Penerapan strategi Hollywood Square dalam meningkatkan pemahaman materi IPA kelas V MI Tarbiyatus Shibyan Surabaya.

PENERAPAN STRATEGI HOLLYWOOD SQUARE
DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI IPA
KELAS V MI TARBIYATUS SHIBYAN SURABAYA
SKRIPSI
Oleh :
Rany Dwi Cahyaningtyas
NIM D77213089

PROGRAM STUDI PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
AGUSTUS 2017

PER}TYATAAII KEASTIAN TIJI"ISANI
Saya yang bertanda tangan di bawah

Nama
NIM

: Rany


ini:

Dwi Cahyaningtyas

tD772BA8:9

Jurusan/Prodi : Pendidikan IslamlPendirlikan Guru Madrasah Ibtidaiyah EGMI)
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa PTK yang saya tulis

ini

benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau

pikiran orang lain yang saya akui sebagai hCIil tulisan ataupikirarr saya sendid.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa PTK ini hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.


Surabayq

106

2l

Judiiz0n

PERSETUJUAI\ PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi oleh:
Nama

: Rany

NIM

:D77213A89

Judul


:

Dwi Cahyaningtyas

PENERAPAN STRATEGI HOLLYWOOD SQUARE DALAM

MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI IPA KELAS V MI
TARBTYATUS SHIBYAN SURABAYA
Ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Surabaya,

Pembimbing

I

2l luli20l7

Pembimbing


II

W

Zudan Rosyidi. SS. MA
NIP. 1 98 1 03232009t21004

NrP. 197309102007}n0fi

V

I(EMENTERIAN AGAMA
T,NTVERSITAS ISLAM NMGERI ST]NAI\I AMPEL SI]RABAYA

PERPUSTAKAAII
Jl. Jend. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp 031-843lWZ Fax.031-8413300

E-Mail : perpus@uinsby.ac. id


LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akadernika

UIN

Sunan Ampel Suabaya, yang bertandatangan di bawah ini, saya:

$_N\ 9AH--r,qN-!ygTI,+S
': R^nt--l
p
808q

Nama

77 2t

NIM
Fakultas/Jurusan


, .]AP_PIYtH dal K€gl|ru^^l /?6yl

E-mail address

'

PAN\ , c,+r{YA @ onnnt L "coM

Demi pangembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Perpustakaan
UIN SunanAmpel Surabaya, Hak Bebas Royalti Non-EksHusif atas karya ilmiah :
Msekripsi El Tesis fl Desertasi E lain-lain (........... ..............)
yang beriudul

:

sT?ffie6t Hotll tWD s&u4PE DALN,^ nr€At lN 6trerr4 t/ ?9ufi1!A tt ltU r,t #TeH l?rt K6L/tr V lr I
ThPb lriTlt S !-.1lby aN tof4S_6nrt)

PF NEPA


PAN

Beserta perangkat yang dipedukan @ila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini
UIN Sunan Ampel Surabaya bethak menyimpan, mengalih-media/format-kan,

Petpustakaan

mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data (daabase),

mendistribusikannya, dan

menampilkan/mempublikasikannya di Intemet atau media lain secara fulltextunatkkepentingan
akademis tanpa petlu meminta iiin dad saya selama tetap mencanturnkan narna szy^ sebagai
penulis/pcncipta dan atau penerbit yang bersangkutan.
Saya bersedia untuk menanggung secara pdbadi, tanpa melibatkan pihak Perpusakaan UIN
Sunan Ampel Surabaya, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta
dalam karya ilmiah saya ini.


Demikian pemyataan

iri yrrg saya buat dengan

sebenamya.
Sumbaya,

SAtlY 5r^rr e

ABSTRAK
Rany Dwi Cahyaningtyas. Penerapan Strategi Hollywood Square dalam
Meningkatkan Pemahaman Materi IPA kelas V MI Tarbiyatus Shibyan
Surabaya. Skripsi, Program Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah UIN
Sunan Ampel Surabaya, Pembimbing I Zudan Rosyidi, SS. MA dan
Pembimbing II Sulthon Mas’ud, S.Ag, M.Pd.I.
Latar belakang dari penelitian ini adalah rendahnya pemahaman siswa
pada mata pelajaran IPA materi proses pembentukan tanah di MI Tarbiyatus
Shibyan Surabaya. Penyebabnya yaitu strategi dan metode pembelajaran yang
digunakan berpusat pada guru sehingga siswa hanya mencapai tingkat kognitif
berupa menghafal. Dari hasil wawancara, siswa mengaku kesulitan dalam

menjelaskan proses pembentukan tanah, membedakan jenis-jenis pelapukan
batuan serta jenis-jenis batuan.
Rumusan Masalah dari penelitian ini yaitu: (1) bagaimana penerapan
strategi Hollywood Square pada mata pelajaran IPA materi proses pembentukan
tanah pada siswa kelas V MI Tarbiyatus Shibyan Surabaya? (2) Bagaimana
peningkatan pemahaman materi proses pembentukan tanah setelah penerapan
strategi Hollywood Square pada siswa kelas V MI Tarbiyatus Shibyan Surabaya?
Tujuan dari penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah diatas yaitu dapat
mengetahui penerapan strategi Hollywood square dalam meningkatkan
pemahaman materi proses pembentukan tanah pada siswa kelas V MI Tarbiyatus
Shibyan Surabaya.
Metode penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas dengan
menggunakan model Kurt Lewin sebanyak 2 siklus. Subjek penelitian yaitu siswa
kelas V MI Tarbiyatus Shibyan Surabaya berlokasi di jln Asemrowo gang mulya
no 12 Surabaya. Teknik pengumpulan data yaitu tes tulis, observasi, wawancara
serta dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pada nilai akhir dari
hasil observasi aktivitas guru dari 67,7 (kurang) pada siklus I menjadi 95 (sangat
baik) pada siklus II. Selain itu, nilai akhir dari hasil observasi aktivitas siswa juga
mengalami peningkatan dari 62,5 (kurang) pada siklus I menjadi 92 (sangat baik)

pada siklus II. (2) Pemahaman siswa terhadap materi proses pembentukan tanah
mengalami peningkatan Pada siklus I, nilai rata-rata kelas yang diperoleh sebesar
60,67 (cukup) dan pada siklus II sebesar 81,14 (baik). Sedangkan ketuntasan
belajar siswa mengalami peningkatan dari 57% (cukup) pada siklus I menjadi
85,71% (sangat baik) pada siklus II.
Kata kunci: Materi IPA, Pemahaman, Strategi Hollywood Square.

