Kali ini saya akan membahas tentang Cara (2)

- Kali ini saya akan membahas tentang Cara pemeriksaan bakteri pada makanan dan minuman
dengan metode MPN (most probably number), dimana MPN (Most Probably Number) ini sendiri
digunakan untuk mendeteksi adanya Coliform pada sampel air. Pada percobaan ini digunakan
air ledeng sebagai sampel. Uji kualitatif ini digunakan indeks MPN Coliform 5:1:1.

Air dan makanan yang ingin dikonsumsi hendaklah memenuhi standar kesehatan. Salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk mengetahui kualitas makanan dan air dari segi kesehatannya adalah
dengan diadakan pemeriksaan MPN pada sampel coli dan makanan.
Uji kualitatif koliform secara lengkap terdiri dari 3 tahap yaitu :
1. Uji penduga (presumptive test)
2. Uji penguat (confirmed test)
3. Uji pelengkap (completed test)
A. Uji penduga atau perkiraan (presumptive test)
Merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri koliform berdasarkan
terbentuknya asam dan gas disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri golongan koli.
Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan gas yang dihasilkan dapat
dilihat dalam tabung Durham berupa gelembung udara. Tabung dinyatakan positif jika terbentuk
gas sebanyak 10% atau lebih dari volume di dalam tabung Durham. Banyaknya kandungan
bakteri Escherichia coli dapat dilihat dengan menghitung tabung yang menunjukkan reaksi
positif terbentuk asam dan gas dan dibandingkan dengan tabel MPN. Metode MPN dilakukan


untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair. Bila inkubasi 1 x 24
jam hasilnya negatif, maka dilanjutkan dengan inkubasi 2 x 24 jam pada suhu 37o C. Jika dalam
waktu 2 x 24 jam tidak terbentuk gas dalam tabung Durham, dihitung sebagai hasil negatif.
Jumlah tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri. MPN penduga dapat dihitung
dengan melihat tabel MPN.
Pada langkah pertama ini didapatkan hasil, yaitu pemeriksaan air ledeng dengan metode MPN
didapatkan bahwa dengan ragam percobaan 4 : 1 : 1. Tabung I, II, IV, dan V menunjukkan hasil
positif. Namun taung III tidak menunjukkan hasil positif. Hal ini ditandai dengan adanya gas
yang muncul pada tabung durham yang diletakkan dalam tabung reaksi dan warna sampel yang
berubah menjadi keruh. Tabung hanya terlihat keruh, namun tidak terbentuk gas pada tabung
Durham. Berdasarkan tabel indeks MPN Coliform dengan ragam 4 : 1 : 1 , maka diketahui
bahwa nilai indeks untuk air ledeng tersebut adalah 27. Ini berarti bahwa dalam 100 ml air
ledeng tersebut diperkirakan terdapat 27 bakteri golongan coli.
B. Uji penguat atau penegasan (confirmed test)
Hasil uji dugaan dilanjutkan dengan uji ketetapan. Dari tabung yang positif terbentuk asam dan
gas terutama pada masa inkubasi 1x 24 jam, suspensi ditanamkan pada media Eosin Methylen
Biru Agar ( EMBA ) secara aseptik dengan menggunakan jarum inokulasi. Koloni bakteri
Escherichia coli tumbuh ber-warna merah kehijauan dengan kilat metalik atau koloni berwarna
merah muda dengan lendir untuk kelompok koliform lainnya.
Pada langkah pertama ini didapatkan hasil, yaitu pemeriksaan air ledeng dengan metode MPN

