Meningkatkan Pendidikan Karakter terhada. doc

Meningkatkan Pendidikan Karakter terhadap Siswa dengan Kurikulum 2013
Siti Faizzatul Munawaroh
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
faizzah45@gmail.com
Abstrak: Pada saat ini dengan berkembangnya zaman membuat perubahan yang cukup drastis
yang mempengaruhi karakter anak bangsa. Seperi pada kenyataannya, sekarang ini moral
peserta didik sudah mulai terkikis. Banyak masalah yang muncul mengenai pendidikan
karakter pada kebribadian anak. Maka dari itu dalam pendidikan di Indonesia perlu di
adakannya pendidikan karakter guna membentuk karakter bangsa yang berakhlak mulia.
Selain masa pembentukan karakter pada tahap awal yaitu pembentukan karakter dalam
lingkup keluarga, dalam lingkungan sekolah pun mempunyai arti penting untuk
mengembangkan karakter bahkan dapat mengubah karakter anak didik yang dinilai tidak baik
lalu menjadikannya karakter yang dinilai baik. Dalam lingkup sekolah ini pendidikan
karakter ditingkatkan melalui kurikulum 2013. Artikel ini mengungkapkan penganalisisan
saya pada pendidikan karakter, faktor-faktor dari lemahnya pendidikan karakter, dan
pengaruh kurikulum 2013 terhadap peningkatan pendidikan karakter.
Kata kunci : Pendidikan Karakter, Siswa, Kurikulum 2013.
Abstract: At this time the development of the times to make fairly drastic change that affects
the character of the nation. Like in reality, it is the moral of learners has begun to erode.
Many of the problems that arise regarding the child's character personality education.

Therefore in education in Indonesia needs to be invented character education to shape the
character of the nation's morality. In addition to the formation of character in the early
stages of establishing characters within the family, in the school environment was an
important means for developing character can even change the character of the students
were judged to be good and make the characters are considered good. Within the scope of
this school character education is enhanced through curriculum in 2013. This article reveals
analyzing me on character education, factors of weakness of character education, and the
influence of the curriculum in 2013 to improving the education of character.
Key word : Character education, students, Curriculum in 2013.
Pendahuluan
Pendidikan karakter di Sekolah Dasar merupakan salah satu awal dari penanaman
karakter karena masih di dalam tahap perkembangan di dalam dirinya. Karena tidak bisa
dipungkiri bahwa pada saat ini para generasi muda tidak mengenali dirinya sebagai bangsa
yang beragam suku, kultur, sosial serta budaya yang berbeda-beda. Adapun salah satu
tantangan yang dihadapi oleh dunia pendidikan saat ini adalah mengemukanya fenomena
negatif di kalangan pelajar. Mulai dari perkelahian antarpelajar, peredaran narkoba, sampai
dengan pergaulan bebas tampaknya masih sulit dilepaskan dari kehidupan pelajar saat ini.
Hal ini sangatlah berbahaya untuk kehidupan mereka. Menurut Akbar (dalam Asmani,
2013:22) menyatakan bahwa praktek pendidikan di Indonesia cenderung berorientasi pada
pendidikan berbasis hard skill (ketrampilan teknis) yang lebih bersifat mengembangkan

intelligence quotient (IQ), sedangkan kemampuan soft skill yang tertuang dalam emotional

