aplikasi struktur pasar kompetitif pptx

STRUKTUR PASAR
KOMPETITIF dan
APLIKASINYA
1. Efisensi dan Non Efisiensi
2. Pengaruh Pajak dan Biaya Produksi
3. Intervensi/Kebijakan Penetapan Harga:
Ceiling Price (Melindungi Konsumen)
Floor Price (MelindungiProdusen)
4. Kebijakan Kuota dan Tarif Impor
5. Pengaruh Kebijakan Subsidi

MEMO: UNTUK
1. Abu Yusuf : Tidak
ada batasan tertentu tentang
DINGAT

Perbedaan Cara Pandang Mengenai Penentuan Harga

murah dan mahal yang dapat dipastikan.

 Hal tersebut ada yang mengaturnya. Prinsipnya

tidak bisa diketahui.
 Murah bukan karena melimpahnya makanan,
demikian juga mahal tidak disebabkan oleh
kelangkaan makanan.
 Murah dan mahal merupakan ketentuan Allah.
 Terkadang makanan berlimpah, tetapi tetap mahal,
dan terkadang makanan sangat sedikit, tetapi
murah”.

Asumsi Masyarakat:
1. Penetapan harga disebabkan oleh tindakan ketidak adilan
dari sebagian orang di dalam transaksi.
2. Harga bahan pokok naik karena akibat adanya manipulasi.
Ibn Taimiyah:
1. Naik turunnya harga tidak selalu disebabkan tindakan tidak
adil dari sebagian orang di dalam transaksi. Bisa jadi karena
penawaran yang menurun akibat tidak efisiensi produksi.
2. Kekuatan harga ditentukan oleh kekuatan permintaan dan
penawaran.
3. Penawaran bisa datang dari produksi domestik dan impor.

Penawaran meningkat atau menurun banyak disebabkan
dalam jumlah barang yang ditawarkan. Sedangkan permintaan
sangat ditentukan oleh selera dan pendapatan masyarakat.
4. Harga akan naik karena intensitas kebutuhan total pembeli
meningkat. Atau karena produsen tidak efisien.

 

 

 
 

 

 

 

 

 

0

 

 

 

Gambar-1: Permintaan kebutuhan meningkat, Penawaran
menurun karena produsen tidak efisien

Ibnu Khaldun: bukunya : Al-Muqaddimah
1. Dalam bukunya Al Muqaddimah ia menulis tentang
“Harga-harga di Kota”.
2. Ia membagi 2 jenis barang yakni; barang kebutuhan pokok
dan barang pelengkap
3. Jika kota berkembang dan populasinya bertambah banyak
(kota besar), maka pengadaan barang2 kebutuhan pokok

akan mendapatkan perioritas dan lebih banyak, sehingga
harga relatif lebih murah.
4. Suplai bahan pokok di kota kecil relatif kecil (sedikit),
karena itu orang kuwatir akan kehabisan bahan makanan
pokok maka harga menjadi mahal.
5. Di lain pihak,permintaan akan barang pelengkap akan
meningkat sejalan dengan berkembangnya kota dan
perubahan gaya hidup, (naiknya disposable income).
6. Naiknya disposable income dapat meningkatkan MPC
terhadap barang2 mewah sehingga harga jadi mahal.

 

 

 
 

 


 

 

 
 

0

 

 

 

Gambar-2: Harga Kebutuhan Pokok di Kota Besar (PB QB)
dan di Kota Kecil (PK QK).

 


 
 

 

 

 

 

 

0

 

 

 


Gambar-3:Permintaan Barang Mewah Naik karena ada Kenaikan
Disposable Income, maka Harga Barang Mewah Menjadi Mahal.

Pengaruh Kenaikan Biaya Produksi dan
Pajak
1. Bea cukai atau pajak dipungut untuk “Raja” atau “Negara”.
2. Di kota besar, di pasar dikenakan pajak atau bea cukai
3. Di kota kecil dan di padang pasir tidak dikenakan pajak,
Dampaknya:
1. Biaya produksi di padang pasir lebih rendahdibanding
dikota Besar. Artinya AVC di padang pasir lebih rendah
daripada di Kota besar
2. Dengan demikian, MC1 atau S1 dipadang pasir lebih
rendah daripada MC2 atau S2 di Kota besar.
3. Ketika barang yag tersedia sedikit, maka harga akan
naik. Namun jika jarak antara kota dekat dan aman, maka
akan banyak barang impor masuk, sehingga barang
tetap melimpah dan harga-harga akan turun kembali.
4. Keuntungan wajar akan mendorong tumbuhnya

perdagangan dan ketika keuntungan sangat rendah,
maka membuat perdagangan lesu.