didapatkan bahwa dengan ragam percobaan 4 : 1 : 0. Tabung I, II, IV, dan V menunjukkan hasil
positif. Namun taung III tidak menunjukkan hasil positif. Hal ini ditandai dengan adanya gas
yang muncul pada tabung durham yang diletakkan dalam tabung reaksi dan warna sampel yang
berubah menjadi keruh. Tabung hanya terlihat keruh, namun tidak terbentuk gas pada tabung
Durham. Berdasarkan tabel indeks MPN Coliform dengan ragam 4 : 1 : 0 , maka diketahui
bahwa nilai indeks untuk air ledeng tersebut adalah 21. Ini berarti bahwa dalam 100 ml air
ledeng tersebut diperkirakan terdapat 21 bakteri golongan coli.
Setelah uji penegasan tidak lagi dilakukan uji kepastian/ pelengkap. Karena dianggap hal
tersebut tidak perlu dilakukan. Namun perlu untuk diketahui apa yang dilakukan pada langkah
ketiga.
C. Uji pelengkap atau kepastian (completed test)
Pengujian selanjutnya dilanjutkan dengan uji kelengkapan untuk menentukan bakteri Escherichia
coli. Dari koloni yang berwarna pada uji ketetapan diinokulasikan ke dalam medium kaldu
laktosa dan medium agar miring Nutrient Agar ( NA ), dengan jarum inokulasi secara aseptik.
Diinkubasi pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam. Bila hasilnya positif terbentuk asam dan gas pada
kaldu laktosa, maka sampel positif mengandung bakteri Escherichia coli. Dari media agar miring
NA dibuat pewarnaan Gram dimana bakter Escherichia coli menunjukkan Gram negatif
berbentuk batang pendek. Untuk membedakan bakteri golongan koli dari bakteri golongan coli
fekal (berasal dari tinja hewan berdarah panas), pekerjaan dibuat Duplo, dimana satu seri
diinkubasi pada suhu 37o C (untuk golongan coli ) dan satu seri diinkubasi pada suhu 42oC

(untuk golongan koli fekal). Bakteri golongan koli tidak dapat tumbuh dengan baik pada suhu
42oC, sedangkan golongan coli fekal dapat tumbuh dengan baik pada suhu 42oC.

Hasil ini mengindikasikan bahwa air ledeng tersebut sama sekali tidak memenuhi standar air
minum yang bersih dan sehat. Hasil pemeriksaan dikatakan BAIK apabila nilai MPN coli = 0.
Standar yang dipakai oleh WHO tersebut terdiri atas :
1. Dalam setiap tahun, 95% dari sampel-sampel tidak boleh mengandung koliform dalam
100 ml.
2. Tidak ada sampel yang mengandung E. coli dalam 100 ml.
3. Tidak ada sampel yang mengandung koliform lebih dari 10 dalam 100 ml.
4. Tidak boleh ada koliform dalam 100 ml dari dua sampel yang berurutan.
Penyakit yang berasal dari makanan dapat terjadi atau dialami manusia menurut salah satu dari
mekanisme yaitu :
1. Mikroorganisme yang terdapat dalam makanan menginfeksi inang sehingga
menyebabkan penyakit asal makanan.
2. Mikroorganisme mengeluarkan eksotoksin dalam makanan dan menyebabkan mabuk
makanan atau pencampuran makanan bagi yang memakannya.
Penyakit berasal dari air dapat karena meminum air yang tercemar. Sebenarnya sumber infeksi
bukanlah airnya tetapi berasal dari tinja atau zat-zat yang telah mencemari air tersebut. Tinja
tersebut mengandung enterik, bila berasal dari orang sakit atau penular penyakit. Pengendalian

infeksi asal air terutama tergantung pada cara pencegahan pencemaran persediaan air. Hal ini
dapat di capai dengan cara melakukan usaha-usaha sanitasi atau pemurnian persediaan air minum
serta mengusahakan pembuangan kotoran dengan baik.
Air mungkin saja terlihat jernih, tak berbau, dan tak berasa, tetapi tidak aman untuk diminum.
Air yang baik dan aman untuk diminum ialah air yang bebas dari mikroorganisme penyebab
penyakit dan zat kimia yang merusak kesehatan. Pencemaran air oleh mikroorganisme atau zatzat kimia berarti air tersebut mengalami polusi dan tidak dapat diminum.
Air minum yang aman dapat diawasi dengan beberapa cara. Alasan untuk mengawasi kualitas air
minum adalah untuk mengetahui apakah sistem supply air dioperasikan dengan baik atau tidak,
yang akhirnya menjadikan air aman untuk diminum atau tidak.
Penunjang terjadinya penyakit yang berasal dari makanan didukung oleh faktor-faktor sebagai
berikut :
1. Makanan yang kurang matang masaknya.
2. Penyimpanan makanan pada suhu yang tidak sesuai.
3. Makanan yang diperoleh dari sumber yang kurang bersih.

4. Alat-alat yang tercemar.
5. Kesehatan perorangan yang kurang baik
6. Cara pengawetan yang kurang sempurna.
Dengan demikian selain kita mengetahui adanya kontaminasi juga kita mengetahui apakah
proses desinfeksi sudah sempurna atau belum.

Baik tidaknya kualitas air minum dapat dinilai dari:
1. Keadaan sanitasi dari sumbernya
2. Hasil pemeriksaan laboratorium
lockmedis.blogspot.com/2013/11/cara-pemeriksaan-bakteri-pada-makanan.html