Selamat datang di Wikipedia bahasa Indon (3)

Selamat datang di Wikipedia bahasa Indonesia!

[tutup]

Teorema ekuipartisi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Gerak termal sebuah peptida heliks alfa. Gerak geletar ini bersifat acak dan kompleks, dan energi tiap-tiap atom
dapat berfluktuasi dengan bebas. Walau demikian, teorema ekuipartisi memungkinkan kita untuk
menghitung energi kinetik rata-rata tiap atom beserta energi potensial rata-rata mode vibrasinya. Bola kelabu,
merah, dan biru mewakili atom karbon,oksigen, dan nitrogen secara berurutan. Bola putih mewakili
atom hidrogen.

Dalam mekanika statistika klasik, teorema ekuipartisi adalah sebuah rumusan umum yang
merelasikan temperatur suatu sistem denganenergi rata-ratanya. Teorema ini juga dikenal
sebagai hukum ekuipartisi, ekuipartisi energi, ataupun hanya ekuipartisi. Gagasan dasar
teorema ekuipartisi adalah bahwa dalam keadaan kesetimbangan termal, energi akan
terdistribusikan secara merata ke semua bentuk-bentuk energi yang berbeda;
contohnya energi kinetik rata-rata per derajat kebebasan pada gerak translasi sebuah
molekul haruslah sama dengan gerak rotasinya.

Teorema ekuipartisi mampu memberikan prediksi-prediksi yang kuantitatif. Seperti
pada teorema virial, teorema ekuipartisi dapat memberikan hasil perhitungan energi kinetik
dan energi potensial rata-rata total suatu sistem pada satu temperatur tertentu, yang
darinya kapasitas kalorsistem dapat dihitung. Namun, teorema ekuipartisi juga memberikan
nilai rata-rata komponen individual energi tersebut, misalnya energi kinetik suatu partikel
ataupun energi potensial suatu dawai. Contohnya, teorema ini dapat memberikan prediksi
bahwa setiap molekul dalam suatu gas ideal monoatomik memiliki energi kinetik rata-rata
sebesar (3/2)kBT dalam kesetimbangan termal, dengan kB adalah tetapan

Boltzmann dan Tadalah temperatur. Secara umum, teorema ini dapat diterapkan ke semua
sistem-sistem fisika klasik yang berada dalam kesetimbangan termaltak peduli seberapa
rumitnya sekalipun sistem tersebut. Teorema ekuipartisi dapat digunakan untuk
menurunkan hukum gas ideal dan hukum Dulong-Petit untuk kapasitas kalor jenis benda
padat. Teorema ini juga dapat digunakan untuk memprediksi sifat dan ciri bintang-bintang,
bahkan berlaku juga untuk katai putih dan bintang neutron, karena teorema ini berlaku pula
ketika efek-efek relativitas diperhitungkan.
Walaupun teorema ekuipartisi memberikan prediksi yang sangat akurat pada kondisi-kondisi
tertentu, teorema ini menjadi tidak akurat ketika efek-efek kuantum menjadi signifikan,
misalnya pada temperatur yang sangat rendah. Ketika energi termal kBT lebih kecil daripada
perjarakan energi kuantum pada suatu derajat kebebasan, energi rata-rata dan kapasitas

kalor dari derajat kebebasan ini akan lebih kecil daripada nilai energi yang diprediksi oleh
teorema ekuipartisi. Derajat kebebasan ini dikatakan menjadi "beku" ketika energi termal
lebih kecil daripada perjarakan energi kuantum ini. Contohnya, kapasitas kalor suatu benda
padat akan menurun pada temperatur rendah seiring dengan membekunya berbagai jenis
gerak yang dimungkinkan. Hal ini berlawanan dengan prediksi teorema ekuipartisi yang
memprediksikan nilai kapasitas kalor yang konstan. Fenomena menurunnya kapasitas kalor
ini memberikan tanda awal bagi para fisikawan abad ke-19 bahwa fisika klasik tidaklah
benar dan diperlukan model ilmiah baru yang lebih akurat dalam menjelaskan fenomena ini.
Selain itu, teorema ekuipartisi juga gagal dalam memodelkan radiasi benda hitam (juga
dikenal sebagai bencana ultraviolet). Hal ini mendorong Max Planck untuk mencetuskan
gagasan bahwa energi yang dipancarkan oleh suatu objek terpancarkan dalam bentuk
terkuantisasi. Hipotesis revolusioner ini kemudian memacu perkembangan mekanika
kuantum dan teori medan kuantum.
Daftar isi
[sembunyikan]



