Analisis Wacana Kritis Pada Pemberitaan Arab Spring di Media Online Arab
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sebelum peneliti menyusun skripsi ini lebih lanjut maka terlebih dahulu
peneliti menelusuri skripsi yang ada di Kantor Departemen Sastra Arab Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan perpustakaan digital universitasuniversitas di Indonesia. Maksud pengkajian ini adalah bahwa data yang akan
diteliti tidak sama dengan skripsi sebelumnya. Adapun beberapa tinjauan pustaka
yang peneliti gunakan dalam penelitian ini sebagai kajian terdahulu adalah:
1) Skripsi karya Sri Apediani (050704029) mahasiswi jurusan Sastra Arab
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara tahun angkatan 2005,
dengan judul “Analisis Karakteristik Analisis Wacana Kritis Dalam Novel
ﻭ ﻧﺴﻴﺖ ﺍﻧﻲ ﺇﻣﺮﺃﺓ/ wa nasītu innī
imra’atun/ ‘Aku Lupa Bahwa Aku
Perempuan’ Karya Ihsan Abdul Qudus’. Skripsi yang ditulis oleh Sri
Apediani menjelaskan tentang karakteristik dalam menganalisis wacana
dengan pendekatan kritis merupakan rangkuman dari pendapat beberapa ahli
bidang analisis wacana kritis yaitu, tindakan, konteks, historis, kekuasaan dan
ideologi. Hasil dari penelitian skripsi Apediani yaitu menunjukkan karkteristik
tindakan yang berjumlah Sembilan, hasil dari karakteristik konteks terdapat
delapan, hasil dari karakteristik historis terdapat Sembilan, hasil dari
karakteristik kekuasaan terdapat empat dan hasil dari karakteristik ideologi
terdapat satu.
Universitas Sumatera Utara
2) Skripsi karya Tia Agnes Astuti (106051101943), mahasiswi Konsentrasi
Jurnalistik, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
tahun angkatan 2006 dengan judul “Analisis Wacana Van Dijk Terhadap
Berita “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft” di Majalah Pantau”. Skripsi
yang ditulis oleh Astuti menjelaskan mengenai konstruksi sebuah berita di
majalah Pantau dengan judul “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft”. Penelitian
analisis wacana model Teun A. van Dijk. Model analisis ini membuat
kerangka analisis menjadi tiga tingkatan, pertama, struktur makro merupakan
makna global dari suatu teks yang dapat dipahami dari tsuatu teks. Kedua,
superstruktur adalah kerangka suatu teks, bagaimana struktur teks dan elemen
wacana disusun dalam teks secara utuh. Ketiga, struktur mikro adalah makna
wacana yang dapat diamati dengan menganalisa, kata, kalimat, frase yang
dipakai dan sebagainya.Hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa teks yang
disampaikan oleh wartawan mampu memaparkan elemen struktur makro dan
mikro dengan baik, seperti pendeskripsian latar dan detil secara keseluruhan.
Kemudian, dari pemilihan kata atau leksikon wartawan menggunakan katakata yang berkonotasi negatif.
Beberapa penelitian di atas, terdapat kesamaan yaitu dalam penggunaan
terori analisis wacana kritis model Teun A. van Dijk. Sedangkan yang
membedakan penelitian ini dengan penelitian di atas yaitu subjek dan objek
yangdipilih, dimana media online Arab menjadi subjeknya, sedangkan objek yang
akan dianalisis yaitu berita-berita mengenai Arab Spring.
Universitas Sumatera Utara
2.1 Analisis Wacana
2.1.1 Pengertian Analisis
Analisis menurut Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah
penyelidikan terhadap suatu peristiwa, penjelasan sesudah dikaji sebaik-baiknya,
penguraian suatu pokok atas berbagai bagian, serta penguraian karya sastra atau
unsur-unsurnya untuk memahami pertalian antar unsur tersebut (Astuti, 2010 :
17).
Sedangkan analis menurut Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa (1996:779) adalah :
Orang yang menganalisa atau melakukan analisa atau orang
yang mencari, mengumpulkan data untuk penilaian kekayaan atau
kemampuan seseorang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisa
adalah sesuatu yang dilakukan seseorang untuk menyelidiki sebuah
peristiwa demi mengumpulkan data-data yang konkrit yang
nantinya menjadi ilmu atau pengetahuan baru
Dari penjelasan antara analisa dan analis, peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa seseorang yang memilliki kemampuan melakukan sebuah
penelitian mengenai suatu peristiwa untuk dapat mengetahui keadaan yang
sebenarnya dengan tujuan dapat menjadi ilmu atau suatu pengetahuan baru.
Analisis berasal dari bahasa inggris, analysis memiliki arti pemisahan,
penguraian, pemeriksaan yang teliti. Analisis adalah pekerjaan meneliti sambil
menguraikan bagian-bagian yang diteliti, memilah-milah sesuai dengan jenisjenisnya. Sedangkan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah serangkaian
kalimat yang tersusun menjadi satu kesatuan yang berisi informasi dan ide dari
penulisnya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Pengertian Wacana
Menurut Mulyana (2005 : 3) Secara etimologi istilah wacana berasal dari
bahasa Sansekerta wac/wak/uak yang memiliki arti ‘berkata’ atau ‘berucap’.
Kemudian kata tersebut mengalami perubahan menjadi wacana. Kata ‘ana’ yang
berada di belakang adalah bentuk sufiks (akhiran) yang bermakna ‘membendakan’
(nominalisasi). Jadi kata wacana dapat dikatakan sebagai perkataan atau tuturan.
Istilah wacana dalam bahasa Inggris yaitu discourse. Discourse berasal
dari bahasa latin discursus yang berarti kian kemari (yang diturunkan dari dis‘dari, dalam arah yang berbeda’, dan currure ‘lari’). Menurut Al-Khuli (1982 : 6)
wacana disebut dengan ﺣﺪﻳﺚ/hadīsun/ “wacana”, yaitu
ﺍﻟﻜﻼﻡ ﻁﺮﻳﻖﻋﻨﺎﻟﺴﺎﻣﻊﺍﻟﻰﺍﻟﻤﻌﻨٮﺎﻳﺼﺎﻟﻬﻮﺍﻟﺤﺪﻳﺚ
/al-hadīśu huwa īsālu al-ma’nā ilā as-sāmi’i ‘an tarīqi al-kalām/
‘wacana adalah menyampaikan pesan yang bermakna kepada pendengar
(pembaca) melalui bahasa atau kata-kata’.
Ada yang mengartikan wacana sebagai unit bahasa yang lebih besar dari
kalimat, atau ada yang mengartikan sebagai pembicaraan atau diskursus, dalam
arti yang lain wacana adalah komunikasi secara umum, terutama sebagai suatu
subjek studi atau pokok telaah. Jadi wacana merupakan suatu runtutan kalimat
yang mengandung makna tersendiri.
Wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang dinyatakan secara lisan
seperti pidato, ceramah, khutbah, dan dialog, atau secara tertulis seperti cerpen,
novel, buku, surat, dan dokumen tertulis, yang dilihat dari struktur lahirnya
(darisegi bentuk) bersifat kohesif, saling terkait dan dari struktur batinnya (dari
segi makna) bersifat koheren, terpadu (Sumarlam, 2003 : 15).
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Pengertian Analisis Wacana
Analisis wacana adalah suatu disiplin ilmu yang berusaha mengkaji
penggunaan bahasa yang nyata dalam komunikasi. Analisis Wacana menurut
Stubbs (1983 : 1) dalam Mulyana (2005 : 69) mengatakan bahwa:
“(analisis wacana) merujuk pada upaya mengkaji
pengaturan bahasa atas klausa dan kalimat, karena juga mengkaji
satuan-satuan kebahasaan yang lebih luas. Seperti pertukaran
percakapan dan bahasa tulis. Konsekuensinya, analisis wacana
juga memperhatikan bahasa pada waktu digunakan dalam konteks
sosial, khususnya interaksi antarpenutur”.
Stubbs
menjelaskan
bahwa
analisis
wacana
menekankan
kajian
penggunaan bahasa dalam konteks sosial, khususunya dalam interaksi
antarpenutur (Rani, dkk, 2004: 9).
Selain pendapat di atas, analisis wacana dewasa ini tidak hanya
menganalisis sebuah bahasa dengan
menggunakan ilmu bahasa, tetapi juga
analisis sosial yang mempengaruhi wacana tersebut, seperti yang dikemukaan
oleh Clinton dan Schauffner (2002) : “The modern DA is an interdisciplinary
approach, operating at two macro and micro levels, incorporating both linguistic
and social analysis. Discourses are viewed as communicative events, which
encompass certain beliefs, ideologies, identities, politics, and the like.”“Analisis
Wacanamodern adalahpendekatan interdisipliner, yang beroperasipada dua
tingkatmakrodanmikro,
Wacanadipandang
menggabungkananalisisbaiklinguistikdansosial.
sebagaiperistiwakomunikatif,
yangmencakupkeyakinan
tertentu, ideologi, identitas, politik, dan sejenisnya”
Universitas Sumatera Utara
Istilah analisis wacana adalah istilah umum yang dipakai di dalam
berbagai disiplin ilmu dengan berbagai pengertian. Titik singgung analisis wacana
adalah studi yang berhubungan dengan pemakaian bahasa.Jadi, jelasnya analisis
wacana bertujuan untuk mencari keteraturan bukan kaidah. Yang dimaksud
dengan keteraturan, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan keberterimaan
penggunaan bahasa di masyarakat secara realita dan cenderung tidak merumuskan
kaidah bahasa seperti dalam tata bahasa.
Kartomiharjo (1999:21) mengungkap bahwa analisis wacana merupakan
cabang ilmu bahasa yang dikembangkan untuk menganalisis suatu unit bahasa
yang lebih besar daripada kalimat. Analisis wacana lazim digunakan untuk
menemukan makna wacana yang persis sama atau paling tidak sangat ketat
dengan makna yang dimaksud oleh pembicara dalam wacana lisan, atau oleh
penulis dalam wacana tulis.
Berdasarkan analisisnya, ciri dan sifat wacana menurut Syamsuddin
(1992:6) analisis wacana dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa didalam masyarakat
(rule of use-menurut woddowson, 1978).
2. Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam
konteks, teks, dan situasi (Firth, 1957).
3. Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui
interpretasi semantik (Beller).
4. Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak
berbahasa (what is said from what is done menurut Labov, 1970).
Universitas Sumatera Utara
5. Analisis wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa secara
fungsional (functional use of language- menurut Coulthard, 1977).
Ciri-ciri dasar lain dapat diramu dari pendapat beberapa ahli, seperti Merit,
Sclegloff dan Sacls, Fraser, Searle, Richard, Halliday, Hasan, dan Horn, antara
lain sebagai berikut (Syamsuddin, 1992:6).
1. Analisis wacana bersifat interpretatif pragmatis, baik bentuk bahasanya
maupun maksudnya (form and notion).
2. Analisis wacana banyak bergantung pada interpretasi terhadap konteks dan
pengetahuan yang luas (interpretation of world).
3. Semua unsur yang terkandung di dalam wacana dianalisis sebagai suatu
rangkaian.
4. Wujud bahasa dalam wacana itu lebih jelas karena didukung oleh situasi
yang tepat (All material used in real that is actually having occurred in
appropriate situational).
5. Khusus untuk wacana dialog, kegiatan analisis terutama berkaitan dengan
pertanyaan, jawaban, kesempatan berbicara, penggalan percakapan, dan
lain-lain.
Analisis wacana berkembang sejak pertengahan dua dasawarsa yang lalu.
Menurut McCarthy (199:5) dalam Rani (2007: 10) analisis wacana muncul ketika
para linguis hanya peduli pada analisis kalimat dan Zellig Harris pada tahun 1952
tertarik untuk menganalisis distribusi unsur linguistik di teks dan hubungan teks
dengan situasi sosial.
Universitas Sumatera Utara
Di Indonesia sendiri, analisisi wacana sudah dimulai oleh linguis
Indonesia pada pertengahan tahun 70-an. Bukti perkembangan analisis wacana di
Indonesia ditandai dengan hasil publikasi analisis wacana tersebut antara lain,
Kridalaksana (1978), Samsuri (1987) dan peneliti lainnya yang tertarik
menganalisis wacana sebagai bahan kajian (Rani, 2007: 14).
Menurut Hikam dalam Eriyanto (2001 : 4) ada tiga paradigma analisis
wacana dalam melihat bahasa. Pertama, pandangan positivism-empiris yaitu
sebuah paradigma yang dalam menganalisis sebuah wacana dengan memandang
bahasa sebagai suatu media manusia dalam mengekspresikan pengalaman yang
dialaminya dengan logis, memiliki hubungan dengan pengalaman empiris. Salah
satu ciri dari pemikiran ini adalah pemisahan antara pemikiran dan realitas.
Kaitannya dengan analisis wacana, konsekuensi logis dari pemahaman ini orang
tidak perlu mengetahui makna-makna subjektif atau nilai yang mendasari
pernyataannya, sebab yang penting adalah apakah pernyataan itu dilontarkan
secara benar menurut kaidah sintaksis dan semantik. Oleh karena itu tata bahasa,
kebenaran sintaksis adalah bidang utama dari aliran positivme-empiris tentang
wacana.
Kedua, pandangan konstruktivisme, aliran ini menolak pandangan
positivisme-empiris yang memisahkan subjek dan objek bahasa. Pandangan
konstruktivisme, bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami
realitas objektif belaka dan yang dipisahkan dari subjek sebagai penyampai
pernyataan. Konstruktivisme justru menganggap subjek sebagai faktor sentral
dalam kegiatan wacana serta hubungan-hubungan sosialnya. Seperti dikatakan
Universitas Sumatera Utara
A.S. Hikam, subjek memiliki kemampuan-kemampuan melakukan kontrol
terhadap maksud-maksud tertentu dalam setiap wacana. Bahasa dipahami dalam
paradigma ini diatur dan dihidupkan oleh pernyatan-pernyataan yang bertujuan.
Setiap pernyataan pada dasarnya adalah tindakan penciptaan makna, yakni
tindakan pembentukan diri serta pengungkapan jati diri dari sang pembicara. Oleh
karena itu, analisis wacana dimaksudkan sebagai suatu analisis untuk
membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu (Eriyanto, 2001: 5).
