Hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Inisiasi Menyusui Dini Diwilayah kerja Puskesmas pancur batu kabupaten deli serdang Tahun 2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan di bidang Kesehatan sebagai perwujudan dari misi ketujuh yaitu
mengupayakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat, maka
kebijakan pembangunan bidang kesehatan diupayakan untuk memenuhi salah satu hak dasar
rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan Pasal 28 H ayat (1)
Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomis (Depkes RI, 2009).
Inisiasi menyusui dini (IMD) merupakan salah satu dalam standar asuhan persalinan
normal (APN). Tidak semua bidan melakukan IMD pada setiap persalinan, padahal IMD
memiliki manfaat yang begitu besar bagi ibu dan juga bagi bayi.Beberapa penelitian IMD telah
dilakukan, diantaranya oleh dr. Karen Edmod dari Inggris yang melakukan penelitian di Ghana
terhadap 11.000 bayi yang telah dipublikasikan di pediatrics, hasil penelitianya yaitu jika bayi
diberi kesempatan menyusu pada satu jam pertama dengan dibiarkan kontak kulit ke kulit ibu
(setidaknya selama satu jam) maka 22% nyawa bayi di bawah 28 hari dapat diselamatkan. Dan
jika bayi mulai menyusu pertama saat bayi berusia di atas 2 jam dan di bawah 24 jam pertama,
hanya 16% nyawa bayi di bawah 28 hari bisa diselamatkan. Penelitian lain juga dilakukan oleh
Fika dan Syafiq (2003), penelitian ini menunjukan bayi yang diberi kesempatan untuk menyusui

dini, hasilnya delapan kali lebih berhasil ASI eksklusif. Mengacu pada hasil penelitian itu, maka

Universitas Sumatera Utara

diperkirakan program “Inisisi Menyusui Dini” bisa menyelamatkan sekurang-kurangnya 30.000
bayi Indonesia yaUng meninggal dalam bulan perta ma kelahiran (Utami,2008)
Word Health Organitation (WHO) dan United Nation Children’s Fund (UNICEF) yang
merekomendasikan Inisiasi Menyusui Dini sebagai tindakan penyelamatan kehidupan, karena
Inisiasi Menyusui Dini dapat menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum usia satu
bulan. Menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan
bayi dinyatakan sebagai indikator global. Ini merupakan hal baru bagi Indonesia dan merupakan
program pemerintah, sehingga diharapkan semua tenaga kesehatan disemua tingkatan pelayanan
kesehatan baik swasta, maupun masyarakat dapat mensosialisasikan dan melaksanakan
mendukung suksesnya program tersebut, sehingga diharapkan akan tercapai sumber daya
Indonesia yang berkualitas (Perdani,2008).
Berdasarkan data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007
menyebutkan Angka Kematian Bayi (AKB) masih sangat tinggi yaitu 35 tiap 1.000 kelahiran
hidup. Menurut Departemen Kesehatan (DepKes) tahun 2007 beberapa penyebab kematian bayi
dikarenakan 29% Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), 27% asfiksia, 10% tetanus, 5% infeksi,
6% masalah hematologi, 10% masalah pemberian minuman, dan lain-lain sebanyak 27%. Dalam

Millenium Development Goals (MDGs), Indonesia mentar getkan pada tahun 2015 AKB
menurun menjadi 17 bayi per 1.000 kelahiran. Menghadapi tantangan dan target MDGs tersebut
maka perlu adanya program kesehatan anak yang mampu menurunkan angka kesakitan dan
kematian pada anak. Beberapa program terkini dalam proses pelaksanaan percepatan penurunan
AKB adalah program Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI eksklusif, penyediaan konsultan ASI
eksklusif di Rumah Sakit/Puskesmas, injeksi vitamin K1 pada bayi baru lahir, imunisasi hepatitis
pada bayi kurang dari 7 hari,tatalaksana gizi buruk, dan programlainnya.