1 Konsep dasar
o


1.1 Energi translasi dan gas ideal

o

1.2 Energi rotasi dan pergulingan molekul dalam larutan

o

1.3 Energi potensial dan osilator harmonik

o

1.4 Kapasitas kalor jenis benda padat

o

1.5 Sedimentasi partikel




2 Perumusan umum teorema ekuipartisi
o



2.1 Hubungan dengan teorema virial

3 Penerapan teorema ekuipartisi
o

3.1 Hukum gas ideal

o

3.2 Gas diatomik

o

3.3 Gas ideal pada kondisi relativistik ekstrem


o

3.4 Gas non-ideal



4 Lihat pula



5 Catatan dan referensi



6 Bacaan lebih lanjut



7 Pranala luar


Konsep dasar[sunting | sunting sumber]
Lihat pula: Energi kinetik dan Kapasitas kalor

Fungsi rapatan probabilitas kecepatan molekul dari empat gas mulia pada temperatur298,15 K (25 °C). Keempat
gas mulia tersebut adalah helium (4He), neon (20Ne), argon(40Ar) dan xenon (132Xe). Dimensi dari fungsi rapatan
probabilitas adalah probabilitas dikali dengan kecepatan invers. Oleh karena probabilitas tidak berdimensi, maka
fungsi ini dapat diekspresikan dalam satuan detik per meter (s/m).

Kata "ekuipartisi" berarti "terbagi secara merata". Kata ini diturunkan dari bahasa
Latin æquus ("setara atau sama rata"), dan partitionem ("pembagian, porsi").[1][2] Konsep
awal ekuipartisi adalah bahwa energi kinetik total suatu sistem akan terdistribusikan secara
merata ke semua bentuk-bentuk energinya (dilihat secara rata-rata), seketika sistem
tersebut telah mencapai kesetimbangan termal. Teorema ekuipartisi juga memberikan
prediksi kuantitatif bentuk-bentuk energi ini. Contohnya, teorema ini memprediksikan bahwa
tiap atom gas mulia yang berada dalam kesetimbangan termal T memiliki energi kinetik
translasi sebesar (3/2)kBT, dengan kB adalahtetapan Boltzmann. Sebagai konsekuensinya,
oleh karena energi kinetik sama dengan 1/2*mass*kecepatan^2, atom yang lebih berat
seperti xenon akan memiliki kecepatan rata-rata yang lebih lambat daripada atom yang lebih
ringan seperti helium pada temperatur yang sama. Gambar di samping

menunjukkan distribusi Maxwell-Boltzmann kecepatan atom dari keempat gas mulia
tersebut.

Energi translasi dan gas ideal[sunting | sunting sumber]
Lihat pula: Gas ideal
Energi kinetik suatu partikel bermassa m dan berkecepatan v adalah

dengan vx, vy dan vz adalah komponen Kartesius dari
kecepatan v. Di sini, H adalah Hamiltonian dan digunakan
sebagai simbol energi karena formalisme
Hamiltonian memainkan peran pusat dalam perumusan
umum teorema ekuipartisi.
Oleh karena energi kinetika bersifat kuadratis terhadap
komponen-komponen kecepatan, berdasarkan prinsip
kedistribusian merata (ekuipartisi), ketiga komponen ini akan
memberikan kontribusi sebesar 1⁄2kBT terhadap energi kinetik
rata-rata pada kesetimbangan termal. Sehingga energi
kinetik rata-rata partikelnya adalah (3/2)kBT, sebagaimana
yang diberikan pada contoh gas mulia di atas.
Secara umumnya, pada gas ideal, total energinya hanya

terdiri dari energi kinetik (translasional) berdasarkan asumsi
bahwa partikel-partikel gas tersebut bergerak secara
independen dari satu sama lainnya dan tidak memiliki derajat
kebebasan internal. Teorema ekuipartisi memprediksikan
bahwa energi total rata-rata suatu gas ideal berpartikel
sejumlah N adalah (3/2) N kB T.

