TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN KOLABORATIF
TUGAS MATA KULIAH
MANAJEMEN KOLABORATIF DAN PARTNERSHIP EKOWISATA
TUGAS 1
Pasal yang berhubungan dengan kolaborasi, kerjasama maupun partnership dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
diataranya sebagai berikut :
Bagian Ketiga
Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan
Pasal 30
Dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat, setiap badan usaha milik
negara, badan usaha milik daerah, dan badan usaha milik swasta Indonesia yang
memperoleh izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan, izin usaha pemanfaatan
hasil hutan kayu dan bukan kayu, diwajibkan bekerja sama dengan koperasi
masyarakat setempat.
Pasal 42
(2) Penyelenggaraan rehabilitasi hutan dan lahan diutamakan pelaksanaannya
melalui pendekatan partisipatif dalam rangka mengembangkan potensi dan
memberdayakan masyarakat.
BAB VI
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN LATIHAN
SERTA PENYULUHAN KEHUTANAN
Pasal 53
(2) Penelitian dan pengembangan kehutanan bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan pengurusan hutan dalam mewujudkan pengelolaan hutan secara
lestari dan peningkatan nilai tambah hasil hutan.
(3) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan kehutanan dilakukan oleh
pemerintah dan dapat bekerjasama dengan perguruan tinggi, dunia usaha, dan
masyarakat.
Bagian Kedua
Penelitian dan Pengembangan KehutananPasal 54
(1) Pemerintah bersama-sama dengan dunia usaha dan masyarakat
mempublikasikan hasil penelitian dan pengembangan kehutanan serta
mengembangkan sistem informasi dan pelayanan hasil penelitian dan
pengembangan kehutanan.
Bagian Ketiga
Pendidikan dan Latihan Kehutanan
Pasal 55
(1) Pendidikan dan latihan kehutanan dimaksudkan untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia kehutanan yang terampil, profesional,
berdedikasi, jujur serta amanah dan berakhlak mulia.
(2) Pendidikan dan latihan kehutanan bertujuan untuk membentuk sumber daya
manusia yang menguasai serta mampu memanfaatkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam pengurusan hutan secara adil dan lestari,
didasari iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(3) Penyelenggaraan pendidikan dan latihan kehutanan dilakukan oleh
pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.
(4) Pemerintah mendorong dan menciptakan kondisi yang mendukung
terselengaranya pendidikan dan latihan kehutanan, dalam rangka meningkatkan
kuantitas dan kualitas sumber daya manusia.
Pasal 60
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan pengawasan kehutanan.
(2) Masyarakat dan atau perorangan berperan serta dalam pengawasan kehutanan
Pasal 62
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat melakukan pengawasan terhadap
pengelolaan dan atau pemanfaatan hutan yang dilakukan oleh pihak ketiga.
BAB X
PERANSERTA MASYARAKAT
Pasal 69
(1) Masyarakat berkewajiban untuk ikut serta memelihara dan menjaga kawasan
hutan dari gangguan dan perusakan.
(2) Dalam melaksanakan rehabilitasi hutan, masyarakat dapat meminta
pendampingan, pelayanan, dan dukungan kepada lembaga swadaya masyarakat,
pihak lain, atau pemerintah.
Pasal 70
(1) Masyarakat turut berperan serta dalam pembangunan di bidang kehutanan.
(2) Pemerintah wajib mendorong peran serta masyarakat melalui berbagai
kegiatan di bidang kehutanan yang berdaya guna dan berhasil guna.
(3) Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat pemerintah dan
pemerintah daerah dapat dibantu oleh forum pemerhati kehutanan.
(4) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Manajemen
Pengertian manajemen
Secara etimologis kata manajemen berasal dari bahasa Perancis Kuno yaitu
ménagement, yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), manajemen adalah proses penggunaan sumber
daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Manejemen sebagai suatu seni
merupakan siasat dan usaha tata kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Syafaruddin (2005) juga menyatakan bahwa manajemen adalah proses bekerja
sama antara individu dan kelompok serta sumber daya lainnya dalam mencapai
tujuan, organisasi adalah sebagai aktivitas manajemen. Pengertian Manajemen
diperkuat oleh Fattah (1999) bahwa manajemen adalah ilmu dan seni mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lain secara efektif
dan efisien untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan penegasan di atas, maka
manajemen berisikan unsur struktur organisasi yang tertata, terarah kepada tujuan
dan sasaran, dilakukan melalui usaha orang-orang, dan menggunakan sistem dan
prosedur untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Terdapat tiga fokus
untuk mengartikan manajemen menurut Winardi (1993) diantaranya :
1. Manajemen sebagai suatu kemampuan atau keahlian yang selanjutnya
menjadi cikal bakal manajemen sebagai suatu profesi.