intelligence (EQ) dan spiritual intelligence (SQ) sangat kurang. Atas dasar inilah, pemerintah
kemudian melakukan perubahan pada kurikulum sekolah yang kemudian kita kenal dengan
Kurikulum 2013.
Bahwa sebenarnya terdapat potensi dalam perubahan kurikulum, yang awalnya KTSP
2006 menjadi Kurikulum 2013. Hal ini untuk meningkatkan pendidikan karakter terhadap
siswa. Potensi tersebut terdapat dalam kurikulum 2013 karena menurut hasil penelitian
Marlina (2013:27) menyatakan bahwa Kurikulum 2013 membentuk siswa melakukan
pengamatan/observasi, bertanya dan bernalar terhadap ilmu yang diajarkan. Siswa diberi
mata pelajaran berdasarkan tema yang terintegrasi agar memiliki pengetahuan untuk tentang
lingkungan, kehidupan, dan memiliki pondasi pribadi tangguh dalam kehidupan sosial serta
kreativitas yang lebih baik. Adapun pendidikan karakter juga diajarkan untuk mengatur tata
kelakuan manusia pada aturan khusus, hukum, norma, adat kebiasaan dalam bidang
kehidupan sosial manusia yang memiliki pengaruh sangat kuat pada sikap mental (mental
attitude) manusia secara individu dalam aktivitas hidup.
Artikel ini bertujuan untuk memberikan wawasan terhadap guru bahwa kurikulum
2013 sangatlah penting untuk meningkatkan pendidikan karakter siswa. Karena salah satu hal
mendasar dalam kurikulum 2013 ini adalah bergesernya orientasi pembelajaran. Pendidik
tidak lagi menitik beratkan pada aspek kognitif (pengetahuan), tapi lebih terfokus pada

perkembangan sikap (spiritual dan sosial) peserta didik.
Pembahasan
Menurut Allport (dalam Narwanti, 2011:2) menyatakan bahwa pendidikan karakter
adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psiko-fisik individu yang menentukan
tingkah laku dan pemikiran individu secara khas. Pembentukan karakter merupakan salah
satu tujuan pendidikan nasional. Pasal 1 UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di
antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk
memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.
Adapun menurut Purwadi (dalam Azzet, 2011:27) menyatakan bahwa pendidikan
karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan
(cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Dengan pendidikan karakter yang
diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya.
Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa
depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan
kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.
Jadi pendidikan karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas
tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa
dan negara yang mencakup tiga aspek yaitu pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan
tindakan (action).
Globalisasi yang ada di hadapan kita sebagai sebuah fakta tidak bisa diingkari.

Revolusi teknologi, transportasi, informasi, dan komunikasimenjadikan dunia ini tanpa batas.
Menurut Mastuhu (dalam Asmani, 2007:49-50) menunjukkan bahwa globalisasi memberi
peluang dan fasilitas yang luar biassa bagi siapa yang mau dan mampu memanfaatkannya,
baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan manusia seutuhnya. Hal ini jelas
akan berdampak pada moral bangsa jika karakter bangsa tidak diperkokoh. Kenapa harus

diperkokoh karakternya? Sebab globalisasi tidak hanya membawa dampak positif, tapi juga
negatif. Kompetisi, integrasi, dan kerja sama adalah dampak positif globalisai. Lahirnya
generasi instan, degradasi moral, dan konsumerisme adalah dampak negatif dari globalisasi.
Jika karakter bangsa terutama para siswa tidak diperkokoh maka moralitas menjadi
longgar. Sesuatu yang dianggap tabu sekarng menjadi biasa-biasa saja. Akhirnya karakter
anak bangsa menjadi rapuh, mudah diterjang ombak, terjerumus dalam tren budaya yang
melenakan dan tidak memikirkan akibat yang ditimbulkan. Menurut Wanto (dalam Asmani,
2013:23) akhir-akhir ini permasalahan free sex di kalangan muda semakin memprihatinkan,
terutama pemuda yang kurang baik taraf penanaman keimanan dan ketakwaan mereka. Di
sinilah pentingnya internalisasi pendidikan karakter di sekolah secara intensif dengan
keteladanan, kearifan dan kebersamaan, baik dalam program intra kurikuler maupun ekstra
kurikuler yang sesuai dengan kurikulum 2013.
Unsur-unsur Pendidikan Karakter
Menurut hasi penelitian Mu`in (2011:162) menunjukkan bahwa secara psikologis dan

