Gambaran Kesederhanaan Dalam Novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye: Suatu Tinjauan Psikologi Sastra

LAMPIRAN I
Sinopsis Novel Ayahku (Bukan) Pembohong
Dam adalah seorang anak yang dididik dan dibesarkan dengan segala
cerita hebatmasa muda ayahnya.Pengajaran yang sederhana, namun berdampak
sangat besar, karena dengan semua cerita itulah, tumbuh kepribadian yang baik
dalam diri Dam.Iasangat mengidolakan ayahnya karena cerita-cerita itu.
Ayahnya merupakan seorang lulusan master hukum dari luar negeri,
namun ia memilih untuk hidup sebagai pegawai negeri biasa tetapi Ayah memilih
menjadi pegawai negeri biasa dan menjalani hidup dengan sederhana,
Ketika Dam lulus SMP,Ayah mendaftarkannya di sekolah asrama bernama
Akademi Gajah. Suatu hari, Dam melakukan kesalahan karena mengundang
teman-temannya ke kamarnya untuk merayakan ulang tahun Retro.Mereka berdua
dihukum membersihkan perpustakaan.Beberapa hari menjelang pembebasan
hukuman, Dam dikagetkan dengan judul buku yang sedang dibaca Retro, ”Apel
Emas Lembah Bukhara”. Dam ingat karena itu adalah salah satu cerita
petualangan ayahnya tentang keindahan lembah Bukhara.Karena hal itu berharihari Dam mencari buku lain, dan akhirnya Dam menemukan buku berjudul ”Suku
Penguasa Angin”. Hal itu membuat Dam semakin penasaran dengan keaslian
cerita ayahnya. Sampai pertanyaan itupun dilontarkan kepada Ayah yang
membuat ayahnya tersinggung.
Suatu hari, Dam mendapatkan kabar bahwa ibunya sakit parah.Hari itu
juga Ia segera pulang. Sampai disana, Dam sangat marah pada ayahnya karena

berbohong tentang keadaan ibunya setahun lalu yang mengatakan Ibu hanya sakit

biasa.Melalui penanganan dokter, Ibu Dam tetap tidak dapat diselamatkan.Malam
itu Dam memutuskan untuk berhenti memercayai semua cerita ayahnya.
Sehari setelah pemakaman ibunya, Dam kembali ke Akademi Gajah. Dam
menemui kepala sekolah, ia terkejut karena meski ia tidak sempat mengikuti ujian
kelulusan, ia mendapatkan ijazah beserta sertifikat penghargaannya, Dam juga
mendapatkan surat pengantar masuk universitas, karena ternyata nilai sempurna di
Akademi Gajah bukan terletak pada ujian tertulis di atas kertas namun pada proses
pendidikan itu sendiri.
Beberapa tahun kemudian, Dam bertemu kembali dengan Taani (teman
SMP Dam), mereka mengobrol dan jadi sering bertemu. Semakin lama mereka
menjadi dekat dan memutuskan untuk menikah dengan syarat dari Taani, bahwa
kelak Ayah bisa tinggal dengan mereka.
Selama Ayah tinggal dengan merekaDam begitu kesal karena Ayah selalu
menceritakan hal yang sama dengan yang diceritakannya pada Dam dahulu.
Sampai suatu hari Dam mengetahui kalau anaknya membolos, ternyata karena
mencari tahu cerita kakeknya di perpustakaan kota. Dam marah dan menghukum
mereka dan melarang ayahnya bercerita. Saat Dam pergi dinas, Ayah kembali
bercerita. Dam yang mengetahuinya marah dan pada malam itu Ayah

memutuskan pergi dari rumah. Di ruang kerjanya Dam mencari artikel tentang
Akademi Gajah di internet namun tidak ditemukan, ini membuat Dam bingung,
sehingga Dam menuliskan nama ibunya di kolom pencarian dan keluarlah semua
berita tentang ibunya, ternyata Ibu adalah seorang artis terkenal saat Ibu masih

muda, hal itu seperti yang pernah diberitahukan semua orang kepadanya selama
ini, namun ia tidak percaya.
Esok harinya Ayah dibawa ke rumah sakit karena ditemukan pingsan di
pemakaman kota. Setelah ditangani Ayah sempat siuman dan memanggil Dam.
Ayah meminta Dam mendengarkan cerita terakhirnya, iamenceritakan bagaimana
ia bertemu dengan Ibu. Wajah Ibu pucat dan kehilangan gairah hidup, karena
Dokter memvonis usianya tidak lebih dari dua tahun, saat itu ia jatuh saat
menghadiri pesta besar, ia merupakan bintang televisi pada masanya. Ibu begitu
antusias dan tertarik dengan cerita petualangan Ayah. Enam bulan kemudian
mereka menikah, ketika Dam lahir energi kebahagiaan Ibu mampu membuatnya
bertahan hidup enam tahun, sampai Dam masuk SMP ia bertahan tiga tahun lagi,
dan akhirnya Dam masuk ke Akademi Gajah.Setelah bercerita, akhirnya Ayah
pergi untuk selama-lamanya, dan hari itu Dam tahu bahwa selama ini ibunya
bahagia walau ibunya tidak pernah memakai perhiasan dan baju mahal.
Pada hari pemakaman Ayah, tempat itu dipenuhi oleh hampir seluruh

warga kota, langit pun dipenuhi dengan adanya formasi layang-layang suku
Penguasa Angin, dan yang membuat Dam merasa lebih kaget, merasa bersalah
sekaligus terharu adalah ketika ”Sang Kapten” dan ”Si Nomor 10” datang dan
mengucapkan rasa sedihnya karena tidak sempat bertemu dengan ayahnya. Dam
hanya bisa terisak mendengarnya.Pagi itu Dam tahu, Ayah bukan pembohong.

Dokumen yang terkait

Gambaran Kesederhanaan Dalam Novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye: Suatu Tinjauan Psikologi Sastra

12 92 67

Karakter Ayah dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere-Liye dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

1 19 113

Karakter Ayah dalam Novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere-Liye dan implikasinya terhadap pembelajaran sastra di SMA

4 45 113

ASPEK MOTIVASI DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE LIYE: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN Aspek Motivasi Dalam Novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 14

ASPEK MOTIVASI DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE LIYE: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN Aspek Motivasi Dalam Novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 1 17

Gambaran Kesederhanaan Dalam Novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye: Suatu Tinjauan Psikologi Sastra

0 0 9

Gambaran Kesederhanaan Dalam Novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye: Suatu Tinjauan Psikologi Sastra

0 0 1

Gambaran Kesederhanaan Dalam Novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye: Suatu Tinjauan Psikologi Sastra

0 1 6

Gambaran Kesederhanaan Dalam Novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye: Suatu Tinjauan Psikologi Sastra

0 0 14

Gambaran Kesederhanaan Dalam Novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye: Suatu Tinjauan Psikologi Sastra

0 0 3