Karakteristik islam di asia tenggara

NAMA

: BONDAN GAZALI MUCHTAR

NIM

: 20110510063

MATA KULIAH

: POLITIK ISLAM ASIA TENGGARA

KELAS

:A

KARAKTERISTIK ISLAM DI ASIA TENGGARA
Islam di Asia tenggara memiliki berbagai macam karakter sesuai dengan wilayah dimana
Islam itu berkembang, misalkan islam yang ada di kawasan Indonesia, Malaysia, Brunai,
tentunya berbeda dengan Islam yang ada di wilayah Singapura, Thailand, Philipina dan
sebagainya. Hal itu menunjukann keberagaman cara penyebaran Islam maupun Budaya yang ada

di kawasan tersebut. Yang dimaksut dengan budaya adalah, bagaimana cara masyarakat untuk
menerima ataupun memandang Islam sebagai agama yang dapat mereka terima sebagai pedoman
hidupnya. Ketika masayarakat menerima agama baru tersebut dengan

bijak maka agama

tersebut dapat diakui sebagai agama mereka, namun ketika mereka menolaknya dan hanya
sebagaian yang menerima maka akan menjadi sebuah agama minoritas dan terkadang
mengakibatkan konflik pada diri mereka. Misalkan apa yang terjadi di patani dan moro, mereka
menjadi masyarakat muslim minoritas yang ada di suatu Negara.
Dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara tentunya diawali dengan datangnya para
pedagang dari belahan dunia, kususnya pada saat itu para pedagang dari Negri arab pada awal
abad ke-7 dan ke-8. Asia tenggara merupakan jalaur perdagangan Internasional yang
membentang jauh dari teluk Persia hingga China melalui selat malaka yang pada posisinya selat
malaka mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan
Internasional. Nah menurut beberapa sumber yang telah saya baca mengenai masuknya islam di
Asia tenggara pada dasarnya dengan jalan Damai, terbuka dan tanpa pemaksaan sehingga Islam
dapat diterima dikawasan Asia Tenggara.
Menurut saya ada beberapa proses masuknya Islam di Asia Tenggara pada saat itu. Yaitu
melalui :

1. Jalur perdagangan

Seperti yang saya sampaikan sebelumnya bahwasannya Islam masuk di Asia
Tenggara dimulai pada awal abad ke-7 yang dibawa oleh para pedagang pedagang
muslim seperti arab dan Persia. Yang diawali dengan letak kawasan asia tenggara adalah
jalur perdagangan laut internasional yang membentang jauh serta digunakan oleh para
pedagang dari penjuru dunia. Jalur ini sangat menguntungkan karena para bangsawan
kerajaannikut serta dalam kegiatan perdagangan ini, bahkan mereka banyak yang
memiliki kapal dan saham. Para raja dan bangsawan tersebut selanjutnya membangun
tempat peribadahan yaitu masjid dan keluarga bangsawan sudah berkembang dikawasan
perdagangan tersebut.
2. Jalur perkawinan
Pada saat itu para pedagang muslim tentunya memiliki status yang lebih tinggi
dari pada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi yaitu para anak raja atau
bangsawan terkadang tertarik dengan para saudagar dari negri arab maupun Persia
tersebut. Dan selanjutnya setelah mereka memiliki keturunan akhirnya keberadaan
mereka semakin luas dan timbullah wilayah atau desa desa dengan agama muslim
tersebut bahkan muncullah kerajaan muslim dikawasan tersebut. Bahkan banyak wanita
muslim yang dinikahi oleh para bangsawan yang terlebih dahulu masuk Islam.
3. Jalur pendidikan

penyebaran islam juga dilakukan dengan jalur pendidikan baik dalam bidang
formal maupun non formal. Didalam pesanteren maupun pondok lah para guru guru atau
kiai dan ulama menyebarkan islam dan juga selanjutnya melakukan islamisasi terhadap
masyarakat yang belum memiliki agama.
Menurut saya banyak hal yang menjadikan proses penyebaran agama Islam di
Asia tenggara, namun yang pada saat itu sering dilakukan yaitu dengan beberapa hal
tersebut.
Nah bagamanakah dengan karakteristik Islam yang berada dikawasan asia tenggara
tersebut, yang diawal saya memberikan gambaran mengenai keberbagai macam Islam yang ada
dikawasan Asia tenggara. Kita dapat ambil contoh karakteristik Islam di beberapa Negara
kawasan Asia tenggara. Misalkan di Indonesia sendiri, perkembangan Islam telah mempengaruhi
segala bentuk kebijakan pemerintahan di Indonesia. Pada masa kolonialisme penjajahan , Sarekat
Islam adalah organisasi pertama yang dibentuk untuk menyatukan para pedagang-pedagang