 

 

 

 

 

= + tax
=
 

 

 


 

 

0

 

 

 

Gambar-4: Perbedaan Harga Kebutuhan Pokok di Padang Pasir
dan di Kota Besar karena Pengaruh Pajak/Bea Cukai

UNTUK DIINGAT:
1. Dalam konsep Islam (Syariah); Monopoly, Duopoly,
Oligopoly, dalam artian harfiah (1 penjual, 2 penjual atau
beberapa penjual) tidak dilarang keberadaannya, selama

tidak mengambil keuntungan di atas keuntungan normal.
2. Dalam Konteks Ekonomi Islam, penentuan harga dilakukan
oleh kekuatan-kekuatan pasar, yaitu kekuatan permintaan
dan penawaran.
3. Dalam Ekonomi Islam, kekuatan-kekuatan permintaan dan
penawaran HARUSLAH terjadi secara RELA sama RELA
(‘an taraddim minkum) satu sama lain (Tidak Aniaya
atau Tidak Terpaksa).
4. Jika terjadi ada yang menganggu keseimbangan itu, maka
Pemerintah Harus melakukan intervensi ke pasar.

5. Cara Intervensi Pasar dalam pengendalian harga harus
dilakukan berdasarkan penyebabnya.
a. Jika penyebabnya perubahan pada keseimbangan
demand dan supply, maka mekanisme pengendalian
dilakukan dengan cara Market Intervention.
b. Jika penyebabnya adalah Distorsi pada keseimbangan,
demand dan supply, maka mekanisme pengendaliannya
dilakukan dengan cara penghilangan distorsi termasuk
penentuan Price Intervention untuk mengembalikan

harga pada kondisi sebelum terdistorsi.
6. Intervensi pasar telah pernah dilakukan di jaman Rasulullah
dan Khulafatur Rasyidin. Saat itu harga gandum di Madinah
naik, maka pemerintah melakukan impor gandum dari Mesir.
Disorsi harga juga pernah terjadi ketika kaum Quraisy
melakukan Blokade Ekonomi terhadap umat Islam.
7. Islam mengatur agar persaingan di pasar dilakukan secara
Adil, maka Setiap bentuk yang dapat menimbulkan ketidak
adilan dilarang.

 

 

 
 

=

 

 

 

 
 

0

 

 

 

Gambar-5: Intervensi Pasar. Intervensi pasar tidak SELALU dimaknai
Pemerintah menambah Impor. Karena bisa dg mejamin kelancaran barang.

Penyebab Ketidak Adilan
di Pasar HARUS Dilarang

:

1. Talaqqi Rukban (pedagang mencegat pembeli atau pedagang
kampung sebelum masuk pasar). Entry Barrier jenis ini akan
menimbulkan pasar jadi tidak kompetitif. Artinya sistem Ijon
di Indonesia juga tidak diperbolehkan.
2. Mengurangi Timbangan dilarang karena barang dijual
dengan harga yang sama untuk jumlah yang lebih sedikit.
3. Dilarang Menyembunyikan barang yang Cacat, agar penjual
mendapatkan harga yang lebih baik untuk kualitas yang buruk.
Sebaliknya pembeli mencacat barang yang dijual juga dilarang.
4. Menukar kurma Kering dengan kurma basah dilarang,
Termasuk dilarang menukar kurma baik dengan yang buruk,
karena takaran kurma tersebut ukuran timbangannya dan
kualitasnya serta harganya jelas berbeda-beda.

