Jurnal Pembangunan Manusia
ISSN : 1978-5879
JURNAL
PEMBANGUNAN MANUSIA
(Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi)
H u man
Development Jou rnal
Vol. 10 No.1 April2016
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN
BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN INOVASI DAERAH
Alamat Redaksi / Penerbit :
Jl. Demang Lebar Daun No. 4864 Palembang
Telp. (0711) 374456 Fax. (0711) 950077
mail : [email protected] website : www.balitbangnovdasumsel.com
JPM
Volume 10
No.1
Terakreditasi Nomor
Hal. 1 - 78
51
Palembang
April 2016
3/AU2lP2Ml-LlPU04l2O13
ISSN
:
'1978-5879
ISSN: 1978-5879
JURNAL
PEMBANGUNAN MANUSIA
(Kesehahn, Pendidikan, Ekonomi)
Human Development Journal
Vol. 10 No.'1 April2016
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN
BADAN PENELITIAN PENG EMBANGAN DAN INOVASI DAERAH
Alamat Redaksi / Penerbit :
Jl. Demang Lebar Daun No. 4864 Palembang
Telp. (0711) 374456 Fax. (07'11) 350077
[email protected]
mail :
website : wwwbalitbangnovdasumsel.com
JPM
Volume 10
No.'1
Hal. 1 - 78
Palembang
April 2016
Terakreditiasi Nomor 5 1 3/AUzlPzMl-LlPllO4l2013
ISSN:
1978-5879
Volume 10
No.l, April
2016
]SSN : 1978-5879
JURNAL PEMBANGUNAN MANUSIA
(Kesehdan, Pendidikan, Ekonomi)
Human Development Joumal
Jumal Pembangunan Manusia terbit pertama kali tahun 2007 dengan frekuensi
terbit tjga kali setahun pada bulan April, Agustus dan Desember.
Penerbit !
Badan knelitian Pengembangan
It{iEa Bestari
/
Peer Reviewer
dan Inovasi DaeBh
Provinsi Sumatera Selatan
Prof. Dr. Chuzainnh Dahlan Diem, MLS
(Universitas Sriwijaya)
Pelindung
:
Gubernur Sumatem Selatan
Prof. Dr. M. Djahir Basir, M.Pd
(Universihs Sriwijaya)
Pengarah :
lGpab
Ba
litbangnovda Prorr. Sumsel
Prof. Dr. dr. Fauziah Numini Kurdi, Sp.RM, MPH
(Universibs Sriwijaya)
Kefua Dewan Riset Daerah Sumsel
Editor llmiah/Penanggung Jawab
Dr. Ekowati Retnaningsih, SKM, M.lGs
(Bappeda Prov. Sumsel)
:
Prof. Dr. Taufik Marwa, SE. M.Si
(Universitas SriwUaya)
Prof. Dr. Sulbahri Madjir, SE, MM
Dewan Editor
(Universitas Tridinanti)
:
Prof. Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag, M.Si
(UIN Raden Fahh)
Dr. dr. Muhammad Zulkarnain, Sp.
(Universibs Sriwijaya)
Nunanto, DCn, M.lGs
(Balitbangnovda Sumsel)
I
.
Desri Yesi, ST
(Balitbangnovda Sumsel)
Dian Novriadhy,
S|
M.Si
(Balitbangnovda Sumsel)
oom Komalasari, S.Si, M.Farm
(Balitbangnovda Sumsel)
Sekretariata
n:
M. Tris Oktaris Nuhadin, S.Ap
Alamat Redaksi / Penerbit
:
Jl. Demang Lebar Daun No.4S Palembang
Fax. (071 1) 350077
Email : [email protected]
rdp. (0711\ 374456
website : www.balitbangnovdasunsel.com
Terakreditasi Nomor 513/AU2lP2MI-LIPI|
Ml20t3
11
Volume 10 No.1, April 2016
ISSN: 1978-5879
SALAM REDAKSI
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga JPM
Volume
1
0
Nomor 1 dapat terbit pada waktunya. JPM terbit secara berkala
semenjak tahun 2007 dengan lingkup kajian di bidang kesehatan, pendidikan dan
ekonomi.
Dalam upaya merespon perkembargan ilmu pengetahuan dan teknologi
maka mulai edisi April 2016, selain terbit dalam bentuk cetak JPM juga akan mulai
dipublikasikan melalui jurnal elektronik (http://ojs.balitbang novdasumsel.com/).
Saat ini jumal elektronik tersebut dalam proses pengembangan dan f nalisasi dan
diharapkan akan beroperasi dengan normaldi bulan Agustus 2016.
Demikian disampaikan kepada khayalak luas, semoga segala upaya yang
telah dicurahkan oleh segenap pihak dapat membawa manfaat.
Redaksi
Itl
Volume 10 No.1, April 2016
ISSN : 1978-5879
JURNAL PEMBANGUNAN MANUSIA
(Kesehatan, pendidikan, Ekonomi)
Human Development Joumat
Vol. 10 No.i, Aprit 2016
DAFTAR ISI
HASIL PENELITIAN
Kesehatan
P_elayanan Antenatal dan Kejadian
Berat Bayi Lahir Rend ah di lndo nesia
(Rizki Aini, Nuttina Tarmizi. itura Uatanayati)pp"
uaiaii
D_eterminan Kematian Neonatal
1-9
di RSUD Lahat
(Erika Yuniadi, Tan tlbtaka, Dadang
H.
puiia t
pps UNSR|...............
MDGs.5: Sebuah pelajaran dari pengalaman
Sumatera Selatan
(Dian Noviadhy / BalitbangnotiaSu.se,
..............._._.._:_..
10-22
23-41
Pendidikan
lnovasi Pembelajaran pendidikan Agama
lslam Menuiu pembelajaran yang produktif
/ UIN Raden Fatafu
(lndah Wigati
42-60
Ekonomi
Analisis Pengaruh Belania pemcintah
di Bidang Kesehatan, pendidikan, dan
Belanja
Modal Terhadap lingka[ Kemiskinanoi prouinii"slri-ai;Ht;X
(Rina sukarman. raufiq Marwa, rrai"adii
iiiiT"irir"ii*i"ya)
ii"iii
........... .......
61-78
lv
Jumal Pembangunan Manusia
1O(1
):61-78
ISSN:1978-5879
AI'|ALISE PEISARuH BEt"AltJA PELIERNTAH Dt BDAI{G KESEHATAN,
PENTXU}GI{, DAII BELAI{JA MODA TERI{ADAP ThGKAT
KEMEKIMNDI PRo/tNSt SU!'ATERA SELATAN
The Analys'ts of the Effect of the Govemment Expe,nditures in
the sector of
Health, Education, and capitut Expnditurcs on ihe rever of poverty
in $oith
Sumatera Provine
Rina Sukarmanl', Taufiq fvbMa2, Tadjuddin Husin3
1
2,.
Fakultas Ekonomi, Universitas Sriwijaya
*
Alamat korespondensi: Fakuftas Ekonomi uni\€rsitas sriwijaya,
Jaran Raya parembangPrabumulih KM,35, lnderalaya, Ogan llir, email: [email protected],
tauf oma [email protected]
Tanggal masuk
naskah:
Tanggal masuk
re\,isi:
Tanggal diterima:
Abstrak
. Peneritian ini bertuiuan untuk mengetahui pengaruh variaber beranja pemerintah dibidang
kesehatan, pendidikan, dan beranja modar terhadai tingkat kemiskinan
di pro\insi sumatera
selatan. Data yang digunakan adarah data sekunder JEngan periode
tahun
2000-2013 yang
dipublikasi oleh Badan pusat sratistik.(Bps) dan rembaga raiinya.
rernit
vrng digrnl[rn
adalah anatisis regresi rinier berganda. tingtat remisiinan
"nari"is
*;#i-r",ir."i*i"ird;r"
belanja pemerintah dibidang kesehalan, pendidikan, dan beranja
"irurgai
modar sebagai variabel bebas.
Hasil penetitian ini. menunjukkan bahwa. beranja p"roini"i dibidang
keiehata;-;ig;iti;
mempengaruhi tingkat kemiskinandi provinsi Sumaiera Selatan,
bentui p""g"ir;ry;;;itit
Belanja.pendidika. tidak signifikan mempengaruhi tingkat kemiskinandi pro\insi
dan Belanja modal signifkan mempengaruhi tingka-t kemiskinan di pro\,insi sumatera seratan,
Sumatera Selatan
danbentuk pengaruh
nya negatif.
IGta Kunci : Tingkat Kemiskinan, Beranja pemeintah, Kesehatan, pendidikan,
Beranja Modal
Abstract
The objective ot this study was to revear the effect
of the vaiabre of govemment exwnditure
in the sector of hearth, education, and capitar expenditure on
the lever of pivetty in soutn'siiain
ptovince The data used in this styE wrc tite secondary iut"
frr' th" plrioa or 2000;:i013
published bv the centrat Bureau ot sralr.srics
rapsl ini itni, rerated ageicie,s.- ri*iilnlj or
anal,^,s used was munipre rinear rcgrcssion anarpis. The resufts
of this-study inoicatei init-tne
government spending in the sector or hearth had a positive
and
significant
o, n" iriri'or
povedy in the prcvince of so,tth sumaterc. The spending
"irot
in the sector of
education did not
-sotlth
significafiry etf
sumatera. whereas in"-iZiia
.ec|_!he revet of povedy in the pmince of
expenditures significanfly effect the leiel of porcrty in tne piiiie
or soun srna,in- wiiii"i"riii
etfect.
