Optimalisasi Prestasi Belajar Matematika. docx

Optimalisasi Prestasi Belajar Matematika Melalui Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning Kelas VI
Oleh : I Made Parwata
SD Negeri 4 Batuan
Sdnempatbatuan@ymail.com
Abstract
This research was conducted in the Elementary School Sixth Grade 4
rocks in the first half of the Academic Year 2010/2011 in order to determine
whether the learning model Contextual Teaching And Learning can improve
student achievement if the application based on the principle of what, why, What
For and how. Data collection methods are learning achievement test with
quantitative descriptive analysis because the data obtained are still shaped figure.
The results obtained from this study can be described as follows: for initial data the
first cycle of data 56.57 65.94 increased, and the second cycle increased to 72.7.
Based on the findings of the study conclusions that can be derived from this study
is a model of learning Contextual Teaching And Learning if carried out with the
application of the principles of what, why, what for, and how as a reference to
improve learning achievement.
Keywords: Achievement, Learning Contextual Teaching and Learning, the principle of
what, why, what for, and how
1. Pendahuluan

Tugas Guru di era globalisasi cukup berat untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
pembelajaran, peningkatan mutu pembelajaran pada saat ini diupayakan lewat
perubahan paradigma dari pengajaran ke pembelajaran sebagaimana tercantum dalam
UUD no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan pendidikan
adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual, keragaman, pengendalian diri, kepribadian dan kecerdasan.
Tiga pokok pikiran utama yang dapat didefinisikan untuk memperjelas apa yang
terkandung didalam batasan pendidikan tersebut : 1) usaha sadar dan terencana. 2)
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar anak didik aktif. 3) memiliki
kekuatan spiritual pendidikan yang propesional selalu terdorong untuk tumbuh dan
berkembang sebagai mewujudkan perasaan prosional selalu menyikapi diri menerima
perkembangannya dan kemajuan bidang tugasnya meningkatkan kemampuan seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Keberhasilan proses pembelajaran tentang banyaknya ditentukan oleh pemanfaatan
metode dan strategi belajar yang dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran
berjalan dengan produktif dan bermakna bagi siswa adalah strategi pembelajaran
kontekstual teaching and learning ( CTL). Menyimak uraian diatas, peneliti merasa
terpanggil untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan melaksanakan pembelajaran
CTL untuk dapat mengatasi permasalahan rendahnya prestasi belajar matematika

menjadi bahan pertimbangan jika permasalahan tersebut dibiarkan, siswa tidak akan
mampu menjalani tanpa perkembangan kemampuan dengan baik, oleh karena itu
penelitian ini menjadi suatu keharusan untuk dilaksanakan.
Rumusan masalah penelitian ini adalah : apakah model pembelajaran contektual
teaching and learning dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VI SD
Negeri 4 Batuan jika berpedoman pada prinsip what, why, what for and how sebagai
acuan.

1

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa tinggi peningkatan prestasi
belajar siswa akan terjadi setelah diterapkan model pembelajaran contektual teaching
and learning dalam pembelajaran yang mengacu pada penerapan prinsip what, why,
what for and how. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian secara teoritis sebagai
acuan dalam memperkaya teori dalam rangkaian peningkatan kompetensi guru. Secara
praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat: 1) Bagi siswa akan mengenal model CTL
dapat mempermudah mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman nyata dalam
kehidupan sehari-hari yang dapat menumbuh kembangkan kemampuan berfikir logis dan
kritis. Berbuat lebih terampil dan kreatif dalam membangun pengetahuannya. 2) bagi
guru metode CTL membantu menggali ide-ide kreatif dan inivatif dalam membantu siswa

dalam memecahkan masalah yang dihadapinya serta meningkatkan kualitas dan
kreativitas. 3) bagi kepala sekolah pengalaman keberhasilan guru dalam pelaksanaan
model pembelajaran bisa dijadikan acuan untuk pemberian saran kepada guru lain dalam
pemecah masalah dalam proses pembelajaran. 4) Bagi pendidik secara umum akan
dapat dipakai sebagai pegangan untuk meningkatkan prestasi belajar.
KBB1 Online menyatakan peningkatan prestasi belajar untuk penguasaan pengetahuan
atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru [1]. Pengertian yang lain oleh :
Sardiman (1988 : 25) mengenai prestasi belajar itu dapat berperan sebagai hasil
penilaian dan sebagai alat motivasi, adapun peran sebagai hasil penilaian dan sebagai
alat motivasi di uraikan seperti berikut pembahasan diatas telah dibicarakan bahwa
prestasi belajar adalah hasil penelitian pendidikan tentang kemajuan prestasi siswa
setelah melakukan aktivitas belajar [2]. Ini berarti prestasi belajar tidak akan bisa
diketahui peneliti atas hasil aktivitas belajar siswa. Fungsi prestasi belajar untuk
mengetahui sejauh mana kemajuan siswa setelah menyelesaikan suatu aktivitas, tetapi
yang lebih penting adalah sebagai alat untuk memotivasi setiap siswa agar lebih giat
belajar, baik secara individu maupun kelompok. Dalam pembahasan ini akan dibicarakan
menegnai prestasi belajar sebagai hasil penilaian dan pada pembahasan berikutnya
akan dibicarakan pula prestasi belajar sebagai hasil penelitian sudah dipahami, namaun
demikian untuk mendapatkan pemahaman, perlu juga diketahui, bahwa penilaian adalah