sosiologis, dalam diri manusia terdapat beberapa unsur yang dapat membentuk karakter
seseorang. Unsur-unsur ini kadang juga menunjukkan bagaimana karakter seseorang. Unsurunsur itu antara lain; sikap, emosi, kemauan, kepercayaan, dan kebiasaan.
a) Pertama adalah sikap (attitude), sikap seseorang biasanya adalah merupakan bagian
karakternya, bahkan dianggap sebagai cerminan karakter seseorang tersebut. Sikap
seseorang dalam menghadapi sesuatu yang dialaminya, biasanya menunjukkan
bagaimana karakternya. Namun tidak seratus persen sikap yang ditunjukkan adalah
karakternya, melainkan ada kemungkinan sebab lain yang mendorong untuk
menunjukkan sikapnya.
b) Kedua emosi (emotion), emosi identik dengan perasaan yang kuat. Emosi adalah
gejala dinamis dalam situasi yang dirasakan manusia, yang disertai dengan efeknya
pada kesadaran, perilaku, dan juga merupakan proses fisiologis. Misalnya, saat kita
merespon sesuatu yang melibatkan emosi, kita menyadari dan mengetahui makna apa
yang hadapi dan baru saja terjadi (kesadaran), kita merespon apa yang terjadi dengan
marah tegang kemudai janjung berdetak kencang (fisiologis). Kita bereaksi terhadap
apa yang menimpa kita (perilaku).
c) Ketiga kepercayaan (trust), kepercayaan adalah komponen kognitif manusia dari
faktor sosiopsikologis. Kepercayaan bahwa itu benar, itu salah atas dasar bukti,
sugesti otoritas, pengalaman, dan intuisi sangatlah penting untuk membangun watak
dan karakter manusia.
d) Keempat kebiasaan dan kemauan (habit and ambition). Kebiasaan adalah aspek

perilaku yang menetap, berlangsung secara otomatis, tidak direnakan. Kebiasaan
adalah pelaziman yang berlangsung pada waktu yang lama atau sebagai reaksi khas
yang diulangberkali-kali. Setiap orang membpunyai kebiasaan yang berbeda dalam
merespon stimulus tertentu. Adapun kemauan merupakan kondisi yang sangat
mencerminkan karakter seseorang. Ada orang yang mempunyai kemauan kuat untuk
mengalahkan kebiasaan. Ada pula orang yang lemah sehingga kebiasaan mengalahkan
kemauannya.
e) Kelima konsepsi diri (self conception). Hal penting lainnya yang berkaitan dengan
pembangunan karakter (character bulding) adalah konsepsi diri. Konsepsi diri adalah

bagaimana kita harus membangun diri, apa yang kita inginkan dari, dan bagaimana
kita menempatkan diri dalam kehidupan. Dalam menjalani hidup bukan hanya
mengatakan biarlah mengalir, terjadilah apa yang terjadi cuek pada diri sendiri.
Kelima unsur karakter itulah perlu dikembangkan. Namun demikian, kita harus tetap
memegang konsep bahwa pendidikan sebagai agent of change harus mampu mengubah
karakter peserta didik yang kurang baik menjadi karakter yang baik, dan mengembangkan
karakter yang luhur menjadi karakter yang lebih biak lagi.
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 sering disebut juga dengan kurikulum berbasis karakter. Kurikulum
ini merupakan kurikulum baru yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia. Kurikulum 2013 sendiri merupakan sebuah kurikulum yang
mengutamakan pada pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, dimana siswa dituntut
untuk paham atas materi, aktif dalam proses berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan
santun dan sikpa disiplin yang tinggi. Kurikulum ini secara resmi menggantikan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan yang sudah diterapkan sejak 2006 lalu.
Dalam Kurikulum 2013 tersebut, mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta
didik pada satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau pun jenjang pendidikan. Sementara
untuk mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik, dipilih sesuai dengan pilihan dari
nmereka. Kedua kelompok mata pelajaran bersangkutan (wajib dan pilihan) terutamanya
dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan tingkat menengah yakni SMA dan
SMK. Sementara itu mengingat usia dan perkembangan psikologis dari peserta didik usia 7 –
15 tahun, maka mata pelajaran pilihan yang ada belum diberikan untuk peserta didik tingkat
SD dan SMP. Beberapa aspek yang terkandung dalam kurikulum 2013 tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut:
a) Pengetahuan (kognitif)
Untuk aspek pengetahuan pada kurikulum 2013, masih serupa dengan aspek di
kurikulum yang sebelumnya, yakni masih pada penekanan pada tingkat pemahaman
siswa dalam hal pelajaran. Nilai dari aspek pengetahuan bisa diperolehjuga dari
Ulangan Harian, Ujian Tengah/Akhir Semester, dan Ujian Kenaikan Kelas. Pada
kurikulum 2013 tersebut, pengetahuan bukanlah aspek utama seperti pada kurikulumkurikulum yang dilaksanakan sebelumnya.