Keywords: povedy level, govemment spending, health, education,
capital expenditurc
ol
Jumal Pembangunan Manusia 10(1 ):61-78
pengeluaran
PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi
mempunyrai tujuan untuk
meningkatka n
kesejahteraan
masyarakat. lingkat kesejahtreraan
masyarakat dapat diukur dengan
besaran-besaran ekonomi maupun
non ekonomi. Besaran ekonomi yang
biasa digunakan sebagai indikator
berhasil tidaknp suatu pembangunan
ekonomi di suatu negara atau di suatu
daerah di
antaranya
pendapatan per kapita,
penduduk miskin,
tingkat
jumlah
tingkat
pengangguran, dan lain-lain.
Banyak faktor
ya
ng menentukan
berhasil tidaknya
pembangunan
ekonomi di suatu negara atau di suatu
daerah,
di
antara faktor tersebut
adalah pemn pemerinta h
proses pembangunan.
pemerinta
h
dalam
dalam
Peran
proses
pembangunan meliputi; fungsi alokatif,
distributif, stabilisator
dan
dinamisator.
lmplementasi \ranS dilakukan
pemerintah agar fungsi-fungsi terseb ut
di
atas dapat tercapai adalah di
antaran)E dalam bentuk kebijakan
fiskal dan kebijakan moneter. Sala h
satu kebijakan fiskal yang dilakukan
pemerintah adalah
62
ISSN:1978-5879
kebijakan
Pengeluara
n
pemerintah.
pemerinta h memp unyai
kedudukan yang relatif penting dalam
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat (utamanya mengurangi
pengangguran, meng ura ngi tingkat
kemiskinan). Rasionalitras dari peran
pengeluaran pemerintah (utamanya
pengeluaran untuk fasilitas publik;
sektor pendidikan,
transportiasi, irigasi
kesehatan,
dan
lainJain)
terhadap tingkat kesejahteraan tidak
diragukan lagi. Pengeluaran untuk
bidang kesehatan diharapkan mampu
meningkatkan kualitas kesehata n
masyarakat sehingga dapat lebih
berdayra dalam melakuka n kegiatan
yang produktif. Pengeluaran untuk
sektor pendidikan diharapkan dapat
meningkatkan akses masyaraka t pada
pendidikan yang baik dan murah,
sehingga mampu menirgkatkan
kualitas pendidikan )rarE dapat
menjadi bekal dalam kegiatan
pembangunan ekonomi sehingga
dapat lebih produktif dan berdaya
saing dan pada gilirannya diharapkan
memiliki kemampuan ekonomi yang
mapan dan stabil. Anggaran dalam
bidang infrastruktur
diharapkan
u
mampu meningkatkan akses
d
masylarakat dalam bidang ekonomi
sehingga
akan terjadi efisiensi
n
Belania Pemerintah dan Kemiskinan
Rina Sukarman, Taufiq Marwa, Tadjuddin Husin
ng dibutuhka nn),a untuk lepas dari
ekonomi (efisiensi produksi, konsumsi
)ra
dan pertukaran) dan pada gilirannya
jebakan/lingkaran
n
kemiskinan
Pengeluaran pemerintah sektor
(poverty trap). Akibat minimnya
akumulasi kapital kaum miskin,
konsekuensinya, kaum miskin tak
pendidikan dan kesehatan merupakan
mampu berperan aktif dalam kegiatan
dua dari beberapa faktor
yarg
ekonomi dan merasakan berkah dari
pembangunan
adanya pembangunan. Hal tersebut
akan
meningkatka
masyaraka
kesejahteraan
t.1
mempengaruhi
manusia. Kedua faktor
n
tersebut,
n jasa
itulah yarq mendasari
betapa
ya nS
pentingnya pembargunan ma nusia, di
oleh
mana dalam pembangunan manusia
pemerintah, bukan bertumpu pada
tersebut tidak hanya meliputi dimensi
swasta terlebih pasar. Dalam
hal
kesejahteraan saja melainkan terkait
pemba ng unan manusia,
juga dengan peningkatan kapasitas
pendidikan dan kesehatan )Eng baik
dasar manusia melalui akses terhadap
bagi setiap manusia bisa
pendidikan dan kesehatan terutama
merupaka
layana
normatifnya disediakan
peningkata
n
melalui alokasi
tenivujud
pengeluaran
bagi masyarakat miskin.3
di seKor pendidikan dan
kesehatian. Dengan meningkatnya
alokasi pengeluaran pemerintah
Secara ekonomi, kemiskinan
dapat dilihat dari tingkat kekurangan
sumber daya )ang dapat digunakan
disektor tersebut maka
memenuhi keb utuha n
hid
meni ngkatka n priod ukti vitas pe ndt.ld uk
meningkatkan
kesejahteraan
sehingga bisa
sekelompok orang. Secara politik,
pemerintah
akan
meningkatkan
pembangunan manusia.
Untuk
up
serta
kemiskinan dapat dilihat dari tingkat
selanjutnya, pengeluaran pemeri ntah
akses terhadap kekuasaan
pada sektor
mempunyai pergertian tenta ng sistem
yans
pendidikan dan
kesehatan dapat disebut sebagai
politik yarE dapat
investasi publik.2
kemampuan sekelompok ora ng dalam
Perduduk miskin
pada
menjangkau
dan
menentukan
menggunakan
umumnla mempunyai keterbatasan
sumber daya. Secara sosial psikologi,
dalam mengakses
kemiskinan dapat dilihat dari tingkat
sumberdaya
dan
ekonomi, sehingga mereka tidak
kekurangan jaringan
mampu mengakumulasi modal/kapital
sosial yang mendukung dalam
struktur
63
ISSN:1978-5879
rEfdapatkan
kesempatran
penirgkata n prod ukti vitas.a
Pemerintahlah
untuk
Fenomena kemiskinan
diamanatkan
dapat
ketidakmampua n me nangg ulanginya.5
mengelola
pengeluarirn/belanja secara optimal
agar pemerataan pembangunan dan
dalam
masyarakat dapat dipandang dari
beberapa aspek pen1ebab
antiaranya6: a)
di
kemiskinan
berhubungan dengan buda)ra )€ r€
hidup dalam suatu mas)rarakat, sering
kesejahteraan bagi pendud uk dapat
diwujudkan. Untuk mengetahui sejauh
disebut kemiskinan kuftural. Dalam
mana pengaruh pengeluara n/belanja
konteks
pemerintah terhadap
kesejahteraan
png
tingkat
diindikasikan oleh
tirgkat kemiskinan, makatulisan ini
membahas "Pengaruh Belanja
Pemerintah di Bidang Kesehatan,
Pendidikan, dan Belanja Modal
terhadap Tingkat Kemiskinan di
Provinsi Sumatera Selatan Tahun
2000-20,t3.
ini
kemiskinan sering
dikaitkan dengan rendahnla etos
kerja. b) Kemiskinan timbul sebagai
akibat adanya ketidakadilan dalam
pemi likan faktor-faktor produksi dalam
masyarElkat. Golongan
)ra
akses kuat terhadap
ng memiliki
faktor-faktor
produksi cenderung mendominasi dan
melakukan ekspansi ekonomi png
kemudian menlsihkan
golongan
masyarakat
pirqgiran
(periphera l).Akibatnya muncul
KAJIAN PUSTAKA
kemiskinan struktural
Menurut World Bank, penyebab
kemiskinan setidaknya
ada
tiga
dimensi yang ada pada orang miskin
yaitu: (a) rendahnya pendapatan dan
aset untuk memenuhi
kebutuhan
dasar, seperti: makanan,
tempat
tinggal, pakaian, serta kesehatan dan
pendidikan
yang tayak;
(b)
ketidakmampuan untuk bersuara dan
ketiadaan kekuatan di dalam institusi
negara dan maslarakat; (c) rentan
terhadap guncangan ekonomi karena
64
karena
lemahnya kemampuan rcaha dan
terbatasnya akses pada kegiatan
c) Kemiskinan yans
disebabkan oleh
faKor
ekonomi.
kekura ngberuntunga n
(disadvantages),
yaitu fisik
lemah, kerentianan
yang
(vulnerability),
keterisolasian, serta ketidakberdayaa n
(powerlessness).
Depdagri dan LAN dalam modut yang
disiapkan untuk Diklat
teknis
Belanja pemerintah dan Kemiskinan
Ktna $ukatman, Taufiq Marwa, Tadjuddin
Husin
Pengentasan
kemiskinan
mengurgkap teori Neo-liberal dan
teori demokrasi sosial. Teori neo_
liberal intinya menlerukan bahwa
komporen penting dari sebuah
masyarakat adalah
pengaruh neo-liberal dalam bidang
penanggulangan kemiskinan i ni.
Tabel
'1. Ringkasan Teori Neo_liberal
dan
Demokrasi-.Sosial tentang Kemiskinan
kebebasan
individu. Para pendukung neo liberal
berargumen bahwa
kemiskinan
merupakan persoalan indiMdual
disebabkan oleh
P.lhnr EnoanD|lE^!llm.
irtrldu lnr.hnya o.;ar,6r
r.pr!.dan (d:6, p.ft
h_
ya ng
tsdbdap orano
6.brrtl.
kelemahan_
mddn$.aE
Ienen peblBr
trk.hr'b
n
!e lEebt&n
kelemahan dan/atau pilihan_pilihan
individu lrang
bersangkutan.
