karya ilmiah ini mencoba menjelaskan berapa besar kandungan nitrogen yang terdapat pada pupuk NPK. 1.2 Pemasalahan

Kadar nitrogen pada pupuk NPK sebesar minimum 6 %. Tanah yang kekurangan nitrogen menyebabkan tanaman tumbuh kurus dan kerdil. Daun menjadi hijau muda, terutama daun yang sudah tua, lalu berubah menjadi kuning. Selanjutnya daun mengering mulai dari bawah ke bagian atas. Jaringan – jaringannya mati, mengering, lalau meranggas. Bila pada tanah tersebut tidak diberi pupuk yang mengandung unsur nitrogen maka selamanya tanaman akan tumbuh seperti yang telah dijelaskan.

Namun yang menjadi permasalahn apabila kadar nitrogen pada pupuk NPK tidak sesuai dengan spesifikasi mutu pupuk NPK yang telah ditetapkan.

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui kadar nitrogen yang terdapat pada beberapa sampel pupuk NPK apakah sesuai dengan baku mutu pupuk NPK yang telah ditetapkan oleh SNI 2-2803-2000.

1.4 Manfaat

Diharapkan karya ilmiah ini dapat memberikan informasi tentang spesifikasi mutu kadar nitrogen dari pupuk NPK. Sehingga dapat mengetahui kualitas dari pupuk NPK yang dianalisis.


(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pupuk

Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman, dan arang kayu. Pemakaian pupuk kimia kemudian berkembang seiring dengan ditemukannya deposit garam kalsium di Jerman pada tahun 1839, Pengetahuan awal tentang unsur hara dan unsur kimia dalam pertanian moderen ditemukan pada tahun 1840 oleh Justus Von Leibig seorang ahli kimia berkebangsaan Jerman. Ia memberi bukti yang membantah teori humus sebagai unsur hara. Menurut Leibig, tanaman memperoleh zat karbon dari udara dan beberapa unsur mineral (kalium, kalsium, sulfur, dan phosphor) dari dalam tanah. Setelah penemuan Leibig, studi mengenai unsur hara mengalami kemajuan pesat diakhir abad ke-19, yang diikuti perkembangan industri pupuk. Tahu 1842 dimulai pembuatan pupuk superphosphat. Kemudian tahun 1884 berkembang teori-teori dasar untuk pembuatan pupuk amonia melalui penggabungan hidrogen dan nitrogen dari udara.

Saat ini dikenal 16 macam unsur yang diserap oleh tanaman untuk menunjang kehidupannya. Tiga diantaranya diserap dari udara, yakni karbon (C), oksigen (O), dan hidrogen (H). Sementara itu, tiga belas unsur mineral lainnya diserap tanaman dari dalam tanah, yakni nitrogen, phospor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), sulfur (S), besi (Fe), mangan (Mn), boron (B), seng (Zn), tembaga (Cu), molibedenum (Mo) dan khlor (Cl). Ketiga belas unsur mineral tersebut sering disebut dengan unsur


(15)

hara. Saat ini unsur hara dapat disediakan oleh berbagai macam pupuk yang tersedia di pasaran.(2)

2.2 Penggolongan pupuk

Berdasarkan cara pemberiannya, pupuk digolongkan menjadi pupuk akar karena jenis pupuk ini lebih tepat sasaran bila diberikan lewat akar atau tanah. Selain itu, juga ada yang digolongkan sebagai pupuk daun yaitu pupuk yang dapat diberikan melalui daun dengan cara disemprotkan.

Pupuk akar merupakan pupuk yang pertama dikenal manusia, sedangkan pupuk daun baru dikembangkan setelah manusia mengenal penyerapan unsur hara lewat mulut daun (stomata). Pemberian pupuk lewat akar sebenarnya relatif aman jika dibandingkan dengan pemberian lewat daun, tetapi efisiensinya relatif rendah.

