Jenis-jenis dan Kepadatan Larva Nyamuk di Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Medan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Nyamuk merupakan organisme hidup yang tersebar di berbagai penjuru

dunia, yang dapat mengganggu manusia serta berperan sebagai vektor penyakit
pada manusia yang penyebabnya terdiri atas berbagai macam parasit (Sutanto
dkk, 2008). Nyamuk memiliki dua sayap dan kepalanya mempunyai probosis
yang halus dan panjang dimana panjangnya melebihi panjang kepala. Pada
nyamuk betina probosis ini digunakan sebagai alat mengisap darah (WHO, 1982).
Spesies nyamuk yang dapat menjadi penular penyakit, diantaranya genus
Anopheles, Culex, Aedes dan Mansonia yang menularkan malaria, filaria, demam
berdarah, Japanese encephalitis dan lainnya (Dempster 1998 dalam Munif 2009).
Nyamuk jenis An. sundaicus, An. subpictus, An farauiti menularkan
malaria di daerah pantai, An. maculatus dan An. Aconitus di daerah pegunungan.

Nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus berperan menularkan demam berdarah
dengue, nyamuk Cx. quinquefasiatus menularkan filaria yang disebabkan cacing
Wucheria brancrofti di perkotaan dan An. vagus, An. aconitus, An.subpictus di
pedesaan. Mansonia uniformis dan Anopheles sp menularkan Brugria sp, nyamuk
Cx. vishnui, Cx. tritaeniorhynchus, Cx. gelidus berperan sebagai vektor Japanese
enchephalitis (radang otak), Nyamuk Ae. albopictus sebagai vektor Chikungunya,
nyamuk Toxorhynchitis sebagai biologi kontrol untuk larva nyamuk (Stojanovich
1966 dalam Munif 2009).
Semua jenis nyamuk membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya
karena larva (jentik-jentik) nyamuk melanjutkan hidupnya di air dan hanya bentuk
dewasa yang hidup di darat (Sembel, 2009).
Peningkatan populasi nyamuk dapat disebabkan oleh perubahan global
yang besar (urbanisasi yang tidak terencana dan pertumbuhan penduduk
bersamaan) dan program control nyamuk yang tidak efektif. Hal ini juga

Universitas Sumatera Utara

2

disebabkan oleh pengolahan limbah padat yang tidak memadai, meningkatnya

resistensi nyamuk, penurunan jumlah insektisida baru dan akhirnya perluasan
habitat karena pemanasan global dan penyemprotan dengan bahan kimia (Saleeza
dkk, 2011).
Stadium larva sangat penting karena pada stadium ini merupakan saat
yang rentan dalam siklus hidup nyamuk dan penting untuk perencanaan program
pengendalian yang efektif. Untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh
nyamuk kita harus menghapuskannya di peringkat larva, karena ini merupakan
cara yang paling ideal dan efektif (Sambel, 2009).
Salah satu metode untuk mengetahui luasnya penyebaran nyamuk pada
suatu wilayah diperlukan adanya survei larva yaitu mengukur tingkat kepadatan
larva pada suatu daerah dengan melakukan observasi langsung ke tempat-tempat
penampungan air/container. Kita ketahui bahwa tempat perindukan nyamuk
adalah pada air yang terdapat didalam dan diluar rumah, untuk itu perlu adanya
survei untuk mengetahui tingkat kepadatan larva. Adapun ukuran yang dipakai
untuk mengetahui kepadatan larva yaitu House Indeks (HI) adalah jumlah rumah
ditemukan larva per jumlah rumah di survei kali 100%, Container Indeks (CI)
adalah jenis container yang berpotensi/paling banyak ditemukan larva dan Breteau
indeks (BI) menyatakan jumlah container yang positif larva dalam 100 rumah
yang diperiksa ( WHO, 2009) dan Angka Bebas Larva (ABL) adalah presentase
jumlah rumah bebas larva diantara rumah yang diperiksa secara acak (Chadijjah

dkk, 2011).
Penelitian ini pernah dilakukan sebelumnya ditempat yang berbeda oleh
Logeshwaran di Kelurahan Padang Bambu pada tahun 2012, Dixie di Kelurahan
Karang Berombak pada tahun 2013, Nivashini di Kelurahan Tanjung Sari pada
tahun 2013, dan Stanley di Kelurahan Padang Bulan pada tahun 2014.
Dari uraian diatas jelas dikatakan bahwa sangatlah banyak penyakit yang
disebabkan oleh nyamuk. Untuk itu sangatlah penting untuk memutuskan siklus
nyamuk di peringkat larva, oleh karena itu, peneliti ingin mengindentifikasi jenis
jenis larva nyamuk di lokasi penelitian yang telah dipilih oleh peneliti yaitu
Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Medan Lokasi ini dipilih

Universitas Sumatera Utara

3

peneliti karena Insidens rate demam berdarah dengue yang sangat tinggi dalam 3
tahun terakhir umumnya dilaporkan di daerah perkotaan yakni Kota Medan, Deli
Serdang, Pematang Siantar, Langkat dan Simalungun (Depkes, 2013).
1.2.


Rumusan Masalah
Apakah jenis-jenis larva nyamuk dan bagaimana tingkat kepadatan larva

nyamuk di Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Medan?

1.3.

Tujuan Penelitian

1.3.1.

Tujuan umum

Untuk mengetahui jenis-jenis dan tingkat kepadatan larva nyamuk yang
terdapat di Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Medan.
1.3.2.

Tujuan Khusus
a) Mengetahui jenis-jenis larva nyamuk yang terdapat di Kelurahan
Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Medan.

b) Mengetahui kepadatan larva yang dihitung menggunakan rumus
Angka Bebas Larva (ABL), Breteau Indeks (BI), Container Indeks
(CI), dan House Indeks (HI).
c) Mengetahui sarana tempat perkembangbiakan larva nyamuk yang
terdapat di Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor,
Medan.
d) Mengetahui pH air pada tempat penampungan air yang ditemukan
larva nyamuk.
e) Mengetahui pengaruh cuaca terhadap perkembang biakan larva
nyamuk

1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1.

Untuk Penulis

Memberikan informasi jenis nyamuk, penyakit yang ditularkannya dan
prilaku berkembangbiak. Mengetahui cara menghitung kepadatan larva nyamuk.

Universitas Sumatera Utara


4

1.4.2.

Untuk Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang jenis – jenis nyamuk
dan penyakit yang disebabkan serta cara membasmi larva nyamuk.
1.4.3

Untuk Dinas Kesehatan
Dapat memberikan masukkan kepada Tenaga Kesehatan dan Dinas

Kesehatan dalam menanggulangi penyakit yang disebabkan oleh nyamuk dapat
dikurangi.

Universitas Sumatera Utara