Kemiskinan akan hilang dengan
sendirinyla jika kekuata n-kekuata n
pasar diper.luas sebesar_besarnp
dan
pertumbuhan ekonomi
dipacu
setinggi-tinggin)ra. Secara langsung,
strategi penanggulangan kemiskinan
harus bersifat ', residuat', sementiara,
Sumber dikernbangkan dari Cheyne, O,Brien
dan
tsergra\€ (1998:176) datam Depdasri
& LAN
Teori
demokrasi-sosiai
memandang bahwa kemiskinan
bukanlah persoalan
melainkan
individual,
struktura l.Kemiskinan
dan hanp
disebabkan oleh adanya ketidakadilan
dan ketimpangan dalarn mas)€rakat
lembaga-lembaga keagamaan. peran
akibat tersumbatnya akses kelompok
tertentu terhadap berbagai sumber_
negattt hanyEtlah sebagai "penjaga
sumber kemasprakatan. Teori ini
malam" yang baru boleh ikut carnpur
manakala lembaga-lembaga di atas
berporos pada prinsip-prinsip ekono mi
campura
(mlxed economy) dan
melibatkan keluarga,
kelompok-kelompok swadaya atau
tidak mampu lagi
menjalankan
tugasn)ra. penerapan
program_
n
"ekonomi
rnanajemen_permintaan,
(demand- management economics)
program structural adlusfmenf, seperti
gaya Keynesian yang muncul sebagai
program jaringan pengaman sosial
(JPS) di negara-negara berkembang,
jawaban terhadap depresi ekonomi
termasuk lndonesia,
merupaka
n
contoh
sesungguhnya
kongkrit
dari
yarE terjadi pada tahun 1920_an dan
awal 1930-an. Menurut pandangan
demokrasi-sosial,
strategi
penanggulangan kemiskinan haruslah
65
Jumal Pembangunan Manusia 10(1 ):61-78
bersifat institusional
(melembaga).
Program-progratn jaminan sosial dan
bantuan sosial
ya
ng dianut di
AS,
ISSN:1978-5879
b. Socio-Economic Dualism'. negara
ekskoloni
me ngala
mi
kemiskinan
karena pola produksi kolonial,
pitu
contoh strategi anti kemiskinan yang
petani menjadi mariinal karena
tanah yarq paling subur dikuasai
diwamai oleh teori demokrasi-sosial.
petani skala besar da n berorientasi
Jaminan sosial )iarE berbentuk
pemberian tunjangan pendapatan
ekspor.
c. Population Growth'. perspektif png
atau dana pensiun, misalnya, dapat
didasari pada teori Mafthus bahwa
meningkatkan kebebasan karena
dapat menyediakan penghasilan
pertambahan penduduk seperti
deret ukur sedang pertambahan
dasar dengan mana orang akan
memiliki kemampuan (capabitities)
untuk memenuhi kebutuhan dan
pangan seperti deret hitung.
Eropa Barat, dan Jepang, merupakan
menentukan
pilihan-pilihannya
d. Recources Management
Environmenf.
and
adanya
The
unsur
mismanagement sumber daya alam
dan
(chorces). Sebaliknya, ketiadaan
pelayanan dasar tersebut dapat
lingkungan, seperti
mana jeme nperta nian )ra ng asal
menyebabkan
tebang akan
ketergantungan
(dependency\ karena dapat membuat
omng tjdak memiliki kemampuan
dalam memenuhi kebutuhan dan
menentukan pilihan-pi li hannya.
produktivitas.
e. Natural Cydes aN Processes:
kemiskinan terjadi karena siklus
sumber
dan proses penyebab
terjadinya kemiskinan, yaitu:
a. Policy lnduces Processes: proses
pemiskinan
yang
dilestarikan,
direproduksi melalui pelaksaruran
suatu kebijakan (induced of policy)
diantrara
nya adalah
kebijakan
antikemiskinan, tetapi realitanya
justru melestiarikan.
66
di
lahan
di mana lahan ini jika
turun
alam. Misalnya tinggal
kritis,
SuryawatiT menlo rotl beberapa
menurunkan
i
hujan akan terjadi banjir tetapi jika
musim kemarau akan kekurangan
air, sehingga tidak memungkinkan
d
produktivitas )Eng maksimal dan
k
terus-menerus.
a
t. The Maryinalization of
Woman'.
peminggiran kaum perempuan
karena perempuan masih dianggap
sebagai golongan kelas kedua,
sehingga akses dan penghargaan
Belanja Pemerintah dan Kemiskinan
Rina Sukarman, Taufiq Marwa, Tadjuddin Husin
hasil kerja yang diberikan
lebih
2)
memberdayakan
rendah dari laki-laki.
g.
Cultunl and Ethnic
nal,
bekerjanya faktor btrdaya dan etnik
multidimensio
yanS memelihara
penanggulangannya tidak cukup
kemiskinan.
hanya dengan
pendekata
maka
mengandalkan
n ekonomi, akan tetapi
png
juga mengandalkan kebijakan dan
konsumtif saat upacara adat atau
program dibidarg sosial, politik,
keagamaan.
hukum dan kelembagaan.
panen ltlyEl, serta adat istiadat
Explotative
lntermediation:
keberadaan penolong
yra
penodorg, seperti
ntenir (lintah
re
3)
ng menjadi
Kebijakan
dan program
i. lntemal Political Frugmentation and
yang
melirdungi kelompok
miskin.
Kelompok masyarakat
miskin
sangat rerdan
darat).
j.
kelompok
miskin. Kemiskinan memiliki sifat
Factors..
Misalnya, pola hidup konsumtif
pada petani dan rrelayan ketika
h.
Kebijakan dan program untuk
terhadap
goncangan internal (misalnya
Civil Stratfe: suatu kebijaka n
ya ng
kepala keluarga meninggal, jatuh
diterapkan pada suatu daerah
ya ng
sakit, kena PHK)
maupun
fragmentasi politiknya kuat, dapat
menjadi penlebab kemiskinan.
goncangan eksternal (misalnya
kehilangan pekerjaan, bencana
lntemational Processes: bekerjanya
alam, konflik sosial), kare na tidak
sistem-sistem intemasional
(kolonialisme dan kapitalisme)
membuat
ba
memiliki ketahana n
dalam menghadapi
nyak negara menjadi
Secara umum, strategi
u jami na n
goncangan-
gorcangan tersebut.
4)
semakin miskin.
ata
Kebijakan
dan program untuk
dapat dijala nka n utntuk me na nggula ngi
memutus pewarisan kemiskinan
antiar generasi, hak anak da n
kemiskinan adalah (Prawoto, dalam
pemnan perempuan. Kemiskinan
Qodariyah5:
sering kali diwariskan
1) Membuka pelu€lng
)ra ng
dan
dari
generasi ke generasi berikutn)€.
ifu, rantai pewarisan
kesempatan berusaha bagi or:ang
Karena
miskin untuk berpartisipasi dalam
kemiskinan
proses pembar€ una n eko romi.
Meningkatkan pendidikan dan
harus
diputus.
peranan perempuan
dalam
6t
ISSN:1978-5879
Jumal Pembangunan Manusia 10(1 ):61-78
keluarga adalah salah satu kunci
5)
2. Pendlduk miskin adalah penduduk
ng
memiliki
rata-rata
memutus rantai kemiskina n'
)E
Kebijakan dan program penguatan
pengeluaran Per kaPita Per bulan
otonomi desa. Otonomi desa
dibawah Garis Kemiskinan.
dapat menjadi ruarg
Ya
ng
3. Garis Kemiskinan Makanan (GKM)
nilai
memungkinkan masyarakat desa
merupakan
dapat menanggulangi sendiri
kebutuhan minimum makanan
kemiskinannYa.
disetarakan dengan 2'100 kalori
Pergeluaran
Ya
ng
per kaPita Per hari. Garis
Menurut Badan Pusat Statistik
Kemiskinan Non Makanan (GKNM)
Provinsi Sumatera Selatans ada
beberapa penjelasa n teknis untuk
adalah kebutuhan minimum untuk
kemiskinan laitu;
kesehatan, dan kebutuhan lainnYa.
1. untuk mengukur kemiskinan BPS
menggunakan konsep kemampuan
memenuhi kebutuhan dasar (basic
needs aPProachl. Dengan
pendekatan ini, kemiskinan
sebagai
dipandang
perumahan, sandang, Pendidikan'
4. Sejak Desember 1998 digunakan
standar kemiskinan baru
Yang
merupakan Penyempumaan
stiandar YanS lama.
Penyempurnaan
standar
ini
meliputi Perluasan cakuPan
ketidakmamPuan dari sisi ekonomi
komoditi Yang
untuk memenuhi kebutuhan dasar
dalam kebutuha n dasar. DisamPing
makanan dan bukan makanan
itu penlempurnaan juga dilakukan
diukur dari
sisi
Ya ng
Perqeluaran'
memPertimbangka n
antar
daerah
yang digunakan adalah
menghitung Garis Kemiskinan
keterbandingan
(GK), yang terdirj dari
dua
pedesaan) dan antar waktu Yang
komponen yaitu Garis Kemiskinan
disebabkan oleh adanya perlcedaan
Itrletode
Makanan (GKM)
dan
Garis
Kemiskinan Non Makanan (GKNM).
68
dengan
diPerhitungkan
(provinsi serta
Perkotaan-
tingkat harga antar daerah
dengan cara
Yaitu
melakukan
Penghitungan Garis Kemiskinan
dilakukan secara terPisah untuk
standarisasi harga terhadap harga
daerah perkotaan dan Pedesaan.
standar kemiskinan ini diharapkan
di
DKI jakarta.
PenYemPumaan
Belanja Pemerintah dan Kemlskinan
Rina Sukarman, Taufiq Marwa, Tadjuddin Husin
dapat mergukur tingkat kemiskinan
secara lebih realistis.
5. Ukuran kemiskinan
a.
b.
kemiskinan. Penelitian
Head Count lndex (HCl) adalah
persentiase penduduk miskin
yang berada
di
bawah Garis
belanja modal terhadap
di
lndeks Kedalaman Kemiskinan
Selatan tahun 2000-201 3.
merupakan ukuran rata-rata
kesenjangan pengeluaran
masing-masing pend r.rd uk
miskin terhadap garis
meneliti
di
bidang kesehatan, pendidikan, dan
kemiskinan
lndex)
ini
pengaruh belanja pemerintah
Kemiskinan (GK).