vii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................

i

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN MOTTO .................................................................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................ v
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR RUMUS ........................................................................................ xv
DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 8
C. Tindakan yang Dipilih ................................................................. 9
D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 9
E. Lingkup Penelitian ....................................................................... 10
x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Tinjauan tentang Pemahaman
1. Pengertian Pemahaman ....................................................... 12
2. Indikator Pemahaman ......................................................... 13
3. Tingkatan-tingkatan dalam Pemahaman .............................. 14
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pemahaman ................... 16
B. Tinjauan tentang Pembelajaran IPA
1. Pengertian Pembelajaran IPA ............................................... 18
2. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di MI ............................. 18
3. Tujuan Pembelajaran IPA di MI .......................................... 19
4. Materi Proses Pembentukan Tanah....................................... 20
C. Tinjauan tentang Strategi Pembelajaran
1. Pengertian Strategi Pembelajaran ........................................ 25
2. Pemilihan Strategi Pembelajaran ......................................... 26
3. Strategi Hollywood Square
a. Pengertian Strategi Hollywood Square .......................... 27
b. Tujuan Strategi Hollywood Square ................................ 27
c. Langkah-langkah Strategi Hollywood Square ................ 27
d. Kelebihan dan kelemahan Strategi Hollywood Square ... 31
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian .................................................................... 32
xi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ............ 34
C. Variabel yang Diselidiki .......................................................... 35
D. Rencana Tindakan ................................................................... 36
E. Data dan Cara Pengumpulannya .............................................. 41
F. Indikator Kinerja ..................................................................... 57
G. Tim Peneliti dan Tugasnya ...................................................... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................... 59
B. Pembahasan ............................................................................. 91
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................. 102
B. Saran ....................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 104
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... 106
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... 107
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Guru Sebelum Tindakan ............................... 43
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Guru Setelah Tindakan ................................. 43
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Siswa Sebelum Tindakan ............................. 44
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Siswa Setelah Tindakan ............................... 44
Tabel 3.5 Lembar Observasi Aktivitas Guru ................................................... 46
Tabel 3.6 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ................................................. 48
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Tes Tulis Materi Proses Pembentukan Tanah ................... 51
Tabel 3.8 Soal Tes Tulis Materi Proses Pembentukan Tanah .......................... 51
Tabel 3.9 Kriteria Nilai Akhir Aktivitas Guru dan Siswa ............................... 54
Tabel 3.10 Kriteria Tingkat Keberhasilan Nilai Rata-Rata Kelas .................... 55
Tabel 3.11 Kriteria Tingkat Ketuntasan Belajar .............................................. 56
Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I ........................................... 70
Tabel 4.2 Persentase Ketuntasan Belajar Siklus II .......................................... 87

xiii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Prosedur PTK Model Kurt Lewin ............................................... 33
Gambar 4.1 Aktivitas Siswa Saat Kegiatan Eksplorasi ................................... 62
Gambar 4.2 Aktivitas Siswa saat Berdiskusi ................................................... 65
Gambar 4.3 Aktivitas Saat Afda Mengambil Pertanyaan ................................ 66
Gambar 4.4 Aktivitas Saat Royyan Mengambil Pertanyaan ............................ 67
Gambar 4.5 Aktivitas Selebriti Saat Menjawab Pertanyaan ............................ 68
Gambar 4.6 Aktivitas Siswa Saat Mengerjakan Lembar Kerja ........................ 70
Gambar 4.7 Aktivitas Saat Apersepsi ............................................................. 76
Gambar 4.8 Aktivitas Guru Menetapkan Garis Besar Materi .......................... 76
Gambar 4.9 Aktivitas Guru Mengumpulkan Pertanyaan ................................. 77
Gambar 4.10 Aktivitas Saat Selebritis Menjawab Pertanyaan ......................... 81
Gambar 4.11 Aktivitas Saat Fikri Mengambil Pertanyaan .............................. 82
Gambar 4.12 Aktivitas Siswa Saat Mengerjakan Lembar Kerja ...................... 86

xiv

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR RUMUS

Rumus 1 Nilai Akhir Observasi Guru Dan Siswa ........................................... 53
Rumus 2 Nilai Tes Tulis Siswa ...................................................................... 54
Rumus 3 Nilai Rata-Rata Kelas ...................................................................... 55
Rumus 4 Persentase Ketuntasan Belajar ......................................................... 56

xv

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Peningkatan hasil observasi aktivitas guru ............................... 95
Diagram 4.2 Peningkatan hasil observasi aktivitas siswa .............................. 96
Diagram 4.3 Peningkatan hasil nilai rata-rata kelas ...................................... 97
Diagram 4.4 Peningkatan tingkat persentase ketuntasan belajar .................... 98
Diagram 4.5 Perbandingan peningkatan hasil siklus I dan siklus II ............... 100

xvi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Profil Sekolah
Surat Izin Penelitian dari Fakultas
Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian dari Sekolah
Kartu Bimbingan
Lampiran 2: Hasil Wawancara Guru dan Siswa
Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus I
Hasil Validasi Dokumen RPP dan Butir Soal Siklus I
RPP Siklus I
Daftar Nilai Siklus I
Hasil Lembar Kerja Siklus I
Lampiran 3: Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus II
Hasil Validasi Dokumen RPP dan Butir Soal Siklus II
RPP Siklus II
Daftar Nilai Siklus II
Hasil Lembar Kerja Siklus II

