Perspektif Budaya Minang Terhadap Kehamilan di Lingkungan II Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2012

(1)

PERSPEKTIF BUDAYA MINANG TERHADAP KEHAMILAN DI LINGKUNGAN II KELURAHAN BINJAI

KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2012

FAUZAH ARDAH NIM : 115102111

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTASKEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

Judul : Perspektif Budaya Minang Terhadap Kehamilan Nama : Fauzah Ardah

NIM : 115102111

Jurusan : D-IV Bidan Pendidik Tahun : 2012

ABSTRAK

Latar Belakang : Masyarakat di Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, beribu-ribu suku bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda keanekaragaman budaya ini merupakan kekayaan bangsa. Diantara kebudayaan maupun adat istiadat dalam masyarakat Indonesia ada yang menguntungkan, ada pula yang merugikan bagi status kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan nifas.

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui Perespektif budaya minang terhadap kehamilan di lingkungan II kelurahan binjei kecamatan medan denai.

Metodologi : Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif fenomenologi, jumlah responden 5 orang. Pendekatan yang dipakai adalah deskriptif. Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.

Hasil : Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 5 partisipan memiliki krakteristik sebagai berikut usia partisipan dari 26-34 tahun, agama islam, pendidikan terakhir SMP-SMA, bersuku Minang asli, tinggal di rumah kontrakan, kehamilan yang mulai dari kehamilan ke3-4, usia kehamilan 6-8 bulan. Penelitian ini menemukan bahwa suku Minang memiliki cara pandang budaya terhadap kehamilan yang meliputi Pantangan makanan, Pantangan prilaku, Minum jamu saat hamil, Pijat di saat hamil. Pengumpulan data dihentikan pada saat telah mencapai saturasi data.

Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari 5 partisipan mengenai tradisi dan kebiasaan ibu hamil menurut persfektif budaya Minang terhadap kehamilan didapat bahwa suku Minang masih mempertahankan tradisi adat istiadat walaupun suku Minang merupakan pendatang dan sudah berbaur dengan kelompok-kelompok masyarakat dari suku-suku lainya yang memiliki kultur yang berbeda tetapi dari hasil penelitian yang didapatkan bahwa masyarakat Minang di Medan masih memegang erat tradisi dan filosofi suku Minang terhadap kehamilan.


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah mengenai “Perspektif Suku Minang Terhadap Perawatan kehamilan di Wilayah Bromo Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2012”.

Karya Tulis Ilmiah ini merupakan karya ilmiah yang harus penulis susun sebelum menyelesaikan pendidikan di Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Tugas ini merupakan salah satu syarat bagi penulis guna mencapai gelar Sarjana Sains Terapan (SST). Telah diketahui bahwa karya tulis bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam asuhan kebidanan, sehingga Karya Tulis Ilmiah yang penulis susun mencerminkan penguasaan penulis tentang substansi dan metodologi penelitian. Selama proses penyusunan penelitian ini penulis banyak menghadapi beberapa kesulitan, namun dengan bantuan dari berbagai pihak karya tulis ini akhirnya dapat terselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Pelaksana Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3.Nur Afi Darti, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, memberikan arahan, bimbingan, dan masukan dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.


(5)

4. Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kepselaku penguji I dan dr. Christofel L. Tobing, SpOG.(K) selaku penguji II yang telah menyediakan waktu, memberikan arahan dan masukan kepada penulis dalam rangka perbaikan Proposal karya tulis ini.

5. Seluruh dosen, staf, dan pegawai administrasi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU Medan. .

6. Ibu Rumah Bersalin Dina dan pegawai yang telah membantu dan mengizinkan untuk melakukan penelitian.

7. Kepada Lahum, SH, MM selaku Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan kota Medan, drs. Edi Mulia Matondang, selaku Camat Medan Denai yang telah membantu dan Khairuddin Burhan selaku lurah kecamatan Medan Denai.

8. Terima kasih kepada kedua orang tua saya yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa, penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih sangat jauh dari kategori sempurna, dari itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik maupun saran dari semua pihak guna kesempurnaan Karya Tulis ini. Akhir kata, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan.

Medan, Juni 2012 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Pengertian Kehamilan ... 6

B. Tanda-tanda Kehamilan ... 7

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehamilan ... 8

D. Konsep Budaya ... 12

E. Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Kehamilan ... 17

G. Metode Penelitian Kualitatif Fenomenologi ... 18

BAB III : METODE PENELITIAN ... 20

A. Desain Penelitian ... 20

B. Populasi dan Sampel ... 20

C. Tempat Penelitian ... 21

D. Waktu Penelitian ... 21

E. Etika Penelitian ... 21

F. Instrumen Penelitian ... 22

G. Prosedur Pengumpulan Data ... 22

H. Analisa Data ... 23

I. Tingkat Keabsahan Data ... 24

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian………. 25

B. Hasil Wawancara………... 26

C. Pembahasan………... 32

D. Interpretasi dan Diskusi Hasil………...33 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden

Lampiran 2 : Formulir Persetujuan Menjadi Partisipan

Lampiran 3 : Panduan Wawancara

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU

Lampiran 6 : Surat Balasan Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan

Lampiran 7 : Surat Balasan Izin Penelitian dari Kelurahan Medan Denai


(8)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fauzah Ardah

Tempat/tanggal lahir : Medan, 24 Maret 1987

Agama : Islam

Nama Ayah : Arsil adnan

Anak ke : 1 (satu) dari dua bersaudara

Alamat : Jl Binjai Km 14,5 Gg Gembira Diski

Riwayat Pendidikan :

1. SD : SD Negeri 107338 Diski 1995-2001

2. SMP : MTS Negeri Binjai 2001-2003

3. SMU : SMU Negeri 5 Binjai 2003-2005

4. AKADEMI : Akbid Bakti Inang Persada Medan 2005-2008

5. UNIVERSITAS : D-IV BIDAN PENDIDIK


(9)

Judul : Perspektif Budaya Minang Terhadap Kehamilan Nama : Fauzah Ardah

NIM : 115102111

Jurusan : D-IV Bidan Pendidik Tahun : 2012

ABSTRAK

Latar Belakang : Masyarakat di Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, beribu-ribu suku bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda keanekaragaman budaya ini merupakan kekayaan bangsa. Diantara kebudayaan maupun adat istiadat dalam masyarakat Indonesia ada yang menguntungkan, ada pula yang merugikan bagi status kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan nifas.

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui Perespektif budaya minang terhadap kehamilan di lingkungan II kelurahan binjei kecamatan medan denai.

Metodologi : Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif fenomenologi, jumlah responden 5 orang. Pendekatan yang dipakai adalah deskriptif. Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.

Hasil : Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 5 partisipan memiliki krakteristik sebagai berikut usia partisipan dari 26-34 tahun, agama islam, pendidikan terakhir SMP-SMA, bersuku Minang asli, tinggal di rumah kontrakan, kehamilan yang mulai dari kehamilan ke3-4, usia kehamilan 6-8 bulan. Penelitian ini menemukan bahwa suku Minang memiliki cara pandang budaya terhadap kehamilan yang meliputi Pantangan makanan, Pantangan prilaku, Minum jamu saat hamil, Pijat di saat hamil. Pengumpulan data dihentikan pada saat telah mencapai saturasi data.

Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari 5 partisipan mengenai tradisi dan kebiasaan ibu hamil menurut persfektif budaya Minang terhadap kehamilan didapat bahwa suku Minang masih mempertahankan tradisi adat istiadat walaupun suku Minang merupakan pendatang dan sudah berbaur dengan kelompok-kelompok masyarakat dari suku-suku lainya yang memiliki kultur yang berbeda tetapi dari hasil penelitian yang didapatkan bahwa masyarakat Minang di Medan masih memegang erat tradisi dan filosofi suku Minang terhadap kehamilan.


(10)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mengatasitingginya masalah AKI dan AKB di dunia terutama negara-negara yang berkembang, makaWHOmencanangkan program Safe motherhoodsejak tahun 1988. Perwujudan program ini olehpemerintah dengan dilaksanakannya program Making PregnancySafer (MPS). Dari pelaksanaan MPS ini, diharapkan target yang dapat dicapai pada tahun 2010 adalah AKI menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi baru lahir menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup (Depkes, 2008¶ 2).

Indonesia sehat adalah suatu gambaran kondisi Indonesia di masa depan, yakni masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Visi Depkes 2010-2014 yaitu masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan(Depkes, 2010¶ 2)

Angka Kematian Ibu (AKI) di Sumatera Utara selama empat tahun terakhir dinilai cukup tinggi melebihi angka AKI secara nasional yakni 228/100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2007 AKI mencapai 231/100.000 kelahiran hidup, tahun 2008 meningkat menjadi 258/100.000 kelahiran hidup dan tahun 2009 menjadi 260/100.000 kelahiran hidup sedangkan pada tahun 2010 per agustus angka AKI menjadi 249/100.000, walaupun telah mengalami penurunan pada tahun 2010 tetapi belum bisa mencapai target angka WHO dan nasional untuk menurunkan jumlah AKI (Dinkes, 2011).


(11)

Masyarakat di Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, beribu-ribu suku bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda keanekaragaman budaya ini merupakan kekayaan bangsa. Diantara kebudayaan maupun adat istiadat dalam masyarakat Indonesia ada yang menguntungkan, ada pula yang merugikan bagi status kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan nifas(Syafrudin, 2009).