sebagai aktivitas dalam menentukan rendahnya prestasi belajar itu sendiri.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas VI SD Negeri 4 Batuan dengan judul Optimalisasi
Prestasi Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
Kelas VI.Sekolah ini berlokasi di Banjar Dentiyis , Desa Batuan, Kecamatan Sukawati,
Kabupaten Gianyar. Letak lingkungannya dekat dengan pariwisata, suasana aman,
nyaman dan rindang. Penelitian ini menggunakan rancangan yang diambil dari (Arikunto,
Suharsimi, 2007) , seperti gambar berikut.
Gambar: 01 Alur Penelitian tindakan Kelas
Permasalahan

Perencanaan
Tindakan I

Pelaksanaan
Tindakan I

Permasalahan
baru hasil
refleksi


Refleksi

Pengamatan/
Pengumpulan

Perencanaan
Tindakan II

Pelaksanaan
Tindakan II

Refleksi II

Pengematan/
Pengumpulan
Data II

Apabila
permasalahan

belum
terselesaikan

Dilanjutkan ke
siklus
2
berikutnya

Tahap pertama perencanaan penelitian ini yaitu membuat RPP, berkonsultasi pada
teman sejawat, membuat instrumen, untuk mengurangi penghambat unsur subjektifitas
pengamat, serta mutu kecermatan yang dilakukan guru sebagai peneliti giat melakukan
tindakan menggunakan metode Cord Sort berbantuan alat peraga berjalan bersama
dengan saat pelaksanaan pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan,
jadi keduanya berlangsung dalam wantu yang sama. Refleksi dalam PTK mencakup
analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang
dikakukan, jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian
ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan.
Tes prestasi belajar yang dipakai dalam pengumpulan data dengan menggunakan
metode deskriptif. Semua siswa kelas VI SD Negeri 4 Batuan merupakan Subjek dalam
penelitian, diterapkan model Pembelajaran Contextual Theaching and Learning (CTL)

dalam proses pembelajaran.
3. Kajian Pustaka
Abdulah (dalam Mamik Suratmi, 1994 : 22) mengatakan bahwa fungsi prestasi belajar
adalah: a) sebagai indikator dan kuantitas pengetahuan yang telah dimiliki oleh pelajar. b)
sebagai lambang pemenuhan keingintahuan. c) sebagai informasi tentang prestasi
belajar dapat menjadi perangsang untuk peningkatan ilmu pengetahuan. d) sebagai
indikator daya serap dan kecerdasan murid [3].
Mohamad Surya (1979), mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar dapat dilihat dari berbagai sudut pandang antara lain dari sudut si pembelajar
proses belajar dan dapat pula dari sudut situasi belajar [4]. Pendapat diatas bila kita
coba lihat lebih dalam lagi prestasi belajar dipengaruhi banyak faktor. Faktor dari si
pelajar sendiri atau faktor dalam diri siswa seperti IQ. Motivasi, etos siswa, bakat dan
lain-lain sangat berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Penjelasan surya selanjutnya
adalah: dari sudut si pelajar (siswa) prestasi belajar seseorang dipengaruhi antara lain
oleh kondisi kesehatan jasmani, penyesuain diri dan kemampuan berinteraksi siswa [5].
Sedangkan yang bersumber dari proses belajar, maka kemampuan guru dalam
mengelola proses pembelajaran sangat menentukan prestasi belajar siswa.
Guru yang menguasai materi pelajaran dengan baik menggunakan metode dan media
pembelajaran yang tepat mampu mengelola kelas dengan baik dan memiliki kemampuan
untuk menumbuh kembangkan motivasi belajar siwa untuk belajar, akan memberi

pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar siswa sedangkan situasi belajar siswa,
meliputi situasi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar. Semua pendapat
para pakar diatas yang dapat membantu proses pembelajaran. Dapat disimpilkan nahwa
prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar yang
ditandai dengan perubahan tingkah laku menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan,
dan sikap setelah terjadinya interaksi dengan lingkungan.
4. Hasil dan Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini adalah skor hasil tes prestasi belajar siswa Kelas VI di SD Negeri 4
Batuan. Bagian ini, data yang ditampilkan adalah bagaimana proses pelaksanaan setiap
siklus yang dirancang dengan beberapa kali tindakan (pertemuan) setiap satu siklus
sebagaimana yang telah dirancang. Tindakan yang dilakukan senantiasa beranjak dari
proses analisis, refleksi, dan revisi kondisi sebelumnya. Berdasarkan analisis data
prestasi belajar Matemaka siswa, diperoleh persentase rata-rata prestasi belajar pada
nilai awal 56,57 % pada siklus I sebesar 65,94 % kemudian pada siklus II sebesar 72,70
%.