5. Transaksi Najasy dilarang, karena si penjual menyuruh
orang lain memuji-muji barangnya atau menawar dengan
harga tinggi agar orang lain tertarik.
6. Ikhtikar dilarang, yaitu mengambil keuntungan di atas
keuntungan normal (diatas keuntungan yang wajar)
dengan cara menjual lebis sedikit barang untuk harga
yang lebih tinggi.
7. Ghaban Faa-Hisy (besar) dilarang yaitu menjual di atas
harga pasar akibat ketidaktahuan pembeli.
Ghaban Faa-Hisy yaitu: selisih antara harga yang sudah
disepakati penjual dan pembeli dengan harga pasar akibat
ketidaktahuan pembeli akan harga.Artinya Ghaban besar
dilarang tetapi Ghaban kecil diperbolehkan.
Memo: Coba Anda Renungkan apakah Indonesia

sudah menjalankan masalah ini?

INTERVENSI HARGA: CEILING PRICE
 

 

 

 

 

 

 

Ceiling Price
(HET)
Excees Demand

0

 

 

 

 

 

Gambar-6: Intervensi Pasar Pada Ceiling Price. Pada Kasus
Ceiling Price bisa menimbulkan Pasar Gelap, Kolusi dan Korupsi

INTERVENSI HARGA: CEILING PRICE
 

 

 

A

 

 

B
C

Ceiling Price
(HET)

 

Y

 

0

 

 

 

Gambar-7: Kenaikan Consumer Surplus Akibat Ceiling Price.

Ket. Gambar-7:
 Bagi Produsen, Penetapan Ceiling Price ini akan menurunkan
surplus produsen. Karena itu, sebagian dari menurunnya
surplus produsen ini akan dinikmati oleh konsumen, dan
sebagian yang lain tidak dapat dinikmati oleh siapapun (DWL).
 Kenaikan/tambahan Surplus Konsumen akibat
adanya penurunan Surplus Produsen yaitu
sebesar luas daerah: A
Dikurangi hilangnya surplus konsumen (DWL)
yaitu daerah: B.
1.Naiknya
Jadi adasurplus
Kenaikan
konsumen
bersih surplus
digambarkan
konsumen
pada
segi empat
hanya
menjadi:
daerah
(A –A.
B)
2.Hilangnya Surplus Konsumen yag tidak dapat
dinikmati siapapun (Dead Weight Loss)
digambarkan
oleh
segitiga
B. Jadi
secara
 Penurunan
Surplus
Produsen
sebesar
segi
empatnetto
A
Tambahan
Surplus
ditambah
segitiga
C. Konseumen hanya tinggal
sebesar (A-B)

INTERVENSI HARGA: CEILING PRICE
 

 

 

B
 

A

 

C
 

Y

Ceiling Price
 

0

 

 

 

Gambar-7: Penurunan Producer Surplus Akibat Ceiling Price.

Keterangan Gambar-8:
 Penurunan Surplus Produsen yang dapat dinikmati oleh
konsumen adalah sebesar daerah A
 Penurunan Surplus Produsen yang hilang (DWL) yang
tidak dinikmati oleh siapapun adalah daerah segitiga C.
 Jadi penuruanan total surplus produsen netto adalah
sebesar daerah (A + C)
 Secara keseluruhan pengaruh Ceiling Price adalah sbb:
1) Hilangnya Surplus Konsumen (DWL dari Konsumen) yaitu
sebesar (B)
2) Hilangnya surplus produsen (DWL) dari Produsen) yaitu
sebesar (C)
 Jadi Total DWL adalah sebesar daerah B dari Konsumen
ditambah daerah C dari Produsen yaitus sebesar (B + C)
Secara matemetik, Total DWL dapat ditulis:
(A –B) – (A + C) = A – B – A – C = - B – C atau – (B + C)

Pengaruh Ceiling Price Pd Konsumen dan Produsen
 

 

 

B
 

A

 

C
 

Y

Ceiling Price
 

0

 

 

 