Masyarakat Minangkabau merupakan penganut agama Islam yang taat. Seluruh kehidupan masyarakatnya sangat dipengaruhi oleh sendi-sendi agama Islam. Mereka boleh dikatakan tidak mengenal unsur-unsur kepercayaan lain, kecuali apa yang diajarkan oleh Islam. Garis keturunan masyarakat Minangkabau yang dianut adalah garis keturunan matrilineal, yaitu seorang yang masuk keluarga ibunya, bukan keluarga ayahnya (Mulyadi, 2000).

Suku Minangkabau adalah salah satu dari ratusan suku bangsa di Indonesia. Mereka berasal dari Propinsi Sumatera Barat. Di propinsi yang terletak di bagian barat tengah Pulau Sumatera ini, suku Minangkabau merupakan etnik mayoritas setelah Batak Mandailing dan Mentawai. Setiap bangsa memiliki tradisi tersendiri yang biasanya diwarisi oleh nenek moyang mereka. Seperti suku Minangkabau. Mereka memiliki kebudayaan yang telah dianggap mapan, yang sesungguhnya memiliki hubungan etnik kultural dengan nenek moyang(Muarif, 2009).

Jumlah populasi orang minangkabau di indonesia kurang lebih 8 juta. Sumatera Barat penduduk Minangkabau sebanyak 4.264.000 juta jiwa, sedangkan di Sumatera Utara jumlah orang Minang sebanyak 345.000 juta jiwa tahun 2010. Berdasarkan data dari pemerintahan kota medan jumlah masyarakat Minangkabau diperkirakan 5000 jiwa (Sirhan, 2011).


(12)

Penyebab kematian ibu baik yang menyebabkan kematian maupun kesakitan pada ibu dan anak sesungguhnya tidak terlepas dari faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat di mana mereka berada. Disadari atau tidak, faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti berbagai pantangan, hubungan sebab akibat, antara makanan dan kondisi sehat sakit, kebiasaan, dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak (Syafrudin, 2009).

Kebudayaan dan masyarakat merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan, karena kebudayaan berhubungan dengan budi atau akal. Kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, keilmuan, sosial, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan lain untuk keperluan masyarakat. (Prasetyo. 2004.)

Aspek lain yang dinilai dapat mengancam kehamilan yaitu adanya kekuatan supranatural atau kepercayaan akan gangguan roh jahat, yang juga merupakan kepercayaan yang umum ditemukan diberbagai suku bangsa di Indonesia, keyakinan mempercayai roh-roh halus yang suka memangsa bayi atau menyebabkan keguguran pada seorang wanita hamil dianggap mudah, sehingga terdapat cara-cara budaya untuk menangkalnya (Swasono, 2011)

Ilmu pengetahuan sosial kemasyarakatan sangat penting dipahami oleh seorang bidan dalam menjalankan tugasnya. bidan sebagai petugas kesehatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat, dengan latar belakang agama, budaya, pendidikan dan adat istiadat yang berbeda. Pengetahuan sosial dan budaya yang dimiliki oleh seorang bidan akan berkaitan dengan cara pendekatan untuk mengubah perilaku dan keyakinan masyarakat yang tidak sehat, menjadi masyarakat yang berperilaku sehat (Syafrudin, 2010).


(13)

Berdasarkan hal tersebut diatas maka peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai perspektif budaya Minang terhadap perawatan kehamilan. Suku Minang banyak tersebar di seluruh kepulauan Indonesia. Selain itu, setelah penulis melakukan tinjauan literatur, belum pernah ada penelitian yang khusus mempelajari dan membahas perawatan kehamilan menurut perspektif budaya minang. Oleh karena itu, penelitian tentang perspektif budaya Minang terhadap perawatan kehamilan, dilakukan.

B. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian ini adalah Bagaimana perspektif budayaMinang terhadap kehamilan di wilayah bromo kelurahan binjai kecamatan medan denai.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui Perespektif budaya minang terhadap kehamilan di lingkungan II kelurahan binjei kecamatan medan denai.

D. Manfaat Penelitian 1. Pelayanan kebidanan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan dan strategi bagi bidan dalam melakukan pelayanan kehamilan tanpa mengesampingkan faktor budaya. 2. Pendidikan kebidanan

Penelitian ini bisa menjadi sumber informasi awal bagi peneliti lainya yang tertarik untuk meneliti aspek pelayanan kebidanan bagi suku Minang.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang kehamilan tanpa mengesampingkan faktor budaya.


(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester dimana trimester kesatu dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2008).

Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis, setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat yang telah mengalami menstruasi dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat, sangat besar kemungkinannya mengalami kehamilan (Mandriwati,2008, hal.3).

Kehamilan bukan merupakan suatu penyakit meskipun begitu wanita hamil akan mengalami perubahan besar selama kehamilan, apabila seorang wanita memiliki kesehatan yang baik sebelum kehamilan dapat membantu menghadapi tekanan fisik dan emosional selama masa kehamilan, persalinan dan membantu wanita tersebut mempersiapkan untuk mengurus bayinya yang baru lahir (Stoppard, 2008, hal. 1)

Dalam kehamilan untuk menentukan tuanya atau lamanya kehamilan makanya ditentukan dengan trimester atau triwulan. Kehamilan trimester pertama antara 0 sampai 12 minggu, kehamilan triwulan kedua antara 12 sampai 28 minggu, kehamilan triwulan terakhir antara 28 sampai 40 minggu. Pada trimester pertama


(15)

organ-organ mulai terbentuk, triwmester kedua organ-organ sudah terbentuk tapi belum sempurna dan triwulan ketiga semua organ tubuh janin telah sempurna.

B. Tanda-tanda Kehamilan

Kehamilan membawa perubahan tubuh secara fisiologis, wanita hamil akan merasakan ketidak nyamanan baik fisik maupun psikis, pada wanita hamil terdapat beberapa tanda atau gejala yang sering terjadi pada masa kehamilannya, tanda atau gejala ini juga yang dapat menentukan terjadi atau tidaknya kehamilan yaitu:

a. Tanda yang tidak pasti

1). Amenorea (tidak dapat haid), gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid hamil lagi, penting diketahui tanggal haid hari pertama terakhir ini dimaksudkan untuk mengetahui tuanya kehamilan dan mengetahui taksiran persalinan.2) Nausea dan emesis yaitu mual dan muntah yang biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, terkadang dapat terjadi pada pagi hari yang disebut morning sickness, dalam batas tertentu keadaan ini masih fisiologis tetapi apabila terlalu sering terjadi dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang disebut hiperemesis gravidarum. 3)Perubahan pada mamae atau payudara yang biasanya akan membengkak dan nyeri bila ditekan, ini terjadi karena meningkatnya hormon estrogen dan progesteron yang merangsang duktus avioli di payudara. 4)Sering buang air kecil, ini terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar, pada trimester kedua umumnya keluhan ini akan hilang ini disebabkan uterus yang membesar keluar dari rongga panggul, dan pada akhir triwulan gejala ini kembali terjadi karena janin mulai masuk rongga panggul dan menekan kembali kandung kemih.5) Anoreksia atau tidak ada nafsu makan, pada trimester pertama biasanya akan terjadi anoreksia, akan tetapi pada trimester berikutnya nafsu makan akan timbul kembali.6) Obstipasi (susah


(16)

buang air besar), obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid.7)Mengidam atau menginginkan suatu hal. Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama tetapi akan hilang dengan tuanya kehamilan. 8)Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Pada pipi, hidung dan dahi kadang-kadang tampak warna pigmen yang berlebihan yang lebih dikenal kloasma gravidarum. 9)Pingsan, triwulan pertama pada beberapa wanita hamil akan mengalami pingsan pada saat berada ditempat ramai (prawihardjo, 2008, hal. 128)

b. Tanda pasti kehamilan

1).Denyut jantung janin(DJJ), dapat didengar dengan stetoskop ultrasonik (doppler) sekitar minggu ke-12. Atau melakukan auskultasi pada janin bisa juga mengidentifikasi bunyi-bunyi lain seperti bising tali pusat, bising uterus dan nadi ibu. 2)Palpasi, adanya gerakan janin yang dirasakan. 3) Janin terlihat pada pemeriksaan ultrasonografi atau sinar x (Sinclair 2010, hal 15).

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan a. Status kesehatan atau penyakit

Ada dua hal yang mempengaruhi status kesehatan atau penyakit yaitu penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamialan seperti Hyperemesis gavidarum, Preeklmpsia atau Eklampsi. Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan tetapi dapat mempengaruhi kehamilan seperti Torch, Diabetes mellitus, kelainan pembekuan darah.

b. Gizi

Status gizi merupakan hal yang sangat penting terutama dalam kehamilan, hubungan antara gizi ibu hamil selama masa kehamilan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena sangat berpengaruh terhadap perumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil dengan kekurangan gizi akan berakibat melahirkan


(17)

secara prematur atau BBLR. Rata-rata kenaikan berat badan ibu selama hamil adalah 10-20 kg atau 20% dari berat badan ideal sebelum hamil, adapun proporsi kenaikan berat badan selama kehamilan adalah: 1)Kenaikan berat badan trimester I lebih kurang 1 kg, kenaikan berat badan ini hampir seluruhnya merupakan kenaikan berat badan ibu.2)Kenaikan berat badan trimester II adalah 3 kg atau 0,3 kg perminggu, hal ini disebabkan karena adanya pertumbuhan jaringan pada janin.3)Kenaikan berat badan trimester III adalah 6 kg atau 0,3-0,5 kg perminggu, kenaikan ini disebabkan karena pertumbuhan janin yang semakin berkembang serta timbunan lemak pada ibu sendiri.