Selain berdasarkan cara pemberiannya, ada pula penggolongan pupuk yang didasarkan dari komponen utama penyusun pupuk. Golongan pupk tersebut adalah pupuk orgaik dan pupuk anorganik (pupuk kimia). Pupuk organik adalah pupuk dengan bahan baku utama sisa makhluk hidup, seperti kotoran, sisa tumbuhan, atau limbah rumah tangga, yang telah mengalami proses pembusukan oleh mikroorganisme pengurai sehingga warna, rupa, tekstur dan kadar airnya tidak serupa dengan bahan aslinya. Sementara pupuk anorganik dapat dikatakan sebagai makanan instan bagi tanaman. Pupuk ini berasal dari bahan mineral atau senyawa kimia yang telah diubah melalui proses produksi sehingga menjadi bentuk senyawa kimia yang dapat diserap tanaman. Pupuk ini dapat diambil langsung dari alam, misalnya KCl dan fosfat atau dibentuk di pabrik, misalnya NPK dan urea.(3)


(16)

2.3. Jenis-jenis pupuk a. Pupuk Sumber Nitrogen

− Amonium Nitrat

Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok untuk daerah dingin dan daerah panas. Amonium nitrat bersifat higroskopis sehingga tidak dapat disimpan terlalu lama.

− Amonium Sulfat (NH4)2SO4

Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZA. Mengandung 21% nitrogen (N) dan 26% sulfur (S), berbentuk kristal dan bersifat kurang higroskopis.

− Urea (CO(NH2)2)

Pupuk urea mengandung 46% nitrogen (N).Bersifat sangat higroskopis. Sangat mudah larut dalam air dan bereaksi cepat, juga mudah menguap dalam bentuk amonia.

b. Pupuk Sumber Phosphor

− Superphosphat 36 (SP36)

Mengandung 36% phosphor dalam bentuk P2O5. Pupuk ini terbuat dari phosphat alam dan sulfat. Berbentuk butiran dan berwarna abu-abu.

− Amonium Phosphat

Pupuk ini umumnya digunakan untuk merangsang pertmbuhan awal tanaman ( starter fertilizer ). Bentuknya berupa butiran berwarna coklat kekuningan. Tidak higroskopis sehingga tahan disimpan lebih lama dan mudah larut dalam air. c. Pupuk Sumber Kalium

− Kalium Khlorida (KCl)


(17)

− Kalium Sulfat (K2SO4)

d. Pupuk Sumber Unsur Hara Makro Sekunder

Kapur Dolomit

Berbentuk bubuk berwarna putih kekuningan. Dikenal sebagai bahan untuk menaikkan pH tanah. Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg (19%) yang cukup baik.

Kapur Kalsit

Berfungsi untuk meningkatkan pH tanah. Dikenal sebagai kapur pertanian yang berbentuk bubuk. Warnanya putih dan butirannya halus. Pupuk ini mengandung 90-99% Ca.

e. Pupuk Sumber Unsur Hara Mikro

Pupuk sebagai unsur hara mikro tersedia dalam dua bentuk yaitu :

− Bentuk garam anorganik

Bersifat mudah larut dalam air. Contoh pupuk mikro yang berbentuk garam anorganik adalah Cu, Fe, Zn, dan Mn yang seluruhnya bergabung dengan sulfat.

− Bentuk organik sintesis

Bentuk organik sintesis ditandai dengan adanya agen pengikat unsur logam yang disebut chelat. Chelat adalah bahan kimia organik yang dapat mengikat ion logam seperti yang dilakukan oleh koloid tanah. Unsur hara mikro yang tersedia dalam bentuk chelat adalah Fe, Mn, Cu, dan Zn. (4)

2.4 Pupuk Nitrogen, Fosfor, Kalium (NPK)

Pupuk NPK (nitrogen phosphat kalium) merupakan pupuk majemuk cepat tersedia yang paling dikenal saat ini. Bentuk pupuk NPK yang sekarang beredar dipasaran adalah pengembangan dari bentuk-bentuk NPK lama yang kadarnya masih


(18)

rendah. Kadar NPK yang banyak beredar adalah 15-15-15, 16-16-16, dan 8-20-15. Kadar lain yang tidak terlalu umum beredar adalah 6-12-15, 12-12-12, atau 20-20-20. Tiga tipe pupuk NPK yang pertama sangat umum didapati. Tipe pupuk NPK tersebut juga sangat populer karena kadarnya cukup tinggi dan memadai untuk menunjang pertumbuhan tanaman. NPK yang beredar merupakan pupuk impor, terutama dari Norwegia, Swedia, Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Beberapa merek pupuk NPK dan unsur hara yang dikandungnya disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Beberapa Jenis Pupuk NPK dan Unsur Hara Yang Dikandungnya(5).

