Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Antara PT.PLN (Persero) dengan CV.Carmel dalam Hal Penyeimbangan Beban Trafo (Studi pada PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh)

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan dari Negara Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 salah satunya adalah memajukan kesejahteraan umum. Guna mencapai tujuan tersebut, pemerintah terus melakukan berbagai bentuk pembangunan baik dari segi fisik maupun segi non fisik. Pembangunan itu dilakukan semata-mata untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, oleh karena itu setiap pembangunan harus dapat dinikmati hasilnya oleh seluruh Rakyat Indonesia. Kegiatan pembangunan yang dilakukan pemerintah dapat berupa pengadaan barang dan jasa, non pengadaan, sertapembangunan sarana dan prasana.

Pembangunan sarana oleh pemerintah diwujudkan dalam berbagai bentuk. Salah satu bentuk dari pembangunan yang dilaksanakan tersebut berupa pembangunan proyek-proyek sarana, prasarana, yang berwujud pembangunan dan rehabilitasi jalan-jalan, jembatan, pelabuhan, irigasi, saluran-saluran air, perumahan rakyat, maupun perkantoran-perkantoran dan sebagainya.1

Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah termasuk juga di bidang kelistrikan. Pemerintah menyediakan listrik bagi masyarakat, dan kegiatan

1

Djumialdji 1, Hukum Bangunan Dasar-Dasar Hukum Dalam Proyek Dan Sumber Daya Manusia (Jakarta: Rhineka Cipta, 1996) hlm.1


(2)

pembangunan diperlukan untuk mewujudkan hal tersebut, baik itu membangun pembangkit listrik, ataupun membangun jaringan-jaringan listrik. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melakukan kegiatan usahanya untuk melayani kepentingan masyarakat luas di bidang listrik adalah PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero, selaku perusahaan dengan sifat usaha tertentu yang melaksanakan tugas khusus guna mencapai fungsi kesejahteraan umum yang juga menjadi tujuan Bangsa Indonesia. Bentuk kegiatan yang dilakukan oleh PT.PLN (Persero) diantaranya adalah penyediaan tenaga listrik, baik berupa pembangkit tenaga listrik, penyaluran tenaga listrik, distribusi tenaga listrik, perencanaan dan pembangunan sarana penyedia listrik, serta jasa ketenagalistrikan lainnya.

Peraturan yang mengatur mengenai pengadaan barang dan jasa sudah beberapa kali mengalami perubahan. Peraturan-peraturan mengenai pengadaan barang/jasa oleh pemerintah yang berlaku saat ini adalah Peraturan Presiden (Perpres) No. 54 Tahun 2010, Perpres No. 35 Tahun 2011 (Perubahan Pertama), dan Perpres No. 70 Tahun 2012 (Perubahan Kedua), serta diatur pula dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dengan peraturan pelaksananya yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2000. Sedangkan peraturan mengenai pengadaan barang/jasa yang dilakukan oleh BUMN, berlaku Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Badan Usaha Milik Negara serta perubahannya No. PER15/MBU/2012.Peraturan menteri tersebut digunakan untuk kegiatan pengadaan barang/jasa yang dilakukan oleh BUMN yang pembiayaannya tidak menggunakan dana langsung dari Anggaran


(3)

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Perjanjian pengadaan barang dan jasa termasuk dalam perjanjian pemborongan yang terdapat di dalam KUH Perdata yaitu pasal 1601, 1601b, dan 1604 sampai 1616.

