Perspektif Budaya Minang Terhadap Perawatan Ibu Pospartum di Kelurahan Tegal Sari Mandala 3 Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Postpartum atau masa nifas adalah periode waktu saat selesai persalinan
sampai 40 hari setelah persalinan. Menurut Prawiharjo (2010), masa nifas dimulai
setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu. Pengertian lain
menurut Mochtar (1998) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa Nifas 6-8 minggu.
Pada masa postpartum atau yang biasa disebut masa nifas terjadi perubahanperubahan, salah satunya perubahan fisiologis. Perubahan fisiologis ini sangat jelas
terlihat, dimulai dari perubahan sistem reproduksi, sistem

perkemihan, sistem

pencernaan, sistem muscolusskeletal, dan sirkulasi cardiovaskuler pada ibu
(Rukiyah, 2011).
Secara psikologi seorang ibu akan merasakan gejala-gejala psikiartik setelah
melahirkan. Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh wanita yang tengah mengalami
masa melahirkan baik secara fisik maupun psikis, dimana seorang wanita harus
menjadi ibu dan merawat bayi yang dilahirkannya dan juga harus memperhatikan

kebutuhan untuk dirinya sendiri. Sebagian wanita ada yang behasil menghadapi masa
tersebut dan sebagian wanita ada pula yang tidak bisa menyesuaikan diri, bahkan
bagi mereka yang tidak dapat menyesuaikan diri akan mengalami gangguangangguan psikologis (Suryani, 2005).
Perubahan fisiologis yang terjadi, dapat mengindikasikan terjadinya
komplikasi pada masa post partum diantaranya infeksi nifas, endometritis,
parametritis, infeksi pada payudara, dan perdarahan nifas. Secara psikologis
1
Universitas Sumatera Utara

2

ditemukan juga beberapa komplikasi diantaranya depresi postpartum, postpartum
blues dan psikosa postpartum (Maryunani, 2009).
Menurut Prawiharjo (2010), penyebab utama kematian ibu adalah
perdarahan, infeksi, hipertensi pada kehamilan, partus macet dan aborsi. Kematian
karena perdarahan pascapersalinan terjadi dalam waktu 4 jam setelah persalinan.
WHO memperkirakan sekitar 10% kelahiran hidup mengalami komplikasi
perdarahan pasca persalinan.Infeksi menular seksual (IMS) dalam kehamilan juga
merupakan factor resiko untuk sepsis.
Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar

500.000 jiwa per tahun dan kematian bayi khususnya neonates sebesar 10.000.000
jiwa per tahun. Di Amerika Serikat, emboli, perdarahan, hipertensi dan infeksi
menyumbang 65% kematian ibu setelah pertengahan kehamilan (Cunningham,
2012).
Di Indonesia (2012) jumlah ibu nifas dalam beberapa tahun terakhir terlihat
mengalami

peningkatan

sedangkan

angka kematian

ibu

nifas

mengalami

penurunan.Pada tahun 2009 angka ibu nifas diperkirakan sebesar 96.000 dengan

jumlah kematian sebanyak 12%.Pada tahun 2010 sebanyak

125.000 ibu nifas

dengan angka kematian sebanyak 7%. Sedangkan pada tahun 2011 jumlah ibu nifas
sebanyak 176.000 dengan angka kematian sebanyak 4%. Sementara pada tahun
2012 ibu nifas sebanyak 198.300 dengan angka kematian ibu sebanyak 3%
(wordpress.com/AKI).
Menurut Prawiharjo (2010) pelayanan masa postpartum bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini
dan pengobatan komplikasi penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan
pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi

Universitas Sumatera Utara

3

ibu. Dibutuhkan juga pemantauan dan asuhan pada masa nifas untuk dapat mencegah
beberapa kematian ibu.Sebagian besar asuhan diberikan untuk memulihkan atau
menyembuhkan dan pengembalian alat-alat kandungan ke keadaan sebelum hamil.