Pupuk N (%) P (%) K(%)

Amofoska I 12 24 12

Amofoska II 10 20 15

Amofoska III 10 30 10

Nitrofoska I 15 11 26

Nitrofoska II 16 16 21

Nitrofoska III 17 13 22

Rustica I 12 12 20

Rustica II 13 13 21

Rustica III 15 15 15

Compound fertilizer 14 12 19

Di beberapa daerah pupuk-pupuk tersebut sudah tidak tersedia lagi di pasaran, tetapi digantikan dengan merek lain.


(19)

2.5 Nitrogen

Nitrogen merupakan hara penting untuk pertumbuhan tanaman, yaitu untuk pembentukan protein, sintesis klorofil dan untuk proses metabolisme. Kekurangan N akan mengurangi efisiensi pemanfaatan sinar matahari dan ketidakseimbangan serapan unsur hara. Tanaman yang kekurangan N ditandai oleh daun-daun tua berwarna hijau pucat kekuning-kuningan dan kecepatan produksi daun menurun. Sebaliknya kelebihan N menghasilkan daun yang lemah dan layu, serta berkurangnya buah jadi.

Beberapa hal yang menyebabkan kekurangan N antara lain : berkurangnya mineralisasi N pada tanah tergenang atau pH yang sangat rendah ( pH<4 ), tidak cukupnya atau tidak efektifnya aplikasi nitrogen, adanya saingan dalam penyerapan N dari gulma yang tumbuh dengan baik dan terhambatnya pertumbuhan akar dalam tanah yang dangkal dan padat.(6)

2.6 Metode Analisa Kjedhal

Metode kjedhal merupakan metode yang digunakan untuk menentukan kadar nitrogen. Pada dasarnya analisa nitrogen cara kjedhal dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu proses dekstruksi, destilasi dan titrasi.

1. Tahap destruksi

Pada tahapan ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat (p) sehingga terjadi destruksi menjadi unsur-unsurnya. Unsur karbon, hidrogen teroksida menjadi CO, CO2 dan H2O sedangkan nitrogennya berubah menjadi ammonium sulfat (NH4)2SO4. asam sulfat yang digunakan minimum 10 ml. Sampel yang dianalisa sebanyak 0,4-3,5 g atau mengandung nitrogen sebanyak 0,02-0,04 g. Untuk cara mikro kjedhal bahan tersebut lebih sedikit lagi yaitu 10-30 g.


(20)

Untuk mempercepat proses destruksi sering ditambahkan katalisator. Dengan penambahan katalisator tersebut titik didih asam sulfat akan dipertinggi sehingga destruksi berjalan lebih cepat. Suhu destruksi berkisar antara 370-410oC. selain penggunaan katalisator, kadang-kadang diberikan selenium. Selenium dapat mempercepat proses oksidasi karena zat tersebut selain menaikkan titik didih juga mudah mengadakan perubahan dari valensi tinggi ke valensi rendah atau sebaliknya. Penggunaan selenium lebih reaktif dibandingkan merkuri dan kupri sulfat tetapi selenium mempunyai kelemahan yaitu karena sangat cepatnya oksidasi maka nitrogen nya justru mungkin ikut hilang. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan selenium dengan jumlah yang sangat sedikit yaitu kurang dari 0,25 g. Proses destruksi selesai apabila larutan telah berubah menjadi jernih atau tidak berwarna. Agar analisa lebih tepat maka pada tahap destruksi ini dilakukan pula perlakuan blanko yaitu untuk koreksi adanya senyawa N yang bereaksi dari reagensia.