Kebutuhan zat gizi ibu hamil diantaranya adalah asam folat yang berfungsi untuk menurunkankan resiko cacat otak pada janin, zat besi yang berguna untuk menambah atau meningkatkan volume sel darah merah, selama masa kehamilan di butuhkan minimal 90 tablet zat besi, kalsium berguna untuk pembentukan tulang dan gigi bayi, kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 500 mg perhari, protein berguna untuk pembentukan jaringan baru pada janin, karbohidrat dibutuhkan sebagai sumber energi pada ibu hamil dibutuhkan 285 kalori perhari.

c. Gaya hidup

Gaya hidup juga berperan penting dalam masa kehamilan, salah satunya adalah pekerjaan pada saat ini banyak di jumpai wanita yang bekerja, bukan tidak boleh seorang wanita melakukan aktivitas atau bekerja, tetapi terkadang karena tuntutan ekonomi keluarga wanita juga bekerja tanpa memikirkan resiko serta lupa memperhatikan kehamilannya karena mereka telah merasa lelah setelah beraktivitas atau bekerja. Bahkan sekarang banyak wanita hamil yang menggunakan obat-obatan terlarang, merokok, meminum alkohol yang dapat membahayakan dirinya sendiri maupun janin yang dikandungnya.


(18)

d. Faktor psikologis

Status emosional dan psikologis seorang wanita sangat menentukan keadaan kehamilannya. Salah satunya adalah kehamilan diluar pernikahan atau kehamilan yang tidak diinginkan, baik itu akibat pemerkosaan maupun hubungan seks diluar pernikahan, hal ini sangat berpengaruh terhadap kehamilan seorang wanita, karena kehamilan yang diingin dan diharapkan tentunya membawa respon positif terhadap psikologis wanita tersebut dalam merawat serta menjaga kehamilannya (kusmiyati, 2008, hal 80).

D. Pelayanan Antenatal Pada Ibu Hamil

Menurut Depkes RI (2007), kebijakan operasional dalam pelayanan antenatal pada ibu hamil yaitu, Menemukan kehamilan resiko tinggi sedini mungkin,Melakukan upayah pencegahan neonatal tetanus dengan imunisasi TT,Pemberian tablet tambah darah (Fe) pada setiap ibu hamil selama kehamilanya, Melakukan pemerikasaan kehamilan minimal 4 kali, Pemeriksaan laboratorium hanya dilakukan atas indikasi,Setiap ibu hamil di buat kartu ibu untuk mencatat hasil pemeriksaan kehamilan, diberikan KMS ibu hamil dan imunisasi, Menyediakan sarana pelayanan kesehatan antenatal yang sesuai dengan standar pada jenjang pelayanan, Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil, keluarga, suami mengenai cara hidup sehat, Memberikan pelayanan antenatal di puskesmas pada setiap hari kerja, Melakukan rujukan interen di dalam puskesmas untuk menjaring ibu hamil yang datang dengan keluhan lain.

Dalam program kesehatan ibu dan anak melalui pendekatan tim kesehatan menyebutkan bahwa kebijakan pelayanan antenatal merupakan kebijakan umum dalam memberikan pelayanan antenatal sesuai dengan standar pada jenjang


(19)

pelayanan yaitu : meningkatkan peran serta masyarakat (suami, keluarga, dan kader) dalam menunjang penyelenggaraan pelayanan antenatal dan pencegahan resiko tinggi melalui kegiatan bimbingan dan penyuluhan kesehatan, meningkatkan mutu dan jumlah tenaga pelaksana maupun peralatan fasilitas pelayanan antenatal, melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali yaitu pada triwulan pertama 1 kali, triwulan kedua 1 kali, dan pada triwulan ketiga 2 kali, serta meningkatkan system rujukan kehamilan resiko tinggi (Depkes, 2007).

Kunjungan ibu hamil adalah kontak anatara ibu dan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal standar untuk mendapatkan standar pemeriksaan kehamilan.Istilah kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan, tetapi dapat sebaiknya yaitu ibu hamil yang dikunjungi petugas kesehatan di rumahnya atau di posyandu (Depkes, 2007).

Setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali keuntungan selama kehamilan yaitu : satu kali kunjungan selama trimester pertama. Satu kali kunjungan selama trimester kedua. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga. Pada setiap kali kunjungan pemeriksaan kehamilan, perlu didapatkan informasi yang penting yaitu : trimester pertama, membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil.

Pemeriksaan kehamilan merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan pemeriksaan kehamilan seperti yang ditetapkan dalam Buku Pedoman Pelayanan Antenatal Bagi Petugas Puskesmas. Walaupun pelayanan pemeriksaan kehamilan selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium atas indikasi, serta tindakan dasar dan khusus


(20)

(sesuai resiko yang ada), namun dalam penerapan operasionalnya dikenal standar minimal 7 T untuk pelayanan pemeriksaan kehamilan.

E. Konsep Sosial Budaya a. Pengertian Budaya

Budaya berasal dari bahasa sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Budaya dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal, ada juga ahli yang mengatakan budaya berasal dari kata budi-daya yang berarti daya dari budi. Jadi, kata budaya atau daya dari budi itu berarti cipta, rasa dan karsa (Mulyadi, 2000).

Berdasarkan ilmu antropologi “kebudayaan” adalah keseluruhan sistem gagasan, tidakan dari hasil karya manusia dalam rangka membangun kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar. Para ahli umumnya (Sajidiman, 1999) sepakat bahwa kebudayaan adalah perilaku dan penyesuaian diri manusia berdasarkan hal-hal yang dipelajari atau learning behavior (Wahit Iqbal, 2009). Kebudayaan menurut E. B Tylor adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaa, kesenian, moral, hokum, adat istiadat, kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Sedangkan manusia sebagai makhluk Bio-Psiko-Sosial-Spititual yang utuh dan unik.

Teori kebutuhan manusia, memandang manusia sebagai keterpaduan, keseluruhan yang terorganisir karena pengetahuan Sosial Budaya penting sekali dikuasai oleh profesi bidan dalam menjalankan tugasnya karena bidan akan berhadapan dengan berbagai macam kelompok sosial dengan beragam latar belakang agama, status pendidikan, dan sebagainya. Sosial Budaya sangat berkaitan dengan cara pendekatan dalam melakukan perubahan perilaku masyarakat yang erat


(21)

kaitannya dengan masalah-masalah kependudukan karena proses perkawinan dapat mengakibatkan kelahiran dimana kelahiran itu merupakan resiko yang tinggi bagi ibu-ibu di seluruh dunia (Syafrudin, 2009).

Seorang ahli sosiologi, Talcott Parsons yang bersama dengan seorang ahli antropologi, A. L. Kroeber mengemukakan perbedaan secara tajam wujud kebudayaan sebagai suatu rangkaian tindakan dan aktivitas manusia yang berpola. Sama halnya dengan J. J. Honigmann yang dalam buku pelajaran antropologinya berjudul The World of Man (1959) membedakan tiga “gejala kebudayaan”, yaitu ide, aktivitas, dan artifak. Terdapat tiga wujud kebudayaan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan sebagainya; wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat; wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia (Noorkasiani, dkk, 2009).

Secara awam sering terjadi kerancuan pengertian antara perubahan budaya dan perubahan sosial. Hal ini disebabkan adanya kenyataan bahwa setiap terjadi proses perubahan budaya mengakibatkan stuktur dan fungsi masyarakatnya akan berubah juga. Itulah sebabnya, orang sering menyatakannya sebagai perubahan sosial budaya. Para ahli ilmu sosial, temasuk antropologi, secar tegas membedakan pengertian perubahan budaya dan perubahan sosial. Pada perubahan budaya, hal yang berubah itu adalah unsur-unsur budayanya, seperti pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan setiap kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat. Adapun pada perubahan sosial, hal yang berubah adalah struktur dan sistem sosial yang mengatur pola kehidupan masyarakat (Mulyadi, 2000).


(22)

Mempercayai, dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya. Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, praktek komunikasi, tindakan sosial, kegiatan ekonomi dan politik, dan teknologi, semua itu berdasarkan pola-pola budaya (Mulyana, 2002).

Maka kebudayaan berfungsi sebagai “alat” yang paling efektif dan efisien dalam menghadapi lingkungan Kebudayaan bukan sesuatu yang dibawa bersama kelahiran, melainkan diperoleh dari proses belajar dari lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Dengan kata lain, hubungan antara manusia dengan lingkungannya dijembatani oleh kebudayaan yang dimilikinya.

Di lihat dari segi kebudayaan dapat dikatakan bersifat adaptif karena melengkapi manusia dengan cara-cara menyesuaikan diri pada kebutuhan fisiologis dari diri mereka sendiri, penyesuaian pada lingkungan yang bersifat fisik geografis maupun lingkungan sosialnya. Kenyataan bahwa banyak kebudayaan bertahan malah berkembang menunjukkan bahwa kebiasaan-kebiasaan yang dikembangkan oleh suatu masyarakat disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan tertentu dari lingkungannya. Dengan kata lain, kebiasaan masyarakat manusia yang berlainan mungkin akan memilih cara-cara penyesuaian yang berbeda terhadap keadaan yang sama. Kondisi seperti itulah yang menyebabkan timbulnya keaneka ragaman budaya (Sutrisno,M. 2006).