xvii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari
tentang alam beserta isinya. IPA juga merupakan salah satu disiplin ilmu yang
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA tidak hanya berisi konsep dan fakta mengenai alam tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan dan memiliki sifat alamiah. Dari konsep
dan fakta mengenai alam, manusia dapat memanfaatkan IPA untuk membantu
dalam memenuhi kebutuhan melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasi. Untuk itulah, sebuah pembelajaran IPA mulai dikenalkan dari
pendidikan dasar, menengah hingga lanjutan.
Pembelajaran IPA di sekolah dasar dirancang untuk memberikan
kemudahan bagi anak untuk mengeksploitasi lingkungan dan segala sumber
belajar lainnya.1 Maka dari itu, desain pembelajaran IPA yang diterapkan di
sekolah dasar menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara
langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan
sikap ilmiah yang dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa muncul secara
alamiah. Pembelajaran IPA di sekolah dasar meliputi pengenalan makhluk
hidup beserta proses kehidupan, benda/materi, energi beserta perubahannya
1

LAPIS PGMI, Pembelajaran IPA MI paket 1, (Surabaya : Amanah Pustaka, 2009), 12

1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

dan bumi beserta alam semesta.2 Dengan mempelajari IPA, siswa sekolah
dasar akan memiliki sikap peka terhadap lingkungan sekitar sekaligus memiliki
rasa ingin tau mengenai proses-proses perubahan yang terjadi dialam seperti
proses pembentukan tanah.
Dalam materi proses pembentukan tanah, siswa

diharapkan dapat

memenuhi kompetensi dasar berupa mendeskripsikan proses pembentukan
tanah karena pelapukan. Dari kompetensi tersebut, siswa diharapkan dapat
menjelaskan proses pembentukan tanah karena proses pelapukan, menjelaskan
jenis pelapukan dan menjelaskan jenis-jenis batuan berdasarkan proses
terbentuknya. Pada tahapan ini, guru memiliki peran penting dalam proses
pemahaman siswa mengenai proses pembentukan tanah. Guru dapat membuat
perencanaan pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan model,
metode, strategi dan media pembelajaran yang menarik.
Kondisi ideal yang diharapkan tidak mudah ditemukan di sekolah dasar.
Salah satu contohnya adalah siswa kelas V MI Tarbiyatus Shibyan Surabaya
memiliki tingkat pemahaman mata pelajaran IPA materi pembentukan tanah
tergolong rendah. Di dalam kelas V terdapat 21 siswa, hampir 60% siswa
memiliki pemahaman yang rendah terhadap materi proses pembentukan tanah. 3
Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa yang
bersangkutan. Berdasarkan wawancara tersebut, beberapa siswa kurang tepat
2

Badan Standar Nasional Pendidikan, Standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah.(Jakarta:BNSP,2006), 161
3
Hasil wawancara dengan Ibu Nur Qomariyah, M.Pd.I pada tanggal 2 Maret 2016

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

dalam menjelaskan proses pembentukan tanah dan membedakan jenis-jenis
pelapukan batuan seperti perbedaan pelapukan fisika dengan biologi ataupun
pelapukan fisika dengan kimia. Selain itu, mereka kesulitan dalam
membedakan jenis batuan berdasarkan proses terbentuknya seperti perbedaan
terbentuknya batuan sedimen dengan batuan malihan.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, pembelajaran IPA
yang dilakukan guru mata pelajaran IPA di MI Tarbiyatus Shibyan
menggunakan strategi pembelajaran langsung dan berpusat pada guru. Metode
pembelajaran yang digunakan yaitu ceramah, mencatat dan menghafal. Dalam
tingkat kognitif Bloom, menghafal merupakan tingkat kognitif sebelum tingkat
pemahaman. Siswa belum belajar pada tingkat pemahaman yang memiliki
indikator menjelaskan kembali atau menguraikan konsep mengenai proses
pembentukan tanah.
Strategi pembelajaran langsung yang diterapkan oleh guru membuat
siswa hanya mendengarkan dan melihat gambar yang ada dalam buku. Dari
hasil modifikasi teori active learning , Mel Silberman atas pernyataan Confius
bahwa:
what I hear, I forget.
what I hear and see, I remember a little.
What I hear, see and ask quastion about or discuss with someone
else, I begin to understand.
What I hear, see, discuss and do, I acquire knowledge and skill.
What I teach to another, I master
Apa yang saya dengar, saya lupa.
Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan
beberapa teman, saya mulai paham.
Apa yang saya dengar, lihat, diskusi dan lakukan, saya
memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya.4
Dari pernyataan tersebut, Mel Silberman menghendaki peran siswa tidak hanya
mendengar

melainkan

melihat

supaya

mendiskusikannya

agar

pengetahuan

mengajarkannya

dan

memahami,

lebih

paham

melakukannya
agar

walau

agar

menguasainya.

sedikit,

memperoleh
Hal

tersebut

menunjukkan bahwa strategi pembelajaran aktif dapat juga menumbuhkan nilai
karakter seperti rasa ingin tahu, komunikatif, tanggungjawab dan kepedulian
sosial.
Oleh karena itu, guru memerlukan strategi pembelajaran aktif yang
membuat siswa aktif melakukan kegiatan diskusi dan menyampaikan pendapat
dalam proses pembelajaran. Agar siswa tertarik mengikuti pembelajaran aktif,
maka guru harus dapat menciptakan pembelajaran tersebut

menjadi

pembelajaran yang menyenangkan pula. Pembelajaran yang menyenangkan
merupakan pembelajaran dimana siswa tidak merasa tertekan dan terpaksa.
Pelaksanaan pembelajaran yang menyenangkan biasanya menggunakan
kombinasi permainan di dalamnya. Dengan begitu siswa akan tertarik dan aktif
dalam proses pembelajaran.

