PERANCANGAN SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN K (1)

ISSN 2407 - 1072

Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018

PERANCANGAN SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV.
TEDMOND FIBREGLASS PALEMBANG
Maya Dini 1, Saiful 2, Septi 3
Dosen Jurusan Akuntansi Politeknik Anika Palembang
E-mail: mayadinie@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimanakah perancangan sistem akuntansi
penjualan kredit pada CV. Tedmond Fiberglass Palembang. Penjualan kredit pada perusahaan
ini memiliki dua sistem yaitu sistem penjualan kredit luar kota seperti Kalimantan, Jakarta,
Pekan Baru, Padang, Muara Enim, Bangka, Lubuk linggau, dan lain sebagainya. Sistem
penjualan kredit yang kedua yaitu penjualan kredit di dalam kota Palembang. Berdasarkan dari
hasil analisis dan pembahasan sistem akuntansi penjualan kredit pada CV. Tedmond Fibreglass
Palembang disimpulkan bahwa Sistem akuntansi penjualan kredit pada CV. Tedmond
Fibreglass Palembang sudah cukup baik. Bagian atau fungsi yang terkait sudah sesuai dengan
teori-teori sistem akuntansi penjualan kredit. Akan tetapi, berdasarkan pembahasan yang telah
dibahas adapun kekurangan-kekurangan yang diperlukan perusahaan yaitu pada jaringan
prosedur sistem akuntansi penjualan kredit, perusahaan belum memiliki prosedur pencatatan

piutang dan pada dokumen yang digunakan sistem akuntansi penjualan kredit, perusahaan
belum memiliki berupa surat tagihan, rekapitulasi harga pokok penjualan dan bukti memorial
sertap ada catatan yang digunakan sistem akuntansi penjualan kredit, perusahaan belum
memiliki catatan pada kartu gudang.
Kata Kunci: sistem akuntansi, penjualan, sistem akuntansi penjualan kredit.

diharapkan penjualan produk dapat meningkat
sehingga volume laba yang diperoleh
perusahaan atau organisasi akan semakin
tinggi. Pada akhirnya perusahaan akan dapat
berkembang dan lebih terpacu untuk
meningkatkan jumlah produksinya. Hal ini
akan berdampak langsung pada meningkatnya
pendapatan karyawan dan kesejahteraannya.
Penjualan dikelompokkan menjadi dua,
penjualan tunai dan penjualan kredit.
Pembayaran dalam penjualan tunai biasanya
dilakukan dengan cara satu kali transaksi
pembayaran (diterima sekaligus), sedangkan
penjualan kredit pembayarannya dilakukan

dengan cara membayar secara angsuran (tidak
langsung lunas), pembayarannya bisa diterima
melalui dua transaksi atau lebih.
Penjualan kredit dilaksanakan oleh
perusahaan dengan cara mengirimkan barang
sesuai dengan order yang diterima dari
pembeli dan untuk jangka waktu tertentu,
perusahaan mempunyai tagihan kepada
pembeli tersebut. Penjualan kredit yang
dilakukan oleh perusahaan harus dikelola
dengan baik agar tujuan awal dari penjualan
kredit dapat tercapai yaitu meningkatkan laba
perusahaan. Dalam mengelola suatu penjualan

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Penjualan adalah suatu kegiatan yang
terpadu untuk mengembangkan rencanarencana strategis yang diarahkan pada usaha
pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli,
guna

mendapatkan
penjualan
yang
menghasilkan laba. Penjualan merupakan
sebuah usaha yang dilakukan untuk
memindahkan suatu produk, baik itu berupa
barang ataupun jasa, dari produsen kepada
konsumen sebagai sasarannya. Tujuan utama
penjualan yaitu mendatangkan keuntungan
atau laba dari produk ataupun barang yang
dihasilkan produsennya dengan pengelolaan
yang baik (Muristianto, 2014). Dalam
pelaksanaannya, penjualan sendiri tak akan
dapat dilakukan tanpa adanya pelaku yang
bekerja didalamnya seperti agen, pedagang
dan tenaga pemasaran. Dukungan dari faktor
lainnya juga sangat dibutuhkan dalam
meningkatkanvolume penjualan, salah satu
faktor tersebut adalah promosi. Promosi ini
biasanya dilakukan untuk menjangkau

konsumen yang diharapkan akan membeli
produk yang ditawarkan tersebut. Dengan
adanya promosi dan strategi lainnya,
61

ISSN 2407 - 1072

Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018

kredit maka perusahaan membutuhkan suatu
sistem akuntansi penjualan kredit dimana
sistem ini mengatur pelaksanaan kegiatan
penjualan kredit. Sistem akuntansi penjualan
kredit sangat dibutuhkan perusahaan untuk
mengatur jalannya suatu prosedur yang
berkaitan dengan pelaksanaan transaksi
penjualan kredit agar terlaksana dengan baik
dan sesuai dengan tujuan perusahaan. Dalam
pelaksanaan sistem akuntansi penjualan kredit
ini perusahaan harus dapat melaksanakannya

dengan baik serta dapat mengawasinya.
Pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan
bertujuan untuk mencegah agar tidak terjadi
suatu penyelewengan atau kecurangan dalam
pelaksanaan sistem akuntansi penjualan kredit
yang membuat perusahaan mengalami
kerugian. Untuk melakukan pengawasan ini
perusahaan membutuhkan suatu sistem
akuntansi yang baik agar penjualan kredit
dapat menghasilkan laba yang maksimal.
CV. Tedmond Fibreglass Palembang
merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang industri maupun perdagangan. Dalam
bidang usaha tersebut, bidang industri maupun
perdagangan merupakan usaha pokok bagi
perusahaan
serta
merupakan
sumber
pemasukan yang terbesar bagi perusahaan.