(Poverty Gap
Provinsi
tingkat
Sumatera
Data yang digunakan adalah
data sekunder berupa laporan
pengeluara
nprovinsi
Sumatera
Selatan yarg diperoleh dari Badan
nilai indeks, semakin jauh rata-
Pusat Statistik (BPS) provinsi
Sumatera Selatan. Selain itu
dilakukan studi pustiaka (tibrary
rElta pengeluaran
research) terhadap berbagai bacaan
kemiskinan. Semakin tinggi
c.
tahun 2000-2013 melipr.rti betanja
pemerintah, belanja modal dan
penduduk
dari garis kemiskinan.
!€ ng dapat melengkapi penelitian ini.
lndeks Keparahan Kemiskinan
Teknik analisis yang digunakan
adalah teknik analisis kua ntitatif yang
(Poverty Severity
lndeks)
memberikan gambaran
mengenai penyebaran
Berganda, untuk
pengeluaran antara penduduk
pengaruh pengeluaran pemerintah
miskin. Semakin tinggi
berdasarkan
irdeks, semakin
ketimpangan
nilai
tinggi
pengeluaran
menggunakan model Regresi Linear
furgsi
mengetahui
pela)ranan
kesehatan, pendidikan, dan belanja
modal terhadap tingkat kemiskinan di
Provinsi Sumatera
diantara perduduk miskin.
Selata n.
Formulanya adalah sebagai berikut:
a + blLnBK + b2LnBp +
METODE PENEL]TIAN
LnTK:
Ruang lingkup penelitian ini
dilakukan di provinsi Sumatera
b3LnBM + e
Selatan. Data yang digunakan adalah
data time series 14 tahun
pitu
dari
Dimana:
TK: Tingkat Kemiskinan
BK: Bela nja kesehatian
BP: Belanja pendidikan
69
ISSN:1978-5879
Jumal Pembangunan Manusia 10(1 ):61-78
BM
modal
:Belanja Modal
di
Sumatera Selatan daPat
dilihat pada Tabel
HASIL
2
dapat dilihat bahwa dari tahun 2000
sampai 2013, jumlah penduduk miskin
DAN
PENELITIAN
2. Dari Tabel
PEMBAHASAN
terbesar di provinsi Sumatera selatan
ada pada tahun 2000 )xaitu sebesar
1.466,00 jiwa atau 23,60 Yo dari total
Gambaran Umum
Tingkat
Kemiskinan, Belanja di Bidang
Kesehatan, Pendidikan dan Belania
Modal di Sumatera Selatan
penduduk pada tahun
tersebut.
Persentiase perkembangan jumlah
Gambaran mengenai
kemiskinan, belanja di
dari 14
tingkat
penduduk miskin
bidang
tersebut ce nderung me nurun.
tahun
kesehatan, pendidikan, dan belanja
2.
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Belania di
dan Belanja Modal Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2000-2013
Tabel
pendudukmiskin
Belanjakesehatan
Belanja t\rodal
o/.
jumlah
bidang Kesehatan, Pendidikan,
dai
jumlah
Belanjapendidikan
dan
jumldr
% dari
total
Belanja
0utaan
total
Belania
o/o
jumlah
(ribuan)
dari
toial
penduduk
2000
1.466,00
23,60
139.076,37
49,36
15.354,@
5,44
14.095,53
5,00
200'l
1.450,05
21,57
213.859,56
37,52
18.426,n
3.23
17.725,12
3,1
2002
1.434,10
22,49
270.633,90
39,09
12.643,8
4,67
25.612,61
9,46
2003
1.397,10
2',t,54
467.491,31
54,84
19.820,17
4,23
58.614,11
12,53
2004
1.379,30
20,92
472.133,12
41,38
45.979,00
4,03
81 .861,00
7
2005
1.429,OO
21 ,01
283.535,42
25,83
33.462,00
3,05
81 .185,00
7 A.i
2006
'l.446,90
20,9S
745.496,63
42,4O
63.196,00
3,62
136.191,00
7
2007
'I
.331 ,81
19, 15
984.275,76
52,',t2
51.336,,16
3,47
279.761,93
'18,95
2008
I .249,61
't?,73
891.58'1,99
37,3s
129.5n,2s
I,71
363.041,17
24,42
2009
1.167,87
't6,28
640.66/,24
27,36
337 .627,84
10,7
4
644.752,9',1
20,52
20'lo
1.125,73
15,47
1.032.890,01
33,23
341.123,55
10,97
55'l .767,18
17,74
2011
1.074,81
't4,24
1 .1
5
29,92
296.520,00
7,79
255.982,00
6,72
2012
'1.057,03
'13,78
1.017.132,90
238.378,00
4,71
2',12.962,O0
4,20
20'13
1.1
10,37
14,18
862.903,56
513.102,29
9,03
294.912,44
5,19
Tahun
Yo
( utaan
total
rupiah)
beldlja
39
.1
20,1
'15,19
0utaan
rupiah)
rupiah)
diolah dari berbagaisumber, BPS & Direktont Jenderal Peimbangan Keuangan
70
1
,17
,81
Belanja Pemerintah dan Kemiskinan
Rina Sukarman, Taufiq Marwa, Tadjuddin Husin
Besamla jumla h belanja modal
di Sumatera Selatan selama
2000 sampai 2013
periode
cenderung
berubah-ubah mengikuti perubahan
total belanja dari APBD Sumatera
Sumatera selatan. Pada Tabel 2
tersebut dapat dilihat bela nja untuk
modal terlcesar ada pada tahun 2011
yaitu
Rp.1.139.120,15
j'rh
atiau
sebesar 2g,92yo dari total belanja.
Untuk nilai belanja modal terkecil
selama periode tersebut ada pada
tahun 2000 yaitu
Rp.139.076,37
Sumatera Selatan terbesar yaitu pada
tahun 2009 yaitu
sebesar
Rp.644.752,91 juta atau 20,520/.
dai
total belanja dan terkecil sebesar
Rp-14.095,53 juta atrau 5,00% dari
total belanja yaitu pada tahun 2000.
Perkembangan Garis Ambang
Batas Kemiskinan dan Jumlah
Penduduk Miskin di Sumatera
Selatan
sebesar
Garis kemiskinan merupakan
juta alau sebesar
representiasi jumlah rupiah minimum
49,36% dari total belanja pada tahun
yarE dibutuhkan untuk
tersebut.
kebutuhan pokok minimum makanan
Jumlah belanja
di
bidang
kesehatan di Sumatera Selatan
beruariasi dari tahun ke tahun.
memenuhi
yang setiara dengan 2100 kilokalori
perkapita per hari dan kebutuhan
pokok bukan makanan.
2000 sampai 2013 adalah pada tahun
Garis kemiskinan ini diperoleh
dari menjumlahkan garis kemiskinan
20"13 yang mencapai Rp.513.102,29
makanan dan garis kemiskinan bukan
juta atau 9,03% dari tota I belanja, dan
makanan. Gambaran perkembangan
terkecil pada tahun 2002 dengan
garis ambang batas kemiskinan dan
jumlah Rp.12.643,29
jumlah penduduk miskin Sumatera
Pengeluaran
te
rbesar dalam periode
ifia alau 4,670/o
dari total belanja.
Belanja
di
Selatan dapat dilihat pada Tabel 3.
bidang pendidikan
selama periode 2000-2013 di provinsi
ISSN;197&5879
Jumal Pembangunan Manusia 10(1 ):61-78
Tabel 3. Garis Kemiskinan dan penduduk Miskin di Sumatera S elatan d an
lndonesia Tahun 2007-201 3
Sumsel
lndonesia
Tahun
penduduk miskin
penduduk miskin (000)
0uta)
GK (Rp/
Kota Desa Total
bulan)
Kota Desa
GK (Rp/
Total
bula n)
2007
13,56
23,61
37,17
334.779
545.9
785.9
1.331 ,81
178.209
2008
12,77
22,19
34,96
366.727
514.7
734.9
1.249,61
196.452
2009
11,9't
20,62 32,53
401.958
470.0
697.8
1.167,87
212.381
2010
11,10
19,93
31,02
425.343
471.2
654.5
1.125,73
221.687
201',1
10,95
18,94 29,89
486.775
409.1
665.7
1.074,81
236.298
2012
10,51
10,09 28,59
517.823
388.6
668.4
1.057,03
252.377
2013
10,63
17,92
28,07
584.605
384.8
725.6
1.110,37
273.682
SumberBPS, Sumsel dalam Angka, beberapa tahun penerbitan
Perkembangan
IPM
Sumatera
huruf dan pendidikan, (3)
Selatan dan lndonesia
Angka lndeks
Pembangunan
Manusia (lPM) memberikan gambaran
komprelensip mengenai
tingkat
pencapaian pembangunan manusia
sebagai dampak dari pembangunan
dilakukan oleh
)ra ng
suatu
negara/daerah. Semakin tinggi
IPM suatu
menunjukkan
nilai
negara/daerah,
PencaPaian
pembangunan manusia semakin baik.