Selanjutnya kapasitas kalor gas adalah (3/2) N kB, dan
sehingganya kapasitas kalor satu mol partikel gas ideal
tersebut adalah (3/2)NAkB = (3/2)R,
dengan NA adalah tetapan Avogadro dan Radalah tetapan
gas. Oleh karena R ≈ 2 cal/(mol·K), teorema ekuipartisi
memprediksikan bahwa kapasitas kalor molar gas ideal
adalah kira-kira 3 cal/(mol·K). Prediksi ini telah berhasil
dikonfirmasikan melalui eksperimen.[3]
Energi kinetik purata memungkinkan kita juga untuk
menghitung kecepatan akar purata kuadrat vrms dari partikel
gas:

dengan M = NAm adalah massa satu mol partikel gas.

Hasil turunan ini dapat diterapkan ke dalam hukum
Graham mengenai efusi.[4]

Energi rotasi dan pergulingan molekul
dalam larutan[sunting | sunting sumber]
Lihat pula: Kecepatan sudut dan Difusi rotasional
Mirip dengan contoh di atas, molekul yang berotasi
sesuai dengan prinsip momen inersia I1, I2 dan I3 memiliki
energi rotasi sebesar

dengan ω1, ω2, dan ω3 adalah komponen kecepatan
sudut. Dengan prinsip yang sama pada kasus
translasi sebelumnya, teorema ekuipartisi
mengharuskan bahwa dalam kesetimbangan termal,
energi rotasi rata-rata tiap partikel adalah (3/2)kBT.
Teorema ini juga memungkinkan kita menghitung
kecepatan sudut rata-rata molekul.[5]

Energi potensial dan osilator
harmonik[sunting | sunting sumber]

Teorema ekuipartisi juga berlaku kepada energi
potensial. Contohnya pada osilator

harmonik seperti dawai yang memiliki energi
potensial kuadratik

dengan a menunjukkan kekakuan dawai
dan q adalah penyimpangan dari kesetimbangan.
Jika sistem berdimensi satu ini bermassa m,
maka energi kinetik H-nya adalah

dengan v dan p = mv menunjukkan
kecepatan dan momentum osilator. Dengan
menggabungkan kedua persamaan di atas
akan menghasilkan energi total[6]

Teorema ekuipartisi mengyiratkan bahwa
pada kesetimbangan termal, osilator
memiliki energi rata-rata


dengan tanda kurung
menunjukkan rata-rata dari nilai yang
dikurungkan.[7]
Hasil penurunan ini berlaku untuk
segala jenis osilator harmonik,
misalnya pada bandul, molekul yang
bergetar, maupun pada osilator
elektronik pasif. Menggunakan
teorema ekuipartisi, tiap-tiap osilator
menerima energi total ratarata kBT dan sehingganya
berkonrtibusi
sebesar kB terhadap kapasitas
kalor sistem tersebut. Hal ini
kemudian dapat digunakan untuk
menurunkan rumusderau Johnson–
Nyquist[8] dan hukum Dulong–

Petit untuk kapasitas kalor benda
padat.

Atom-atom dalam sebuah kritsal dapat
bergetar pada posisi kesetimbangannya
dalam kekisi kristal tersebut. Getaran ini
bertanggung jawab terhadap kapasitas
kalor dari dielektrikkristal.
Pada logam, elektron juga berkontribusi
terhadap kapasitas logam.

Kapasitas kalor jenis
benda padat[sunting | sunting
sumber]
Salah satu penerapan teorema
ekuipartisi yang penting adalah untuk
menurunkan kapasitas kalor jenis
benda kristal padat. Tiap-tiap atom
pada benda padat ini dapat berosilasi
ke tiga arah secara bebas dan
independen, sehingga padatan dapat
dipandang sebagai sistem yang
memiliki 3N osilator harmonik
sederhana, dengan N menunjukkan
jumlah atom dalam kekisi kristal
tersebut. Oleh karena tiap osilator
harmonik memiliki energi ratarata kBT, energi total rata-rata