Penyebaran orang Minangkabau jauh dari daerah asalnya ini disebabkan oleh adanya dorongan pada diri mereka yang merantau, yang disebabkan oleh dua hal. Pertama, ialah keinginan mereka untuk mendapatkan kekayaan tanpa mempergunakan tanah-tanah yang telah ada. Ini dapat dihubungkan sebenarnya dengan keadaan bahwa seorang laki-laki tidak mempunyai hak menggunakan tanah warisan bagi kepentingan diri sendiri. Kedua, ialah perselisihan-perselisihan yang


(23)

menyebabkan bahwa orang yang merasa dikalahkan akan meninggalkan kampung dan keluarga untuk menetap di tempat lain. Keadaan ini kemudian ditambah dengan keadaan yang diciptakan oleh perkembangan yang berlaku pada masa akhir-akhir ini. Pendukung kebudayaan Minangkabau dianggap sebagai suatu masyarakat dengan sistem kekeluargaan yang ganjil di antara suku-suku bangsa yang lebih dahulu maju di Indonesia, yaitu sistem kekeluargaan yang matrilineal. Inilah biasanya dianggap sebagai salah satu unsur yang memberi identitas kepada kebudayaan Minangkabau, yang terutama dipopulerkan oleh roman-roman Balai Pustaka, pada bagian pertama dari abad ke-20 (Koentjaraningrat, 2007).

b. Kehamilan Menurut Adat Istiadat

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, Di antara kebudayaan maupun adat istiadat ada kebiasaan yang merugikan bagi status kesehatan ibu hamil. Ini di pengaruhi karena ilmu pengetahuan yang kurang sehingga timbulah mitos yang sering kali kita temui bahkan dipercayai dalam kehidupan sehari-hari. Saat seorang wanita suku minang mengandung mereka mempercayai untuk membawa bawang putih sebagai penangkal dari makhluk halus

Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan :

1). Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan sosial yaitu interaksi masyarakat, adat istiadat, pendidikan, dan tingkat ekonomi. Contoh : ibu hamil pada suku Jawa biasanya akan melakukan upacara adat 7 bulanan, ini dipercaya agar bayi yang dikandung sehat jasmani dan rohani serta menjadi anak yang bermanfaat bagi orang tua, agama dan masyarakat.


(24)

Faktor budaya setempat dan budaya sendiri. Contoh : bagi ibu yang akan melahirkan meminum dan mengolesi minyak kelapa di vagina akan mempercepat proses kelahiran, faktanya minyak kelapa dalam dunia kedokteran tidak ada hubunganya dalam proses kelancaran persalinan, pada dasarnya makanan akan diolah dalam usus halus menjadi asam amino, glukosa, dan asam lemak yang kemudian diserap oleh usus.

3). Faktor Pelayanan kesehatan

Merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Contoh : seorang ibu hamil akan bersalin, untuk mendapatkan pelayanan kesehatan harus melintasi jarak berkilo meter dengan jalan kaki. Artinya pusat pelayanan kesehatan sangat berpengaruh dari segi jarak pemukiman, kelengkapan alat-alat dan obat yang tersedia serta tenaga ahli yang trampil menguasai teknologi kesehatan.

4). Faktor Keturunan

Faktor yang telah ada pada diri manusia yang di bawa sejak lahir. Contoh: asma, diabetes militus, hipertensi dan lain-lain (Syafrudin, 2009).

Menurut pendekatan biososiokultural, kehamilan bukan hanya dilihat semata-mata dari aspek biologis dan fisiologisnya saja. Lebih dari itu, fenomena ini juga harus dilihat sebagai suatu proses yang mencakup pemahaman dan pengaturan hal-hal, seperti pandangan budaya mengenai kehamilan dan kelahiran, persiapan kelahiran, para pelaku dalam pertolongan persalinan, wilayah tempat kelahiran berlangsung, cara-cara pencegahan bahaya, penggunaan ramuan atau obat-obatan dalam proses kelahiran, cara menolong persalinan, dan pusat kekuatan dalam perawatan bayi dan ibunya .


(25)

Pengaruh sosial budaya sangat jelas terlihat pada ibu hamil dan keluarga yang menyambut masa-masa kehamilan. Upacara-upacara yang diselenggarakan mulai dari kehamilan 3 bulan, 7 bulan, masa melahirkan dan masa nifas sangat beragam menurut adat istiadat daerah masing-masing (syafrudin, 2009).

Si calon ibu mulai saat itu harus menuruti beberapa pantangan makanan dan pantangan lain. Demikian pula bagi calon ayah pun berlaku pantangan untuk perbuatan yang akan berakibat kurang baik bagi calon bayi mereka. Selamatan ini dimulai sejak bulan pertama sampai bulan ke sembilan bahkan sampai bulan kesepuluh apabila ada kehamilan mencapai sepuluh bulan.

Di Bali mempunyai kebiasaan pada waktu hamil tua diberi makanan pelusuh (jantung pisang yang direbus) dan diberi doa-doa. Bila waktu melahirkan, tiba dukun bayi membawa calon ibu keruangan khusus dekat dapur untuk melahirkan.

Presepsi ini terbentuk berdasarkan kepercayaan dari simbol-simbol yang dimiliki masyarakat. Proses kehamilan dan persalinan dan bagaimana pengelolahan kehamilan dan persalinan ditentukan oleh kepercayaan-kepercayaan dari dalam daripada lingkungan perawatan dari luar, oleh karena itu sebagian masyarakat memandang bahawa hal yang lebih penting dilakukan adalah memenuhi tuntutan atau kepercayaan dari perawatan kesehatan .

G. Metode Penelitian Kualitatif Fenomenologi

Penelitian fenomenologi bersifat induktif.pendekatan yang dipakai adalah deskriptif yang dikembangkan dari filsafat fenomenologi. Fokus filsafat fenomenologi adalah pemahaman tentang respons kehadiran atau keberadaan manusia, bukan sekedar pemahaman bagian-bagian yang spesifik atau perilaku khusus. Tujuan penelitian fenomenologi adalah menjelaskan pengalaman apa yang dialami oleh orang dalam kehidupan ini, termasuk interaksi dengan orang lain.


(26)

Contoh penelitian fenomenologi adalah studi mengenai daur hidup masyarakat tradisional dilihat dari perspektif kebiasaan hidup sehat, misalnya menggunakan air bersih, menu makanan, kepedulian terhadap usaha pengobatan anggota keluarga yang sakit, dan lain-lain. Penelahaan masalah dilakukan dengan multiperspektif atau multi sudut pandang (Sudarwan, 2003).

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan partisipan, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Bungin, 2007)

Bogdan dan Taylor (1975, dalam Moleong, 2007) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi yang alamiah dan bersifat penemuan. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya pengalaman, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Menurut Denzin dan Lincoln (1987 dalam Moleong, 2006, hal. 5) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Dari segi pengertian ini, latar alamiah dengan maksud agar hasilnya dapat digunakan untuk dapat menafsirkan fenomena dan yang dimanfaatkan untuk penelitian kualitatif adalah berbagai macam metode penelitian,


(27)

dalam penelitian kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai intrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiono, 2009).

Bogdan dan Biklen (1982, dalam Sugiono, 2009, hal.21) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif memiliki karakteristik, yaitu : dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci, penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif, data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dari pada produk atau outcome. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati).


(28)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian, desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif fenomenologi. Penelitian ini bertujuan untuk menggali bagaimana perspektif budaya Minang terhadap perawatan ibu hamil di wilayah Bromo Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu hamil pada Suku Minang. Mulai dari Februari sampai mei 2012 ada 38 Orang Ibu hamil yang bersuku minang di Rumah Bersalin Dina Wilayah Bromo Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai yang dikehendaki peneliti (masalah penelitian) sehingga sampel dapat mewakili karateristik populasi yang telah ditetapkan sebelumnya (Azis, 2007).

Besarnya jumlah sampel yang diteliti tidak mempunyai batasan akan tetapi dengan metode saturasi data yaitu peneliti berhenti mengambil sampel ketika tidak di temukan lagi data baru dari subjek peneliti (Moleong, 2005). Adapun kriteria informan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Responden ibu hamil suku Minang asli.

2. Responden mempunyai suami bersuku Minang asli. 3. Responden sudah pernah hamil dan melahirkan anak. 4. Dapat berbahasa Indonesia.


(29)

5. Bersedia menjadi informan dalam penelitian ini. C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Bersalin Dina Wilayah Bromo Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari2012- Mei 2012. E. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan surat permohonan kepada ketua Program Studi D-IV bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan kepada pimpinan Kelurahan dan Kecamatan agar dapat memperoleh persetujuan penelitian. Dalam menempatkan orang-orang yang diteliti bukan sebagai “objek” melainkan orang yang derajatnya sama dengan peneliti. Peneliti bersifat menghargai, menghormati dan patuh semua peraturan yang ada di Bromo kelurahan binjai, kecamatan medan denai. Memegang segala rahasia yang berkaitan dengan informasi yang diberikan. Informasi tentang informan tidak dipublikasikan bila informan tidak menghendaki, termasuk nama informan tidak akan dicantumkan dalam laporan penelitian. Peneliti dalam merekrut informan terlebih dahulu, memberikan informed consent, yaitu memberi tahu secara jujur maksud dan tujuan terkait dengan tujuan penelitian pada informan dengan sejelas-jelasnya. Selama dan sesudah penelitian privacy tetap dijaga, semua informan diperlakukan sama, nama informan diganti dengan nomor, sehingga kerahasiaan informasi yang diberikan terjaga dan hanya digunakan untuk kegiatan penelitian serta tidak akan dipublikasikan tanpa izin informan. Selama pengambilan data peneliti memberi kenyamanan pada informan dengan mengambil tempat wawancara


(30)

sesuai dengan keinginan informan. Sehingga informan dapat leluasa tanpa ada pengaruh lingkungan untuk mengungkapkan informasi yang diketahuinya.