PT.PLN (Persero) dalam melaksanakan kegiatannya ada kalanya tidak bekerja sendiri, PT.PLN (Persero) pada umumnya melibatkan pihak kedua, baik itu selaku penyedia barang dan jasa, pemborong dan lain-lain. Hal utama yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan jasa konstruksi yang melibatkan pihak lain tersebut adalah membuat perjanjian (kontrak). Perjanjian dibutuhkan untuk menuangkan kehendak dari para pihak secara tertulis dan mencapai kesepakatan mengenai kegiatan yang ingin dilaksanakan. Tahapan yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum membuat perjanjian pemborongan pekerjaan adalah pemilihan penyedia barang dan jasa. Perjanjian pemboronganpekerjaan yang dibuat oleh PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh dengan CV.Carmel dilakukan melalui tahapan penunjukan langsung. PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh mengundang calon penyedia barang dan jasa (CV.Carmel). Setelah dilakukan proses penawaran dan negosiasi, PT.PLN (Persero) kemudian menetapkan CV.Carmel sebagai pemborong dalam melaksanakan kegiatan penyeimbangan beban trafo, setelah itubarulah pihak PT.PLN (Persero) membuat Surat Penunjukan Jasa Langsung (perjanjian pemborongan) yang di dalamnya terdiri atas pasal-pasal yang berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilakukan.

Perjanjian pemborongan pekerjaan yang dibuat harus memperhatikan asas-asas perjanjian. Ada beberapa asas-asas yang harus diperhatikan oleh para pihak dalam


(4)

membuat suatu perjanjian. Asas dalam perjanjian berfungsi untuk membatasi para pihak agar tidak menyimpang dari nilai-nilai yang seharusnya. Asas tersebut diantaranya adalah asas kebebasan berkontrak, asas itikad baik, asas konsensualisme, dan asas pacta sunt servanda.

Universitas Sumatera Utara Open Course Ware bagian Kenotariatan menyebutkan bahwa, asas kebebasan berkontrak yang terdapat di dalam pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata, berkaitan dengan bentuk dan isi perjanjian. Makna kebebasan berkontrak adalah setiap orang bebas untuk menentukan dengan siapa ia akan mengikatkan dirinya, isi dan bentuk perjanjian yang akan dibuat, serta pilihan hukum yang akan digunakan. Asas kebebasan berkontrak bukan berarti para pihak dapat dengan leluasa bebas menuangkan segala kemauannya di dalam kontrak, kebebasan berkontrak tetap harus memenuhi beberapa ketentuan, yaitu kontrak tersebut memenuhi syarat sebagai suatu kontrak, tidak dilarang oleh Undang-Undang, sesuai dengan kebiasaan yang berlaku, dan sepanjang kontrak tersebut dilaksanakan dengan itikad baik.2

Asas itikad baik menurut pasal 1338 ayat (3) KUH Perdata, dinyatakan bahwa suatu kontrak haruslah dilaksanakan dengan iktikad baik (goeder trouw,

bona fide). Rumusan dari pasal 1338 ayat (3) tersebut mengindikasikan bahwa

sebenarnya iktikad baik bukan merupakan syarat sahnya suatu kontrak sebagaimana syarat yang terdapat dalam pasal 1320 KUH Perdata. Unsur itikad baik dalam hal pembuatan suatu kontrak dapat dicakup oleh unsur sebab yang

2

Hukum Kontrak 2.pdf, http://ocw.usu.ac.id/course/download/10500000010-hukum-perusahaan/ diakses pada 11 Oktober 2013 pukul 12.30 WIB


(5)

halal dari pasal 1320 KUHPerdata. Dengan demikian, dapat saja suatu kontrak dibuat dengan iktikad baik, tetapi justru dalam pelaksanaannya misalnya dibelokkan kearah yang merugikan salah satu pihak atau merugikan pihak ketiga. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kontrak tersebut bertentangan dengan iktikad baik.3

Asas konsensualisme maksudnya adalah bahwa suatu kontrak sudah sah dan mengikat ketika tercapai kata sepakat. Jadi, dengan adanya kata sepakat, kontrak tersebut pada prinsipnya sudah mengikat dan sudah mempunyai akibat hukum, sehingga mulai saat itu juga sudah timbul hak dan kewajiban diantara para pihak. Dengan demikian, pada prinsipnya syarat tertulis tidak diwajibkan untuk suatu kontrak. Kontrak lisan pun sebenarnya sah-sah saja menurut hukum. Akan tetapi terhadap beberapa jenis kontrak disyaratkan harus dibuat dalam bentuk tertulis, atau bahkan harus dibuat oleh atau dihadapan pejabat tertentu, sehingga disebut dengan Kontrak Formal. Ini adalah merupakan perkecualian dari prinsip umum tentang asas konsensualitas.4

3Ibid. 4Ibid.