Ketiga pandangan kritis,pandangan ini ingin mengoreksi pandangan
konstruktivisme yang kurang sensitif pada proses produksi dan reproduksi makna
yang terjadi secara historis maupun institusional. Seperti ditulis A.S. Hikam,
pandangan konstruktivisme masih belum menganalisis faktor-faktor hubungan
kekuasaan yang inheren dalam setiap wacana, yang pada gilirannya berperan
dalam membentuk jenis-jenis subjek tertentu berikut perilaku-perilakunya. Hal
inilah yang melahirkan paradigma kritis. Analisis wacana tidak dipusatkan pada
kebenaran/ketidakbenaran struktur tata bahasa atau proses penafsiran seperti pada
analisis konstruktivisme (Eriyanto, 2001: 6).
Analisis wacana dalam paradigma ini menekankan pada kekuatan yang
terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna. Individu tidak dianggap
sebagai subjek yang netral yang bisa menafsirkan secara bebas sesuai dengan
pikirannya, karena sangat berhubungan dan dipengaruhi oleh kekuatan sosial yang
ada dalam masyarakat. bahasa disini tidak difahami sebagai medium netral yang
terletak diluar diri si pembicara.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis paradigma ketiga yaitu
pandangan kritis, karena pandangan kritis tersebut melihat bahasa yang terdapat
dalam sebuah wacana tidak hanya dipandang sebagai alat komunikasi tetapi
bahasa merupakan aspek sentral dari penggambaran suatu subjek, dan lewat
bahasa ideologi terserap didalamnya (Eriyanto, 2001: 6).
2.2 Analisis Wacana Kritis
Menurut Eriyanto (2001 : 6-7) pandangan kritis menganggap bahwa
wacana melihat bahasa selalu terlibat dalam hubungan kekuasaan, terutama dalam
pembentukan subjek, dan berbagai tindakan representasi yang terdapat dalam
masyarakat. Analisis wacana kategori ini disebut sebagai Analisis Wacana Kritis
(AWK)atau Critical Discourse Analysis (CDA) karena memakai paradigma kritis.
AWK menyediakan teori dan metode yang bisa digunakan untuk
melakukan kajian empiris tentang hubungan-hubungan antara wacana dan
perkembangan sosial dan kultural dalam dominan-dominan sosial yang berbeda.
Tujuan AWK adalah menjelaskan dimensi linguistik kewacanaan fenomena sosial
dan kultural dan proses perubahan dalam modernitas terkini (Jorgensen dan
Philips, 2007 : 114-116).
AWK memahami wacana sebagai suatu kajian bahasa yang dianalisi
dengan menghubungkan konteks. Konteks berarti bahasa dipakai untuk tujuan dan
praktik tertentu, termasuk didalamnya praktik kekuasaan. AWK melihat bahasa
sebagai faktor penting, yakni bagaimana bahasa digunakan untuk melihat
ketimpangan kekuasaan dalam masyarakat terjadi (Eriyanto, 2001 : 7).
Universitas Sumatera Utara
Menurut Fairclough dan Wodak (1997) AWK melihat pemakaian bahasa
baik tuturan maupun tulisan yang merupakan praktik dari bentuk sosial.
Menggunakan bahasa sebagai praktik sosial menyebabkan sebuah hubungan
dialeksis di antara peristiwa deskriptif tertentu dengan situasi, institusi, dan
struktur sosial yang membentuknya. Wacana ini dapat memproduksi dan
mereproduksi hubungan kekuasaan yang tidak seimbang antara kelas sosial, lakilaki dan perempuan, kelompok mayoritas dan minoritas melalui perbedaan
representasi dalam posisi sosial yang ditampilkan (van Dijk, 1997: 258).
Ada beberapa pendekatan dalam analisis wacana kritis, yaitu Pendekatan
Analisis Linguistik Kritis (Critical Linguistics) oleh Roger Fowler dkk (1979)
yang dalam menganalisis wacana memusatkan pada bahasa yang digunakan dan
menghubungkannnya dengan ideologi, Analsisi Wacana Pendekatan Prancis
(French Discourse Analysis) oleh Pecheux yang memusatkan perhatian pada efek
ideologi dari formasi wacana yang memposisikan seseorang sebagai subjek dalam
situasi sosial tertentu, Pendekatan Perubahan Sosial (Sociocultural Change
Approach) oleh Norman Faircloug yang dalam analisisnya memusatkan perhatian
pada wacana dan perubahan sosial dan inti dari teknik analisis Fairclough adalah
melihat bahasa sebagai praktik kekuasaan (Eriyanto, 2001: 287).
Kemudian pendekatan wacana sejarah (Discourse Historical Approach)
oleh Ruth Wodak dkk yang dalam menganalisis suatu wacana menyertakan
konteks sejarah bagaimana wacana tentang suatu kelompok atau komunitas
digambarkan, dan Pendekatan Kognisi Sosial (Socio Cognitive Approach) yang
dikembangkan oleh Teun Adrianus van Dijk (1988), dalam menganalisis wacana
Universitas Sumatera Utara
tidak hanya dari struktur wacananya saja yang diteliti tetapi bagaimana sebuah
wacana diproduksi, dan bagaimana pengaruh kekuasaan terhadap sebuah wacana
(Eriyanto, 2001 : 15-17).
Dari beberapa model analisis yang dikembangkan oleh para ahli tersebut,
peneliti melihat pendekatan Kognisis Sosial (Social Cognition Approach)
merupakan model yang cocok digunakan untuk penelitian ini, karena dalam
menganalisis sebuah wacana van Dijk (1988) tidak hanya memusatkan perhatian
pada sktruktur wacana saja, tetapi juga melihat bagaimana teks tersebut
diproduksi sehingga dapat diperoleh suatu pengetahuan kenapa sebuah teks bisa
semacam itu.
2.2.1 Analisis Wacana Model Teun Van Dijk
Terminologi analisis wacana menurut Teun A. van Dijk yang dikutip dari
artikel “Critical Discourse Analysis” yang dimuat dalam jurnal online,Discourse
& Society
“Critical discourse analysis (CDA) is a type of discourse
analytical research that primarily studies the way social power
abuse, dominance, and inequality are enacted, reproduced, and
resisted by text and talk in the social and political context. With such
dissident research, critical discourse analysts take explicit position,
and thus want to understand, expose, and ultimately resist social
inequality.”
Analisis wacana kritis(AWK) adalah jenispenelitian
analitikwacanayangterutamaStudicarapenyalahgunaankekuasaan
sosial,
dominasi,
danketidaksetaraanyangberlaku,direproduksi,
danditentang olehteks danpembicaraandalam kontekssosial dan
politik.
DenganPenelitianpembangkangtersebut,analiswacana
kritismengambilposisieksplisit,
dan
dengan
demikianingin
memahami, mengekspos, dan akhirnyamenolakketimpangan sosial.”
Universitas Sumatera Utara
Perbedaan Model van Dijk (1988) dengan model AWK yang
dikembangkan oleh para ahli lain adalah dalam menganalisis sebuah wacana teori
tersebut dapat menjelaskan bagaimana struktur sosial, dominasi dan kelompok
kekuasaaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi/pikiran dan
kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu. Wacana oleh
van Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensi/bangunan: teks, kognisi sosial dan
konteks sosial (Eriyanto, 2001: 224). Model analisis van Dijk digambarkan
sebagai berikut,
Konteks
Kognisi
Kognisi
sosial
sosial
Teks
Gambar 1. Diagram Model Analisis Van Dijk dalam Eriyanto (2001: 225)
Inti analisis van Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana
tersebut kedalam satu kesatuan analisis. Dimensi teks yang diteliti adalah struktur
teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan tema tertentu. Pada level
kognisi sosial dipelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi
individu dari wartawan. Aspek terakhir, mempelajari bangunan wacana yang
berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah (Eriyanto, 2001: 224-225).
Van Dijk (1988) melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur yang
masing-masing saling mendukung, ia membaginya ke dalam tiga struktur, yaitu:
struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Struktur Teks Van Dijk
Stuktur Makro
Makna global dari suatu teks yang dapat diamati
Dari topik/tema yang diangkat oleh suatu teks
Superstruktur
Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan
kesimpulan
Struktur mikro
Makna lokal dari suatu yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat dan
gaya yang dipakai oleh suatu teks
Berikut penguraian satu per satu elemen wacana menurut model Van Dijk
(Eriyanto, 2001: 228-229).
Tabel 2. Elemen Teks Wacana Van Dijk
Struktur wacana
Hal yang diamati
Elemen
No
Struktur makro
Tematik
Tema/topik
Topik
yang
dikedepankan dalam suatu
berita
Superstruktur
Skematik
Skema
Bagaimana bagian dan urutan
berita diskemakan dalam teks
berita utuh
Universitas Sumatera Utara
Struktur Mikro
Semantik
Latar, detil,
Makna yang ingin ditekankan
dalam teks berita
praanggapan
Sintaksis
Bagian
kalimat
maksud,
(bentuk,
susunan) yang dipilih.
Bentuk kalimat,
koherensi, kata
ganti
Stilistika
Pilihan kata yang dipakai
dalam teks berita
Retoris
Leksikon
Grafis, metafora,
Cara penekanan dilakukan
dan ekspresi
Penelitian yang peneliti lakukan, lebih memfokuskan dalam menganalisis
struktur makro dan superstruktur teks
berita di media online Arab dengan
menggunakan teori Teun A. van Dijk (1988).
2.2.1.1Struktur Makro
Struktur makro merupakan makna global dari suatu teks yang dapat
diamati dengan melihat topik dan tema yang diangkat dalam suatu berita
(Eriyanto, 2007: 226). Struktur makro sebuah teks dalam teknik analisis van Dijk
adalah melihat topik atau tema dari suatu berita dengan elemen wacana yang akan
diamati adalah tematik.
Universitas Sumatera Utara
Tematik secara harfiah tema berarti ‘sesuatu yang telah diuraikan’, atau
‘sesuatu yang telah ditempatkan’. Tema berasal dari kata Yunani tithenai yang
berarti ‘menempatkan’ atau ‘meletakkan’. Sebuah tema bukan merupakan hasil
dari seperangkat elemen yang spesifik, melainkan wujud-wujud kesatuan yang
dapat kita lihat di dalam sebuah teks .
Budiman dalam Sobur (2012:75) mengatakan Tematisasi adalah proses
pengaturan tekstual yang diharapkan mampu membuat pembaca memberikan
perhatian pada bagian-bagian yang penting dari isi teks, yaitu tema.
Tema sering disandingkan dengan kata topik. Topik secara teoritis dapat
digambarkan sebagai dalil dan bagian dari informasi terpenting dari suatu wacana
yang ingin disampaikan oleh komunikator. Topik sebuah berita baru bisa
disimpulkan setelah tuntas membaca, mendengar, atau menonton berita tersebut.
Gagasan penting van Dijk, wacana umumnya dibentuk dalam tata aturan umum.
Teks tidak hanya didefiniskan tetapi suatu pandangan umum yang koheren, yaitu
bagian-bagian dalam teks menunjuk pada satu titik gagasan umum, dan bagianbagian tersebut saling mendukung satu sama lain untuk menggambarkan topik
umum tersebut.
Teun A. van Dijk (1988) mendefinisikan topik sebagai struktur makro
dari sebuah wacana. Topik dapat menjelaskan masalah dan tindakan yang diambil
oleh komunikator dalam mengatasi suatu masalah. Tindakan, keputusan atau
pendapat dapat diamati pada struktur makro dari suatu wacana (Sobur, 2012: 75).
Universitas Sumatera Utara
2.2.1.2 Superstruktur
Menurut van Dijk dalam Eriyanto (2001 : 234), arti penting dari skematik
adalah strategi wartawan untuk mendukung topik tertentu yang ingin disampaikan
dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan-urutan tertentu. Skematik
memberikan tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana yang
disembunyikan. Upaya penyembunyian itu dilakukan dengan menempatkan di
bagian akhir agar terkesan kurang menonjol.
Teks atau wacana umumnya mempunyai skema dari pendahuluan sampai
akhir. Skema tersebut menunjukkan bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun
dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti. Meskipun mempunyai bentuk
dan skema yang beragam, berita umumnya mempunyai dua kategori skema besar
yaitu ringkasan dan isi.
Pertama, ringkasan (summary) yang biasanya ditandai dengan dua elemen
yakni judul dan teras berita. Elemen skema ini merupakan elemen yang dipandang
paling penting. Judul umumnya menunjukkan tema yang ingin ditampilkan oleh
wartawan dalam pemberitaannya. Teras berita umumnya sebagai pengantar
ringkasan apa yang ingin dikatakan sebelum masuk dalam isi berita secara
lengkap (van Dijk, 1988 : 53)
Kedua, isi berita atau disebut dengan story yakni isi berita secara
keseluruhan. Isi berita ini juga mempunyai dua sub kategori. Pertama berupa
situasi yakni proses atau jalannya peristiwa, sedang yang kedua komentar yang
ditampilkan dalam teks (van Dijk, 1988 : 53-56).
Universitas Sumatera Utara
Superstruktur berita menurut van Dijk (1988) dapat digambarkan sebagai
berikut:
Superstruktur
Isi Berita
(Story)
Ringkasan
(Summary)
Judul
Teras berita
Situasi
Komentar
Gambar 2. Superstruktur Berita menurut Teun A. van Dijk (1988: 55)
2.3 Arab Spring
Ada beberapa istilah “Arab Spring” dalam bahasa Arab yaitu ﺍﻟﺜﻮﺭﺓ
ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ/Al-şauratu al-‘arabiyah/ berasal daripada perkataan ﺛﻮﺭﺓ, ﻳﺜﻮﺭ, ﺛﺎﺭyang
bermaksud memberontak, penentangan dan revolusi. Ada juga yang menyebutnya
dengan
ﺍﻟﺮﺑﻴﻊ ﺍﻟﻌﺮﺑﻲ/Al-Rabi’ Al-Arabi/. Peristiwa ini merupakan penentangan
rakyatyang
menuntut
pembaharuan
dalam
sistem
negara.