F. Instrument Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua jenis instrument yaitu :

a. Kuesioner data demografi berisi tentang data umum partisipan pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yakni : Usia, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan, anak yang keberapa, suku.

b. Panduan wawancara mendalam (depth interview) berupa pertanyaan seputar perawatan ibu hamil suku Minang, kebiasaan perawatan yang dilakukan ibu selama hamil di suku Minang serta tujuannya.

G. Prosedur Pengambilan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat izin dari ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan pimpinan kelurahan binjai. Kemudian peneliti melakukan pendekatan dan memperkenalkan diri kepada informan dan menjelaskan hal-hal yang terkait serta tujuan dari penelitian ini. Wawancara dilakukan dalam waktu yang telahdisepakati oleh penelita dan informan.

Setelah itu informan terlebih dahulu diminta mengisi kuesioner data demografi, lalu memulai wawancara dan atas kesediaan informan peneliti merekam wawancara dengan

menggunakan hand phone lebih kurang 15 menit pada setiap pertemuan. Setelah itu hasil wawancara ditulis dalam bentuk transkip dan dibaca ulang. Peneliti menganalisa data yang telah dilakukan dan mengelompokkan data lalu menguraikannya kedalam bentuk narasi. Peneliti membahas hasil penelitian sesuai dengan analisa data yang telah dilakukan. Jika ada hal yang kurang jelas maka


(31)

peneliti akan melakukan wawancara ulang terhadap informan sampai data yang dibutuhkan terpenuhi.

H. Analisis Data

Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan transkripsi wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi yang telah dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman mengenai materi-materi tersebut dan untuk memungkinkan kita tentang penyajian apa yang sudah kita temukan kepada orang lain. Analisis melibatkan pekerjaan dengan data, penyusunan, dan pemecahannya ke dalam unit-unit yang dapat ditangani, perangkumannya, pencarian pola-pola, dan penemuan apa yang penting dan apa yang perlu dipelajari, dan pembuatan keputusan apa yang akan kita katakana kepada orang lain (Emzir, 2011).

Dipihak lain, analisis data kualitatif (Seiddel, 1998), prosesnya berjalan sebagai berikut :

1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya

3. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum (Moleong, 2010).

I. Tingkat Keabsahan Data

Tingkat kepercayaan hasil penelitian yang dilakukan berpegang kepada beberapa perinsip dan kriteria yaitu:

Credibility untuk memperoleh nilai kebenaran data informasi yang telah terkumpul dengan cara memperpanjang masa pengamatan (prolonged engagement)


(32)

menambah keakraban antara peneliti dan informan sehingga informan lebih terbuka lagi dan informasi tidak ada yang disembunyikan dan dengan mengadakan member chek terhadap data yang diperoleh peneliti dari informan.

Confirmability, peneliti akan membicarakan hasil penelitian dengan pembimbing agar data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat lebih objektif(Emzir, 2011).


(33)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Penelitian ini melibatkan 5 orang partisipan yang memiliki kriteria ibu hamil seperti wanita yang hamil muda bagi yang sudah pernah melahirkan, wanita yang hamil tua bagi yang belum pernah melahirkan, wanita asli bersuku Minang, mempunyai suami bersuku Minang asli, dapat berbahasa Indonesia dan bersedia menjadi informan dalam penelitian ini. Berikut ini paparan masing-masing karakteristik informan dari data demografi.

a. Partisipan 1

Partisipan 1 adalah seorang wanita berusia 33 tahun, beragama Islam suku Minang bulan, asli, pendidikan terakhir ibu SMP, pekerjaan ibu Karyawan.Saat ini ibu tinggal di rumah kontrakan dan ini kehamilan keempat. Ibu sudah tinggal di kota Medan selama 15 tahun.Usia kehamilan ibu sudah tujuh bulan dan ini kehamilan keempat.

b. Partisipan 2

Partisipan 2 adalah seorang wanita berusia 26 tahun. Beragama Islam suku MinangAsli, pendidikan terakhir ibu SMA, pekerjaan ibu rumah tangga, Saat ini ibu tinggal di rumah kontrakan, ibu tinggal di kota Medan baru 1 tahun. Usia kehamilan ibu sudah enam bulan dan ini kehamilan yang pertama.

c. Partisipan 3

Partisipan 3 adalah seorang wanita berusia 34 tahun,beragama Islam suku Minang asli, pendidikan terakhir ibu SMP pekerjaan wiraswasta. Saat ini ibu tinggal dirumah sendiri, ibu sudah tinggal di kota Medan selama 16tahun.Usia kehamilan ibu sudah enam bulan dan ini kehamilan yang keempat.


(34)

d. Paritsipan 4

Partisipan 4 adalah seorang wanita berusia 30 tahun. beragama Islam suku Minang asli, pendidikan terakhir ibu SMA, pekerjaan ibu rumah tangga.Saat ini tinggal di rumah kontrakan, ibu sudah tinggal di kota Medan selama 16 tahun. Usia kehamilan sudah sembilan bulan dan ini kehamilan yang ketiga.

e. Partisipan 5

Partisipan 5 dalah seorang wanita berusia 31 tahun. Beragama Islam suku Minang asli serta tinggal dikota Medan dari sejak lahir, pendidikan terakhir ibu SMA, pekerjaan ibu wiraswasta saat ini tinggal di rumah orang tua, ibu sudah tinggal dikota Medan selama 10 tahun. Usia kehamilan tujuh bulan dan ini kehamilan yang ketiga.

B.Hasil Wawancara

Praktek budaya Minang terhadap perawatan kehamilan. Berdasarkan hasil wawancara dari limapartisipan adalah sebagai berikut:

1. Pantangan Makanan

Dari 5 parisipan yang telah di wawancara mengatakan bahwa selama kehamilan salah satunya adalah pantangan makanan terhadap kehamilan seperti nenas,timun, tape, jengkol dan pete. Berikut pernyataan partisipan:

“Saat hamil tidak boleh makan nenas nanti anaknya keguguran karena nenas itukan panas” (Parisipan1).

“katanyatidak boleh makan jengkol nanti sewaktu melahirkan sakit pinggangnya makin bertambah dan darahnya bau”(Partisipan 2). “Ada pantangan makanan yang tidak boleh makan itu nenas dan jengkol nanti bau “ (Partisipan 3).

“ga boleh makan timun nanti katanya banyak keputihan yang keluar”.apalagi waktu-waktu mau dekat melahirkan keputihannya makin bertambah” (Partisipan 4).


(35)

“ya pantang, katanya kalau makan tape tu kan panas ya jadi nanti bayinya cepet lahir sebelum waktunya” seperti keguguran lah namanya” (Partisipan 5).

2. Pantangan perilaku

Dari hasil wawancara terhadap 5 partisipan terdapat beberapa pantangan perilaku yang dilakukan selama hamil. Pantangan perilaku tersebut yaitu pantangan duduk didepan pintu, tidak boleh membunuh binatang, tidak boleh tiduran dilantai dan tidak boleh membawa makanan di dalam saku baju atau celana. Berikut pernyataan partisipan:

a. Pantangan duduk di depan pintu

Dari hasil wawancara 3 partisipan manyatakan bahwa selama kehamilan Pantangan duduk di depan pintu selama hamil. Menurut partisipan apabila duduk di depan pintu maka pada saat menjelang persalinan anak yang akan dilahirkan susah untuk keluar. Berikut pernyataan partisipan :

“ Pantang kalau duduk di depan pintu nanti anaknya susah lahir’’(partisipan 1).

“ga boleh duduk di depan pintu nanti susah melahirkan’’(partisipan2) “kata mertua saya, ga boleh duduk di depan pintu, biar pas bersalin bayinya gampang keluarnya”(informan 4).

b. Pantangan membunuh binatang

Dari hasil wawancara 4 partisipan menyatakan pantangan membunuh binatang menurut partisipan ibu yang sedang hamil maupun suami ibu tidak boleh membunuh binatang hal ini di percaya bahwa anak yang dilahirkan nanti akan cacat atau mirip dengan binatang yang di bunuh. Berikut pernyataan partisipan:

‘’indak boleh bunuh binatang nanti anaknyo bisa cacat lahirnyo pantang tu,kalau lagi hamil’’(Partisipan 1).


(36)

Tidak boleh bunuh binatang nanti anaknya seperti binatang, contohnya bunuh ular nanti anaknya seperti ular yang di bunuh” (Partisipan 2).

‘’pantangan yang lain tidak boleh membunuh binatang katanya anaknya lahir bisa cacat kalaumembunuh binatang”(Prtisipan3). ‘’Kata orang tua dulusaya atau pun suami pantang bunuh binatang,nanti anaknyo bisa cacat yang parah lagi kata orang dulu anaknya bisa mirip seperti binatag itu ’’(Partisipan4).

c.Pantang tidur di lantai

Dari hasil wawancar 4 partisipan menyatakan pantang tidur di lantai tanpa alas sebab menurut mereka apabila melahirkan maka plasenta (ari-arinya) bayi akan lengket. Berikut pernyataan partisipan :

‘’kalau tiduran di lantai nanti ari-arinya lengket bahaya sekali itu, percaya- tidak percaya lah’’(Partisipan 1).