Gambar-8: Pengaruh Ceiling Price thp Kunsumen dan Produsen

 Adanya Ceiling Price menyebabkan terjadinya transfer
Surplus dari Produsen ke Konsumen.
 Hal ini menunjukkan adanya pihak yang terjalimi.
 Total penurunan surplus yang hilang (DWL) adalah
sebesar (B + C)
 Jadi dalam Ceiling Price tidak saja terjadi transfer surplus
dari produsen ke Konsumen. Tetapi juga terjadi surplus
dari positip ke negatif.
 Memo: Dengan penjelasan ini, kita dapat lebih memahami
konteks kalimat Rasulullah SAW. “…. Tidak menuntutku
karena kezaliman dalam hal darah atau harta,….”
Jawab Rasulullah s.a.w: “Sesungguhnya Allah, Dialah yang menetapkan
harga, yang menyempit dan melimpahkan (kurniaan), yang maha memberi
rezeki. Sesungguhnya aku berharap untuk menemui Allah dalam keadaan
tiada seorang pun dalam kalangan kamu yang menuntut daripadaku
haknya yang dizalimi sama pada darah atau harta”. (Ahmad, Abu Daud, alTirmizi, Ibn Majah, al-Darimi dll. Dinilai sahih oleh al-Albani)

INTERVENSI HARGA: FLOOR PRICE
 

Excees Supply
 

 

 

 

Floor Price
(Harga Dasar)
 

 

 

0

 

 

 

 

Gambar-9: Intervensi Pasar Pada Floor Price. Pada Kasus Floor
Price bisa Juga menimbulkan Pasar Gelap, Kolusi dan Korupsi

INTERVENSI HARGA: FLOOR PRICE
 
 
 

 

 

Floor Price
(Harga Dasar)

R

S

 

 

T
 

0

 

 

 

 

Gambar-10: Kenaikan Surplus Produsen akibat Floor Price.

INTERVENSI HARGA: FLOOR PRICE
 
 
 

 

 

Floor Price
(Harga Dasar)

R

S

 

 

T
 

0

 

 

 

 

Gambar-11: Penurunan Surplus Konsumen akibat Floor
Price.

INTERVENSI HARGA: FLOOR PRICE
 
 
 

 

 

Floor Price
(Harga Dasar)

R

S

 

 

T
 

0

 

 

 

 

Gambar-12: Pengaruh Floor Price thp Produsen & Konsumen

KEBIJAKAN
PEMBATASAN KUOTA
dan
tarif
 Selain bisa melakukan
intervensi
dengan harga minimum
(HD) dan maximum (HET), serta pajak/subsidi, kebijakan
pemerintah juga bisa dilakukan dengan pembatasan.
Misalkan pembatasan dengan Kuota atau Tarif.
 Kuota-kuota produksi mencakup suatu transfer
(perpindahan) atas surplus dari konsumen ke produsen;
 Penjatahan permintaan mencakup suatu pemindahan
dari produsen kepada konsumen.
 Kedua Kebijakan kuota/penjatahan (pembatasan jumlah
pisik) justru sering menimbulkan ketidakefisienan
(kerugian efisiensi) karena volume perdagangan yang
berkurang (sehingga pasar menjadi tidak ideal).

Kuota ekspor:
Pemberlakuan kuota ini untuk menjamin persediaan barang
di dalam negeri sehingga harga tetap terjaga dan
perekonomian tidak terganggu.
Tarif ekspor:
Kebijakan ini memberikan bea ekspor khusus untuk
merangsang kuantitas dan kualitas ekspor
Membatasi kuota impor.
Kebijakan ini diterapkan untuk barang impor yang bisa
diproduksi di dalam negeri. Pemerintah mengatur supply
barang tersebut agar tidak berlebihan dan menurunkan harga
di pasar yang menurunkan pendapatan produsen lokal
Menaikkan dan menurunkan tarif impor:
Kebijakan ini merupakan salah satu langkah pemerintah
dalam melindungi produsen dan konsumen dalam negeri
serta meningkatkan pendapatan negara

Memo: Hambatan perdagangan non tarif yang paling
lazim dan sering dilakukan adalah Kuota Impor
 Kuota Impor: Suatu pembatasan terhadap jumlah impor
fisik yang diijinkan oleh suatu negara dalam kurun waktu
tertentu (1 tahun). Caranya bisa melalui Lisensi Impor.
Tujuan Umum Kebijakan Perdagangan Internasional
a) Melindungi kepentingan ekonomi nasional
b) Melindungi kepentingan industri di dalam negeri
c) Melindungi lapangan kerja
d) Menjaga stabilitas dan keseimbangan neraca pembayaran
internasional
e) Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi
f) Menjaga stabilitas nilai tukar/kurs valas

 Bagaimana efek kuota impor terhadap
produsen dan konsumen dalam negeri?