Penentangan
tersebuttelah mengubah struktur politik, ekonomi dan sosial negara menjadi lebih
demokratis.Dylan (t.th) menyatakan pandangan “Al-Rabi’ Al-Arabi” merupakan
istilahyang diberikan terhadap “Revolusi Dunia Arab” dalam bahasa Inggris
disebut ‘Arab Spring’. Peristiwa tersebut membuat pemimpin diktator dipaksa
meletakkan jabatan seperti yang terjadi di negara Tunisia, Mesir, Libya dan
negara Arab lainnya (Musa dan Mujani, 2014: 2)
Universitas Sumatera Utara
Istilah ‘Arab Spring’ merupakan istilah yang pada tahun 2011 muncul
sebagai label yang diberikan oleh pengamat politik dan media massa untuk
mengekspresikan gerakan perlawanan sipil terhadap pemerintah di beberapa
negara Arabyang terjadi selama tiga tahun yang lalu. Ada beberapa juga istilah
yang menyebutkan gerakan revolusi ini selain
‘Arab Spring’. Ada yang
menyebutnya dengan ‘Arab Revolutions’, ‘Arab Awakening’ atau kadang disebut
juga dengan istilah Kebangkitan Arab. Namun istilah yang banyak dikenal adalah
Arab Spring(Bramantyo, 2013: 1).
Negara-negara Arab merupakan negara yang menggunakan bahasa Arab
dan menggunakan kebudayaan Arab yang terdapat di kawasan Jazirah Arab dan
sebagian di Afrika Utara. Kemudian kata ‘spring’ adalah istilah untuk menyebut
‘musim semi’ bagi Eropa yang terdapat empat musim. Siklus musim yang terjadi
berawal dari musim semi (spring), musim panas (summer), musim gugur
(autumn) dan musim dingin (winter). Pada musim semi tanaman-tanaman mulai
tumbuh dan menghijau, udara terasa lebih segar dan matahari yang menjadi
sumber kehidupan menjadi lebih hangat. Siklus tersebut bagi orang Amerika
maupun Eropa, musim semi menjadi musim yang memberikan harapan baru.
Dikatakan seperti itu karena musim sebelumnya adalah musim dingin. Sehingga
istilah ‘spring’ untuk menyimbolkan gejolak perlawanan masyarakat sipil yang
terjadi di kawasan Arab ini sebagai musim baru bagi politik di Arab. Musim yang
membawa angin segar dan harapan baru yang menggantikan musim sebelumnya
yang terdapat aksi penindasan, korup dan tidak adil bagi masyarakat (Bramantyo,
2013: 1-2).
Universitas Sumatera Utara
Peristiwa Arab Spring ini terjadi sejak 18 Desember 2010 hingga Mei
2011 yang dimulai dari Tunisia hingga menyebar ke negara-negara di Arab
lainnya seperti Mesir, pemberontakan sipil di Bahrain, Suriah dan Oman protes
besar di Aljazair, Irak, Yordania, dan Maroko, serta protes kecil di Kuwait,
Lebanon, Mauritania, Arab Saudi, Sudan dan Sahara Barat. Namun dari beberapa
negara tersebut, baru tiga pemimpin negara yang harus meninggalkan jabatannya,
yakni mantan Presiden Tunisia Zine El Abidin Ben Ali, mantan Presiden Mesir
Husni Mubarak, dan mantan Presiden Libya Moammar Khadafi (Agastya, 2013:
11).
Gambar 3. Peta Persebaran gelombang Arab Spring
(https://matnwahawamesh.wordpress.com/category/arab-world/)
Penyebab terjadinya transisi politik di Tunisia adalah protes bakar diri
dari Mohamed Bouazizi. Lulusan perguruan tinggi, ia tidak dapat menemukan
pekerjaan dan menjual buah di kios pinggir jalan sampai polisi menyita barang
dagangannya. Hari berikutnya, 17 Desember, ia menyiram dirinya dengan bensin
dan membiarkan dirinya terbakar. Kematiannya pada tanggal 4 Januari dibawa
Universitas Sumatera Utara
bersama berbagai kelompok yang tidak puas dengan sistem yang ada, termasuk
banyak pengangguran, politik dan aktivis HAM, buruh, serikat buruh, mahasiswa,
dosen, pengacara, dan lain-lain untuk memulai Revolusi Tunisia.
Setelah aksi bakar diri Mohamed Bouazizi di Sidi Bouzid, serangkaian
demonstrasi jalanan semakin keras hingga Desember 2010. Akhirnya Presiden
Zine El Abidine Ben Ali dipecat pada 14 Januari 2011. Demonstrasi itu
disebabkan oleh pengangguran yang tinggi, inflasi makanan, korupsi, kurangnya
kebebasan berbicara dan bentuk-bentuk kebebasan politik, dan kondisi hidup yang
buruk. Protes merupakan kerusuhan sosial dan politik di Tunisia dalam tiga
dekade dan telah menghasilkan puluhan kematian dan cedera yang sebagian besar
adalah hasil dari tindakan oleh polisi dan pasukan keamanan terhadap pengunjuk
rasa. Ben Ali melarikan diri ke pengasingan di Arab Saudi, mengakhiri 23 tahun
kekuasaannya (Bramantyo, 2013: 3-4).
2.3.1. Arab Spring di Mesir
2.3.1.1.
Menurut
Negara Mesir
Wikipedia
Republik
Arab
Mesir
ﺟﻤﻬﻮﺭﻳّﺔ ﻣﺼﺮ
ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ/jumhūriyyatu miṣra al-‘arabiyyah/atau disebut dengan Mesir adalah
sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika bagian timur
laut. Namun sebagian negara Mesir terletak di benua Asia. Mesir merupakan
negara berbentuk republik sejak 18 Juni 1953.
Majelis Konstitusi menjelaskan mengenai Negara Mesir dalam Rancangan
Konstitusi Republik Arab Mesir (2014) pada ayat 1, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
ﻭﻧﻈﺎﻣﻬﺎﺩﻳﻤﻘﺮﺍﻁﻰ،ﻣﻮﺣﺪﺓﻻﺗﻘﺒﻼﻟﺘﺠﺰﺋﺔ،ﺟﻤﻬﻮﺭﻳﺔﻣﺼﺮﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔﺩﻭﻟﺔﻣﺴﺘﻘﻠﺔﺫﺍﺗﺴﻴﺎﺩﺓ
ﻭﻳﻌﺘﺰﺑﺎﻧﺘﻤﺎﺋﻬﻠﺤﻮﺿﺎﻟﻨﻴﻠﻮﺍﻟﻘﺎﺭﺓﺍﻷﻓﺮﻳﻘﻴﺔﻭﺑﺎﻣﺘﺪ،ﻭﺍﻟﺸﻌﺒﺎﻟﻤﺼﺮٮﺠﺰءﻣﻨﺎﻷﻣﺘﻴﻨﺎﻟﻌﺮﺑﻴﺔﻭﺍﻹﺳﻼﻣﻴﺔ.
.ﻭﻳﺸﺎﺭﻛﺒﺈﻳﺠﺎﺑﻴﺔﻓٮﺎﻟﺤﻀﺎﺭﺓﺍﻹﻧﺴﺎﻧﻴﺔ،ﺍﺩﻫﺎﻵﺳﻴﻮﻯ
/Jumhūriyyatu miṣra al-‘arabiyyati daulatun mustaqilatun ẕātu siyādatin,
muwaḥidatin lā taqbalu at-tajazi’ata, wa niẓāmuhā dīmuqraṭiyya. Wa asy-sya’bu
al-miṣri juz’un min al-‘umataini al-‘arabiyyati wa al-‘islāmiyyati, wa yu’tazzu
bi’intimāihi liḥauḍin an-nīli wa al-qārati al-‘afrīqiyyati wa bi’imtidādihi al‘āsiwy, wa yusyariku bi-‘ījābiyyatin fī al-ḥaḍārati al-‘insāniyyati/
‘Republik Arab Mesir adalah negara merdeka yang berdaulat, bersatu dan tak
terpisahkan, dan sistem pemerintahan adalahdemokrasi. Mesir bagian dari negaranegara Arab dan Islam, dan bangga milik Nil dan benua Afrika dan Asia, dan
berpartisipasi secara aktif dalam peradaban manusia’
Mayoritas penduduk Mesir menetap di pinggiran Sungai Nil (sekitar
40.000 km2). Sebagian besar daratan merupakan bagian dari gurun Sahara yang
jarang dihuni. Mesir terkenal dengan peradaban kuno dan beberapa monument
kuno termegah di dunia, seperti Piramida Giza, Kuil Karnak, Lembah Raja serta
Kuil Ramses. Kini, Mesir diakui secara luas sebagai pusat budaya dan politikal
utama di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara (Agastya, 2014: 47).
Ir. Soekarno dalam Agastya (2014: 47) menjelaskan secara demografis,
Mesir merupakan negara Arab yang paling banyak penduduknya. Hampir seluruh
populasi terpusat di sepanjang sungai Nil, terutama di Iskandariyah dan Kairo,
serta sepanjang delta Nil dan dekan dengan Terusan Suez. Mayoritas
penduduknya beragama Islam sehingga sumber undang-undangnya berasal dari
prinsip-prinsip agama Islam.
Penduduk Mesir hampir homogenous. Pengaruh Mediterania (seperti Arab
dan Italia) dan Arab muncul di utara serta ada penduduk asli berkulit hitam di
Universitas Sumatera Utara
bagian selatan. Banyak teori yang menjelaskan mengenai asal-usul orang Mesir,
namun tidak konklusif, dan paling banyak diterima adalah masyarakat Mesir
merupakan campuran dari orang Afrika Timur dan Asiatik yang pindah ke
Lembah Nil setelah zaman es (Agastya, 2014: 47-48)
2.3.1.2.
Revolusi di Mesir
Aksi demontrasi dalam rangkaian gelombang Arab Spring juga terjadi di
Mesir. Protes di Mesir mulai pada tanggal 25 Januari dan berjalan selama 18 hari
hingga tanggal 11 Februari 2011. Warga dari berbagai kalangan berbaur
memenuhi jalan akibat ketidakpuasan mereka terhadap keadaan pemerintahan
yang diselenggarakan pemerintah. Gerakan massa tersebut disebabkan karena
masyarakat dinilai sudah jenuh dengan pemerintahan otoriter Husni Mubarak
yang telah ia jalankan selama 30 tahun. Tetapi pemerintah menanggapi
demonstrasi tersebut dengan keras dan tidak menolerir pemberontakan yang
direncanakan. Bahkan, ia menghimbau bahwa masyarakat untuk tidak meniru
perjuangan yang dilakukan aktivis di Tunisia, dengan menerbitkan peraturan yang
membatasi kebebebasanmasyarakat, mencekal organisasi masyarakat dan menjaga
ketat setiap demo yang dilakukan (Agastya, 2013: 55).
Demonstrasi
yang
terus
bergulir
dan
menjadi
semakin
besar
mengakibatkan pihak pemerintah mengeluarkan reaksi keras dan mengerahkan
tenaga keamanan untuk menertibkan para pengunjuk rasa. Pihak polisi menindak
keras para pengunjuk rasa dan sering kali membubarkan kerumunan massa
dengan bantuan kendaraan militer seperti panzer dan mobil anti huru-hara.
Tindakan yang dilakukan polisi ini menyulut reaksi dunia yang menganggap
Universitas Sumatera Utara
bahwa perlakuan aparat keamanan terhadap pengunjuk rasa berlebihan dan
seharusnya dapat dihindari. Tetapi bentrokan yang terjadi tidak hanya antara
aparat keamanan dengan pengunjuk rasa yang menginginkan Mubarak untuk
mundur, tetapi juga dengan pihak yang pro-pemerintahan Mubarak. Bentrokan
pun tidak dapat dihindari dan korban jiwa di kedua pihak semakin
bertambah.(http://ahmadharakan.com/peran-jejaring-sosial-dalam-revolusi-mesir/)
Pemerintah Mesir juga telah mendapatkan tekanan dari berbagai pihak
untuk segera mengabulkan tuntutan rakyat Mesir, namun juga tidak didengarkan.
Presiden Mubarak tetap menolah mundur dan hanya bersedia merombak kabinet
pemerintahannya. Tanggal 29 Januari 2011 Mubarak menunjuk Omar Sulaiman,
Kepala Badan Intelijen sebagai wakil presiden. Rakyat Mesir tetap tidak puas,
mereka akan tetap melanjutkan demonstrasinya hingga Presiden Husni Mubarak
turun
dan
dilakukan
perombakan
pemerintahan
secara
menyeluruh
(http://ahmadharakan.com/peran-jejaring-sosial-dalam-revolusi-mesir/).
Presiden Husni Mubarak berserta jajaran kabinetnya tidak henti-hentinya
melakukan
negosiasi
dengan
rakyat
Mesir
untuk
mempertahankan
pemerintahannya. Setelah menunjuk Omar Sulaiman, Mubarak juga melantik
kabinet baru untuk mendinginkan massa. Mubarak menawarkan konsesi kepada
rakyat Mesir untuk mengundurkan diri pada bulan September, ketika masa
jabatannya berakhir. Tetapi rakyat Mesir mengancam akan melakukan
demonstrasi besar-besaran jika tuntutan mereka tidak segera dipenuhi.
Perang antara kelompok pro-pemerintah dan anti-pemerintah tidah hanya
terjadi di dunia nyata tetapi juga terjadi di dunia maya. Ada dua akun Facebook
Universitas Sumatera Utara
yang menjadi pemicu gerakan revolusi Mesir, yaitu “6th of April Youth
Movement” dan We are all Khaled Said”. Kedua akun tersebut milik dua
kelompok tersebut yang berisi saling berperang komentar. Kelompok propemerintah mengeluarkan kata-kata emosional untuk menyerang musuh mereka.
Selain itu, kelompok pro-pemerintah juga mengeluarkan ungkapan-ungkapan
yang
menakut-nakuti
demonstrasinya
kelompok
anti-pemerintah
agar
menghentikan
(http://ahmadharakan.comperan-jejaring-sosial-dalam-revolusi-
mesir/).
Presiden Husni Mubarak akhirnya mengundurkan diri sebagai presiden
Mesir pada tanggal 11 Februari 2011 dan menyerahkan wewenang kepada militer.
Omar Sulaiman, wakil presiden yang pada waktu itu ditunjuk untuk
menyampaikan berita tersebut bahwa Dewan Militer akan memegang kendali atas
Mesir. Seluruh rangkaian aksi protes dan gelombang revolusi yang terjadi di
negara-negara Arab tersebut pada intinya bertujuan untuk menggulingkan para
pemimpin negara karena telah bertindak diktator, otoriter, korup dan menindas
rakyat dalam memimpin.
2.4 Konseptualisasi Berita
2.4.1 Pengertian Berita
Jonathans dalam Astuti (2011: 30) mengatakan berita adalah laporan
tentang suatu peristiwa, opini kecenderungan, situasi, kondisi, interpretasi yang
penting, menarik, masih baru dan harus secepatnya disampaikan kepada khalayak.