Asas pacta sunt servanda juga tercantum dalam pasal 1338 KUHPerdata, menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang membuatnya. Setiap pihak harus tunduk pada apa yang tercantum di dalam perjanjian.


(6)

Perjanjian pemborongan pekerjaan yang dibuat oleh PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh dengan CV. Carmel, pada bagian penutupnyayaitu pasal 14 terdapat klausul yang menyatakan bahwa:

“Perjanjian ini ditandatangani oleh Para Pihak di Payakumbuh, dibuat rangkap 4 (empat) masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang berlaku yang mana 3 (tiga) rangkap untuk pihak pertama dan 1 (satu) rangkap untuk pihak kedua, dan setalah dibubuhi materai yang cukup dan ditandatangani kedua belah pihak”. Pada kenyataannya, tidak kedua belah pihak menandatangani perjanjian tersebut, perjanjian tersebut hanya ditandatangani oleh pihak pemborong saja, yaitu direktur dari CV.Carmel.

Tujuan pembuatan perjanjian secara tertulis adalah agar memberikan kepastian hukum bagi para pihak dan sebagai alat bukti yang sempurna, di kala timbul sengketa di kemudian hari.5 Perjanjian yang dibuat secara tertulis juga menjadi bukti terhadap adanya hubungan hukum. Tanda tangan menjadi simbol dari curahan hati dan pikiran yang telah dipikirkan matang oleh orang yang membuat perjanjian tersebut, sehingga pada akhirnya ia sepakat untuk mengikuti segala ketentuan yang telah dirundingkan sebelumnya dengan pihak lain, sebagai syarat sahnya sehingga perjanjian tersebut sah sebagai salah satu bentuk perikatan.6

Yahya Harahap di dalam bukunya Hukum Acara Perdata menyatakan bahwa suatu surat yang memuat pernyataan atau kesepakatan yang jelas dan

5Slide pilihan hukum dalam kontrak

bisnis.pdfhttp://ocw.usu.ac.id/course/download/10500000010-hukum-perusahaan/ diakses pada 11 Oktober 2013 pukul 12.30 WIB

6

Damang, http://www.negarahukum.com/hukum/tujuan-tanda-tangan.html diakses pada tanggal 29 November 2013 pukul 20.08 WIB


(7)

terang, tetapi tidak ditandatangani ditinjau dari segi hukum pembuktian, tidak sempurna sebagai surat atau akta sehingga tidak sah dipergunakan sebagai alat bukti tulisan. Apabila surat tersebut merupakan pernyataan sepihak, harus ditandatangani orang yang membuat pernyataan, dan apabila merupakan kesepakatan kedua belah pihak mesti ditandatangani dua belah pihak.7

7

M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata (Jakarta: Sinar Grafika, 2004) hlm.560

Perjanjian pemborongan pekerjaan yang dibuat oleh PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh dengan CV.Carmel meskipun tidak ditandatangani oleh pihak PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh selaku pihak pemberi kerja, tetapi tetap dilaksanakan oleh CV.Carmel. Pelaksanaan tersebut dapat menimbulkan ketidakpastian hukum bagi pihak pemborong, apabila terjadi masalah di kemudian hari, terutama di dalam pembuktian di pengadilan, dan bisa saja merugikan salah satu pihak. Karena sudah dengan jelas tercantum di dalam pasal 14 pada perjanjian pemborongan antara PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh dengan CV.Carmel disebutkan bahwa “Perjanjian ini ditandatangani oleh para pihak di Payakumbuh, dibuat rangkap empat masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang berlaku yang mana tiga rangkap untuk pihak pertama dan satu rangkap untuk pihak kedua dan setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak dan dibubuhi materai yang cukup”. Kekuatan hukum yang tercantum di dalam klausul pasal 14 diiringi dengan kata-kata “setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak”, tetapi pada kenyataannya PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh tidak ikut menandatangani kontrak.