b) Keterampilan (psikomotorik)
Keterampilan merupakan aspek baru yang dimasukkan dalam kurikulum di Indonesia.
Keterampilan merupakan upaya penekanan pada bidang skill atau kemampuan.
Misalnya adalah kemampuan untuk mengemukakan opini pendapat,
berdiksusi/bermusyawarah, membuat berkas laporan, serta melakukan presentasi.
Aspek Keterampilan sendiri merupakan salah satu aspek yang cukup penting karena
jika hanya dengan pengetahuan, maka siswa tidak akan dapat menyalurkan
pengetahuan yang dimiliki sehingga hanya menjadi teori semata.
c) Sikap (afektif)

Aspek sikap tersebut merupakan aspek tersulit untuk dilakukan penilaian. Sikap
meliputi perangai sopan santun, adab dalam belajar, sosial, absensi,dan agama.
Kesulitan penilaian dalam aspek ini banyak disebabkan karena guru tidak setiap saat
mampu mengawasi siswa-siswinya. Sehingga penilaian yang dilakukan tidak begitu
efektif.
Sementara untuk buku Laporan Belajar atau Rapor pada Kurikulum 2013 tersebut
ditulis berdasarkan pada Interval serta dihapuskannya sistem ranking yang sebelumnya ada
pada kurikulum. Hal ini dilakukan untuk meredam persaingan antar peserta didik. Upaya
penilaian pada Rapor di kurikulum 2013 tersebut dibagi ke dalam 3 kolom yaitu
Pengetahuan, Keterampilan, dan juga Sikap. Setiap kolom nilai tersebut (Pengetahuan dan

Keterampilan) dibagi lagi menjadi 2 bagian kolom yaitu kolom angka dan juga kolom huruf,
dimana setiap kolom diisi menggunakan sistem nilai interval.
1. Rasionalisasi Perkembangan kurikulum

Gambar I. Perkembangan Kurikulum yang ada di Indonesia (Kompasiana, 05 Desember
2012 pukul 17:27:59)
Berubahnya kurikulum KTSP ke kurikulum 2013 ini merupakan salah satu upaya
untuk memperbaharui setelah dilakukannya penelitian untuk pengembangan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan anak bangsa dan atau generasi muda. Inti dari Kurikulum 2013 ada pada
upaya penyederhanaan dan sifatnya yang tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk
mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi tantangan masa depan. Adapun menurut
Ali (2013:56) menunjukkan bahwa permasalahan kurikulum 2006 yaitu sebagai berikut:

a) Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya

b)
c)
d)

e)

f)

g)
h)

matapelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui
tingkat perkembangan usia anak.
Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional.
Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan
(misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft
skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum.
Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada
tingkat lokal, nasional, maupun global.
Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci
sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada
pembelajaran yang berpusat pada guru.
Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses

dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala.
Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak
menimbulkan multi tafsir.