2. Tahap destilasi

Pada tahap destilasi, ammonium sulfat dipecah menjadi ammonium (NH3) dengan penambahan NaOH sampai alkalis dan dipanaskan. Agar selama destilasi tidak terjadi superheating ataupun pemercikan cairan atau timbulnya gelembung gas yang besar maka dapat ditambahkan logam zinkum (Zn). Ammonium yang dibebaskan selanjutnya akan ditangkap oleh larutan standar. Asam standar yang dapat dipakai adalah asam klorida atau asam borat dalam jumlah yang berlebihan. Agar kontak antar asam dan ammonia lebih baik maka diusahakan ujung tabung destilasi tercelup sedalam mungkin dalam asam. Untuk mengetahui asam dalam keadaan berlebihan maka diberi indikator. Destilasi diakhiri bila sudah semua ammonia terdestilasi sempurna.


(21)

3. Tahap tirasi

Apabila penampung destilasi digunakan asam borat maka banyaknya asam borat yang bereaksi dengan ammonia dapat diketahui dengan titrasi menggunakan asam. Selisih jumlah titrasi sampel dan blanko merupakan jumlah ekuivalen nitrogen. Apabila penampung destilasi digunakan suatu asam maka sisa asam yang tidak bereaksi dengan ammonia dititrasi dengan NaOH standar. Selisih jumlah titrasi blanko dan sampel merupakan jumlah ekuivelen nitrogen.(7)


(22)

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Penentuan Kadar Nitrogen dari pupuk Nitrogen, Fosfor, Kalium (NPK)

Prinsip : Nitrogen dalam contoh dihidrolisis dengan asam sulfat membentuk senyawa ammonium sulfat. Nitrat dengan asam salisilat membentuk nitrosalisilat, kemudian direduksi dengan natrium tiosulfat membentuk senyawa ammonium. Suling senyawa ammonium dalam suasana alkali dengan penampung hasil sulingan larutan asam borat. Titrasi dengan larutan asam sulfat sampai warna hijau berubah menjadi warna merah jambu.

3.2 Alat-alat

− Neraca Analitis

− Labu Takar 100 ml (pyrex)

− Labu Takar 500 ml (pyrex)

− Pipet Volume 25 ml (pyrex)

−Alat Destilasi (pyrex)

−Labu Kjedhal (pyrex)

−Lumpang Porselin 3.3 Bahan-bahan

−Larutan asam sulfat salisilat

25 g asam salisilat larutkan hingga 1 liter dengan H2SO4 (p)

− Natrium tiosulfat (Na2S2O3.5H2O)

− Larutan asam borat


(23)

− Indikator conway

0,15 g brom cresol green dan 0,10 g metil merah larutkan hingga 100 ml dengan etanol

− Larutan NaOH 40%

Timbang 40 g NaOH larutkan dengan air suling hingga volume larutan 100 ml

− Larutan H2SO4 0,05 N

Pipet 1,4 ml H2SO4 dimasukkan dalam labu takar 1 L dan tambahakan air suling sampai garis tanda

− Air suling 3.4 Cara Kerja

− Timbang dengan teliti 0,5 g sampel yang telah dihaluskan, dimasukkan ke dalam labu kjedhal.

− Tambahkan 25 ml larutan asam sulfat salisilat, aduk hingga rata dan didiamkan selama 24 jam.

− Tambahkan 4 g Na2S2O3.5H2O kemudian panaskan pada suhu rendah hingga

gelembung habis. Naikkan suhu secara bertahap maksimum 300oC ( sekitar 2 jam ) dan biarkan dingin.

− Encerkan dengan air suling, dipindahkan ke dalam labu takar 500 ml, kocok dan ditepatkan sampai garis tanda.

− Pipet 25 ml larutan sampel, dimasukkan ke dalam labu destilasi , ditambahkan 150 ml air suling dan batu didih.

− Suling setelah penambahan 10 ml larutan NaOH 40% dengan penampung hasil sulingan 20 ml larutan asam borat 1% yang ditambahkan indikator conway.