4

Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013),
34

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Untuk

meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi proses

pembentukan tanah pada siswa kelas V MI Tarbiyatus Shibyan, maka
dipilihlah

alternatif

pemecahan

masalah

yaitu

menggunakan

strategi

pembelajaran Hollywood Square. Strategi Hollywood Square merupakan
strategi pembelajaran yang mengkombinasikan permainan di dalamnya.
Hollywood Square merupakan sebuah permainan tanya jawab yang dilakukan
di depan kelas dengan menggunakan kartu yang akan ditempelkan pada tubuh
siswa yang pertanyaannya berhasil dijawab.
Stategi ini sesuai untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam
kemampuan tanya jawab dan dapat menimbulkan keberanian dalam
mengemukakan pendapat. Mengingat siswa sebagai objek penelitian memiliki
karakteristik pasif karena guru yang selama ini hanya memberikan strategi
pembelajaran langsung maka dengan menggunakan strategi Hollywood Square,
siswa yang memiliki karakter pasif dalam pembelajaran akan menjadi aktif
untuk melakukan tanya-jawab dan diskusi dalam kelas. Diharapkan dengan
terlibatnya siswa dalam pembelajaran membuat siswa tidak hanya mengingat
namun memahami materi pelajaran.
Selain itu, dalam strategi ini terdapat unsur permainan yang dapat
membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. Dengan pembelajaran
menyenangkan maka akan mendorong siswa menjadi aktif dan tertarik untuk
berpartisipasi dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaannya, proses tanya-jawab
memicu siswa untuk menumbuhkan rasa ingin tahu sehingga strategi ini sesuai

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

dengan karakter mata pelajaran IPA yang mengharapkan siswa untuk memiliki
rasa ingin tahu secara alamiah.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa strategi Hollywood Square
dapat menjadi alternatif untuk membuat pembelajaran IPA menjadi optimal,
maka dari itu peneliti melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Strategi
Hollywood Square Dalam Meningkatkan Pemahaman Materi IPA Kelas V
MI Tarbiyatus Shibyan Surabaya”
Penggunaan strategi Hollywood Square telah dipertimbangkan peneliti
dari penelitian-penelitian terdahulu untuk mengetahui keefektifan strategi
tersebut. Pada penelitian terdahulu, strategi Hollywood Square hanya
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA. Hasil belajar tidak hanya
mencakup aspek pemahaman saja, namun dalam mengukur pemahaman sudah
pasti memiliki hasil belajar. Penelitian strategi Hollywood Square pernah
dilakukan

oleh

Aisyah

Normariza pada tahun 2010

dengan

judul

“Peningkatkan Hasil Belajar Sains Dengan Strategi Hollywood Square
Pada Siswa Kelas III SD Negeri 013 Tampan Pekanbaru”. Subjek
penelitian siswa kelas III C yaitu berjumlah 40 siswa terdiri dari 22 siswa
perempuan dan 18 siswa laki-laki. Penelitian ini menggunakan 3 siklus yang
masing-masing siklus memiliki tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi. Dalam tindakan, peneliti membuat RPP dengan materi pokok bumi
dan alam semseta. Kegiatan inti yang dilakukan peneliti yaitu memberikan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

lembar kerja siswa kemudian meminta siswa membuat pertanyaan untuk
penerapan strategi Hollywood Square.
Dalam siklus I, beberapa siswa terlihat takut dalam menjawab
pertanyaan yang diberikan kontestan. Dalam siklus II terjadi peningkatan
kepercayaan diri siswa dalam membuat dan menjawab pertanyaan namun
dalam pelaksanaan pembelajaran ada beberapa siswa yang bercakap-cakap
sendiri. Dalam siklus III semua siswa aktif berpartisipasi dengan baik dalam
KBM. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa nilai hasil belajar
pada siswa meningkat dari siklus I yaitu 65%, siklus II yaitu 78,75% dan siklus
III yaitu 97,5%. Untuk mendukung hasil belajar secara optimal, persentase
hasil aktivitas siswa menjadi meningkat seperti pada siklus I yaitu 62,71%,
siklus II 72,08% dan siklus III 81,25%.5
Selain itu, Yulia Andryani juga melakukan penelitian serupa dengan
judul “Penerapan Strategi Hollywood Square Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPS Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Pada
Murid Kelas V SDN 027 Payungsekaki Pekanbaru.” Subjek penelitian
siswa kelas Subjek penelitian siswa kelas III C yaitu berjumlah 44 siswa terdiri
dari 20 siswa perempuan dan 24 siswa laki-laki. Penelitian ini menggunakan 2
siklus yang masing-masing siklus memiliki tahapan perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi. Dalam tindakan, peneliti membuat RPP dengan materi
5

Aisyah Normariza, “Peningkatkan Hasil Belajar Sains Dengan Strategi Hollywood Square Pada
Siswa Kelas III SD Negeri 013 Tampan Pekanbaru”, skripsi (Pekanbaru: Perpustakaan
Universitas Islam Negeri Sultan Kasim Riau Pekanbaru, 2010), t.d., 63

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

Guru menggunakan media

pembelajaran berupa gambar tokoh-tokoh dari pahlawan nasional untuk
menciptakan pembelajaran yang menarik.
Dalam pelaksanaan siklus I, keaktifan siswa cukup rendah dan rasa
kepercayaan diri yang dimiliki siswa juga rendah. Pada siklus II, guru
membimbing siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah sehingga semua
siswa dapat aktif dalam KBM. Dari hasil penelitian tersebut ketuntasan belajar
siswa meningkat seperti pada sebelum siklus yaitu 45,4%, siklus I yaitu
86,36%, siklus II yaitu 100%.6

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penelitian ini
difokuskan pada permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan strategi Hollywood Square pada mata pelajaran IPA
materi proses pembentukan tanah pada siswa kelas V MI Tarbiyatus
Shibyan Surabaya?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman materi proses pembentukan tanah
setelah penerapan strategi Hollywood Square pada siswa kelas V MI
Tarbiyatus Shibyan Surabaya?