(8)

Isi kontrak juga memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak. Hak dan kewajiban para pihak dicantumkan bertujuan agar masing-masing pihak mengetahui apa yang menjadi hak dan kewajibannya dan dapat menilai apakah pihak lainnya telah melaksanakan hak dan kewajibannya, atau malah tidak melakukan kewajiban sebagaimana mestinya. Di dalam perjanjian pemborongan pekerjaan antara PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh dengan CV.Carmel ditemukan bahwa di dalam pasal 2 yang berjudul “Hak dan Tanggung Jawab Para Pihak dalam Pelaksanaan Surat Penunjukan Jasa Langsung (SPJL)”, tidak mencantumkan hak dari para pihak sama sekali meskipun judul pasalnya dituliskan hal demikian, yang terdapat di dalam pasal tersebut adalah larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan oleh pihak kedua dalam melaksanakan kontrak.Dan apabila dilihat dari keseluruhan isi pasal, pasal-pasal yang terdapat di dalam kontrak lebih banyak menerangkan mengenai hal-hal yang harus dilakukan oleh pihak kedua (CV.Carmel). Hal itu membuat pihak pemborong menanggung beban tanggungjawab yang lebih banyak dibandingkan pihak yang memborongkan.

Ketidakseimbangan tanggung jawab tersebut, dapat dikaitkan dengan asas itikad baik dalam kontrak. Pada dasarnya, itikad baik bermakna bahwa satu pihak harus memperhatikan kepentingan pihak lainnya di dalam kontrak. Itikad baik di dalam kontrak tidak hanya berperan di dalam pelaksanaan kontrak saja, tetapi juga pada saat penandatanganan dan tahap pra-kontrak. Itikad baik tersebut tidak hanya dilihat dari para pihak dalam melaksanakan kontrak saja, tetapi juga dari nilai-niai yang berkembang di masyarakat. Dari makna tersebut, itikad baik menjadi asas


(9)

yang penting dalam hukum kontrak. Namun pada saat ini, pengertian mengenai itikad baik masih berbeda-beda, perbedaan itu dapat dilihat dari waktu, orang, maupun tempat.8

B. Rumusan Permasalahan

Itikad baik itu juga berperan dalam masa sebelum ditandatanganinya kontrak, oleh karena itu perlu dikaji mengapa masih ada ketidakseimbangan hak dan kewajiban di dalam kontrak, meskipun setelah terjadiya perundingan sebelum membuat kontrak.

Menyadari adanya masalah dan pentingnya penyelesaian masalah tersebut, maka penulis akan membahas lebih lanjut mengenai perjanjian pemborongan tersebut dalam bentuk skripsi yang berjudul: “Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan antara PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh dengan CV.Carmel dalam Hal Penyeimbangan Beban Trafo (Studi Pada PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh)”.

Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah perjanjian pemboronganpekerjaan antara PT. PLN (Persero) Area Payakumbuh dengan CV. Carmel sudah menjamin kepastian hukum bagi kedua belah pihak?

2. Bagaimanakah penerapan asas itikad baik dalam perjanjian pemborongan pekerjaan tersebut?

3. Apa kendala dalam pelaksanaan perjanjian tersebut dan bagaimana cara mengatasinya?

8

Ridwan Khairandy, Itikad Baik Dalam Kebebasan Berkontrak, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2004) hlm.34


(10)

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penulisan skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah perjanjian pemborongan pekerjaan antara PT. PLN (Persero) Area Payakumbuh dengan CV. Carmel sudah menjamin kepastian hukum bagi kedua belah pihak

2. Untuk mengetahui penerapan asas itikad baik dalam perjanjian pemborongan pekerjaan tersebut

3. Untuk mengetahui hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan perjanjian tersebut dan bagaimana cara menyelesaikannya

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini dapat dilihat dari dua sisi yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi dunia pendidikan dan akademisi khususnya. Untuk menambah literatur dalam bidang hukum perdata pada umumnya dan perjanjian pemborongan pekerjaan sehingga dapat lebih mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan masukan bagi pembaca, dan pemahaman hukum mengenai perjanjian


(11)

pemborongan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian pemborongan pekerjaan.