(24)

− Titrasi dengan larutan H2SO4 0,05 N secara perlahan-lahan, tetes demi tetes sambil dikocok sampai titik akhir titrasi tercapai ( warna hijau berubah menjadi merah jambu ).


(25)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Analisis

Tabel 4.1. Data dan perhitungan kadar Nitrogen dari pupuk NPK pada minggu pertama tanggal 5 januari 2009

No No Lab

Sampel

(g) F. pengenceran

Volume titrasi

N. H2SO4 %N blanko Sampel

1. 190 0,7239 20 0,4 7,0 0,0652 16,64

2. 190 0,7241 20 0,4 7,0 0,0652 16,64

3. 190 0,7245 20 0,4 7,0 0,0652 16,63

100%

1000

Sampel

Berat

F

F

N

)

V

V

(

)

%N

(

Nitrogen

Kadar

S B P N

×

×

×

×

×

=

Keterangan :

Vs = Volume titrasi sampel Vb = Volume titrasi blanko N = Normalitas H2SO4 Fp = Faktor Pengenceran FN = Faktor Nitrogen

4.1Perhitungan 16,64% 100% 1000 0,7239 14 20 0,0652 0,4) (7,0

%N1 × =

× × ×

× − =


(26)

Tabel 4.2. Data dan perhitungan kadar nitrogen dari pupuk NPK pada minggu kedua tanggal 12 januari 2009

No No Lab

Sampel

(g) F. pengenceran

Volume titrasi

N. H2SO4 %N blanko Sampel

1. 189 0,5325 20 0,4 5,2 0,0652 16,46

2. 189 0,5327 20 0,4 5,2 0,0652 16,45

3. 189 0,5330 20 0,4 5,2 0,0652 16,44

4.2Perhitungan

100%

1000

Sampel

Berat

F

F

N

)

V

V

(

)

%N

(

Nitrogen

Kadar

S B P N

×

×

×

×

×

=

16,46% 100% 1000 0,5325 14 20 0,0652 0,4) (5,2

%N1 × =

× × ×

× − =

Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.3. Data dan perhitungan kadar nitrogen dari pupuk NPK pada minggu ketiga tanggal 19 januari 2009

No No Lab

Sampel

(g) F. pengenceran

Volume titrasi

N. H2SO4 %N blanko Sampel

1. 229 0,5482 20 0,4 5,4 0,0652 16,65

2. 229 0,5480 20 0,4 5,4 0,0652 16,66

3. 229 0,5485 20 0,4 5,4 0,0652 16,65

4.3Perhitungan

100%

1000

Sampel

Berat

F

F

N

)

V

V

(

)

%N

(

Nitrogen

Kadar

S B P N

×

×

×

×

×

=

16,65% 100% 1000 0,5482 14 20 0,0652 0,4) (5,4

%N1 × =

× × ×

× − =


(27)

Tabel 4.4. Data dan perhitungan kadar nitrogen dari pupuk NPK pada minggu keempat tanggal 27 januari 2009

No No Lab

Sampel

(g) F. pengenceran

Volume titrasi

N. H2SO4 %N blanko Sampel

1. 118 0,5779 20 0,4 5,8 0,0652 17,05

2. 118 0,5781 20 0,4 5,8 0,0652 17,05

3. 118 0,5783 20 0,4 5,8 0,0652 17,04

4.4Perhitungan

100%

1000

Sampel

Berat

F

F

N

)

V

V

(

)

%N

(

Nitrogen

Kadar

S B P N

×

×

×

×

×

=

17,05% 100% 1000 0,5779 14 20 0,0652 0,4) (5,8

%N1 × =

× × ×

× − =

Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.4 4.3 Pembahasan

Pada tumbuhan senyawa nitrogen digunakan untuk membentuk asam amino yang akan diubah menjadi protein. Nitrogen juga di butuhkan untuk membentuk senyawa penting seperti klorofil, asam nukleat dan enzim. Karena itu, nitrogen di butuhkan dalam jumlah relatif besar pada setiap tahap pertumbuhan tanaman, khususnya pada tahap pertumbuhan vegetatif seperti pertumbuhan tunas atau perkembangan batang dan daun. Memasuki tahap pertumbuhan generatif, kebutuhan nitrogen mulai berkurang. Tanpa suplai nitrogen yang cukup pertumbuhan tanaman yang baik tidak akan terjadi. Kegunaan unsur hara nitrogen bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu, nitrogen juga penting dalam pembentukan hijau dan daun membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik lainnya.