6

Yulia Andryani, “Penerapan Strategi Hollywood Square Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS
Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Pada Murid Kelas V SDN 027 Payungsekaki
Pekanbaru”, skripsi (Pekanbaru: Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sultan Kasim Riau
Pekanbaru, 2010), t.d., 55

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

C. Tindakan yang dipilih
Tindakan yang dipilih untuk menyelesaikan rumusan masalah diatas
yaitu dengan menggunakan strategi Hollywood Square untuk meningkatkan
pemahaman siswa. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian
tindakan kelas dengan menggunakan model PTK Kurt Lewin melalui siklus.
Peneliti memilih strategi Hollywood Square sebagai pemecahan masalah
karena diharapkan siswa dapat meningkatkan aktivitas dalam kemampuan
tanya jawab dan dapat menimbulkan keberanian dalam mengemukakan
pendapat. Terlibatnya siswa dalam pembelajaran dapat membuat siswa tidak
hanya mengingat namun memahami materi pelajaran. Pemilihan Strategi
Hollywood Square sebagai alternatif pemecahan masalah juga telah sesuai
dengan materi proses pembentukan tanah yang memerlukan pemahaman lebih
mengenai jenis-jenis batuan dan proses pembentukan tanah karena pelapukan
batuan.

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui penerapan strategi Hollywood Square dalam pembelajaran
IPA materi proses pembentukan tanah pada siswa kelas V MI Tarbiyatus
Shibyan Surabaya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

2. Mengetahui peningkatan pemahaman materi proses pembentukan tanah
setelah penerapan strategi Hollywood Square pada siswa kelas V MI
Tarbiyatus Shibyan Surabaya.

E. Lingkup Penelitian
Berdasarkan

rumusan

masalah

diatas,

penelitian

Peningkatan

Pemahaman Mata Pelajaran IPA Materi Proses Pembentukan Tanah dengan
strategi Hollywood Square pada kelas V MI Tarbiyatus Shibyan Surabaya
memiliki batasan-batasan agar bisa terfokus pada masalah yang dimiliki.
Batasan-batasan tersebut meliputi :
1. Subjek penelitian yaitu siswa kelas V MI Tarbiyatus Shibyan Surabaya.
2. Penelitian difokuskan kepada mata pelajaran IPA dengan materi proses
pembentukan tanah.
3. Standar Kompetensi
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam.
4. Kompetensi Dasar
7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan
5. Indikator
7.1.1 Menjelaskan proses pembentukan tanah yang disebabkan karena
proses pelapukan batuan.
7.1.2 Menjelaskan jenis-jenis pelapukan batuan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

7.1.3 Menjelaskan jenis-jenis batuan berdasarkan proses terbentuknya.

F. Manfaat Penelitian
Adapun beberapa manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa : dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, hasil belajar
dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA khususnya materi proses
pembentukan tanah di MI Tarbiyatus Shibyan Surabaya.
2. Bagi guru : sebagai masukan dalam meningkatkan keterampilan memilih
strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Selain itu,
sebagai masukan dalam menciptakan kegiatan pembelajaran yang aktif,
efektif dan menyenangkan.
3. Bagi peneliti : dapat digunakan untuk memperkaya wawasan mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran serta sebagai wahana untuk
memecahkan permasalahan pembelajaran yang ada di kelas.
4. Bagi sekolah : dapat dijadikan masukan kepada pihak sekolah untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA khususnya mengenai
materi proses pembentukan tanah.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Tinjauan tentang Pemahaman
1. Pengertian Pemahaman
Bloom berpendapat bahwa terdapat tiga jenis perilaku pemahaman,
pertama terjemahan suatu pengertian yang berarti seseorang dapat
mengkomunikasikan ke dalam bahasa lain, istilah lain atau menjadi bentuk
lain. Kedua merupakan perilaku interpretasi yang melibatkan komunikasi
sebagai penataan konfigurasi pemahaman ide yang memungkinkan
memerlukan penataan kembali ide-ide ke dalam konfigurasi baru dalam
pikiran individu. Ketiga, perilaku ekstrapolasi mencakup pemikiran atau
prediksi yang dilandasi oleh pemahaman kecenderungan atau kondisi yang
dijelaskan dalam komunikasi. 7
Menurut

W.S

Winkel

dalam

bukunya

menjelaskan

bahwa

pemahaman dalam ranah kognitif mencakup kemampuan untuk menangkap
makna dan arti dari bahan yang dipelajari. 8 Dari pernyataan tersebut, dapat
diketahui bahwa siswa dikatakan mamahami jika dapat menarik makna dari
suatu pesan yang disampaikan guru ataupun dari pengalaman belajar
mereka.