Penjualan adalah salah satu kegiatan pokok
perusahaan. Pendapatan yang diperoleh akan
digunakan untuk membiayai operasional
perusahaan serta untuk mempertahankan dan
mengembangkan
kelangsungan
hidup
perusahaan. Penjualan kredit adalah penjualan
utama yang diterapkan pada perusahaan ini.
Penjualan kredit pada perusahaan ini memiliki
dua sistem yaitu sistem penjualan kredit luar
kota seperti Kalimantan, Jakarta, Pekan Baru,
Padang, Muara Enim, Bangka, Lubuk linggau,
dan lain sebagainya. Sistem penjualan kredit
yang kedua yaitu penjualan kredit di dalam
kota Palembang. Dalam penelitian ini peneliti
hanya membahas sistem akuntansi penjualan
kredit di dalam kota Palembang. Peneliti
tertarik untuk memberi usulan perancangan
sistem akuntansi agar penjualan pada

perusahaan khususnya penjualan kredit dapat
berjalan dengan baik, maka dari itu, dalam
penelitian ini peneliti tertarik untuk
mengambil
judul
“PERANCANGAN
SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN
KREDIT
PADA
CV.
TEDMOND
FIBREGLASS PALEMBANG”.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di
atas, maka peneliti merumuskan masalah,
yaitu bagaimanakah perancangan sistem
akuntansi penjualan kredit pada CV. Tedmond
Fiberglass Palembang.
1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan
dari
penelitian
yang
dilaksanakan adalah untuk mengetahui
bagaimanakah perancangan sistem akuntansi
penjualan kredit pada CV. Tedmond
Fiberglass Palembang.
2. LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem Akuntansi
Dalam suatu perusahaan, sistem
akuntansi memegang peranan penting
dalam mengatur segala arus pengolahan
data akuntansi untuk menghasilkan
informasi akuntansi yang tepat dan akurat.
Sebelum peneliti menjelaskan lebih
terperinci sistem akuntansi maka terlebih
dahulu peneliti menjelaskan definisi dari
sistem dan prosedur menurut para ahli.

Definisi sistem menurut Zaki Baridwan
(2010:3) yaitu :“Sistem adalah suatu kerangka
dari
prosedur-prosedur
yang
saling
berhubungan yang disusun sesuai dengan
suatu skema yang menyeluruh, untuk
melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi
utama dari perusahaan”. “Prosedur adalah
suatu urutanng pekerjaan kerani(klerikal).
Biasanya melibatkan beberapa orang dalam
suatu bagian atau lebih, yang disusun untuk
menjamin adanya perlakuan keseragaman
terhadap transakasi-transaksi perusahaan yang
sering terjadi”.
Menurut
Soemarso
(2010:5),
mendefinisikan bahwa Akuntansi adalah

proses mengidentifikasikan, mengukur, dan
melaporkan informasi ekonomi, untuk
memungkinkan adanya
penilaian dan
keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka
yang menggunakan informasi tersebut”. Jadi
dapat
disimpulkan
bahwa
akuntansi
merupakan suatu proses pengumpulan,
pencatatan dan peringkasan informasi yang
berkaitan dengan masalah keuangan, yang
dilaporkan kepada pihak yang membutuhkan
untuk melakukan suatu penilaian dan
pengambilan keputusan. Dari pengertian
sistem dan akuntansi di atas, maka peneliti
akan
menguraikan
pengertian

sistem
62

ISSN 2407 - 1072

Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018

akuntansi yang dikemukakan oleh beberapa
ahli.
Menurut Mulyadi (2010:3) “Sistem
Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan,
dan laporan yang dikoordinasi sedemikian
rupa untuk menyediakan informasi keuangan
yang dibutuhkan oleh manajemen guna
pengelolaan
perusahaan”.Menurut
Zaki
Baridwan“Sistem akuntansi pokok adalah
formulir-formulir,
buku-buku
catatan,
prosedur-prosedur
dan
alat-alat
yang
digunakan untuk mengelola data mengenai
usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan
menghasilkan umpan balik dalam bentuk
laporan yang diperlukan oleh manajemen
untuk mengawasi usahanya dan bagi pihakpihak lain yang berkepentingan seperti
pemegang saham, kreditur, dan lembagalembaga pemerintah untuk menilai hasil
operasi”.

sesuai
dengan
tuntutan
kebutuhan
manajemen.
3.
Untuk
memperbaiki
pengendalian
akuntansi dan pengecekan intern, yaitu
untuk memperbaiki tingkat keandalan
informasi
akuntansi
dan
untuk
menyediakan catatan lengkap mengenai
pertanggungjawaban dan perlindungan
kekayaan perusahaan.
4.Untuk mengurangi biaya tulis-menulis
dalam penyelenggarakan catatan akuntansi.

2.2 Tujuan Sistem Akuntansi
Suatu sistem akuntansi dibuat tentu
untuk mencapai suatu tujuan yang ingin
dicapai. Tujuan yang ingin dicapai dari suatu
sistem akuntansi adalah untuk memenuhi
kebutuhan informasi bagi berbagai macam
pihak baik pihak intern perusahaan
(manajemen)
maupun
pihak
ekstern
perusahaan yaitu kreditur, pemerintah dalam
hal ini adalah kantor pajak, calon investor dan
lain-lain.

2.4 Sistem Penjualan Kredit
Kegiatan penjualan dilakukan oleh
perusahaan terdiri dari transaksi penjualan
barang atau jasa, baik secara tunai maupun
kredit. Menurut Mulyadi (2010:202) “Dalam
transaksi penjualan kredit, jika order dari
pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman
barang atau penyerahan jasa, untuk jangka
waktu tertentu perusahaan memiliki piutang
kepada langganannya”.
Untuk memaksimalkan penanganan
yang baik terhadap kegiatan penjualan kredit
ini, manajemen perusahaan harus menerapkan
sistem penjualan kredit yang sistematis dan
sesuai dengan kondisi perusahaan agar
kelancaran aktivitas penjualan kredit dan
penyampaian hasil informasi dapat terjamin.
Namun untuk mewujudkan semua keinginan
manajemen tersebut, sangat diperlukan alatalat serta perangkat kerja.