Keunggulan Kurikulum 2013
Dalam kurikulum ini terdapat beberapa keunggulan yang akan menjadikan karakter
siswa semakin meningkat dan banyak pula nilai-nilai moral yang diterapkan dalam setiap
mata pelajaran, diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap pemecahan
masalah yang mereka hadapi di sekolah.
b) Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya didapat
dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan
lain-lain.
c) Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah
diintegrasikan ke dalam semua program studi.
d) Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan
nasional.
e) Banyak kompetensi yang dibutuhkan sesuai perkembangan seperti pendidikan
karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills,
kewirausahaan.
f) Hal yang paling menarik dari kurikulum 2013 ini adalah sangat tanggap terhadap
fenomena dan perubahan sosial. Hal ini mulai dari perubahan sosial yang terjadi pada
tingkat lokal, nasional, maupun global.
g) Ada rambu-rambu yang jelas bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
(buku induk).

h) Pembelajaran berpusat pada siswa dan kontekstual dengan metode pembelajaran
yang lebih bervariasi.
i) Penilaian meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik sesuai proporsi.
j) Ekstrakurikuler wajib Pramuka meningkatkan karakter siswa terutama dalam
kedisiplinan, kerjasama, saling menghargai, cinta tanah air dan lain-lain.
Penerapan Kurikulum 2013
Melalui kompetensi inti, sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan, integrasi
vertikal antarkompetensi dasar dapat dijamin, dan peningkatan kemampuan peserta dari kelas
ke kelas dapat direncanakan. Sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan
multidimensi, kompetensi inti juga memiliki multidimensi. Untuk kemudahan
operasionalnya, kompetensi lulusan pada ranah sikap dipecah menjadi dua, yaitu sikap
spiritual terkait tujuan membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan kompetensi
sikap sosial terkait tujuan membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri,
demokratis, dan bertanggung jawab.
Kompetensi inti bukan untuk diajarkan, melainkan untuk dibentuk melalui
pembelajaran mata pelajaran-mata pelajaran yang relevan. Setiap mata pelajaran harus
tunduk pada kompetensi inti yang telah dirumuskan. Dengan kata lain, semua mata pelajaran
yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus berkontribusi terhadap pembentukan
kompetensi inti.
Ibaratnya, kompetensi inti merupakan pengikat kompetensi-kompetensi yang harus
dihasilkan dengan mempelajari setiap mata pelajaran. Di sini kompetensi inti berperan
sebagai integrator horizontal antarmata pelajaran (Kompas, 05 Desember 2012 pukul
17:27:59).
Dalam mendukung kompetensi inti, capaian pembelajaran mata pelajaran diuraikan
menjadi kompetensi dasar-kompetensi dasar yang dikelompokkan menjadi empat. Ini sesuai
dengan rumusan kompetensi inti yang didukungnya, yaitu dalam kelompok kompetensi sikap
spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan.
Uraian kompetensi dasar sedetil ini adalah untuk memastikan bahwa capaian
pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja, melainkan harus berlanjut ke
keterampilan, dan bermuara pada sikap.
Adapun dengan menerapkan nilai-nilai karakter pada mata pelajaran contohnya dalam
bentuk penugasan, dari situ siswa mampu mengembangankan ide-ide nya dan pastinya ada
suatu proses fit back yang dilakukan antar siswa dengan guru. Dengan adanya proses ini
akan menumbuhkan berbagai macam hal yang ada pada pembentukan karakter misalnya,
saling menghormati, bersopan santun dan lainnya.
No
Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama

Nilai Utama
Religius, jujur, santun, disiplin, bertanggung
jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri,
menghargai keberagaman, patuh pada aturan

2.
3.
4.
5.