Berita dapat didefinisikan sebagai peristiwa yang dilaporkan kepada
khalayak. Wartawan yang menonton dan menyaksikan peristiwa, belum tentu
Universitas Sumatera Utara
menemukan peristiwa. Wartawan harus bisa menemukan peristiwa setelah
memahami proses atau jalan cerita dari sebuah peristiwa yaitu dengan mengetahui
unsur berita, apa (what) yang terjadi , siapa (who) yang terlibat, bagaimana (how)
kejadian itu terjadi, kapan (when) terjadi, dan dimana (where) peristiwa itu terjadi
serta mengapa (why) suatu peristiwa bisa terjadi (Chaer, 2010: 14).
Setelah melihat dari beberapa definisi tersebut, maka dapat didefinisikan
berita sebagai berikut. Berita adalah laporan yang aktual dan cepat dari suatu
peristiwa, fakta, ide ataupun opini yang menarik dan penting bagi khalayak
melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi dan media online.
2.4.2. Unsur-unsur berita
Frasser Bond (1961: 81-83) dalam Suhandang (2010: 146-148)
mengatakan ada dua belas masalah yang selalu menjadi perhatian orang banyak
dalam kehidupannya sehari-hari. Kedua belas masalah tersebut merupakan unsurunsur terpenting yang bisa dijadikan daya tarik dari suatu berita.
1) Minat Pribadi (self interest). Topik ataupun materi berita yang
berhubungan akrab dengan pembaca atau pendengar atau penonton secara
individual, adalah urusan, keluarga, kegemaran keadaan kesehatan dan
sebainya. Semua hal tersebut akan membangkitkan semangat yang kuat
untuk menarik perhatian banyak orang.
2) Uang (money). Cinta terhadap uang merupakan salah satu penyebab dari
kejahatan yang sering terjadi. Hal demikian tentunya menimbulkan banyak
berita yang menarik perhatian. Demikian juga berita atau artikel mengenai
Universitas Sumatera Utara
masalah ekonomi akan selalu menjadi perhatian banyak orang, baik bagi
orang-orang kaya mupun orang miskin.
3) Seks. Rangsangan untuk mengetahui tentang seks menarik perhatian
kalangan remaja. Ini mendorong pemberitaan mengenai peristiwa atau
cerita-cerita kejahatan maupun roman-roman yang tidak sehat.
4) Pertentangan (conflict). Suatu pergolakan atau bentrokan-bentrokan yang
terjadi di antara dua kekuatan yang saling berlawanan maupun bersaing
selalu menimbulkan perhatian. Tidak jarang berita-berita tersebut menjadi
suatu berita besar yang mengundang banyak perhatian orang. Ada
beberapa hal-hal yang mendasari terjadi perselisihan, persaingan dan
pertentangan yaitu: (a) perjuangan manusia dengan alam; (b) pergolakan
antara individu dengan organisasi masyarakat; (c) pertentangan antara
golongan politik dengan golongan ekonomi dalam bentuk: kampanye,
pertikaian dan peperangan.
5) Hal yang luar biasa (unusual). Hal-hal yang baru, asing, berlainan dengan
dasar-dasar yang umum, merupakan bahan-bahan berita yang akan
menjadi menarik perhatian banyak orang, dan membuat orang akan merasa
ingin tahu dan penasaran untuk mengenalnya lebih jauh.
6) Berjiwa pahlawan dan termashur (Hero worship and fame). Nama orangorang yang terkenal tidak hanya menimbulkan suatu berita, melainkan
merupakan berita tentang dirinya yang menarik perhatian orang banyak
mengenai apa yang dikerjakan, dipikirkan dan ditanyakan oleh mereka.
Sehingga
diperoleh
berita
tentang
kisah
keberhasilannya,
Universitas Sumatera Utara
keberuntungannya maupun kegagalannya, yang semua itu dapat diambil
manfaatnya untuk menjadi pedoman kehidupan sehari-hari.
7) Kegelisahan (Suspense). Kejadian-kejadian yang membuat kita khawatir
tentang apa yang akan terjadi, merangsang perhatian khalayak terus
menerus. Seperti peristiwa Tsunami di Aceh 2014 membuat masyarakat
gelisah dan khawatir jika kemungkinan ada saudara dan sanak famili yang
menjadi korban musibah itu. Orang-orang selalu penasaran akan nasib
para masyarakat Aceh yang menjadi korban terjangan gelombang Tsunami
tersebut.
8) Kemanusiaan (Human Interest). Kisah-kisah yang menyentuh emosi kita,
baik di dunia manusia maupun hewan, selalu memiliki daya pikat untuk
menggerakan emosi dalam bentuk rasa cinta, belas kasih, senang, simpati,
takut, cemburu dan sebagainya. Semua perasaan itu menimbulkan
perasaan penasaran untuk mengetahuinya lebih lanjut.
9) Kejadian-kejadian yang mempengaruhi organisasi-organisasi vital. Semua
peristiwa yang melibatkan organisasi-organisasi kemasyarakatan, baik
bersifat internasional, nasional, maupun lokal, selalu akan membangkitkan
perhatian khalayak ramai.
10) Kontes. Perjuangan untuk meraih suatu kemenangan dengan sendirinya
melibatkan unsur-unsur pertentangan yang selalu membangkitkan
perhatian orang banyak.
Universitas Sumatera Utara
11) Penemuan dan pendapat. Semua penemuan hal-hal yang baru dan
pendapat orang pada hakikatnya akan menjadi tambahan wawasan
pengetahuan bagi mereka yang memanfaatkannya.
12) Kejahatan. Perbuatan jahat, di manapun akan selalu menjadi perhatian
banyak orang. Selain dari itu orang ingin tahu motif-motif yang
menyebabkan terjadinya kejahatan itu, sehingga masyarakat akan
memperoleh pengetahuan yang akan menjadi pedoman hidupnya agar
lebih berhati-hati dalam menghadapi situasi dan kondisi yang menyangkut
kedamaian dan ketentraman batin.
Berdasarkan sejarah perkembangan berita, maka dapat dikategorikan
bentuk penyajian berita, yaitu :
1. Berita cetak (Print News), yaitu berita yang dibuat dengan teknologi
percetakan yang dalam hal ini koran dan majalah.
2. Berita broadcast (Broadcast News), yaitu berita yang menggunakan media
televisi dan radio.
3. Berita elektronik (E-News), berita yang menggunakan perangkat komputer
yang terhubung dengan jaringan komputer global. Terdapat juga beberapa
istilah untuk berita elektronik yaitu online news atau digital news.
Perkembangan TI dan komunikasi mengakibatkan adanya tuntutan
perubahan bentuk berita, dari pers cetak dan broadcast menjadi bentuk berita
elektronik (E-News). Berita elektronik khususnya lewat internet sekarang
berkembang pesat, dimana hampir tiap surat kabar dan majalah di Indonesia sudah
mengembangkan edisi online.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3. Media Online
Media online secara khusus yaitu terkait dengan pengertian media dalam
konteks komunikasi massa. Media merupakan singkatan dari media komunikasi
massa.Bidang keilmuan komunikasi massa mempunyai karakteristik tertentu,
seperti
publisitas
dan
periodisitas.
Asep
Syamsul
M.
Romli
dalam
buku Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media Online (2012) mengartikan
media online sebagai berikut: “…Media online (online media) adalah media
massa yang tersaji secara online di situs web (website) internet…”
Media online merupakan media yang berbasis telekomunikasi dan
multimedia. Di dalamnya terdapat portal, website (situs web), radio online, TV
online, pers online, mall online dan lainnya. Salah satu desain media online yang
paling umum diaplikasikan dalam praktik jurnalistik modern dewasa ini adalah
berupa situs berita. Situs berita atau portal informasi sesuai dengan namanya
merupakan pintu gerbang informasi yang memungkinkan pengakses informasi
memperoleh aneka fitur fasilitas teknologi online dan berita di dalamnya. Isinya
merupakan perpaduan layanan interaktif yang terkait informasi secara langsung,
misalnya tanggapan langsung, forum dan sebagainya (Prihantoro, 2013 : S53).
Media online memiliki senjata utama yang dengan sukses menggeser
eksistensi media konvensional seperti koran dan majalah bahkan televisi dengan
kelebihan utamanya, yaitu kecepatan dan aktualitas. Kecepatan yang ditawarkan
oleh media berbasis internet ini mampu menjaring masyarakat untuk beralih
mencari informasi di internet. Media online merupakan media yang popular
karena memiliki keunggulan yaitu bersifat up to date, real time dan praktis. Up to
Universitas Sumatera Utara
date karena media online dapat melakukan upgrade informasi dari waktu ke
waktu. Real time karena media online dapat langsung menyajikan informasi dan
berita saat peristiwa berlangsung. Praktis, karena media online dapat diakses
dimana saja dan kapan saja sejauh didukung oleh teknologi internet (Prayudi,
2011: 1-2).
Internet, sebagai sebuah jaringan komputer global, merupakan suatu
teknologi yang memicu perkembangan berita elektronik. Teknologi internet
memungkinkan berita dipublikasikan dengan menggunakan format Hypertext
Mark Up Language atau biasa disingkat menjadi HTML. Dimana, format berita
baik itu dalam bentuk teks, gambar atau foto, video, audio, animasi disajikan
secara digital, sehingga pembaca dapat mengakses dari komputer dengan cepat
dan seketika pada halaman web. Jarak dan waktu tidak lagi menjadi kendala. Oleh
karena itu, internet sebagai medium informasi memiliki banyak kelebihan
dibandingkan media massa lain adalah mudah mengaksesnya, memproduksi dan
menyebarkan dengan cepat dan murah dengan daya jangkau dunia.
Sebuah dokumen bisa merupakan informasi. Sebuah artikel di surat kabar
adalah dokumen (dokumen cetak), demikian halnya dengan paket acara TV,
sebuah lagu atau video juga merupakan dokumen (dokumen elektronik). Jadi bagi
seorang reporter dalam jaman serba elektronik akan dihadapkan pada terminologi
baru yang berubah yaitu dokumen. Ketika reporter dan editor membuat sebuah
dokumen beritauntuk masing-masing media dimana mereka bekerja, mungkin
mereka juga akan berpikir format dokumen yang sesuai, baik cetak atau
elektronik.
Universitas Sumatera Utara
Dokumen elektronik yang berisi informasi dapat diubah dari format analog
ke format digital. Teknologi internet memungkinkan hal ini. Dimana, dengan
format digital dokumen dapat diakses lewat internet, termasuk gambar atau foto,
audio, video, instruksi pemrograman web interaktif, dan animasi. Yang semua ini
bisa diakses lewat browser internet. Perubahan terbesar dalam hal penulisan berita
dengan hadirnya media web atau media online, yang kemudian berkembang
menjadi digital news bisa terjadi pada reporter media cetak.
2.5. Gambaran Umum Media Onlinewww.aljazeera.net
2.5.1. Sejarah Berdiri dan Perkembangannya
Al-jazeeradalam bahasa Arab ﺍﻟﺠﺰﻳﺮﺓ/al-jazīratu/merupakan media yang
berbasis di Doha Qatar yang merupakan media yang didanai oleh keluarga
kerajaan Qatar dan didirikan pada tanggal 1 November 1996. Al-jazeera
merupakan saluran TV dan media online yang memiliki biro di 60 negara di
seluruh dunia dengan slogan "The Opinion and The Other Opinion". Al-jazeera
memiliki layanan jaringan bahasa Arab dan Inggris serta memiliki 2.500 anggota
staf dan wartawan dari 40 negara. Siaran jaringan dari empat pusat Doha, Kuala
Lumpur, London dan Washington DC ini memiliki biro di seluruh dunia.
Al-jazeera merupakan media yang menyajikan berita dengan perspektif
baru dalam melihat peristiwa yang terjadi di dunia dan memberikan penontonnya
di dunia Arab untuk bebas berfikir, kemandirian dan ruang debat. Pada bulan
Januari 2001, situs berita berbahasa Arabwww.Aljazeera.net diluncurkan.Al4TU
U4T
jazeera.net merupakanmedia online yang menyajikan konten dan layanan yang
Universitas Sumatera Utara
bervariasi sehingga dari berbagai kalangan dan profesi dapat mencari informasi
dari media online tersebut. Situs bahasa Arab segera diikuti oleh versi bahasa
Inggris yang diluncurkan pada tahun 2003. Ini sebagai respon terhadap
meningkatnya minat dalam output profesional Al-jazeera oleh penutur non-Arab
di seluruh dunia.
2.5.2. Visi dan Misi Al-jazeeraﺍﻟﺠﺰﻳﺮﺓ/al-jazīratu/
1) Visi Al-jazeeraﺍﻟﺠﺰﻳﺮﺓ/al-jazīratu/
Al-jazeera memiliki visi yaitu menjadi jaringanmedia yangterkemukadan
2T
paling terpercayadi dunia,menjangkau orang-orangtidak peduli siapaatau di
manamereka berada.