2. Manajemen sebagai suatu ilmu menekankan perhatian pada keterampilan
dan kemampuan manajerial yang diklasifikasikan menjadi kemampuan
atau keterampilan teknikal, manusiawi dan konseptual.
3. Manajemen sebagai proses yaitu dengan menentukan langkah yang
sistematis dan terpadu sebagai aktivitas manajemen.
4. Manajemen sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya (style) seseorang
dalam menggunakan atau memberdayakan orang lain untuk mencapai
tujuan.
Unsur-unsur Manajemen
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Agustini (2013), bahwa
manajemen terdiri dari berbagai unsur diantaranya manusia, material, mesin,
metode, money dan market. Setiap unsur-unsur tersebut memiliki penjelasan dan
peranan bagi suatu memanajemen yang dijelaskan di bawah ini :
1) Man
: Sumber daya manusia;
2) Money
: Uang yang diperlukan untuk mencapai tujuan;
3) Method
: Cara atau sistem untuk mencapai tujuan;
4) Machine : Mesin atau alat untuk berproduksi;
5) Material : Bahan-bahan yang diperlukan dalam kegiatan;
6) Market
: Pasaran atau tempat untuk melemparkan hasil produksi;
7) Information : Hal-hal yang dapat membantu untuk mencapai tujuan.
Proses manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer
dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Proses menajemen sering
disingkat menjadi POACE maupun POMCE. Berikut merupakan penjelasan
mengenai proses – proses dalam manajemen manurut Agustini (2013) adalah
sebagai berikut :
1. Planning
Kegiatan seorang manajer adalah menyusun rencana. Menyusun
rencana berarti memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang
dimiliki. Agar dapat membuat rencana secara teratur dan logis,
sebelumnya harus ada keputusan terlebih dahulu sebagai petunjuk
langkah-langkah selanjutnya.
2. Organizing
Organizing berarti menciptakan suatu struktur organisasi dengan
bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan
antarbagian-bagian satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka
dengan keseluruhan struktur tersebut. Pengorganisasian Bertujuan
membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
Selain itu, mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan
menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang
telah dibagi-bagi tersebut.
3. Actuating
Actuating yang berarti pelaksanaan atau implementasi yang
merupakan suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah
menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau
penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah
kepemimpinan (leadership).
4. Controlling
Controlling adalah proses pengawasan performa perusahaan untuk
memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada
dalam operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum
masalah itu menjadi semakin besar. an mengevaluasinya.
Ekowisata
Pengertian Ekowisata
Ekowisata merupakan perjalanan wisata alam yang alami maupun buatan
yang bertujuan untuk menjamin kelestarian alam dan sosial - budaya. Ekowisata
menitikberatkan pada tiga hal utama yaitu keberlangsungan alam atau ekologi,
memberi manfaat ekonomi, dan dapat diterima dalam kehidupan sosial
masyarakat. Kegiatan ekowisata secara langsung dapat memberi akses kepada
semua orang untuk melihat, mengetahui, dan menikmati pengalaman alam,
intelektual dan budaya masyarakat lokal (Satria 2009). Menurut Damanik dan
Weber (2006), terdapat tiga perspektif ekowisata yaitu :
a. Ekowisata sebagai produk yaitu semua atraksi yang berbasis pada sumber
daya alam.
b. Ekowisata sebagai pasar yaitu perjalanan diarahkan pada upaya-upaya
pelestarian lingkungan.
c. Ekowisata sebagai pendekatan pengembangan yaitu metode pemanfaatan
dan pengelolaan sumberdaya pariwisata secara ramah lingkungan.