2.3 Tujuan Umum Pengembangan Sistem
Akuntansi
Menurut Mulyadi (2010:19) Tujuan
umum pengembangan sistem akuntansi adalah
sebagai berikut :
1. Untuk
menyediakan informasi bagi
pengelolaan
kegiatan
usaha
baru.
Kebutuhan
pengembangan
sistem
akuntansi terjadi jika perusahaan baru
didirikan
atau
suatu
perusahaan
menciptakan usaha baru yang berbeda
dengan usaha yang telah dijalankan selama
ini.
2. Untuk
memperbaiki informasi yang
dihasilkan oleh sistem yang sudah ada,
baik mengenai mutu, ketepatan penyajian
maupun struktur informasi yang terdapat
dalam laporan. Hal ini kemungkinan
disebagiankan oleh perkembangan usaha
perusahaan, sehingga menuntut sistem
akuntansi untuk dapat menghasilkan
laporan dengan mutu informasi yang

2.5 Unsur - unsur
Sistem Akuntansi
Penjualan Kredit
Menurut Mulyadi (2010-204), unsurunsur sistem akuntansi penjualan kredit
adalah sebagai berikut :
2.5.1 Fungsi yang Terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem
penjualan kredit dengan kartu kredit
perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Fungsi Kredit
Fungsi ini bertanggung jawab atas
pemberian kartu kredit kepada
pelanggan terpilih. Fungsi kredit
melakukan pengumpulan informasi
tentang kemampuan keuangan calon
anggota dengan meminta fotocopy
rekening koran bank, keterangan
gaji atau pendapatan calon anggota
dari perusahaan tempat ia bekerja,
dan dari sumber-sumber lain. Dalam
sistem penjualan kredit dengan kartu
kredit, fungsi kredit tidak diperlukan
63

ISSN 2407 - 1072

Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018

lagi otorisasinya, karena otorisasi
pemberian kredit sudah tercermin
dari kartu kredit yang ditunjukkan
oleh pelanggan pada saat melakukan
pembelian.
b. Fungsi Penjualan
Dalam sistem penjualan dengan
kartu kredit, fungsi penjualan
bertanggung
jawab
melayani
kebutuhan barang pelanggan. Fungsi
penjualan mengisi faktur penjualan
kartu kredit untuk memungkinkan
fungsi
gudang
dan
fungsi
pengiriman
melaksanakan
penyerahan
barang
kepada
pelanggan.
c. Fungsi Gudang
Dalam sistem penjualan kredit,
fungsi gudang menyediakan barang
yang diperlukan oleh pelanggan
sesuai dengan yang tercantum dalam
tembusan faktur penjualan kartu
kredit yang diterima dari fungsi
penjualan.
d. Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk
menyerahkan barang yang kuantitas,
mutu, dan spesifikasinya sesuai
dengan yang tercantum dalam
tembusan faktur penjualan kartu
kredit yang diterima dari fungsi
penjualan.
Fungsi
ini
juga
bertanggung
jawab
untuk
memperoleh tanda tangan dari
pelanggan di atas faktur penjualan
kartu kredit sebagai bukti telah
diterimanya barang yang dibeli oleh
pelanggan.
e. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk
mencatat transaksi bertambahnya
piutang kepada pelanggan ke dalam
kartu piutang berdasarkan faktur
penjualan kartu kredit yang diterima
dari fungsi pengiriman. Selain itu,
fungsi akuntansi bertanggung jawab
atas pencatatan transaksi penjualan
di dalam jurnal penjualan.
f. Fungsi Penagihan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk
membuat surat tagihan secara
periodik kepada pemegang kartu
kredit

Informasi
yang
umumnya
diperlukan oleh manajemen dari
kegiatan penjualan kredit menurut
Mulyadi (2010:205) adalah:
1. Jumlah
pendapatan
penjualan
menurut jenis produk atau kelompok
produk dalam jangka waktu tertentu.
2. Jumlah piutang kepada setiap
debitur dari transaksi penjualan
kredit.
3. Jumlah harga pokok produk yang
siap dijual selama jangka waktu
tertentu.
4. Nama dan alamat pembeli.
5. Kuantitas produk yang dibeli.
6. Nama wiraniaga yang melakukan
penjualan.
7. Otorisasi pejabat yang berwenang.
2.5.2 Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam
sistem penjualan kredit dengan kartu
kredit perusahaan menurut Mulyadi
(2010:205-206) adalah:
1. Faktur Penjualan Kartu Kredit
Dokumen ini digunakan untuk
merekam transaksi penjualan kredit
dengan kartu kredit. Lembar ke-1
dan ke-2 berfungsi sebagai dasar
pembuatan surat tagihan yang secara
periodik
dibuat
oleh
fungsi
penagihan dan dikirimkan ke
pelanggan. Oleh karena itu, fungsi
pengiriman harus mendapatkan
tanda tangan di atas faktur penjualan
kartu kredit lembar ke-1 dan lembar
ke-2 pada saat fungsi tersebut
menyerahkan
barang
kepada
pelanggan. Lembar ke-3 berfungsi
sebagai perintah kepada gudang
untuk menyiapkan barang yang
dibutuhkan oleh pelanggan, dan
lembar ke-4 berfungsi sebagai
perintah pengiriman barang kepada
fungsi pengiriman. Lembar ke-2
dokumen ini tetap disimpan di
dalam arsip fungsi akuntansi, dan
lembar ke-1 dilampirkan pada surat
tagihan yang dikirimkan secara
periodik
kepada
pelanggan.
Dokumen faktur penjualan kartu

kredit dapat dilihat pada gambar
2.1 adalah sebagai berikut :
64

ISSN 2407 - 1072

Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018

Sumber : Sistem Akuntansi Mulyadi (2010:219)