IPM merupakan pengukuran
perbandingan dari 3 dimensi dasar
pembang
unan
ma
nusia, yaitu:
(1 )
harapan hidup dengan dasar hiduP
)a ng sehat dan panjang umur Yang
72
diukur mulai dari kelahiran, (2) melek
stra
ndar
hidup yang layak yang diukur dengan
logaritma natural dari PDB perkapita
dalam paritasi daya beli.
skala
Berdasarkan
internasional IPM dikategorikan
menjadi
4, yaitu; (1) kategori
tinggi
(lPM>80), (2) kategori menengah atias
(66
JURNAL
PEMBANGUNAN MANUSIA
(Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi)
H u man
Development Jou rnal
Vol. 10 No.1 April2016
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN
BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN INOVASI DAERAH
Alamat Redaksi / Penerbit :
Jl. Demang Lebar Daun No. 4864 Palembang
Telp. (0711) 374456 Fax. (0711) 950077
mail : [email protected] website : www.balitbangnovdasumsel.com
JPM
Volume 10
No.1
Terakreditasi Nomor
Hal. 1 - 78
51
Palembang
April 2016
3/AU2lP2Ml-LlPU04l2O13
ISSN
:
'1978-5879
ISSN: 1978-5879
JURNAL
PEMBANGUNAN MANUSIA
(Kesehahn, Pendidikan, Ekonomi)
Human Development Journal
Vol. 10 No.'1 April2016
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN
BADAN PENELITIAN PENG EMBANGAN DAN INOVASI DAERAH
Alamat Redaksi / Penerbit :
Jl. Demang Lebar Daun No. 4864 Palembang
Telp. (0711) 374456 Fax. (07'11) 350077
[email protected]
mail :
website : wwwbalitbangnovdasumsel.com
JPM
Volume 10
No.'1
Hal. 1 - 78
Palembang
April 2016
Terakreditiasi Nomor 5 1 3/AUzlPzMl-LlPllO4l2013
ISSN:
1978-5879
Volume 10
No.l, April
2016
]SSN : 1978-5879
JURNAL PEMBANGUNAN MANUSIA
(Kesehdan, Pendidikan, Ekonomi)
Human Development Joumal
Jumal Pembangunan Manusia terbit pertama kali tahun 2007 dengan frekuensi
terbit tjga kali setahun pada bulan April, Agustus dan Desember.
Penerbit !
Badan knelitian Pengembangan
It{iEa Bestari
/
Peer Reviewer
dan Inovasi DaeBh
Provinsi Sumatera Selatan
Prof. Dr. Chuzainnh Dahlan Diem, MLS
(Universitas Sriwijaya)
Pelindung
:
Gubernur Sumatem Selatan
Prof. Dr. M. Djahir Basir, M.Pd
(Universihs Sriwijaya)
Pengarah :
lGpab
Ba
litbangnovda Prorr. Sumsel
Prof. Dr. dr. Fauziah Numini Kurdi, Sp.RM, MPH
(Universibs Sriwijaya)
Kefua Dewan Riset Daerah Sumsel
Editor llmiah/Penanggung Jawab
Dr. Ekowati Retnaningsih, SKM, M.lGs
(Bappeda Prov. Sumsel)
:
Prof. Dr. Taufik Marwa, SE. M.Si
(Universitas SriwUaya)
Prof. Dr. Sulbahri Madjir, SE, MM
Dewan Editor
(Universitas Tridinanti)
:
Prof. Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag, M.Si
(UIN Raden Fahh)
Dr. dr. Muhammad Zulkarnain, Sp.
(Universibs Sriwijaya)
Nunanto, DCn, M.lGs
(Balitbangnovda Sumsel)
I
.
Desri Yesi, ST
(Balitbangnovda Sumsel)
Dian Novriadhy,
S|
M.Si
(Balitbangnovda Sumsel)
oom Komalasari, S.Si, M.Farm
(Balitbangnovda Sumsel)
Sekretariata
n:
M. Tris Oktaris Nuhadin, S.Ap
Alamat Redaksi / Penerbit
:
Jl. Demang Lebar Daun No.4S Palembang
Fax. (071 1) 350077
Email : [email protected]
rdp. (0711\ 374456
website : www.balitbangnovdasunsel.com
Terakreditasi Nomor 513/AU2lP2MI-LIPI|
Ml20t3
11
Volume 10 No.1, April 2016
ISSN: 1978-5879
SALAM REDAKSI
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga JPM
Volume
1
0
Nomor 1 dapat terbit pada waktunya. JPM terbit secara berkala
semenjak tahun 2007 dengan lingkup kajian di bidang kesehatan, pendidikan dan
ekonomi.
Dalam upaya merespon perkembargan ilmu pengetahuan dan teknologi
maka mulai edisi April 2016, selain terbit dalam bentuk cetak JPM juga akan mulai
dipublikasikan melalui jurnal elektronik (http://ojs.balitbang novdasumsel.com/).
Saat ini jumal elektronik tersebut dalam proses pengembangan dan f nalisasi dan
diharapkan akan beroperasi dengan normaldi bulan Agustus 2016.
Demikian disampaikan kepada khayalak luas, semoga segala upaya yang
telah dicurahkan oleh segenap pihak dapat membawa manfaat.
Redaksi
Itl
Volume 10 No.1, April 2016
ISSN : 1978-5879
JURNAL PEMBANGUNAN MANUSIA
(Kesehatan, pendidikan, Ekonomi)
Human Development Joumat
Vol. 10 No.i, Aprit 2016
DAFTAR ISI
HASIL PENELITIAN
Kesehatan
P_elayanan Antenatal dan Kejadian
Berat Bayi Lahir Rend ah di lndo nesia
(Rizki Aini, Nuttina Tarmizi. itura Uatanayati)pp"
uaiaii
D_eterminan Kematian Neonatal
1-9
di RSUD Lahat
(Erika Yuniadi, Tan tlbtaka, Dadang
H.
puiia t
pps UNSR|...............
MDGs.5: Sebuah pelajaran dari pengalaman
Sumatera Selatan
(Dian Noviadhy / BalitbangnotiaSu.se,
..............._._.._:_..
10-22
23-41
Pendidikan
lnovasi Pembelajaran pendidikan Agama
lslam Menuiu pembelajaran yang produktif
/ UIN Raden Fatafu
(lndah Wigati
42-60
Ekonomi
Analisis Pengaruh Belania pemcintah
di Bidang Kesehatan, pendidikan, dan
Belanja
Modal Terhadap lingka[ Kemiskinanoi prouinii"slri-ai;Ht;X
(Rina sukarman. raufiq Marwa, rrai"adii
iiiiT"irir"ii*i"ya)
ii"iii
........... .......
61-78
lv
Jumal Pembangunan Manusia
1O(1
):61-78
ISSN:1978-5879
AI'|ALISE PEISARuH BEt"AltJA PELIERNTAH Dt BDAI{G KESEHATAN,
PENTXU}GI{, DAII BELAI{JA MODA TERI{ADAP ThGKAT
KEMEKIMNDI PRo/tNSt SU!'ATERA SELATAN
The Analys'ts of the Effect of the Govemment Expe,nditures in
the sector of
Health, Education, and capitut Expnditurcs on ihe rever of poverty
in $oith
Sumatera Provine
Rina Sukarmanl', Taufiq fvbMa2, Tadjuddin Husin3
1
2,.
Fakultas Ekonomi, Universitas Sriwijaya
*
Alamat korespondensi: Fakuftas Ekonomi uni\€rsitas sriwijaya,
Jaran Raya parembangPrabumulih KM,35, lnderalaya, Ogan llir, email: [email protected],
tauf oma [email protected]
Tanggal masuk
naskah:
Tanggal masuk
re\,isi:
Tanggal diterima:
Abstrak
. Peneritian ini bertuiuan untuk mengetahui pengaruh variaber beranja pemerintah dibidang
kesehatan, pendidikan, dan beranja modar terhadai tingkat kemiskinan
di pro\insi sumatera
selatan. Data yang digunakan adarah data sekunder JEngan periode
tahun
2000-2013 yang
dipublikasi oleh Badan pusat sratistik.(Bps) dan rembaga raiinya.
rernit
vrng digrnl[rn
adalah anatisis regresi rinier berganda. tingtat remisiinan
"nari"is
*;#i-r",ir."i*i"ird;r"
belanja pemerintah dibidang kesehalan, pendidikan, dan beranja
"irurgai
modar sebagai variabel bebas.
Hasil penetitian ini. menunjukkan bahwa. beranja p"roini"i dibidang
keiehata;-;ig;iti;
mempengaruhi tingkat kemiskinandi provinsi Sumaiera Selatan,
bentui p""g"ir;ry;;;itit
Belanja.pendidika. tidak signifikan mempengaruhi tingkat kemiskinandi pro\insi
dan Belanja modal signifkan mempengaruhi tingka-t kemiskinan di pro\,insi sumatera seratan,
Sumatera Selatan
danbentuk pengaruh
nya negatif.
IGta Kunci : Tingkat Kemiskinan, Beranja pemeintah, Kesehatan, pendidikan,
Beranja Modal
Abstract
The objective ot this study was to revear the effect
of the vaiabre of govemment exwnditure
in the sector of hearth, education, and capitar expenditure on
the lever of pivetty in soutn'siiain
ptovince The data used in this styE wrc tite secondary iut"
frr' th" plrioa or 2000;:i013
published bv the centrat Bureau ot sralr.srics
rapsl ini itni, rerated ageicie,s.- ri*iilnlj or
anal,^,s used was munipre rinear rcgrcssion anarpis. The resufts
of this-study inoicatei init-tne
government spending in the sector or hearth had a positive
and
significant
o, n" iriri'or
povedy in the prcvince of so,tth sumaterc. The spending
"irot
in the sector of
education did not
-sotlth
significafiry etf
sumatera. whereas in"-iZiia
.ec|_!he revet of povedy in the pmince of
expenditures significanfly effect the leiel of porcrty in tne piiiie
or soun srna,in- wiiii"i"riii
etfect.