(28)

Jika tanah yang kekurangan nitrogen menyebabkan tanaman tersebut tumbuh dengan tidak subur dan terhambat. Daun menjadi hijau muda lalu berubah menjadi kuning, buahnya akan tumbuh kerdil kekuningan dan cepat matang. Di dalam tubuh tanaman, nitrogen bersifat dinamis sehingga jika terjadi kekurangan nitrogen pada bagian pucuk, nitrogen yang tersimpan pada daun tua akan dipindahkan ke organ yang lebih muda. Dengan demikian, pada daun-daun yang lebih tua gejala kekurangan nitrogen akan terlihat lebih awal.

Jika tanah yang kelebihan nitrogen, tanaman tampak selalu subur, ukuran daun menjadi lebih besar, batang menjadi lunak dan berair sehingga mudah rebah dan mudah diserang penyakit. Kelebihan nitrogen juga dapat menunda pembentukan bunga, bahkan bunga yang telah terbentuk lebih mudah rontok. Efek lain dari kelebihan nitrogen adalah pematangan buahnya juga terhambat.

Dari hasil perhitungan sampel diperoleh %Nitrogen pada minggu pertama yaitu 16,64%, pada minggu kedua yaitu 16,46%, pada minggu ketiga yaitu 16,65% dan pada minggu keempat yaitu 17,05%, dapat dilihat adanya perbedaan % Nitrogen yang diperoleh pada tiap minggunya dikarenakan adanya perbedaan sampel yang di analisis pada tiap mingggunya dimana untuk hasil % Nitrogen pada minggu pertama,kedua dan ketiga menggunakan sampel yang telah disimpan selama 3 bulan sedangkan pada minggu keempat digunakan sampel yang baru. Hasil ini menunjukkan bahwa nitrogen yang terkandung dalam sampel pupuk Nitrogen, Fosfor, Kalium (NPK) masih memenuhi baku mutu menurut SNI 2-2803-2000 yaitu minimal 6%.


(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis beberapa sampel nitrogen dari pupuk NPK diperoleh kadar nitrogen yang masih memenuhi baku mutu menurut SNI 2-2803-2000 yaitu minimal 6%.

5.2 Saran

Pupuk yang disimpan dalam jangka waktu selama 3 bulan hendaknya dilakukan analisis ulang untuk mengetahui kualitas pupuk tersebut masih sesuai SNI 2-2803-2000.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Isnaini.M.2006.Pertanian Organik.Cetakan Pertama.Yogyakarta : Penerbit Kreasi Wacana.

Novizan.2002.Petunjuk Pemupukan Yang Efektif.Cetakan Pertama.Jakarta : Penerbit P.T. Agro Media Pustaka.

Darmosarkoro.W.2003.Lahan Dan Pemupukan Kelapa Sawit.Edisi Pertama.Medan : Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Paulus.S&Marsono2001.Pupuk Akar Jenis Dan Aplikasi.Jakarta : Penrbit Penebar Swadaya.

Rinsema.W.J.1993.Pupuk Dan Cara Pemupukan.Jakarta.Penerbit Bhratara. Sutejo.2002.Pupuk Dan Cara Pemupukan.Jakarta : Penerbit Rineka Cipta. SNI 2-2803-2000.Pupuk NPK.2000


(31)

(32)

Tabel-1 : Baku mutu pupuk Nitrogen, Fosfor, Kalium (NPK) Padat Menurut SNI 2-2803-2000.