Gambar 2.1 Faktur Penjualan
2. Surat Tagihan
Surat tagihan ini merupakan turn
around document yang isinya dibagi
menjadi dua bagian yaitu bagian atas
merupakan dokumen yang harus
disobek dan dikembalikan bersama
cek oleh pelanggan ke perusahaan,

sedangkan bagian bawah berisi
rincian transaksi pembelian yang
dilakukan pelanggan dalam periode
tertentu. Dokumen surat tagihan
dapat dilihat pada gambar 2.2 adalah
sebagai berikut :

65

Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018

ISSN 2407 - 1072

Toko Buku Remaja
JL. Lawu 15, Yogyakarta, 55213
Telepon (0274) 63539

Tanggal :

SURAT TAGIHAN

NAMA
PELANG
GAN

NOMOR
KARTU
KREDIT

SALDO
AWAL

PEMBELIAN
BULAN INI

PEMBAYARAN
BULAN INI

JUMLAH
YANG
HARUS
DIBAYAR

Kepada YTH,

TGL
TRANSAKSI

NOMOR FAKTUR PENJUALAN

KETERANGAN

JUMLAH

JUMLAH YANG HARUS DIBAYAR

Sumber : Sistem Akuntansi Mulyadi (2010:207)

Gambar 2.2 Surat Tagihan
1. Jurnal Penjualan
Catatan akuntansi ini digunakan
untuk mencatat transaksi penjualan,
baik secara tunai maupun kredit.
Contoh jurnal penjualan pada
gambar 2.3 sebagai berikut :

2.5.3 Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan
akuntansi
yang
digunakan dalam sistem penjualan
kredit dengan kartu kredit menurut
Mulyadi (2010:207-209) adalah sebagai
berikut :

66

ISSN 2407 - 1072

Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018

Sumber : Sistem Akuntansi Mulyadi (2010:108)

Gambar 2.3 Jurnal Penjualan

2. Kartu Piutang
Catatan akuntansi ini merupakan
buku pembantu yang berisi rincian
mutasi piutang perusahaan kepada
tiap-tiap debiturnya. Dalam metode
pencatatan
piutang
tertentu
(ledgerless bookkeeping), buku

pembantu
piutang
ini
tidak
diselenggarakan dan digantikan
fungsinya dengan arsip faktur
penjualan menurut abjad. Contoh
kartu piutang pada gambar 2.4
sebagai berikut :

67

Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018

ISSN 2407 - 1072

KARTU PIUTANG
LEMBAR KE
NO REKENING
SYARAT
BATAS KREDIT

NO REKENING

TGL KETERANGAN FOL DEBIT KREDIT

Sumber : Sistem Akuntansi Mulyadi (2010:208)

Gambar 2.4 Kartu Piutang
3. Kartu Gudang
Catatan ini diselenggarakan oleh
fungsi gudang untuk mencatat
mutasi dan persediaan fisik barang

yang disimpan di gudang. Contoh
kartu gudang pada gambar 2.5
sebagai berikut :

KARTU GUDANG
NO. KODE

GUDANG

NAMA BARANG

LOKASI

SPESIFIKASI

MINIMUM

DITERIMA
Tgl

No
bukti

MAKSIMUM

DIPAKAI
Kuantitas

Tgl

SATUAN

SISA

No
Bukti

Kuantitas

Sumber : Sistem Akuntansi Mulyadi (2010:209)

Gambar 2.5 Kartu Gudang
68

Kuantitas

Ket

ISSN 2407 - 1072

Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
Mulyadi (2010:220-221) adalah sebagai
berikut :
1. Organisasi
a. Fungsi penjualan harus terpisah
dari fungsi kredit.
b. Fungsi akuntansi harus terpisah
dari fungsi penjualan dan fungsi
kredit.
c. Fungsi akuntansi harus terpisah
dari fungsi kas.
d. Transaksi penjualan kredit harus
dilaksanakan
oleh
fungsi
penjualan, fungsi kredit, fungsi
pengiriman, fungsi penagihan,
dan fungsi akuntansi. Tidak ada
transaksi penjualan kredit yang
dilaksanakan secara lengkap
hanya oleh satu fungsi tersebut.
2. Sistem Otorisasi dan Prosedur
Pencatatan
a. Penerimaan order dari pembeli
diotorisasi oleh fungsi penjualan
dengan menggunakan formulir
surat order pengiriman.
b. Persetujuan pemberian kredit
diberikan oleh fungsi kredit
dengan membubuhkan tanda
tangan pada credit copy (yang
merupakan tembusan surat order
pengiriman).
c. Pengiriman
barang
kepada
pelanggan diotorisasi oleh fungsi
pengiriman
dengan
cara
menandatangani
dan
membubuhkan
cap
“sudah
dikirim” pada copy surat order
pengiriman.
d. Penetapan harga jual, syarat
penjualan, syarat pengangkutan
barang, dan potongan penjualan
berada di tangan Direktur
Pemasaran dengan penerbitan
surat keputusan mengenai hal
tersebut.
e. Terjadinya piutang diotorisasi
oleh fungsi penagihan dengan
membubuhkan tanda tangan pada
faktur penjualan.
f. Pencatatan dalam kartu piutang
dan ke dalam jurnal penjualan,
jurnal penerimaan kas, dan jurnal
umum yang diotorisasi oleh
fungsi akuntansi dengan cara
memberikan tanda tangan pada