E. Metode Penelitian

Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. Kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut, untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas pemasalahan-permasalahan yang timbul dalam gejala yang bersangkutan.9

1. Jenis Penelitian

Bahan-bahan atau data yang diperlukan dalam skripsi ini, penulis peroleh dengan melakukan penelitian hukum dengan menggunakan cara-cara atau metode-metode tertentu sebagai berikut:

Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif. Normatif maksudnya penelitian dilakukan dengan menggunakan dan mengelola data sekunder. Adapun sifat dari penulisan skripsi ini adalah deskriptif yaitu menggambarkan secara sistimatis dan jelas dimana penulis melakukan penelitian termasuk survey ke lapangan untuk memperoleh data.

2. Sumber Data

9

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1986) hlm. 43


(12)

Sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder yaitu data yang bersumber dari penelitian kepustakaan yang diperoleh dari:

a. Bahan hukum primer

Yaitu semua dokumen peraturan yang mengikat dan ditetapkan oleh pihak-pihak yang berwenang yakni berupa Undang- Undang, Peraturan Pemerintah, dan lain-lain.

b. Bahan Hukum Sekunder

Yaitu bahan dari buku hukum yang memberi penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti hasil penelitian dan pendapat dari pakar hukum. Termasuk juga semua dokumen yang merupakan informasi atau merupakan kajian berbagai media seperti koran, majalah, artikel-artikel yang dimuat di berbagai website di internet. c. Bahan Hukum Tersier

Yaitu bahan yang memberikan petunjuk, maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus hukum. 3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:

a. Penelitian Kepustakaan (library Research) yaitu meneliti sumber sumber bacaan yang berhubungan dengan permasalahan dalam skripsi ini, seperti buku-buku hukum, majalah hukum, artikel-artikel, peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, pendapat sarjana dan bahan-bahan lainnya.


(13)

b. Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu penelitian yang dilakukan pada dalam bentuk studi kasus. Penulis melakukan studi kasus terhadap permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan, untuk melengkapi bahan yang diperoleh dalam penelitian kepustakaan di atas.

4. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah:

a. Studi dokumen, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui data tertulis yang berkaitan dengan penelitian hukum ini.

b. Wawancara, wawancara dilakukan dengan pihak PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh untuk memperoleh data yang dibutuhkan.

5. Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis kualitatif, yaitu data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis dan selanjutnya dianalisis secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang akan dibahas dan hasilnya dituangkan ke dalam bentuk skripsi.

F. Keaslian penulisan

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan penulis, diketahui bahwa skripsi dengan judul “Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Antara PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh dengan CV. Carmel dalam hal Penyeimbangan Beban Trafo (Studi pada PT. PLN (Persero) Area Payakumbuh)” belum pernah


(14)

ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Kalaupun ada judul yang serupa, namun permasalahan dan materi pembahasan yang diangkat juga berbeda dan bila di kemudian hari ditemukan skripsi dengan judul yang sama yang telah ada sebelumnya, maka hal tersebut menjadi tanggung jawab penulis. Berikut beberapa skripsi yang memiliki judul yang hampir serupa dengan skripsi ini: 1) Nama Penulis : PITYANI MEUTIA LUBIS

NIM : 020200036

Judul Skripsi : PERJANJIAN BORONGAN KERJA ANTARA PT.PLN

(PERSERO)DENGAN PT. STARINDO PERKASA

SEMESTA Rumusan Masalah:

a) Bagaimana prosedur pelelangan yang dilakukan oleh PT.PLN (Persero)bila dihubungkan dengan Keppres No. 24 Tahun 1995 dan perbandingannya dengan Keppres No. 32 tahun 2005?

b) Sejauh mana tanggung jawab PT. STARINDO PERKASA SEMESTA terhadap perjanjian borongan kerja yang dilakukan?