7
8

Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Kognitif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012), 44
W.S Winkel , Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta : Media Abadi, 2004), 274

12
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

Anas Sudijono mengungkapkan bahwa pemahaman merupakan
kemampuan mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai
segi.9 Siswa yang hanya mengetahui sesuatu tanpa bisa mengungkapkan
kembali dengan kata-kata sendiri secara rinci belum dapat dikatakan
memahami sesuatu. Jika siswa memahami pembelajaran maka hasil belajar
tersebut akan terekam lama di dalam otak.
Jadi pemahaman merupakan kemampuan siswa menyerap materi
pelajaran

yang

telah

dipelajari

dan

mampu

mengetahui

serta

mengungkapkan kembali secara lebih rinci mengenai materi tersebut.
Pemahaman memiliki tingkat lebih tinggi daripada mengetahui, sehingga
jika siswa memahami akan merekam hasil pembelajaran lebih lama daripada
sekedar mengetahui.
2. Indikator pemahaman
Indikator merupakan salah satu tolok ukur untuk mengukur berbagai
macam perubahan yang terjadi secara langsung ataupun tidak langsung.
Adapun indikator pemahaman dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Menguraikan
b. Memberikan contoh
c. Mengklasifikasikan
d. Menyimpulkan
e. Menduga
9

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1996), 50

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

f. Membandingkan
g. Menjelaskan.10
Dari beberapa indikator diatas dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran IPA misalnya seperti
menguraikan kembali dengan kata-kata sendiri mengenai materi pelajaran,
menemukan contoh ilustrasi konsep atau prinsip-prinsip dalam IPA,
mengklasifikasikan beberapa contoh konsep IPA dalam kehidupan seharihari, menuliskan kembali materi pelajaran yang telah diperoleh saat
pembelajaran,
membandingkan

mengambil

kesimpulan

proses-proses

alam

dari

berdasarkan

materi

pelajaran,

pengamatan

dan

menjelaskan sebab dan pengaruh terjadinya perubahan-perubahan alamiah
yang terjadi. Indikator pemahaman yang sesuai untuk mengukur tingkat
pemahaman materi proses pembentukan tanah yaitu menjelaskan kembali
proses pembentukan tanah, jenis-jenis pelapukan dan jenis-jenis batuan
berdasarkan proses terbentuknya.
3. Tingkatan-tingkatan dalam pemahaman
Pemahaman merupakan salah satu tingkatan dalam taksonomi
kognitif bloom yang tingkatannya lebih tinggi daripada pengetahuan. Bloom
menguraikan taksonomi ranah kognitif menjadi enam yaitu pengetahuan,

10

Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi…, 24

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.11 Pemahaman sendiri
memiliki beberapa tingkatan yaitu :
a. Pemahaman

tingkat

rendah.

Pemahaman

tingkat

rendah

yaitu

pemahaman penerjemahan, misalnya menerjemahkan dari kalimat
bahasa inggris ke dalam bahasa Indonesia, mengartikan slogan,
mengartikan lambang sampai dengan menerapkan prinsip-prinsip
tertentu seperti prinsip kerja dalam memasang rangkaian listrik.
b. Pemahaman tingkat madia. Pemahaman tingkat madia yaitu pemahaman
penafsiran, seperti menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan
yang diketahui berikutnya, menghubungkan beberapa bagian dari grafik
dengan kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok
sampai membedakan kalimat aktif dengan pasif dengan menghubungkan
pengetahuan tentang subjek, predikat dan objek.
c. Pemahaman tingkat tinggi. Pemahaman tingkat tinggi yaitu pemahaman
ekstrapolasi, seperti kemampuan melihat dibalik yang tertulis/tersurat,
dapat membuat perkiraan tentang konsekuensi dari suatu kejadian
sampai memperluas persepsi terkait dengan waktu, dimensi dan kasus.12
Dari beberapa tingkatan pemahaman tersebut memiliki kata kerja
operasional

seperti

menerjemahkan,

mengartikan,

menerapkan,

menghubungkan, membedakan dan memperkirakan. Masing-masing kata

11
12

Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi…, 31
Masnur Muslich, Penilaian Berbasis Kelas, (Bandung : PT Refika Aditama, 2011), 41

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

kerja tersebut dapat di gunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat
pemahaman siswa.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman
Keberhasilan dalam proses belajar-mengajar yang di lakukan oleh
guru dan siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut bisa
berasal dari dalam diri individu atau berasal dari lingkungan sekitar.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemahaman dan keberhasilan
pembelajaran yaitu : 13
a. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor dari dalam diri individu yang
mempengaruhi pembelajaran. Faktor-faktor internal meliputi :
1) Faktor fisiologis, berhubungan dengan kondisi fisik individu seperti
kesehatan jasmani. Kondisi tubuh yang lemah dapat menghambat
tercapainya hasil belajar yang maksimal. Menjaga kesehatan tubuh
dan panca indera merupakan hal yang perlu dilakukan karena panca
indera adalah pintu masuk bagi segala informasi yang diterima atau
ditangkap oleh manusia.
2) Faktor psikologis, berhubungan dengan psikis dari diri individu
seperti kecerdasan atau intelegensi siswa, motivasi, minat, sikap
dan bakat.

13

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta : Ar-Ruzz
Media, 2015), 23

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

b. Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor dari luar individu seperti
lingkungan. Faktor-faktor eksternal meliputi :
1) Lingkungan sosial meliputi lingkungan sosial sekolah, masyarakat
dan keluarga. Lingkungan sekolah yang memiliki hubungan
harmonis antara guru, administrasi dan teman-teman menjadi
pendorong siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. Lingkungan
masyarakat yang memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya
pendidikan juga dapat menjadi motivasi siswa untuk belajar dengan
baik lagi. Lingkungan keluarga yang harmonis juga dapat
mendorong siswa untuk malakukan aktivitas belajar dengan baik
pula.
2) Lingkungan non-sosial meliputi lingkungan alamiah, instrumental,
dan materi pelajaran. Lingkungan alamiah berhubungan dengan
kondisi udara, sinar matahari dan suasana dalam kelas. Sedangkan
faktor instrumental berhubungan dengan perangkat belajar seperti
gedung, alat-alat sekolah, fasilitas belajar, lapangan olahraga,
kurikulum sekolah, aturan-aturan sekolah, buku panduan, silabus
dan lain sebagainya. Faktor yang terakhir adalah faktor materi
pelajaran yang disesuaikan dengan usia perkembangan siswa dan
metode mengajar guru dalam proses belajar-mengajar.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