6.
7.
8.
9.
10.

sosial, bergaya hidup sehat, sadar akan hak dan
kewajiba, kerja keras, peduli.
PKN
Nasionalis, patuh pada aturan sosial, demokratis,
jujur, menghargai keragaman, sadar akan hak dan
kewajiban diri dan orang lain.
Bahasa Indonesia
Berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, percaya
diri, bertanggung jawab, ingin tahu, santun,
nasionalis.
IPS
Nasionalis, menghargai keberagaman, berfikir
logis, kritis, kreatif dan inovatif, peduli sosial dan
lingkungan, berjiwa wirausaha, jujur, kerja keras.
IPA
Ingin tahu, berfikir logis, kritis, kreatif, dan
inovatif, jujur, bergaya hidup sehat, percaya diri,
menghargai keberagaman, disiplin, mandiri,
bertanggung jawab, peduli lingkungan, cinta ilmu
dan kerja keras.
Bahasa Inggris
Menghargai keberagaman, santun, percaya diri,
mandiri, bekerjasama, patuh pada aturan sosial.
Seni Budaya
Menghargai keberagaman, nasionalis, dan
menghargai karya orang lain, ingin tau, disiplin,
demokratis.
Penjasorkes
Bergaya hidup sehat, kerja keras, disiplin, jujur,
percaya diri, mandiri, menghargai karya dan
prestasi orang lain.
TIK/Keterampilan
Berfikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif,
mandiri, bertanggung jawab, dan menghargai
karya orang lain.
Muatan Lokal
Menghargai keberagaman, menghargai karya
orang lain, nasionalis, peduli.
Tabel 1. Contoh Distribusi Nilai-Nilai Utama ke dalam Mata Pelajaran (Narwati,
2011:85-86)

Dengan demikian siswa dengan tidak sadar melalui proses belajar yang diikuti
mendapatkan berbagai nilai-nilai yang ada pada pengadaan pendidikan karakter. Semua itu
tidak hanya tertuang dalam teori saja, melainkan siswa dapat merasakan sendiri dengan
prosesnya sehingga siswa dapat mengambil dari segi manapun dan yang diharapkan siswa
mampu menempatkan diri ketika berada pada situasi apa yang di alaminya pada masalah
sosial yang muncul saat proses belajar.
Manfaat Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 ini sangat memberikan dampak yang positif dalam peningkatan
pendidikan karakter. ada beberapa hikmah yang bisa kita katakan sebagai manfaat adanya
kurikulum 2013 ini, diantaranya sebagai berikut:
a) Rajin Belajar, pastinya semua siswa yang sekolahnya menerapkan kurikulum 2013 ini
akan menjadi pelajar yang rajin, sama seperti hal yang saya alami, karena banyaknya
tugas yang diberikan. Jujur saja, waktu SMP dulu saya adalah seorang pelajar yang
malas, bahkan bisa dikatakan sangat malas, karena saya sangat jarang belajar, kecuali
kalau ada ulangan atau ujian. Setelah saya SMA dan menerapkan kurikulum 2013,