Keywords: povedy level, govemment spending, health, education,
capital expenditurc
ol
Jumal Pembangunan Manusia 10(1 ):61-78
pengeluaran
PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi
mempunyrai tujuan untuk
meningkatka n
kesejahteraan
masyarakat. lingkat kesejahtreraan
masyarakat dapat diukur dengan
besaran-besaran ekonomi maupun
non ekonomi. Besaran ekonomi yang
biasa digunakan sebagai indikator
berhasil tidaknp suatu pembangunan
ekonomi di suatu negara atau di suatu
daerah di
antaranya
pendapatan per kapita,
penduduk miskin,
tingkat
jumlah
tingkat
pengangguran, dan lain-lain.
Banyak faktor
ya
ng menentukan
berhasil tidaknya
pembangunan
ekonomi di suatu negara atau di suatu
daerah,
di
antara faktor tersebut
adalah pemn pemerinta h
proses pembangunan.
pemerinta
h
dalam
dalam
Peran
proses
pembangunan meliputi; fungsi alokatif,
distributif, stabilisator
dan
dinamisator.
lmplementasi \ranS dilakukan
pemerintah agar fungsi-fungsi terseb ut
di
atas dapat tercapai adalah di
antaran)E dalam bentuk kebijakan
fiskal dan kebijakan moneter. Sala h
satu kebijakan fiskal yang dilakukan
pemerintah adalah
62
ISSN:1978-5879
kebijakan
Pengeluara
n
pemerintah.
pemerinta h memp unyai
kedudukan yang relatif penting dalam
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat (utamanya mengurangi
pengangguran, meng ura ngi tingkat
kemiskinan). Rasionalitras dari peran
pengeluaran pemerintah (utamanya
pengeluaran untuk fasilitas publik;
sektor pendidikan,
transportiasi, irigasi
kesehatan,
dan
lainJain)
terhadap tingkat kesejahteraan tidak
diragukan lagi. Pengeluaran untuk
bidang kesehatan diharapkan mampu
meningkatkan kualitas kesehata n
masyarakat sehingga dapat lebih
berdayra dalam melakuka n kegiatan
yang produktif. Pengeluaran untuk
sektor pendidikan diharapkan dapat
meningkatkan akses masyaraka t pada
pendidikan yang baik dan murah,
sehingga mampu menirgkatkan
kualitas pendidikan )rarE dapat
menjadi bekal dalam kegiatan
pembangunan ekonomi sehingga
dapat lebih produktif dan berdaya
saing dan pada gilirannya diharapkan
memiliki kemampuan ekonomi yang
mapan dan stabil. Anggaran dalam
bidang infrastruktur
diharapkan
u
mampu meningkatkan akses
d
masylarakat dalam bidang ekonomi
sehingga
akan terjadi efisiensi
n
Belania Pemerintah dan Kemiskinan
Rina Sukarman, Taufiq Marwa, Tadjuddin Husin
ng dibutuhka nn),a untuk lepas dari
ekonomi (efisiensi produksi, konsumsi
)ra
dan pertukaran) dan pada gilirannya
jebakan/lingkaran
n
kemiskinan
Pengeluaran pemerintah sektor
(poverty trap). Akibat minimnya
akumulasi kapital kaum miskin,
konsekuensinya, kaum miskin tak
pendidikan dan kesehatan merupakan
mampu berperan aktif dalam kegiatan
dua dari beberapa faktor
yarg
ekonomi dan merasakan berkah dari
pembangunan
adanya pembangunan. Hal tersebut
akan
meningkatka
masyaraka
kesejahteraan
t.1
mempengaruhi
manusia. Kedua faktor
n
tersebut,
n jasa
itulah yarq mendasari
betapa
ya nS
pentingnya pembargunan ma nusia, di
oleh
mana dalam pembangunan manusia
pemerintah, bukan bertumpu pada
tersebut tidak hanya meliputi dimensi
swasta terlebih pasar. Dalam
hal
kesejahteraan saja melainkan terkait
pemba ng unan manusia,
juga dengan peningkatan kapasitas
pendidikan dan kesehatan )Eng baik
dasar manusia melalui akses terhadap
bagi setiap manusia bisa
pendidikan dan kesehatan terutama
merupaka
layana
normatifnya disediakan
peningkata
n
melalui alokasi
tenivujud
pengeluaran
bagi masyarakat miskin.3
di seKor pendidikan dan
kesehatian. Dengan meningkatnya
alokasi pengeluaran pemerintah
Secara ekonomi, kemiskinan
dapat dilihat dari tingkat kekurangan
sumber daya )ang dapat digunakan
disektor tersebut maka
memenuhi keb utuha n
hid
meni ngkatka n priod ukti vitas pe ndt.ld uk
meningkatkan
kesejahteraan
sehingga bisa
sekelompok orang. Secara politik,
pemerintah
akan
meningkatkan
pembangunan manusia.
Untuk
up
serta
kemiskinan dapat dilihat dari tingkat
selanjutnya, pengeluaran pemeri ntah
akses terhadap kekuasaan
pada sektor
mempunyai pergertian tenta ng sistem
yans
pendidikan dan
kesehatan dapat disebut sebagai
politik yarE dapat
investasi publik.2
kemampuan sekelompok ora ng dalam
Perduduk miskin
pada
menjangkau
dan
menentukan
menggunakan
umumnla mempunyai keterbatasan
sumber daya. Secara sosial psikologi,
dalam mengakses
kemiskinan dapat dilihat dari tingkat
sumberdaya
dan
ekonomi, sehingga mereka tidak
kekurangan jaringan
mampu mengakumulasi modal/kapital
sosial yang mendukung dalam
struktur
63
ISSN:1978-5879
rEfdapatkan
kesempatran
penirgkata n prod ukti vitas.a
Pemerintahlah
untuk
Fenomena kemiskinan
diamanatkan
dapat
ketidakmampua n me nangg ulanginya.5
mengelola
pengeluarirn/belanja secara optimal
agar pemerataan pembangunan dan
dalam
masyarakat dapat dipandang dari
beberapa aspek pen1ebab
antiaranya6: a)
di
kemiskinan
berhubungan dengan buda)ra )€ r€
hidup dalam suatu mas)rarakat, sering
kesejahteraan bagi pendud uk dapat
diwujudkan. Untuk mengetahui sejauh
disebut kemiskinan kuftural. Dalam
mana pengaruh pengeluara n/belanja
konteks
pemerintah terhadap
kesejahteraan
png
tingkat
diindikasikan oleh
tirgkat kemiskinan, makatulisan ini
membahas "Pengaruh Belanja
Pemerintah di Bidang Kesehatan,
Pendidikan, dan Belanja Modal
terhadap Tingkat Kemiskinan di
Provinsi Sumatera Selatan Tahun
2000-20,t3.
ini
kemiskinan sering
dikaitkan dengan rendahnla etos
kerja. b) Kemiskinan timbul sebagai
akibat adanya ketidakadilan dalam
pemi likan faktor-faktor produksi dalam
masyarElkat. Golongan
)ra
akses kuat terhadap
ng memiliki
faktor-faktor
produksi cenderung mendominasi dan
melakukan ekspansi ekonomi png
kemudian menlsihkan
golongan
masyarakat
pirqgiran
(periphera l).Akibatnya muncul
KAJIAN PUSTAKA
kemiskinan struktural
Menurut World Bank, penyebab
kemiskinan setidaknya
ada
tiga
dimensi yang ada pada orang miskin
yaitu: (a) rendahnya pendapatan dan
aset untuk memenuhi
kebutuhan
dasar, seperti: makanan,
tempat
tinggal, pakaian, serta kesehatan dan
pendidikan
yang tayak;
(b)
ketidakmampuan untuk bersuara dan
ketiadaan kekuatan di dalam institusi
negara dan maslarakat; (c) rentan
terhadap guncangan ekonomi karena
64
karena
lemahnya kemampuan rcaha dan
terbatasnya akses pada kegiatan
c) Kemiskinan yans
disebabkan oleh
faKor
ekonomi.
kekura ngberuntunga n
(disadvantages),
yaitu fisik
lemah, kerentianan
yang
(vulnerability),
keterisolasian, serta ketidakberdayaa n
(powerlessness).
Depdagri dan LAN dalam modut yang
disiapkan untuk Diklat
teknis
Belanja pemerintah dan Kemiskinan
Ktna $ukatman, Taufiq Marwa, Tadjuddin
Husin
Pengentasan
kemiskinan
mengurgkap teori Neo-liberal dan
teori demokrasi sosial. Teori neo_
liberal intinya menlerukan bahwa
komporen penting dari sebuah
masyarakat adalah
pengaruh neo-liberal dalam bidang
penanggulangan kemiskinan i ni.
Tabel
'1. Ringkasan Teori Neo_liberal
dan
Demokrasi-.Sosial tentang Kemiskinan
kebebasan
individu. Para pendukung neo liberal
berargumen bahwa
kemiskinan
merupakan persoalan indiMdual
disebabkan oleh
P.lhnr EnoanD|lE^!llm.
irtrldu lnr.hnya o.;ar,6r
r.pr!.dan (d:6, p.ft
h_
ya ng
tsdbdap orano
6.brrtl.
kelemahan_
mddn$.aE
Ienen peblBr
trk.hr'b
n
!e lEebt&n
kelemahan dan/atau pilihan_pilihan
individu lrang
bersangkutan.