2) Nama Penulis : SRI WINDA PASARIBU

NIM : 060200133

Judul Skripsi : TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PEKERJAAN UMUM KIMPRASWIL KABUPATEN TOBA SAMOSIR DENGAN CV. BAGAS BELANTARA (STUDI KASUS PADA CV. BAGAS BELANTARA)


(15)

Rumusan Masalah:

a) Apakah proses pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan Peningkatan Saluran Irigasi Bondar Sitoman Sosor Pandan Sepanjang 75m telah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku?

b) Bagaimanakah tanggung jawab para pihak dalam melaksanakan perjanjian pemborongan pekerjaan?

c) Bagaimanakah penyelesaian Perselisihan yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan?

3) Nama Penulis : KRISTI MEI SARA SIMBOLON

NIM : 090200201

Judul Skripsi : TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE ANTARA DINAS BINA MARGA KOTA MEDAN DENGAN CV.TERATAI 26

Rumusan Masalah:

a) Apakah proses pelaksanaan Perjanjian Antara Dinas Bina Marga Kota Medan dengan CV.Teratai 26 tidak mengandung cacat hukum?

b) Apakah hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan perjanjian dan bagaimana penyelesaiannya apabila terjadi perselisihan?


(16)

Demikianlah beberapa skripsi yang memiliki kesamaan pembahasan mengenai perjanjian pemborongan pekerjaan, namun rumusan masalah yang dibahas berbeda dengan permasalah yang penulis paparkan di dalam skripsi ini.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan skripsi ini maka diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab dengan bab yang lain yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan secara umum mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, metode penulisan, yang kemudian diakhiri dengan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN

Bab ini menjelaskan mengenai tinjauan umum mengenai perjanjian pemborongan pekerjaan yang terdiri dari lima sub bab, yaitu Pengertian Perjanjian pemborongan pekerjaan, pihak-pihak dalam perjanjian pemborongan pekerjaan, cara memborongkan pekerjaan, tanggung jawab para pihak dalam perjanjian pemborongan pekerjaan, dan berakhirnya perjanjian pemborongan pekerjaan.

BAB III PEMBUATAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA PT.PLN (PERSERO) DENGAN CV. CARMEL


(17)

Bab ini menjelaskan mengenai segi pembuatan dari perjanjian pemborongan pekerjaan Antara PT.PLN (Persero) dengan CV.Carmel, terdiri atas empat sub bab, yaitu: Proses penawaran kerjasama pemborongan pekerjaan, penyusunan perjanjian kerjasama pemborongan pekerjaan, hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian kerjasama pemborongan pekerjaan, dan objek perjanjian kerjasama pemborongan pekerjaan.

BAB IV PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA PT.PLN (PERSERO) DENGAN CV.CARMEL DALAM HAL PENYEIMBANGAN BEBAN TRAFO

Bab ini membahas mengenai pelaksanaan dari perjanjian pemborongan pekerjaan, terdiri atas tiga sub bab, yaitu: kepastian hukum dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan, penerapan asas itikad baik dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan, serta kendala dan penyelesaian permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dan saran terhadap hasil analisis yang dilakukan. Kesimpulan merupakan intisari dari pembahasan terhadap permasalahan yang diajukan dalam skripsi ini, sedangkan saran yang ada diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca dan dapat berguna bagi pihak-pihak yang terlibat dalam Perjanjian Pemborongan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(1)

Sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder yaitu data yang bersumber dari penelitian kepustakaan yang diperoleh dari:

a. Bahan hukum primer

Yaitu semua dokumen peraturan yang mengikat dan ditetapkan oleh pihak-pihak yang berwenang yakni berupa Undang- Undang, Peraturan Pemerintah, dan lain-lain.