saya menjadi sangat rajin belajar, dan bisa dikatakan setiap hari. Karena ini
merupakan tuntutan bagi siswa bila ingin menjadi anak yang pintar di kurikulum 2013
ini.
b) Mandiri, yang satu ini juga merupakan manfaat yang sangat penting. Kalau dulu saya
hanya bisa mencontek pekerjaan teman, setelah menerapkan kurikulum 2013 ini saya
menjadi siswa yang cukup mandiri, mudah-mudahan juga bagi teman-teman yang
lain. Salah satu alasan kenappa harus menjadi mandiri adalah banyak dan panjangnya
tugas yang diberikaan, kalau kita ingin mencontek atau meminjam pekerjaan teman,
itu hanya membuang-buang waktu, karena kita harus menunggu sampai tugas teman
kita itu selesai, baru kita meminjamnya, belum lagi kita harus menyalinnya.
c) Pekerja Keras, menjadi siswa yang pekerja keras juga merupakan salah satu manfaat
dari kurikulum 2013. Kita sebagai siswa dituntut untuk menjadi siswa yang bekerja
keras, kita mencari tugas atau cara penyelesaian tugas di berbagai sumber, karena
terbatasnya buku yang diberikan, kita bisa mencar di internet, buku-buku sumber lain
dan sebagainya. Dari hal ini, kita tidak akan sadar kalau kita telah menjadi seorang
siswa yang pekerja keras.
Simpulan
Dari analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu pendidikan yang baik yaitu
dimana menekankan proses bukan hanya hasil saja. Dimana di dalam proses ada nilai-nilai
pengintegrasian dari berbagai macam hal yang tentu saja akan berkaitan dengan nilai-nilai
keluhuran, religi, moral/etika dan lainnya. Pengadaan pendidikan karakter dengan kurikulum
2013 ini di latar belakangi dengan semakin lemahnya karakter anak bangsa saat ini maka
perlunya bimbingan dati satuan pendidikan untuk membimbing siswa agar menjadi pribadi
bangsa yang beradab dan menjunjung tinggi moralitas. Pendidikan karakter selain telah di
tanamkan dalam lingkugan keluarga yang merupakan media pertama dan utama, namun perlu
adanya pengembangan agar lebih mendalami lagi untuk dapat menjadi manusia budiman
yang benar-benar mempunyai karakter baik.
Maka tidak hanya dengan bentuk omongan belaka saja seorang guru dapat mendidik
suatu proses katakter tersebut melainkan dengan kurikulum 2013 yang sering disebut dengan
kurikulum berkarakter dengan sebuah pendekatan-pendekatan melalui sebuah mata pelajaran
yang di dalam prosesnya diselipkan pengajaran suatu nilai karakter dan diharapkan siswa
mampu mewujudkannya. Dan tentu saja terjadi interaksi dengan guru sehingga guru dapat
memantau muridnya seberapa jauh muridnya itu berkembang sesuai yang diharapkan.
Sebenarnya kalau saja tingkat satuan pendidikan juga mengadakannya dengan mengevaluasi
dengan jangka waktu tertentu maka dapat terjadinya peningkatan mutu karakter anak bangsa.
Mengevaluasi bukan dengan cara suatu hal hanya untuk formalitas belaka namun memang
benar-benar adanya proses dan produknya sehingga proses kegiatan pendidikan di sekolah
benar terjadi sesuai apa yang dicita-citakan dan harapannya dapat lebih berkembang dan maju
untuk masa sekarang sampai mendatang.
Selain itu dengan kurikulum 2013 ini siswa dapat memiliki karakter dan moral yang
tinggi. Karena objek pembelajaran dalam kurikulum 2013 adalah fenomena alam, sosial, seni,
dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap,
ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih
produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan
tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.

Daftar Pustaka
Asmani, Jamal, M. (2013). Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah.
Jogjakarta: DIVA Press
Fadillah, M. dan Khorida, L. M. (2014). Pendidikan Karakter Anak Usia dini. Jogjakarta: Arruz Media.
Marlina, M. E. (2013). Kurikulum 2013 yang Berkarakter. JUPIIS, 27-38.
Narwati, Sri. (2011). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Familia Pustaka Keluarga.
Supriatna, A. (2014). Etika dan Profesionalisme Pendidik untuk Pendidikan Karakter dalam
Kurikulum 2013. Prosiding Seminar Nasional, 18-22.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_2013, diunduh pada tanggal 21 Desember 2015
http://paksemprul.blogspot.co.id/2014/12/manfaat-kurikulum-2013-bagi-siswa-dan.html,
diunduh pada tanggal 21 Desember 2015
http://jurnalilmiahtp2013.blogspot.co.id/2013/12/pengadaan-pendidikan-karakter-disekolah.html, diunduh pada tanggal 21 Desember 2015
http://www.gubuginformasi.com/2014/04/apa-itu-kurikulum-2013.html,
tanggal 21 Desember 2015

diunduh

pada

Kemendigbud. (2014). Diambil dari http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/artikel-mendikbudkurikulum2013, pada tanggal 21 Desember 2015
http://www.kompasiana.com/pakdar/apa-kelebihan-kurikulum-2013551a1ae3a33311a31db659ee, diunduh pada tanggal 21 Desember 2015