padatan itu adalah sebesar 3NkBT,
dan kapasitas kalornya adalah 3NkB.
Dengan mengambil
nilai N sebagai tetapan Avogadro NA,
dan menggunakan
hubungan R = NAkB antara tetapan
gas R dengan tetapan Boltzmann kB,
hal ini akan menjelaskan hukum
Dulong-Petit mengenai kapasitas
kalor jenis benda padat, yang
menyatakan bahwa kapasitas kalor
jenis (per satuan massa) suatu benda
padat berbanding terbalik
terhadap bobot atomnya. Dalam versi
modernya, kapasitas kalor molar
suatu benda padat adalah 3R ≈ 6 cal/
(mol·K).
Namun, hukum ini menjadi tidak
akurat pada temperatur yang rendah.
Hal ini disebabkan oleh efek-efek
kuantum. Selain itu, hukum ini juga
tidak konsisten dengan hukum ketiga
termodinamika, yang menurutnya
kapasitas kalor molar zat apapun
haruslah menuju nilai nol seiring
dengan temperatur sistem menuju nol
mutlak.[8] Teori yang lebih akurat
kemudian dikembangkan oleh Albert
Einstein (1907) danPeter
Debye (1911) dengan memasukkan
pertimbangan efek-efek kuantum.[9]

Sedimentasi
partikel[sunting | sunting
sumber]
Energi potensial tidaklah selalu
bersifat kuadratis. Teorema
ekuipartisi menunjukkan bahwa jika

derajat kebebasan x hanya
berkontribusi sebesar xs terhadap
energinya, maka dalam
kesetimbangan termal, rata-rata
energi bagian tersebut adalah kBT/s.
Contoh penerapan turunan ini
misalnya pada sedimentasi partikelpartikel yang disebabkan
oleh gravitasi.[10] Bir dapat menjadi
kabur disebabkan oleh
gumpalan protein yang menghambur
kan cahaya.[11] Lama kelamaan,
gumpalan-gumpalan ini akan
bergerak menuju dasar tabung oleh
karena gravitasi. Walau demikian,
partikel juga dapat berdifusi melawan
gaya gravitasi dan seketika
kesetimbangan antara keduanya
tercapai, teorema ekuipartisi dapat
digunakan untuk menentukan posisi
rata-rata suatu gumpalan partikel
tertentu yang bermassa apung mb.
Untuk sebuah botol bir yang tinggi
botolnya tak terhingga, energi
potensial gravitasi dirumuskan

dengan z adalah ketinggian
gumpalan protein dalam botol
dan g adalah percepatan gravitas
i. Oleh karena s = 1, rata-rata
energi potensial suatu gumpalan
protein adalah sama dengan kBT.
Sehingganya, suatu gumpalan
protein dengan massa apung
10 MDa (kira-kira sebesar virus)
akan mengakibatkan kaburan
dengan tinggi rata-rata sekitar 2

cm pada kesetimbangan. Proses
sedimentasi menuju
kesetimbangan ini dapat dihitung
menggunakan persamaan
Mason-Weaver.[12]

Perumusan umum
teorema
ekuipartisi[sunting | sunting
sumber]
Bentuk paling umum teorema
ekuipartisi menyatakan bahwa di
bawah asumsi tertentu, pada
suatu sistem fisik yang berfungsi
energi Hamiltonian H dan
berderajat kebebasan x,
persamaan ekuipartisi berikut
akan berlaku pada
kesetimbangan termal untuk
semua indeks m dan n:[5][7][10]

δmn di sini merupakan delta
Kronecker, yang nilainya
sama dengan satu
apabila m = n atau nol
apabila sebaliknya. Tanda
kurung pererataan
diasumsikan sebagai rerata
ensembel atas ruang fase
ataupun, di bawah
asumsi ergodisitas, sebagai
rata-rata waktu suatu sistem
tunggal.
Teorema ekuipartisi umum ini
berlaku baik pada ensembel
mikrokanonis,[7] yakni ketika
energi total sistemnya adalah

konstan, maupun
pada ensembel kanonis,[5]
[13]

yakni ketika sistemnya

tersambung
kepada penangas kalor yang
dapat bertukar energi.
Rumusan umum di atas
setara dengan dua rumus
berikut:
1.

2.