2) Misi Al-jazeeraﺍﻟﺠﺰﻳﺮﺓ/al-jazīratu/
Untuk mengaplikasikan visi tersebut Al-jazeera menggunakan Misi untuk
2T
memberikan dan menginformasikan konten berita yang menawan kepada dunia,
menginspirasi dan menghibur melalui:
1) Melibatkan orang-orang berbakat, kreatif dan berjiwa
2T
2) Meyampaikan berita lebih dalam, lebih luas dan lebih dekat dengan
2T
konten, platform dan interaksi
3) Menyeimbangkan media global dengan menghormati keberagaman
2T
dan kemanusian di dunia
4) Memberikan suara untuk bersuara
2T
5) Mencapai hasil yang luar biasa efisien
2T
Universitas Sumatera Utara
2.6 Gambaran Umum Media Onlinewww.alwatan.com.sa
2.6.1. Sejarah Berdiri dan Perkembangannya
Al-Watan (dalam bahasa Arab : ﺍﻟﻮﻁﻦ/al-waṭan/) yang berarti negara. AlWatan adalah surat kabar harian di Arab Saudi yang dipimpin oleh Bandar bin
Khalid. Pusat penerbitan utama Al-Watan adalah di Abha di bagian selatan Arab
Saudi dekat dengan perbatasan Yaman. Media ini berbasisdi Jeddah. Selain itu,
Al-Watan juga dicetak di London, New
TINJAUAN PUSTAKA
Sebelum peneliti menyusun skripsi ini lebih lanjut maka terlebih dahulu
peneliti menelusuri skripsi yang ada di Kantor Departemen Sastra Arab Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan perpustakaan digital universitasuniversitas di Indonesia. Maksud pengkajian ini adalah bahwa data yang akan
diteliti tidak sama dengan skripsi sebelumnya. Adapun beberapa tinjauan pustaka
yang peneliti gunakan dalam penelitian ini sebagai kajian terdahulu adalah:
1) Skripsi karya Sri Apediani (050704029) mahasiswi jurusan Sastra Arab
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara tahun angkatan 2005,
dengan judul “Analisis Karakteristik Analisis Wacana Kritis Dalam Novel
ﻭ ﻧﺴﻴﺖ ﺍﻧﻲ ﺇﻣﺮﺃﺓ/ wa nasītu innī
imra’atun/ ‘Aku Lupa Bahwa Aku
Perempuan’ Karya Ihsan Abdul Qudus’. Skripsi yang ditulis oleh Sri
Apediani menjelaskan tentang karakteristik dalam menganalisis wacana
dengan pendekatan kritis merupakan rangkuman dari pendapat beberapa ahli
bidang analisis wacana kritis yaitu, tindakan, konteks, historis, kekuasaan dan
ideologi. Hasil dari penelitian skripsi Apediani yaitu menunjukkan karkteristik
tindakan yang berjumlah Sembilan, hasil dari karakteristik konteks terdapat
delapan, hasil dari karakteristik historis terdapat Sembilan, hasil dari
karakteristik kekuasaan terdapat empat dan hasil dari karakteristik ideologi
terdapat satu.
Universitas Sumatera Utara
2) Skripsi karya Tia Agnes Astuti (106051101943), mahasiswi Konsentrasi
Jurnalistik, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
tahun angkatan 2006 dengan judul “Analisis Wacana Van Dijk Terhadap
Berita “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft” di Majalah Pantau”. Skripsi
yang ditulis oleh Astuti menjelaskan mengenai konstruksi sebuah berita di
majalah Pantau dengan judul “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft”. Penelitian
analisis wacana model Teun A. van Dijk. Model analisis ini membuat
kerangka analisis menjadi tiga tingkatan, pertama, struktur makro merupakan
makna global dari suatu teks yang dapat dipahami dari tsuatu teks. Kedua,
superstruktur adalah kerangka suatu teks, bagaimana struktur teks dan elemen
wacana disusun dalam teks secara utuh. Ketiga, struktur mikro adalah makna
wacana yang dapat diamati dengan menganalisa, kata, kalimat, frase yang
dipakai dan sebagainya.Hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa teks yang
disampaikan oleh wartawan mampu memaparkan elemen struktur makro dan
mikro dengan baik, seperti pendeskripsian latar dan detil secara keseluruhan.
Kemudian, dari pemilihan kata atau leksikon wartawan menggunakan katakata yang berkonotasi negatif.
Beberapa penelitian di atas, terdapat kesamaan yaitu dalam penggunaan
terori analisis wacana kritis model Teun A. van Dijk. Sedangkan yang
membedakan penelitian ini dengan penelitian di atas yaitu subjek dan objek
yangdipilih, dimana media online Arab menjadi subjeknya, sedangkan objek yang
akan dianalisis yaitu berita-berita mengenai Arab Spring.
Universitas Sumatera Utara
2.1 Analisis Wacana
2.1.1 Pengertian Analisis
Analisis menurut Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah
penyelidikan terhadap suatu peristiwa, penjelasan sesudah dikaji sebaik-baiknya,
penguraian suatu pokok atas berbagai bagian, serta penguraian karya sastra atau
unsur-unsurnya untuk memahami pertalian antar unsur tersebut (Astuti, 2010 :
17).
Sedangkan analis menurut Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa (1996:779) adalah :
Orang yang menganalisa atau melakukan analisa atau orang
yang mencari, mengumpulkan data untuk penilaian kekayaan atau
kemampuan seseorang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisa
adalah sesuatu yang dilakukan seseorang untuk menyelidiki sebuah
peristiwa demi mengumpulkan data-data yang konkrit yang
nantinya menjadi ilmu atau pengetahuan baru
Dari penjelasan antara analisa dan analis, peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa seseorang yang memilliki kemampuan melakukan sebuah
penelitian mengenai suatu peristiwa untuk dapat mengetahui keadaan yang
sebenarnya dengan tujuan dapat menjadi ilmu atau suatu pengetahuan baru.
Analisis berasal dari bahasa inggris, analysis memiliki arti pemisahan,
penguraian, pemeriksaan yang teliti. Analisis adalah pekerjaan meneliti sambil
menguraikan bagian-bagian yang diteliti, memilah-milah sesuai dengan jenisjenisnya. Sedangkan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah serangkaian
kalimat yang tersusun menjadi satu kesatuan yang berisi informasi dan ide dari
penulisnya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Pengertian Wacana
Menurut Mulyana (2005 : 3) Secara etimologi istilah wacana berasal dari
bahasa Sansekerta wac/wak/uak yang memiliki arti ‘berkata’ atau ‘berucap’.
Kemudian kata tersebut mengalami perubahan menjadi wacana. Kata ‘ana’ yang
berada di belakang adalah bentuk sufiks (akhiran) yang bermakna ‘membendakan’
(nominalisasi). Jadi kata wacana dapat dikatakan sebagai perkataan atau tuturan.
Istilah wacana dalam bahasa Inggris yaitu discourse. Discourse berasal
dari bahasa latin discursus yang berarti kian kemari (yang diturunkan dari dis‘dari, dalam arah yang berbeda’, dan currure ‘lari’). Menurut Al-Khuli (1982 : 6)
wacana disebut dengan ﺣﺪﻳﺚ/hadīsun/ “wacana”, yaitu
ﺍﻟﻜﻼﻡ ﻁﺮﻳﻖﻋﻨﺎﻟﺴﺎﻣﻊﺍﻟﻰﺍﻟﻤﻌﻨٮﺎﻳﺼﺎﻟﻬﻮﺍﻟﺤﺪﻳﺚ
/al-hadīśu huwa īsālu al-ma’nā ilā as-sāmi’i ‘an tarīqi al-kalām/
‘wacana adalah menyampaikan pesan yang bermakna kepada pendengar
(pembaca) melalui bahasa atau kata-kata’.
Ada yang mengartikan wacana sebagai unit bahasa yang lebih besar dari
kalimat, atau ada yang mengartikan sebagai pembicaraan atau diskursus, dalam
arti yang lain wacana adalah komunikasi secara umum, terutama sebagai suatu
subjek studi atau pokok telaah. Jadi wacana merupakan suatu runtutan kalimat
yang mengandung makna tersendiri.
Wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang dinyatakan secara lisan
seperti pidato, ceramah, khutbah, dan dialog, atau secara tertulis seperti cerpen,
novel, buku, surat, dan dokumen tertulis, yang dilihat dari struktur lahirnya
(darisegi bentuk) bersifat kohesif, saling terkait dan dari struktur batinnya (dari
segi makna) bersifat koheren, terpadu (Sumarlam, 2003 : 15).
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Pengertian Analisis Wacana
Analisis wacana adalah suatu disiplin ilmu yang berusaha mengkaji
penggunaan bahasa yang nyata dalam komunikasi. Analisis Wacana menurut
Stubbs (1983 : 1) dalam Mulyana (2005 : 69) mengatakan bahwa:
“(analisis wacana) merujuk pada upaya mengkaji
pengaturan bahasa atas klausa dan kalimat, karena juga mengkaji
satuan-satuan kebahasaan yang lebih luas. Seperti pertukaran
percakapan dan bahasa tulis. Konsekuensinya, analisis wacana
juga memperhatikan bahasa pada waktu digunakan dalam konteks
sosial, khususnya interaksi antarpenutur”.
Stubbs
menjelaskan
bahwa
analisis
wacana
menekankan
kajian
penggunaan bahasa dalam konteks sosial, khususunya dalam interaksi
antarpenutur (Rani, dkk, 2004: 9).
Selain pendapat di atas, analisis wacana dewasa ini tidak hanya
menganalisis sebuah bahasa dengan
menggunakan ilmu bahasa, tetapi juga
analisis sosial yang mempengaruhi wacana tersebut, seperti yang dikemukaan
oleh Clinton dan Schauffner (2002) : “The modern DA is an interdisciplinary
approach, operating at two macro and micro levels, incorporating both linguistic
and social analysis. Discourses are viewed as communicative events, which
encompass certain beliefs, ideologies, identities, politics, and the like.”“Analisis
Wacanamodern adalahpendekatan interdisipliner, yang beroperasipada dua
tingkatmakrodanmikro,
Wacanadipandang
menggabungkananalisisbaiklinguistikdansosial.
sebagaiperistiwakomunikatif,
yangmencakupkeyakinan
tertentu, ideologi, identitas, politik, dan sejenisnya”
Universitas Sumatera Utara
Istilah analisis wacana adalah istilah umum yang dipakai di dalam
berbagai disiplin ilmu dengan berbagai pengertian. Titik singgung analisis wacana
adalah studi yang berhubungan dengan pemakaian bahasa.Jadi, jelasnya analisis
wacana bertujuan untuk mencari keteraturan bukan kaidah. Yang dimaksud
dengan keteraturan, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan keberterimaan
penggunaan bahasa di masyarakat secara realita dan cenderung tidak merumuskan
kaidah bahasa seperti dalam tata bahasa.
Kartomiharjo (1999:21) mengungkap bahwa analisis wacana merupakan
cabang ilmu bahasa yang dikembangkan untuk menganalisis suatu unit bahasa
yang lebih besar daripada kalimat. Analisis wacana lazim digunakan untuk
menemukan makna wacana yang persis sama atau paling tidak sangat ketat
dengan makna yang dimaksud oleh pembicara dalam wacana lisan, atau oleh
penulis dalam wacana tulis.
Berdasarkan analisisnya, ciri dan sifat wacana menurut Syamsuddin
(1992:6) analisis wacana dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa didalam masyarakat
(rule of use-menurut woddowson, 1978).
2. Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam
konteks, teks, dan situasi (Firth, 1957).
3. Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui
interpretasi semantik (Beller).
4. Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak
berbahasa (what is said from what is done menurut Labov, 1970).
Universitas Sumatera Utara
5. Analisis wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa secara
fungsional (functional use of language- menurut Coulthard, 1977).
Ciri-ciri dasar lain dapat diramu dari pendapat beberapa ahli, seperti Merit,
Sclegloff dan Sacls, Fraser, Searle, Richard, Halliday, Hasan, dan Horn, antara
lain sebagai berikut (Syamsuddin, 1992:6).
1. Analisis wacana bersifat interpretatif pragmatis, baik bentuk bahasanya
maupun maksudnya (form and notion).
2. Analisis wacana banyak bergantung pada interpretasi terhadap konteks dan
pengetahuan yang luas (interpretation of world).
3. Semua unsur yang terkandung di dalam wacana dianalisis sebagai suatu
rangkaian.
4. Wujud bahasa dalam wacana itu lebih jelas karena didukung oleh situasi
yang tepat (All material used in real that is actually having occurred in
appropriate situational).
5. Khusus untuk wacana dialog, kegiatan analisis terutama berkaitan dengan
pertanyaan, jawaban, kesempatan berbicara, penggalan percakapan, dan
lain-lain.
Analisis wacana berkembang sejak pertengahan dua dasawarsa yang lalu.
Menurut McCarthy (199:5) dalam Rani (2007: 10) analisis wacana muncul ketika
para linguis hanya peduli pada analisis kalimat dan Zellig Harris pada tahun 1952
tertarik untuk menganalisis distribusi unsur linguistik di teks dan hubungan teks
dengan situasi sosial.
Universitas Sumatera Utara
Di Indonesia sendiri, analisisi wacana sudah dimulai oleh linguis
Indonesia pada pertengahan tahun 70-an. Bukti perkembangan analisis wacana di
Indonesia ditandai dengan hasil publikasi analisis wacana tersebut antara lain,
Kridalaksana (1978), Samsuri (1987) dan peneliti lainnya yang tertarik
menganalisis wacana sebagai bahan kajian (Rani, 2007: 14).
Menurut Hikam dalam Eriyanto (2001 : 4) ada tiga paradigma analisis
wacana dalam melihat bahasa. Pertama, pandangan positivism-empiris yaitu
sebuah paradigma yang dalam menganalisis sebuah wacana dengan memandang
bahasa sebagai suatu media manusia dalam mengekspresikan pengalaman yang
dialaminya dengan logis, memiliki hubungan dengan pengalaman empiris. Salah
satu ciri dari pemikiran ini adalah pemisahan antara pemikiran dan realitas.
Kaitannya dengan analisis wacana, konsekuensi logis dari pemahaman ini orang
tidak perlu mengetahui makna-makna subjektif atau nilai yang mendasari
pernyataannya, sebab yang penting adalah apakah pernyataan itu dilontarkan
secara benar menurut kaidah sintaksis dan semantik. Oleh karena itu tata bahasa,
kebenaran sintaksis adalah bidang utama dari aliran positivme-empiris tentang
wacana.
Kedua, pandangan konstruktivisme, aliran ini menolak pandangan
positivisme-empiris yang memisahkan subjek dan objek bahasa. Pandangan
konstruktivisme, bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami
realitas objektif belaka dan yang dipisahkan dari subjek sebagai penyampai
pernyataan. Konstruktivisme justru menganggap subjek sebagai faktor sentral
dalam kegiatan wacana serta hubungan-hubungan sosialnya. Seperti dikatakan
Universitas Sumatera Utara
A.S. Hikam, subjek memiliki kemampuan-kemampuan melakukan kontrol
terhadap maksud-maksud tertentu dalam setiap wacana. Bahasa dipahami dalam
paradigma ini diatur dan dihidupkan oleh pernyatan-pernyataan yang bertujuan.
Setiap pernyataan pada dasarnya adalah tindakan penciptaan makna, yakni
tindakan pembentukan diri serta pengungkapan jati diri dari sang pembicara. Oleh
karena itu, analisis wacana dimaksudkan sebagai suatu analisis untuk
membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu (Eriyanto, 2001: 5).