2.5.4 Jaringan Prosedur yang Membentuk
Sistem
Menurut Mulyadi (2010:209210)
jaringan
prosedur
yang
membentuk sistem penjualan kredit
adalah sebagai berikut :
1. Prosedur Order Penjualan
Dalam
prosedur
ini,
fungsi
penjualan menerima order dari
pembeli
dan
menambahkan
informasi penting pada surat order
dari pembeli, kemudian fungsi ini
membuat surat order pengiriman
dan
mengirimkannya
kepada
berbagai fungsi yang lain untuk
memungkinkan fungsi tersebut
memberikan
kontribusi
dalam
melayani order dari pembeli.
2. Prosedur Pengiriman Barang
Dalam prosedur ini, fungsi gudang
menyiapkan barang yang diperlukan
oleh pembeli dan fungsi pengiriman
mengirimkan
barang
kepada
pembeli sesuai dengan informasi
yang tercantum dalam faktur
penjualan kartu kredit yang diterima
dari fungsi gudang. Pada saat
penyerahan
barang,
fungsi
pengiriman meminta tanda tangan
penerimaan barang dari pemegang
kartu kredit di atas faktur penjualan
kartu kredit.
3. Prosedur Pencatatan Piutang
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi
mencatat tembusan faktur penjualan
kartu kredit ke dalam kartu piutang.
4. Prosedur Penagihan
Dalam
prosedur
ini
fungsi
penagihan
membuat
faktur
penjualan
kartu
kredit
dan
mengarsipkannya menurut abjad.
Secara periodik, fungsi penagihan
membuat
surat
tagihan
dan
mengirimkannya kepada pemegang
kartu kredit perusahaan., dilampiri
dengan faktur penjualan kartu kredit.
5. Prosedur Pencatatan Penjualan
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi
mencatat transaksi penjualan kartu
kredit ke dalam jurnal penjualan.
2.5.5 Unsur Sistem Pengendalian Intern
Unsur sistem pengendalian intern
dalam sistem penjualan kredit menurut
69

ISSN 2407 - 1072

Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018

dokumen
sumber
(faktur
penjualan, bukti kas masuk, dan
memo kredit).
g. Pencatatan terjadinya piutang
didasarkan pada faktur penjualan
yang didukung dengan surat
order pengiriman dan surat muat.
3. Praktik yang Sehat
a. Surat order pengiriman bernomor
urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan
oleh
fungsi penjualan.
b. Faktur penjualan bernomor urut
tercetak
dan
pemakaiannya
dipertanggungjawabkan
oleh
fungsi penagihan.
c. Secara periodik fungsi akuntansi
mengirim pernyataan piutang
(account receivable statement)
kepada setiap debitur untuk
menguji
ketelitian
catatan
piutang yang diselenggarakan
oleh fungsi tersebut.
d. Secara
periodik
diadakan
rekonsiliasi kartu piutang dengan
rekening control piutang dalam
buku besar.
4. Karyawan yang sesuai Mutu
Untuk mendapatkan karyawan
yang bertanggung jawab, kompenten
dan dapat dipercaya, maka cara yang
dapat ditempuh adalah sebagai
berikut :
a. Seleksi
calon
karyawan
berdasarkan persyaratan yang
dituntut oleh pekerjaannya.
b. Pengembangan
pendidikan
karyawan
selama
menjadi
karyawan perusahaan, sesuai
dengan tuntutan perkembangan
pekerjaannya.

jalan mendatangi perusahaan yaitu melalui
Wawancara, Kuisioner, dan Pengamatan.
a. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan
data, apabila peneliti melakukan study
pendahuluan
untuk
menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan
juga apabila peneliti ingin mengetahui
hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil.
b. Kuesioner (Angket)
Kuesioner adalah teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau
pertanyaan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya.
c. Pengamatan (Observation)
Pengamatan
adalah
teknik
pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan terhadap objek penelitian
atau elemen langsung untuk mengetahui
kegiatan operasional perusahaan.
2. Studi Kepustakaan (Library Research) :
Suatu cara pengumpulan data dengan jalan
membaca dan mempelajari buku-buku
diklat kuliah dan sumber lainnya yang ada
hubungannya dengan masalah yang
dibahas.
3.3 Sumber Data
Menurut Umi Narimawati (2010:98)
data yang diperlukan adalah sebagai
berikut :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan
sendiri oleh perorangan atau suatu
organisasi langsung melalui objeknya.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh
dalam bentuk yang sudah jadi berupa
publikasi.
Berdasarkan
sumber-sumber
pengumpulan data di atas, maka penelitian
menggunakan sumber data primer yang
berupa hasil wawancara dan kuisioner
terhadap perancangan sistem akuntansi
penjualan kredit pada CV. Tedmond
Fibreglass Palembang. Selain itu, peneliti
juga menggunakan sumber data sekunder
berupa sejarah singkat perusahaan, aktivitas
perusahaan, dan struktur organisasi serta
uraian tugas dari tiap-tiap bagian dalam
struktur organisasi, dokumen-dokumen yang
digunakan dalam sistem akuntansi terhadap

3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada CV.
Tedmond Fibreglass Palembang yang
beralamat di Jl. Jendral Sudirman No. 3006C
Paelembang.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penyusunan penelitian ini
menggunakan metode sebagai berikut :
1. Studi Lapangan (Field Reseach) : Peneliti
mengumpulkan data informasi dengan
70

ISSN 2407 - 1072

Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018

penjualan kredit, dan bagan alir sistem
akuntansi terhadap penjualan kredit CV.
Tedmond Fibreglass Palembang.

pencatatan piutang yang sesuai dengan
teori yang ada agar memudahkan dalam
memisahkan piutang yang tak tertagih.
Untuk jaringan prosedur pada order
pengiriman dan penagihan harus terpisah,
karena faktur penjualan dan tembusannya
dilakukan secara terpisah dari pembuatan
surat order pengiriman dan tembusan.
Surat order pengiriman daan tembusannya
dibuat oleh fungsi penjualan. Faktur
penjualan dan tembusannya dibuat oleh
fungsi penagihan setelah barang dikirim
oleh fungsi pengiriman.

3.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan
untuk penelitian penelitian ini adalah teknik
kuisioner, peneliti menggunakan teknik
analisis
ini
dengan
menggambarkan,
menganalisis data yang diperoleh dan
dibandingkan dengan teori-teori relevan yang
sudah ada.