AUTARKY dan FREE TRADE
 

 

 

E

 

A
B

C

F

 

Imp
or
0

 

 

 

Titik E:
Autarky
Titik F: Free
Trade
Dampak Free
Trade:
 Harga Turun ke
PW
 Konsumsi DN
 
Naik
 Produksi DN
World
Turun
Price
• Surplus
DWL
Produsen
Produsec: B
•Geser
DWL ke
Konsumen C
  Konsumen

Gambar-1: Dampak Perdagangan Bebas Kasus Umum

EFEK KUOTA
IMPOR

 

F

 

A

C

B

D

 
 

• Kuota Impor:
 <

 

O

Harga LN =

 

E

 

Harga Konsumen
DN =

 

 

G

Monopoly Profit
sebesar luas: AB
Siapa yang
menikmatinya?

0

 

 

 

Gb: Pengaruh Kuota thp Surplus Konsumen dan Produsen

EFEK KUOTA
IMPOR

 

A

 

C

Harga Dunia:   O

D

G

H

 

 

 

Produksi DN:  
Konsumsi DN:  
Kuota Impor:
 )
(   -

Impor

0

 =

Harga Sebelum
Impor:  

E

B

 

 

 

F

 

• Kuota Impor:
 
 >

 

 

Gb: Pengaruh Kuota thp Surplus Konsumen dan Produsen

DAMPAK KUOTA
 
IMPOR
 

 

 

E

 

G

 

A

B

 

C

D

F

Imp
or
0

 

 

 

 

Titik E:
Autarky
Titik F: Free
Trade
Titik G:
Quota
Dampak Free
Trade ke Kuota:
• Harga DN Naik
• Produksi DN
Naik
• Konsumsi DN
 
Turun
• Surplus
World Konsumen
Price
Geser ke
Produsen

 

Gambar: Dampak Kuota Impor Kasus Umum

 

UJILAH PEMAHAMAN ANDA
SEKARANG
Coba Anda jelaskan jika karena alasan untuk
perlindungan industri dalam negeri pemerintah
dilarang melakukan semua impor barang tersebut.
Artinya, sekarang kuota Impor dibatasi hanya
sebesar:  
 =
Bagaimana dampaknya terhadap Produsen dan
Konsumen?
Jelaskan pula bahwa dampak dari pembatasan kuota
impor itu, mengapa kerugian Konsumen lebih besar
daripada keuntungan yang dapat diambil Produsen?

KEBIJAKAN TARIF IMPOR
 Memo; dalam situasi tertentu, Kuota impor juga bisa dikurangi
menjadi sebesar nol ( 0 ) atau dihilangkan sama sekalai melalui
kebijakan tarif.
 Namun dalam kasus umum, seringkali kebijakan pemerintah
dirancang untuk mengurangi (membatasi), TETAPI TIDAK
untuk menghilangkan impor sama sekali.


Untuk pembatasan impor tersebut dapat dilakukan melalui
Kuota atau Tarif.

 Dalam perdagangan bebas, harga domestik akan sama dengan
harga dunia PW atau   .
 Dengan alasan tertentu, maka Pemerintah bisa mengenakan
kebijakan pembatasan impor dengan Kuota atau Tarif, atau
melalui kebijakan Tarif dan Kuota secara bersamaan.

DAMPAK TARIF
 
IMPOR
 

 

 

E
F

 

A

B

 

Produ
ksi

0

 

 

C

Harga DN +
Tarif

Tari
f Free Trade

D
Konsu
msi

Impor
 

Pedagangan Bebas,
Harga DN =PD = PW
 dan Impor;
 )
Dampak tarif Impor ,
Harga Naik dari: PW
menjadi PT . dan
 Impor
  berkurang
 
 
dari
(
) jadi (

 

(World
Price)

 

Gambar-1: Dampak Tarif Impor Kasus Umum

DAMPAK TARIF
 
IMPOR
 

 

 

E
 

F

S
Surplus
Produsen
A

R

 