Apabila derajat
kebebasan xn hanya memiliki
suku kuadratis anxn2 pada
Hamiltonian H, maka rumus
pertama di atas
mengimplikasikan

yang nilainya dua kali
lebih besar daripada
kontribusi yang diberikan
oleh derajat kebebasan
ini terhadap energi ratarata

. Sehingga

teorema ekuipartisi untuk
sistem yang memiliki
energi kuadratis akan
mudah diturunkan dari
rumus umum di atas.
Dengan argumen yang
sama, apabila 2

digantikan dengan s,
rumus di atas berlaku
untuk energi bentuk anxns.
Derajat
kebebasan xn adalah
koordinat-koordinat dalam
ruang sistem dan
umumnya dibagi lagi ke
dalam koordinat posisi
rampatan gk dan
koordinat momentum
rampatan pk,
dengan pk adalahmoment
um konjugat terhadap qk.
Pada situasi ini, rumus
pertama di atas berarti
bahwa untuk semua k,

Menggunakan
persamaan mekanika
Hamiltonian,[6] rumus
ini dapat juga ditulis
sebagai

Dengan cara
yang sama,
menggunakan
rumus kedua

dnm

Hubun
gan
denga
n
teorem
a
virial[su
nting | su
nting
sumber]
Lihat
pula: Teor
ema
virial, Koo
rdinat
rampat, d
an Mekan
ika
Hamiltoni
an
Teorema
ekuipartisi
umum
adalah
perpanjan
gan
dari teore
ma
virial (yan
g diajukan
pada
tahun
1870[14]),
yang
menyatak
an bahwa

denga
n t ad
alah
waktu
.[6] Per
bedaa
n
antara
kedua
teore
ma ini
adala
h
teore
ma
virial
meng
hubun
gkan
penju
mlaha
n rata
-rata
energi
total
terhad
ap
satu
sama
lainny
a
daripa
da
ratarata
energi

individ
ual
pada
teore
ma
ekuip
artisi.
Teore
ma
virial
juga
tidak
meng
hubun
gkan
penju
mlaha
n
energi
ini
terhad
ap te
mpera
tur T.
Selain
itu,
penur
unan
teore
ma
virial
biasa
nya
dieks
presik
an
sebag
ai

ratarata
energi
terhad
ap
waktu
,
sedan
gkan
pada
teore
ma
ekuip
artisi,
penur
unann
ya
dieks
presik
an
sebag
ai
ratarata
energi
terhad
ap rua
ng
fase.

Pen
era
pan
teor
ema
ekui
parti
si[su
nting

| sunt
ing
sumb
er]

Huk
um
gas
idea
l[sunt
ing |
sunti
ng
sumb
er]
Lihat
pula:
Gas
ideal
dan H
ukum
gas
ideal
Teore
ma
ekuip
artisi
dapat
ditera
pkan
untuk
menur
unkan
rumus
gas
ideal.
Beraw
al dari

persa
maan

u
nt
uk
m
e
n
g
hit
u
n
g
ra
ta
ra
ta
e
n
er
gi
ki
n
eti
k
p
er
p
ar
tik
el.
Te
or

e
m
a
ek
ui
p
ar
tis
i
d
a
p
at
di
g
u
n
ak
a
n
u
nt
uk
m
e
n
ur
u
nk
a
n
h
uk
u
m
g
as
id

e
al
d
ar
i
m
ek
a
ni
ka
kl
as
ik.
[5]

Ji
ka
q
=
(q
,

x

qy
,
qz
)
d
a
n
p
=
(p
,

x

py
,
pz
)
m
e
n

a
n
d
ak
a
n
ve
kt
or
let
ak
d
a
n
m
o
m
e
nt
u
m
p
ar
tik
el
g
as
,
d
a
n
F
a
d
al
a
h
re

su
lta
n
g
ay
a
p
a
d
a
p
ar
tik
el,
m
ak
a

di
m
a
n
a
k
e
s
a
m
a
a
n
p
e
rt
a

m
a
a
d
al
a
h
h
u
k
u
m
k
e
d
u
a
N
e
w
to
n,
d
a
n
k
e
s
a
m
a
a
n
k
e
d
u
a

m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n
p
e
rs
a
m
a
a
n
H
a
m
ilt
o
n
d
a
n
r
u
m
u
s
e
k
ui
p
a

rti
si
.
D
e
n
g
a
n
m
e
nt
ot
al
k
a
n
s
el
u
r
u
h
si
st
e
m
y
a
n
g
b
e
r
p
a
rti
k

el
N
a
k
a
n
m
e
n
g
h
a
si
lk
a
n:

