Proses Mediasi Pada Penyelesaian Konflik Pertanahan (Studi Kasus Pada PT. Nusa Pusaka Kencana Bahilang dengan Masyarakat Desa Penggalian di Kabupaten Serdang Bedagai)
ABSTRAK
Penulisan skripsi dengan judul “Proses Mediasi Pada Penyelesaian Konflik
Pertanahan (Studi Kasus pada Konflik Pertanahan PT. Nusa Pusaka Kencana
Bahilang dengan Masyarakat Desa Penggalian di Kabupaten Serdang Bedagai)”
ini bertujuan untuk melihat bagaimana proses mediasi yang dilakukan dalam
menyelesaikan konflik pertanahan yang terjadi antara PT. Nusa Pusaka Kencana
Bahilang dengan Masyarakat Desa Penggalian di Kabupaten Serdang Bedagai dan
siapa saja aktor yang terlibat dalam proses mediasi tersebut. Tim Mediasi yang
bertindak sebagai pihak ketiga dalam hal tersebut dibentuk oleh Pemerintah
Kabupaten Serdang Bedagai. Mediasi sebagai alternatif penyelesaian konflik
pertanahan merupakan suatu upaya untuk mencapai resolusi konflik. Tim mediasi
sebagai pihak ketiga dituntut untuk bersikap netral dan menjadi pengatur strategi
dalam proses mediasi. Setiap aktor yang berperan dalam proses mediasi
merupakan tumpuan dalam rangka mencari solusi atau kesepakatan dalam
mengatasi konflik pertanahan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus
dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
observasi, wawancara, serta studi kepustakaan. Adapun yang menjadi unit analisis
dan informan dalam penelitian ini adalah setiap pihak yang terlibat dalam proses
mediasi, seperti: Masyarakat Desa Penggalian, Pihak PT. Nusa Pusaka Kencana
Bahilang dan Tim Mediasi. Interpretasi data dilakukan dengan mengolah data
yang didapatkan dari catatan maupun hasil wawancara yang dilakukan di
lapangan.
Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa proses mediasi berjalan
buntu karena masyarakat meragukan kenetralan tim mediasi yang dibentuk oleh
Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai. Tim mediasi yang anggotanya tidak
berasal dari multi elemen juga menjadi kekurangan dari pembentukan tim mediasi
tersebut. Para aktor mediasi menjalankan peran sesuai dengan kedudukan mereka
masing-masing selama proses mediasi. Hubungan antara tim mediasi, masyarakat,
dan pihak perusahaan dalam hal ini juga hanya terjadi di dalam forum mediasi.
Kata Kunci: Proses Mediasi, Konflik Pertanahan, Aktor Mediasi.
i
Universitas Sumatera Utara
Penulisan skripsi dengan judul “Proses Mediasi Pada Penyelesaian Konflik
Pertanahan (Studi Kasus pada Konflik Pertanahan PT. Nusa Pusaka Kencana
Bahilang dengan Masyarakat Desa Penggalian di Kabupaten Serdang Bedagai)”
ini bertujuan untuk melihat bagaimana proses mediasi yang dilakukan dalam
menyelesaikan konflik pertanahan yang terjadi antara PT. Nusa Pusaka Kencana
Bahilang dengan Masyarakat Desa Penggalian di Kabupaten Serdang Bedagai dan
siapa saja aktor yang terlibat dalam proses mediasi tersebut. Tim Mediasi yang
bertindak sebagai pihak ketiga dalam hal tersebut dibentuk oleh Pemerintah
Kabupaten Serdang Bedagai. Mediasi sebagai alternatif penyelesaian konflik
pertanahan merupakan suatu upaya untuk mencapai resolusi konflik. Tim mediasi
sebagai pihak ketiga dituntut untuk bersikap netral dan menjadi pengatur strategi
dalam proses mediasi. Setiap aktor yang berperan dalam proses mediasi
merupakan tumpuan dalam rangka mencari solusi atau kesepakatan dalam
mengatasi konflik pertanahan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus
dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
observasi, wawancara, serta studi kepustakaan. Adapun yang menjadi unit analisis
dan informan dalam penelitian ini adalah setiap pihak yang terlibat dalam proses
mediasi, seperti: Masyarakat Desa Penggalian, Pihak PT. Nusa Pusaka Kencana
Bahilang dan Tim Mediasi. Interpretasi data dilakukan dengan mengolah data
yang didapatkan dari catatan maupun hasil wawancara yang dilakukan di
lapangan.
Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa proses mediasi berjalan
buntu karena masyarakat meragukan kenetralan tim mediasi yang dibentuk oleh
Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai. Tim mediasi yang anggotanya tidak
berasal dari multi elemen juga menjadi kekurangan dari pembentukan tim mediasi
tersebut. Para aktor mediasi menjalankan peran sesuai dengan kedudukan mereka
masing-masing selama proses mediasi. Hubungan antara tim mediasi, masyarakat,
dan pihak perusahaan dalam hal ini juga hanya terjadi di dalam forum mediasi.
Kata Kunci: Proses Mediasi, Konflik Pertanahan, Aktor Mediasi.
i
Universitas Sumatera Utara