Ketiga pandangan kritis,pandangan ini ingin mengoreksi pandangan
konstruktivisme yang kurang sensitif pada proses produksi dan reproduksi makna
yang terjadi secara historis maupun institusional. Seperti ditulis A.S. Hikam,
pandangan konstruktivisme masih belum menganalisis faktor-faktor hubungan
kekuasaan yang inheren dalam setiap wacana, yang pada gilirannya berperan
dalam membentuk jenis-jenis subjek tertentu berikut perilaku-perilakunya. Hal
inilah yang melahirkan paradigma kritis. Analisis wacana tidak dipusatkan pada
kebenaran/ketidakbenaran struktur tata bahasa atau proses penafsiran seperti pada
analisis konstruktivisme (Eriyanto, 2001: 6).
Analisis wacana dalam paradigma ini menekankan pada kekuatan yang
terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna. Individu tidak dianggap
sebagai subjek yang netral yang bisa menafsirkan secara bebas sesuai dengan
pikirannya, karena sangat berhubungan dan dipengaruhi oleh kekuatan sosial yang
ada dalam masyarakat. bahasa disini tidak difahami sebagai medium netral yang
terletak diluar diri si pembicara.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis paradigma ketiga yaitu
pandangan kritis, karena pandangan kritis tersebut melihat bahasa yang terdapat
dalam sebuah wacana tidak hanya dipandang sebagai alat komunikasi tetapi
bahasa merupakan aspek sentral dari penggambaran suatu subjek, dan lewat
bahasa ideologi terserap didalamnya (Eriyanto, 2001: 6).
2.2 Analisis Wacana Kritis
Menurut Eriyanto (2001 : 6-7) pandangan kritis menganggap bahwa
wacana melihat bahasa selalu terlibat dalam hubungan kekuasaan, terutama dalam
pembentukan subjek, dan berbagai tindakan representasi yang terdapat dalam
masyarakat. Analisis wacana kategori ini disebut sebagai Analisis Wacana Kritis
(AWK)atau Critical Discourse Analysis (CDA) karena memakai paradigma kritis.
AWK menyediakan teori dan metode yang bisa digunakan untuk
melakukan kajian empiris tentang hubungan-hubungan antara wacana dan
perkembangan sosial dan kultural dalam dominan-dominan sosial yang berbeda.
Tujuan AWK adalah menjelaskan dimensi linguistik kewacanaan fenomena sosial
dan kultural dan proses perubahan dalam modernitas terkini (Jorgensen dan
Philips, 2007 : 114-116).
AWK memahami wacana sebagai suatu kajian bahasa yang dianalisi
dengan menghubungkan konteks. Konteks berarti bahasa dipakai untuk tujuan dan
praktik tertentu, termasuk didalamnya praktik kekuasaan. AWK melihat bahasa
sebagai faktor penting, yakni bagaimana bahasa digunakan untuk melihat
ketimpangan kekuasaan dalam masyarakat terjadi (Eriyanto, 2001 : 7).
Universitas Sumatera Utara
Menurut Fairclough dan Wodak (1997) AWK melihat pemakaian bahasa
baik tuturan maupun tulisan yang merupakan praktik dari bentuk sosial.
Menggunakan bahasa sebagai praktik sosial menyebabkan sebuah hubungan
dialeksis di antara peristiwa deskriptif tertentu dengan situasi, institusi, dan
struktur sosial yang membentuknya. Wacana ini dapat memproduksi dan
mereproduksi hubungan kekuasaan yang tidak seimbang antara kelas sosial, lakilaki dan perempuan, kelompok mayoritas dan minoritas melalui perbedaan
representasi dalam posisi sosial yang ditampilkan (van Dijk, 1997: 258).
Ada beberapa pendekatan dalam analisis wacana kritis, yaitu Pendekatan
Analisis Linguistik Kritis (Critical Linguistics) oleh Roger Fowler dkk (1979)
yang dalam menganalisis wacana memusatkan pada bahasa yang digunakan dan
menghubungkannnya dengan ideologi, Analsisi Wacana Pendekatan Prancis
(French Discourse Analysis) oleh Pecheux yang memusatkan perhatian pada efek
ideologi dari formasi wacana yang memposisikan seseorang sebagai subjek dalam
situasi sosial tertentu, Pendekatan Perubahan Sosial (Sociocultural Change
Approach) oleh Norman Faircloug yang dalam analisisnya memusatkan perhatian
pada wacana dan perubahan sosial dan inti dari teknik analisis Fairclough adalah
melihat bahasa sebagai praktik kekuasaan (Eriyanto, 2001: 287).
Kemudian pendekatan wacana sejarah (Discourse Historical Approach)
oleh Ruth Wodak dkk yang dalam menganalisis suatu wacana menyertakan
konteks sejarah bagaimana wacana tentang suatu kelompok atau komunitas
digambarkan, dan Pendekatan Kognisi Sosial (Socio Cognitive Approach) yang
dikembangkan oleh Teun Adrianus van Dijk (1988), dalam menganalisis wacana
Universitas Sumatera Utara
tidak hanya dari struktur wacananya saja yang diteliti tetapi bagaimana sebuah
wacana diproduksi, dan bagaimana pengaruh kekuasaan terhadap sebuah wacana
(Eriyanto, 2001 : 15-17).
Dari beberapa model analisis yang dikembangkan oleh para ahli tersebut,
peneliti melihat pendekatan Kognisis Sosial (Social Cognition Approach)
merupakan model yang cocok digunakan untuk penelitian ini, karena dalam
menganalisis sebuah wacana van Dijk (1988) tidak hanya memusatkan perhatian
pada sktruktur wacana saja, tetapi juga melihat bagaimana teks tersebut
diproduksi sehingga dapat diperoleh suatu pengetahuan kenapa sebuah teks bisa
semacam itu.
2.2.1 Analisis Wacana Model Teun Van Dijk
Terminologi analisis wacana menurut Teun A. van Dijk yang dikutip dari
artikel “Critical Discourse Analysis” yang dimuat dalam jurnal online,Discourse
& Society
“Critical discourse analysis (CDA) is a type of discourse
analytical research that primarily studies the way social power
abuse, dominance, and inequality are enacted, reproduced, and
resisted by text and talk in the social and political context. With such
dissident research, critical discourse analysts take explicit position,
and thus want to understand, expose, and ultimately resist social
inequality.”
Analisis wacana kritis(AWK) adalah jenispenelitian
analitikwacanayangterutamaStudicarapenyalahgunaankekuasaan
sosial,
dominasi,
danketidaksetaraanyangberlaku,direproduksi,
danditentang olehteks danpembicaraandalam kontekssosial dan
politik.
DenganPenelitianpembangkangtersebut,analiswacana
kritismengambilposisieksplisit,
dan
dengan
demikianingin
memahami, mengekspos, dan akhirnyamenolakketimpangan sosial.”
Universitas Sumatera Utara
Perbedaan Model van Dijk (1988) dengan model AWK yang
dikembangkan oleh para ahli lain adalah dalam menganalisis sebuah wacana teori
tersebut dapat menjelaskan bagaimana struktur sosial, dominasi dan kelompok
kekuasaaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi/pikiran dan
kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu. Wacana oleh
van Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensi/bangunan: teks, kognisi sosial dan
konteks sosial (Eriyanto, 2001: 224). Model analisis van Dijk digambarkan
sebagai berikut,
Konteks
Kognisi
Kognisi
sosial
sosial
Teks
Gambar 1. Diagram Model Analisis Van Dijk dalam Eriyanto (2001: 225)
Inti analisis van Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana
tersebut kedalam satu kesatuan analisis. Dimensi teks yang diteliti adalah struktur
teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan tema tertentu. Pada level
kognisi sosial dipelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi
individu dari wartawan. Aspek terakhir, mempelajari bangunan wacana yang
berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah (Eriyanto, 2001: 224-225).
Van Dijk (1988) melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur yang
masing-masing saling mendukung, ia membaginya ke dalam tiga struktur, yaitu:
struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Struktur Teks Van Dijk
Stuktur Makro
Makna global dari suatu teks yang dapat diamati
Dari topik/tema yang diangkat oleh suatu teks
Superstruktur
Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan
kesimpulan
Struktur mikro
Makna lokal dari suatu yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat dan
gaya yang dipakai oleh suatu teks
Berikut penguraian satu per satu elemen wacana menurut model Van Dijk
(Eriyanto, 2001: 228-229).
Tabel 2. Elemen Teks Wacana Van Dijk
Struktur wacana
Hal yang diamati
Elemen
No
Struktur makro
Tematik
Tema/topik
Topik
yang
dikedepankan dalam suatu
berita
Superstruktur
Skematik
Skema
Bagaimana bagian dan urutan
berita diskemakan dalam teks
berita utuh
Universitas Sumatera Utara
Struktur Mikro
Semantik
Latar, detil,
Makna yang ingin ditekankan
dalam teks berita
praanggapan
Sintaksis
Bagian
kalimat
maksud,
(bentuk,
susunan) yang dipilih.
Bentuk kalimat,
koherensi, kata
ganti
Stilistika
Pilihan kata yang dipakai
dalam teks berita
Retoris
Leksikon
Grafis, metafora,
Cara penekanan dilakukan
dan ekspresi
Penelitian yang peneliti lakukan, lebih memfokuskan dalam menganalisis
struktur makro dan superstruktur teks
berita di media online Arab dengan
menggunakan teori Teun A. van Dijk (1988).
2.2.1.1Struktur Makro
Struktur makro merupakan makna global dari suatu teks yang dapat
diamati dengan melihat topik dan tema yang diangkat dalam suatu berita
(Eriyanto, 2007: 226). Struktur makro sebuah teks dalam teknik analisis van Dijk
adalah melihat topik atau tema dari suatu berita dengan elemen wacana yang akan
diamati adalah tematik.
Universitas Sumatera Utara
Tematik secara harfiah tema berarti ‘sesuatu yang telah diuraikan’, atau
‘sesuatu yang telah ditempatkan’. Tema berasal dari kata Yunani tithenai yang
berarti ‘menempatkan’ atau ‘meletakkan’. Sebuah tema bukan merupakan hasil
dari seperangkat elemen yang spesifik, melainkan wujud-wujud kesatuan yang
dapat kita lihat di dalam sebuah teks .
Budiman dalam Sobur (2012:75) mengatakan Tematisasi adalah proses
pengaturan tekstual yang diharapkan mampu membuat pembaca memberikan
perhatian pada bagian-bagian yang penting dari isi teks, yaitu tema.
Tema sering disandingkan dengan kata topik. Topik secara teoritis dapat
digambarkan sebagai dalil dan bagian dari informasi terpenting dari suatu wacana
yang ingin disampaikan oleh komunikator. Topik sebuah berita baru bisa
disimpulkan setelah tuntas membaca, mendengar, atau menonton berita tersebut.
Gagasan penting van Dijk, wacana umumnya dibentuk dalam tata aturan umum.
Teks tidak hanya didefiniskan tetapi suatu pandangan umum yang koheren, yaitu
bagian-bagian dalam teks menunjuk pada satu titik gagasan umum, dan bagianbagian tersebut saling mendukung satu sama lain untuk menggambarkan topik
umum tersebut.
Teun A. van Dijk (1988) mendefinisikan topik sebagai struktur makro
dari sebuah wacana. Topik dapat menjelaskan masalah dan tindakan yang diambil
oleh komunikator dalam mengatasi suatu masalah. Tindakan, keputusan atau
pendapat dapat diamati pada struktur makro dari suatu wacana (Sobur, 2012: 75).
Universitas Sumatera Utara
2.2.1.2 Superstruktur
Menurut van Dijk dalam Eriyanto (2001 : 234), arti penting dari skematik
adalah strategi wartawan untuk mendukung topik tertentu yang ingin disampaikan
dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan-urutan tertentu. Skematik
memberikan tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana yang
disembunyikan. Upaya penyembunyian itu dilakukan dengan menempatkan di
bagian akhir agar terkesan kurang menonjol.
Teks atau wacana umumnya mempunyai skema dari pendahuluan sampai
akhir. Skema tersebut menunjukkan bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun
dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti. Meskipun mempunyai bentuk
dan skema yang beragam, berita umumnya mempunyai dua kategori skema besar
yaitu ringkasan dan isi.
Pertama, ringkasan (summary) yang biasanya ditandai dengan dua elemen
yakni judul dan teras berita. Elemen skema ini merupakan elemen yang dipandang
paling penting. Judul umumnya menunjukkan tema yang ingin ditampilkan oleh
wartawan dalam pemberitaannya. Teras berita umumnya sebagai pengantar
ringkasan apa yang ingin dikatakan sebelum masuk dalam isi berita secara
lengkap (van Dijk, 1988 : 53)
Kedua, isi berita atau disebut dengan story yakni isi berita secara
keseluruhan. Isi berita ini juga mempunyai dua sub kategori. Pertama berupa
situasi yakni proses atau jalannya peristiwa, sedang yang kedua komentar yang
ditampilkan dalam teks (van Dijk, 1988 : 53-56).
Universitas Sumatera Utara
Superstruktur berita menurut van Dijk (1988) dapat digambarkan sebagai
berikut:
Superstruktur
Isi Berita
(Story)
Ringkasan
(Summary)
Judul
Teras berita
Situasi
Komentar
Gambar 2. Superstruktur Berita menurut Teun A. van Dijk (1988: 55)
2.3 Arab Spring
Ada beberapa istilah “Arab Spring” dalam bahasa Arab yaitu ﺍﻟﺜﻮﺭﺓ
ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ/Al-şauratu al-‘arabiyah/ berasal daripada perkataan ﺛﻮﺭﺓ, ﻳﺜﻮﺭ, ﺛﺎﺭyang
bermaksud memberontak, penentangan dan revolusi. Ada juga yang menyebutnya
dengan
ﺍﻟﺮﺑﻴﻊ ﺍﻟﻌﺮﺑﻲ/Al-Rabi’ Al-Arabi/. Peristiwa ini merupakan penentangan
rakyatyang
menuntut
pembaharuan
dalam
sistem
negara.
