TAFSIR AYAT AYAT TENTANG SEJARAH DAN KIS

TAFSIR AYAT-AYAT TENTANG SEJARAH DAN KISAH DALAM AL-QUR’AN
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir
Mata Kuliah : Tafsir
Dosen Pengampu : Nadhifah, M.SI

Disusun :
Nanik Maningrum (113411090)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014

0

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Al-Qur’an membahas mengenai pokok-pokok bahasan yaitu mengenai akhlak, janji
dan ancaman, aqidah, ibadah, sejarah dan kisah. Al-Qur’an menganjurkan untuk
mempelajari dan memahami sejarah dan kisah pada zaman dahulu serta mampu

memperoleh ilmu dan hikmahnya. Dengan sejarah kita dapat melihat dengan jelas
peninggalan umat-umat terdahulu, sehingga kita dapat memahami dan menghayati
peristiwa-peristiwa yang terjadi pada zaman dahulu melalui bacaan atau pelajaran
sejarah dan Al-Qur’an juga ikut menjelaskan sejarah-sejarah zaman orang-orang
terdahulu.
Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW melalui Jibril AS
sebagai mukjizat yang terbesar. Salah satu isi pokok ajarannya adalah mengenai sejarah
dan kisah umat terdahulu. Keterangan tentang sejarah dan kisah umat terdahulu
didalam kitab Al-Qur’an tentunya memiliki tujuan. yaitu merupakan sebagai
petunjuk/pelajaran bagi umat islam yang selanjutnya agar dapat mengambil hikmah
dari peristiwa yang sudah terjadi dimasa lalu. Sehingga dimasa sekarang umat manusia
khususnya umat islam tidak terjerumus hal-hal yang tidak baik
Pada makalah ini, pemakalah akan memaparkan secara rinci ayat-ayat tentang sejarah
dan kisah.
2. Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian sejarah dan kisah?
b. Bagaimana ayat-ayat tentang sejarah dan kisah dalam Al-Qur’an?
c. Apakah macam-macam kisah yang terdapat dalam Al-Qur’an?
B. Pembahasan
1. Pengertian kisah dan sejarah

Secara Etismologis, Kata sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab (‫شجرة‬:
šajaratun) yang artinya pohon. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh (‫تاريخ‬
). Adapun kata tarikh dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih adalah waktu atau
penanggalan. Kata Sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang berarti
ilmu atau orang pandai. Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi history, yang berarti
masa lalu manusia. Kata lain yang mendekati acuan tersebut adalah Geschichte yang
berarti sudah terjadi.
Sejarah (bahasa Yunani: ἱστορία, historia, yang berarti "penyelidikan, pengetahuan
yang diperoleh melalui penelitian") adalah studi tentang masa lalu, khususnya
bagaimana kaitannya dengan manusia. Dalam bahasa Indonesia sejarah babad, hikayat,
1

riwayat, atau tambo dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar
terjadi pada masa lampau atau asal usul (keturunan) silsilah, terutama bagi raja-raja
yang memerintah.
Pengertian Sejarah berdasarkan para ahli:
-

Moh. Yamin : Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil
penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan.


-

Ibnu Khaldun (1332-1406): Sejarah didefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat
umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat masyarakat itu.

-

R. Moh. Ali :Moh. Ali dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia,
mempertegas pengertian sejarah sebagai berikut:1
 Jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di
sekitar kita.
 Cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan
di sekitar kita.
 Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian, dan atau
peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita

2. Ayat-ayat tentang sejarah dan kisah dalam Al-Qur’an
a. Q.S Ali Imron(3): 137
ô‰s%


ôMn=yz

`ÏB

öNä3Î=ö6s%

×ûsöß™



(#r玍šsù ’Îû ÇÚö‘F{$# (#rãÝàR$$sù y#ø‹x. tb
%x. èpt6É)»tã tûüÎ/Éj‹s3ßJø9$# ÇÊÌÐÈ

Artinya:“Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah,
karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat
orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).”

1 http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah, diakses ada tanggal 29-12-2014, pukul 02:07PM


2

1. Asbabun Nuzul
Sunnah Allah, artinya ketentuan yang berlaku, bahwa yang hak pada akhirnya
akan menang dan yang bathil akan kalah. Secara umum ayat ini masih dalam
rangka uraian tentang peperangan Uhud (yang dimulai dari ayat 121) mengenai
kejadian-kejadian yang penting dan sikap orang-orang kafir terhadap orang-orang
mukmin yang berakhir dengan kemenangan orang-orang mukmin, berkat
keimanan dan kesabaran dalam menghadapi segala macam bahaya dan rintangan
untuk mempertahankan dan menegakkan kebenaran.2
2. Tafsir
Pengertian ayat di atas adalah bahwa kehendak Allah pada makhluk-Nya
berjalan sesuai dengan Sunnatullah yang maha bijaksana. Barang siapa berjalan
pada sunnah tersebut maka akan berhasil, sekalipun ia seorang mulhid atau
watsani. Dan siapa saja menyimpang darinya akan rugi, meskipun ia seorang Nabi
atau shiddiq.3
Berdasarkan pengertian ini, tidak mengherankan jika kaum Muslimin
mengalami kekalahan dalam perang Uhud, dan kaum musyrikin bisa mendekati
Nabi SAW., bahkan sempat melukai beliau dan merontokkan giginya, serta
menjerumuskannya ke dalam lubang. Yang diakibatkan karena kaum muslimin

saat itu berada dalam dua kondisi, yaitu khawatir dan penuh harap.
3. Munasabah
Adapun hubungan ayat ini dengan ayat sebelumnya yaitu ayat 135 dan 136,
sebelumnya menurut Ibnu Ar Razi ialah: setelah Allah SWT menjanjikan untuk
memberikan ampunan dan surga kepada orang yang taat dan orang yang
bertaubat, maka pada ayat ini Allah menyebutkan hal-ikhwal ummat yang taat dan
yang tidak taat pada abad-abad yang lampau supaya orang-orang mukmin
mengambil i’tibar dan pelajaran daripadanya.
Pada ayat 137 ini, Allah menerangkan bahwa sunnahNya (ketentuan yang
berlaku) terhadap makhlukNya, semenjak umat-umat dahulu kala sebelum umat
Nabi Muhammad SAW, tetap berlaku sampai sekarang. Dan Allah menyuruh kita
menyelidiki dan memperhatikan sebab-sebab ditimpakannya azab kepada orangorang yang mendustakan kebenaran.
2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Tafsirnya Jilid II, (Yogyakarta: PT.Dana Bhakti
Wakaf, 1990), hal 53.
3 Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi 4( Semarang: PT.Toha Putra, 1986)
Cet.1,hal.128-129.

3

Adapun selanjutnya dalam ayat 138 menjelaskan bahwa apa yang tersebut

pada 137 adalah penerangan bagi seluruh manusia dan petunjuk serta pelajaran
bagi orang-orang bertakwa.
b. Q.S Yusuf (12):111
ô‰s)s9 šc%x. ’Îû öNÎhÅÁ|Ás% ×ouŽö9Ïã ’Í