B. Tinjauan tentang Pembelajaran IPA
1. Pengertian Pembelajaran IPA
Pembelajaran

merupakan

akumulasi

dari konsep

mengajar

(teaching) dan konsep belajar (learning).14 Dalam pembelajaran terjadi
interaksi siswa, guru dan sumber belajar untuk saling bertukar informasi.
IPA merupakan rumpun ilmu yang memiliki karakteristik khusus
yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual baik berupa kenyataan atau
kejadian dan hubungan sebab-akibatnya.15 Menurut Volk & Ramsey, IPA
mengandung dua elemen utama yaitu proses dan produk yang saling
mengisi satu sama lain.16 Sebagai proses, IPA adalah rangkaian kegiatan
ilmiah yang menghasilkan suatu pengetahuan ilmiah yang disebut dengan
produk seperti fakta, konsep, prinsip, generalisasi, teori dan hukumhukum.
Jadi, pembelajaran IPA merupakan interaksi antara siswa, guru dan
sumber belajar mengenai peristiwa alam beserta makhluk hidup yang
tinggal di dalamnya.
2. Ruang lingkup Pembelajaran IPA di MI
Ruang lingkup pembelajaran IPA di MI meliputi aspek-aspek
berikut yaitu :17
14

LAPIS PGMI, Perencanaan Pembelajaran paket I, (Surabaya : Amanah Pustaka, 2009), 7
Asih Widi Wisudawati, Metodologi Pembelajaran IPA, (Jakarta : Bumi Aksara, 2014), 22
16
Siti Fatonah dan Zuhdan K. Prasetyo, Pembelajaran Sains, (Yogyakarta : Ombak, 2014), 7
17
Badan Standar Nasional Pendidikan, Standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah.(Jakarta:BNSP,2006) , 162
15

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

a. Makhluk hidup dan proses kehidupan seperti manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan
b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat dan gas.
c. Energi dan perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana
d. Bumi dan alam semesta meliputi tanah, bumi, tata surya dan bendabenda langit lainnya.
3. Tujuan Pembelajaran IPA di MI
Menurut Permendiknas no 22 tahun 2006, Pembelajaran IPA di
SD/MI memiliki beberapa tujuan agar siswa memiliki kemampuan :18
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya

hubungan

yang

saling

memepengaruhi

antara

IPA,

lingkungan, teknologi dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan

18

Ibid, 162

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
4. Materi Proses Pembentukan Tanah
Tanah yang ada di lingkungan kita ternyata berasal dari bebatuan.
Batu-batuan mengalami pelapukan menjadi butiran-butiran halus. Butiranbutiran halus mengumpul menjadi tanah. Batu-batuan di bumi sangat
benyak jenisnya. Setiap jenis batu mempunyai tingkat pelapukan yang
berbeda. Sebelum proses pelapukan tanah, kita ketahui jenis bebatuan.
a. Jenis-jenis Batuan
Batuan adalah salah satu komponen penyusun tanah. Di
permukaan bumi terdapat berbagai jenis bebatuan. Di antara batuan
banyak terdapat perbedaan. Setiap batuan memiliki sifat dan ciri
khusus.

Perbedaan-perbedaan

bebatuan

tergantung

pada

kandungannya. Contoh kandungan dalam bebatuan yaitu zat besi,
nikel, tembaga, emas dan bahan-bahan lain. Bahan-bahan ini
dinamakan

mineral.

Terbentuknya

bebatuan

ada

tiga

jenis,

berdasarkan proses pembentukannya yaitu batuan beku (batuan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

magma), batuan endapan (batuan sedimen), dan batuan malihan
(batuan metamorf).
1) Batuan beku
Batuan ini terbentuk dari pembekuan lava atau magma.
Lava dalam bentuk cair yang keluar dari gunung api. Lava cair
akan membeku dan membentuk batuan beku. Batuan beku
dibagi menjadi dua macam. Batuan beku dalam (intrusi) adalah
batuan beku yang mengendap di

bawah permukaan bumi.

Contohnya batu diorite dan batu granit. Adapun batuan beku
luar (ekstrusi) mengendap di atas permukaan bumi. Contohnya
batu apung dan batu obsidian.

2) Batuan endapan/sedimen
Batuan ini terbentuk karena proses pengendapan. Bentuk
batuan ini berlapis-lapis. Batuan ini berasal dari batuan yang
mengalami pelapukan, erosi dan kemudian lapukannya diangkut
air, udara atau es yang mengendap dalam cekungan endapan.
Contoh batuan endapan adalah batu kapur, batu konglomerat,
dan batu pasir.
3) Batuan malihan/metamorf
Batuan malihan adalah batuan yang berasal dari
perubahan batuan beku dan batuan endapan. Perubahan ini

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

terjadi karena adanya tekanan dan panas. Contoh batuan malihan
adalah batu marmer (berasal dari batu gamping) dan batu tulis
(berasal dari batu serpih).
b. Pelapukan Batuan menjadi Tanah
Tanah

merupakan bagian dari kerak bumi. Tanah sangatlah

penting bagi makhluk hidup. Semua makhluk hidup bergantung pada
tanah. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Tanah
mempunyai ukuran dan kesuburan yang berbeda-beda. Tanah terdiri
atas bagian-bagian tertentu yang merupakan hasil pelapukan bahan
dan sisa-sisa makhluk hidup. Pelapukan dapat terjadi karena
perbedaan suhu dan hujan.
Pelapukan ini dinamakan pelapukan fisika. Pelapukan juga
disebabkan oleh makhluk hidup. Pelapukan ini dinamakan pelapukan
biologi. Batuan yang mengalami pelapukan akan lapuk dan hancur
seperti tanah. Pelapukan ini berlangsung berjuta-juta tahun yang lalu.
1) Pelapukan fisika
Penyebab pelapukan fisika dikarenakan faktor alam.
Contohnya faktor panas (suhu) angin dan air. Faktor suhu secara
cepat dapat menyebabkan pelapukan. Saat terik matahari
bebatuan dapat mengembang. Pada saat dingin bebatuan akan
menyusut. Pergantian panas dan dingin mengakibatkan bebatuan
retak. Lama-kelamaan batu-batu tersebut pecah.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