“Ada pantangan yang lain tidur di semen nanti ari-arinya keluarnya susah itu namanya ari-arinya lengket ’’(Partisipan 2).

“Ada pantangan yang lain tidak boleh tidur di lantai, katanya kalau melahirkan ari-arinya lengket, saya percaya anak saya yang ketiga seperti itu ari-arinya lengket “ (Partisipan 3).

‘’hmm…iyo orang tua-tua dulu selau bilang pantang tiduran dilantai tidak memakai alas atau tikar gitu”ari-arinya lengket” (Parisipan4).

d. Pantang membawa makanan dalam saku baju atau celana

Dari hasil wawancara 3 partisipan menyatakan bahwa pantang membawa makanan dalam saku baju atau celana nanti kalau anak lahir laki-laki alat kelaminnya tidak keluar. Berikut pernyataan partisipan :

“itu nggak boleh kalau bawa makanan dalam saku celana katanya kalau anakny lahir laki-laki alat kelaminnya nggak bisa tumbuh keluar” (Partisipan 2).

“Saya takut juga tu kalau-kalau anak saya laki- laki yang lahir alat kelaminnya ngak keluar kalau suka bawa makanan dalam saku celana atau baju itu kata urang tua dahulu “(Partisipan 4).

“iya kak tau tu katanya nggak boleh ya bawa makanan dalam saku baju atau celana nanti anaknya lahir kalau laki-laki alat kelaminnya


(37)

ngak keluar.kak sich menjaganya tidak bawa makanan di dalam saku baju atau celana “(Partisipan5).

e. Pantangan apabila tidak membawa gunting atau magnet

Dari hasil wawancara 4 partisipan menyatakan pantang kalau tidak membawa gunting dan magnet sewaktu hamil, menurut mereka dengan membawa gunting dan magnet sewaktu hamil berguna agar merekaerhindar dari gangguan makhluk halus. Berikut pernyataan partisipan :

‘’Katanya bawa gunting saat hamil, gunanya indo’ diganggui makhluk halus atau hantu, malahan bukan gunting aja besi berani atau magnet juga dibawa kata orang “tua dulu ya…supaya indak’ di ganggui makhlus halus’’.(Partisipan 1).

“ya...kata orang tua dulu harus bawa gunting atau magnet itu berguna sekali agar terhindar dari makhluk halus’’(Partisipan2).

“ Ada membawa gunting dan jerimgo bungli untuk menghindari dari makhluk halus” (Parisipan 3).

‘’Saya selalu bawa magnet kata ibu saya kalau tidak di bawa makhlus halus nempel trus sama saya’’(partisipan 5)

3. Minum jamu saat hamil

Dari hasil wawancara 3 partisipan menyatakan meminum jamu saat hamil gunanya untuk memberikan kesehatan dan kebugaran dan berguna juga untuk menghilangkan pegal-pegal dan masuk angin. Berikut pernyataan partisipan :

“ Saya suka juga minum jamu…biar badanya ga pegal-pegal dan masuk angin, lagi hamil gini mudah masuk angin”(Partisipan 1).

“Ya saya minum jamu untuk mengurangi rasa pegal-pegal apa lagi wanita yang lagi hamil mudah sekali capek dan pegal-pegal (Partisipan 2)

“Minum jamu untuk kesehatan biar badannya tidak mudah capek dan gampang masuk angin”(Partisipan 3)

“Biasanya saya minum jamu, itu pun kalau lagi pegal dan masuk angin, saya beli di tukang jamu yang ada di pinggir jalan,tetapi yang aman untuk ibu hamil” (Partisipan5).


(38)

4. Pijat di saat hamil

Dari hasil wawancara 4 partisipan Menyatakan bahwa mereka melakukan pijat/ kusuk di saat hamil hal ini bergunauntuk mengurangi rasa pegal dan kaki bengkak jadi mereka memilih untuk dikusuk. Berikut pernyataan partisipan :

“Saya kalau kusuk cuma bagian pundak samo kaki saja ’ saya ga berani kalau dikusuk disekitar perut”(Partisipan 2).

“ya saya kusuk di bagian perut itu berguna untuk membaguskan letak bayinya kalau sudah tujuh bulan” (Partisipan 3).

“Saya selalu kusuk bagian pundak dan kaki aja, karena bagian itu

yang mudah capek dan pegal-pegal”(Partisipan 4).

“Kusuk waktu saya mersa pegal-pegal aja biasany bagian pundak dan kaki itupun saya minta tolong di urutkan sama suami atau ma orang tua ibu”(Partisipan5).

C.Pembahasan

Kebudayaan maupun adat istiadat dalam masyarakat Indonesia ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan bagi status kesehatan ibu hamil, bersalin maupun ibu nifas. Faktor yang paling mempengaruhi status kesehatan masyarakat terutama ibu hamil adalah faktor lingkungan yaitu pendidikan di samping faktor-faktor lainya. Jika masyarakat mengetahui dan memahami hal-hal yang mempengaruhi status kesehatan tersebut maka diharapkan masyarakat tidak melakukan kebiasaan / adat istiadat yang merugikan kesehatan khususnya bagi ibu hamil bersalin dan nifas (Syafrudin,2009).

Ilmu pengetahuan sosial kemasyarakatan sangat penting dipahami oleh seorang bidan sebagai petugas kesehatan dan berhubungan langsung dengan masyarakat, dengan latar belakang agama, budaya pendidikan dan adat istiadat yang berbeda untuk itu ilmu pengetahuan sosial dan budaya yang dimiliki oleh seorang bidan akan berkaitan dengan cara pendekatan untuk merubah prilaku dan keyakinan


(39)

masyarakat yang tidak sehat menjadi masyarakat yang berprilaku sehat (Syafrudin,2009).

Hal ini dapat kita lihat dari informan suku Minang yang berada di Medan bahwa pada suku Minang masih mempertahankan tradisi adat istiadat walaupun suku Minang merupakan pendatang dan sudah berbaur dengan kelompok-kelompok masyarakat dari suku-suku lainya yang memiliki kultur yang berbeda tetapi dari hasil penelitian yang didapatkan bahwa masyarakat Minang di Medan masih memegang erat tradisi dan filosofi suku Minang terhadap kehamilan diketahui berdasarkan hasil wawancara dari kelimapartisipan yang menyatakan bahwa kebiasaan maupun pantangan perilaku yang dilakukan pada masa hamil berhubungan dengan keadaan saat menjelang persalinan.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat nilai-nilai yang mendasari praktek budaya Minang dalam merawat kehamilan yang terdiri dari pantangan makanan, pantangan perilaku, minum jamu saat hamil dan kusuk saat hamil ini semua yang mereka lakukan mulai dari hamil muda sampai proses persalinan

Ada pantangan yang dilakukan budaya yang berguna untuk kesehatan ibu hamil dan ada juga pantangan yang tidak berguna untuk ibu hamil contoh pantangan yang tidak berguna bagi kesehatan ibu selama kehamilan yang dilakukan dibudaya Minang adalah pantangan makanan seperti makan nenas dan mentimun Mengkonsumsi nenas dan mentimun justru disarankan karena kaya akan viatamin C dan serat yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan melancarkan proses pembuangan sisa-sisa pencernaan, ada pun yang lain yang tidak berguna untuk kesehatan yaitu pantangan duduk depan pintu, pantangan membunuh binatang, pantangan tidur di lantai, pantangan membawa makanan dalam saku celana atau baju


(40)

semua pantangan. Pantangan yang berguna untuk kesehatan yang dilakukan dibudaya Minang seperti pantang makan jengkol dan tape selama kehamilan karena mengkonsumsi jengkol pada saat hamil lebih baik tidak mengkonsumsinya apalagi waktu persalinan telah dekat hal ini bertujuan pada saat persalinan tidak menimbulkan bau yang tidak enak, ini juga merupakan estetika pada saat pertolongan persalinan maka penolong tidak merasa bau yang di timbulkan olek jengkol.

D. Interpretasi dan Diskusi Hasil

Hasil diskusi dan interpensi praktek budaya Minang terhadap perawatan kehamilan adalah sebagai berikut :

1. Pantangan makanan

Berdasarkan hasil wawancara 5 partisipan menyatakan pantangan makanan di saat hamil mereka percaya kalau memakan makanan tersebut mempunyai dampak yang kurang baik terhadap kehamilannya.

Misalnya saja ibu hamil dilarang mengkonsumsi nenas dan mentimun hal inidapat menyebabkan keguguran dan mentimun di percaya dapat mengakibatkan keputihan. Mengkonsumsi nenas dan mentimun justru disarankan karena kaya akan viatamin C dan serat yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan melancarkan proses pembuangan sisa-sisa pencernaan.Ada pun mengkonsumsi jengkol pada saat hamil lebih baik tidak mengkonsumsinya apalagi waktu persalinan telah dekat hal ini bertujuan pada saat persalinan tidak menimbulkan bau yang tidak enak, ini juga merupakan estetika pada saat pertolongan persalinan maka penolong tidak merasa bau yang di timbulkan olek jengkol.