Energi
kinetik
partikel
tertentu
dapat saja
berfluktuas
i dengan
bebas,
namun

teorema
ekuipartisi
memungki
nkan kita
untuk
menghitun
g
energi rata
-rata kesel
uruhan
partikel
dalam
sistem
pada
temperatur
apapun.
Teorema
ini juga
dapat
digunakan
untuk
menurunka
n hukum
gas
ideal yang
menghubu
ngkan teka
nan gas
dengan vol
ume dante
mperaturn
ya. (Lima
partikel
yang
berwarna
merah di
atas
digunakan
untuk
membantu
pemantaua

n gerak
partikel
tersebut.)

Menu
rut hu
kum
ketig
a
Newt
on da
n
asum
si
bahw
a gas
berpe
rilaku
ideal,
result
an
gaya
yang
beker
ja
pada
suatu
siste
m
berga
s
ideal
akan
berm
uasal
dari
gaya
yang
ditera

pkan
oleh
dindi
ng
pena
mpun
g
gas.
Gaya
ini
kemu
dian
berm
anife
stasi
seba
gai
tekan
an
gas
P.
Sehin
gga

dengan d
S adalah
luas
infinitesi
mal
permuka
an
dinding
penampu
ng. Oleh
karena di
vergensi

vektor
letak q a
dalah

maka
menutur teor
ema
divergensi

dengan
dV adalah
volume
infinitesimal
penampung
dan V adalah
total volume
penampunga.
Dengan

menggabungka
kedua
persamaan ini

akan didapatka

yang secara
langsung
memberikan

persamaan gas

ideal berpartike

dengan n = N/N

jumlah mol gas

dan R = NAkB a

pan gas. Walau

teorema ekuipa

memberikan co

penurunan huk

ideal yang simp

yang sama juga

diturunkan men

metode alterna

seperti fungsi p

Gas
diatomik[su

nting sumber]

Sebuah partike
diatomik dapat

dimodelkan seb

massa m1 dan m
dihubungkan

oleh pegas den
anta Hooke a.

Pemodelan ini d

sebagai pendek

rotor tegar osila

harmonik.[16] Sis

akan memiliki e
sebesar

dengan p1 dan

momentum dua

dan q adalah d

antar dua atom

kesetimbangan

derajat kebeba

bersifat kuadrat

sehingganya ha
berkontribusi

sebesar 1⁄2kBT t

energi rata-rata

dan 1⁄2kB terhad

kalornya. Sehin

kalor gas bermo

diatomik seban

diprediksikan b
sebesar

7N·1⁄2kB (mome
2

masing-masin

berkontribusi se

derajat kebeba

dan q berkontri

derajat kebeba

Selanjutnya pu

kalor satu mol m

diatomik akan m

(7/2)NAkB = (7/2

sehingganya ka

molarnya harus

7 cal/(mol·K). N

kapasitas kalor

didapatkan dar

percobaan bias

sebesar 5 cal/(m

menurun menja

(mol·K) pada te

yang sangat re
[18]

Ketidakcoco

hasil prediksi be

teorema ekuipa

nilai hasil perco

dapat dijelaska
menggunakan

yang lebih kom

karena dengan

menambahkan

derajat kebeba

akan meningka

jenis yang dipre
[19]

Ketidakcoco

kemudian menj

nyata diperluka

perlakuan teori
kuantum untuk

menyelesaikan

Citra gabungan sin

optik Nebula Kepit

nebula ini terdapat

neutron yang bero

cepat. Bintang ini b

setengah kali lebih
daripada Matahari

berukuran 25 km. T

ekuipartisi dapat d

memprediksikan si

neutron seperti ini.

Gas ideal p
kondisi rela
ekstrem[sun
g sumber]

Lihat pula: Rela
khusus, Katai

putih, dan Binta

Teorema ekuipa

digunakan di at

menurunkan hu

ideal berdasark

Newton klasik t

digunakan apab

relativitas menj

dalam sistem y

seperti misalny

putih dan bintan

Oleh karenanya

gas ideal harus

Teorema ekuipa

memungkinkan

dengan mudah

hukum gas idea

berlaku pada ko

relativistik ekstr

kasus ini, energ

partikel tunggal
sebesar

Dengan
menurunkan H

menghasilkan r

Penurunan yan

terhadap py dan

menghasilkan r

dengan menam

akan menghasi

dengan kesama

rumus ekuiparti

total rata-rata p

ekstrem adalah

daripada energ

relativistik. Untu

berpartikel N, n
3 NkBT.