4. PEMBAHASAN
4.1 Penerapan Bagian atau Fungsi
yang
Terkait
dalam
Sistem
Penjualan Kredit pada CV.
Tedmond Fibreglass Palembang
Menurut teori bagian atau fungsi
yang terkait dalam sistem penjualan kredit
seharusnya memiliki fungsi kredit, fungsi
penjualan,
fungsi
gudang,
fungsi
pengiriman, fungsi akuntansi, dan fungsi
penagihan. Di perusahaan CV. Tedmond
Fibreglass Palembang fungsi atau bagian
yang dimiliki sudah sesuai dengan teori
yang ada. Dalam hal ini tidak perlu ada
perubaham fungsi atau bagian yang harus
diubah, karena fungsi atau bagian yang
digunakan sudah baik.

4.3 Penerapan
Dokumen
yang
Digunakan dalam Sistem Penjualan
Kredit
pada
CV.
Tedmond
Fibreglass Palembang
Menurut teori yang digunakan
dalam sistem penjualan kredit hanya ada 2
(dua) yaitu faktur penjualan kartu kredit
dan surat tagihan, untuk harga pokok
penjualan dan bukti memorial sebagai
dokumen pelengkap. Sedangkan yang
digunakan perusahaan CV. Tedmond
Fibreglass Palembang ada 5 (lima) yaitu
daftar pesanan barang, surat pengantar,
surat penagihan, surat jalan, dan faktur
penjualan. Terlihat dari teori bahwa
perusahaan ini belum memiliki surat
tagihan,
rekapitulasi
harga
pokok
penjualan dan bukti memorial. Dokumen
yang ada di perusahaan harus dilengkapi
dan harus sesuai dengan sistem penjualan
kredit, agar penjualan dan penyimpanan
dokumen bisa lebih efisien dan efektif.
Untuk menambah dokumen di perusahan
ini ada baiknya ada penambahan bagian
untuk mengurus dan mengatasi dokumen
tersebut, sehingga dokumen dapat
digunakan
sebagaimana
mesti
kegunaanya. Usulan dokumen yang harus
dimiliki perusahaan CV. Tedmond
Fibreglass Palembang yang dibuat
peneliti sesuai dengan teori sistem
akuntansi penjualan kredit adalah sebagai
berikut :

4.2 Penerapan Jaringan Prosedur yang
Membentuk Sistem Penjualan
Kredit
pada
CV.
Tedmond
Fibreglass Palembang
Menurut teori jaringan prosedur
yang membentuk sistem penjualan kredit
seeharusnya memiliki prosedur order
penjualan, prosedur pengiriman barang,
prosedur pencatatan piutang, prosedur
penagihan, dan prosedur pencatatan
piutang. Di perusahaan CV. Tedmond
Fibreglass Palembang belum memiliki
prosedur pencatatan piutang yang sesuai
dengan teori yang dijelaskan, maka dari
itu seharusnya bagian akuntansi mencatat
surat penagihan ke dalam buku piutang
sebagai rekapan dari piutang CV.
Tedmond Fibreglass Palembang dan ada
baiknya diterapkan segera prosedur
71

Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018

ISSN 2407 - 1072

Cv.Tedmond Fibreglass Palembang
2017
JL. Jendral Sudirman No 3006C
Telp (0711) 311055

Tanggal : 14 April
Nomor : TD14001

SURAT TAGIHAN

NAMA
PELANGGA
N

NOMOR
KARTU
KREDIT

SALDO
AWAL

PEMBELIAN
BULAN INI

PEMBAYARAN
BULAN INI

JUMLAH
YANG
HARUS
DIBAYAR

Kepada YTH,
Toko Abadi Jaya
Pasar 16 ilir

TGL
TRANSAKSI

NOMOR FAKTUR PENJUALAN

KETERANGAN

JUMLAH

JUMLAH YANG HARUS DIBAYAR

Gambar 4.1 Bagan Surat Tagihan

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Surat tagihan ini dibagi menjadi dua
bagian yaitu bagian atas merupakan dokumen
yang harus disobek dan dikembalikan
bersama cek oleh pelanggan ke perusahaan
sedangkan bagian bawah berisi rincian
transaksi
pembelian
yang
dilakukan
pelanggan dalam periode tertentu. Dokumen
surat tagihan yang diperlukan oleh
manajemen dari transaksi sistem penjualan
kredit adalah sebagai berikut: :

72

Nama dan alamat perusahaan lengkap
Tanggal terbit dokumen
Nama pelanggan
Nomor kartu kredit
Saldo awal
Pembelian bulan ini
Pembayaran bulan ini
Jumlah harus yang dibayar
Tanggal transaksi
Nomor Faktur Penjualan

Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018

ISSN 2407 - 1072

CV. TEDMOND FIBREGLASS PALEMBANG
JL. Jendral sudirman KM 3.5 No 3006 C Palembang
Telp. 0711-311055/0711-361406
Nomor: TFG-F 05.02.00.01
REKAP HARGA POKOK PENJUALAN
NOMOR
NAMA PERSEDIAAN

TGL PEMBUATAN
JUMLAH RUPIAH

BAGIAN KARTU
PERSEDIAAN

DEPARTERMEN AKUNTANSI BIAYA

Gambar 4.2 Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan
bukti memorial untuk mecatat harga
pokok produk yang dijual dalam
periode akuntansi tertentu. Dokumen
rekapitulasi harga pokok penjualan
yang diperlukan dalam sistem akuntansi
adalah sebagai berikut :
1. Nomor
2. Nama persediaan
3. Tanggal pembuatan
4. Jumlah
5. Departermen akuntansi biaya
6. Bagian kartu persediaan

Rekapitulasi
harga
pokok
penjualan
merupakan
dokumen
pendukung yang digunakan untuk
menghitung total harga pokok produk
yang dijual selama periode akuntansi
tertentu. Data yang dicantumkan dalam
rekapitulasi harga pokok penjualan
berasal dari kartu persediaan. Secara
periodik harga pokok produk yang
dijual selama jangka waktu tertentu
dihitung dalam rekapitulasi beban
pokok penjualan dan kemudian
dibuatkan dokumen sumber berupa

73

ISSN 2407 - 1072

Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018

Gambar 4.3 Bukti Memorial
Bukti
memorial
merupakan
dokumen yang dipakai sebagai dasar
pencatatan tambahan harga pokok
persediaan
produk
jadi
dan
berkurangnya harga pokok penjualan
akibat transaksi retur penjualan. Dalam
sistem
penjualan
kredit,
bukti
memorial merupakan dokumen sumber
untuk mencatat harga pokok produk
yang dijual dalam periode akuntansi
tertentu.
Bukti memorial yang diperlukan
dalam sistem akuntansi adalah sebagai
berikut :
1. Nomor
2. Tanggal
3. Keterangan Debit dan Kredit
4. Tanda tangan orang yang Disetujui,
Dicatat, Diverifikasi, dan Dibuat.