Hasil penelitian presfektif budaya minang terhadap perawatan kehamilan hampir sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh siti yaitu presfektif


(41)

budaya jawa terhadap kehamilan yang menyatakan bahwa selama kehamilan ibu dilarang mengkonsumsi nenas dan mentimun (siti, 2011).

2. Pantangan Perilaku

Bahkan Banyak sekali pengaruh atau faktor-faktor yang menyebabkan berbagai aspek kesehatan, bukan karena hanya pelayanan medik yang tidak memadai atau kurangnya instansi kesehatan. Tetapi banyak yang mempengaruhi kesehatan antara lain masih adanya pengaruh sosial budaya yang turun menurun yang masih di anut sampai saat ini. Selain itu ditemukan pula sejumlah pengetahuan dan perilaku budaya yang dinilai yang tidak sesuai dengan prinsip kesehatan menurut ilmu kedokteran atau memberikan dampak kesehatan yang kurang menguntungkan bagi ibu dan anaknya (Syafrudin,2009).

a. Pantang duduk depan pintu

Beberapa partisipan mengatakan pantangan yang mereka lakukan selama hamil hanya semata-mata untuk menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan yang mana akan berdampak buruk bagi kesehatan ibu dan bayinya. Misalnya pantangan perilaku yang dilakukan yaitu pantangan duduk di depan pintu menurut patisipan jika duduk di depan pintu saat hamil akan susah melahirkan kalau kita duduk di depan pintu akan menghalangi orang lewat dan tidak ada hubunganya dengan proses persalinan.

b. Pantang membunuh binatang

Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang karena akan menyebabkan cacat atau gugur sesuai perlakuan yang ditimpakan kepada binatang. Faktanya secara medis biologis cacat janin disebabkan oleh kesalahan/kekurangan gizi, penyakit, keturunan, pengaruh radiasi (misalnya karena reaksi nuklir atau gelombang radio aktif).Sedangkan gugurnya janin paling banyak disebabkan karena


(42)

penyakit (misalnya toksoplasmosis),gerakan ekstrem yang dilakukan oleh ibu (benturan) dan karenapsikologis (misalnya shock, stres, pingsan). Kesimpulannya membunuh atau menganiaya binatang tidak ada hubungannya dengan kecacatan atau keguguran janin. Agama melarang menyakiti binatang atau membunuhnya kecuali atas alasan yang hak (yang dibenarkan), baik saat hamil atau tidak hamil (Subakti, 2007).

c. Pantangan duduk diatas lantai

Sampai saat ini belum ada penelitian yang mengatakan bahwa duduk diatas lantai dapat menyebabkan ari-ari (plasenta) menjadi lengeket, ini dilakukan budaya hanya untuk menjaga ibu dan bayi yang dikandung ibu dalam keadaan baik dan sehat.

d. Pantangan membawa makanan dalam saku baju atau celana

Belum ada penelitian yang mengatakan apabila seorang ibu hamil yang suka menyimpan makanan dalam saku baju atau celana maka anak yang dilahirkan alat kelamin anak tidak akan keluar bila anak yang dilahirkan itu berjenis kelamin laki-laki. Jenis kelamin bayi telah ditentukan sejak terjadi konsepsi, tidak ada penyebab karena prilaku ibu yang menyimpan makanan didalam saku baju atau celana, kalaupun ada kelainan pada alat kelamin bayi yang di lahirkan bukan karena penyebab prilaku ibu, melainkan ada faktor lain penyerta selama ibu hamil, seperti faktor ginetik atau penyakit yang diderita ibu selama kehamilan (astrosit, 2011).

e. Pantangan tidak membawa gunting atau magnet

Membawa gunting kecil / magnet / benda tajam lainnya di kantung bajusi Ibu agar janin terhindar dari marabahaya. Hal ini tidak ada hubungannya dengan proses kehamilan maupun kelahiran justru lebihmembahayakan apabila benda tajam itu melukai si Ibu. Hal ini kurang lebih menyiratkan bahwa, sebagai orang hamil kita


(43)

harus selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin. Selalu membawa barang-barang tertentu ketika bepergian yang berguna saat proses kelahiran tentunya merupakan saran yang baik. Pada zaman dulu, mungkin gunting dianggap cukup berguna dalam proses kelahiran, contohnya untuk menggunting kain atau tali pusar bayi ketika sudah lahir. Bayangkan barang tersebut tak tersedia saat diperlukan, tentu akan repot sekali. Sehinggah mitos ini berlaku sampai sekarang tinggal bagaimana kita menyikapinya (Subakti, 2007).

3. Minum Jamu Saat Hamil

Dari hasil wawancara 4 partisipan menyatakan bahwa meminum jamu saat hamil berguna untuk memberikan kesehatan dan kebugaran dan berguna juga untuk menghilangkan pegal-pegal dan masuk angin.

Ibu hamil tidak boleh sembarangan minum obat atau jamu. Beberapa jenis obat tidak boleh diminum ibu hamil. Ada obat yang dapat menggurkan kandungan. Ada juga obat yang dapat membuat bayi cacat. Terutama jika obat atau jamu diminum selama triwulan pertama dan kedua. Pada masa ini alat-alat tubuh penting bayi sedang terbentuk (Nasedul,2010).

Begitu juga jamu-jamu yang banyak beredar dipasaranyang mengatakan dapat meningkatkan stamina tubuh ibu hamil, sebaiknyaini tidak dikonsumsi ibu hamil, walaupun produk jamu tersebut mengatakan terbuat dari bahan-bahan alami seperti beras kencur, kunyit asam dan lain-lain. Karena sampai saat ini belum ada penelitian yang mengungkap bagian mana dari jamu yang bisa membahayakan kehamilan.Kalau saja rumus kimia unsur-unsur yang terkandung dalam jamu bisa diketahui tentu akan mudah untuk mencari di buku atau literatur, apakah zat-zat tersebut berbahaya atau bermanfaat. Kalau ibu hamil merasa mual, lelah, pusing dan


(44)

keluhan lain yang biasa menyertai kehamilan, sebaiknya segera beristirahat atau segera berkonsultasi dengan dokter ataupun bidan.

4. Pijat di Saat Hamil

Dari hasil wawancara 3 informan yang melakukan pijat/ kusuk disaat hamil, tetapi tidak diarea perut karena disaat hamil para inroman mengatakan bahwa badan mereka pegal dan kaki bengkak jadi mereka memilih alternative utnuk dipijat / kusuk. Dan 1 informan mengatakan kusuk dibagian perut pada saat tujuh bulan yang bertujuan agar letak bayi di dalam kandungan tidak sungsang.

Menurut studi penelitian menunjukkan bahwa massage therapy yang dilaksanakan selama kehamilan dapat mengurangi kegelisahan, mengurangi gejala-gejala depresi, membebaskan nyeri otot dan nyeri sendi, dan meningkatkan kesehatan bayi baru lahir. Massagetherapy menunjukan kebutuhan yang berbeda melalui bermacam-macam teknik, satu diantaranya adalah pijat tradisional, yang bermanfaat untuk rileksasi ketegangan otot dan memperbaiki sirkulasi getah bening dan peredaran darah melalui tekanan yang lembut untuk otot-otot di tubuh.

Ada beberapa persyaratan mengenai pijat ibu hamil yaitu : (a). Kehamilan tidak bermasalah. (b). Untuk menjaga hal yang tidak diinginkan lebih baik dilakukan di usia kandungan lima bulan ke atas, di mana memang badan mulai terasa lebih capai karena beban yang mulai berat. (c). Dilakukan oleh terapi yang terlatih untuk pijat ibu hamil karena ada dua bagian tubuh tertentu yang bila dipijat akan menimbulkan kontraksi rahim lebih awal. Pijat untuk wanita hamil hanya boleh dilakukan pada bagian-bagian tertentu seperti tangan dan kaki, serta punggung, dan leher. Pinggul, perut dan pinggang tidak boleh dipijat .


(45)

Penelitian ini memiliki banyak keterbatasan berupa keterbatasan peneliti sendiri sebagai alat pengumpul data, kemampuan wawancara yang peneliti miliki hanya kemampuan wawancara dasar, yang menyebabkan banyak keterbatasan dalam tekhnik wawancara karena ini merupakan pengalaman pertama peneliti melekukan penelitian fenomenologi sehingga penelitian ini belum optimal.

Demikianlah hasil penelitian ini adanya bermacam-macam yang tetap dipatuhi walaupun tidak dipahami alasannya karena sudah merupakan tradisi atau tekanan dari pihak keluarga dan ada juga yang tidak melakukannya karena berbagai faktor alasan tertentu.


(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari lima partisipan mengenai tradisi dan kebiasaan ibu hamil menurut persfektif budaya Minang terhadap kehamilan didapat bahwa suku Minang masih mempertahankan tradisi adat istiadat walaupun suku Minang merupakan pendatang dan sudah berbaur dengan kelompok-kelompok masyarakat dari suku-suku lainya yang memiliki kultur yang berbeda tetapi dari hasil penelitian yang didapatkan bahwa masyarakat Minang di Medan masih memegang erat tradisi dan filosofi suku Minang terhadap kehamilan.