3

Berdasarkan pengamatan dalam penelitian tindakan kelas yang menggunakan 2 (dua)

siklus ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prestasi hasil belajar Matematika
melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada prinsip what,
why, what for and how sebagai acuan. Gambaran hasil peningkatan prestasi belajar
Matematika melalui Pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada prinsip
what, why, what for and how sebagai acuan pada siswa kelas VI di SD Negeri 4 Batuan
dapat dilihat pada Grafik Peningkatan Prestasi Hasil Belajar Matematika sebagai berikut :

80
70
60
50
40

Series 3

30
20
10
0
Nilai Awal


Nilai Siklus I

Nilai Siklus II

Gambar 2 Grafik Peningkatan Prestasi Hasil Belajar Matematika

Guru dalam proses pembelajaran
menerapkan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning pada prinsip what, why, what for and how sebagai acuan pada
setiap siklusnya.Pembelajaran yang disampaikan dengan cara penyederhanaan materi,
variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan. Selain itu, guru juga
memberikan bimbingan secara khusus melalui bimbingan perorangan. Pemberian
bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial
dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa siswa yang belum berhasil mencapai
ketuntasan.
Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus juga diberikan kepada
siswa dalam penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada
prinsip what, why, what for and how sebagai acuan. Dalam rangka menerapkan prinsip
pengulangan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar siswa tidak mengalami

kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Siswa perlu diberi latihan intensif (drill) untuk
membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan.
5. Kesimpulan
Simpulan yang dapat disampaikan berdasarkan semua hasil analisis data yang telah
dilakukan dengan melihat hubungan rumusan masalah. Tujuan penelitian, hipotesis

4

tindakan dan semua hasil pembahasan adalah sebagai berikut: Fokus pemahaman dari
penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah model pembelajaran contektual
teaching and learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI. Hasil analisis
yang telah dilakukan yang dilanjutkan dengan pembahasan dapat disampaikan bahwa
peningkatan hasil belajar telah dapat diupayakan. Data awal yang rata-rata baru
mencapai 56,57 dan jauh dari kriteria ketuntasan minimal pada mata pelajaran ini pada
siklus I sudah menjadi peningkatan 65,94 % dan pada siklus II sudah mencapai rata-rata
72,70 . Siswa yang pada awalnya berkemampuan masih sangat rendah dimana tidak ada
yang tuntas. Pada siklus I sudah dapat ditingkatkan yaitu 7 siswa yang sudah tuntas dan
pada siklus II sudah 100% yang tuntas. Dari uraian fakta-fakta di atas dengan penyajian
data hasil observasi baik siklus I maupun siklus II yang disampaikan dapat dibuktikan
bahwa model pembelajaran contektual teaching and learning dapat meningkatkan hasil
siswa. Dengan hasil tersebut dapat dibuktikan bahwa rumusan masalah dan tujuan
penelitian telah tercapai dan hipotesiss yang diajukan sudah dapat diterima, hal tersebut
perlu disampaikan saran. Berdasarkan temuan yang sudah disimpulkan dari hasil
penelitian, dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran dapat disampaikan saran-saran
tersebut yaitu: a) bagi guru kelas, apabila mau melaksanakan proses pembelajaran
hendaknya penggunaan model pembelajaran contektual teaching and learning sesuatu
yang mesti diterapkan. b) bagi pengembangan pendidikan selanjutnya untuk adanya
penguatan-penguatan diharapkan bagi peneliti lain untuk melakukan peneliti lanjutan
guna verifikasi data hasil penelitian ini.
Daftar Pustaka
[1]. Depdiknas : 2001 membimbing guru dalam penelitian tindakan kelas. Jakarta pusat
pengembangan tenaga kependidikan badan pengembangan sumber daya
manusia pendidikan penjaminan mutu pendidikan.
[2]. Depdiknas : 2002 contektual teaching and learning. Jakarta dirjen pendidikan dasar
dan menengah.
[3]. http://herdy o7 wordpress.com/2010/05/27/model-pembelajaran contektual teaching
and learning-CTL.
[4]. Sardiman, A.m.1988 interaksi dan motivasi belajar mengajar pedoman bagi guru dan
calon guru. Jakarta. Rajawaki pers.
[5]. Sudjana,Nana.2002 penelitian hasil proses belajar mengajar. Bandung. PT Remajua
ROSDAKARYA

5