B
Produ
ksi

0

 

 

C

D
Konsu
msi

Impo
r

 

 

Sebelum ada Tarif
Harga
  Perdagangan
 
Bebas
PW
Efek Setelah Tarif
Impor : )  

• Price effect :(O ) ) 
 
• Consumption
Effect (O
menjadi ( O
 
• Subtitusi
efek  )
(protective)
(O
menjadi (O
• Redistribution
Tari effect;
(Luas A) atau
f Free
Trade
PwP
TRS)
(World
Price)

 

Gambar-2: Dampak Tarif Impor Kasus Umum

 

DAMPAK TARIF DAN KUOTA
IMPOR
 

 

 

E
 

Pedagangan
Bebas, Harga DN
  =PD  = PW dan
Impor;
Dampak )
Pengurangan Impor ,
Harga Naik dari:
PW menjadi PT .
Harga DN +
Tarif

A

B

 

Produ
ksi

0

 

 

C

Tari
f Free Trade

D
Konsu
msi

Kuota
Impor

 

 

(World
Price)

 

Gambar-3: Dampak Tarif atau Kuota Impor Kasus Umum

 

DAMPAK TARIF DAN KUOTA
IMPOR
 

 

E
 
Surplus
Produsen
A
 

B

Tari
D f

C
Imp
or

0

 

 

 

 

Pedagangan
Bebas, Harga PD =
  PW dan
 Impor;
)
Dampak
Pengurangan Impor ,
Harga Naik dari:
PW menjadi PT .
Kerugian
Konsumen:
(A + B + C + D)
Ditirima
Pemerintah dari
tarif: (Luas C)
Kerugian Produsen:
Luas B
Kerugian Konsumen:
Luas D

Kerugian
Domestik
  (DWL): (B + D)

Gambar-4: Dampak Tarif atau Kuota Impor Kasus Umum

DAMPAK KERUGIAN TARIF DAN KUOTA
• Kerugian Konsumen:
 
IMPOR
 

(A+B+C+D)
• Keuntungan Produsen:
(Luas A)
• Perolehan Pemerintah:
Memo: Bukti tarif lebih
(Luas C)
besar merugikan
• Kerugian Negara krn
Konsumen drpd
Tarif: (B+D)
keuntungan yg diterima
Produsen dan
Pemerintah Gambar-b:
Pasar Kedelai
C
Impor
B+D

 

Gambar-a:
Pasar
Kedelai

E

 

A

 

B C

Tari
f

D

 
 

b
a

0

 

 

 

 

 

0

 

 

 

Gambar-5: Kerugian Neto Negara Akibat Tarif Sebesar (B + D) dimana:
(Production Effects yaitu B dan Consumption Effects yakni D)

PENGARUH KEBIJAKAN SUBSIDI
 Dalam kasus ini, subsidi dimaknai sebagai
kebijakan pemerintah untuk memberikan
perlindungan atau bantuan kepada industri dalam
negeri misal; dalam bentuk keringanan
pajak/tarif, pengembalian pajak, fasilitas kredit,
 Dalam
internasional, tujuan
subsidikasus
hargaperdagangan
dan sebagainya.
subsidi adalah:
1)Menambah produksi dalam negeri
2)Mempertahankan jumlah konsumsi dalam negeri
3)Menjual dengan harga yang lebih murah daripada
harga produk impor.
 Argumentasi diberikan subsidi selain tujuan di atas
adalah karena adanya perdagangan bebas berdampak
negatif pada industri dalam negeri yang belum
efisien/tidak produktif sehingga produksi dalam negeri
menurun dan dapat menimbulkan pengangguran besar.

 Kebijakan proteksi industri dalam negeri dengan
cara pemberian subsidi ini dalam hal tertentu
mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan
cara proteksi lainya. Karena:
1) Subsidi biasanya diberikan untuk barangbarang kebutuhan pokok masyarakat banyak
(Beras, minyak, bensin, kedelai, dll)
2) Subsidi biasanya bersifat lebih transparan dan
dapat lebih mudah dikontrol oleh masyarakat
sendiri secara
langsung.
 Sebenarnya
kebijakan
yang terbaik adalah yang
3) Subsidi
“mampu
merangsang”
atau
dapat
lebihlebih
mampu
merangsang
penambahan
memotivasi
industri
produksi
dalam
negeriuntuk
sesuaitetap
yangterus
diinginkan
berproduksi
konsumen,
bukannya impor sedikit atau konsumsi
lebih banyak.
Memo: Kebijakan subsidi atau apapun tidak boleh lebay,
jayus, jadul dan lalai karena yang lebih penting
industri dalam negeri harus mampu bersaing secara
kreatif, efisien, produktif serta inovatif dan mandiri.