Penentangan
tersebuttelah mengubah struktur politik, ekonomi dan sosial negara menjadi lebih
demokratis.Dylan (t.th) menyatakan pandangan “Al-Rabi’ Al-Arabi” merupakan
istilahyang diberikan terhadap “Revolusi Dunia Arab” dalam bahasa Inggris
disebut ‘Arab Spring’. Peristiwa tersebut membuat pemimpin diktator dipaksa
meletakkan jabatan seperti yang terjadi di negara Tunisia, Mesir, Libya dan
negara Arab lainnya (Musa dan Mujani, 2014: 2)
Universitas Sumatera Utara
Istilah ‘Arab Spring’ merupakan istilah yang pada tahun 2011 muncul
sebagai label yang diberikan oleh pengamat politik dan media massa untuk
mengekspresikan gerakan perlawanan sipil terhadap pemerintah di beberapa
negara Arabyang terjadi selama tiga tahun yang lalu. Ada beberapa juga istilah
yang menyebutkan gerakan revolusi ini selain
‘Arab Spring’. Ada yang
menyebutnya dengan ‘Arab Revolutions’, ‘Arab Awakening’ atau kadang disebut
juga dengan istilah Kebangkitan Arab. Namun istilah yang banyak dikenal adalah
Arab Spring(Bramantyo, 2013: 1).
Negara-negara Arab merupakan negara yang menggunakan bahasa Arab
dan menggunakan kebudayaan Arab yang terdapat di kawasan Jazirah Arab dan
sebagian di Afrika Utara. Kemudian kata ‘spring’ adalah istilah untuk menyebut
‘musim semi’ bagi Eropa yang terdapat empat musim. Siklus musim yang terjadi
berawal dari musim semi (spring), musim panas (summer), musim gugur
(autumn) dan musim dingin (winter). Pada musim semi tanaman-tanaman mulai
tumbuh dan menghijau, udara terasa lebih segar dan matahari yang menjadi
sumber kehidupan menjadi lebih hangat. Siklus tersebut bagi orang Amerika
maupun Eropa, musim semi menjadi musim yang memberikan harapan baru.
Dikatakan seperti itu karena musim sebelumnya adalah musim dingin. Sehingga
istilah ‘spring’ untuk menyimbolkan gejolak perlawanan masyarakat sipil yang
terjadi di kawasan Arab ini sebagai musim baru bagi politik di Arab. Musim yang
membawa angin segar dan harapan baru yang menggantikan musim sebelumnya
yang terdapat aksi penindasan, korup dan tidak adil bagi masyarakat (Bramantyo,
2013: 1-2).
Universitas Sumatera Utara
Peristiwa Arab Spring ini terjadi sejak 18 Desember 2010 hingga Mei
2011 yang dimulai dari Tunisia hingga menyebar ke negara-negara di Arab
lainnya seperti Mesir, pemberontakan sipil di Bahrain, Suriah dan Oman protes
besar di Aljazair, Irak, Yordania, dan Maroko, serta protes kecil di Kuwait,
Lebanon, Mauritania, Arab Saudi, Sudan dan Sahara Barat. Namun dari beberapa
negara tersebut, baru tiga pemimpin negara yang harus meninggalkan jabatannya,
yakni mantan Presiden Tunisia Zine El Abidin Ben Ali, mantan Presiden Mesir
Husni Mubarak, dan mantan Presiden Libya Moammar Khadafi (Agastya, 2013:
11).
Gambar 3. Peta Persebaran gelombang Arab Spring
(https://matnwahawamesh.wordpress.com/category/arab-world/)
Penyebab terjadinya transisi politik di Tunisia adalah protes bakar diri
dari Mohamed Bouazizi. Lulusan perguruan tinggi, ia tidak dapat menemukan
pekerjaan dan menjual buah di kios pinggir jalan sampai polisi menyita barang
dagangannya. Hari berikutnya, 17 Desember, ia menyiram dirinya dengan bensin
dan membiarkan dirinya terbakar. Kematiannya pada tanggal 4 Januari dibawa
Universitas Sumatera Utara
bersama berbagai kelompok yang tidak puas dengan sistem yang ada, termasuk
banyak pengangguran, politik dan aktivis HAM, buruh, serikat buruh, mahasiswa,
dosen, pengacara, dan lain-lain untuk memulai Revolusi Tunisia.
Setelah aksi bakar diri Mohamed Bouazizi di Sidi Bouzid, serangkaian
demonstrasi jalanan semakin keras hingga Desember 2010. Akhirnya Presiden
Zine El Abidine Ben Ali dipecat pada 14 Januari 2011. Demonstrasi itu
disebabkan oleh pengangguran yang tinggi, inflasi makanan, korupsi, kurangnya
kebebasan berbicara dan bentuk-bentuk kebebasan politik, dan kondisi hidup yang
buruk. Protes merupakan kerusuhan sosial dan politik di Tunisia dalam tiga
dekade dan telah menghasilkan puluhan kematian dan cedera yang sebagian besar
adalah hasil dari tindakan oleh polisi dan pasukan keamanan terhadap pengunjuk
rasa. Ben Ali melarikan diri ke pengasingan di Arab Saudi, mengakhiri 23 tahun
kekuasaannya (Bramantyo, 2013: 3-4).
2.3.1. Arab Spring di Mesir
2.3.1.1.
Menurut
Negara Mesir
Wikipedia
Republik
Arab
Mesir
ﺟﻤﻬﻮﺭﻳّﺔ ﻣﺼﺮ
ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ/jumhūriyyatu miṣra al-‘arabiyyah/atau disebut dengan Mesir adalah
sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika bagian timur
laut. Namun sebagian negara Mesir terletak di benua Asia. Mesir merupakan
negara berbentuk republik sejak 18 Juni 1953.
Majelis Konstitusi menjelaskan mengenai Negara Mesir dalam Rancangan
Konstitusi Republik Arab Mesir (2014) pada ayat 1, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
ﻭﻧﻈﺎﻣﻬﺎﺩﻳﻤﻘﺮﺍﻁﻰ،ﻣﻮﺣﺪﺓﻻﺗﻘﺒﻼﻟﺘﺠﺰﺋﺔ،ﺟﻤﻬﻮﺭﻳﺔﻣﺼﺮﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔﺩﻭﻟﺔﻣﺴﺘﻘﻠﺔﺫﺍﺗﺴﻴﺎﺩﺓ
ﻭﻳﻌﺘﺰﺑﺎﻧﺘﻤﺎﺋﻬﻠﺤﻮﺿﺎﻟﻨﻴﻠﻮﺍﻟﻘﺎﺭﺓﺍﻷﻓﺮﻳﻘﻴﺔﻭﺑﺎﻣﺘﺪ،ﻭﺍﻟﺸﻌﺒﺎﻟﻤﺼﺮٮﺠﺰءﻣﻨﺎﻷﻣﺘﻴﻨﺎﻟﻌﺮﺑﻴﺔﻭﺍﻹﺳﻼﻣﻴﺔ.
.ﻭﻳﺸﺎﺭﻛﺒﺈﻳﺠﺎﺑﻴﺔﻓٮﺎﻟﺤﻀﺎﺭﺓﺍﻹﻧﺴﺎﻧﻴﺔ،ﺍﺩﻫﺎﻵﺳﻴﻮﻯ
/Jumhūriyyatu miṣra al-‘arabiyyati daulatun mustaqilatun ẕātu siyādatin,
muwaḥidatin lā taqbalu at-tajazi’ata, wa niẓāmuhā dīmuqraṭiyya. Wa asy-sya’bu
al-miṣri juz’un min al-‘umataini al-‘arabiyyati wa al-‘islāmiyyati, wa yu’tazzu
bi’intimāihi liḥauḍin an-nīli wa al-qārati al-‘afrīqiyyati wa bi’imtidādihi al‘āsiwy, wa yusyariku bi-‘ījābiyyatin fī al-ḥaḍārati al-‘insāniyyati/
‘Republik Arab Mesir adalah negara merdeka yang berdaulat, bersatu dan tak
terpisahkan, dan sistem pemerintahan adalahdemokrasi. Mesir bagian dari negaranegara Arab dan Islam, dan bangga milik Nil dan benua Afrika dan Asia, dan
berpartisipasi secara aktif dalam peradaban manusia’
Mayoritas penduduk Mesir menetap di pinggiran Sungai Nil (sekitar
40.000 km2). Sebagian besar daratan merupakan bagian dari gurun Sahara yang
jarang dihuni. Mesir terkenal dengan peradaban kuno dan beberapa monument
kuno termegah di dunia, seperti Piramida Giza, Kuil Karnak, Lembah Raja serta
Kuil Ramses. Kini, Mesir diakui secara luas sebagai pusat budaya dan politikal
utama di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara (Agastya, 2014: 47).
Ir. Soekarno dalam Agastya (2014: 47) menjelaskan secara demografis,
Mesir merupakan negara Arab yang paling banyak penduduknya. Hampir seluruh
populasi terpusat di sepanjang sungai Nil, terutama di Iskandariyah dan Kairo,
serta sepanjang delta Nil dan dekan dengan Terusan Suez. Mayoritas
penduduknya beragama Islam sehingga sumber undang-undangnya berasal dari
prinsip-prinsip agama Islam.
Penduduk Mesir hampir homogenous. Pengaruh Mediterania (seperti Arab
dan Italia) dan Arab muncul di utara serta ada penduduk asli berkulit hitam di
Universitas Sumatera Utara
bagian selatan. Banyak teori yang menjelaskan mengenai asal-usul orang Mesir,
namun tidak konklusif, dan paling banyak diterima adalah masyarakat Mesir
merupakan campuran dari orang Afrika Timur dan Asiatik yang pindah ke
Lembah Nil setelah zaman es (Agastya, 2014: 47-48)
2.3.1.2.
Revolusi di Mesir
Aksi demontrasi dalam rangkaian gelombang Arab Spring juga terjadi di
Mesir. Protes di Mesir mulai pada tanggal 25 Januari dan berjalan selama 18 hari
hingga tanggal 11 Februari 2011. Warga dari berbagai kalangan berbaur
memenuhi jalan akibat ketidakpuasan mereka terhadap keadaan pemerintahan
yang diselenggarakan pemerintah. Gerakan massa tersebut disebabkan karena
masyarakat dinilai sudah jenuh dengan pemerintahan otoriter Husni Mubarak
yang telah ia jalankan selama 30 tahun. Tetapi pemerintah menanggapi
demonstrasi tersebut dengan keras dan tidak menolerir pemberontakan yang
direncanakan. Bahkan, ia menghimbau bahwa masyarakat untuk tidak meniru
perjuangan yang dilakukan aktivis di Tunisia, dengan menerbitkan peraturan yang
membatasi kebebebasanmasyarakat, mencekal organisasi masyarakat dan menjaga
ketat setiap demo yang dilakukan (Agastya, 2013: 55).
Demonstrasi
yang
terus
bergulir
dan
menjadi
semakin
besar
mengakibatkan pihak pemerintah mengeluarkan reaksi keras dan mengerahkan
tenaga keamanan untuk menertibkan para pengunjuk rasa. Pihak polisi menindak
keras para pengunjuk rasa dan sering kali membubarkan kerumunan massa
dengan bantuan kendaraan militer seperti panzer dan mobil anti huru-hara.
Tindakan yang dilakukan polisi ini menyulut reaksi dunia yang menganggap
Universitas Sumatera Utara
bahwa perlakuan aparat keamanan terhadap pengunjuk rasa berlebihan dan
seharusnya dapat dihindari. Tetapi bentrokan yang terjadi tidak hanya antara
aparat keamanan dengan pengunjuk rasa yang menginginkan Mubarak untuk
mundur, tetapi juga dengan pihak yang pro-pemerintahan Mubarak. Bentrokan
pun tidak dapat dihindari dan korban jiwa di kedua pihak semakin
bertambah.(http://ahmadharakan.com/peran-jejaring-sosial-dalam-revolusi-mesir/)
Pemerintah Mesir juga telah mendapatkan tekanan dari berbagai pihak
untuk segera mengabulkan tuntutan rakyat Mesir, namun juga tidak didengarkan.
Presiden Mubarak tetap menolah mundur dan hanya bersedia merombak kabinet
pemerintahannya. Tanggal 29 Januari 2011 Mubarak menunjuk Omar Sulaiman,
Kepala Badan Intelijen sebagai wakil presiden. Rakyat Mesir tetap tidak puas,
mereka akan tetap melanjutkan demonstrasinya hingga Presiden Husni Mubarak
turun
dan
dilakukan
perombakan
pemerintahan
secara
menyeluruh
(http://ahmadharakan.com/peran-jejaring-sosial-dalam-revolusi-mesir/).
Presiden Husni Mubarak berserta jajaran kabinetnya tidak henti-hentinya
melakukan
negosiasi
dengan
rakyat
Mesir
untuk
mempertahankan
pemerintahannya. Setelah menunjuk Omar Sulaiman, Mubarak juga melantik
kabinet baru untuk mendinginkan massa. Mubarak menawarkan konsesi kepada
rakyat Mesir untuk mengundurkan diri pada bulan September, ketika masa
jabatannya berakhir. Tetapi rakyat Mesir mengancam akan melakukan
demonstrasi besar-besaran jika tuntutan mereka tidak segera dipenuhi.
Perang antara kelompok pro-pemerintah dan anti-pemerintah tidah hanya
terjadi di dunia nyata tetapi juga terjadi di dunia maya. Ada dua akun Facebook
Universitas Sumatera Utara
yang menjadi pemicu gerakan revolusi Mesir, yaitu “6th of April Youth
Movement” dan We are all Khaled Said”. Kedua akun tersebut milik dua
kelompok tersebut yang berisi saling berperang komentar. Kelompok propemerintah mengeluarkan kata-kata emosional untuk menyerang musuh mereka.
Selain itu, kelompok pro-pemerintah juga mengeluarkan ungkapan-ungkapan
yang
menakut-nakuti
demonstrasinya
kelompok
anti-pemerintah
agar
menghentikan
(http://ahmadharakan.comperan-jejaring-sosial-dalam-revolusi-
mesir/).
Presiden Husni Mubarak akhirnya mengundurkan diri sebagai presiden
Mesir pada tanggal 11 Februari 2011 dan menyerahkan wewenang kepada militer.
Omar Sulaiman, wakil presiden yang pada waktu itu ditunjuk untuk
menyampaikan berita tersebut bahwa Dewan Militer akan memegang kendali atas
Mesir. Seluruh rangkaian aksi protes dan gelombang revolusi yang terjadi di
negara-negara Arab tersebut pada intinya bertujuan untuk menggulingkan para
pemimpin negara karena telah bertindak diktator, otoriter, korup dan menindas
rakyat dalam memimpin.
2.4 Konseptualisasi Berita
2.4.1 Pengertian Berita
Jonathans dalam Astuti (2011: 30) mengatakan berita adalah laporan
tentang suatu peristiwa, opini kecenderungan, situasi, kondisi, interpretasi yang
penting, menarik, masih baru dan harus secepatnya disampaikan kepada khalayak.