Prinsip – prinsip Ekowisata
Beberapa prinsip utama dalam ekowisata adalah menurut Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia (2009) :
a. Jumlah pengunjung terbatas atau diatur supaya sesuai dengan daya dukung
a. lingkungan dan sosial-budaya masyarakat.
b. Pola wisata ramah lingkungan (nilai konservasi).
c. Pola wisata ramah budaya dan adat setempat (nilai edukasi dan wisata).
d. Membantu secara langsung perekonomian masyarakat lokal (nilai
ekonomi).
e. Modal awal yang diperlukan untuk infrastruktur tidak besar (nilai
partisipasi masyarakat dan ekonomi)
Menurut Dalem (2006), terdapat sembilan prinsip yang harus diterapkan
dalam upaya pengembangan ekowisata yaitu :
a. Peka dan menghormati nilai - nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan
masyarakat setempat.
b. Memiliki kepedulian, komitmen dan tangung jawab terhadap konservasi
alam dan warisan budaya.
c. Menyediakan interpretasi yang memberikan peluang kepada wisatawan
untuk menikmati alam dan meningkatkan kecintaannya terhadap alam.
d. Edukasi yaitu ada proses pembelajaran dialogis antara masyarakat dengan
wisatawan.
e. Pengembangannya harus didasarkan atas persetujuan masyarakat setempat
melalui musyawarah.
f. Memberdayakan dan mengoptimalkan partisipasi serta sekaligus
memberikan kontribusi secara kontinyu terhadap masyarakat setempat.
g. Mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku
h. Secara konsisten memberikan kepuasan kepada konsumen.
i. Dipasarkan dan dipromosikan dengan jujur dan akurat sehingga sesuai
dengan harapan (pemasaran yang bertanggung jawab).
DAFTAR PUSTAKA
Agustini. 2013. Pengelolaan dan Unsur-unsur Manajemen. Jakarta (ID):
Citra Pustaka.
Damanik J, Weber HF. 2006. Perencanaan Ekowisata Dari Teori
ke Aplikasi. Yogyakarta (ID): Andi.
Fattah N. Landasan Manajemen Pendidikan Cetakan 1. 1999. Bandung (ID): PT
Remaja Rosda Karya.
Satria D. 2009. Strategi pengembangan ekowisata berbasis ekonomi lokal dalam
rangka program pengentasan kemiskinan di Kabupaten Malang. Journal of
Indonesian Applied Economics. 3(1): 37 - 47.
Syafaruddin. 2005. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta (ID):
Ciputat Press.
Winardi. 1993. Asas-asas Manajemen Cetakan III. Bandung (ID): PT Grafika
Yoeti OA. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta (ID):
PT Pradnya Paramita
MANAJEMEN KOLABORATIF DAN PARTNERSHIP EKOWISATA
TUGAS 1
Pasal yang berhubungan dengan kolaborasi, kerjasama maupun partnership dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
diataranya sebagai berikut :
Bagian Ketiga
Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan
Pasal 30
Dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat, setiap badan usaha milik
negara, badan usaha milik daerah, dan badan usaha milik swasta Indonesia yang
memperoleh izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan, izin usaha pemanfaatan
hasil hutan kayu dan bukan kayu, diwajibkan bekerja sama dengan koperasi
masyarakat setempat.
Pasal 42
(2) Penyelenggaraan rehabilitasi hutan dan lahan diutamakan pelaksanaannya
melalui pendekatan partisipatif dalam rangka mengembangkan potensi dan
memberdayakan masyarakat.
BAB VI
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN LATIHAN
SERTA PENYULUHAN KEHUTANAN
Pasal 53
(2) Penelitian dan pengembangan kehutanan bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan pengurusan hutan dalam mewujudkan pengelolaan hutan secara
lestari dan peningkatan nilai tambah hasil hutan.
(3) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan kehutanan dilakukan oleh
pemerintah dan dapat bekerjasama dengan perguruan tinggi, dunia usaha, dan
masyarakat.
Bagian Kedua
Penelitian dan Pengembangan KehutananPasal 54
(1) Pemerintah bersama-sama dengan dunia usaha dan masyarakat
mempublikasikan hasil penelitian dan pengembangan kehutanan serta
mengembangkan sistem informasi dan pelayanan hasil penelitian dan
pengembangan kehutanan.
Bagian Ketiga
Pendidikan dan Latihan Kehutanan
Pasal 55
(1) Pendidikan dan latihan kehutanan dimaksudkan untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia kehutanan yang terampil, profesional,
berdedikasi, jujur serta amanah dan berakhlak mulia.
(2) Pendidikan dan latihan kehutanan bertujuan untuk membentuk sumber daya
manusia yang menguasai serta mampu memanfaatkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam pengurusan hutan secara adil dan lestari,
didasari iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(3) Penyelenggaraan pendidikan dan latihan kehutanan dilakukan oleh
pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.