Praktek kesehatan budaya Minang terhadap kehamilan menyatakan bahwa pantangan makanan yang dilakukan di masa hamil dapat berdampak tidak baik selama kehamilan serta proses proses pesalinan. Pantangan prilaku yang dilakukan selama kehamilan mulai dari pantangan tidak boleh membunuh binatang, duduk didepan pintu, tidur diatas lantai tanpa alas, membawa makanan didalam saku baju atau celana dan harus membawa gunting kecil atau magnet selama kehamilan. Hal lain yang dilakukan pada masa kehamilan yaitu meminum jamu dan kusuk selama kehamilan atau kusuk pada saat tujuh bulan. Semua ini dilakukan di budya Minang bertujuan untuk memudahkan dan menghindari hal-hal yang dapat membahaya ibu dan bayi yang di kandungnya.

Penelitian ini memiliki banyak keterbatasan berupa keterbatasan peneliti sendiri sebagai alat pengumpul data, kemampuan wawancara yang peneliti miliki hanya kemampuan wawancara dasar, yang menyebabkan banyak keterbatasan dalam


(47)

tekhnik wawancara karena ini merupakan pengalaman pertama peneliti melekukan penelitian fenomenologi.

B. Saran

Dari hasil penelitian ditemukan tentangpraktekbudayaMinang terhadap kehamilan dalam merawat kehamilan. Hasil penelitian ini dapat diimplikasikan bagi tenaga kesehatan khususnya dalam memberikan asuhan kebidanan pada pasien dengan cara pandang suku Minang terhadap kehamilan dan bagi peneliti lanjutan.

1. Bagi tenaga kesehatan

Hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam layanan kebidanan dan dijadikan sebagai bahan pengetahuan dan informasi bagi petugas kesehatan bidan agar dapat lebih memperhatikan dan memahami tentang cara pandang suku Minang terhadap kehamilan agar tidak salah dalam melakukan perawatan semasa hamil sehingga dapat memberikan pelayanan kebidanan sesuai dengan kebutuhan pasien.

Penting bagi tenaga kesehatan terutama bagi bidan untuk tidak menggunakan keyakinan kebudayaan sebagai kerangka kerja walaupun keyakinan budaya dan perilaku orang lain. Sebaiknya bidan atau tenaga kesehatan yang lain tetap membiarkan hal/tersebut asalkan hal ini tidak membahayakan bagi ibu dan bayinya.

2. Bagi pendidikan

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan bagi mahasiswa nantinya dalam menerapkan asuhan kebidanan khususnya pada wanita hamil.


(48)

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan tambahan informasi tentang penelitian fenomenologi atau bahan perbandingan terhadap penelitian yang akan dilakukan.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Bungin. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Gravindo Persada.

Dinkes RI. (2011). Banyaknya Sebab Tingginya Angka Kematian Ibu. Medan. 21 Maret 2011, dari :

Emzir. (2011). Analisis Data Kualitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. http: //www.republika.co.id.medan./ind/php?

Hidayat,Alimul A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.

Koentjaraningrat. (2007). Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia. Jakarta : Djambatan.

Kusmityati, Y , dkk (2009). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Firma .

Mandriawati. (2008). Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta : EGC.

Moleong, L.J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosadakarya.

Mulyadi,Y. (2000). Antropologi. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Muarif , S (2009). Rahasia Suksesorang Minang di perantauan. Jakarta : PT. Pinus

Nasedul,H. (2010)Jakarta : Puspa Swara.

Notoadmodjo, S.(2005). Promosi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Prayitno, H & Amti, E. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta.

Rayburn,William F. (2001). Obstetrics and gynecology. Jakarta : Widya Medika. Setiawan, A & Saryono. (2010). Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1, S2.

Yogyakarta : Nuha Medika.

Sirhan. (2011). Silahturahmi Akbar masyarakat Minang. Medan. 27 November2011


(50)

Subakti. (2007). Mitos-mitos Budaya Jawa dalam Masa Kehamilan, Persalinan dan Nifas. Yogyakarta : Media Pressindo.

Stoppard, W. (2008). Buku Pintar Kehamilan Minggu Perminggu. Jakarta: Mitra Media

Sulistyaningsih. (2011). Metodologi Penelitian Kebidanan kuantitatif-kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Suyanto & Salamah, U. (2009). Riset Kebidanan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Offset.

Swasono F, Meutia. (2011). Kehamilan, Kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi Dalam Konteks Budaya. Jakarta : UI-Press.

Syafri, H. (2011). Kematian Ibu saat Melahirkan Tinggi di sumut. 23 Maret 2011, dari :

Syafrudin. (2009). Sosial Budaya Dasar Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : http: //www.waspada medan.com./ind/php?

Trans Info Media.

Wiknjosastro. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo.


(51)

Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Dengan Hormat,

Nama Saya Fauzah Ardah, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Perspektif Budaya Minang terhadap Perawatan Ibu Hamil”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perspektif budaya Minang terhadap perawatan ibu hamil.

Kami akan melakukan wawancara terstruktur kepada Bapak/Ibu/Sdra/Sdri tentang Data demografi seperti usia ibu, agama, tingkat pendidikan, dan pekerjaan ibu. Wawancara akan kami lakukan sekitar 30 menit.

Partisipasi Bapak/Ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini Bapak/Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Bapak/Ibu/Sdra/Sdri membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya: Nama : Fauzah Ardah

Alamat : Jl. Binjai Km 14,5 Gg Gembira Diski. No. HP : 085297940700

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak/Ibu/Sdra/Sdri yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Bapak/Ibu/Sdra/Sdri dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.


(52)

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Bapak/Ibu/Sdra/Sdri bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2012 Peneliti,


(53)

Lampiran 2 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Perspektif Budaya Minang Terhadap Kehamilan di Wilayah Bromo Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai

Saya yang bernama Fauzah Ardah/ 115102111 adalah mahasiswa Program Studi D-IV BidanPendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukanpenelitian tentang Perspektif Budaya MinangTerhadap Kehamilan di Wilayah Bromo, Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhirdi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon agar menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangi lembar persetujuan ini sebagai bukti sukarela.

Partisipasi responden dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga jika Ibu tidak bersedia menjadi responden bisa menghubungi saya. Identitas pribadi responden dan semua informasi yang responden berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terimakasih atas partisipasi bidan dalam penelitian ini.

Peneliti Medan, Maret 2012

Fauzah Ardah ( ………..)

Lampiran 3 KUESIONER DATA DEMOGRAFI


(54)

1. Pengkajian data demografi

Petunjukan Pengisian :

a. Semua pertanyaan harus dijawab

b. Untuk soal no. 1 isilah titik-titik dan selain soal no.1 berilah tanda checklist (√)

c. Pada kotak yang disediakan dan isilah titik-titik jika ada pertanyaan yang harus dijawab.

d. Setiap pertanyaan dijawab hanya dengan satu jawaban yang sesuai menurut ibu.

1. Umur ibu saat ini…….tahun

2. Agama : Islam Kristen Hindu Budha 3. Ibu sendiri suku Minang : Asli Campuran, sebutkan…. 4. Tingkat pendidikan formal ibu yang terakhir :

SD SMP SMA Perguruan tinggi

5. Pekerjaan ibu : Ibu rumah tangga PNS Wiraswasta 6. Selama hamil ibu tinggal :

Dirumah sendiri Dirumah orang tua Dirumah mertua 7. Suami ibu bersuku : Minang suku lain, sebutkan…. 8. Usia kehamilan ibu : …… bulan

9. Kehamilan yang :

Pertama Kedua Lebih dari dua,….sebutkan

Lampiran 4 PANDUAN WAWANCARA


(55)

1. Bagaimana kebiasaan atau prilaku selama masa kehamilan?

2. Apa saja yang menjadi menjadi pantangan ibu pada masa kehamilan di budaya Minang?

3. Apa saja pantangan makanan yang di budaya Minang yang ibu lakukan? 4. Apakah di budaya Minang ada melakukan Pijat selama kehamilan 5. Apakah di budaya Minang ada Mengkonsumsi Jamu-jamuan selama


(56)

(57)

(58)

(59)

(1)

1. Pengkajian data demografi

Petunjukan Pengisian :

a. Semua pertanyaan harus dijawab

b. Untuk soal no. 1 isilah titik-titik dan selain soal no.1 berilah tanda checklist (√)

c. Pada kotak yang disediakan dan isilah titik-titik jika ada pertanyaan yang harus dijawab.

d. Setiap pertanyaan dijawab hanya dengan satu jawaban yang sesuai menurut ibu.

1. Umur ibu saat ini…….tahun

2. Agama : Islam Kristen Hindu Budha 3. Ibu sendiri suku Minang : Asli Campuran, sebutkan…. 4. Tingkat pendidikan formal ibu yang terakhir :

SD SMP SMA Perguruan tinggi

5. Pekerjaan ibu : Ibu rumah tangga PNS Wiraswasta 6. Selama hamil ibu tinggal :

Dirumah sendiri Dirumah orang tua Dirumah mertua 7. Suami ibu bersuku : Minang suku lain, sebutkan…. 8. Usia kehamilan ibu : …… bulan

9. Kehamilan yang :

Pertama Kedua Lebih dari dua,….sebutkan

Lampiran 4 PANDUAN WAWANCARA


(2)

1. Bagaimana kebiasaan atau prilaku selama masa kehamilan?

2. Apa saja yang menjadi menjadi pantangan ibu pada masa kehamilan di budaya Minang?

3. Apa saja pantangan makanan yang di budaya Minang yang ibu lakukan? 4. Apakah di budaya Minang ada melakukan Pijat selama kehamilan 5. Apakah di budaya Minang ada Mengkonsumsi Jamu-jamuan selama

Kehamilan?


(3)

(4)

(5)

(6)