Gas non-id
sumber]

Lihat pula: Eksp
virial

Dalam kasus ga

gas diasumsika

secara tumbuka

dapat pula digu

energi dan teka

partikel-partikel

melalui gaya-ga

potensial U(r)-n

pada jarak r an

dideskripsikan s

pertama-tama m

pada satu partik

melakukan pen

lainnya menggu

bola. Kemudian

menggunakan f

sehingganya ra

probabilitas me

dalam ruang lin

adalah sama de

dengan ρ = N/V

atau massa jen

potensial rata-r

berhubungan d

tunggal tersebu

secara matema

Energi potensia

karenanya ada

dengan N adala

dan faktor 1⁄2 dip

keseluruhan pa

antar partikel ya

dua kali. Denga

kinetik dan pote

teorema ekuipa

mendapatkan p

Dengan cara ya

menurunkan pe

Lihat pula[s


Teori kinetik



Mekanika s

Catatan da
sumber]

1. ^ "equi-". On
20.

2. ^ "partition".
12-20..

3. ^ Kesalaha

tidak ditem
bernamak

4. ^ Fact Sheet

Regulatory C

5. ^ a b c d e f g P

Pergamon P
0.

6. ^ a b c Goldst

Addison-Wes

7. ^ a b c d Huan

John Wiley a

8. ^ a b Mandl, F

Sons. hlm. 2

9. ^ Kesalaha

tidak ditem
bernamap

10. ^ a b Tolman,

Partition with

Review 11 (4

275. Bibcode
1.261.

11. ^ Miedl M, G

in model bee

10161–5. do

12. ^ Mason, M;

Particles in a

426.Bibcode
3.412.

13. ^ Tolman, RC

Mechanics. N

98.ISBN 0-48

14. ^ Clausius, R

anwendbare

Physik141: 1

Clausius, RJ

Applicable to
122–127.

15. ^ L. Vu-Quoc
mechanics),

16. ^ McQuarrie

2nd). Univers

891389-15-3

17. ^ Kesalaha

tidak ditem
bernamaW

18. ^ Kesalaha

tidak ditem
bernamaE

19. ^ Kesalaha

tidak ditem
bernamam

20. ^ McQuarrie

2nd). Univers

1-891389-15

Bacaan leb
sumber]


Huang, K (1
John Wiley

471-81518-



Khinchin, A

Statistical M

New York: D

98. ISBN 0

Landau, LD

Physics, Pa

hlm. 129–13


Mandl, F (1

and Sons. h


Mohling, F (

Methods an

hlm. 137–13

470-27340

Pathria, RK

Pergamon P
016747-0.


Pauli, W (19

Volume 4. S

hlm. 27–40.


Tolman, RC

Applications

Catalog Co

B00085D6O


Tolman, RC

Mechanics.

hlm. 93–98.

Pranala lua


Applet dem

a mixture of


The equipa

written by N

the Racah I

University o

Kategori:
 Teorema fis
 Mekanika s
 Termodinam

Menu
navigasi


Buat akun ba



Masuk log








Halaman







Halaman Uta
Perubahan te
Peristiwa ter
Halaman bar
Halaman sem

Pembicaraa
Baca
Sunting

Sunting sum

Versi terdah

Komunitas
 Warung Kop
 Portal komun
 Bantuan
Wikipedia
Bagikan
Cetak/ekspor
Peralatan
Bahasa lain
 ‫العربية‬
 Català
 Čeština
 Deutsch
 English
 Español
 Français
 ‫עברית‬
 Magyar
 Italiano
 日本語












한국어
Nederlands
Polski
Português
Русский
Slovenščina
Svenska
Türkçe
Українська
中文
 Sun



Halaman ini t
2013.



Teks tersedia

BerbagiSerup

tambahan mu
Penggunaan


Kebijakan pri



Tentang Wikip



Penyangkala



Developers



Tampilan selu