4.4

Penerapan Catatan Akuntansi yang
Digunakan dalam Sistem Akuntansi
Penjualan Kredit pada CV. Tedmond
Fibreglass Palembang
Menurut teori catatan akuntansi yang
digunakan dalam sistem penjualan kredit ada
3 (tiga) yaitu jurnal penjualan, kartu piutang
dan kartu gudang. Sedangkan yang digunakan
perusahaan masih belum lengkap yaitu belum
terdapatnya kartu gudang untuk keluar dan
masuknya barang sehingga sering terjadi
kesalahan dalam stok barang. Ada baiknya
dibuat kartu gudang yang diselenggarakan
oleh fungsi gudang dan berisi kuantitas barang
yang disimpan di gudang beserta mutasinya,
sehingga pencatatan pergerakan transaksi
keluar masuk sesuai dengan barang yang
dikeluarkan dari gudang. Berikut usulan kartu
gudang yang dibuat peneliti sesuai dengan
teori sistem akuntansi penjualan kredit adalah
:

74

Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018

ISSN 2407 - 1072

KARTU GUDANG
NO. KODE

: 50111

GUDANG : Loc. Air Batu

NAMA BARANG : T.Grand

LOKASI

DITERIMA
Tgl

No
bukti

Kuantitas

: KM 20

DIPAKAI
Tgl

No

Kuantitas

SISA
Kualitas

Ket

Bukti

Gambar 4.4 Kartu Gudang
Kartu Gudang merupakan kartu
yang digunakan untuk mencatat mutasi
tiap
jenis
persediaan
barang.
Pentingnya kartu gudang untuk
perusahaan CV. Tedmond Fibreglass
Palembang
adalah
memberikan
informasi tentang persediaan barang
tentang
jumlah
dan
nilainya,
memberikan data persediaan barang
dagangan yang diperlukan untuk
kepentingan perhitungan dan analisis,
dan
mengontrol
penerimaan,
penyimpanan,
dan
pemakaian
persediaan barang dagangan. Kartu
gudang yang diperlukan perusahaan
dalam sistem akuntansi penjualan kredit
berupa nomor kode, nama barang,
lokasi gudang, tanggal masuk dan
keluar barang, jumlah masuk dan keluar
barang, serta keterangan barang.

4.5 Penerapan Unsur - unsur Pengendalian
Intern dalam Sistem Akuntansi
Penjualan Kredit
Menurut teori yang ada, unsur-unsur
pengendalian intern dalam sistem akuntansi
penjualan kredit CV. Tedmond Fibreglass
Palembang sudah cukup baik. Hanya saja
perlu mengubah fungsi atau bagian organisasi
yang lebih baik dan teratur. Unsur-unsur
pengendalian intern yang seharusnya ada
dalam sistem penjualan kredit dirancang
untuk mencapai tujuan pokok sistem
pengendalian akuntansi yaitu menjaga asset
perusahaan dan menjamin ketelitian piutang
dagang dan pendapatan penjualan. Berikut
usulan fungsi atau bagian yang disusun
peneliti sesuai dengan teori sistem akuntansi
penjualan kredit adalah :
1. Bagian penjualan terpisah dari bagian
penagihan.
2. Bagian akuntansi terpisah dari bagian
penjualan.
3. Order dari pelanggan diotorisasi oleh
bagian order.
75

ISSN 2407 - 1072

Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018

4. Pengiriman barang diotorisasi oleh fungsi
pengiriman.
5. Pencatatan buku piutang, jurnal penjualan
diotorisasi oleh fungsi akuntansi.
6. Penggunaan dokumen bernomor urut
tercetak.
7. Secara
periodik
bagian
akuntansi
mengirimkan pernyataan saldo kepada
pelanggan.
8. Retur penjualan diotorisasi oleh fungsi
penjualan dengan mencantumkan tanda
tangan otorisasi dalam memo kredit.
9. Transaksi
retur
penjualan
harus
dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi
penerimaan, dan fungsi akuntansi. Tidak
ada transaksi retur tersebut, maka
terjadinya kesulitan dalam pemotongan
tagihan pelanggan.

perusahaan karena bagian ini bertugas
untuk menerima order penjualan dan
melaporkan ke bagian penjualan dari
pelanggan.
3. Dalam melaksanakan kegiatan transaksi
penjualan kredit, CV. Tedmond Fibreglass
Palembang menggunakan dokumen surat
jalan dan faktur penjualan. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap transaksi
penjualan ada dokumen sebagai bukti
pembayaran dari pelanggan.
4.6.2 Kelemahan – Kelemahan
yang
Terdapat pada Sistem Akuntansi
Penjualan
Kredit
Pada
CV.
Tedmond Fibreglass Palembang
Adapun kelemahan-kelemahan yang
terdapat pada sistem akuntansi penjualan
kredit CV. Temond Fibreglass Palembang
sebagai berikut :
1. Dalam sistem penjualan kredit CV.
Temond Fibreglass Palembang, untuk
bagian penagihan masih menjadi satu
dengan bagian akuntansi. Hal ini harus ada
pemisahan bagian untuk menghindari
terjadinya kesalahan CV. Tedmond
Fibreglass Palembang dalam pencatatan
piutang.
2. Dalam sistem penjualan kredit CV.
Temond Fibreglass Palembang tidak ada
dokumen rekapitulasi harga pokok
penjualan. Hal ini dapat mempersulit
bagian akuntansi dalam mencatat transaksi
penjualan ke dalam jurnal penjualan.
3. Dalam
pencatatan
akuntansi
yang
digunakan CV. Temond Fibreglass
Palembang tidak terdapat kartu gudang.
Hal ini dapat mempersulit bagian
akuntansi dalam pencatatan harga pokok
penjualan.