b. Bahan Hukum Sekunder

Yaitu bahan dari buku hukum yang memberi penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti hasil penelitian dan pendapat dari pakar hukum. Termasuk juga semua dokumen yang merupakan informasi atau merupakan kajian berbagai media seperti koran, majalah, artikel-artikel yang dimuat di berbagai website di internet. c. Bahan Hukum Tersier

Yaitu bahan yang memberikan petunjuk, maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus hukum. 3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:

a. Penelitian Kepustakaan (library Research) yaitu meneliti sumber sumber bacaan yang berhubungan dengan permasalahan dalam skripsi ini, seperti buku-buku hukum, majalah hukum, artikel-artikel, peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, pendapat sarjana dan bahan-bahan lainnya.


(2)

b. Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu penelitian yang dilakukan pada dalam bentuk studi kasus. Penulis melakukan studi kasus terhadap permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan, untuk melengkapi bahan yang diperoleh dalam penelitian kepustakaan di atas.

4. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah:

a. Studi dokumen, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui data tertulis yang berkaitan dengan penelitian hukum ini.

b. Wawancara, wawancara dilakukan dengan pihak PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh untuk memperoleh data yang dibutuhkan.

5. Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis kualitatif, yaitu data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis dan selanjutnya dianalisis secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang akan dibahas dan hasilnya dituangkan ke dalam bentuk skripsi.

F. Keaslian penulisan

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan penulis, diketahui bahwa skripsi dengan judul “Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Antara PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh dengan CV. Carmel dalam hal Penyeimbangan Beban Trafo (Studi pada PT. PLN (Persero) Area Payakumbuh)” belum pernah


(3)

ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Kalaupun ada judul yang serupa, namun permasalahan dan materi pembahasan yang diangkat juga berbeda dan bila di kemudian hari ditemukan skripsi dengan judul yang sama yang telah ada sebelumnya, maka hal tersebut menjadi tanggung jawab penulis. Berikut beberapa skripsi yang memiliki judul yang hampir serupa dengan skripsi ini: 1) Nama Penulis : PITYANI MEUTIA LUBIS

NIM : 020200036

Judul Skripsi : PERJANJIAN BORONGAN KERJA ANTARA PT.PLN (PERSERO)DENGAN PT. STARINDO PERKASA SEMESTA

Rumusan Masalah:

a) Bagaimana prosedur pelelangan yang dilakukan oleh PT.PLN (Persero)bila dihubungkan dengan Keppres No. 24 Tahun 1995 dan perbandingannya dengan Keppres No. 32 tahun 2005?

b) Sejauh mana tanggung jawab PT. STARINDO PERKASA SEMESTA terhadap perjanjian borongan kerja yang dilakukan?

2) Nama Penulis : SRI WINDA PASARIBU NIM : 060200133

Judul Skripsi : TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PEKERJAAN UMUM KIMPRASWIL KABUPATEN TOBA SAMOSIR DENGAN CV. BAGAS BELANTARA (STUDI KASUS PADA CV. BAGAS BELANTARA)


(4)

Rumusan Masalah:

a) Apakah proses pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan Peningkatan Saluran Irigasi Bondar Sitoman Sosor Pandan Sepanjang 75m telah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku?

b) Bagaimanakah tanggung jawab para pihak dalam melaksanakan perjanjian pemborongan pekerjaan?

c) Bagaimanakah penyelesaian Perselisihan yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan?

3) Nama Penulis : KRISTI MEI SARA SIMBOLON NIM : 090200201

Judul Skripsi : TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE ANTARA DINAS BINA MARGA KOTA MEDAN DENGAN CV.TERATAI 26

Rumusan Masalah:

a) Apakah proses pelaksanaan Perjanjian Antara Dinas Bina Marga Kota Medan dengan CV.Teratai 26 tidak mengandung cacat hukum?

b) Apakah hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan perjanjian dan bagaimana penyelesaiannya apabila terjadi perselisihan?