(4) Pemerintah mendorong dan menciptakan kondisi yang mendukung
terselengaranya pendidikan dan latihan kehutanan, dalam rangka meningkatkan
kuantitas dan kualitas sumber daya manusia.
Pasal 60
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan pengawasan kehutanan.
(2) Masyarakat dan atau perorangan berperan serta dalam pengawasan kehutanan
Pasal 62
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat melakukan pengawasan terhadap
pengelolaan dan atau pemanfaatan hutan yang dilakukan oleh pihak ketiga.
BAB X
PERANSERTA MASYARAKAT
Pasal 69
(1) Masyarakat berkewajiban untuk ikut serta memelihara dan menjaga kawasan
hutan dari gangguan dan perusakan.
(2) Dalam melaksanakan rehabilitasi hutan, masyarakat dapat meminta
pendampingan, pelayanan, dan dukungan kepada lembaga swadaya masyarakat,
pihak lain, atau pemerintah.
Pasal 70
(1) Masyarakat turut berperan serta dalam pembangunan di bidang kehutanan.
(2) Pemerintah wajib mendorong peran serta masyarakat melalui berbagai
kegiatan di bidang kehutanan yang berdaya guna dan berhasil guna.
(3) Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat pemerintah dan
pemerintah daerah dapat dibantu oleh forum pemerhati kehutanan.
(4) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Manajemen
Pengertian manajemen
Secara etimologis kata manajemen berasal dari bahasa Perancis Kuno yaitu
ménagement, yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), manajemen adalah proses penggunaan sumber
daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Manejemen sebagai suatu seni
merupakan siasat dan usaha tata kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Syafaruddin (2005) juga menyatakan bahwa manajemen adalah proses bekerja
sama antara individu dan kelompok serta sumber daya lainnya dalam mencapai
tujuan, organisasi adalah sebagai aktivitas manajemen. Pengertian Manajemen
diperkuat oleh Fattah (1999) bahwa manajemen adalah ilmu dan seni mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lain secara efektif
dan efisien untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan penegasan di atas, maka
manajemen berisikan unsur struktur organisasi yang tertata, terarah kepada tujuan
dan sasaran, dilakukan melalui usaha orang-orang, dan menggunakan sistem dan
prosedur untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Terdapat tiga fokus
untuk mengartikan manajemen menurut Winardi (1993) diantaranya :
1. Manajemen sebagai suatu kemampuan atau keahlian yang selanjutnya
menjadi cikal bakal manajemen sebagai suatu profesi.
2. Manajemen sebagai suatu ilmu menekankan perhatian pada keterampilan
dan kemampuan manajerial yang diklasifikasikan menjadi kemampuan
atau keterampilan teknikal, manusiawi dan konseptual.
3. Manajemen sebagai proses yaitu dengan menentukan langkah yang
sistematis dan terpadu sebagai aktivitas manajemen.
4. Manajemen sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya (style) seseorang
dalam menggunakan atau memberdayakan orang lain untuk mencapai
tujuan.
Unsur-unsur Manajemen
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Agustini (2013), bahwa
manajemen terdiri dari berbagai unsur diantaranya manusia, material, mesin,
metode, money dan market. Setiap unsur-unsur tersebut memiliki penjelasan dan
peranan bagi suatu memanajemen yang dijelaskan di bawah ini :
1) Man
: Sumber daya manusia;
2) Money
: Uang yang diperlukan untuk mencapai tujuan;
3) Method
: Cara atau sistem untuk mencapai tujuan;
4) Machine : Mesin atau alat untuk berproduksi;
5) Material : Bahan-bahan yang diperlukan dalam kegiatan;
6) Market
: Pasaran atau tempat untuk melemparkan hasil produksi;
7) Information : Hal-hal yang dapat membantu untuk mencapai tujuan.
Proses manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer
dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Proses menajemen sering
disingkat menjadi POACE maupun POMCE. Berikut merupakan penjelasan
mengenai proses – proses dalam manajemen manurut Agustini (2013) adalah
sebagai berikut :
1. Planning
Kegiatan seorang manajer adalah menyusun rencana. Menyusun
rencana berarti memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang
dimiliki. Agar dapat membuat rencana secara teratur dan logis,
sebelumnya harus ada keputusan terlebih dahulu sebagai petunjuk
langkah-langkah selanjutnya.
