Keanekaragaman Ikan dan Hubungannya dengan Kualitas Air di Perairan Sungai Bingei, Binjai

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kota Binjai merupakan salah satu kota dalam wilayah Propinsi Sumatera Utara
yang secara geografis terletak pada 03o 03’40” – 03o 40’02” LU dan 98o 27’03” –
98o 39’32” BT, dengan ketinggian rata-rata 28 meter di atas permukaan laut dan
luas kira-kira 90.23 Km2. Kota Binjai dilintasi oleh dua sungai yaitu sungai
Bingei dan sungai Mencirim yang menyuplai air untuk kebutuhan sehari-hari
masyarakat kota Binjai (BPS, 2000).
Sungai Bingei saat ini dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk
keperluan rekreasi, pemandian, perkebunan, pengerukan pasir serta pembuangan
limbah domestik atau limbah perkotaan. Akibat adanya aktivitas masyarakat
disepanjang Sungai Bingei diduga telah menyebabkan kondisi perairan terganggu
dan mempengaruhi stabilitas ekosistem perairan tersebut serta mengancam
keberadaan biota yang hidup di Sungai Bingei khususnya ikan. Keberadaan ikan
dapat dipengaruhi oleh kualitas perairan di sekitarnya.
Beberapa sumber dari masyarakat pinggiran Sungai Bingei, di peroleh
informasi bahwa terjadi peningkatan penangkapan ikan setiap tahunnya. Dugaan

menurunnya populasi ikan di Sungai Bingei dikarenakan tingginya permintaan
ikan konsumsi yang memiliki nilai ekonomis tinggi, sehingga meningkatnya
penangkapan. Selain itu, penurunan populasi ikan dapat juga disebabkan oleh
beberapa parameter kualitas air di kawasan aliran Sungai Bingei sehingga
menyebabkan terganggunya habitat ikan.
Sungai Bingei memiliki beberapa jenis ikan yang khas antara lain ikan
jurung (Tor tambroides), ikan lemeduk (Puntius javanicus) dan ikan baung
(Mystus nemurus CV), jenis ikan tersebut di ketahui berdasarkan informasi dari
Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Binjai dan informasi dari beberapa nelayan
( Manurung, 2013).
Keanekaragaman dan kelimpahan ikan ditentukan oleh karakteristik
habitat perairan. Karakteristik habitat di sungai sangat dipengaruhi oleh kecepatan

1
Universitas Sumatera Utara

2

aliran sungai. Kecepatan aliran tersebut ditentukan oleh perbedaan kemiringan
sungai, keberadaan hutan atau tumbuhan di sepanjang daerah aliran sungai yang

akan berasosiasi dengan keberadaan hewan penghuninya (Ross, 1997 dalam
Yustina, 2001).
Diduga perairan Sungai Bingei mengalami penurunan kualitas air dan
keanekaragaman ikannya sudah berkurang. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu
penelitian tentang keanekaragaman ikan di Sungai Bingei tersebut

1.2 Permasalahan
Sungai Bingei merupakan sungai yang banyak digunakan oleh masyarakat
sekitarnya dalam berbagai keperluan. Banyak aktivitas yang dilakukan oleh
masyarakat di sungai Bingei seperti rekreasi, pemandian, perkebunan, pengerukan
pasir serta pembuangan limbah domestik atau limbah perkotaan. Banyaknya
aktifitas di Sungai Bingei akan menyebabkan perubahan faktor fisik-kimia
perairan baik secara langsung maupun tidak langsung dan belum diketahui
bagaimana pengaruhnya terhadap keanekaragaman ikan di Sungai Bingei tersebut.

1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan ikan di Sungai Bingei,
Binjai.
b. Untuk menganalisis hubungan keanekaragaman ikan terhadap kualitas air di

Sungai Bingei, Binjai.
c. Untuk mengetahui sifat fisik-kimia air di Sungai Bingei, Binjai berdasarkan
baku mutu kualitas air dalam PP No. 82 Tahun 2001.

2
Universitas Sumatera Utara

3

1.4 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Sebagai sumber informasi bagi penduduk dan pihak-pihak yang ingin
melakukan analisis lebih lanjut mengenai keanekaragaman ikan di Sungai
Bingei, Binjai.
b. Memberi informasi mengenai keanekaragaman ikan di Sungai Bingei, Binjai.

3
Universitas Sumatera Utara