Universitas Sumatera Utara

Menurut profil Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara tahun 2008 menunjukkan
bahwa, pemberian ASI pada bayi di Sumatera Utara mencapai 96,5% tetapi hanya 30% dari
mereka yang menyusui sampai 2 tahun. Sedangkan cakupan ASI Eksklusif yang ditargetkan
dalam Program Pembangunan Nasiolal (PROPENAS) adalah 80% (Dinkes, 2008).
Selain faktor ibu dan faktor tenaga kesehatan, sosialisasi serta dukungan politis
pemerintah baik pusat maupun daerah sangatlah penting dalam keberhasilan program Inisiasi
Menyusui Dini (IMD), dukungan itu antara lain dicanangkannya GNPP-ASI (Gerakan Nasional
Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu),ditetapkan keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.450/MENKES/IV/2004 tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi Indonesia yang
memuat 10 langkah keberhasilan menyusui bahkaN Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dalam program

APN (Asuhan Persalinan Normal) telah menetapkan 59 langkah dominan inisiasi menyusu dini
masuk dalam urutan prosedur bidan dalam melakukan pertolongan pesalinan namun cakupan
penatalaksanaan IMD dan ASI eksklusif pun masih rendah. (Anggrita K.2012).
Menurut

hasil

penelitian

Monica,

menunjukkan

bahwa

mayoritas

responden

berpengetahuan baik sebanyak 23 orang (44,23%), diikuti dengan responden yang

berpengetahuan cukup sebanyak 6 orang (30,77%) dan responden yang berpengetahuan kurang
sebanyak 13 orang (25%). Mayoritas responden yang bersikap negative sebanyak 32 orang
(61,54%) dan responden yang bersifat positif sebanyak 20 orang (38,46%). Dari hasil penelitian
ini terlihat pengetahuan yang baik tidak didukung oleh sikap yang negatife kerena kurangnya
pemahaan ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini dan kurangnya percaya diri ibu hamil untuk
melakukan inisiasi menyusu dini.
Faktor lain yang mendukung penetalaksanaan Inisiasi Menyusui Dini adalah Pengetahuan
dan Sikap Bidan, Pengetahuan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan

Universitas Sumatera Utara

terhadap suatu objek tertentu sedangkan sikap dapat diartikan sebagai suatu predisposisi tingkah
laku yang akan tampak actual apabila kesempatan untuk mengatakan terbuka luas, pengetahuan
dan sikap yang dimiliki oleh bidan dapat diterapkan dalam penatalaksanaan IMD ( Yessie 2012
).
Dari data tersebut di atas, menmbulkan minat peneliti untuk mengkaji masalah ini melalui
suatu penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan dengan Penatalaksanaan
Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut diatas maka dirumuskan
pertanyaan :
1. “Apakah ada Hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan Dengan Pelaksanaan Terhadap
Inisiasi Menyusui Dini di puskesmas pancur batu kabupaten deli serdang 2015”.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Sikap

Bidan dengan Inisiasi Menyusui Dini

Dengan Pelaksaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan Bidan tentang Inisiasi Menyusu Dini di Puskesmas
wilayah kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015.
b. Mengidentifikasi sikap bidan tentang Inisiasi Menyusu Dini di Puskesmas
wilayah kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015.

Universitas Sumatera Utara


c. Mengidentifikasi Pelaksanaan tentang Inisiasi Menyusu Dini di Puskesmas
wilayah kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015.

c. Manfaat Penelitian
1. .Bagi Puskesmas Pancur Batu
Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermamfaat sebagai motivasi bidan untuk
meningkatkan pelaksanaan Program Inisiasi Menyusui Dini. Dan memberikan
gambaran objektif sejauh mana mamfaat Inisiasi Menyusui Dini terhadap daya tahan
tubuh pada balita.
2. Bagi Instansi Pendidikan Kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu dan
mata kuliah asuhan kebidanan pada persalinan (ASKEB II) dan sumber informasi
bagi mahasiswa pendidik dalam pelaksanaan program pendidikan.
3. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang pelaksanaan Inisiasi
Menyusui Dini, pengalaman langsung dalam

melaksanakan penelitian dan

menyajikan hasilnya dalam tulisan ilmiah dengan mengaplikasikan ilmu yang pernah

diperoleh selama mengikuti pendidikan di perkuliahan.

Universitas Sumatera Utara