Salah satu hal yang mempengaruhi kesehatan di Indonesia, antara lain masih
adanya pengaruh sosial budaya yang turun menurun masih dianut sampai saat ini.
Selain itu ditemukan pula sejumlah pengetahuan dan perilaku yang tidak sesuai
dengan prinsip-prinsip kesehatan menurut ilmu kedokteran ataupun ilmu kebidanan
atau bahkan memberikan dampak kesehatan yang kurang menguntungkan bagi ibu
dan anaknya.Tradisi yang ada di masyarakat seperti pandangan budaya mengenai
penanganan kesehatan, kehamilan dan kelahiran, mengenai kesakitan, kematian di
tiap-tiap daerah sesuai kepercayaan dan adat istiadat yang berlaku (Perry, 2005).
Budaya memiliki nilai-nilai tersendiri tergantung dengan budaya yang dianut
oleh seseorang dan dianggapnya benar secara turun temurun atau secara agama yang
bisa diterima dikalangan masyarakat.Budaya atau kebiasaan merupakan salah satu
yang mempengaruhi status kesehatan.Di antara kebudayaan maupun adat-istiadat
dalam masyarakat ada yang menguntungkan, ada pula yang merugikan.Banyak sekali
pengaruh atau yang menyebabkan berbagai aspek kesehatan di negara kita, bukan
hanya karena pelayanan medik yang tidak memadai atau kurangnya perhatian dari
instansi kesehatan (Syafrudin, 2009).
Suku Minangkabau adalah salah satu dari ratusan suku bangsa di Indonesia
yang berasal dari Propinsi Sumatera Barat.Suku ini merupakan etnik mayoritas
setelah Batak Mandailing dan Mentawai.Mereka memiliki kebudayaan yang telah
dianggap mapan, yang sesungguhnya memiliki hubungan etnik kultural dengan

nenek moyang (Muarif, 2009).

Universitas Sumatera Utara

4

Menurut beberapa ibu-ibu suku Minang, perawatan ibu postpartum menurut
budaya Minang meliputi: minum telur dan kopi, penguapan dari bahan rempahrempah (betangeh), pemanasan batu bata (duduk di atas batu bata), meletakkan
bahan-bahan alami di atas perut ibu (tapal), minum jamu dari bahan rempah-rempah,
membersihkan alat kelamin dengan air rebusan daun sirih.Tetapi info yang lengkap
belum peneliti temukan. Untuk itu peneliti berminat untuk melakukan penelitian
terhadap perspektif budaya Minang terhadap ibu post partum.
Menurut Moleong (2007), kualitatif lebih tertarik pada hasil yang bermakna
universal. Artinya, hasil penemuan kualitatif tidak hanya dapat digeneralisasikan
pada latar substantif yang sama, tetapi juga pada latar lainnya. Jadi menurut Bogdan
dan Taylor (1982 :41), dapat digeneralisasikan lebih banyak digunakan oleh peneliti
yang tertarik pada teori dari dasar (grounded theory).
Berdasarkan konsep tersebut peneliti tertarik mengangkat judul perspektif
budaya Minang terhadap perawatan ibu postpartum di Kelurahan Tegal Sari Mandala
3, Kecamatan Medan Denai untuk menggeneralisasikan hasil penelitian yang lebih

luas berdasarkan penelitian yang diteliti oleh Rahmi Hayati (2011) yang berjudul
perspektif budaya Minang terhadap perawatan ibu postpartum di Kelurahan
Kotamatsum IV, Kecamatan Medan Area, Kota Madya Medan, yang memperoleh
hasil penelitian yaitu banyak manfaat dan dampak dari tradisi perawatan postpartum
budaya Minang yang dirasakan oleh partisipan. Ini disebabkan oleh semua bahanbahan yang digunakan dalam perwatan postpartum berasal dari bahan yang alami dan
sangat berkhasiat.Membuka pikiran kita tidak selamanya perawatan menurut adat itu
salah dan merugikan.Masih ada hal yang berdampak positif bagi ibu postpartum.

Universitas Sumatera Utara

5

B. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah “Mengeksplorasi perspektif budaya
Minang terhadap perawatan ibu postpartum”.
C. Pertanyaan Penelitian
Bagaimana perspektif budaya Minang terhadap perawatan ibu postpartum?.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi pendidikan

kebidanan di Sumatera Utara untuk mengetahui dan menambah pengetahuan
bagaimana perawatan ibu postpartum dalam budaya Minang.
2. Bagi pelayanan kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pelayanan
kesehatan tentang perawatan ibu nifas dan menambah wawasan pelayanan kesehatan
untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu postpartum tanpa meninggalkan
budaya dasar yang telah ada.Perlu diperhatikan dari aspek kesehatan.
3. Bagi penelitian kebidanan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi awal dan dapat
menjadi sumber pengetahuan dan penelitian berikutnya tentang perawatan ibu
postpartum menurut budaya, khususnya budaya Minang.
4. Bagi ibu
Hasil penelitian ini diharapkan ibu dapat meninggalkan dan mengubah
kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan ibu dan anaknya, ibu juga mendapat
pengetahuan tentang bagaimana perawatan masa nifas yang benar menurut
kesehatan.

Universitas Sumatera Utara