Perdagangan
bebas tanpa
subsidi:
• Produksi DN =
(OQ1)
• Konsumsi DN =
Kebijakan
(OQ2)
Subsidi utk
• Impor = (Q1Q2)
Naikan Produksi
DN dari Q1 ke Q3:
• Harga naik (P1
  ke P2)

 

 

 

E
B

 

D

Subsi
di A

 

F
C

0

 

 

 

 

Gambar-7: Dampak Subsidi terhadap kenaikan
produksi dalam negeri

Agar Produksi
naik harga tetap,
 
maka berikan
 
 
subsidi P1P2:
• Produksi DN
Naik dari (OQ1)
E
ke (OQ3)
B
D
 
• Impor turun
dari (Q1Q2) ke
Subs
idi
F
(Q2Q3)
A
 
• Konsumen tetap
C
  bayar sebesar
b
P1
a
• Produsen
0
 
 
 
 
terima harga
sebesar
P2
Gambar-7: Dampak Subsidi terhadap
kenaikan
produksi dalam negeri

TUGAS Di KELAS

 Diketahui Fungsi Permintaan dan Penawaran sebagai
 = 40.000 – 2.500P
berikut:  = 70.000 – 5.000P
dan
a. Hitunglah harga keseimbangannya?

b.Jika fungsi permintaan berubah menjadi:  =1000.000 - 5.000P
Fungsi permintaannya tetap. Hitunglah harga dan jumlah
keseimbangan baru dlm jk pendek

c. Jika fungsi permintaan tetap  = 70.000 – 5.000P
dan Fungsi
penawaran berubah menjadi:  = 55.000 – 2.500P
.
Hitunglah keseimbangan yang baru.
d. Berdasarkan soal a, b dan c gambarlah grafiknya dn
jelaskan.

SOAL LATIHAN PEMAHAMAN ANDA
Soal-1: (Kuota Impor)
 Peternak Sapi dalam negeri telah memenuhi
kebutuhan daging sebanyak 10 juta ekor dengan
harga Rp 15 jt. Harga sapi impor dari Australia
$850 pada kuotasi kurs US$1=Rp11.500,00. telah
mendesak peternak sapi turun menjadi 8 juta
ekor dan permintaan konsumen untuk Indul Adha
Diminta:
meningkat mencapai 12 juta ekor.
1) Gambarkan grafik Supply dan Demand tentang
perdagangan sapi tersebut?
2) Berapa besarnya kerugian yang diderita
peternak sapi lokal?
3) Berapa besarnya nilai impor?
4) Berapa keuntungan konsumen?
5) Berapa penerimaan bea masuk impor?
6) Hitunglah besarnya total manfaat ekonomi baik
bagi produsen dan konsumen tersebut

SOAL LATIHAN PEMAHAMAN ANDA
Soal-2: (Tarif Impor)
 Masih berkaitan dengan soal-1, Anda diminta
menghitung besarnya tarif bea masuk, agar sapi
hasil peternak lokal dalam negeri mampu
bersaing dengan sapi impor.
Diminta:
1) Hitung dan gambarkan tarif yang efektif untuk
melindungi peternak sapi lokal?
2) Jika kebijakan tarif tidak semata-mata sebagai
sumber penerimaan melainkan untuk mengatur
arus masuknya barang impor saja, Hitung
penerimaan dan jumlah impor pada tingkat tarif
tersebut?
3) Jika dikehendaki ingin memperoleh penerimaan
bea impor melalui tarif tersebut, maka
bagaimana penetapan harus berada?
4) Hitunglah keuntungan produsen dan kerugian

TERIMA KASIH

ELAMAT BERKARY