Kemiskinan akan hilang dengan
sendirinyla jika kekuata n-kekuata n
pasar diper.luas sebesar_besarnp
dan
pertumbuhan ekonomi
dipacu
setinggi-tinggin)ra. Secara langsung,
strategi penanggulangan kemiskinan
harus bersifat ', residuat', sementiara,
Sumber dikernbangkan dari Cheyne, O,Brien
dan
tsergra\€ (1998:176) datam Depdasri
& LAN
Teori
demokrasi-sosiai
memandang bahwa kemiskinan
bukanlah persoalan
melainkan
individual,
struktura l.Kemiskinan
dan hanp
disebabkan oleh adanya ketidakadilan
dan ketimpangan dalarn mas)€rakat
lembaga-lembaga keagamaan. peran
akibat tersumbatnya akses kelompok
tertentu terhadap berbagai sumber_
negattt hanyEtlah sebagai "penjaga
sumber kemasprakatan. Teori ini
malam" yang baru boleh ikut carnpur
manakala lembaga-lembaga di atas
berporos pada prinsip-prinsip ekono mi
campura
(mlxed economy) dan
melibatkan keluarga,
kelompok-kelompok swadaya atau
tidak mampu lagi
menjalankan
tugasn)ra. penerapan
program_
n
"ekonomi
rnanajemen_permintaan,
(demand- management economics)
program structural adlusfmenf, seperti
gaya Keynesian yang muncul sebagai
program jaringan pengaman sosial
(JPS) di negara-negara berkembang,
jawaban terhadap depresi ekonomi
termasuk lndonesia,
merupaka
n
contoh
sesungguhnya
kongkrit
dari
yarE terjadi pada tahun 1920_an dan
awal 1930-an. Menurut pandangan
demokrasi-sosial,
strategi
penanggulangan kemiskinan haruslah
65
Jumal Pembangunan Manusia 10(1 ):61-78
bersifat institusional
(melembaga).
Program-progratn jaminan sosial dan
bantuan sosial
ya
ng dianut di
AS,
ISSN:1978-5879
b. Socio-Economic Dualism'. negara
ekskoloni
me ngala
mi
kemiskinan
karena pola produksi kolonial,
pitu
contoh strategi anti kemiskinan yang
petani menjadi mariinal karena
tanah yarq paling subur dikuasai
diwamai oleh teori demokrasi-sosial.
petani skala besar da n berorientasi
Jaminan sosial )iarE berbentuk
pemberian tunjangan pendapatan
ekspor.
c. Population Growth'. perspektif png
atau dana pensiun, misalnya, dapat
didasari pada teori Mafthus bahwa
meningkatkan kebebasan karena
dapat menyediakan penghasilan
pertambahan penduduk seperti
deret ukur sedang pertambahan
dasar dengan mana orang akan
memiliki kemampuan (capabitities)
untuk memenuhi kebutuhan dan
pangan seperti deret hitung.
Eropa Barat, dan Jepang, merupakan
menentukan
pilihan-pilihannya
d. Recources Management
Environmenf.
and
adanya
The
unsur
mismanagement sumber daya alam
dan
(chorces). Sebaliknya, ketiadaan
pelayanan dasar tersebut dapat
lingkungan, seperti
mana jeme nperta nian )ra ng asal
menyebabkan
tebang akan
ketergantungan
(dependency\ karena dapat membuat
omng tjdak memiliki kemampuan
dalam memenuhi kebutuhan dan
menentukan pilihan-pi li hannya.
produktivitas.
e. Natural Cydes aN Processes:
kemiskinan terjadi karena siklus
sumber
dan proses penyebab
terjadinya kemiskinan, yaitu:
a. Policy lnduces Processes: proses
pemiskinan
yang
dilestarikan,
direproduksi melalui pelaksaruran
suatu kebijakan (induced of policy)
diantrara
nya adalah
kebijakan
antikemiskinan, tetapi realitanya
justru melestiarikan.
66
di
lahan
di mana lahan ini jika
turun
alam. Misalnya tinggal
kritis,
SuryawatiT menlo rotl beberapa
menurunkan
i
hujan akan terjadi banjir tetapi jika
musim kemarau akan kekurangan
air, sehingga tidak memungkinkan
d
produktivitas )Eng maksimal dan
k
terus-menerus.
a
t. The Maryinalization of
Woman'.
peminggiran kaum perempuan
karena perempuan masih dianggap
sebagai golongan kelas kedua,
sehingga akses dan penghargaan
Belanja Pemerintah dan Kemiskinan
Rina Sukarman, Taufiq Marwa, Tadjuddin Husin
hasil kerja yang diberikan
lebih
2)
memberdayakan
rendah dari laki-laki.
g.
Cultunl and Ethnic
nal,
bekerjanya faktor btrdaya dan etnik
multidimensio
yanS memelihara
penanggulangannya tidak cukup
kemiskinan.
hanya dengan
pendekata
maka
mengandalkan
n ekonomi, akan tetapi
png
juga mengandalkan kebijakan dan
konsumtif saat upacara adat atau
program dibidarg sosial, politik,
keagamaan.
hukum dan kelembagaan.
panen ltlyEl, serta adat istiadat
Explotative
lntermediation:
keberadaan penolong
yra
penodorg, seperti
ntenir (lintah
re
3)
ng menjadi
Kebijakan
dan program
i. lntemal Political Frugmentation and
yang
melirdungi kelompok
miskin.
Kelompok masyarakat
miskin
sangat rerdan
darat).
j.
kelompok
miskin. Kemiskinan memiliki sifat
Factors..
Misalnya, pola hidup konsumtif
pada petani dan rrelayan ketika
h.
Kebijakan dan program untuk
terhadap
goncangan internal (misalnya
Civil Stratfe: suatu kebijaka n
ya ng
kepala keluarga meninggal, jatuh
diterapkan pada suatu daerah
ya ng
sakit, kena PHK)
maupun
fragmentasi politiknya kuat, dapat
menjadi penlebab kemiskinan.
goncangan eksternal (misalnya
kehilangan pekerjaan, bencana
lntemational Processes: bekerjanya
alam, konflik sosial), kare na tidak
sistem-sistem intemasional
(kolonialisme dan kapitalisme)
membuat
ba
memiliki ketahana n
dalam menghadapi
nyak negara menjadi
Secara umum, strategi
u jami na n
goncangan-
gorcangan tersebut.
4)
semakin miskin.
ata
Kebijakan
dan program untuk
dapat dijala nka n utntuk me na nggula ngi
memutus pewarisan kemiskinan
antiar generasi, hak anak da n
kemiskinan adalah (Prawoto, dalam
pemnan perempuan. Kemiskinan
Qodariyah5:
sering kali diwariskan
1) Membuka pelu€lng
)ra ng
dan
dari
generasi ke generasi berikutn)€.
ifu, rantai pewarisan
kesempatan berusaha bagi or:ang
Karena
miskin untuk berpartisipasi dalam
kemiskinan
proses pembar€ una n eko romi.
Meningkatkan pendidikan dan
harus
diputus.
peranan perempuan
dalam
6t
ISSN:1978-5879
Jumal Pembangunan Manusia 10(1 ):61-78
keluarga adalah salah satu kunci
5)
2. Pendlduk miskin adalah penduduk
ng
memiliki
rata-rata
memutus rantai kemiskina n'
)E
Kebijakan dan program penguatan
pengeluaran Per kaPita Per bulan
otonomi desa. Otonomi desa
dibawah Garis Kemiskinan.
dapat menjadi ruarg
Ya
ng
3. Garis Kemiskinan Makanan (GKM)
nilai
memungkinkan masyarakat desa
merupakan
dapat menanggulangi sendiri
kebutuhan minimum makanan
kemiskinannYa.
disetarakan dengan 2'100 kalori
Pergeluaran
Ya
ng
per kaPita Per hari. Garis
Menurut Badan Pusat Statistik
Kemiskinan Non Makanan (GKNM)
Provinsi Sumatera Selatans ada
beberapa penjelasa n teknis untuk
adalah kebutuhan minimum untuk
kemiskinan laitu;
kesehatan, dan kebutuhan lainnYa.
1. untuk mengukur kemiskinan BPS
menggunakan konsep kemampuan
memenuhi kebutuhan dasar (basic
needs aPProachl. Dengan
pendekatan ini, kemiskinan
sebagai
dipandang
perumahan, sandang, Pendidikan'
4. Sejak Desember 1998 digunakan
standar kemiskinan baru
Yang
merupakan Penyempumaan
stiandar YanS lama.
Penyempurnaan
standar
ini
meliputi Perluasan cakuPan
ketidakmamPuan dari sisi ekonomi
komoditi Yang
untuk memenuhi kebutuhan dasar
dalam kebutuha n dasar. DisamPing
makanan dan bukan makanan
itu penlempurnaan juga dilakukan
diukur dari
sisi
Ya ng
Perqeluaran'
memPertimbangka n
antar
daerah
yang digunakan adalah
menghitung Garis Kemiskinan
keterbandingan
(GK), yang terdirj dari
dua
pedesaan) dan antar waktu Yang
komponen yaitu Garis Kemiskinan
disebabkan oleh adanya perlcedaan
Itrletode
Makanan (GKM)
dan
Garis
Kemiskinan Non Makanan (GKNM).
68
dengan
diPerhitungkan
(provinsi serta
Perkotaan-
tingkat harga antar daerah
dengan cara
Yaitu
melakukan
Penghitungan Garis Kemiskinan
dilakukan secara terPisah untuk
standarisasi harga terhadap harga
daerah perkotaan dan Pedesaan.
standar kemiskinan ini diharapkan
di
DKI jakarta.
PenYemPumaan
Belanja Pemerintah dan Kemlskinan
Rina Sukarman, Taufiq Marwa, Tadjuddin Husin
dapat mergukur tingkat kemiskinan
secara lebih realistis.
5. Ukuran kemiskinan
a.
b.
kemiskinan. Penelitian
Head Count lndex (HCl) adalah
persentiase penduduk miskin
yang berada
di
bawah Garis
belanja modal terhadap
di
lndeks Kedalaman Kemiskinan
Selatan tahun 2000-201 3.
merupakan ukuran rata-rata
kesenjangan pengeluaran
masing-masing pend r.rd uk
miskin terhadap garis
meneliti
di
bidang kesehatan, pendidikan, dan
kemiskinan
lndex)
ini
pengaruh belanja pemerintah
Kemiskinan (GK).