Islam demi menekan penyebaran agama Non Muslim yang dibawa oleh kolonialisme, yang
dianggap sebagai suatu mobilisasi dalam perlawanan kepada penjajah. Meskipun mayoritas
penduduk Indonesia beragama muslim, Indonesia wajib menjunjung tinggi pluralisme dan
toleransi beragama. Dalam kehidupan perpolitikannya, Islam selalu memegang peranan penting
dalam kebijakan yang dibuat pada pemerintahan. Dapat kita lihat betapa kuatnya Islam di
Indonesia yang saat ini adalah penganut Islam terbesar di Dunia dalam politik domestiknyapun

Pemimpin Negara dari zaman pemerintahan orde lama yaitu Soekarno hingga saat ini adalah
Susilo Bambang Yudhoyono adalah penganut Muslim. Namun dalam pengaplikassiaan Islam
dalam parlement tentunya hanya sebatas umum saja tidak dijadikan Islam sebagai pedoman
Hidup Kenegaraan karena Indonesia bukan Negara Islam namun Negara Demokrasi.
Sedangkan Islam di Malaysia tentunya berbeda dengan Islam di Indonesia, Islam di
Malaysia dijadikan sebagai suatu identitas sendiri meskipun kebebasan beragama masih
dijunjung tinggi. Hal ini berkaitan dengan kesultanan Malaysia yang sebagian besar
beragamakan Islam. Dalam negara ini, terdapat berbagai partai besar yang berlandaskan islam
dan cukup memiliki pengaruh yang kuat atas kebijakan negara, yaitu UMNO (United Malays
National Organization) dan PAS (Partai Islam se-Malaysia). Selain itu, berbagai institusi yang
menangani masalah sosial, ekonomi, dan perilaku masyarakat Malaysia dalam kehidupan seharihari telah menjadikan hukum Islam sebagai dasar fundamentalnya. Pelaksanaan nilai dan hukum
Islam didukung oleh yayasan dakwah dan pusat kajian Islam.
Berbeda dengan mayoritas Islam di Indonesia dan Malaysia yang tentunya tidak dialami
oleh Thailand, yaitu di Thailand selatan. Mulai dari abad ke-13 dimana Agama Islam
menapakkan kakinya di kerajaan Pattani dan kemudian menjadi mayoritas di wilayah
tersebut . pada dasarnya masyarakat muslim di Filipina adalah komunitas melayu Pattani yang
awalnya berdiri sendiri dan kemudian dikuasai oleh Siam atau Thailand, Daerah selatan negara
Thailand ini berbatasan langsung dengan kerajaan Kelantan sebagai salah satu basis muslim
terbesar di Malaysia yang memiliki pengaruh sangat kuat di Patani. Meskipun demikian, seperti
halnya kaum minoritas di negara-negara yang lain, kawasan Thailand bagian selatan yang

merupakan basis masyarakat Melayu-muslim adalah daerah konflik agama dan persengketaan
wilayah dengan latar belakang ras dan agama yang berkepanjangan. Hingga saat inipun wilayah

patani masih menjadi kawasan islam minoritas yang terkadang terjadi konflik dengan
pemerintahan Thailand yang menganut agama non muslim.
Muslim di philiphina sama halnya dengan yang terjadi di Thailand yaitu menjadi agam minoritas
padahal muslim disitu dapat dikatakan sebagai agama tertua. Menurut beberapa ahli yang
menganalisis mengenai kemunduran dan penyebap Islam sebagai agama minoritas ialah tiga
alasan yang menjadi penyebab sulitnya bangsa Moro berintegerasi secara penuh kepada republik
Filipina. Pertama, bangsa Moro sulit menghargai undang-undang Nasional, khususnya yang
mengenai hubungan pribadi dan keluarga, karena undang-undang tersebut berasal daari Barat
dan Katolik, seperti larangan bercerai dan poligami yang sangat bertentangan dengan hukum
Islam yang membolehkannya. Kedua, system sekolah yang menetapkan kurikulum yang sama,
bagi setiap anak Filipina disemua daerah, tanpa membedakan perbedaan agama dan kultur,
membuat bangsa Moro malas untuk belajar disekolah yang didirikan pemerintah. Mereka
menghendaki dalam kurikulum itu adanya perbedaan khusus bagi bangsa Moro, karena adanya
perbedaan agama dan kultur.Ketiga, bangsa Moro masih trauma dan kebencian yang mendalam
terhadap program perpindahan penduduk yang dilakukan oleh pemerintah Filipina kewilayah
mereka di Mindanao, karena program ini telah mengubah posisi mereka dari mayoritas menjadi
minoritas hamper disegala bidang kehidupan 1


Refrensi :
1. Muzani Saiful, Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara, Jakarta:
LP3ES, 1993
1

Dikutip dari buku Muzani Saiful, Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara,
Jakarta: LP3ES, 1993

2. voice of islam in southeast Asia
3. Haji Abdullah Abdul Rahman DR, pemikiran Islam di Malaysia, sejarah dan
aliranhalaman

4. Abdullah, Taufik; Sharron Siddique, 1978, Islam and Society in Southeast
asia (Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara), Jakarta,LP3ES.