4.6

Kelebihan dan Kelemahan yang
Terdapat Pada Sistem Akuntansi
Penjualan Kredit pada CV. Tedmond
Fibreglass Palembang
Berdasarkan hasil analisis pada sistem
akuntansi penjualan kredit di CV. Tedmond
Fibreglass Palembang terdapat kelebihan dan
kelemahan-kelemahan dalam menjalankan
kegiatan usahanya, maka dalam pembahasan
ini akan diuraikan kelebihan dan kelemahan
perancangan sistem akuntansi penjualan kredit
yang ada pada CV. Tedmond Fibreglass
Palembang.
4.6.1 Kelebihan-Kelebihan yang Terdapat
Pada Sistem Akuntansi Penjualan
Kredit pada CV. Tedmond Fibreglass
Palembang
Adapun kelebihan-kelebihan yang
terdapat pada sistem akuntansi penjualan
kredit CV. Tedmond Fibreglass Palembang
sebagai berikut :
1. Dalam melaksanakan transaksi penjualan
kredit
CV.
Tedmond
Fibreglass
Palembang melibatkan bagian-bagian yang
terkait
sehingga
perusahaan
dapat
dikatakan sudah cukup baik dalam
pelaksanaan kegiatannya. Hal ini dapat
dilihat dari semua bagian yang terkait
seperti bagian order, bagian penjualan,
bagian produksi, bagian pengiriman, dan
bagian akuntansi, sehingga kegiatan bisa
berjalan dengan lancar karena semua
tanggung jawab yang ada sudah ditangani
oleh masing-masing bagian.
2. Dalam transaksi penjualan kredit, ada
bagian order. Hal ini dapat menguntungkan

5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisis dan
pembahasan sistem akuntansi penjualan kredit
pada CV. Tedmond Fibreglass Palembang,
maka disimpulkan sebagai berikut :
1. Sistem akuntansi penjualan kredit pada
CV. Tedmond Fibreglass Palembang
sudah cukup baik. Bagian atau fungsi yang
terkait sudah sesuai dengan teori-teori
sistem akuntansi penjualan kredit. Akan
tetapi, berdasarkan pembahasan yang telah
dibahas adapun kekurangan-kekurangan
76

ISSN 2407 - 1072

Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018

yang diperlukan perusahaan CV. Tedmond
Fibreglass Palembang yaitu :
a) Pada
jaringan prosedur
sistem
akuntansi penjualan kredit, perusahaan
belum memiliki prosedur pencatatan
piutang.
b) Pada dokumen yang digunakan sistem
akuntansi penjualan kredit, perusahaan
belum memiliki berupa surat tagihan,
rekapitulasi harga pokok penjualan dan
bukti memorial.
c) Pada catatan yang digunakan sistem
akuntansi penjualan kredit, perusahaan
belum memiliki catatan pada kartu
gudang.
2. Perusahaan CV. Tedmond Fibreglass
Palembang masih ada kekurangan dalam
hal penerapan perancangan sistem
akuntansi
penjualan
kredit
pada
perusahaan. Perancangan yang diperlukan
pada perusahaan CV. Tedmond Fibreglass
Palembang yaitu :
a) Perancangan pada pencatatan piutang
perusahaan.
b) Perancangan pada dokumen surat
tagihan, rekapitulasi harga pokok
penjualan, dan bukti memorial.
c) Perancangan pada catatan kartu
gudang yang belum ada.

2. Diperlukan adanya perbaikan dalam hal
perancangan sistem akuntansi penjualan
kredit pada perusahaan CV. Tedmond
Fibreglass Palembang guna memudahkan
karyawan dalam melakukan bagian atau
fungsi yang dikerjakan di perusahaan.
Perbaikan perancangan yang diperlukan
perusahaan sebagai berikut :
a) Membuat
perancangan
pada
pencatatan piutang perusahaan.
b) Membuat perancangan pada dokumen
surat tagihan, rekapitulasi harga
pokok penjualan, dan bukti memorial.
c) Membuat Perancangan pada catatan
kartu gudang.

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan,
Zaki.
2008.
Intermediate. Edisi 8.
BPFE.

Akuntansi
Yogyakarta:

Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi. Edisi
Ketiga. Cetakan Kelima. Jakarta:
Salemba Empat.
Muristianto.
2014.
http://webmuhammadiyah.blogspot.co
m/2014/08/pengertian-penjualanpenjualan-jenispenjualan.html.
(16
Februari 2017)

5.2 Saran
Berdasarkan
kesimpulan-kesimpulan
yang telah diuraikan maka peneliti mencoba
memberikan saran-saran yang mungkin
bermanfaat bagi perusahaan, adapun saransarannya sebagai berikut :
1. Diperlukan adanya penerapan sistem
akuntansi penjualan kredit yang belum ada
di CV. Tedmond Fibreglass Palembang
guna untuk memperbaiki sistem penjualan
kredit perusahaan adalah sebagai berikut :
a) Penerapan untuk prosedur pencatatan
piutang.
d) Penerapan untuk dokumen berupa
surat tagihan, rekapitulasi harga pokok
penjualan dan bukti memorial.
b) Penerapan untuk catatan pada kartu
gudang.

Narimawati,
Umi.
2008.
Metodologi
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif:
Teori dan Aplikasi. Bandung: Agung
Media.
Soemarso. 2010. Akuntansi Suatu Pengantar .
Edisi 5. Cetakan keenam. Jakarta:
Rineka Cipta.
http://www.noficahyono.com/2015/07/peranc
angan-sistem-informasi
akuntansi_13.html. Diakses 05 Januari
2017

77