(Poverty Gap
Provinsi
tingkat
Sumatera
Data yang digunakan adalah
data sekunder berupa laporan
pengeluara
nprovinsi
Sumatera
Selatan yarg diperoleh dari Badan
nilai indeks, semakin jauh rata-
Pusat Statistik (BPS) provinsi
Sumatera Selatan. Selain itu
dilakukan studi pustiaka (tibrary
rElta pengeluaran
research) terhadap berbagai bacaan
kemiskinan. Semakin tinggi
c.
tahun 2000-2013 melipr.rti betanja
pemerintah, belanja modal dan
penduduk
dari garis kemiskinan.
!€ ng dapat melengkapi penelitian ini.
lndeks Keparahan Kemiskinan
Teknik analisis yang digunakan
adalah teknik analisis kua ntitatif yang
(Poverty Severity
lndeks)
memberikan gambaran
mengenai penyebaran
Berganda, untuk
pengeluaran antara penduduk
pengaruh pengeluaran pemerintah
miskin. Semakin tinggi
berdasarkan
irdeks, semakin
ketimpangan
nilai
tinggi
pengeluaran
menggunakan model Regresi Linear
furgsi
mengetahui
pela)ranan
kesehatan, pendidikan, dan belanja
modal terhadap tingkat kemiskinan di
Provinsi Sumatera
diantara perduduk miskin.
Selata n.
Formulanya adalah sebagai berikut:
a + blLnBK + b2LnBp +
METODE PENEL]TIAN
LnTK:
Ruang lingkup penelitian ini
dilakukan di provinsi Sumatera
b3LnBM + e
Selatan. Data yang digunakan adalah
data time series 14 tahun
pitu
dari
Dimana:
TK: Tingkat Kemiskinan
BK: Bela nja kesehatian
BP: Belanja pendidikan
69
ISSN:1978-5879
Jumal Pembangunan Manusia 10(1 ):61-78
BM
modal
:Belanja Modal
di
Sumatera Selatan daPat
dilihat pada Tabel
HASIL
2
dapat dilihat bahwa dari tahun 2000
sampai 2013, jumlah penduduk miskin
DAN
PENELITIAN
2. Dari Tabel
PEMBAHASAN
terbesar di provinsi Sumatera selatan
ada pada tahun 2000 )xaitu sebesar
1.466,00 jiwa atau 23,60 Yo dari total
Gambaran Umum
Tingkat
Kemiskinan, Belanja di Bidang
Kesehatan, Pendidikan dan Belania
Modal di Sumatera Selatan
penduduk pada tahun
tersebut.
Persentiase perkembangan jumlah
Gambaran mengenai
kemiskinan, belanja di
dari 14
tingkat
penduduk miskin
bidang
tersebut ce nderung me nurun.
tahun
kesehatan, pendidikan, dan belanja
2.
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Belania di
dan Belanja Modal Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2000-2013
Tabel
pendudukmiskin
Belanjakesehatan
Belanja t\rodal
o/.
jumlah
bidang Kesehatan, Pendidikan,
dai
jumlah
Belanjapendidikan
dan
jumldr
% dari
total
Belanja
0utaan
total
Belania
o/o
jumlah
(ribuan)
dari
toial
penduduk
2000
1.466,00
23,60
139.076,37
49,36
15.354,@
5,44
14.095,53
5,00
200'l
1.450,05
21,57
213.859,56
37,52
18.426,n
3.23
17.725,12
3,1
2002
1.434,10
22,49
270.633,90
39,09
12.643,8
4,67
25.612,61
9,46
2003
1.397,10
2',t,54
467.491,31
54,84
19.820,17
4,23
58.614,11
12,53
2004
1.379,30
20,92
472.133,12
41,38
45.979,00
4,03
81 .861,00
7
2005
1.429,OO
21 ,01
283.535,42
25,83
33.462,00
3,05
81 .185,00
7 A.i
2006
'l.446,90
20,9S
745.496,63
42,4O
63.196,00
3,62
136.191,00
7
2007
'I
.331 ,81
19, 15
984.275,76
52,',t2
51.336,,16
3,47
279.761,93
'18,95
2008
I .249,61
't?,73
891.58'1,99
37,3s
129.5n,2s
I,71
363.041,17
24,42
2009
1.167,87
't6,28
640.66/,24
27,36
337 .627,84
10,7
4
644.752,9',1
20,52
20'lo
1.125,73
15,47
1.032.890,01
33,23
341.123,55
10,97
55'l .767,18
17,74
2011
1.074,81
't4,24
1 .1
5
29,92
296.520,00
7,79
255.982,00
6,72
2012
'1.057,03
'13,78
1.017.132,90
238.378,00
4,71
2',12.962,O0
4,20
20'13
1.1
10,37
14,18
862.903,56
513.102,29
9,03
294.912,44
5,19
Tahun
Yo
( utaan
total
rupiah)
beldlja
39
.1
20,1
'15,19
0utaan
rupiah)
rupiah)
diolah dari berbagaisumber, BPS & Direktont Jenderal Peimbangan Keuangan
70
1
,17
,81
Belanja Pemerintah dan Kemiskinan
Rina Sukarman, Taufiq Marwa, Tadjuddin Husin
Besamla jumla h belanja modal
di Sumatera Selatan selama
2000 sampai 2013
periode
cenderung
berubah-ubah mengikuti perubahan
total belanja dari APBD Sumatera
Sumatera selatan. Pada Tabel 2
tersebut dapat dilihat bela nja untuk
modal terlcesar ada pada tahun 2011
yaitu
Rp.1.139.120,15
j'rh
atiau
sebesar 2g,92yo dari total belanja.
Untuk nilai belanja modal terkecil
selama periode tersebut ada pada
tahun 2000 yaitu
Rp.139.076,37
Sumatera Selatan terbesar yaitu pada
tahun 2009 yaitu
sebesar
Rp.644.752,91 juta atau 20,520/.
dai
total belanja dan terkecil sebesar
Rp-14.095,53 juta atrau 5,00% dari
total belanja yaitu pada tahun 2000.
Perkembangan Garis Ambang
Batas Kemiskinan dan Jumlah
Penduduk Miskin di Sumatera
Selatan
sebesar
Garis kemiskinan merupakan
juta alau sebesar
representiasi jumlah rupiah minimum
49,36% dari total belanja pada tahun
yarE dibutuhkan untuk
tersebut.
kebutuhan pokok minimum makanan
Jumlah belanja
di
bidang
kesehatan di Sumatera Selatan
beruariasi dari tahun ke tahun.
memenuhi
yang setiara dengan 2100 kilokalori
perkapita per hari dan kebutuhan
pokok bukan makanan.
2000 sampai 2013 adalah pada tahun
Garis kemiskinan ini diperoleh
dari menjumlahkan garis kemiskinan
20"13 yang mencapai Rp.513.102,29
makanan dan garis kemiskinan bukan
juta atau 9,03% dari tota I belanja, dan
makanan. Gambaran perkembangan
terkecil pada tahun 2002 dengan
garis ambang batas kemiskinan dan
jumlah Rp.12.643,29
jumlah penduduk miskin Sumatera
Pengeluaran
te
rbesar dalam periode
ifia alau 4,670/o
dari total belanja.
Belanja
di
Selatan dapat dilihat pada Tabel 3.
bidang pendidikan
selama periode 2000-2013 di provinsi
ISSN;197&5879
Jumal Pembangunan Manusia 10(1 ):61-78
Tabel 3. Garis Kemiskinan dan penduduk Miskin di Sumatera S elatan d an
lndonesia Tahun 2007-201 3
Sumsel
lndonesia
Tahun
penduduk miskin
penduduk miskin (000)
0uta)
GK (Rp/
Kota Desa Total
bulan)
Kota Desa
GK (Rp/
Total
bula n)
2007
13,56
23,61
37,17
334.779
545.9
785.9
1.331 ,81
178.209
2008
12,77
22,19
34,96
366.727
514.7
734.9
1.249,61
196.452
2009
11,9't
20,62 32,53
401.958
470.0
697.8
1.167,87
212.381
2010
11,10
19,93
31,02
425.343
471.2
654.5
1.125,73
221.687
201',1
10,95
18,94 29,89
486.775
409.1
665.7
1.074,81
236.298
2012
10,51
10,09 28,59
517.823
388.6
668.4
1.057,03
252.377
2013
10,63
17,92
28,07
584.605
384.8
725.6
1.110,37
273.682
SumberBPS, Sumsel dalam Angka, beberapa tahun penerbitan
Perkembangan
IPM
Sumatera
huruf dan pendidikan, (3)
Selatan dan lndonesia
Angka lndeks
Pembangunan
Manusia (lPM) memberikan gambaran
komprelensip mengenai
tingkat
pencapaian pembangunan manusia
sebagai dampak dari pembangunan
dilakukan oleh
)ra ng
suatu
negara/daerah. Semakin tinggi
IPM suatu
menunjukkan
nilai
negara/daerah,
PencaPaian
pembangunan manusia semakin baik.
IPM merupakan pengukuran
perbandingan dari 3 dimensi dasar
pembang
unan
ma
nusia, yaitu:
(1 )
harapan hidup dengan dasar hiduP
)a ng sehat dan panjang umur Yang
72
diukur mulai dari kelahiran, (2) melek
stra
ndar
hidup yang layak yang diukur dengan
logaritma natural dari PDB perkapita
dalam paritasi daya beli.
skala
Berdasarkan
internasional IPM dikategorikan
menjadi
4, yaitu; (1) kategori
tinggi
(lPM>80), (2) kategori menengah atias
(66