No Jenis Uji Persyaratan

1. Nitrogen Total Minimal 6%

2. Fosfor larut asam nitrat 2% sebagai P2O5 Minimal 6%

3. Kalium sebagai K2O Minimal 6%

4 Jumlah kadar N, P2O5 dan K2O Minimal 30%

5. Kadar air Minimal 2%


(33)

Gambar-1 pupuk NPK

Pupuk NPK 161616


(1)

Jika tanah yang kekurangan nitrogen menyebabkan tanaman tersebut tumbuh dengan tidak subur dan terhambat. Daun menjadi hijau muda lalu berubah menjadi kuning, buahnya akan tumbuh kerdil kekuningan dan cepat matang. Di dalam tubuh tanaman, nitrogen bersifat dinamis sehingga jika terjadi kekurangan nitrogen pada bagian pucuk, nitrogen yang tersimpan pada daun tua akan dipindahkan ke organ yang lebih muda. Dengan demikian, pada daun-daun yang lebih tua gejala kekurangan nitrogen akan terlihat lebih awal.

Jika tanah yang kelebihan nitrogen, tanaman tampak selalu subur, ukuran daun menjadi lebih besar, batang menjadi lunak dan berair sehingga mudah rebah dan mudah diserang penyakit. Kelebihan nitrogen juga dapat menunda pembentukan bunga, bahkan bunga yang telah terbentuk lebih mudah rontok. Efek lain dari kelebihan nitrogen adalah pematangan buahnya juga terhambat.

Dari hasil perhitungan sampel diperoleh %Nitrogen pada minggu pertama yaitu 16,64%, pada minggu kedua yaitu 16,46%, pada minggu ketiga yaitu 16,65% dan pada minggu keempat yaitu 17,05%, dapat dilihat adanya perbedaan % Nitrogen yang diperoleh pada tiap minggunya dikarenakan adanya perbedaan sampel yang di analisis pada tiap mingggunya dimana untuk hasil % Nitrogen pada minggu pertama,kedua dan ketiga menggunakan sampel yang telah disimpan selama 3 bulan sedangkan pada minggu keempat digunakan sampel yang baru. Hasil ini menunjukkan bahwa nitrogen yang terkandung dalam sampel pupuk Nitrogen, Fosfor, Kalium (NPK) masih memenuhi baku mutu menurut SNI 2-2803-2000 yaitu minimal 6%.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis beberapa sampel nitrogen dari pupuk NPK diperoleh kadar nitrogen yang masih memenuhi baku mutu menurut SNI 2-2803-2000 yaitu minimal 6%.

5.2 Saran

Pupuk yang disimpan dalam jangka waktu selama 3 bulan hendaknya dilakukan analisis ulang untuk mengetahui kualitas pupuk tersebut masih sesuai SNI 2-2803-2000.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Isnaini.M.2006.Pertanian Organik.Cetakan Pertama.Yogyakarta : Penerbit Kreasi Wacana.

Novizan.2002.Petunjuk Pemupukan Yang Efektif.Cetakan Pertama.Jakarta : Penerbit P.T. Agro Media Pustaka.

Darmosarkoro.W.2003.Lahan Dan Pemupukan Kelapa Sawit.Edisi Pertama.Medan : Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Paulus.S&Marsono2001.Pupuk Akar Jenis Dan Aplikasi.Jakarta : Penrbit Penebar Swadaya.

Rinsema.W.J.1993.Pupuk Dan Cara Pemupukan.Jakarta.Penerbit Bhratara. Sutejo.2002.Pupuk Dan Cara Pemupukan.Jakarta : Penerbit Rineka Cipta. SNI 2-2803-2000.Pupuk NPK.2000


(4)

(5)

Tabel-1 : Baku mutu pupuk Nitrogen, Fosfor, Kalium (NPK) Padat Menurut SNI 2-2803-2000.

No Jenis Uji Persyaratan

1. Nitrogen Total Minimal 6%

2. Fosfor larut asam nitrat 2% sebagai P2O5 Minimal 6%

3. Kalium sebagai K2O Minimal 6%

4 Jumlah kadar N, P2O5 dan K2O Minimal 30%

5. Kadar air Minimal 2%


(6)

Gambar-1 pupuk NPK

Pupuk NPK 161616