Berita dapat didefinisikan sebagai peristiwa yang dilaporkan kepada
khalayak. Wartawan yang menonton dan menyaksikan peristiwa, belum tentu
Universitas Sumatera Utara
menemukan peristiwa. Wartawan harus bisa menemukan peristiwa setelah
memahami proses atau jalan cerita dari sebuah peristiwa yaitu dengan mengetahui
unsur berita, apa (what) yang terjadi , siapa (who) yang terlibat, bagaimana (how)
kejadian itu terjadi, kapan (when) terjadi, dan dimana (where) peristiwa itu terjadi
serta mengapa (why) suatu peristiwa bisa terjadi (Chaer, 2010: 14).
Setelah melihat dari beberapa definisi tersebut, maka dapat didefinisikan
berita sebagai berikut. Berita adalah laporan yang aktual dan cepat dari suatu
peristiwa, fakta, ide ataupun opini yang menarik dan penting bagi khalayak
melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi dan media online.
2.4.2. Unsur-unsur berita
Frasser Bond (1961: 81-83) dalam Suhandang (2010: 146-148)
mengatakan ada dua belas masalah yang selalu menjadi perhatian orang banyak
dalam kehidupannya sehari-hari. Kedua belas masalah tersebut merupakan unsurunsur terpenting yang bisa dijadikan daya tarik dari suatu berita.
1) Minat Pribadi (self interest). Topik ataupun materi berita yang
berhubungan akrab dengan pembaca atau pendengar atau penonton secara
individual, adalah urusan, keluarga, kegemaran keadaan kesehatan dan
sebainya. Semua hal tersebut akan membangkitkan semangat yang kuat
untuk menarik perhatian banyak orang.
2) Uang (money). Cinta terhadap uang merupakan salah satu penyebab dari
kejahatan yang sering terjadi. Hal demikian tentunya menimbulkan banyak
berita yang menarik perhatian. Demikian juga berita atau artikel mengenai
Universitas Sumatera Utara
masalah ekonomi akan selalu menjadi perhatian banyak orang, baik bagi
orang-orang kaya mupun orang miskin.
3) Seks. Rangsangan untuk mengetahui tentang seks menarik perhatian
kalangan remaja. Ini mendorong pemberitaan mengenai peristiwa atau
cerita-cerita kejahatan maupun roman-roman yang tidak sehat.
4) Pertentangan (conflict). Suatu pergolakan atau bentrokan-bentrokan yang
terjadi di antara dua kekuatan yang saling berlawanan maupun bersaing
selalu menimbulkan perhatian. Tidak jarang berita-berita tersebut menjadi
suatu berita besar yang mengundang banyak perhatian orang. Ada
beberapa hal-hal yang mendasari terjadi perselisihan, persaingan dan
pertentangan yaitu: (a) perjuangan manusia dengan alam; (b) pergolakan
antara individu dengan organisasi masyarakat; (c) pertentangan antara
golongan politik dengan golongan ekonomi dalam bentuk: kampanye,
pertikaian dan peperangan.
5) Hal yang luar biasa (unusual). Hal-hal yang baru, asing, berlainan dengan
dasar-dasar yang umum, merupakan bahan-bahan berita yang akan
menjadi menarik perhatian banyak orang, dan membuat orang akan merasa
ingin tahu dan penasaran untuk mengenalnya lebih jauh.
6) Berjiwa pahlawan dan termashur (Hero worship and fame). Nama orangorang yang terkenal tidak hanya menimbulkan suatu berita, melainkan
merupakan berita tentang dirinya yang menarik perhatian orang banyak
mengenai apa yang dikerjakan, dipikirkan dan ditanyakan oleh mereka.
Sehingga
diperoleh
berita
tentang
kisah
keberhasilannya,
Universitas Sumatera Utara
keberuntungannya maupun kegagalannya, yang semua itu dapat diambil
manfaatnya untuk menjadi pedoman kehidupan sehari-hari.
7) Kegelisahan (Suspense). Kejadian-kejadian yang membuat kita khawatir
tentang apa yang akan terjadi, merangsang perhatian khalayak terus
menerus. Seperti peristiwa Tsunami di Aceh 2014 membuat masyarakat
gelisah dan khawatir jika kemungkinan ada saudara dan sanak famili yang
menjadi korban musibah itu. Orang-orang selalu penasaran akan nasib
para masyarakat Aceh yang menjadi korban terjangan gelombang Tsunami
tersebut.
8) Kemanusiaan (Human Interest). Kisah-kisah yang menyentuh emosi kita,
baik di dunia manusia maupun hewan, selalu memiliki daya pikat untuk
menggerakan emosi dalam bentuk rasa cinta, belas kasih, senang, simpati,
takut, cemburu dan sebagainya. Semua perasaan itu menimbulkan
perasaan penasaran untuk mengetahuinya lebih lanjut.
9) Kejadian-kejadian yang mempengaruhi organisasi-organisasi vital. Semua
peristiwa yang melibatkan organisasi-organisasi kemasyarakatan, baik
bersifat internasional, nasional, maupun lokal, selalu akan membangkitkan
perhatian khalayak ramai.
10) Kontes. Perjuangan untuk meraih suatu kemenangan dengan sendirinya
melibatkan unsur-unsur pertentangan yang selalu membangkitkan
perhatian orang banyak.
Universitas Sumatera Utara
11) Penemuan dan pendapat. Semua penemuan hal-hal yang baru dan
pendapat orang pada hakikatnya akan menjadi tambahan wawasan
pengetahuan bagi mereka yang memanfaatkannya.
12) Kejahatan. Perbuatan jahat, di manapun akan selalu menjadi perhatian
banyak orang. Selain dari itu orang ingin tahu motif-motif yang
menyebabkan terjadinya kejahatan itu, sehingga masyarakat akan
memperoleh pengetahuan yang akan menjadi pedoman hidupnya agar
lebih berhati-hati dalam menghadapi situasi dan kondisi yang menyangkut
kedamaian dan ketentraman batin.
Berdasarkan sejarah perkembangan berita, maka dapat dikategorikan
bentuk penyajian berita, yaitu :
1. Berita cetak (Print News), yaitu berita yang dibuat dengan teknologi
percetakan yang dalam hal ini koran dan majalah.
2. Berita broadcast (Broadcast News), yaitu berita yang menggunakan media
televisi dan radio.
3. Berita elektronik (E-News), berita yang menggunakan perangkat komputer
yang terhubung dengan jaringan komputer global. Terdapat juga beberapa
istilah untuk berita elektronik yaitu online news atau digital news.
Perkembangan TI dan komunikasi mengakibatkan adanya tuntutan
perubahan bentuk berita, dari pers cetak dan broadcast menjadi bentuk berita
elektronik (E-News). Berita elektronik khususnya lewat internet sekarang
berkembang pesat, dimana hampir tiap surat kabar dan majalah di Indonesia sudah
mengembangkan edisi online.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3. Media Online
Media online secara khusus yaitu terkait dengan pengertian media dalam
konteks komunikasi massa. Media merupakan singkatan dari media komunikasi
massa.Bidang keilmuan komunikasi massa mempunyai karakteristik tertentu,
seperti
publisitas
dan
periodisitas.
Asep
Syamsul
M.
Romli
dalam
buku Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media Online (2012) mengartikan
media online sebagai berikut: “…Media online (online media) adalah media
massa yang tersaji secara online di situs web (website) internet…”
Media online merupakan media yang berbasis telekomunikasi dan
multimedia. Di dalamnya terdapat portal, website (situs web), radio online, TV
online, pers online, mall online dan lainnya. Salah satu desain media online yang
paling umum diaplikasikan dalam praktik jurnalistik modern dewasa ini adalah
berupa situs berita. Situs berita atau portal informasi sesuai dengan namanya
merupakan pintu gerbang informasi yang memungkinkan pengakses informasi
memperoleh aneka fitur fasilitas teknologi online dan berita di dalamnya. Isinya
merupakan perpaduan layanan interaktif yang terkait informasi secara langsung,
misalnya tanggapan langsung, forum dan sebagainya (Prihantoro, 2013 : S53).
Media online memiliki senjata utama yang dengan sukses menggeser
eksistensi media konvensional seperti koran dan majalah bahkan televisi dengan
kelebihan utamanya, yaitu kecepatan dan aktualitas. Kecepatan yang ditawarkan
oleh media berbasis internet ini mampu menjaring masyarakat untuk beralih
mencari informasi di internet. Media online merupakan media yang popular
karena memiliki keunggulan yaitu bersifat up to date, real time dan praktis. Up to
Universitas Sumatera Utara
date karena media online dapat melakukan upgrade informasi dari waktu ke
waktu. Real time karena media online dapat langsung menyajikan informasi dan
berita saat peristiwa berlangsung. Praktis, karena media online dapat diakses
dimana saja dan kapan saja sejauh didukung oleh teknologi internet (Prayudi,
2011: 1-2).
Internet, sebagai sebuah jaringan komputer global, merupakan suatu
teknologi yang memicu perkembangan berita elektronik. Teknologi internet
memungkinkan berita dipublikasikan dengan menggunakan format Hypertext
Mark Up Language atau biasa disingkat menjadi HTML. Dimana, format berita
baik itu dalam bentuk teks, gambar atau foto, video, audio, animasi disajikan
secara digital, sehingga pembaca dapat mengakses dari komputer dengan cepat
dan seketika pada halaman web. Jarak dan waktu tidak lagi menjadi kendala. Oleh
karena itu, internet sebagai medium informasi memiliki banyak kelebihan
dibandingkan media massa lain adalah mudah mengaksesnya, memproduksi dan
menyebarkan dengan cepat dan murah dengan daya jangkau dunia.
Sebuah dokumen bisa merupakan informasi. Sebuah artikel di surat kabar
adalah dokumen (dokumen cetak), demikian halnya dengan paket acara TV,
sebuah lagu atau video juga merupakan dokumen (dokumen elektronik). Jadi bagi
seorang reporter dalam jaman serba elektronik akan dihadapkan pada terminologi
baru yang berubah yaitu dokumen. Ketika reporter dan editor membuat sebuah
dokumen beritauntuk masing-masing media dimana mereka bekerja, mungkin
mereka juga akan berpikir format dokumen yang sesuai, baik cetak atau
elektronik.
Universitas Sumatera Utara
Dokumen elektronik yang berisi informasi dapat diubah dari format analog
ke format digital. Teknologi internet memungkinkan hal ini. Dimana, dengan
format digital dokumen dapat diakses lewat internet, termasuk gambar atau foto,
audio, video, instruksi pemrograman web interaktif, dan animasi. Yang semua ini
bisa diakses lewat browser internet. Perubahan terbesar dalam hal penulisan berita
dengan hadirnya media web atau media online, yang kemudian berkembang
menjadi digital news bisa terjadi pada reporter media cetak.
2.5. Gambaran Umum Media Onlinewww.aljazeera.net
2.5.1. Sejarah Berdiri dan Perkembangannya
Al-jazeeradalam bahasa Arab ﺍﻟﺠﺰﻳﺮﺓ/al-jazīratu/merupakan media yang
berbasis di Doha Qatar yang merupakan media yang didanai oleh keluarga
kerajaan Qatar dan didirikan pada tanggal 1 November 1996. Al-jazeera
merupakan saluran TV dan media online yang memiliki biro di 60 negara di
seluruh dunia dengan slogan "The Opinion and The Other Opinion". Al-jazeera
memiliki layanan jaringan bahasa Arab dan Inggris serta memiliki 2.500 anggota
staf dan wartawan dari 40 negara. Siaran jaringan dari empat pusat Doha, Kuala
Lumpur, London dan Washington DC ini memiliki biro di seluruh dunia.
Al-jazeera merupakan media yang menyajikan berita dengan perspektif
baru dalam melihat peristiwa yang terjadi di dunia dan memberikan penontonnya
di dunia Arab untuk bebas berfikir, kemandirian dan ruang debat. Pada bulan
Januari 2001, situs berita berbahasa Arabwww.Aljazeera.net diluncurkan.Al4TU
U4T
jazeera.net merupakanmedia online yang menyajikan konten dan layanan yang
Universitas Sumatera Utara
bervariasi sehingga dari berbagai kalangan dan profesi dapat mencari informasi
dari media online tersebut. Situs bahasa Arab segera diikuti oleh versi bahasa
Inggris yang diluncurkan pada tahun 2003. Ini sebagai respon terhadap
meningkatnya minat dalam output profesional Al-jazeera oleh penutur non-Arab
di seluruh dunia.
2.5.2. Visi dan Misi Al-jazeeraﺍﻟﺠﺰﻳﺮﺓ/al-jazīratu/
1) Visi Al-jazeeraﺍﻟﺠﺰﻳﺮﺓ/al-jazīratu/
Al-jazeera memiliki visi yaitu menjadi jaringanmedia yangterkemukadan
2T
paling terpercayadi dunia,menjangkau orang-orangtidak peduli siapaatau di
manamereka berada.
2) Misi Al-jazeeraﺍﻟﺠﺰﻳﺮﺓ/al-jazīratu/
Untuk mengaplikasikan visi tersebut Al-jazeera menggunakan Misi untuk
2T
memberikan dan menginformasikan konten berita yang menawan kepada dunia,
menginspirasi dan menghibur melalui:
1) Melibatkan orang-orang berbakat, kreatif dan berjiwa
2T
2) Meyampaikan berita lebih dalam, lebih luas dan lebih dekat dengan
2T
konten, platform dan interaksi
3) Menyeimbangkan media global dengan menghormati keberagaman
2T
dan kemanusian di dunia
4) Memberikan suara untuk bersuara
2T
5) Mencapai hasil yang luar biasa efisien
2T
Universitas Sumatera Utara
2.6 Gambaran Umum Media Onlinewww.alwatan.com.sa
2.6.1. Sejarah Berdiri dan Perkembangannya
Al-Watan (dalam bahasa Arab : ﺍﻟﻮﻁﻦ/al-waṭan/) yang berarti negara. AlWatan adalah surat kabar harian di Arab Saudi yang dipimpin oleh Bandar bin
Khalid. Pusat penerbitan utama Al-Watan adalah di Abha di bagian selatan Arab
Saudi dekat dengan perbatasan Yaman. Media ini berbasisdi Jeddah. Selain itu,
Al-Watan juga dicetak di London, New