Angin juga dapat mengakibatkan pelapukan bebatuan.
Batu

yang

sering

kena

angin

kencang

mengakibatkan

pengikisan. Pengikisan pada batu mengakibatkan erosi. Erosi
yang berkepanjangan membuat batu menjadi padang pasir.
Sehingga terjadilah padang pasir yang terbentang luas.
Air juga berpengaruh terhadap pelapukan. Air hujan
yang terus-menerus mengakibatkan pengikisan pada bebatuan.
Contoh lain, ombak di laut membentur batu di pantai. Bebatuan
di pantai akan terkikis karena benturan ombak. Bebatuan sekian
lama akan semakin habis karena terkikis.
2) Pelapukan biologi
Pelapukan secara biologi disebabkan karena kegiatan
makhluk hidup. Misalnya: tumbuhan atau lumut dan bakteri.
Tumbuhan yang hidup di bebatuan bisa memecahkan batu.
Contohnya di pinggir selokan terdapat tumbuhan. Selokan yang
ditembok akan retak bila tumbuhan semakin besar.
3) Pelapukan kimia
Pelapukan kimia terjadi oleh pengaruh zat kimia. Zat
kimia misalnya oksigen, karbondioksida, dan uap air. Besi
menjadi berkarat karena bereaksi dengan oksigen dan uap air.
Batuan dapat terkikis dan lapuk karena air hujan. Air hujan
secara alami mengandung asam dari karbondioksida. Keasaman

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

air hujan dapat meningkat oleh gas-gas buangan industri. Gas
buangan industri tersebut misalnya belerang dioksida. Belerang
dioksida dapat bereaksi dengan uap air dan gas-gas lain di udara.
Hal ini mengakibatkan terjadinya hujan asam. Hujan asam
semakin mempercepat pelapukan batuan. Akibat hujan asam
dapat dilihat pada patung-patung di tempat terbuka, seperti
patung-patung yang ada pada candi Prambanan.19
Materi proses pembentukan tanah pada pembelajaran IPA di
MI tercantum dalam Permendiknas no 22 tahun 2006 tentang standar
isi satuan pendidikan dasar dan menengah. Standar kompetensi dan
kompetensi dasar materi daur air adalah sebagai berikut :
Standar kompetensi :
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya
dengan penggunaan sumber daya alam.
Kompetensi Dasar
7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan
Dari

kompetensi

dasar

tersebut,

dapat

dikembangkan

indikator-indikator yang lebih spesifik untuk mengukur ketercapaian
pembelajaran seperti :

19

Wiwik Winarti dan Joko Winarto, Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD kelas V, (Jakarta : Mefi
Caraka, 2009), 90

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

7.1.1 Menjelaskan proses pembentukan tanah yang disebabkan karena
proses pelapukan.
7.1.2 Menjelaskan jenis-jenis pelapukan batuan.
7.1.3 Menjelaskan jenis batuan berdasarkan proses terbentuknya.

C. Tinjauan tentang Strategi Pembelajaran
1. Pengertian Strategi pembelajaran
Stategi pembelajaran merupakan gabungan dua kata yaitu strategi
dan pembelajaran. Strategi berasal dari kata benda dan kata kerja dalam
bahasa Yunani. Dalam kata benda, strategos merupakan gabungan kata
stratos (militer) dengan ago (memimpin). Dalam kata kerja, stretego
artinya merencanakan (to plan).20 Sedangkan pembelajaran adalah
kegiatan terencana yang mengkondisikan atau merangsang seseorang agar
bisa belajar dengan baik agar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

21

apabila digabung maka strategi pembelajaran adalah rencana yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang merangsang seseorang agar bisa belajar
dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Menurut Suyadi, strategi dalam konteks pendidikan merupakan
serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendid

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI WORD SQUARE PADA SISWA KELAS V Peningkatan Minat Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Melalui Penerapan Strategi Word Square Pada Siswa Kelas V SD Negeri Jetis 02 Sukoha.

0 1 10

PENERAPAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI DALAM Penerapan Metode Contextual Teaching And Learning (Ctl) Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Dalam Pembelajaran Ipa Kelas V Di Sdn Pakis Kecamatan Tambakromo.

0 0 17

PENERAPAN STRATEGI TRUE OR FALSE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI SUMBER ENERGI PANAS MATA PELAJARAN IPA KELAS II-B MI DARUN NAJAH SIDOARJO.

0 0 101

Penerapan strategi daftar terfokus untuk meningkatkan pemahaman materi indahnya kalimat thayyibah assalamu'alaikum pada mata pelajaran aqidah akhlak kelas IV MI Badrussalam Surabaya.

2 44 104

Peningkatan pemahaman materi alat pencernaan manusia mata pelajaran IPA melalui model Word Square siswa kelas V MI Bahrul Ulum Sidoarjo.

0 1 110

IMPLEMENTASI STRATEGI QUESTION NOTES DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI IPA SISWA KELAS IV MIN BUDURAN SIDOARJO.

0 0 94

PENGGUNAAN STRATEGI SQ3R UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MATERI PENYESUAIAN DIRI PADA MAKLUK HIDUP DI KELAS V A MI SALAFIYAH SURABAYA.

0 4 110

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TIM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI PECAHAN PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA SIDOARJO.

0 0 97

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI SEJARAH KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW DENGAN MEDIA WAYANG KERTAS PADA SISWA KELAS III MI TARBIYATUS SHIBYAN PETUNG PANCENG GRESIK.

1 2 95

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI SUSUNAN BUMI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS V MI DARUNNAJAH.

0 0 107