2. Organizing
Organizing berarti menciptakan suatu struktur organisasi dengan
bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan
antarbagian-bagian satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka
dengan keseluruhan struktur tersebut. Pengorganisasian Bertujuan
membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
Selain itu, mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan
menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang
telah dibagi-bagi tersebut.
3. Actuating
Actuating yang berarti pelaksanaan atau implementasi yang
merupakan suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah
menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau
penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah
kepemimpinan (leadership).
4. Controlling
Controlling adalah proses pengawasan performa perusahaan untuk
memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada
dalam operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum
masalah itu menjadi semakin besar. an mengevaluasinya.
Ekowisata
Pengertian Ekowisata
Ekowisata merupakan perjalanan wisata alam yang alami maupun buatan
yang bertujuan untuk menjamin kelestarian alam dan sosial - budaya. Ekowisata
menitikberatkan pada tiga hal utama yaitu keberlangsungan alam atau ekologi,
memberi manfaat ekonomi, dan dapat diterima dalam kehidupan sosial
masyarakat. Kegiatan ekowisata secara langsung dapat memberi akses kepada
semua orang untuk melihat, mengetahui, dan menikmati pengalaman alam,
intelektual dan budaya masyarakat lokal (Satria 2009). Menurut Damanik dan
Weber (2006), terdapat tiga perspektif ekowisata yaitu :
a. Ekowisata sebagai produk yaitu semua atraksi yang berbasis pada sumber
daya alam.
b. Ekowisata sebagai pasar yaitu perjalanan diarahkan pada upaya-upaya
pelestarian lingkungan.
c. Ekowisata sebagai pendekatan pengembangan yaitu metode pemanfaatan
dan pengelolaan sumberdaya pariwisata secara ramah lingkungan.
Prinsip – prinsip Ekowisata
Beberapa prinsip utama dalam ekowisata adalah menurut Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia (2009) :
a. Jumlah pengunjung terbatas atau diatur supaya sesuai dengan daya dukung
a. lingkungan dan sosial-budaya masyarakat.
b. Pola wisata ramah lingkungan (nilai konservasi).
c. Pola wisata ramah budaya dan adat setempat (nilai edukasi dan wisata).
d. Membantu secara langsung perekonomian masyarakat lokal (nilai
ekonomi).
e. Modal awal yang diperlukan untuk infrastruktur tidak besar (nilai
partisipasi masyarakat dan ekonomi)
Menurut Dalem (2006), terdapat sembilan prinsip yang harus diterapkan
dalam upaya pengembangan ekowisata yaitu :
a. Peka dan menghormati nilai - nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan
masyarakat setempat.
b. Memiliki kepedulian, komitmen dan tangung jawab terhadap konservasi
alam dan warisan budaya.
c. Menyediakan interpretasi yang memberikan peluang kepada wisatawan
untuk menikmati alam dan meningkatkan kecintaannya terhadap alam.
d. Edukasi yaitu ada proses pembelajaran dialogis antara masyarakat dengan
wisatawan.
e. Pengembangannya harus didasarkan atas persetujuan masyarakat setempat
melalui musyawarah.
f. Memberdayakan dan mengoptimalkan partisipasi serta sekaligus
memberikan kontribusi secara kontinyu terhadap masyarakat setempat.
g. Mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku
h. Secara konsisten memberikan kepuasan kepada konsumen.
i. Dipasarkan dan dipromosikan dengan jujur dan akurat sehingga sesuai
dengan harapan (pemasaran yang bertanggung jawab).
DAFTAR PUSTAKA
Agustini. 2013. Pengelolaan dan Unsur-unsur Manajemen. Jakarta (ID):
Citra Pustaka.
Damanik J, Weber HF. 2006. Perencanaan Ekowisata Dari Teori
ke Aplikasi. Yogyakarta (ID): Andi.
Fattah N. Landasan Manajemen Pendidikan Cetakan 1. 1999. Bandung (ID): PT
Remaja Rosda Karya.
Satria D. 2009. Strategi pengembangan ekowisata berbasis ekonomi lokal dalam
rangka program pengentasan kemiskinan di Kabupaten Malang. Journal of
Indonesian Applied Economics. 3(1): 37 - 47.
Syafaruddin. 2005. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta (ID):
Ciputat Press.
Winardi. 1993. Asas-asas Manajemen Cetakan III. Bandung (ID): PT Grafika
Yoeti OA. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta (ID):
PT Pradnya Paramita