(5)

Demikianlah beberapa skripsi yang memiliki kesamaan pembahasan mengenai perjanjian pemborongan pekerjaan, namun rumusan masalah yang dibahas berbeda dengan permasalah yang penulis paparkan di dalam skripsi ini.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan skripsi ini maka diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab dengan bab yang lain yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan secara umum mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, metode penulisan, yang kemudian diakhiri dengan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN

Bab ini menjelaskan mengenai tinjauan umum mengenai perjanjian pemborongan pekerjaan yang terdiri dari lima sub bab, yaitu Pengertian Perjanjian pemborongan pekerjaan, pihak-pihak dalam perjanjian pemborongan pekerjaan, cara memborongkan pekerjaan, tanggung jawab para pihak dalam perjanjian pemborongan pekerjaan, dan berakhirnya perjanjian pemborongan pekerjaan. BAB III PEMBUATAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA PT.PLN (PERSERO) DENGAN CV. CARMEL


(6)

Bab ini menjelaskan mengenai segi pembuatan dari perjanjian pemborongan pekerjaan Antara PT.PLN (Persero) dengan CV.Carmel, terdiri atas empat sub bab, yaitu: Proses penawaran kerjasama pemborongan pekerjaan, penyusunan perjanjian kerjasama pemborongan pekerjaan, hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian kerjasama pemborongan pekerjaan, dan objek perjanjian kerjasama pemborongan pekerjaan.

BAB IV PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA PT.PLN (PERSERO) DENGAN CV.CARMEL DALAM HAL PENYEIMBANGAN BEBAN TRAFO

Bab ini membahas mengenai pelaksanaan dari perjanjian pemborongan pekerjaan, terdiri atas tiga sub bab, yaitu: kepastian hukum dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan, penerapan asas itikad baik dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan, serta kendala dan penyelesaian permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dan saran terhadap hasil analisis yang dilakukan. Kesimpulan merupakan intisari dari pembahasan terhadap permasalahan yang diajukan dalam skripsi ini, sedangkan saran yang ada diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca dan dapat berguna bagi pihak-pihak yang terlibat dalam Perjanjian Pemborongan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


Dokumen yang terkait

Analisa Manajemen Aliran Kas Pada PT.PLN (Persero) Area Medan

15 133 55

Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Antara PT.PLN (Persero) dengan CV.Carmel dalam Hal Penyeimbangan Beban Trafo (Studi pada PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh)

4 40 96

UPAYA PT.PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA PEMATANGSIANTAR TERHADAP HASIL PEKERJAAN YANG TIDAK SESUAI DENGAN PERJANJIAN DALAM PELAKSANAAN OUTSOURCING.

0 5 21

PENDAHULUAN UPAYA PT.PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA PEMATANGSIANTAR TERHADAP HASIL PEKERJAAN YANG TIDAK SESUAI DENGAN PERJANJIAN DALAM PELAKSANAAN OUTSOURCING.

0 2 24

PEMBAHASAN UPAYA PT.PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA PEMATANGSIANTAR TERHADAP HASIL PEKERJAAN YANG TIDAK SESUAI DENGAN PERJANJIAN DALAM PELAKSANAAN OUTSOURCING.

1 8 79

SKRIPSI UPAYA PT.PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA PEMATANGSIANTAR TERHADAP HASIL PEKERJAAN YANG TIDAK SESUAI DENGAN PERJANJIAN DALAM PELAKSANAAN OUTSOURCING.

0 2 16

Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Antara PT.PLN (Persero) dengan CV.Carmel dalam Hal Penyeimbangan Beban Trafo (Studi pada PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh)

0 0 9

Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Antara PT.PLN (Persero) dengan CV.Carmel dalam Hal Penyeimbangan Beban Trafo (Studi pada PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh)

0 0 1

Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Antara PT.PLN (Persero) dengan CV.Carmel dalam Hal Penyeimbangan Beban Trafo (Studi pada PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh)

0 1 25

Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Antara PT.PLN (Persero) dengan CV.Carmel dalam Hal Penyeimbangan Beban Trafo (Studi pada PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh)

0 0 3